Anda di halaman 1dari 2

PENATALAKSANAAN NYERI

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


SPO/YANMED/000 00 1/2
Ditetapkan Direktur,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL

22 November 2014
Penatalaksaan nyeri adalah suatu kegiatan dan tata cara penilaian dan
PENGERTIAN penanganan nyeri pada pasien yang dilakukan secara proaktif,
multidsiplin dan kolaborasi meliputi kegiatan penialain secara individu,
perencanaan, intenvensi serta evaluasi nyeri serta penanganan nyeri.

TUJUAN Sebagai pedoman penatalaksanaan nyeri bagi pasien dan memastikan


kenyamanan pasien secara optimal melalui prosedur penilaian dan
penanganan nyeri yang proaktif

Skrining dan penilaian awal nyeri dilakukan pada semua paasien tanpa
KEBIJAKAN kecuali. Pengkajian nyeri dilakukan bila hasil skrining menunjukkan
adanya nyeri.

PROSEDUR 1. Ucapkan salam dan kenalkan diri pada pasien dan keluarga
2. Lakukan cuci tangan 6 langkah sesuai prosedur
3. Dilakukan identifikasi pada semua pasien
4. Lakukan identifikasi nyeri terhadap pasien dengan menggunakan
skala nyeri sesuai dengana kategori usia pasien secara
komprehensive termasuk lokasi, karakteristik, onset dan durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau berat-ringannya nyeri dan
faktor yang memperberat maupun memperingan nyeri.
5. Hasil pengkajian dicatat pada pengkajian nyeri
6. Jika pasien mengalami nyeri dengan skala lebih dari 0, maka
lakukan pengkajian lanjutan terhadap pasien dengan
menggunakan formulir observasi nyeri.
7. Laporkan pada DPJP tentang nyeri yang dialami pasien.
8. Berikan obat sesuai advis dokter.
9. Lakukan observasi terhadap nyeri sesuai dengan skor nyeri
dimana skor nyeri 0, maka observasi tiap 24 jam, skor nyeri 1-3
observasi dilakukan setiap shift/tiap 8 jam, skor nyeri 4-6, maka
 PENATALAKSANAAN NYERI

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :

SPO/YANMED/89 01 2/2

observasi dilakukan 2 kali/sift atau tiap 4 jam, skor nyeri 7-10


maka observasi nyeri dilakukan tiap 2 jam.
10. Untuk pasien yang berpotensi mengalami nyeri seperti pasien
pasca operasi, pasien onkologi, pasien dengan nyeri kronik, maka
dilakukan observasi nyeri setiap 2 jam pada 24 jam
pertama,kemudian setiap 4 jam.
11. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang nyeri seperti penyebab
nyeri, berapa lama berakhir, antisipasi ketidaknyamanan dari
prosedur.
12. Bila terjadi perubahan peningkatan dan penurunan skor nyeri
perawatan yang melakukan observasi harus segera melapor
kepada DPJP atau dokter jaga ruangan.
13. DPJP memberikan instruksi tatalaksana nyeri termasuk konsultasi
sejawat lain apabila diperlukan.
14. Catat semua instruksi dokter di catatan terintegrasi.

UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat Jalan, UGD, Unit Intensif, Kamar Bedah

Anda mungkin juga menyukai