Anda di halaman 1dari 16

ASKEP KLIEN BAYI BARU LAHIR

A. PENGERTIAN
Bayi baru lahir (neonatus) normaladalah bayi dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gr sampai dengan
4.000 gram. Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28
hari. Periode neonatal adalah bulan pertama kehidupan. Selama periode
neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan yang amat
manakjubkan (Hamilton, 1995).
Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan
baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin (Dewi, 2011).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
dengan 4000 gram (Kristiyanasari, 2009).
B. ETIOLOGI
1. His(Kontraksi otot rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
C. PATOFISIOLOGI
Adaptasi Fisiologis
Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
1. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran
melalui plasenta.Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paruparu (setelah tali

pusat dipotong).Rangsangan untuk gerakan

pernapasan pertama ialah akibat adanya tekanan mekanis pada toraks


sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan oksigen dan
peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor

pada sinus

karotis.Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan


alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan

menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam.Fungsi surfaktan untuk


mempertahankan ketegangan alveoli.
Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada
neonatus biasanya pernapasan diafragma dan abdominal.Sedangkan
respirasi setelah beberapa saat kelahiran yaitu 30 60 x / menit.
2. Jantung dan Sirkulasi Darah
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi
berasal dari

plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena

umbilikalis, sebagian

besar masuk ke vena kava inferior melalui

duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin
oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan
dialirkan ke plasenta melalui umbilikalis, demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis
kuat, dengan demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru
mengecil dan darah mengalir ke paru-paru, dengan demikian duktus
botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan
foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat.
3. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan
janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup
banyak.Absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran
pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan dengan adanya
mekonium (zat yang

berwarna hitam kehijauan).

Mekonium

merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam


pertama.
4. Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam
metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam
hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A
dan D juga sudah disimpan dalam hepar.
Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam
keadaan

imatur

(belum

matang).Hal

ini

dibuktikan

dengan

ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas penghancuran

darah dari

peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada

neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide


Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang
berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga neonatus
memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.
5. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran
karbohidrat dan

pada hari kedua energi berasal dari pembakaran

lemak. Energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam


pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga
kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.
6. Produksi panas
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan
penyesuaian

suhu

terutama

dengan

NST

(Non

Sheviring

Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran Brown Fat (lemak coklat)


yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak biasa.Cara
penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran panas mengalir dari
permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih dingin.Radiasi yaitu
kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang
lebih dingin tanpa kontak secara langsung.Evaporasi yaitu perubahan
cairan menjadi uap seperti yang terjadi jika air keluar dari paru-paru
dan kulit sebagai uap dan konduksi yaitu kehilangan panas dari
permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin dengan
kontak secara langsung.
7. Kelenjar Endoktrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada
waktu

bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih

berfungsi misalkan pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai


haid perempuan.Kelenjar tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu
lahir dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.
8. Keseimbangan Air dan Ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar
natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa
ruangan ekstraseluler luas.Fungsi ginjal belum sempurna karena

jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada


ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal, renal

blood flow (aliran darah ginjal) pada

neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.


9. Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup
maka dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan
spontan.Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan
empat bulan.Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada
kehamilan enam bulan.
Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otototot menjadi lebih sempurna.Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32
minggu dapat hidup diluar kandungan.Pada kehamilan 7 bulan maka
janin amat sensitif terhadap cahaya.
10. Imunologi
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada
kehamilan 2 bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi
dilahirkan. Khususnya pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai
dengan

bakteri dapat alat pencernaan, imunoglobolin G dibentuk

banyak dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E


diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai
sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang menyusui mendapat
kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI.
11. Sistem Integumen
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas,
semua struktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur.Epidermis
dan dermis tidak terikat dengan erat dan sangat tipis, vernik keseosa
juga bersatu dengan epidermis dan bertindak sebagai tutup pelindung
dan warna kulit bayi berwarna merah muda.
12. Sistem Hematopoiesis.
Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih
tinggi dari nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 22,5
gr/dl, Ht 44 72%, SDM 5 7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar
18000/mm3. Darah

bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb

janin.Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu kelima


dan 5% pada minggu ke 20.
13. Sistem Skelet
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan
tubuh secara keseluruhan.Kepala bayi cukup bulan berukuran
seperempat

panjang tubuh.Lengan sedikit lebih panjang daripada

tungkai.Wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika


dibandingkan lebih besar dan berat.Ukuran dan bentuk kranium dapat
mengalami distorsi akibat molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan
dan

tumit

disatukan

sehingga

tungkai

bawah

terlihat

agak

melengkung.Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak


kaki.Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki,
garis-garis telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan.
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Prawirohardjo, (2002) adalah :
1. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180/menit yang
kemudian turun sampai 140/menit 120/menit pada waktu bayi
berumur 30 menit.
2. Pernapasan cepat pada menit-menit pertama (kira-kira 80/menit)
disertai dengan pernapasan cuping hidung, retraksi suprastenal dan
intercostals, serta rintihan hanya berlangsung 10 sampai 15 menit.
3. Nilai apgar 7-10 (Lihat tabel Apgar Score).
4. Berat badan 2500 gram- 4000 gram.
5. Panjang badan lahir 48-52 cm.
6. Lingkar kepala 33-35cm.
7. Lingkar dada 30-38 cm.
8. Lingkar lengan atas 11 cm.
9. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
10. Reflek moro sudah baik, apabila dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan memeluk.
11. Grasping reflek sudah baik, apabila diletakan suatu benda di atas
telapak tangan, bayi akan mengengam.
12. Genatalia : labia mayora sudah menutupi labia minora ( pada
perempuan).
13. Testis sudah turun di scortum (pada laki-laki).

14. Eliminasi : baik urin, mekonium akan keluar dalam 24 jam


pertama.mekonium bewarna coklat kehijauan.
15. Kesadaran
Enam keadaan tentang kesadaran pada bayi baru lahir :
1. Menangis
Keadaan menangis bayi mengeluarkan aktifitas motorik yang tidak
jelas dan aktif menangis. Tangis yang normal adalah kuat dan
keras/nyaring.
2. Tidur Nyenyak
Keadaan tidur tenang bayi jarang bergerak dan pernapasan lambat
serta teratur.
3. Tidur dengan gerakan mata yang tepat (REM, rapid eye
movement).
Keadaan tidur REM bayi bernafas tidak teratur dan meringis serta
gerakan mata yang cepat.
4. Aktif sadar
Keadaan aktif-sadar, bayi memperlihatkan gerakan tubuh yang
aktif dengan ekpresi wajah tenang atau meringis.
5. Tenang sadar
Keadaan sadar-tenang, bayi sadar tapi relaks. Mata terbuka dan
terfokus.
6. Transisional
Keadaan transisional bayi mengalami dari satu keadaan sadar ke
keadaan sadar lainnya.
E. PENATALAKSANAAN
Menurut Prawirohardjo, (2005) tujuan utama perawatan bayi segera
sesudah lahir, adalah:
1. Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera
setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera
membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan
hangat.
b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang Bersihkan
hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan
yang dibungkus kassa steril.
c. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit
bayi dengan kain.

2. Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali pusat dipotong sebelum atau
sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan
mempengaruhi

bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Tali pusat

dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat
dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat
ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol
70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut
tersebut diganti setiap hari dan atau setiap tali basah / kotor. Sebelum
memotong tali pusat, pastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan
baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan.
3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum
mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan
dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus
dibungkus hangat.
4. Memberi Vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua
bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral
1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K
parenteral dengan dosis 0,5 1 mg I.M
5. Memberi Obat Tetes / Salep Mata Di beberapa negara perawatan mata
bayi baru lahir secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya
oplitalmic neonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi,
setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir.
Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan
untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual).
6. Identifikasi Bayi
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat
penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus
tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya)
tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu di

setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama,


tanggal lahir, nomor identifikasi.
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir Tujuan pemantauan bayi baru lahir
adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan
identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan
perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas
kesehatan. Pemantauan 2 jam pertama sesudah lahir meliputi :
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b. Bayi tampak aktif atau lunglai
c. Bayi kemerahan atau biru
F. KONSEP ASKEP BBL
1. PENGKAJIAN FOKUS
a. Identitas
b. Pengkajian terhadap factor resiko
1. Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan
social dan riwayat pekerjaan.
2. Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir.
3. Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health
(DM,jantung)
4. Intra Partum event :
a. Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42
minggu.
b. Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada
kala I dan II KPD 24 jam.
c. Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
d. Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari
120 x sampai dengan 140 x / menit.
e. Penggunaan analgesic.
f. Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum.
c. Pengkajian Fisik
1. Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan pada
telapak kaki, periksa potensi hidung dengan menutup sebelah
lubang

hidung

sambil

mengobservasi

pernafasan

dan

perubahan kulit.
2. Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang,
auskultasi untuk menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi
nafas pada setiap dada.

d. Pemeriksaan Penunjang
e. Nilai APGAR
f. Pengkajian
1. Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi
tampak semi koma saat tidur ; meringis atau tersenyum adalah
bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20
jam.
2. Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk
menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan
pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan metode
APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari
frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah,
ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi denyut jantung bayi
normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama
setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit
(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
3. Suhu tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5-37 C .
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada
rektal.
4. Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut
dan padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak
tangan, kaki dan selangkangan.Kulit biasanya dilapisi dengan
zat lemak berwarna putih kekuningan terutama di daerah
lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
5. Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk,
kelainan jumlah atau tidak sama sekali pada semua anggota
tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki juga lubang anus
(rektal) dan jenis kelamin.
6. Tali pusat

Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena


umbilikalis.Keadaan tali pusat harus kering, tidak ada
perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya.
7. Berat badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan
fisiologis.Namun harus waspada jangan sampai melampaui
10% dari berat badan lahir.Berat badan lahir normal adalah
2500 sampai 4000 gram.
8. Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental
berwarna gelap hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan
mulai keluar dalam 24 jam pertama.
9. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada,
lingkar lengan atas dan panjang badan dengan menggunakan
pita pengukur. Lingkar kepala fronto-occipitalis 34cm,
suboksipito-bregmantika

32cm,

mento

occipitalis

35cm.

Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 1011 cm. Panjang badan normal 48-50 cm.
10. Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau
edema, tanda vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih
(smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia
pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis
biasa terjadi.
2. PATHWAYS KEPERAWATAN

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3. Hipertermia
4. Hipotermia
5. Resiko infeksi

4. FOKUS INTERVENSI
1. Ketidakefektifan pola nafas
Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi
keperawatan pola nafas BBL kembali efektif
Kriteria hasil:
Kemudahan bernafas dan kedalaman inspirasi
Ekspansi dada simetris
Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan
Tidak ada bunyi nafas tambahan
Nafas pendek tidak ada
INTERVENSI
1. Observasi adanya pucat dan sianosis
R: Sianosis menunjukkan adanya gangguan pada pernafasan
BBL
2. Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respires

R: Mengetahui perkembangan kondisi BBL


3. Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area penurunan/tidak
adanya ventilasi dan adanya bunyi nafas tambahan
R: Mengetahui adanya kelainan dalam pernafasan BBL
4. Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk
membersihkan sekresi
R: Secret yang menumpuk dapat mengakibatkan
ketidakefektifan pola nafas
5. Kolaborasi: Berikan Non re-breathing mask dengan oksigen
R: Memenuhi kebutuhan oksigen BBL
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam
BBL menunjukkan keefektifan jalan nafas
Kriteria hasil
BBL mudah untuk bernafas
Kegelisahan, sianosis, dan dispnea tidak ada
RR dalam batas normal
INTERVENSI
1. Kaji keefektifan pemberian oksigen dan perawatan yang lain
R: Mengevaluasi keberhasilan terapi yang diberikan
2. Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk
mengetahui adanya penurunan atau tidak adanya ventilasi dan
adanya bunyi tambahan
R: Bunyi tambahan seperti ronkhi mengindikasikan adanya
secret yang menyumbat jalan nafas
3. Pantau status oksigen BBL
R: Jika SaO2 < 80% mengindikasikan adanya ketidakefektifan
jalan nafas
4. Jelaskan pada BBL dan keluarga tentang penggunaan peralatan:
O2, suction, inhalasi
R: Meningkatkan pemahaman keluarga
5. Lakukan fisioterapi dada sesuai kebutuhan
R: Memudahkan dalam pengeluaran secret
6. Kolaborasi: Berikan udara/oksigen yang telah dihumidifikas
R: Kelembaban menurunkan kekentalan secre
3. Hipotermia
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi
keperawatan hipotermia tidak terjadi
Kriteria hasil
BBL menunjukkan termoregulasi neonates (keseimbangan
antara panas yang dihasilkan, peningkatan panas, dan kehilangan
panas selama periode neonatus)

INTERVENSI
1. Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai kebutuhan
R: Suhu tubuh bayi baru lahir mudah mengalami penurunan
2. Pantau suhu bayi lahir sampai stabil
R: Suhu tubuh bayi baru lahir mudah mengalami penurunan
3. Ajarkan indikasi hipotermia dan tindakan kedaruratan yang
diperlukan sesuai dengan kebutuhan
R: Pemahaman tentang kondisi hipotermi dapat mencegah
terjadinya hipotermi
4. Selimuti bayi segera setelah dilahirkan
R: Mencegah kehilangan panas
5. Gunakan tutup kepala pada bayi baru lahir
R: Mencegah kehilangan panas
6. Tempatkan bayi baru lahir dalam incubator atau dibawah
penghangat sesuai kebutuhan
R: Menjaga suhu tubuh agar tetap hangat

4. Resiko infeksi
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam
resiko infeksi tidak menjadi actual
Kriteria hasil
BBL bebas dari tanda dan gejala infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal
INTERVENSI
1. Pantau tanda/gejala infeksi (missal.suhu tubuh, denyut jantung,
pembuangan, penampilan luka, sekresi, penampilan urin, suhu
kulit, lesi kulit, keletihan, malaise)
R: Mengetahui tanda infeksi secara dini memungkinkan
pencegahan terhadap infeksi dan mengurangi keparahan infeksi
yg mungkin sudah terjadi
2. Kaji faktor yg meningkatkan serangan infeksi (missal.usia
lanjut, tanggap imun rendah, dan malnutrisi)
R: Faktor pemberat dapat mengakibatkan infeksi berkembang
leboh cepat
3. Pantau hasil laboratorium (DPL, hitung granulosit absolut,
hasil-hasil yg berbeda, protein serum, dan albumin)
R: Perubahan hasil laboratorium mengidentifikasikan adanya
infeksi
4. Ajarkan keluarga BBL teknik mencuci tangan yg benar

R: Cuci tangan dengan benar dapat mencegah transmisi


organism
5. Ajarkan kepada keluarga BBL tanda/gejala infeksi dan kapan
harus melaporkannya ke pusat kesehatan
R: Perubahan hasil laboratorium dapat mengindikasikan adanya
infeksi
6. Berikan terapi antibiotic bila diperlukan
R: Mencegah infeksi

DAFTAR PUSTAKA
Bobak Irene, Lowdermik Deitra Leonard, Jensen Margaret Duncan.
(2005). Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda juall. (2006). Buku Saku Diagosa Keperawatan. Jakarta :
EGC
Doenges, Marylinn E. (2001). Rencana Perawatan Maternal/Bayi :
Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien.
Jakarta : EGC
Doenges, Marylinn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3.
Jakarta: EGC
Hamilton, Persis Marry. (1995). Dasar-dasar Keperawatan Maternitas.
Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Saifuddin, abdul bari. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Nanda. (2012). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta :
EGC

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR
Diruang PERINA RS Permata Medika
Tanggal Praktek

Nama Mahasiswa : Roni Jayanto


NIM

: G2A012051

Nama Pembimbing :

Saran Pembimbing :
Tanda Tangan Pembimbing

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2016

Anda mungkin juga menyukai