UmumKambang
Ditetapkan Oleh :
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Kambang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
( dr. Yulhasmida, M.Kes )
Adalah suatu tindakan melakukan penilaian rasa sakit/ nyeri pada pasien
di RS, yang terdiri atas asesmen nyeri awal dan asesmen nyeri ulang.
1. Asesmen nyeri awal adalah suatu tindakan melakukan penilaian rasa
sakit/ nyeri pada pasien saat pasien dilayani pertama kali di rawat
PENGERTIAN jalan maupun di Unit Gawat Darurat.
2. Asesmen nyeri ulang adalah suatu tindakan melakukan penilaian
ulang rasa sakit/ nyeri pada pasien dengan keluhan nyeri baik di rawat
jalan, IGD, rawat inap maupun rawat khusus sampai pasien terbebas
dari rasa nyeri
1. Dapat mengidentifikasi yang sedang mengalami nyeri berdasarkan
TUJUAN skala nyeri sesuai usia pasien
2. Dapat memberikan penanganan nyeri yang sesuai
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Kambang No. 882
KEBIJAKAN
/RSUK.07/SK/VI/2017 Tentang Manajemen Nyeri.
1. Dokter/Perawat melakukan skrining terhadap nyeri pada semua
pasien yang diperiksa di RS Kambang.
2. Melakukan penilaian rasa sakit/nyeri dengan menggunakan
pengkajian yang sesuai untuk masing – masing pasien:
a. NIPS (Neonatal Infant Pain Scale)untuk Neonatus
b. FLACC (Face, Leg, Activity, Cray, Consolability) untuk anak
usia<3 tahun atau anak dengan gangguan kognitif atau untuk
pasien – pasien anak yang tidak dapat dinilai dengan skala lain.
c. Wong Baker FACES Pain Scale untuk pasien dewasa dan anak >3
tahun yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya
PROSEDUR
dengan angka.
d. VRS/NRS(Verbal Reting Scale/ Numeric Rating Scale)
VRS(Verbal Rating Scale) bermanfaat pada pasien periodic
pasca bedah karena secara alami verbal atau kata – kata yang
digunakan dalam skala ini tidak terlalu mengandalkan
koordinasi visual dan motoric. Skala ini digunakan pada
pasien dewasa dan anak – anak yang usianya > 8 tahun.
NRS (Numeric Rating Scale) lebih baik untuk menilai nyeri
akut, sederhana dan mudah dimengerti, sensitif terhadap dosis,
jenis kelamin, dan perbedaan etnis.
Rumah Sakit ASSESMEN NYERI PADA PASIEN
UmumKambang
3. Bila ditemukan ada rasa nyeri pada asesmen awal, lakukan asesmen
lebih mendalam.
4. Asesmen ulang dilakukan sesuai dengan protokol eskalasi
(dijabarkan)
5. Monitoring skala nyeri di lembar asesmen ulang nyeri dan monitoring
risiko jatuh.
PROSEDUR
6. Dokter/Perawat melakukan tindakan intervensi sesuai dengan derajat
nyeri yang diderita pasien
7. Pasien dan keluarga dilibatkan untuk mengatasi rasa nyeri,
kemungkinan timbulnya nyeri akibat tindakan terencana dan di
dokumentasikan pada lembar edukasi No. RM 06
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Rawat Jalan
4. Unit Neonatal
5. Intensive Care Unit/PICU
PROSEDUR 15. Lakukan dokumentasi monitoring berkala tingkat nyeri pasien pada
catatan keperawatan dan setiap pergantian shif tulis di Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) RM.04A
16. Lakukan monitoring berkala manajemen nyeri :
a. 15 menit setelah intervensi obat injeksi
b. 1 jam setelah intervensi obat oral atau lainnya
c. Setiap operan shift bila nyeri ringan (skala nyeri 0 – 3)
d. Setiap2 jam bila nyeri sedang(skala nyeri 4 – 6)
e. Setiap 1 jam bila nyeri berat(skala nyeri 7 – 10) evaluasi 15 menit
bila nyeri tidak berkurang lapor Dpjp
f. Dihentikan bila tidak nyeri
17. Jika dalam monitoring 15 menit tidak didapatkan penurunan rasa
nyeri segera dilaporkan ke DPJP
18. Jika sudah dilakukan manajemen nyeri sesuai skala nyeri dua kali
masa monitoring didapatkan nyeri menetap atau mengalami
perburukan dilaporkan ke DPJP dan disarankan untuk konsul ke
dokter anastesi.
19. Evaluasi keefektifan pengukuran kontrol nyeri yang dilakukan
dengan pengkajian terus menerus terhadap pengalaman nyeri.
20. Dorong istirahat yang adekuat/tidur untuk memfasilitasi penurunan
nyeri.
21. Beri informasi yang akurat untuk mendukung pengetahuan keluarga
dan respon untuk pengalaman nyeri.
1. ICU
UNIT TERKAIT 2. NICU
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Jalan
DitetapkanOleh :
TANGGAL TERBIT Direktur RSU Kambang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
( dr. Nita Arsanti )