Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS

(PROLANIS)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4 :

1. ARIFAH ZENI M.K (1702048)


2. ARMA KURNIA PUTRI (1702049)
3. FAHRI ADI N. (1702059)
4. RATNA PUSPITA SARI (1702073)
5. ISKANDAR PRASETYO (1702080)
6. WAHYU RATNA SEJATI (1702083)

PRODI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpah hidayah, rahmat dan
lindungannya, akhirnya makalah ini kami selesaikan dengan lancar. Makalah ini kami susun
untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komunitas. Selain itu kami menyusun makalah
ini untuk menambah wawasan untuk memahami tentang program pengelolaan penyakit kronis
(Prolanis).
          Mungkin makalah yang kami buat ini belum sempurna karna kami juga masih dalam
proses belajar, oleh karena itu kami menerima saran/kritikan pembaca supaya makalah
selanjutnya bisa lebih baik dari sebelumnya. Dalam makalah ini kami membahas tentang
Posyandu Lansia. Semoga makalah kami buat ini bisa bermafaat bagi pembaca. Demikianlah
makalah yang kami susun dan jika ada tulisan atau perkataan yang kurang berkenan (sopan)
kami mohon maaf sebesar-besarnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Klaten, 10 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................................3

BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Prolanis.............................................................................................................4
B. Tujuan Prolanis...................................................................................................................4
C. Sasaran dan Bentuk Pelaksanaan Prolanis..........................................................................5
D. Penanggungjawab...............................................................................................................5
E. Langkah pelaksanaan……………..……………………………………………………...5
F. Aktivitas Prolanis………………………………………………………………………… 7
G. Ha – hal yang perlu diperhatikan ………………………………………………………. 9
H. Rasio prolanis …………………………………………………………………………… 9

BAB III : PENUTUP


A. Simpulan...........................................................................................................................11
B. Saran.................................................................................................................................11

DaftarPustaka…………………………………………………………………….……….....12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini Indonesia mengalami transisi epidemiologi, dimana terjadi penurunan


prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensipenyakit tidak menular
(PTM) atau penyakit degeneratif. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007. Program pemerintah dalam sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif
yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, Fasilitas Kesehatan dan
BPJS Kesehatan adalah PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis). Tujuan
PROLANIS adalah Mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas
hidup optimal pada pemeriksaan spesifik terhadap penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi
sesuai Panduan Klinis terkait sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi (BPJS,
2015). Pengetahuan masyarakat tentang PROLANIS perlu ditingkatkan untuk
meningkatkan minat dan motivasi karena PROLANIS terhenti sejak sekitar sebulan yg
lalu (terakhir dilaksanakan pertengahan oktober) karena anggaran bpjs tidak turun
(Hafizhah, 2016).
Prolanis adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang
dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS
Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang
menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya
pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Kegiatan Prolanis ini tentunya sangat
bermanfaat bagi kesehatan para pengguna peserta BPJS. Prolanis ini adalah mendorong
peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal pada pemeriksaan
spesifik terhadap penyakit DM tipe 2 dan hipertensi sesuai panduan klinis terkait
sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit (BPJS Kesehatan, 2014).
Kendala PROLANIS merupakan program baru dari pemerintah sehingga banyak
masyarakat belum mengetahui dan sebagai petugas kesehatan memepunyai kewajiban
dalam sosialisasi dan penggerak dalam kegiatan. Pada PROLANIS terdapat kerancuan
dalam program yang sebagian besar pasien lansia, bukan hanya untuk penyakit kronis,
namun di program tersebut pasien penyakit kronis juga otomatis terjaring karena ada

1
pemeriksaan gula darah. Pada Agenda prolanis terdiri atas: senam pagi, pemeriksaan,
pengobatan, penyuluhan, dan makan bersama. Pada masalah dana ada pemotongan
anggaran dan dananya tidak turun. Padahal dana tersebut sangat diperlukan untuk
penyediaan transport petugas, konsumsi peserta, dipstick/alat pemeriksaan lainnya. Pada
bagian prolanis lain seperti home visit dan sms gateway tidak dilakukan karena masalah
dana (Hafizhah, 2015). Pasien hipertensi dan diabetes militus yang tidak mengikuti
PROLANIS akan terjadi komplikasi, karena PROLANIS akan mengontrol tekanan dan
gula darah sehingga dalam keadaan normal dan terhindar dari komplikasi.

Mensukseskan program pemerintah diperlukan sosialisasi dan motivasi tenaga


kesehatan tentang PROLANIS kepada masyarakat dan sehingga akan mengajak pasien
DM dan hipertensi berpartisipasi dalam kesuksesan program PROLANIS adalah suatu
sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara
terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam
rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit
kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan
yang efektif dan efisien (BPJS Kesehatan,2014). Adanya program Prolanis ini untuk
meningkatkan kualitas hidup peserta BPJS yang menderita penyakit kronis terutama
diabetes mellitus (DM) tipe II dan hipertensi. Prolanis ini dilaksanakan oleh fasilitas
kesehatan tingkat pertama (FKTP) baik FKTP pemerintah maupun FKTP swasta.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan PROLANIS ?
2. Apa tujuan dari PROLANIS ?
3. Bagaimana sasaran dan bentuk pelaksanaan PROLANIS ?
4. Siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan PROLANIS ?
5. Bagaimananakah pelaksanaan, aktfitas, hal – hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan PROLANIS ?

2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari PROLANIS.
2. Untuk mengetahui tujuan dari PROLANIS.
3. Untuk memahami sasaran dan bentuk PROLANIS.
4. Untuk memahami penanggung jawab dari PROLANIS.
5. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan PROLANIS.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi PROLANIS

PROLANIS adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif


yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, Fasilitas Kesehatan, dan
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan dalam rangka pemeliharaan
kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai
kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
Program tersebut memadukan sistem pelayanan kesehatan dan komunikasi kepada
populasi yang memiliki kondisi dimana kemandirian diri merupakan hal utama.
PROLANIS menurut peraturan BPJS Kesehatan nomor 2 tahun 2015 adalah suatu
sistem yang memadukan antara penatalaksanaan pelayanan kesehatan dan komunikasi
bagi sekelompok peserta dengan kondisi penyakit tertentu melalui upaya penanganan
penyakit secara mandiri. PROLANIS merupakan salah satu program promotif preventif
yang dijalankan oleh FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) yang diusung
kerjasama dengan BPJS Kesehatan di antara program lainnya seperti penyuluhan
kesehatan, imunisasi, Keluarga Berencana (KB), dan skrining kesehatan.

B. Tujuan PROLANIS

Mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal


dengan indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke Faskes Tingkat Pertama
memiliki hasil baik pada pemeriksaan spesifik terhadap penyakit DM (Diabetes Mellitus)
Tipe 2 dan Hipertensi sesuai panduan klinis terkait sehingga dapat mencegah timbulnya
komplikasi penyakit. Selain itu tujuan dibuatnya PROLANIS adalah untuk mendorong
kemandirian peserta, meningkatkan kepuasan peserta, meningkatkan kualitas kesehatan
peserta, dan mengendalikan biaya pelayanan kesehatan dalam jangka panjang.

4
C. Sasaran dan Bentuk Pelaksanaan PROLANIS

Seluruh Peserta BPJS Kesehatan penyandang penyakit kronis terutama DM Tipe


2 dan Hipertensi. Aktifitas dalam PROLANIS meliputi aktifitas konsultasi medis atau
edukasi, Home Visit, Reminder, aktifitas klub, pelayanan obat secara rutin, dan
pemantauan status kesehatan.

D. Penanggungjawab

Penanggungjawab PROLANIS adalah Kantor Cabang BPJS Kesehatan bagian


Manajemen Pelayanan Primer.

E. Langkah Pelaksanaan

Persiapan pelaksanaan PROLANIS dijelaskan sebagai berikut:


1. Melakukan identifikasi data peserta sasaran berdasarkan:
a. Hasil Skrining Riwayat Kesehatan dan atau
b. Hasil Diagnosa DM dan HT (pada Faskes Tingkat Pertama maupun RS)
2. Menentukan target sasaran
3. Melakukan pemetaan Faskes Dokter Keluarga/ Puskesmas berdasarkan distribusi
target sasaran peserta
4. Menyelenggarakan sosialisasi Prolanis kepada Faskes Pengelola
5. Melakukan pemetaan jejaring Faskes Pengelola (Apotek, Laboratorium)
6. Permintaan pernyataan kesediaan jejaring Faskes untuk melayani peserta
PROLANIS
7. Melakukan sosialisasi PROLANIS kepada peserta (instansi, pertemuan kelompok
pasien kronis di RS, dan lain-lain)
8. Penawaran kesediaan terhadap peserta penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan
Hipertensi untuk bergabung dalam PROLANIS
9. Melakukan verifikasi terhadap kesesuaian data diagnosa dengan form kesediaan
yang diberikan oleh calon peserta Prolanis
10. Mendistribusikan buku pemantauan status kesehatan kepada peserta terdaftar
PROLANIS

5
11. Melakukan rekapitulasi data peserta terdaftar
12. Melakukan entri data peserta dan pemberian flag peserta PROLANIS
13. Melakukan distribusi data peserta Prolanis sesuai Faskes Pengelola
14. Bersama dengan Faskes melakukan rekapitulasi data pemeriksaan status kesehatan
peserta, meliputi pemeriksaan GDP, GDPP, Tekanan Darah, IMT, HbA1C. Bagi
peserta yang belum pernah dilakukan pemeriksaan, harus segera dilakukan
pemeriksaan
15. Melakukan rekapitulasi data hasil pencatatan status kesehatan awal peserta per
Faskes Pengelola (data merupakan luaran Aplikasi P-Care)
16. Melakukan Monitoring aktifitas PROLANIS pada masing-masing Faskes
Pengelola:
a. Menerima laporan aktifitas PROLANIS dari Faskes Pengelola
b. Menganalisa data
17. Menyusun umpan balik kinerja Faskes PROLANIS
18. Membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional/ Kantor Pusat.

Gambar 2.1 Skema pengelolaan penyakit kronis bagi peserta BPJS kesehatan

6
F. Aktifitas PROLANIS

Aktifitas yang dijalankan pada PROLANIS yaitu konsultasi medis, edukasi


kelompok peserta PROLANIS (Klub Risti), reminder, homevisit, pelayanan obat secara
rutin, dan pemantauan kesehatan.
Jadwal konsultasi medis peserta PROLANIS disepakati bersama antara peserta
dengan faskes pengelola. Peserta dapat menyampaikan keluhan yang dirasakan kepada
pelayanan kesehatan sehinggakeadaan pasien dapat terkontrol oleh faskes pengelola.Selain
itu untuk menjaga kebugaran peserta PROLANIS diadakan program olahraga rutin oleh
faskes pengelola seperti senam PROLANIS.
Edukasi kelompok peserta PROLANIS (edukasi klub risti) adalah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam upaya memulihkan penyakit dan mencegah
timbulnya kembali penyakit serta meningkatkan status kesehatan bagi peserta PROLANIS.
Sasaran dari klub PROLANIS adalah terbentuknya kelompok peserta (Klub) PROLANIS
yang minimal satu Faskes Pengelola mengelola satu Klub. Pengelompokan diutamakan
berdasarkan kondisi kesehatan peserta dan kebutuhan edukasi.
Langkah pertama yang dilakukan untuk edukasi kelompok peserta PROLANIS
yaitu mendorong Faskes Pengelola melakukan identifikasi peserta terdaftar sesuai tingkat
severitas penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi yang disandang. Faskes pengelola melakukan
skrining terhadap pasien tersebut untuk diketahui tingkat atau derajat dari penyakit yang
dialami. Kemudian memfasilitasi koordinasi antara Faskes Pengelola dengan Organisasi
Profesi atau Dokter Spesialis diwilayahnya dan memfasilitasi penyusunan kepengurusan
dalam Klub. Selanjutnya memfasilitasi penyusunan kriteria Duta PROLANIS yang berasal
dari peserta. Duta PROLANIS bertindak sebagai motivator dalam kelompok Prolanis
(membantu Faskes Pengelola melakukan proses edukasi bagi anggota Klub yang lainnya).
Langkah selanjutnya yaitu memfasilitasi penyusunan jadwal dan rencana aktifitas Klub
minimal 3 bulan pertama, kemudian melakukan Monitoring aktifitas edukasi pada masing-
masing Faskes Pengelola yaitu dengan menerima laporan aktifitas edukasi dari Faskes
Pengelola dan menganalisis data. Setelah itu dilakukan penyusunan umpan balik kinerja
Faskes PROLANIS da membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional/Kantor Pusat
dengan tembusan kepada Organisasi Profesi terkait diwilayahnya.

7
Aktivitas PROLANIS selanjutnya yaitu reminder melalui SMS Gateway. Reminder
adalah kegiatan untuk memotivasi peserta untuk melakukan kunjungan rutin kepada Faskes
Pengelola melalui pengingatan jadwal konsultasi ke Faskes Pengelola tersebut.1,2
Sasaran SMS Gateway adalah tersampaikannya reminder jadwal konsultasi peserta
ke masing-masing Faskes Pengelola. Langkah – langkah yang dilakukan untuk SMS
Gateway adalah melakukan rekapitulasi nomor handphone peserta PROLANIS atau
keluarga peserta per masing-masing Faskes Pengelola, kemudian memasukan data nomor
handphone kedalam aplikasi SMS Gateway, dan melakukan rekapitulasi data kunjungan
dari peserta per Faskes Pengelola. Selanjutnya dilakukan pemasukan data jadwal
kunjungan dari peserta per Faskes Pengelola, kemudian melakukan monitoring aktifitas
reminder (melakukan rekapitulasi jumlah peserta yang telah mendapat reminder),
melakukan analisa data berdasarkan jumlah peserta yang mendapat reminder dengan
jumlah kunjungan, dan membuat laporan kepada kantor divisi regional atau kantor pusat.
Home Visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah peserta PROLANIS
untuk pemberian informasi atau edukasi kesehatan diri dan lingkungan bagi peserta
PROLANIS dan keluarga. Sasaran home visit yaitu peserta PROLANIS dengan kriteria
peserta baru terdaftar, peserta tidak hadir terapi di Dokter Praktek
Perorangan/Klinik/Puskesmas 3 bulan berturut-turut, peserta dengan GDP/GDPP di bawah
standar 3 bulan berturut-turut (PPDM), peserta dengan tekanan darah tidak terkontrol 3
bulan berturut-turut (PPHT),dan peserta pasca opname.
Langkah–langkah yang harus dikerjakan saat melakukan home visit yaitu
melakukan identifikasi sasaran peserta yang perlu dilakukan Home Visit, memfasilitasi
Faskes Pengelola untuk menetapkan waktu kunjungan, bila diperlukan dilakukan
pendampingan pelaksanaan Home Visit, melakukan administrasi Home Visit kepada Faskes
Pengelola dengan berkas formulir Home Visit yang mendapat tanda tangan
Peserta/Keluarga peserta yang dikunjungi dan lembar tindak lanjut dari Home Visit/lembar
anjuran Faskes Pengelola. Kemudian dilakukan monitoring aktifitas Home Visit
(melakukan rekapitulasi jumlah peserta yang telah mendapat Home Visit), melakukan
analisa data berdasarkan jumlah peserta yang mendapat Home Visit dengan jumlah
peningkatan angka kunjungan dan status kesehatan peserta, dan membuat laporan kepada
kantor divisi regional atau kantor pusat.

8
Aktifitas PROLANIS lain yaitu pelayanan obat secara rutin termasuk kaitannya
dengan Program Rujuk Balik (PRB) dan pemantauan kesehatan. Program rujuk balik
adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita penyakit kronis dengan
kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka
panjang yang dilaksanakan di faskes tingkat pertama atas rekomendasi atau rujukan balik
dari dokter spesiali atau sub spesialis yang merawat

G. Hal-hal yang Perlu Mendapat Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjalani program PROLANIS


diantaranya pengisian formulir kesediaan bergabung dalam PROLANIS oleh calon
peserta PROLANIS. Peserta PROLANIS harus sudah mendapat penjelasan tentang
program dan telah menyatakan kesediaannya untuk bergabung.
Validasi kesesuaian diagnosa medis dengan calon peserta. Peserta PROLANIS adalah
peserta BPJS yang dinyatakan telah terdiagnosa DM Tipe 2 dan atau Hipertensi oleh Dokter
Spesialis di Faskes Tingkat Lanjutan. Peserta yang telah terdaftar dalam PROLANIS harus
dilakukan proses entri data dan pemberian flag peserta didalam aplikasi kepesertaan. Demikian
pula dengan peserta yang keluar dari program. Pencatatan dan pelaporan informasi peserta
dimasukan dalam aplikasi Pelayanan Primer (P-Care).

H. Rasio Peserta PROLANIS Rutin Berkunjung Ke FKTP


Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP adalah indikator untuk
mengetahui pemanfaatan FKTP oleh Peserta Prolanis dan kesinambungan FKTP dalam
melaksanakan pemeliharaan kesehatan Peserta Prolanis sebagaimana dijelaskan dalam
pasal 31 ayat (2) pada Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 2 Tahun 2015.

jumlah Peserta Prolanis yang rutin berkunjung


RPPB= X 100
jumlah Peserta Prolanis terdaftar di FKTP

9
Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung (RPPB) ke FKTP merupakan jumlah
peserta prolanis yang rutin berkunjung ke FKTP dibandingkan dengan jumlah peserta
prolanis terdaftar di FKTP dikali 100 (seratus) dengan hasil perhitungan dalam persen.
Target pemenuhan rasio peserta prolanis rutin berkunjung ke FKTP oleh FKTP
sesuai dengan kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan asosiasi fasilitas kesehatan
tingkat pertama, dibagi dalam dua zona yaitu zona aman dan zona prestasi. Pada target
zona aman paling sedikit didapatkan hasil sebesar 50% (lima puluh persen) setiap bulan
sedangkan target pada zona prestasi paling sedikit sebesar 90% (sembilan puluh persen)
setiap bulan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
PROLANIS merupakan salah satu program promotif preventif yang dijalankan
oleh FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) yang diusung kerjasama dengan BPJS
Kesehatan di antara program lainnya seperti penyuluhan kesehatan, imunisasi, Keluarga
Berencana (KB), dan skrining kesehatan. tujuan dibuatnya PROLANIS adalah untuk
mendorong kemandirian peserta, meningkatkan kepuasan peserta, meningkatkan kualitas
kesehatan peserta, dan mengendalikan biaya pelayanan kesehatan dalam jangka panjang.
Penanggungjawab PROLANIS adalah Kantor Cabang BPJS Kesehatan bagian
Manajemen Pelayanan Primer.

B. Saran
Banyak kendala yang ditemui dalam menggerakkan posyandu lansia tetapi
kendala tersebut akan dapat diatasi dengan kerja sama semua pihak, yaitu pemerintah
pusat, daerah, pihak swasta dan seluruh elemen masyarakat.

11
DAFTAR PUSTAKA

BPJS Kesehatan. Panduan Praktis Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis). Jakarta :
2014

Puranamasari VD. Pengetahuan Dan Persepsi Peserta Dalam Menjalani Pengobatan di


Puskesmas. Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri :2017

BPJS Kesehatan. Panduan Praktis Gate Keeper Concept Faskes BPJS Kesehatan . Jakarta :
2014

BPJS Kesehatan. Panduan Praktis Layanan Bagi Peserta BPJS Kesehatan . Jakarta : 2014

PERKENI. 2015. Konsesus Pengeloaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB


PERKENI

12

Anda mungkin juga menyukai