Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI

ASI IBU MENYUSUI

MK : ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS

DOSEN PENGAJAR : RENTA SIHOMBING S.Tr .Keb

Disusun oleh : 1. Ciska Simamora 1901018


2. Asni gultom 1901001

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESEHATAN BARU DOLOKSANGGUL


PRODI D III KEBIDANAN JALAN BUKIT INSPIRASI SIPALAKKI
KECAMATAN DOLOKSANGGULKABUPATEN
HUMBANG HASUNDUTAN
T.A 2020/2021
ANALISIS JURNAL

NO KAJIAN DESKRIPSI
1 JUDUL Pengaruh pijat oksitosin terhadap peningkatan produksi ASI ibu
menyusui di Puskesmas Plus MANDIANGIN
2 MASALAH UTAMA Kurangnya produksi ASI pada ibu menyusui
3 PERTANYAAN PENELITIAN Apakah ada pengaruh pijat oksitosin terhadap peningkatan
produksi asi pada ibu menyusui
Pengaruhnya yaitu Untuk merangsang pengeluaran asi maka
dilakukan teknik pijatan oksitosin

4 KAJIAN PUSTAKA ASI merupakan satu jenis makanan yang mencukupi seluruh
unsur kebutuhan bayi baik fisik ,psikologi ,sosialmaupun
spritual ,Asi mengandung nutrisi ,hormon,unsur kekebalan
pertumbuhan ,anti alergi,seraa anti inflamasi .Nutrisi dalam ASI
menckaup hampir 200 unsur zat makanan.Asi bermanfaat untuk
menjaga ketahanan tubuh bayi karena mengandung zat anti
infeksi yaitu zat imun modulator serta zat gizi yang unik seprti
karbohidrat berupa laktosa ,lemakyang banyak (asam lemak tak
jenuh ganda) ,protein utama berupa laktabumin yang mudah
dicerna ,kandungan vitamin dan mineral yang banyak.Manfaat
menyusui bagi ibu tidak hanya dapat menjalin kasih sayang
tetpai terlebih lagi dapat menguragi perdarahan setelah
melahirkan ,mempercepat pemulihan kesehatan ibu ,menunda
kehamilan ,mengurangi resiko kanker payudara,dan merupakan
kebahagiaan tersendiri bagi ibu .Pengeluaran asi dapat
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu produksi dan pengeluaran
.Produksi asi dipengaruhi oleh hormon prolaktin sednagkan
pengeluaran dipegaruhi oleh hormon oksitosin.Pijat oksitosin
merupakan salah satu solusi untuk
Mengatasi ketidaklancaran produksi Asi .Pijat oksitosin adalah
pemijatan sepanjang tulang belakang (vertebrae)dan merupakan
usaha merangsang .Hormon oksitosin akan keluar melalui
rangsangan ke puting susu melalui isapan mulut bayi atau
melalui pijatan pada tulang belakang ibu bayi ,dengan dilakukan
pijatan pada tulang belakang ibu akan merasa tenang
,rileks,meningkatkan ambang rasa nyer da mencintai bayinya
,sehingga dengan begitu hormon oksitosin keluar dan ASI pun
cepat keluar .Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang
refleks oksitosin atau reflek letdown .Dengan dilakukan
pemijatan ini ibu akan merasa relaks,kelelahan setelah
melahirkan akan hilang,sehingga dengan begitu hormon
oksitosin keluar dan ASI pun cepat keluar.Manfaat pijat
oksitosin adalah memberikan kenyamanan pad aibu ,mengurangi
bengkak (engorgement),mengurangi sumbatan ASI,merangsang
pelepasan hormon oksitosin ,mempertahankan produksi ASI
ketika ibu dan bayi sakit .ASI adalah satu jenis makanan yang
mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi ,fisik,psikologisosial
maupun spritual .ASI mengandung nutrisi ,hormon,unsur
kekebalan pertumbuhan ,anti alergi ,serta anti inflamasi .Nutrisi
dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makan .
5 METODE Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment
tampa kelompok kontrol dengan menggunakan pendekatan
one group pretest- postest design .Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu menyusui diwilayah puskesmas plus
Mandiangin selama 3 bulan terakhir berjumlah 64 orang
pasien.Sampel dalam penelitian ini bejumlah 21 orang dengan
teknik yaitu total sampling
6 HASIL Peneltian ini dimulai pada tanggal 18-30 juli 2016.Metode
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berdasarkan
kuisioner yang telah disiapkan dan kemudian dilakukan
pemijatan oksitosin sesuai dengan keadaan respon pada saat itu
dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan siapapun .Jumlah
sampel penelitian adalah 21 reponden.Penelitian dilakukan
selama 2 minggu dimana responden kode 1-10 dilakukan pada
minggu pertama sedangkan reponden kode 11-21 dilakukan
pada minggu kedua peneliti melakukan kunjungan rumah selama
3 hari berturut-turut untuk melakukan pemijatan oksitosin pada
hari ke 4 peneliti menyakan kembali mengenai produksi ASI ibu
setelah dilakukan pemijatan oksitosin dan penelitian mencatat
kuisioner yang tlah disediakan.Awal proses penelitian ini adalah
sebelum ibu menyusui dilakukan pijat oksitosin ibu
dipersilahkan duduk yang sudah disiapkan oleh
peneliti,selanjutnya tanda-tanda vital ibu diukur dulu yaitu
tekanan darah ,nadi,dan pernapasan ,kalau tanda-tanda vital ibu
normal baru dilakukan pijat oksitosin.Jika tekanan
darah,nadi,dan pernapasan ibu tidak normal maka pijat oksitosin
belum dapat dimulai ,kita tunggu tanda-tanda vital tersebut
normal dengan mengistirahatkan ibu terlebih dahulu
7 KESIMPULAN 1. Rata-rata produksi asi responden sebelum dilakukan pijat
oksitosin mengalami maslah produksi ASI.
2. Rata-rata produksi Asi responden setelah dilakukan pijat
oksitosin terjadi peningktan yang signifikan terhadap
produksi ASI.
3. Ada pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi
Asi,karena ada perbedaan yang signifikan antara produksi
ASI sebelum dan sesudah perlakuan
ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611
JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V9.i4 (282-293)

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI ASI


IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN

Mera Delima1*, Gina Zulfia Arni2, Ernalinda Rosya3


Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Perintis Padang, Jl. Kusuma Bakti
*Email: meradelima@rocketmail.com

Submitted: 26-10-2016, Rewiewed:16-11-2016, Accepted:22-11-2016


http://dx.doi.org/10.22216/jit.2015.v9i4.571

Abstract
This study is based on interviews conducted to 3 breastfeeding mothers who amount of mother’s milk
is little caused baby crying and blister on mother’s nipple. Meanwhile, two other women told that her
milk production.is normal. The mother said lack of information about treatments to improve the
production of breast milk (ASI) and they do not know about oxytocin massage to help increase milk
production. This study is aimed to observe the effect of oxytocin massage to increase milk production
of breastfeeding mother in Plus Mandiangin Public Health Center Bukittinggi 2016. The study design
using quasi experimental method, with the approach of one group for pretest and posttest. Retrieving
data using a questionnaire about milk production. The sample were 21 people at Mandiangin Public
Health Center Bukittinggi. This study showed that there is an effect of oxytocin message to increase
milk production in with p-value of 0.000. Can be concluded that there is a massage effect of oxytocin
to increase milk production on breastfeeding mother in Plus Mandiangin Public Health Center
Bukittinggi 2016. It is expected that this study can be used as a therapy to increase milk production of
breastfeeding mothers.
Keywords : oxytocin, massage, breastfeeding, ASI

Abstrak

Penelitian ini didasarkan pada wawancara yang dilakukan pada 3 orang ibu menyusui yang jumlah
ASI-nya sedikit menyebabkan bayi sering menangis dan putting susu ibu lecet. Sementara itu, dua
wanita lainnya mengatakan produksi susu normal. Sang ibu mengatakan kurangnya informasi
tentang perawatan untuk meningkatkan produksi susu ibu (ASI) dan mereka tidak tahu tentang pijat
oksitosin untuk membantu meningkatkan produksi susu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
pengaruh pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi susu ibu menyusui di Puskesmas Plus
Mandiangin Bukittinggi 2016. Desain penelitian menggunakan metode eksperimen quasi, dengan
pendekatan pretest satu kelompok dan posttest. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang
berisi pertanyaan tentang produksi ASI. Sampel penelitian adalah 21 orang yang berada di
Puskesmas Plus Mandiangin Bukittinggi 2016. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada efek
pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI ibu menyusui di Puskesmas Plus Mandiangin
Bukittinggi 2016, dengan p-value sebesar 0,000. Disimpulkan bahwa ada efek pijat oksitosin untuk
meningkatkan produksi susu ibu menyusui di Puskesmas Plus Mandiangin Bukittinggi 2016.
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai terapi untuk meningkatkan produksi ASI ibu
menyusui.
Kata kunci: oksitosin, pijat, menyusui, produksi, ASI

PENDAHULUAN pendidikan dasar, mendukung adanya


Program Millenium Development Goals persamaan gender dan pemberdayaan
(MDG΄s) yang terdiri dari delapan pokok perempuan, mengurangi tingkat kematian
bahasan yaitu pemberantasan kemiskinan anak, menurunkan angka kematian ibu
dan kelaparan ekstrim, pemerataan dan anak, perlawanan terhadap HIV/AIDS,
KOPERTIS WILAYAH X 283
ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611
JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V9.i4 (282-293)

malaria dan penyakit lainnya, menjamin menurunkan AKB, dapat dilakukan salah
daya dukung lingkungan hidup dan satunya dengan pemberian ASI eksklusif
mengembangkan kemitraan global untuk (Depkes, 2002).
pembangunan. Target MDG‟s ke 4 adalah Berdasarkan data Susenas 2010,
menurunkan angka kematian bayi dan baru 33,6 % atau sekitar sepertiga bayi
balita menjadi 2/3 dalam mempunyai yang mendapatkan ASI eksklusif mulai
pengetahuan dalam kurun waktu 1990- lahir hingga berusia enam bulan, cakupan
2015. Penyebab utama kematian bayi dan yang dinilai masih sangat rendah dan pada
balita adalah diare dan pneumonia, lebih tahun 2011 pemberian ASI eksklusif di
dari 50 % kematian bayi dan balita ini Indonesia meningkat, persentase bayi yang
disebabkan oleh kurangnya gizi. menyusu eksklusif 0 sampai 6 bulan
Pemberian ASI secara ekslusif selama 6 sebesar 61,5%. Ini masih jauh dari target
bulan dan diteruskan selama 2 tahun MDG‟s yaitu sebesar 80% bayi untuk
disamping pemberian makanan menyusui ASI ekslusif (Kemenkes, 2012).
pendamping ASI (MP ASI) secara adekuat Perkembangan akhir payudara
terbukti sebagai salah satu intervensi menjadi organ yang mensekresi Air Susu
efektif dapat menurunkan angka kematian memerlukan hormon progesteron dan
bayi (Sitaresmi, 2010). bekerja secara sinergik dengan hormon
Angka Kematian Bayi (AKB) di estrogen juga dengan hormon lain menjadi
Indonesia, masih cukup tinggi lobulus payudara tumbuh dan berkembang
dibandingkan dengan negara- negara di dan sifat – sifat sekresi dari alveoli.
Asia Tenggara yaitu 34/1000 kelahiran Sebaliknya hormon prolaktin yang
hidup, masih cukup tinggi dibandingkan mempunyai efek berlawanan yaitu
dengan negara- negara di Asia Tenggara meningkatkan produksi Air Susu, hormon
yaitu 34/1000 kelahiran hidup, masih ini disekresi oleh kelenjar hipofisis
cukup tinggi dibandingkan Malaysia anterior, dan konsentarsinya meningkat
(16/1000) dan Singapura (2/1000) dalam darah ibu meningkat secara tetap
kelahiran hidup (SDKI, 2007). Angka dari minggu ke lima kehamilan sampai
tersebut juga masih jauh dari target MDGs kelahiran bayi, dimana pada saat ini
yaitu 24 per 1000 kelahiran hidup pada meningkat 10 – 20 kali dari kadar normal
tahun 2015 (BPS,2008). Penyebab pada saat tidak hamil. Konsentrasi
kematian bayi yang terbanyak adalah prolaktin tinggi pada akhir kehamilan (
masalah diare dan masalah pemberian Gyton, 2007 )
minum (31,4%) dan pneumonia (23,8%) Asi merupakan satu jenis makanan
(Riskesdas, 2007). Maka pada tahun 2009 yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan
Millenium Development Goals (MDG΄s) bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun
Indonesia menargetkan penurunan sebesar spiriyual, ASI mengandung nutrisi,
23 untuk angka kematian bayi dan balita hormon, unsur kekebalan pertumbuhan,
dalam kurun waktu 2009-2015. Oleh sebab anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi
itu, Indonesia mempunyai komitmen untuk dalam ASI mencakup hampir 200 unsur
menurunkan angka kematian bayi dari zat makanan (Hubertin, 2007). Pemerintah
68/1.000 kelahiran hidup menjadi 23/1.000 telah menetapkan Peraturan Pemerintah
kelahiran hidup dan angka kematian balita No 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Asi
dari 97/1.000 kelahiran hidup menjadi Eksklusif, Peraturan Pemerintah tersebut
32/1.000 kelahiran hidup. Untuk mencapai menyatakan bahwa setiap bayi harus
target Millenium Development Goals mendapatkan asi ekskusif yaitu ASI yang
(MDG΄s) tahun 2015 dalam rangka dberikan kepada bayi sejak dilahirkan

KOPERTIS WILAYAH X 284


ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611
JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V9.i4 (282-293)

selama 6 (enam) bulan, tanpa hormon oksitosin setelah melahirkan


menambahkan dan/atau mengganti dengan (Biancuzzo, 2003; Indiyani, 2006; Yohmi
makanan atau minuman lain (Kemenkes, & Roesli, 2009 dalam Mardiyaningsih,
2012). 2010).
ASI bermanfaat untuk menjaga Hormon oksitosin akan keluar
ketahanan tubuh bayi karena mengandung melalui rangsangan ke puting susu melalui
zat anti infeksi yaitu zat immune isapan mulut bayi atau melalui pijatan
modulator serta zat gizi yang unik seperti pada tulang belakang ibu bayi, dengan
karbohidrat berupa laktosa, lemak yang dilakukan pijatan pada tulang belakang ibu
banyak (asam lemak tak jenuh ganda), akan merasa tenang, rileks, meningkatkan
protein utama berupa lactabumin yang ambang rasa nyeri dan mencintai bayinya,
mudah dicerna, kandungan vitamin dan sehingga dengan begitu hormon oksitosin
mineral yang banyak (Venter et al, 2008). keluar dan ASI pun cepat keluar (WBW,
Manfaat menyusui bagi ibu tidak hanya 2007).
dapat menjalin kasih sayang, tetapi Pijat oksitosin ini dilakukan untuk
terlebih lagi dapat mengurangi perdarahan merangsang refleks oksitosin atau reflex
setelah melahirkan, mempercepat let down. Dengan dilakukan pemijatan ini
pemulihan kesehatan ibu, menunda ibu akan merasa rileks, kelelahan setelah
kehamilan, mengurangi risiko terkena melahirkan akan hilang, sehingga dengan
kanker payudara, dan merupakan begitu hormon oksitosin keluar dan ASI
kebahagiaan tersendiri bagi ibu (Piliteri, pun cepat keluar (Mardiyaningsih, 2010).
2003). Selain untuk merangsang refleks let down
Data dari profil dinas kesehatan manfaat pijat oksitosin adalah memberikan
Sumatera Barat 2010-2012 menunjukkan kenyamanan pada ibu, mengurangi
bahwa cakupan ASI ekslusif pada tahun bengkak (engorgement), mengurangi
2010 sebesar 43,7% dan pada tahun 2011 sumbatan ASI, merangsang pelepasan
naik menjadi 54,8% sedangkan pada tahun hormon oksitosin, mempertahankan
2012 sebesar 61,1 % (Riskesdas, 2013). produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit
Pemberian ASI ekslusif dapat dipengaruhi (Depkes RI, 2007). Penelitian yang
beberapa faktor antara lain asi tidak bisa dilakukan oleh Endang (2015) di
keluar pada hari pertama pasca Surakarta tentang pegaruh pijat oksitoksin
melahirkan, pengaruh promosi susu pada ibu postpartum terhadap produksi
pengganti ASI, kesulitan bayi dalam ASI didapatkan hasil bahwa ada
menghisap, keadaan puting susu ibu dan peningkatan produksi ASI pada kelompok
ibu merasa ASI yang dikeluarkan sedikit intervensi yang dilaksanakan dengan hasil
(Siregar, 2004). Pvulue 0,0005
Pengeluaran ASI dapat dipengaruhi Penelitian yang dilakukan oleh
oleh dua faktor yaitu produksi dan Rusdiati (2013) yang meneliti tentang
pengeluaran. Produksi ASI dipengaruhi pengaruh pijat oksitosin pada ibu nifas
oleh hormon prolaktin sedangkan terhadap pengeluaran ASI di Kabupaten
pengeluaran dipengaruhi oleh hormon Jember mendapatkan bahwa ada pengaruh
oksitosin. Pijat oksitosin merupakan salah pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI
satu solusi untuk mengatasi pada ibu nifas. Hasil penelitian
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat menunjukkan rata-rata pengeluaran ASI
oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang pada ibu nifas yang tidak dilakukan pijat
tulang belakang (vertebrae) dan oksitosin sebesar 4,61 menit dan rata-rata
merupakan usaha untuk merangsang pengeluaran ASI pada ibu nifas yang

KOPERTIS WILAYAH X 285


ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611
JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V9.i4 (282-293)

dilakukan pijat oksitosin sebesar 11,78 Air susu ibu diproduksi dalam
menit. Hal ini juga ditunjukkan oleh hasil „alveolli’, pada bagian awal saluran kecil
penelitian Siti Nur Endah (2011) dengan air susu. Jaringan di sekeliling saluran-
judul pengaruh pijat oksitosin terhadap saluran air susu dan alveoli terdiri dari
pengeluaran kolostrum pada ibu post jaringan lemak, jaringan pengikat tersebut
partum di ruang kebidanan Rumah Sakit menentukan ukuran payudara. Selama
Muhammadiyah Bandung menunjukkan masa kehamilan, payudara membesar dua
waktu pengeluaran kolostrum kelompok sampai tiga kali ukuran normalnya, dan
perlakuan rata-rata 5,8 jam sedangkan saluran-saluran air susu serta alveoli
lama waktu kelompok kontrol 5,89 jam. dipersiapkan untuk masa laktasi. Pada
Hasil wawancara yang di lakukan oleh proses laktasi tedapat 2 refleks yang
peneliti pada petugas di Puskesmas Plus berperan yaitu refleks prolaktin dan refleks
Mandiangin mengenai ibu yang aliran yang timbul akibat perangsangan
melahirkan dan menyusui ASI Ekslusif 6 puting karena isapan bayi yaitu:
bulan ke depan dalam 3 bulan terakhir
sebanyak 64 orang. Berdasarkan Refleks prolaktin
wawancara yang dilakukan dengan 3 orang Akhir kehamilan hormon prolaktin
ibu yang menyusui ASI nya kurang lancar memegang peranan untuk membuat
dan jumlah ASI nya sedikit menyebabkan kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas
bayinya sering menangis dan punting susu prolaktin dihambat oleh estrogen dan
ibu lecet. Sedangkan 2 ibu lainnya progesteron yang masih tinggi.
mengatakan produksi ASI nya normal. Ibu
menyusui tersebut mengatakan kurangnya Refleks aliran (let down refleks)
informasi yang di dapatkan oleh ibu Bersamaan dengan pembentukan
tentang perawatan untuk meningkatkan prolaktin oleh hipofise anterior,
kelancaran produksi air susu ibu (ASI), rangsangan yang berasal dari isapan bayi
dan makanan yang meningkatkan dilanjutkan ke hipofise posterior yang
produksi air susu ibu (ASI) dan mereka kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui
tidak mengetahui bahwa adanya pijat aliran darah, hormon ini menuju uterus
oksitosin untuk membantu peningkatan sehingga menimbulkan kontraksi.
produksi ASI. Kontaraksi dari sel akan memeras air susu
Bedasarkan pada latar belakang yang telah terbuat keluar dari alveoli dan
masalah di atas, maka dapat di rumuskan masuk ke sistem duktus dan selanjutnya
permasalahan dalam penelitian ini adalah: mengalir melalui masuk ke mulut bayi.
Apakah Ada Pengaruh Pijat Oksitosin Kelancacaran produksi ASI adalah
terhadap Peningkatan Produksi ASI pada suatu proses keluarnya asi dari payudara
Ibu Menyusui di Puskesmas Plus ibu dengan atau tanpa pengisapan oleh
Mandiangin Bukittinggi tahun 2016”. bayi (Wheeler, 2004). Air Susu Ibu
ASI adalah satu jenis makanan sebaiknya diberikan segera setelah bayi
yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan lahir. Air susu pertama yang bertahan
bayi fisik, psikologisosial maupun sekitar 4-5 hari, masih berupa kolustrum.
spiritual. ASI mengandung nutrisi, Banyaknya kolustrum yang disekresikan
hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, setiap hari berkisar antara 10-100 cc,
anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dengan rata-rata 30 cc. Air susu
dalam ASI mencakup hampir 200 unsur sebenarnya baru keluar setelah hari
zat makanan (Hubertin, 2003, hlm. 81). kelima. Ibu harus menjulurkan
payudaranya ke mulut bayi hingga seluruh

KOPERTIS WILAYAH X 286


ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611
JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V9.i4 (282-293)

puting dan areola “tergenggam” oleh Pengeluaran ASI dapat dipengaruhi


mulut bayi. oleh dua faktor yaitu produksi dan
Jumlah ASI yang disekresikan pengeluaran. Produksi ASI dipengaruhi
pada 6 bulan pertama 750 cc sehari. oleh hormon prolaktin sedangkan
Sekresi pada hari pertama hanya pengeluaran dipengaruhi oleh hormon
terkumpul sebanyak 50 cc yang kemudian oksitosin. Hormon oksitosin akan keluar
meningkat menjadi 500, 650 dan 750 cc, melalui rangsangan ke puting susu melalui
masing-masing pada hari V, bulan I dan isapan mulut bayi atau melalui pijatan
III. Volume ASI pada 6 bulan berikutnya pada tulang belakang ibu bayi, dengan
menyusut menjadi 600 cc. Banyak dilakukan pijatan pada tulang belakang ibu
anggapan bahwa ibu dengan status gizi akan merasa tenang, rileks, meningkatkan
kurang akan tetap mampu menyusui ambang rasa nyeri dan mencintai bayinya,
bayinya sama dengan ibu yang status gizi sehingga dengan begitu hormon oksitosin
normal, walaupun sebenarnya komposisi keluar dan ASI pun cepat keluar (WBW,
ASI tetap sama tetapi volume ASI yang 2007).
dikeluarkan ibu status gizi kurang dengan Pijatan atau pada tulang belakang,
status gizi normal berbeda. Kategori untuk neurotransmitter akan merangsang medulla
pembagian jumlah produksi ASI menurut oblongata langsung mengirim pesan ke
(Jellife & Jellife, 1997 dalam hypothalamus di hypofise posterior untuk
Soetijiningsih, 2004 ) menyebutkan bahwa mengeluarkan oksitosin sehingga
rata-rata volume ASI wanita berstatus gizi menyebabkan buah dada mengeluarkan air
baik sekitar 700-800 cc/hari, sementara susunya. Pijat oksitosin bisa dilakukan
mereka yang berstatus gizi kurang hanya kapanpun ibu mau dengan durasi 3-5
berkisar 500-600 cc/hari sehingga hal menit, lebih disarankan dilakukan sebelum
inilah yang dapat menyebabkan lamanya menyusui atau memerah ASI
memberikan ASI Ekslusif berbeda. (Kaltimpos.co.id). Sehingga untuk
Cara mengetahui produksi ASI mendapatkan jumlah ASI yang optimal
cukup/ tidak sebagai berikut: Asi yang dan baik, sebaiknya pijat oksitosin
banyak dapat merembes keluar melalui dilakukan setiap hari dengan durasi 3-5
putting, sebelum disusukan payudara menit.
terasa tegang, berat badan bayi naik sesuai
umur, Jika ASI cukup, setelah menyusui METODE PENELITIAN
bayi akan tertidur / tenang selama 3 - 4 Desain penelitian yang digunakan
jam, bayi kencing lebih sering, sekitar 8 adalah quasi eksperiment tanpa kelompok
kali sehari. kontrol dengan menggunakan pendekatan
Pijat oksitosin merupakan salah one group pretest-postest design.
satu solusi untuk mengatasi Populasi dalam penelitan ini adalah
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat seluruh ibu menyusui di Wilayah
oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang Puskesmas Plus Mandiangin selama 3
tulang belakang (vertebrae) sampai tulang bulan terakhir berjumlah 64 orang pasien.
costae kelima-keenam dan merupakan Sampel dalam penelitian ini berjumlah 21
usaha untuk merangsang hormon prolaktin orang dengan teknik yaitu total sampling.
dan oksitosin setelah melahirkan Pijatan
ini berfungsi untuk meningkatkan hormon HASIL DAN PEMBAHASAN
oksitosin yang dapat menenangkan ibu, Penelitian ini dimulai pada tanggal 18 –
sehingga ASI pun otomatis keluar (Yohmi 30 Juli 2016. Metode pengumpulan data
& Roesli, 2009, hlm. 92). dilakukan dengan wawancara berdasarkan

KOPERTIS WILAYAH X 287


ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611
JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V9.i4 (282-293)

kuisioner yang telah disiapkan dan Awal proses penelitian ini adalah
kemudian dilakukan pijat oksitosin sesuai sebelum ibu menyusui dilakukan pijat
dengan keadaan responden pada saat itu oksitoksin, ibu dipersilahkan duduk yang
dengan kesadaran sendiri dan tanpa sudah disiapkan oleh peneliti, selanjutnya
paksaan siapapun. tanda – tanda vital ibu diukur dulu yaitu
Jumlah sampel penelitian adalah tekanan darah, nadi, dan pernafasan, kalau
21 reponden. Penelitian dilakukan selama tanda – tanda vital ibu normal baru
2 minggu dimana responden kode 1-10 dilakukan pijat oksitoksin. Jika tekanan
dilakukan pada minggu pertama darah, nadi dan pernafasan ibu tidak
sedangkan responden kode 11-21 normal maka pijat oksitoksin belum dapat
dilakukan pada minggu kedua. Peneliti kita mulai, kita tunggu sampai tanda –
melakukan kunjungan rumah selama 3 hari tanda vital tersebut normal dengan
berturut-turut untuk melakukan pijat mengistirahatkan ibu terlebih dahulu.
oksitosin dan pada hari ke 4 peneliti Adapun hasil penelitian tersebut dapat
menanyakan kembali mengenai produksi dilihat pada tabel dibawah ini.
ASI ibu setelah dilakukan pijat oksitosin
dan peneliti mencatat di kuisioner yang
telah disediakan.
Tabel 1
Distribusi Distribusi Rata-Rata Produksi Asi Sebelum Diberikan Intervensi Pijat Oksitosin
Di Wilayah Kerja Puskesmas Plus MandianginTahun 2016
Variabel Mean SD Min – Maks

Produksi ASI 7,05 0,740 6-8


pretest

Berdasarkan tabel 1 diatas didapatkan hasil bahwa sebelum diberikan pijat oksitosin rata-
rata produksi ASI responden sebesar 7,05 dengan standar deviasi 0,740, produksi ASI
minimal-maksimal dengan nilai 6-8.

Pijat oksitosin adalah suatu tindakan Sedangkan 13 responden (27,1%) yang


pemijatan tulang belakang mulai dari dipijat tidak sesuai prosedur sebanyak 2
nervus ke 5 - 6 sampai scapula yang akan responden (4,2%) yang pro-duksi ASI
mempercepat kerja saraf parasimpatis lancar dan 11 responden (22,9%) produksi
untuk menyampaikan perintah ke otak ASI tidak lancar. Menurut analisis peneliti,
bagian belakang sehingga oksitosin keluar kurangnya produksi ASI dapat disebabkan
(Hamranani, 2010). oleh kurangnya rangsangan hormon
Penelitian yang dilakukan oleh prolaktin dan oksitosin yang sangat
Albertina (2015) dengan judul Hubungan berperan dalam kelancaran produksi ASI.
pijat oksitosin dengan kelancaran Produksi Faktor lain yang mempengaruhi produksi
asi pada ibu post partum Seksio sesarea ASI seperti isapan bayi yang tidak
hari ke 2 – 3. Berdasarkan hasil penelitian sempurna atau puting susu ibu yang sangat
dari 48 responden sebagian besar dipijat kecil akan membuat produksi hormon
sesuai prosedur sebanyak 35 responden oksitosin dan hormon prolaktin terus
(72,9%) dimana 24 responden (50%) menurun dan ASI akan terhenti. Selain itu
produksi ASI lancar dan 11 responden produksi ASI sangat dipengaruhi oleh
(22,9) produksi ASI tidak lancar. faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam
KOPERTIS WILAYAH X 288
ISSN: 1979-9292
E-ISSN: 2460-5611
JURNAL IPTEKS TERAPAN
Research of Applied Science and Education V9.i4 (282-293)

keadaan tertekan, sedih, kurang percaya semakin tua umur seseoraang akan
diri dan berbagai bentuk ketegangan mempengaruhi produksi hormon prolaktin
emosional akan menurunkan volume ASI dan oksitosin ibu menyusui. Salah satu
bahkan tidak akan terjadi produksi ASI. terapi komplementer yang dapat dilakukan
Untuk memproduksi ASI yang baik harus untuk meningkatkan produksi ASI ibu
dalam keadaan tenang. Faktor umur juga adalah pijat oksitosin.
akan mempengaruhi produksi ASI karena

Tabel 2
Distribusi Rata-Rata Produksi Asi Sesudah Diberikan Intervensi Pijat Oksitosin Di Wilayah
Kerja Puskesmas Plus Mandiangin Tahun 2016
Variabel Mean SD Min – Maks

Produksi ASI 9,00 1,183 6-10


posttest

Berdasarkan tabel 2 diatas didapatkan hasil bahwa sesudah diberikan pijat oksitosin rata-
rata produksi ASI responden sebesar 9,00 dengan standar deviasi 1,183, produksi ASI
minimal-maksimal dengan nilai 6-10.

Penelitian ini menunjukkan kesesuaian ruang kebidanan Rumah Sakit


dengan teori, dengan melakukan pemijatan Muhammadiyah Bandung.
pada sepanjang tulang belakang Sejalan dengan penelitian Sofia
(vertebrae) sampai tulang sampai tulang (2011) dengan judul Perbedaan Let Down
costae kelima-keenam akan merangsang Sebelum dan Sesudah Pijat Oksitosin
hormon prolaktin dan oksitosin , sehingga Vertebrae pada Ibu yang Menyusui di
ASI pun otomatis dapat lebih lancar. Desa Candi Jati Kabupaten Jember dengan
Selain memperlancar ASI pijat oksitosin hasil penelitian menunjukkan bahwa let
memberikan kenyamanan pada ibu, down sebelum pijat oksitosin vertebrae
mengurangi bengkak (engorgement), 60% (9 orang) tidak lancar, 40% (6 orang)
mengurangi sumbatan ASI, merangsang lancar sedangkan setelah intervensi data
pelepasan hormon oksitosin, menunjukkan 86,7% (13 orang) kategori
mempertahankan produksi ASI. let down lancar dan 13,3% (2 orang)
Hasil penelitian ini sejalan dengan memiliki let down tidak lancar.
penelitian Siti Nur Endah (2011) dengan Peneliti berpendapat bahwa, secara
judul Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap fisiologis pijat oksitosin melalui
Pengeluaran Kolostrum Pada Ibu Post neurotransmitter akan merangsang
Partum Di Ruang Kebidanan Rumah Sakit medullla oblongata dengan mengirim
Muhammadiyah Bandung, menunjukkan pesan ke hypotalamus di hipofise posterior
waktu pengeluaran kolostrum kelompok hal tersebut merangsang refleks oksitosin
perlakuan rata – rata 5,8 jam, sedangkan atau refleks let down untuk mensekresi
lama waktu kelompok kontrol adalah rata hormon oksitosin ke dalam darah. Dengan
– rata 5,89 jam. Penelitian ini dilakukan diberikan pijat oksitosin akan lebih
pada ibu post partum yang bersalin pada memperlancar produksi ASI pada ibu
saat 2 jam post partum/setelah ibu post menyusui dan juga memberikan
partum melakukan mobilisasi dini ke kenyamanan pada ibu.

KOPERTIS WILAYAH X 289


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9. i4 (1-9)

Tabel 3
Pengaruh Pijat Ositosin Terhadap Peningkatan Produksi ASI Ibu Menyusui Wilayah Kerja
Puskesmas Plus Mandiangin Bukittinggi Tahun 2016
Variabel Mean SD P-Value n
Produksi ASI

Pre 7,05 0,740


Post 9,00 1,183 0,000 21
Selisih -1,952 1,161

Berdasarkan tabel 3 diatas didapatkan rata-rata produksi ASI sebelum pijat oksitosin sebesar
7,05 dan standar deviasi 0,740 dan rata-rata produksi ASI setelah pijat oksitosin sebesar 9,00 dan
standar deviasi 1,183. Sedangkan perbedaan produksi ASI antara pengukuran pre dan
pengukuran post didapatkan rata-rata -1,952 dengan standar deviasi 1,161. Hasil uji statistik
didapatkan p-value sebesar 0.000 maka dapat disimpulkan ada pengaruh pijat oksitosin terhadap
produksi ASI, karena ada perbedaan yang signifikan antara produksi ASI sebelum dan sesudah
perlakuan
Tidak semua ibu menyusui mengeluarkan dapat dipengaruhi secara psikologi dan
ASI yang cukup untuk bayinya dimana kondisi lingkungan saat menyusui; rasa
faktor penghambat dalam pemberian ASI percaya diri sehingga tidak muncul persepsi
adalah produksi ASI itu sendiri. Produksi tentang ketidakcukupan suplai ASI,
ASI yang kurang dan lambat keluar dapat mendekatkan diri dengan bayi; relaksasi
menyebabkan ibu tidak memberikan ASI yaitu latihan yang bersifat merilekskan
pada bayinya dengan cukup. Selain hormon maupun menenangkan seperti meditasi,
prolaktin, proses laktasi juga bergantung yoga, dan relaksasi progresif dapat
pada hormon oksitosin, yang dilepas dari membantu memulihkan ketidakseimbangan
hipofise posterior sebagai reaksi terhadap saraf dan hormon dan memberikan
penghisapan puting. Oksitosin ketenangan alami, sentuhan dan Pijatan
mempengaruhi sel-sel mioepitel yang Ketika menyusui, dukungan suami dan
mengelilingi alveoli mammae sehingga keluarga, minum kopi karena mengandung
alveoli berkontraksi dan mengeluarkan air kafein, menghangatkan payudara,
susu yang sudah disekresikan oleh kelenjar merangsang puting susu yaitu dengan
Mammae, refleks oksitosin ini dipengaruhi menarik dan memutar putting secara
oleh jiwa ibu. Jika ada rasa cemas, stress dan perlahan dengan jari-jarinya (Astutik, 2014).
ragu yang terjadi, maka pengeluaran ASI dengan jari-jarinya (Astutik, 2014). Pada
bisa terhambat (Kodrat, 2010). penelitian ini terdapat 4 orang ibu menyusui
Selain Ibu harus memperhatikan faktor– yang tidak mengalami peningkatan produksi
faktor yang mempengaruhi keberhasilan ASI. Ini bisa disebabkan oleh berbagi faktor
pijat oksitosin yaitu mendengarkan suara seperti umur, nutrisi dan psikologi ibu. Pad
bayi yang dapat memicu aliran yang penelitian ini terdapat ibu berusia 42 tahun
memperlihatkan bagaimana produksi susu dan 39 tahun. Umur merupakan salah satu

KOPERTIS WILAYAH X 290


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9. i4 (1-9)

faktor yang dapat mempengaruhi produksi 2. Rata-rata produksi ASI responden setelah
ASI, ibu yang usianya lebih muda (21-35 dilakukan pijat oksitosin terjadi
tahun ) akan lebih banyak memproduksi ASI peningkatan yang signifikan terhadap
dibandingkan dengan ibu yang usianya lebih produksi ASI.
tua (Biancuzzo, 2003). Namun tidak semua 3. Ada pengaruh pijat oksitosin terhadap
ibu berusia diatas 35 tahun tidak terjadi produksi ASI, karena ada perbedaan yang
peningkatan ASI hal ini bisa disebabkan signifikan antara produksi ASI sebelum
oleh nutrisi yang baik serta psikologis ibu dan sesudah perlakuan.
yang baik.
Berdasarkan teori dan penelitian diatas, UCAPAN TERIMA KASIH
peneliti berpendapat bahwa dengan Ucapan terima kasih disampaikan
melakukan pijat oksitosin akan memberikan kepada: Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M.
rileks, tenang, dan nyaman sehingga akan Biomed yang selaku Ketua STIKes Perintis
meningkatkan hormon oksitosin sehingga Padang, Bapak Pimpinan Puskesmas
akan meningkatkan pengeluaran ASI. Pijat Mandiangin Plus Bukittinggi, Bapak dan
oksitosin dapat mengurangi bengkak Ibuk staf Puskesmas Mandiangin Plus
(engorgement) dan mengurangi sumbatan Bukittinggi.
ASI. Kelancaran produksi ASI sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor DAFTAR PUSTAKA
diantaranya umur, gizi, emosional, psikis, Albertina, Meity. 2015. Hubungan Pijat
fisiologis ibu dan lain - lain. Hal ini terbukti Oksitosin dengan Kelancaran
dari pijat oksitosin yang dilakukan sesuai Produksi ASI pada Ibu Post Partum
prosedur tetapi produksi ASI tetap tidak Seksio Sesarea Hari ke 2 – 3.
lancar dan sebaliknya ada beberapa Poltekes Kemenkes Kaltim
responden yang dilakukan pijat oksitosin
sesuai prosedur tetapi produksi ASI lancar. Ambarwati E, Diah W (2010) Asuhan
Untuk itu pentingnya dilakukan pijat Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Nuha
oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI Medika
ibu. Pijat oksitosin merupakan salah satu Astutik, Reni Yulia (2014) Payudara dan
alternatif yang dapat membantu merangsang laktasi. Jakarta : Salemba Medika
proses pengeluaran ASI karena efeknya Bahiyatun (2008) Asuhan kebidanan nifas
yang membuat ibu merasa nyaman sehingga normal. Jakarta : EGC
akan membantu untuk pengeluaran Biro Pusat Statistik (2008) Survey
oksitosin. Terbukti dari hasil penelitian ibu Demografi Kesehatan Indonesia
yang produksi ASInya tidak lancar, setelah 2007. BPS-BKKBN-DEPKES RI-
dilakukan pemijatan produksi ASInya UNFPA
meningkat dan ASI lebih banyak akan Depkes RI (2002) Manajemen
keluar. Laktasi.Jakarta : Depkes RI
Depkes RI (2007) Pedoman Pemberian
KESIMPULAN Makanan Bayi dan Anak. Jakarta :
1. Rata-rata produksi ASI responden Depkes RI
sebelum dilakukan pijat oksitosin Dewi (2011) Air Susu dan Jenis Asi. Jakarta
mengalami masalah produksi ASI. : EGC

KOPERTIS WILAYAH X 291


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9. i4 (1-9)

Endang Sutisna Sulaeman and Fresthy Pillitteri A (2003) Maternal and Child
Astrika Yunita, „The Effect Of Health Nursing : Care of The
Oxytocin Massageon The postpartum Childbearing Family 4th Edition.
Mother On Breastmilk Production In Philadelphia : Lippincott
Surakarta Indonesia‟, 2016. Roesli U (2007) Inisisiasi Menyusu Dini
Guyton & Hall, Buku Ajar Fisiologi Plus ASI Ekslusif. Jakarta : Pustaka
Kedokteran, Edisi 11, Penerbit Buku Bunda
Kedokteran, EG\ Rukiyah, dkk (2011) Asuhan kebidanan III
Hamranani, S.(2010) Pengaruh pijat nifas. Jakarta : Trans Info Media
oksitosin terhadap involusi uterus Rusdiati (2013) Pengaruh Pijat Oksitosin
pada ibu post partum yang Pada Ibu Nifas Terhadap
mengalami persalinan lama di rumah Pengeluaran Asi Di Kabupaten
sakit wilayah Kabupaten Klaten. Jember .Skripsi. Universitas Negeri
Tesis UI: tidak dipublikasikan. Yogyakarta.
Hubertin, Purwarti S (2004) Konsep Saleha, Siti (2009) Asuhan kebidanan pada
Penerapan ASI Ekslusif. Jakarta: masa nifas. Jakarta : Salemba
EGC Medika
Inung P. Saptasari (2009) Mengenal Siregar, A, M, 2004. Pemberian ASI
Mastektomi- Operasi Pengangkatan Ekslusif dan faktor yang
Payudara. Mempengaruhinya.
http://www.artikelpayudara.com/200 http://library.usu.ac.id/download/fkm
9/05/05/mengenalmastektomi- /fkm-arifin.pdf.diakses 24 Maret
operasi-pengankatan/5Maret2016 2016
Jelliffe, D.B & Jeliffe, E.F.P (2006) Sitaresmi, M, N, 2010 .Isu Kebijakan
Community Nutritional Assessment. Tentang Pemberian ASI secara
New York : Oxford University Press ekslusif,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia http://kebijakankesehatanindonesia.n
(2012) Profil Kesehatan Indonesia et/node/2, diakses7Maret2016
2012. Jakarta : Kementerian Siti Nur Endah (2011) Pengaruh Pijat
Kesehatan Republik Indonesia. Oksitosin Terhadap Pengeluaran
Mardiansyih, dkk (2011) Efektifitas Kolostrum Pada Ibu Post Partum Di
Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Ruang Kebidanan Rumah Sakit
Oksitosin Terhadap Produksi ASI Muhammadiyah Bandung. Thesis.
Ibu Post Sectio Cesarea di RS Universitas Muhammadiyah
Wilayah Jawa Tengah. Bandung.
http://lontar.ui.ac.id/file??/pdf/abstra Soetjiningsih (2004) Seri Gizi Klinik ASI
ct20822666.pdf.diakses17April2016 Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan.
Notoadmojo, S (2010) Metodologi Jakarta : EGC
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Sofia, Debbiyatus (2011) Perbedaan Let
Rineka Cipta Down Sebelum dan Sesudah Pijat
Nursalam (2013) Konsep Penerapan Metode Oksitosin Vertebrae pada Ibu yang
Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta Menyusui Bayi 0-6 bulan di Desa
: Salemba Medika

KOPERTIS WILAYAH X 292


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9. i4 (1-9)

Candi Jati Kabupaten Jember.


Skripsi. Universitas Jember
Utami (2015) Pengaruh Pijat Oksitosin
tehdapa Onset Laktasi Ibu Post
Partum di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Bantul
WBW. 2007. Early Initiation of
Breastfeeding Can Save More Than
One Million Babies Press Release.
World Breastfeeding Week :
Malaysia diakses
http://www.WBW.comdiakses20Apr
il2016
Widayanti, Wiwin (2014). Efektivitas
metode ´SPEOS´ (Stimulasi Pijat
Endorphin, Oksitosin, dan Sugestif)
terhadap Pengeluaran ASI pada Ibu
Nifas di Wilayah Kabupaten
Cirebon. Tesis. Depok. FIK. UI
Yahya, H. 2007. Cairan Ajaib : ASI.
http://www.harunyahya.com/indo/art
ikel/082.html diakses pada 10 April
2009

KOPERTIS WILAYAH X 293

Anda mungkin juga menyukai