40.03.91 1/2 DITETAPKAN OLEH : RSUD DIREKTUR RSUD ANUNTALOKO ANUNTALO TANGGAL TERBIT PARIGI KO PARIGI STANDAR 01 OKTOBER 2016 PROSEDUR OPERASION AL (SPO) dr. NURLAELA HARATE, MPH NIP : 19720312 2000122001 PENGERTIAN Pengkajian nyeri ulang pasien adalah suatu tindakan melakukan penilaian ulang rasa sakit/nyeri pada pasien baik pada pasien di ruang dirawat inap maupun rawat jalan
TUJUAN 1. Menjadipatokan/dasar bagipetugas dalam melakukan pengkajian
ulang rasa sakit/nyeri kepada pasien 2. Untuk menilai sejauh mana efek dari terapi yang diberikan sehingga dapat ditentukan tindakan lanjut pada pasien tersebut.
KEBIJAKAN SK Direktur Nomor: 83.15 / 800 /RSUD tentang pelayanan pasien-
pasien resiko tinggi di RSUD Anuntaloko Parigi PROSEDUR 1. Pada setiap pasien yang dirawat di ruang rawat inap dilakukan penilaian rasa sakit/nyeri ulang oleh perawat. 2. Penilaian rasa sakit/nyeri dilakukan dengan menggunakan pengkajian yang sesuai untuk masing-masing pasien.Pengkajian nyeri terdiri atas : a. Pengkajian nyeri dengan Neumeric Rating (dewasa dan anak usia ≥ 6 tahun) b. Pengkajian nyeri dengan Wong Baker FACES Pain Scale (dewasa dan anak usia ≥ 6 Tahun) c. Pengkajian nyeri dengan CONMFORT Scale ( bayi usia ≤ 6 tahun). 3. Petugas yang melakukan pengkajian rasa sakit tetap memperhatikan kondisi penyakit dasar pasien. 4. Pasien yang telah dilakukan pengkajian nyeri dapat ditentukan tindakan medis berupa pemberian analgetik sesuai dengan derajat nyeri yang diderita pasien 5. Pasien dapat dikonsul ke bagian Anestesi, terapi intensif dan manajemen nyeri bila : a. Pasien dengan nyeri sedang dan berat yang tidak berespon dengan analgetik setelah evaluasi 2 x evaluasi. b. Pasien dengan nyeri kronik yang disebabkan proses keganasan c. Pasien setelah dilakukan pembedahan PENGKAJIAN NYERI ULANG
NO. DOKUMEN : REVISI : HALAMAN :
RSUD 40.03.91 2/2 ANUNTALO KO PARIGI 6. Pengkajian ulang nyeri dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut : a. Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif setiap kali melakukan pemeriksaan fisik pada pasien. b. Dilakukan pada : pasien yang mengeluh nyeri, 1 jam setelah tata laksana nyeri, setiap 4 jam ( pada pasien yang sadar/bangun), pasien yang menjalani prosedur menyakitkan, sebelum transfer pasien dan sebelum pasien pulang dari rumah sakit. c. Pada pasien yang mengalami nyeri cardiac ( jantung ), lakukan pengkajian ulang setiap 5 menit setelah pemberian nitrat atau obat-obatan intravena. d. Pada nyeri acute / kronik lakukan pengkajian ulang tiap 30 menit sampai 1 jam setelah pemberian obat nyeri. e. 15 menit setelah obat intervensi obat injeksi f. 1 jam setelah intervensi obat oral lainnya g. 1x pershift bila skor nyeri 1-3 h. Setiap 3 jam bila skor nyeri 4-6 i. Setiap 1 jam bila skor nyeri 7-10 j. Dihentikan jika skor nyeri 0 7. Dilakukan pendokumentasian : skala nyeri, lokasi nyeri jenis tata kelola nyeri oleh perawat/Dokter, efektifitas dan tata kelola yang telah dilakukan. 8. Semua pengkajian nyeri ulang di dokumentasikan oleh rekam medis pada pengkajian ulang nyeri dan skor dicatat pada format terintegrasi UNIT TERKAIT 1. Semua SMF di lingkup RS 2. Instalasi Rekam medis 3. Petugas kesehatan dilingkup RS