RSUP Dr Johannes Leimena YR.01.01/LVI/ /2020 0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
Direktur Utama Standar Prosedur Operasional (SPO) Desember 2020 dr. Celestinus Eigya Munthe,SpKJ,MKes NIP: 196805232001121003 Suatu proses penilaian/assessment awal dan ulang yang dilakukan Pengertian oleh perawat untuk mengidentifikasi pasien dengan rasa sakit sehingga dapat diberikan penatalaksanaaan nyeri secara efektif, efisien dan holistik.
1. Sebagai kerangka acuan di dalam melakukan assesmen awal
Tujuan dan ulang nyeri di semua area pelayanan. 2. Melakukan terapi penanganan nyeri oleh unit penanganan nyeri. Kebijakan Surat Keputusan Direktur Utama No……………….. tentang Kebijakan Umum Pelayanan Medik RSUP Dr J Leimena Ambon Prosedur 1. Perawat melakukan skrining nyeri pada semua pasien yang datang pertama kali di unit gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap pada form assesmen awal 2. Assesmen awal nyeri meliputi PQRST yaitu: faktor pemicu/ memperberat faktor yang mengurangi/ menghilangkan nyeri, kualitas nyeri, lokasi nyeri, skala/ intensitas nyeri, lama nyeri. 3. Penilaian derajat nyeri dilakukan sesuai dengan umur pasien dan kondisi pasien. 4. Penilaian derajat nyeri pada neonatus dengan menggunakan skala NPAT [Neonatal Pain Assesment Tools) dimana semakin tinggi jumlah skor semakin tinggi derajat nyeri. Skor <5 intervensi yang dilakukan pemberian kenyamanan keperawatan, skor 5 pemberian paracetamol, dan skor >10 : pemberian kenyamanan keperawatan, paracetamol, narkotik. 5. Penilaian derajat nyeri pada pasien anak-anak usia 0-3 tahun menggunakan skala FLACC ( Face, Leg, Activity, Cry, Consolability), lebih 3-7 tahun menggunakan (WBS) dan lebih dari 7 tahun menggunakan skala NRS. lnterpretasi skala FLACC yaitu : tidak nyeri (0), nyeri ringan (1-3), Nyeri sedang (4-7) dan nyeri berat (8-10). Assesmen Nyeri
RSUP No. Dokumen No. Revisi Halaman
Dr Johannes Leimena YR.01.01/LVI/ /2020 0 2/2 6. Penilaian derajat nyeri pada pasien anak yang lebih dari 7 tahun Prosedur dan dewasa yang kooperatif menggunakan NRS (Numerical Rating Scale) atau VAS ( Visual Analog Scale). lnterpretasi NRS yaitu : nyeri ringan (1-4 ), nyeri sedang (5-6) dan nyeri berat NRS > 7. lnterpretasi VAS yaitu : Nyeri ringan (40 mm), nyeri sedang (40-69 mm) dan nyeri berat (70 mm). 7. Penilaian derajat nyeri pada pasien anak yang lebih dari 7 tahun dan dewasa yang tidak kooperatif menggunakan skala WBS [Wong Baker Faces rating Scale) dan pasien tidak sadar menggunakan skala BPS [Behavioral Pain Scale). lnterpretasi BPS yaitu nilai < 5 pasien bebas nyeri dan nilai >5 pasien mengalami nyeri yang perlu diterapi. 8. Penilaian derajat nyeri pada pasien geriatri menggunakan VAS atau face pain scale. 9. Penilaian derajat nyeri pada pasien kritis menggunakan VAS, BPS dan dikonfirmasi dengan keadaan klinis pasien. 10. Asesmen ulang nyeri neonatus di ruang intensif atau di ruang perawatan khusus, dilakukan minimal 1 kali setiap shift. Asesmen ulang nyeri neonatus post operasi dilakukan segera post operasi, dan dilanjutkan setiap 1 jam sampai kondisi stabil dan pemberian analgesia sudah optimal. Neonatus yang terventilasiatau mendapat analgesia dilakukan penilaian skor NPA setiap 4 jam, harus dicatat selama minimal 48 jam atau sampai 48 jam setelah penghentian analgesia. 11. Perawat melakukan asesmen ulang nyeri dan intervensi nyeri pada form intervensi dan pengkajian ulang nyeri. 12. Asesmen ulang nyeri dilakukan setiap 6 jam bila nyeri ringan, nyeri sedang setiap 60 menit setelah obat diberikan sampai intensitas nyeri ringan yang bisa ditoleransi, dan nyeri berat setiap 30 menit setelah obat diberikan sampai intensitas nyeri ringan yang bisa ditoleransi 13. Dokter melakukan verifikasi assesmen awal dan ulang nyeri yang dilakukan oleh perawat.