Anda di halaman 1dari 6

ASSESMEN NYERI

RUMKIT
BHAYANGKARA No Dokumen No Revisi Halaman
DENPASAR SPO/ /I/2019/Rumkit 0 1/2

Ditetapkan,
Karumkit Bhayangkara Denpasar
Terbit tanggal

SPO 1 Januari 2019


dr. I G. A. A. DIAH YAMINI D., Sp.THT-KL
AKBP NRP 72020683
Asesmennyeri adalah suatu tindakan melakukan penilaian rasa sakit /
nyeri pada pasien di RS, yang terdiri atas asesmen nyeri awal dan
asesmen nyeri ulang.
Asesmen nyeri awal adalah suatu tindakan melakukan penilaian rasa
PENGERTIAN sakit / nyeri pada pasien saat pasien dilayani pertama kali di rawat
jalan maupun Unit GawatDarurat.
Asemen nyeri ulang adalah suatu tindakan melakukan penilaian
ulang rasa sakit / nyeri pada pasien dengan keluhan nyeri baik di
rawat jalan, UGD, rawat inap maupun rawat khusus sampai pasien
terbebas dari rasa nyeri. .
1.Semua pasien di RS dilakukan asesmen nyeri
TUJUAN 2.Semua pasien nyeri dilakukan pengelolaan nyeri sesuai
panduan manajemen nyeri
Keputusan Karumkit Bhayangkara Denpasar Nomor: Kep/ /I/2019
KEBIJAKAN
tentang manajemen nyeri di Rumkit Bhayangkara Denpasar
1. Dokter/ perawat melakukan asesmen awa terhadap nyeri
pada semua pasien yang periksa di RS.
2. Penilaian rasa sakit/nyeri dilakukan dengan menggunakan
pengkajian yang sesuai untuk masing – masing pasien:
a. Wong Baker FACES Pain Scale untuk pasien dewasa
dan anak > 3 tahun yang tidak dapat menggambarkan
intensitas nyerinya dengan angka.
PROSEDUR
b. Numeric Rating scale digunakan pada pasien dewasa
dan anak berusia > 9 tahun Evaluasi tatalaksana nyeri dan
derajat nyeri dilakukan dalam 6 jam setelah terapi dimulai.
yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan
intensitas nyeri yang dirasakannya

2
ASSESMEN NYERI

RUMKIT
BHAYANGKARA No Dokumen No Revisi Halaman
DENPASAR SPO/ /I/2019/Rumkit 0 2/2

c. Comfort Scale untuk menilai derajat sedasi pada anak


dan dewasa dengan terapi sedasi, yang dirawat di
ruang rawat intensif / kamar operasi / ruang rawat
inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Visual
Analog Scale atau Wong-Baker FACES Pain Scale.
3. Dokter/ perawat melakukan tindakan /intervene sisesuai
dengan derajat nyeri yang diderita pasien.
4. Asesment ulang nyeri dapat dilakukan: setiap shift,
mengikuti pengukuran tanda vital pasien, satu jam
setelah tatalaksana nyeri, atau sesuai jenis dan onset
obat, setelah pasien menjalani prosedur menyakitkan,
sebelum transfer pasien, dan sebelum pasien pulang dari
rumah sakit.
5. Untuk pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung),
lakukan asesmen ulang setiap 5 menit setelah pemberian
nitrat atau obat-obat intravena.
6. Pada nyeri akut / kronik, lakukan asesmen ulang tiap 30
menit – 1 jam setelah pemberian obat nyeri.
7. Hasil asesmen nyeri didokumentasikan dalam rekam
medispada form catatanterintegrasi, monitoring
terpadudanindikatormutuklinik.
8. Hasil asesmen nyeri diinformasikan kepada pasien /
keluarga dan didokumentasikan dalam rekam medis
1. Instalasi rawat jalan
UNIT TERKAIT 2. Instalasi rawat inap, ICU, OK
3. Instalasi Gawat Darurat

2
PENANGANAN NYERI INTENSITAS RINGAN

RUMKIT
BHAYANGKARA No Dokumen No Revisi Halaman
DENPASAR SPO/ /VI/2017/Rumkit 0 1/1

Ditetapkan,
Terbit tanggal Karumkit Bhayangkara Denpasar

2 Juni 2017
SPO
dr. I G. A. A. DIAH YAMINI D., Sp.THT-KL
AKBP NRP 72020683
Penanganan nyeri adalah pelayanan nyeri yang dilaksanakan oleh
PENGERTIAN DPJP dan berkonsultasi dengan dokter spesialis anastesi bila
diperlukan, agar pasien mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan
penanganan nyerinya.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan nyeri di RS
TUJUAN
Bhayangkara Denpasar.
SK Karumkit Bhayangkara Denpasar Nomor 08 Tahun 2017 Tentang
KEBIJAKAN
Hak Pasien Dan Keluarga di Rumkit Bhayangkara Denpasar
1. DPJP menentukan skor nyeri
2. Bila skor nyeri < 7 (nyeri ringan-sedang), DPJP akan langsung
melakukan penanganan nyeri.
3. Bila skor ≥ 7 (nyeri berat) DPJP langsung melakukan konsultasi
penanganan nyeri kepada dokter anastesi.
4. DPJP melakukan evaluasi terhadap penanganan nyeri terhadap
pasien.
5. Dokter anastesi menjawab konsultasi DPJP dan menyatakan
pasien rawat bersama dalam penanganan nyeri bila pasien
PROSEDUR
membutuhkan.
6. Penanganan nyeri oleh dokter anastesi dilaksanakan sampai nyeri
berkurang skor nyeri < 4
7. Bila skor nyeri < 4 dokter anastesi menyerahkan kembali
penanganan nyeri kepada DPJP
8. Pada pasien yang dilakukan pembedahan, penanganan nyeri
dimulai dari preoperasi hingga pasca operasi atau selama DPJP
tetap mengkonsulkan kepada dokter anastesi untuk rawat bersama
sampai skor nyeri < 4.
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. Instalasi ICU, OK
9. Instalasi Gawat Darurat

2
PENANGANAN NYERI
INTENSITAS BERAT

No
RUMKIT No Dokumen Halaman
Revisi
BHAYANGKARA SPO/ /VI/2017/Rumkit 1/2
0
DENPASAR
Ditetapkan,
Terbit tanggal Karumkit Bhayangkara Denpasar

SPO 2 Juni 2017


dr. I G. A. A. DIAH YAMINI D., Sp.THT-KL
AKBP NRP 72020683
Panduan penanganan nyeri intensitas berat yang dinilai dengan
PENGERTIAN
menggunakan visual Analogue Scale (VAS) ≥ 70 mm atau Numerical
Rating Scale (NRS) ≥ 7.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :
1. Medikamentosa pada penanganan nyeri akut intensitas berat di RS
Bhayangkara Denpasar untuk menghasilkan penanganan nyeri
yang adekuat.
2. Penanganan nyeri dengan kombinasi obat yang rasional dan
TUJUAN efektif.
3. Penggunaan teknik-teknik analgesia terkini secara aman dan efektif
4. Mencegah komplikasi yang ditimbulkan akibat nyeri
5. Mempercepat mobilisasi pasien dan memperpendek masa rawat
6. Meningkatkan kepuasan pasien
7. Menurunkan efek samping akibat obat analgesia
SK Karumkit Bhayangkara Denpasar Nomor 08 Tahun 2017 Tentang
KEBIJAKAN
Hak Pasien Dan Keluarga di Rumkit Bhayangkara Denpasar
1. Anamnesa dan evaluasi mengenai riwayat nyeri pasien secara
menyeluruh.
2. Penilaian intensitas nyeri dengan VAS ≥ 70 mm atau NRS ≥ 7
3. Lakukan konsultasi kepada dokter anastesi mengenai hasil evaluasi
dan anamnesis nyeri pasien.
4. Dokter anastesi memberikan kombinasi obat sesuai konsep
PROSEDUR multimodal analgesia
5. Dapat diberikan kombinasi asetaminophen, NSAID non selektif atau
selektif sesuai indikasi atau kontraindikasi.
6. Berikan opioid kuat :
a. Morfin / fentanyl intravena menggunakan mesin Patient
Controlled Analgesia (PCA) yang didahului dengan bolus awal
morfin/fentanyl

2
PENANGANAN NYERI INTENSITAS BERAT

RUMKIT
BHAYANGKARA No Dokumen No Revisi Halaman
DENPASAR SPO/ /VI/2017/Rumkit 0 2/2

intravena untuk menurunkan intensiats nyeri.


b. Regional analgesia atau blok saraf tepi menggunakan kombinasi
anastesi lokal dan atau opioid bila memungkinkan sesuai indikasi
dan kontraindikasi.
7. Evaluasi dilakukan setiap 15-30 menit untuk mencapai penurunan
intensitas nyeri berat menjadi nyeri ringan yang tolerable.
8. Bila dengan pemberian opioid pasien masih tetap nyeri tapi telah
terjadi efek samping ke arah overdosis opioid (sedasi berlebihan dan
depresi nafas), pasien dirawat di Ruang Intensif. Dapat diberikan
tambahan obat adjuvant seperti antikonvulsan, antidepresan,
antagonis NMDA, clonidine,dll.
9. Bila nyeri telah terkontrol dan stabil, pemberian opioid intravena dapat
dirubah menjadi opioid oral dengan konversi dosis intravena menjadi
oral sesuai dosis ekuianalgia.
1. Instalasi rawat inap
2. Instalasi rawat jalan
UNIT TERKAIT
3. Instalasi OK, ICU
4. Instalasi Gawat Darurat

2
PENANGANAN NYERI INTENSITAS SEDANG

RUMKIT No. Dokumen No. Revisi Halaman


BHAYANGKARA
DENPASAR SPO/ /VI/2017/Rumkit 0 1/1

Ditetapkan,
Terbit tanggal Karumkit Bhayangkara Denpasar,

SPO 2 Juni 2017


dr. I G. A. A. DIAH YAMINI D,, Sp.THT-KL
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 72020683
Panduan penanganan nyeri intensitas sedang yang dinilai dengan
PENGERTIAN menggunakan visual Analoque Scale (VAS) 50 – 69 mm atau Numerical
Rating Scale (NRS) 5-6
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :
1. Medikomentosa pada penanganan nyeri akut intensitas sedang di RS
Bhayangkara Denpasar untuk menghasilkan penanganan nyeri yang
adekuat.
2. Penanganan nyeri dengan kombinasi obat yang rasional dan efektif.
TUJUAN
3. Mencegah komplikasi yang ditimbulkan akibat nyeri
4. Memperkuat mobilisasi pasien dan memperpendek masa rawat
5. Penggunaan teknik-teknik analgesik terkini secara aman dan efektif
6. Meningkatkan kepuasan pasien.
7. Menurunkan efek samping sebagai obat analgesik.
SK Karumkit Bhayangkara Denpasar Nomor 08 Tahun 2017 Tentang Hak
KEBIJAKAN
Pasien Dan Keluarga di Rumkit Bhayangkara Denpasar
1. Anamnesa dan evaluasi mengenai riwayat nyeri pasien secara
menyeluruh.
2. Penilaian intensitas nyeri dengan VAS 50 – 69 mm atau N RS 5 – 6
3. DPJP memberikan kombinasi obat sesuai konsep, multimodal-
PROSEDUR analgesia
4. Dilakukan evaluasi penanganan nyeri setelah 15-30 menit.
5. Bila nyeri belum teratasi konsultasi kepada dokter anastesi.
6. Bila nyeri telah teratasi dilakukan evaluasi terhadap penyakit yang
mendasari.
1. Instalasi rawat inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi rawat jalan
3. Instalasi OK, UGD, ICU

Anda mungkin juga menyukai