Anda di halaman 1dari 28

KEBIJAKAN PROGRAM P2 DIARE

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau


Pekanbaru, 10 Des. 2015
Diare merupakan masalah kesehatan
di dunia, termasuk Indonesia.
Kasus Diare setiap tahun 2 Milyard
1,9 juta Anak Balita meninggal karena
Diare.
Angka Kesakitan Diare Semua Umur
214/1.000 penduduk.
Angka Kesakitan Diare Anak Balita
900/1.000 penduduk
CFR Diare Semua Umur : 23,2/100.000
CFR Diare Anak Balita : 75,3/100.000
Penyebab Kematian Penyebab Kematian
Bayi Post Neo Natal Pada Anak Balita

DBD

DBD

Diare

Sumber data kajian Masalah Kesehatan Berdasarkan Siklus Kehidupan 2011, di 15 Kab/Kota oleh Litbangkes
Penyebab Kematian Pada Anak Balita

Jml Balita Jml Balita Jml Balita Jml Balita Jml Balita
Jml Anak
Gizi Buruk CFR meninggal meninggal meninggal meninggal meninggal 1
Balita
1,7 1 thn 1 bln 1 hr 1 jam mnt
2,7

3,2
19.388.791 13,3 2.578.709 214.892 587 24 0,41
3,4

20,5

3,6
Pneumonia
* Untuk diare 11
org/jam balita
4,7
meninggal
4,9 Diare
13,3

Sumber data kajian Masalah Kesehatan Berdasarkan Siklus Kehidupan 2011, di 15 Kab/Kota
oleh Litbangkes
ILUSTRASI ANGKA KEMATIAN ANAK BALITA
KARENA DIARE DI INDONESIA

Pesawat yg berpenumpang > 250 anak Balita


Potret Sanitasi di Indonesia

Belum
Mendapat
Layanan
Pengelolaan
Sampah
76,6%
MCK yang tidak Jamban tidak
berfungsi sanitair
20,9%
49,
5%

Tidak melakukan CTPS


Tidak pada 5 waktu penting
menggunakan 81,5%
air bersih
terlindungi Sumber Data : Hasil Kajian Environmental Health Risk
42,5% Assesment (EHRA) Tahun 2012-2013
UMUM : menurunkan Angka Kesakitan dan
Kematian karena Diare, bersama
lintas program (integrasi) dan
lintas sektor (Kemitraan).
KHUSUS :
1. Tercapainya penurunan Angka Kesakit
an karena Diare.
2. Terlaksananya Tatalaksana Diare sesuai
standar.
3. Diketahuinya situasi epidemiologi dan
besarnya masalah Diare, sehingga
dapat dibuat rencana pencegahan,
penanggulangan dan pemberantasan di
semua jenjang pelayanan.
4. Terwujudnya masyarakat yg mengerti,
menghayati dan melaksanakan PHBS.
5. Tersusunnya rencana kegiatan
pengendalian di daerah : Target, logistik
dan pengelolaannya.
Pengendalian Diare berdasarkan partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat, disesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan di daerah (local area specifik).
Pengendalian Diare dilaksanakan melalui kemitraan dan
jejaring kerja (multi disiplin, lintas program dan sektor).
Pengendalian Diare dilakukan secara terpadu, baik
dalam kegiatan Preventif, Promotif maupun Kuratif.
Pengendalian Diare dikelola secara Profesional,
Berkualitas, Merata dan Terjangkau oleh masyarakat,
melalui penguatan semua sumber daya.
Penguatan Sistem Surveilans, sebagai bahan informasi
bagi pengambil kebijakan dan pelaksana program.
Pelaksanaan pengendalian Diare harus efektif dan
efisien melalui pengawasan yang intensif serta
berkualitas, dengan pemantapan sistem dan prosedur,
bimbingan dan evaluasi
STRATEGI
1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk
ber PHBS sehingga terhindar dari Diare.
2. Mendorong dan memfasilitasi pengembangan potensi
dan peran serta masyarakat dalam penyebarluasan
informasi tentang Diare.
3. Mengembangkan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) yang
efektif dan efisien (kelompok berisiko).
4. Meningkatkan pengetahuan petugas dan keterampilan
dalam Tatalaksana Diare sesuai standar di seluruh
fasilitas kesehatan.
STRATEGI
5. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas melalui peningkatan
sumber daya manusia dan penguatan institusi, serta
standarisasi pelayanan.
6. Meningkatkan surveilans epidemiologi Diare di semua
fasilitas pelayanan kesehatan.
7. Mengembangkan Jejaring Kemitraan secara multi
disiplin lintas program dan sektor di semua jenjang,
baik pemerintah maupun swasta.
KEGIATAN
1. Advokasi dan sosialisasi kepada pemangku kepentingan.
2. Sosialisasi dan edukasi tentang pengendalian Diare kepada
petugas kesehatan terkait.
3. Promkes kepada masyarakat melalui media komunikasi,
baik cetak maupun elektronik.
4. Penyusunan dan pengembangan pedoman pengendalian
dan Tatalaksana Diare sesuai standar.
5. Penanganan penderita Diare sesuai Tatalaksana standar.
KEGIATAN

6. Surveilans Epidemiologi dan bantuan Teknis dalam


penanggulangan KLB Diare.
7. Upaya pencegahan dengan melibatkan lintas program,
sektor terkait dan masyarakat.
8. Pengelolaan Logistik sebagai sarana penunjang program.
9. Pemantauan dan evaluasi secara berkala dan
berkesinambungan
Kebijakan P2 ISPA
20
Subdit Pengendalian ISPA
Permenkes 1144/MENKES/PER/VIII/2010
Pasal 301
Subdirektorat Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta bimbingan teknis, kerjasama/kemitraan, pemantauan,
evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pengendalian penyakit
infeksi saluran pernafasan akut

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1537A/MENKES/SK/XII/2002


tentang pedoman pemberantasan penyakit infeksi saluran pernapasan akut
penanggulangan pneumonia pada Balita
Ruang Lingkup Pengendalian ISPA

Awalnya fokus pengendalian pneumonia balita


Lalu berkembang :
1. Pengendalian pneumonia Balita.
2. Pengendalian ISPA umur ≥5 tahun
3. Kesiapsiagaan dan respon terhadap pandemi
influenza serta penyakit saluran pernapasan
lain yang menjadi perhatian, meresahkan
masyarakat dan berpotensi wabah.
4. Faktor risiko ISPA.
Kegiatan Pokok
1. Advokasi & sosialisasi
2. Penguatan jejaring kerja dan Tim Ahli
3. Penguatan penemuan & tatalaksana
pneumonia
4. Penguatan pemberdayaan masyarakat
5. Dukungan logistik daerah
6. Supervisi
7. Pencatatan dan pelaporan
8. Kemitraan
9. Manajemen program
Kondisi Kita...
 Sebagian besar SDM ISPA belum terlatih
 Ketergantungan Daerah kepada Pusat (Fasilitator/Nara
Sumber, dukungan logistik; Alkes, pedoman, media KIE, dll)
 Hanya beberapa daerah yang memiliki dana operasional,
namun terbatas.
 Daerah belum menindaklanjuti rencana kontijensi dan
kesiapsiagaan pandemi
Mari perkuat

SDM

Kemitraan &
jejaring Tatalaksana

Pemberdayaan
masyarakat Dana

Logistik RR
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai