Anda di halaman 1dari 2

KEJANG DEMAM

No. Kode : SPO/UKP/RJ/ Ditetapkan Oleh


Terbitan : 01 Kepala UPT. Puskesmas
No. Revisi : 00 Rantau Selamat
SPO Tgl. Mulai Berlaku : / /2017
Halaman : 1/2
Saniwati , SKM
Nip. 19650827 198603 2 004

1. Pengertian Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rektal> 38o C) akibat dari suatu proses ekstrakranial.
Kejang berhubungan dengan demam, tetapi tidakt erbukti adanya infeksi
intrakrani atau penyebab lain.
2. Tujuan Mengatur tata cara melakukan penanganan penderita kejang demam agar
tidak terjadi kerusakan otak lebih lanjut dan tidak terjjadi kejang berulang.
3. Kebijakan SK Kepala UPT. Puskesmas Rantau Selamat No. .... Tahun 2017

4. Referensi PERMENKES RI NO.5. Thn 2014. Panduan Praktek Klinis Dokter di


FASYANKES Primer. Hlm 228-231. Jakarta.
5. Alat dan a. Tempat tidur
Bahan b. Tensimeter
c. Stetoskop
d. Jam ada detik
e. Tongspatel
f. Thermometer
g. Tabung O²
h. Obat Diazepam
6. Langkah – Langkah
a. Pemeriksaan fisik Tanda-tanda Vital
b. Menanyakan pada keluarga adanya tanda trauma kepala, adanya kelainan Sistemik,
terpapar zat toksik, adanya tanda- tanda Infeksi pada pasien sebelum pasien mengalami
kejang.
c. Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya mengenai kejang demam dan
prognosisnya.
d. Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejangnya adalah dengan:
1) Diazepam per rektal (0,5mg/kg) maksimal 20mg/dosis. Dapat diberikan tanpa
dilarutkan.
2) Diazepam intravena (0,3mg/kg) dengan rata-rata 2mg/kg dengan rata-rata 2mg/mnt
(maks 5 mg/dosis untuk usia < 5 thn dan 10mg untuk ≥ 5mg)
e. Memberikan O² 3-5 ltr/mnt

f. Penanganan Tambahan KONSELING DAN EDUKASI


Konseling dan edukasi dilakukan untuk membantu pihak keluarga mengatasi
pengalaman menegangkan akibat kejang demam dengan memberikan informasi
mengenai:
1) Prognosis dari kejang demam.
2) Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah atau kesulitan intelektual akibat
kejang demam.
3) Kejang demam kurang dari 30 menit tidak mengakibatkan kerusakan otak.
4) Risiko kekambuhan penyakit yang sama di masa depan.
5) Rendahnya risiko terkena epilepsi dan kurangnya manfaat menggunakan terapi obat
antiepilepsi dalam mengubah risiko itu.
g. Rujuk pasien keRS terdekat apabila kejang tidak membaik setelah diberikan obat
antikonvulsiv

7. Unit terkait a. Pustu


b. Poli KIA
c. Poli Umum
d. RSU
8. Dokumen a. Rekam Medis
Terkait b. Inform Consent
c. Lembar Rujukan

Anda mungkin juga menyukai