Anda di halaman 1dari 22

TUGAS STASE MATERNITAS

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR

OLEH :
NI KADEK NOVITA DEWI
NIM. 2022207209061

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR

A. Konsep Dasar
1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan
(Rudolph, 2015). Neonatus adalah usia bayi sejak lahir hingga akhir
bulan pertama (Koizer, 2011). Menurut depkes RI ( 2011) Bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dengan berat lahir 2500-3500 gram.
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan
keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses
kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri
kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan
berat 2.500-4.000 gram.

2. Adaptasi Bayi Baru Lahir


Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir
Pada bayi baru lahir (BBL) terjadi perubahan fungsi organ yang
meliputi
a. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran
melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-
paru (setelah tali pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakan
pernapasan pertama ialah akibat adanya tekanan mekanis pada toraks
sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan oksigen dan
peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus
karotis. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan
alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan
menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam. Fungsi surfaktan untuk
mempertahankan ketegangan alveoli.Masa alveoli akan kolaps dan
paru-paru kaku. Pernapasan pada neonatus biasanya pernapasan
diafragma dan abdominal. Sedangkan respirasi beberapa saat setelah
kelahiran yaitu 30-60 x/menit.
b. Sistem cardiovaskuler
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal
dari plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis,
sebagian besar masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena
sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh
dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke plasenta
melalui arteri umbilikalis, demikian seterusnya. Ketika janin
dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan
demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil
dan darah mengalir ke paru-paru, dengan demikian foramen
ovale,duktus arterious dan duktus venosus menutup. Arteri
umbilikalis, vena umbilikalis dan arteri hepatika menjadi ligamen.
c. Sistem hematopoiesis
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama
hari pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama.
Nilai rata-rata hemoglobin dan sel darah merah lebih tinggi dari nilai
normal orang dewasa.
Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl, Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5
juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir
mengandung sekitar 80% Hb janin. Presentasi Hb janin menurun
sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada minggu ke 20.
d. Sistem Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan
janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup
banyak. Absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran
pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan dengan adanya
mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan). Mekonium
merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam
pertama.
e. Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam
metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam
hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A
dan D juga sudah disimpan dalam hepar.Fungsi hepar janin dalam
kandungan segera setelah lahir dalam keadaan imatur (belum
matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk
meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim
hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT
(Uridin Disfosfat Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD
(Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi dalam sintesis
bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala
ikterus fisiologis.
f. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat
dan pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi
tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah
lahir diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga kadar gula darah
dapat mencapai 120 mg/100 ml.
g. Sistem termogenik
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan
penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring
Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak
coklat) yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak biasa.
Cara penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran panas
mengalir dari permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih dingin.
Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan
benda yang lebih dingin tanpa kontak secara langsung. Evaporasi
yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti yang terjadi jika air keluar
dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan konduksi yaitu kehilangan
panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin
dengan kontak secara langsung.
h. Kelenjar endokrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada
waktu bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih
berfungsi misalkan pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai
haid perempuan. Kelenjar tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu
lahir dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.
i. Keseimbangan air dan ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar
natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan
bahwa ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna
karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada
ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal) pada
neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
j. Susunan saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka
dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan
spontan. Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan
empat bulan. Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada
kehamilan enam bulan.
Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot
menjadi lebih sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32
minggu dapat hidup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka
janin amat sensitif terhadap cahaya.
k. Sistem imunitas
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada
kehamilan 2 bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi
dilahirkan. Khususnya pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai
dengan bakteri dapat alat pencernaan, imunoglobolin G dibentuk
banyak dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig
E diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai
sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang menyusui mendapat
kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI.
l. Sistem integument
Stuktur kulit bayi sudah terbentuk dari sejak lahir, tetapi masih
belum matang. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan
sangat tipis. Vernik kaseosa juga berfungsi sebagai lapisan pelindung
kulit. Kulit bayi sangat sensitif dan dapat rusak dengan mudah. Bayi
baru lahir yang cukup bulan memiliki kulit kemerahan yang akan
memucat menjadi normal beberapa jam setelah kelahiran.
Kulit sering terlihat bercak terutama sekitar ektremitas. Tangan dan
kaki sedikit sianotik (Akrosianotik). Ini disebabkan oleh
ketidakstabilan vosomotor. Stasis kapiler dan kadar hemoglobin yang
tinggi. Keadaan ini normal, bersifat sementara dan bertahan selama 7-
10 hari. Terutama jika terpajan pada udara dingin.
m. Sistem skelet
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh
secara keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat
panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai. Wajah
relatif kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika dibandingkan lebih
besar dan berat. Ukuran dan bentuk kranium dapat mengalami distorsi
akibat molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan
tumit disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung.
Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki.
Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-
garis telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan.
n. Sistem neuromuskuler
1) Reflek Pada Mata
a) Berkedip / reflek corneal
b) Reflek pupil
c) Mata boneka
2) Reflek pada Hidung
a) Bersin
b) Glabela : ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara
dua alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat.
3) Reflek pada mulut dan Tenggorokkan
a) Sucking/Menghisap
Sentuhlah langit-langit mulut bayi dengan jari, maka bayi
akan mulai menghisap
b) Muntah
c) Rooting
Menyentuh atau menekan dagu sepanjang sisi mulut akan
menyebabkan bayi membalikan kepala ke arah sisi tersebut
dan mulai menghadap: harus hilang kira-kira pada usia 3-4
bulan, tetapi dapat menetap selama 12 bulan.
d) Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan, bayi berespon dengan
mendorongnya keluar: harus menghilang pada usia 4 bulan.
e) Menguap
f) Batuk
4) Reflek pada Ekstremitas
a) Menggenggam
b) Tonick Neck
Ketika kepala bayi dimirigkan ke kiri maka lengan kirinya
akan meregang lurus sementara siku lengan kanannya akan
melipat.
c) Plantar ( reflek pada kaki )
BABINSKI: gores telapak kaki bagian luar dengan ujung jari,
maka jari-jari kakinya akan meregang. dan ibu jari kaki
dorsofleksi/menekuk ke arah telapak kaki. Ini adalah refleks
normal dan bertahan hingga usia 2 tahun.
Gores telapak kaki bagian dalam, maka jari-jari kaki akan
fleksi/menekuk dan menggenggam jari pemeriksa
d) Klonus, Pergelangan kaki: Dorsofleksi telapak kaki yang
cepat ketika menopang lutut pada posisi fleksi parsial
mengakibatkan munculnya satu sampai dua gerakan oskilasi
(denyut). Akhirnya tidak boleh ada denyut yang teraba.
e) Refleks pada Massa/Moro
Dalam posisi supine/terlentang angkat dan topang punggung
dan kepala bayi dengan 1 tangan hingga posisi setengah
duduk, dengan cepat dan hati-hati lepaskan tangan sebentar.
Kedua tangan dan kakinya teregang, kepala tertarik ke
belakang sekejap dan bayi menangis.
f) Startle : Suara keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi
lengan dengan fleksi siku: tangan tetap tergenggam: harus
hilang pada usia 4 bulan
Pathway
PROSES PERSALIAN NORMAL

Kepala bayi melewati Perubahan suhu tubuh dari Pemotongan tali pusat Adaptasi
psikologis ibu
jalan lahir suhu intra uterin yang stabil
(35-37 o C)
Perubahan peran
Adanya luka terbuka
Banyaknya cairan Suhu ruangan
Cemas
Amnion di jalan lahir
Kontaminasi pada luka
Koordinasi reflek menelan Penghilangan suhu tubuh Sekresi
oksitosin
Menghisap belum sempurna (konveksi, radiasi, evaporasi)
terhambat
Resti infeksi
Akumulasi cairan amnion Perubahan drastis suhu tubuh Pressure
the ejection
Pada jalan napas of breast
feeding

Bersihan jalan napas Proses adaptasi Ineffective


breast feeding
Tidak efektif
Resti hipothermi
Resti gangguan
pemenuhan
Kebutuhan
nutrisi
Peningkatan insisible water loss
(IWL)

Resti kekurangan volume cairan


3. Tujuan Asuhan Keperawatan
a. Tujuan Umum
Memberikan asuhan Keperawatan Maternitas dengan dengan
pola fikir yang tepat pada bayi baru lahir dan sesuai dengan standar
keperawatan maternitas
b. Tujuan Khusus
1) Mampu melakukan pengkajian yang harus dilakukan pada bayi
baru lahir.
2) Mampu melakukan analisa data pada bayi baru lahir.
3) Mengetahui diagnosa keperawatan yang ada pada bayi baru lahir.
4) Mengetahui intervensi yang harus dilakukan pada bayi baru lahir

4. Perhitungan Afgar Score


Penilaian bayi baru lahi
Afgar Score
AFGAR 0 1 2
Appearance/warna Biru/pucat Badan merah, Seluruh tubuh
kulit seluruh tubuh ekstremitas biru merah
Pulse/dengut nadi Tidak <100x/mnt >100x/mnt
terdengar
Grimace/reflek Tidak ada Gerakan sedikit Gerakan kuat
irritability respon dan melawan
Activity Lemah Feksi pada Gerakan aktif
/tonus otot ekstremitas
Respirasi Tidak ada Menagis Menangis kuat
lemah/merintih
Interpretasi skor :
0 - 3 : asfiksia berat
4 - 6 : asfiksia sedang
7 – 10 : asfiksia ringan

5. Kebutuhan BBL
a. Minum
Bayi baru lahir membutuhkan 5-7 ml atau satu sendok makan ASI
sekali minum, dan diberikan jarak 2 jam. Kebutuhan ASI memang
baru sedikit, karena ukuran lambung bayi pada usia ini hanya sebesar
biji kemiri.
b. BAB
BAB hari 1-3 disebut mekoneum yaitu fese berwarna kehitaman, hari
3-6 yaitu feses transisi warna coklat sampai kehijauan karena masih
bercampur mekoneum, selanjutnya feses berwarna kekuningan.
Segera bersihkan bayi setelah BAB agar tidak terjadi iritasi di daerah
genetalia.
c. BAK
Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat 12-24 jjam pertama
kelahiran, BAK lebih dari 8 kali sehari salah satu tanda bayi cukup
nutrisi. Setiap habis BAK segera ganti popok supaya tidak terjadi
iritasi di daerah genetalia.
d. Tidur
Dalam tidur 2 minggu pertama bayi sering tidur rata – rata 18 jam
sehari. Pada umumnya bayi mengenal malam setelah usia 3 bulan.
Jaga kehangatan bayi dengan suhu kamar yang hangat dengan
selimut bayi.
e. Kebersihan Kulit
Bayi sebaiknya mandi minimal 8 jam setelah kelahiran, sebelum
mandi sebaiknya periksa suhu tubuh bayi. Jika tidak hipotermi
lakukan skin to skin dan tutupi kepala bayi dengan ibu minimal 1
jam. Sebaiknya bayi mandi 2 kali sehari, mandikan dengan air hangat
di tempat yang hangat.
f. Keamanan
Hindari memberikan makanan selain ASI, jangan tinggalkan bayi
sendirian, jangan menggunakan alat penghangat buatan..
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak
semi koma saat tidur, meringis atau tersenyum adalah bukti tidur
dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
b. Pernapasan dan peredaran darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk
menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan
dan peredaran darah dapat digunakan metode APGAR Score.
Namun secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut jantung
dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh,
frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140
kali/menit (12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi
dari 70-100 kali/menit (tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna
ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan.
Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-
rata 42, tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan
pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun
(sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis
dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah
sistolik.
c. Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C.
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
d. Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat
dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan
selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwara
putih kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu yang disebut
verniks kaseosa.
e. Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan
jumlah atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung
rambut sampai ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis
kelamin.
f. Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan
tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan
disekitarnya.
g. Reflek
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
1) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang
mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
2) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan
dirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar
graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi reaksi.
3) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang
datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
4) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh
kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
5) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam
mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.
h. Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis.
Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat
badan lahir. Berat badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
i. Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna
gelap hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar
dalam 24 jam pertama.
j. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan
atas dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar
kepala fronto-occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm,
mento occipitalis 35cm. Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar
lengan atas normal 10-11 cm. Panjang badan normal 48-50 cm.
k. Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas
berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum
tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan napas b. de mucus berlebihan
b. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat.
c. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi
dengan lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
d. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
(pemotongan tali pusat), tali pusat masih basah.
e. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
hilangnya air (IWL), keterbatasan masukan cairan.
f. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasa.

3. Rencana Keperawatan ( tujuan , inervensi, rasional tndakan )


a. Bersihan jalan napas b. d mucus berlebihan
Tujuan
1) Respiratory status :ventilation
2) Respiratory status : airway patency
3) Vital sign status
Kriteria Hasil :
1) Mendemontrasikan batuk efektif dan suara napas yang bersih,
tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernapas dengan mudah, tidak ada pursed lips).
2) Menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa
tercekik, irama napas, frekuensi pernapasan dalam rentang
normal, tidak ada suara napas, abnormal).
3) Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi,
pernapasan).
Intervensi :
1) Airway management
a) Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust
bila perlu.
b) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
c) Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan napas
buatan.
d) Lakukan fisioterapi dada jika perlu.
e) Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan
2) Oxygen terapi
a) Pertahankan jalan napas yang paten
b) Monitor aliran oksigen
c) Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
3) Vital sign monitoring
a) Monitor TD, nadi, suhu, dan RR, sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
b) Monitor frekuensi dan pernapasan.
Rasional :
1) Management Airway sangat menentukan langkah awal dalam
membebaskan jalan napas, sehingga jalan napas menjadi bersih
tidak ada sumbatan.
2) Pemberian therapi oksigen dapat meningkatkan sirkulasi aliran
oksigen menuju ke otak sehingga kebutuhan onksigen terpenuhi.
3) Pemantauan haemodinamik harus dilakukan secata maintenence
karena haemodinamik pada bayi bisa terjadi perubahan secara
cepat.
b. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
perubahan nutrisi tidak terjadi.
Kriteria hasil:
1) Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.
2) Intake dan output makanan seimbang.
3) Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Intervensi
1) Pantau intake dan out put cairan
2) Kaji payudara ibu tentang kondisi putting
3) Lakukan breast care pada ibu secara teratur
4) Lakukan pemberian makan oral awal dengan 5-15 ml air steril
kemudian dextrosa dan PASI
5) Intruksikan ibu cara dan posisi menyusui yang tepat secara
mandiri
6) Instruksikan pada ibu agar mengkonsumsi susu ibu menyusui.
7) Pantau warna, konsentrasi, dan frekuensi berkemih.
Rasional :
1) Pada janin cukup bulan mengandung (80-100 ml). Masukan cairan
adekuat untuk metabolisme tubuh yang tinggi
2) Kondisi puting ibu sangat menentukan dalam proses menyusui,
kondisi puting inverted menggangu proses laktasi
3) Perawatan breast care untuk melancarkan dan merangsang produksi
air susu pada ibu menyusui
4) Pemberian makan awal membantu memenuhi kebutuhan kalori dan
cairan, khususnya pada bayi yang menggunakan 100-120 kal/kg
dari BB setiap 24 jam
5) Cara dan posisi ibu dalam menyusui sangat mempengaruhi proses
laktasi, sehingga proses laktasi harus dilakukan dengan benar
6) Untuk meningkatkan produksi susu ibu sehingga proses laktasi
menjadi adekuat
7) Kehilangan cairan dan kurangnya masukan oral dengan cepat
menghabiskan cairan ekstraseluler dan mengakibatkan penurunan
haluaran urin
c. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi
dengan lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
perubahan suhu tubuh tidak terjadi
Kriteria hasil :
Suhu tubuh normal 36-370 C.
Bebas dari tanda-tanda strees, dingin, tidak ada tremor, sianosis dan
pucat.

Intervensi:
1) Pertahankan suhu lingkungan dalam zona termoneural yang
ditetapkan dengan mempertimbangkan berat badan neonatus,
usia gestasi.
2) Pantau aksila bayi kulit, suhu timpatik dan lingkungan sedikitnya
setiap 30-60 mnt.
3) Kaji frekuensi pernapasan perhatikan takipnea (frekuensi >
60/mnt).
4) Tunda mandi pertama sampai suhu 36,50 C .
5) Mandikan bayi dengan cepat untuk menjaga agar bayi tidak
kedinginan.
6) Perhatikan tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit buruk, pelambatan
berkemih, membrane mukosa kering ).
7) Lakukan pemberian makan oral dini
Rasional :
1) Dalam respon terhadap suhu lingkungan yag rendah, bayi
cukup bulan meningkatkan suhu tubuhnya dengan menangis
atau meningkatkan aktivitas motorik karena banyak
mengkonsumsi oksigen
2) Stabilisasi suhu mungkin tidak terjadi sampai 8-12 jam setelah
lahir kecepatan konsumsi oksigen dan metabolisme minimal bila
suhu kulit dipertahankan diatas 36,50 C
3) Bayi menjadi takipnea dalam respon terhadap peningkatan
kebutuhan oksigen yang dihubungkan dengan stres dingin
4) Membantu mencegah kehilangan panas lanjut karena evaporasi
5) Mengurangi kemingkinan kehilangan panas melalui evaporasi
dan konveksi dan membantu menghemat energi
6) Hilangnya panas terjadi melalui vasodilatasi perifer dan melalui
augmentasi pendinginan dengan evaporasi dan penigkatan
kehilangan air kast mata
7) Untuk peningkatan 10 C (1,8 F) suhu tubuh, metabolisme dan
kebutuhan cairan meningkat kira-kira 10%. Kegagalan
menggantikan kehilangan cairan selanjutnya memperberat
status dehidrasi
d. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
(pemotongan tali pusat) tali pusat masih basah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
infeksi pada tali pusat tidak terjadi.
Kriteria hasil:
1) Bebas dari tanda-tanda infeksi.
2) TTV normal:S: 36-370C, N:70-100x/menit, RR: 40-60x/menit
3) Tali pusat mongering
Intervensi :
1) Observasi tanda-tanda infeksi
2) Pertahankan teknik septic dan aseptic.
3) Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali
perhari.
4) Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda
infeksi.
Rasional :
1) Mengetahui adanya indikasi infeksi
2) Melindungi bayi dari resiko infeksi nosokomial
3) Potensial entri organisme kedalam tubuh
4) Deteksi dini terhadap penyebaran infeksi
e. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
hilangnya air (IWL), keterbatasan masukan cairan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2x24 jam
kekurangan volume cairan tidak terjadi.
Kriteria hasil:
1) Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi yang ditandai
dengan output kurang dari 1-3ml/kg/jam.
2) Membran mukosa normal.
3) Ubun-ubun tidak cekung.
4) Temperature dalam batas normal.
Intervensi :
1) Pertahankan intake sesuai jadwal
2) Monitor intake dan output
3) Berikan infuse sesuai program
4) Kaji tanda-tanda dehidrasi, membran mukosa, ubun-ubun, turgor
kulit, mata
5) Monitor temperatur setiap 2 jam
Rasional :
1) Memantau keefektifan aturan terapeutik
2) Mengidentifikasi keseimbangan antara perkiraan pemasukan dan
kebutuhan cairan
3) Ketentuan dukungan cairan didasarkan pada perkiraan kebutuhan
bayi.
4) Deteksi dini terhadap keadaan kekuranga cairan tubuh
5) Peningkatan suhu tubuh merupakan faktor resiko meningkatnya
pengeluaran cairan tubuh melalui mekanisme konveksi, radiasi
dan evaporasi.
f. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam
orang tua mengetahui perawatan pertumbuhan dan perkembangan
bayi.
Kriteria hasil:
1) Orang tua mengatakan memahami kondisi bayi
2) Orang tua berpartisipasi dalam perawatan bayi
Intervensi :
1) Tentukan tingkat pemahaman ibu atau orang tua tentang
kebutuhan fisiologis bayi dan adaptasi terhadap kehidupan
ekstrauterus Lakukan pemeriksaan fisik bayi saat orang tua ada.
Berikan informasi tentang variasi normal dan karakteristik
seperti : pseudomentruasi, pembesaran payudara
2) Demonstrasikan dan awasi aktivitas perawatan bayi yang
berhubungan dengan posisi menyusui dan menggendong
3) Diskusikan kebutuhan nutrisi bayi, variabilitas napsu makan dari
satu pemberian makan ke berikutnya dan cara mengkaji
keadekuatan hidarasi dan nutrisi
4) Tekanan kebutuhan bayi baru lahir untuk tindak evaluasi degan
pemberi pelayanan kesehatan
Rasional :
1) Mengidentifikasi area permasalahan / kebutuhan yang
memerlukan informasi tambahan atau demonstrasi aktivitas
perawatan
2) Membantu orang tua mngenali variasi normal, dan dapat
menurunan ansietas
3) Meningkatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip dan tekhnik
perawatan bayi baru lahir
4) Menghilangkan kekhawatiran yang potensial terjadi bila
masukan bayi bervariasi dari pemberian makan ke pemberian
makan selanjutnya. Membantu menjamin persiapan dan
pemberian formula yang tepat
5) Evaluasi terus menerus penting untuk pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan
C. Daftar Pustaka
Depkes RI, 2011, Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
dan Anak (PWS-KIA), Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,
Direktorat Kesehatan Keluarga, Jakarta.
Doenges, Marilynn E. 2011. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman
Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Ed.2. Jakarta : EGC.
Kozier, Erb, Berman, & Snyder ( 2011 ). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan : Konsep, Proses & Praktik ( 7 ed, Vol. 1 ). Jakarta: EGC.
Nanda. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Rudolph, A. M. (2015). Buku Ajar Pediatri Rudolph (Voi. 1). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai