A. PENGERTIAN
Bayi baru lahir (neonatus) normaladalah bayi dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gr sampai dengan
4.000 gram. Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28
hari. Periode neonatal adalah bulan pertama kehidupan. Selama periode
neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan yang amat
manakjubkan (Hamilton, 1995).
Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan
baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin (Dewi, 2011).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
dengan 4000 gram (Kristiyanasari, 2009).
B. ETIOLOGI
1. His(Kontraksi otot rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
C. PATOFISIOLOGI
Adaptasi Fisiologis
Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
1. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran
melalui plasenta.Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paruparu (setelah tali
pada sinus
umbilikalis, sebagian
duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin
oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan
dialirkan ke plasenta melalui umbilikalis, demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis
kuat, dengan demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru
mengecil dan darah mengalir ke paru-paru, dengan demikian duktus
botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan
foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat.
3. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan
janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup
banyak.Absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran
pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan dengan adanya
mekonium (zat yang
Mekonium
imatur
(belum
matang).Hal
ini
dibuktikan
dengan
darah dari
suhu
terutama
dengan
NST
(Non
Sheviring
tumit
disatukan
sehingga
tungkai
bawah
terlihat
agak
2. Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali pusat dipotong sebelum atau
sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan
mempengaruhi
dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat
dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat
ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol
70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut
tersebut diganti setiap hari dan atau setiap tali basah / kotor. Sebelum
memotong tali pusat, pastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan
baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan.
3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum
mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan
dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus
dibungkus hangat.
4. Memberi Vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua
bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral
1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K
parenteral dengan dosis 0,5 1 mg I.M
5. Memberi Obat Tetes / Salep Mata Di beberapa negara perawatan mata
bayi baru lahir secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya
oplitalmic neonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi,
setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir.
Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan
untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual).
6. Identifikasi Bayi
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat
penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus
tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya)
tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu di
hidung
sambil
mengobservasi
pernafasan
dan
perubahan kulit.
2. Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang,
auskultasi untuk menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi
nafas pada setiap dada.
d. Pemeriksaan Penunjang
e. Nilai APGAR
f. Pengkajian
1. Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi
tampak semi koma saat tidur ; meringis atau tersenyum adalah
bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20
jam.
2. Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk
menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan
pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan metode
APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari
frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah,
ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi denyut jantung bayi
normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama
setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit
(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
3. Suhu tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5-37 C .
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada
rektal.
4. Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut
dan padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak
tangan, kaki dan selangkangan.Kulit biasanya dilapisi dengan
zat lemak berwarna putih kekuningan terutama di daerah
lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
5. Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk,
kelainan jumlah atau tidak sama sekali pada semua anggota
tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki juga lubang anus
(rektal) dan jenis kelamin.
6. Tali pusat
32cm,
mento
occipitalis
35cm.
Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 1011 cm. Panjang badan normal 48-50 cm.
10. Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau
edema, tanda vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih
(smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia
pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis
biasa terjadi.
2. PATHWAYS KEPERAWATAN
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3. Hipertermia
4. Hipotermia
5. Resiko infeksi
4. FOKUS INTERVENSI
1. Ketidakefektifan pola nafas
Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi
keperawatan pola nafas BBL kembali efektif
Kriteria hasil:
Kemudahan bernafas dan kedalaman inspirasi
Ekspansi dada simetris
Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan
Tidak ada bunyi nafas tambahan
Nafas pendek tidak ada
INTERVENSI
1. Observasi adanya pucat dan sianosis
R: Sianosis menunjukkan adanya gangguan pada pernafasan
BBL
2. Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respires
INTERVENSI
1. Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai kebutuhan
R: Suhu tubuh bayi baru lahir mudah mengalami penurunan
2. Pantau suhu bayi lahir sampai stabil
R: Suhu tubuh bayi baru lahir mudah mengalami penurunan
3. Ajarkan indikasi hipotermia dan tindakan kedaruratan yang
diperlukan sesuai dengan kebutuhan
R: Pemahaman tentang kondisi hipotermi dapat mencegah
terjadinya hipotermi
4. Selimuti bayi segera setelah dilahirkan
R: Mencegah kehilangan panas
5. Gunakan tutup kepala pada bayi baru lahir
R: Mencegah kehilangan panas
6. Tempatkan bayi baru lahir dalam incubator atau dibawah
penghangat sesuai kebutuhan
R: Menjaga suhu tubuh agar tetap hangat
4. Resiko infeksi
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam
resiko infeksi tidak menjadi actual
Kriteria hasil
BBL bebas dari tanda dan gejala infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal
INTERVENSI
1. Pantau tanda/gejala infeksi (missal.suhu tubuh, denyut jantung,
pembuangan, penampilan luka, sekresi, penampilan urin, suhu
kulit, lesi kulit, keletihan, malaise)
R: Mengetahui tanda infeksi secara dini memungkinkan
pencegahan terhadap infeksi dan mengurangi keparahan infeksi
yg mungkin sudah terjadi
2. Kaji faktor yg meningkatkan serangan infeksi (missal.usia
lanjut, tanggap imun rendah, dan malnutrisi)
R: Faktor pemberat dapat mengakibatkan infeksi berkembang
leboh cepat
3. Pantau hasil laboratorium (DPL, hitung granulosit absolut,
hasil-hasil yg berbeda, protein serum, dan albumin)
R: Perubahan hasil laboratorium mengidentifikasikan adanya
infeksi
4. Ajarkan keluarga BBL teknik mencuci tangan yg benar
DAFTAR PUSTAKA
Bobak Irene, Lowdermik Deitra Leonard, Jensen Margaret Duncan.
(2005). Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda juall. (2006). Buku Saku Diagosa Keperawatan. Jakarta :
EGC
Doenges, Marylinn E. (2001). Rencana Perawatan Maternal/Bayi :
Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien.
Jakarta : EGC
Doenges, Marylinn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3.
Jakarta: EGC
Hamilton, Persis Marry. (1995). Dasar-dasar Keperawatan Maternitas.
Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR
Diruang PERINA RS Permata Medika
Tanggal Praktek
: G2A012051
Nama Pembimbing :
Saran Pembimbing :
Tanda Tangan Pembimbing