Disusun Oleh :
Ervina Ratna Dilla
15130088
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asi adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat dibutuhkan oleh bayi.
ASI mengandung berbagai zat yang penting untuk tumbuh kembang bayi dan
sesuai dengan kebutuhannya. Meski demikian, tidak semua ibu mau menyusui
bayinya karena berbagai alasan, sebagi contoh : takut gemuk, sibuk, payudara
kendor, dan sebagainya. Pada lain pihak, ada juga ibu yang ingin menyusui
bayinya, tetapi mengalami kendala. Biasanya ASI tidak mau keluar atau
maju seperti Amerika terjadi penurunan ibu yang memberikan ASI dari 71%
menjadi 30%. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, pemberian ASI terus
rumah. Kondisi ini diperburuk dengan kondisi tempat kerja yang tidak
untuk ibu memarah ASI nya. Hal ini menjadikan WHO merekomendasikan
cakupan ASI di Indonesia jauh dari target tahun 2012 80% dan mengalami
penurunan dari 61,5% tahun 2011 menjadi 61,1% tahun 2012. Pemberian ASI
hari pertama akan menyelamatkan 16% kematian neonatal dan menyusu dini
tertinggi berada di Kabupaten Sleman sebesar 6.233 bayi dan untuk cakupan
dipengaruhi oleh reseptor yang terletak pada sistem duktus, bila duktus
melebar atau menjadi lunak maka secara reflektoris dikeluarkan oksitosin oleh
hipofise yang berperan untuk memeras air susu dari alveoli, oleh karena itu
timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. Pada
sebagian ibu yang tidak paham masalah ini, kegagalan meyusui sering
dianggap masalah pada anak saja. Masalah dari ibu yang timbul selama
masa pasca persalinan dini, dan masa pasca persalinan lanjut, sehingga bayi
Masalah menyusui dapat pula diakibatkan keadaan yang khusus. Selain itu,
dan sebagainya yang sering diartikan bahwa ASI tidak cukup, atau ASI tidak
enak, tidak baik, atau apa pun pendapatnya sehingga sering menyebabkan
Pengeluaran ASI dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu produksi dan
keluar melalui rangsangan ke puting susu melalui isapan mulut bayi atau
melalui pijatan pada tulang belakang ibu bayi, dengan dilakukan pijatan pada
tulang belakang ibu akan merasa tenang, rileks, meningkatkan ambang rasa
keluar dan ASI pun cepat keluar, bila ASI berlebih sampai keluar ,memancar,
salah satunya dengan pijat Oksitosin, dimana pijat oksitosin ini tindakn atau
mengetahui jumlaah produksi ASI pada ibu postpartum yaitu dengan cara
ditampung dengan menggunakan botol susu atau gelas ukur, ASI yang
ditampung yaitu ASI sebelum dan sesudah pemijatan. Dimana payudara
dan ditampung dan dilakukan pemijatan 15-20 menit, setelah dipijat kemudian
(2014).
pengeluaran ASI pada ibu nifas yang tidak dilakukan pijat oksitosin sebesar
4,61 menit dan rata-rata pengeluaran ASI pada ibu nifas yang dilakukan pijat
oksitosin sebesar 11,78 menit. Hal ini juga ditunjukkan oleh hasil penelitian
Siti Nur Endah (2011) dengan judul pengaruh pijat oksitosin terhadap
Hubungan pijat oksitosin dengan kelancaran Produksi asi pada ibu post
dan oksitosin yang sangat berperan dalam kelancaran produksi ASI. Faktor
lain yang mempengaruhi produksi ASI seperti isapan bayi yang tidak
sempurna atau puting susu ibu yang sangat kecil akan membuat produksi
hormone oksitosin dan hormon prolaktin terus menurun dan ASI akan
terhenti. Selain itu produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu
yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai
akan terjadi produksi ASI. Untuk memproduksi ASI yang baik harus dalam
keadaan tenang. Faktor umur juga akan mempengaruhi produksi ASI karena
dan oksitosin ibu menyusui. Salah satu terapi komplementer yang dapat
Sehingga untuk mendapatkan jumlah ASI yang optimal dan baik, sebaiknya
pijat oksitosin dilakukan setiap hari dengan durasi 3-5 menit. Peneliti
pijat oksitosin dan pada hari ke-4 peneliti menanyakan kembali mengenai
produksi ASI ibu setelah dilakukan pijat oksitosin (Delima, dkk, 2016).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
oksitosin
oksitosin
c. Diketahui perbedaan produksi ASI sebelum dan sesudah pijat
oksitosin
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
wawasan.
2. Manfaat Praktis
a. Responden
b. Institusi
c. Peneliti lain
E. Keaslian Penelitian
kontrol.
terapi pijat oksitosin ini efektif digunakan pada ibu postpartum hari ke
produksi ASI dan dilakukan pada ibu postpartum hari ke 4-10 paska
ekperimen dengan pre test and post test without control group design.