0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan2 halaman
Standar prosedur operasional RSUD Cilacap mengenai asesmen nyeri pada pasien. Mengatur tentang pengertian, tujuan, kebijakan, dan prosedur asesmen nyeri yang meliputi penilaian skor nyeri dengan berbagai metode sesuai umur pasien, intervensi berdasarkan hasil penilaian, serta dokumentasi dan evaluasi ulang. Asesmen nyeri bertujuan mengelola rasa sakit pasien selama perawatan di rumah sakit.
Standar prosedur operasional RSUD Cilacap mengenai asesmen nyeri pada pasien. Mengatur tentang pengertian, tujuan, kebijakan, dan prosedur asesmen nyeri yang meliputi penilaian skor nyeri dengan berbagai metode sesuai umur pasien, intervensi berdasarkan hasil penilaian, serta dokumentasi dan evaluasi ulang. Asesmen nyeri bertujuan mengelola rasa sakit pasien selama perawatan di rumah sakit.
Standar prosedur operasional RSUD Cilacap mengenai asesmen nyeri pada pasien. Mengatur tentang pengertian, tujuan, kebijakan, dan prosedur asesmen nyeri yang meliputi penilaian skor nyeri dengan berbagai metode sesuai umur pasien, intervensi berdasarkan hasil penilaian, serta dokumentasi dan evaluasi ulang. Asesmen nyeri bertujuan mengelola rasa sakit pasien selama perawatan di rumah sakit.
STANDAR PROSEDUR 01/03/2016 OPERASIONAL dr. Pramesti Griana Dewi, M.Kes, M.Si NIP. 19641128 199103 2 003 PENGERTIAN Suatu sistem pelayanan penanganan rasa sakit/nyeri yang dilakukan pada pasien yang mengalami rasa sakit/nyeri selama pasien di rawat di RSUD Cilacap TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan manajemen nyeri KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Cilacap tentang Kebijakan Umum Pelayanan di RSUD Cilacap 1. Setiap pasien yang berobat / di rawat di RSUD Cilacap harus dilakukan asesmen nyeri. Asesmen nyeri dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan tanda-tanda vital. 2. Dokter / perawat yang melakukan asesmen nyeri / penilaian rasa nyeri yang dirasakan pasien dengan menggunakan metode yang sesuai dengan umur dan kondisi pasien. 3. Metode pengukuran skor nyeri pasien meliputi : a. Numeric Rating Scale ( NRS ) digunakan pada pasien dewasa dan anak > 7 th yang dapat menunjukkan nyeri yang dirasakan dengan angka. PROSEDUR b. Wong BakerFace Pain Scale digunakan pada pasien dewasa dan anak > 3 th yang tidak dapat menunjukkan nyeri yang dirasakan dengan angka. c. FLACC ( Face, Leg, Activity, Cry and Consolability ). digunakan pada anak< 3 tahun yang belum dapat berkomunikasi atau pasien NICU yang tidak dalam pengaruh sedasi d. CCPOT ( Critical Care Pain Observation Tools ) digunakan pada pasien dalam pengaruh sedasi /tidak sadar dan pasien yang di rawat di unit ICU dengan menggunakan ventilator menggunakan CCPOT ( Critical Care Pain Observation Tools) RSUD CILACAP ASESMEN NYERI No Dokumen No Revisi Halaman
01 2/2
4. Dokter /perawat melakukan intervensi terhadap hasil penilaian
kompres hangat /dingin dan immobilisasi. - skor 4 - 6 : lakukan kolaborasi dengan DPJP/ dokter jaga untuk pemberian obat analgetik. - skor 7- 10 : DPJP kolaborasi dengan dokter spesialis syaraf atau anestesi untuk pemberian terapi PROSEDUR lanjutan.
5. Khusus untuk pasien post operasi dalam waktu 1x24 jam,
intervensi penanganan nyeri dibawah tanggung jawab dokter anestesi, jika > 24 jam dibawah tanggung jawab DPJP /dokter operator.
6. Hasil penilaian skor nyeri dan rencana penatalaksanaannya
disampaikan kepada pasien/keluarga. 7. Asesmen ulang / Penilaian skor nyeri ulang dilakukan pada saat : a. Bersamaan pengukuran tanda – tanda vital minimal 1 kali dalam setiap shift. b. 1 Jam setelah dilakukan pengelolaan nyeri dengan pemberian obat oral. c. ½ Jam bila obat yang diberikan melalui intravena atau intramuskulair. d. Setelah pasien menjalani prosedur pembedahan atau tindakan lainnya. e. Sebelum transfer pasien antar ruang atau antar rumah sakit f. Sebelum pasien pulang dari rumah sakit. 8. Setelah melakukan penilaian nyeri dan penanganan nyeri pada pasien perawat/dokter melakukan kebersihan tangan. 9. Hasil penilaian skor nyeri , intervensi dan edukasi yang dilakukan pada pasien harus di dokumentasikan dalam catatan terintegrasi, untuk pasien ICU dicatat dalam laporan monitoring 24 jam