Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KESEHATAN WANITA SEPANJANG SIKLUS

KEHIDUPAN

Disusun oleh: Kelompok 1


1. CISKA C. SIMAMORA (1901018)
2. FERONIKA SILABAN (1901016)
3. JUDIKA SIMAMORA (1901007)
4. YESI SIANIPAR (1901015)
5. WAHYUNI SIHOMBING (1901014)

M.K : Kesehatan Perempuan dan Perencanaan Keluarga


Dosen Pembimbing : HELPRIDA SIHITE S.ST, MKM.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) KESEHATAN BARU


DOLOKSANGGUL Jln.BUKIT INSPIRASI SIPALAKKI KECAMATAN
DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,dimana atas
berkatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul: “KESEHATAN
WANITA SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN”

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Dosen kami IBU HELPRIDA SIHITE
SST,SKM. pada mata kuliah KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN
KELUARGA. Untuk itu kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang “Kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupan” .
Kami mengucapkan terimakasih sebesar- besarnya kepada ibu Helprida Sihite
SST,MKM. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang di tekuni kami. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membentuk proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih kala jauh dari kata sempurna ,oleh karena itu,
kritik dan saran yang mebangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Senin,19 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.....................................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN TEORI
2.1 Pengertian kesehatan reproduksi...............................................................................................2
2.2 Tujuan kesehatan reproduksi...................................................................................................2
2.3 Sasaran kesehatan reproduksi..................................................................................................2
2.4 Faktor faktor kesehatan reproduksi...........................................................................................3
2.5 Hak hak kesehatan reproduksi..................................................................................................3
2.6 Masalah kesehatan reproduksi..................................................................................................3
2.7 Undang-Undang tentang kesehatan reproduks..........................................................................4
2.8 Kesehatan wanita sepanjang sikus kehidupan...........................................................................4
2.9 Perubahan yang terjadi pada tiap fase.......................................................................................5
2.10 Faktor yang mempengaruhi tiap fase......................................................................................6
2.11 Pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tiap fase.................................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................................11
3.2 SARAN..................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan Reproduksi
adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan
penannganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar
fase kehidupan tersebut.
Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat
diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk
pada masa kehidupan selanjutnya. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang
tinggi, maka wanita sebagai penerima kesehatan, anggota keluarga dan pemberi
pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga, agar anak tumbuh sehat sampai
dewasa sebagai generasi muda.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Menjelaskan Pengertian Kesehatan Reproduksi
2. Menjelaskan Tujuan Kesehatan Reproduksi
3. Menjelaskan Sasaran Kesehatan Reproduksi
4. Menjelaskan Faktor-faktor Kesehatan Reproduksi
5. Menjelaskan Hak-hak Kesehatan Reproduksi
6. Menjelaskan Masalah Kesehatan Reproduksi
7. Menjelaskan UU Kesehatan Reproduksi
8. Menjelaskan Kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupan

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Mengetahui Pengertian Kesehehatan Reproduksi
2. Mengetahui Tujuan Kesehatan Reproduksi
3. Mengetahui Sasaran Kesehatan Reproduksi
4. Mengetahui factor-factor Kesehatan Reproduksi
5. Mengetahui Hak-hak Kesehatan Reproduksi
6. Mengetahui Masalah Kesehatan Reproduksi
7. Mengetahui Undang-undang Kesehatan Reproduksi
8. Mengetahui Kesehatan Wanita sepanjang siklus Kehidupan

1
BAB II
PEMBAHASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN KESEHATAN REPRODUKSI


Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan dimana kesehatan yang sempurna baik secara
fisik mental,dan sosial,dan bukan semata mata terbebas dari penyakit ataupun kecatatan dalam
segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi ,fungsi serta prosesnya.

Menurut WHO (1992) sehat adalah suatu keadaan sejahterafisik, mental, dan sosial yang
utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan
dengan sistem eproduksi, fungsi serta prosesnya.

2.2 TUJUAN KESEHATAN REPRODUKSI


Tujuan Umum
Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensi fkepada perempuan termasuk
kehidupan seksual dan hak–hak reproduksi perempuan sehingga dapat meninhgkatkan
kemandirian perempuan dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya yang pada akhirnya
dapat membawa pada peningkatan kualitas kehidupannya.

Tujuan Khusus
1.Meningkatkan kemandirian perempuan khususnya dalam peranan dan fungsi reproduksinya.
2.Meningkatkan peran dan tanggung jawab social perempuan dalam konteks : kapan ingin hamil,
berapa jumlah anak yang diinginkan, dan jarak antar kehamilan.
3.Meningkatkan peran dan tanggung jawab social laki–laki.4.Menciptakan dukungan laki–laki
dalam membuat keputusan,mencari informasi dan pelayanan yang memenuhi kebutuhan
kesehatan reproduksi.

2.3 SASARAN KESEHATAN REPRODUKSI

1.Remaja (Pubertas)

a.Diberi penjelasan tentang masalahkesehatan reproduksi yangdi awali dengan pendidikan .


b.Membantu remaja dalam menghadapi menarche secara fisik,psikis, sosial dan hygiene.
2.Wanita
a.WUS (Wanita Usia Subur).
·Penurunan 33% angka prevalensi anemia pada wanita (usia15–45 tahun)
·Peningkatan jumlah yang bebas dari kecacatan sebesar15%.
b.PUS (Perempuan Usia Subur).
·Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dengan baik.
·Terpenuhnya kebutuhan KB
·Penurunan angka kematian ibu hingga 50%
·Penurunan proporsi BBLR menjadi < 10%

2
2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATANREPRODUKSI
Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktoryang dapat mempengaruhi
keseshatan reproduksi:
a.Faktor sosial-ekonomi dandemografi (terutama kemiskinan,tingkat pendidikan yang rendah
dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi
tempattinggal yang terpencil)
b.Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yangberdampak buruk pada
kesehatan reproduksi, kepercayaan banyakanak banyak rejeki, informasi tentang fungsi
reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satudengan yang
lain, dsb)
c.Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja,depresi karena ketidak
seimbangan hormonal, rasa tidak berhargawanita terhadap pria yang membeli kebebasannya
secara materi,dsb)
d.Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit tmenular
seksual.
2.5. HAK-HAK REPRODUKSI

Konferensi internasional kependudukan dan pembangunan,disepakati hal-hal reproduksi yang


bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik kesehatan rohani dan jasmani,
meliputi :

1 .Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi

2 .Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi

3. Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi

4 .Hak dilindungi dan kematian karenakehamilan

5. Hak untuk menentukan jumlah dan jarakkehamilan


6. Hak atas kebebasan dan keamanan yang berkaitan dengan kehidupan reproduksinya
7.Hak untuk bebas dari penganiayaan danperlakuan buruk termasuk perlindungan dari
pelecehan, perkosaan, kekerasan, penyiksaan seksua.
8.Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu penetahuan yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi
9.Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya.
2.6 MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI
Masalah kesehatan reproduksi ditinjau dari pendekatan siklus kehidupankeluarga, meliputi
1.Praktik tradisional yang berakibat buruk semasa anak–anak (sepertimutilasi, diskriminasi nilai anak.
2.Masalah kesehatan reproduksi remaja (kemungkinan besar dimulaisejak masa kanak [-kanak yang
sering kali muncul dalam bentukkehamilan remaja, kekerasan / pelecehan seksual,
dantindakanseksual yang tidak aman)

3
3.Tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB, biasanya terkait dengan isuaborsi tidak aman.

4.Mortalitas dan morbiditas ibu dan anak (sebagai kesatuan) selamakehamilan, persalinan dan masa
nifas, yang diikuti dengan malnutrisi,anemia, berat bayi lahir rendah.
5.Infeksi saluran reproduksi, yang berkaitan dengan penyakit menularseksual.
6.Kemandulan, yang berkaitan erat dengan infeksi saluran reproduksidan penyakit menular seksual.
7.Sindrom pre dan post menopouse dan peningkatan resikokankerorgan reproduksi.
8.Kekurangan hormon yang menyebabkan osteoporosis dan masalahketuaan lainnya.Masalah
kesehatan reproduksi mencakup area yang lebih luas,diaman masalah tersebut dapat kita kelompokan
sebagai berikut :
a.Masalah reproduksi
b.Masalahgender dan seksualitas
c.Masalah kekerasan dan perkosaan terhadap perempuan
d.Masalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.

2.7 UNDANG UNDANG KESEHATAN REPRODUKSI


Undang Undang kesehatan juga menegaskan bahwa setiap individu berhak menjalani
kehidupan reproduksi dan kehidupan seksual yang sehat,aman serta bebas dari paksaan dan
kekerasan dengan pasangan yang sah.setiap orang diberi hak untuk menentukan kehidupan
reproduksinya dan bebas dari diskriminasi ,paksaan atau kekerasan yang menghormati nilai nilai
luhur yang tidak merendahkan martabat manusia sesuai dengan norma agama.
Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyebutkan yang dimaksud dengan
kesehatan adalah keadaan sehat ,baik secara fisik ,mental spritual maupun sisoal,yang
memungkinan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi .Dalam prespektif
agama,perlindungan kesehatan menjadi prioritas utama . sejak awal,menempatkan kesehatan pada
posisi kedua setelah keimanan.Bahkan kesehatan fisik dibutuhkan secara kuat untuk bisa
melindungi tiga aspek lain,melindungi nasabah,akal dan harta.
Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia No 61 Tahun 2014 Tentang kesehatan
reproduksi dijelaskan bahwa”Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik ,mental,dan
sosial secara utuh,tidak semata mata bebas dari penyakit atau kecatatan yang berkaitan dengan
sistem,fungsi,dan proses reproduksi.

2.8 KESEHATAN WANITA SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN


Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan Reproduksi adalah
pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan sistem
reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut.Dengan
demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila
tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.
Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu
·Konsepsi
·Bayi dan anak
·Remaja

4
·Usia subur
·Usia lanjut

2.9 PERUBAHAN YANG TERJADI PADA SETIAP FASE


a.Fase Konsepsi
Konsepsi adalah fertilisasi atau pembuahan, dan disebut juga sebagai peristiwa bertemunya
sel telur dengan sperma. Peristiwa konsepsi secara formal didefinisikan sebagai persatuan antara
sebuah telur dan sperma,yang menandai awalnya suatu kehamilan, dan peristiwa ini bukan merupakan
hal yang terpisah tetapi merupakan rangkaian kejadian yang mengelilinginya.
b.Fase bayi dan anak

Fase Bayi Pada bayi lahhir cukupbulan, pembentukan genitalia internal sudahselesai, jumlah
folikel primordial dalam kedua ovarium telah lengkap sebanyak 750.000 butir dan tidak bertambah
lagi pada kehidupan selanjutnya. Tuba, uterus, vagina, dan genitalia eksternal, labia mayora menutupi
labia minora, tetapi pada bayi premature vagina kurang tertutup dan labia minora lebih keliatan..Pada
waktu lahir perbandingan serviksdan korpus uteri 1:1 karena hipertrofi korpus, setelah pengaruh
estrogentidak ada perbandingan lambat laun menjadi 2;1pada pubertas dengan pengaruh estrogen
yang dihasilkan sendiri oleh anak, perbandingan berubah lagi, dan pada wanita dewasa menjadi Fase
AnakYang khas pada masa kanak–kanak ini adalah bahwa perangsaan pada hormon kelamin sangat
kecil, dan memang kadarestrogen dan gonadrotopin sangat rendah. Karena itu alat–alat genital dalam
masa ini tidak memperlihatkan pertumbuhan yang berarti sampai permulaan pubertas. Dalam masa
kanak–kanak pengaruh hipofisis terutama trlihat dalam pertumbuhan badan..Padamasa kanak–kanak
sudah nampak perbedaan antara anak pria dan wanita, terutama dalam tingkah lakunya, tetapi
perbedaan ini ditentukan terutama oleh lingkungan dan pendidikan.

c.Fase Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19tahun dan merupakan peralihan
dari masa kanak-anak menjadi dewasa. Remaja dibagi menjadi 3, yaitu : remaja awal ; umur 11–13
tahun,remaja pertengahan ; umur 14–16 tahun, dan remaja lanjut ; umur 17–19 tahun. Peristiwa
terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan
menarche.Secara tradisi,menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya
dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap
dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi
hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem
reproduksi.
d.Fase dewasa atau usia subur

Usia dewasa muda, yaitu antara 20 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur,
karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak

5
karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi
tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima,sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan. gangguan
kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir.Kanker, kegemukan, depresi, dan

penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada
usiaini, adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat
berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri
hebat, tetapi ada jugayang tidak mengalami gejala apa-apa .

e.Fase usia lanjut


Perubahan fisik pada usia lanjut adalah:
1)Perubahan kulit, lemak dibawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi kendur, tumbuh
bintik hitampada kulit, kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadai kering dan
keriput
2)Perubahan metabolisme tubuh, terjadi perubahan pada polamakan yang mengandung
banyak serat
3)Perubahan metabolism genitalia, liang senggama terasa kering sehinggga mudah terjadi
infeksi
4)Perubahan pada tulang, terjadi pengapuran pada tulang sehingga mudah patah, terutama
pada bagian sendi paha.

2.10 FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIAP FASE


Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus kesehatan wanita
1. Masa bayi
Faktor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita pada masa bayi;
a.Lingkungan
b.Kondisi ibu
c.Sikap orang tua
d.Aspek psikologi pada masa bayi
e.Sistem reproduksi
2. Masa kanak-kanak Ada 2 faktor yang mempengaruhi kehidupan wanita pada masa ini :
1. faktor dalam
-Hal-halyang diwariskan orang tua seperti bentuk tubuh
-Kemampuan intelektua
-Keadaan hormonal tubuh
-Emosi dan sifat
2. faktor luar

6
-Keluarga
-Gizi
-Budaya setempat
-kebiasaan anak dalam hal personal hygiene

3. Masa pubertas/remaja
Faktor yang berpengaruh :
-Status gizi
-Pendidikan
-Lingkungan dan pekerjaa
-Seks dan seksualitas
-Kesehatan reproduksi remaja itu sendiri
4. Masa dewasa/reproduksiFaktor yangberpengaruh yaitu :
-Perkembangan organ reproduksi
-Tanggapan seksual
-Kedewasaan psikologi
5. Masa usia lanjut (klimakterium, menopause, senium)
Faktor yang berpengaruh :
-Faktor hormonal
-Kejiwaan
-Lingkungan
-Pola makan
-Aktifitas fisik

2.11 PELAYANAN KESEHATAN YANG SESUAI DITIAP FASE

Fase konsepsi;
Hal yang dilakukan dalam masa konsepsi diantaranya adalah :
1). Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempua
2). Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayananbayi baru lahir.
3). Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi
(malnutrisi)
4). Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan danpencegahan penyakit.
b..Fase bayi dan anak

7
1.ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa
pemberian makanan lain. Manfaat dari pemberian ASI Eksklusif tersebut terbagi 4 yaitu manfaat
bagibayi, bagi ibu, bagi keluargadan bagi Negara.

2) Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang Pertumbuhan mempunyai
dampak terhadap aspek fisikanak dan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ
/individu dari anak itu sendiri

3) Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit Kesehatan bayi di Indonesia masih jauh dari keadaan
yang diharapkan karena besarnya jumlah bayi yang meninggal.Karena itu,upaya pemantauan
kesehatan bayi perlu ditingkatkan melalui pemberian imunisasi dan pengelolaan balita sakit.
Pemberian imunisasi anak yang sesuai dengan jadwal akan mencegah anak menderita campak, polio,
difteri, pertusis, tetanus, TBC dan hepatitis.Untuk penerapan MTBS, tenaga kesehatan diajarkan
untuk memperhatikan secara cepat semua gejala anak sakit, sehingga ia dapat menentukan apakah
anak sakit berat dan perlu segera dirujuk.

4)Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan Laki-laki dan
perempuan, sebagai pasangan atau individu merupakan kesamaan/kesetaraan gender yaitu keadaan
tanpa diskriminasi dalam memperoleh kesempatan, pendidikan, serta akses terhadap pelayanan.

c.Fase remaja

Hal–hal atau asuhan yang dilakukan dalam fase ini adalah :

1) Gizi seimbang Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan
zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi .Giziseimbang sangat dibutuhkan dalam tahap ini untuk
kepentingan kesehatan reproduksinya dan juga untuk kemampuan pertumbuhan dan perkembangan.

2) Informasi tentang kesehatan reproduksi Pemberian informasi tentang kesehatan reproduksi


bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku hidup
sehat bagi remaja, disamping mengatasi masalah yang ada.Dengan pengetahuan yang memadai dan
adanya motivasi untuk menjalani masa remaja secara sehat, para remaja diharapkan mampu
memelihara kesehatan dirinya agar dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi
yang sehat.

3) Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)Yang dimaksud dengan perkosaan disini adalah


hubungan seksualyang dipaksakan terhadap perempuan, dilakukan tanpa izinnya dan mungkin
menggunakan kekerasan.Manusia dalam hal ini remaja secara biologis mempunyai kebutuhan seksual
sehingga perlu mengendalikan naluri seksualnya.

8
4) Pencegahan terhadap ketergantungan napza Pencegahan terhadap penyalahgunaan NAPZA pada
remaja hendaknya dilakukan dengan pendekatan sejak dini baik dari orangtua, guru, pendamping
dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan olehpara pelajar disekolah, sehingga dengan pendampingan
danbimbingan kita bisa mengetahui proses perkembangan jiwa yang terjadi pada pelajar dan juga
pengaruhnya terhadap lingkungan.

5) Perkawinan pada usia yang wajar Kegagalan perkawinan dalam masyarakat dewasa ini sangat
meningkat sehingga menimbulkan dampak social yang tidak diinginkan.Pengaturan perkawinan yang
semula merupakan ritus adat diambil alih tanggung jawabnya oleh Negara dan dijadikan sebagai
ketentuan hukum serta di atur lewat undang-undang.

6) Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri danpertahanan terhadap godaan dan


ancaman.Remaja memerlukan pembekalan tentang informasi / pendidikan,ketrampilan dan kiat-kiat
untuk mempertahankan diri secara fisik maupun psikis dan mental dalam menghadapi berbagai
godaan,seperti ajakan untuk menggunakan NAPZA dan lain-lain.

d.Fase Dewasa atau Usia Subur

Asuhan yang diberikan pada fase ini;

1) Kehamilan dan persalinan yang aman Kesehatan ibu dan bayi di Indonesia masih jauh dari keadaan
yang diharapkan karena besarnya jumlah ibu dan bayi yang meninggal.Karena itu, upaya kesehatan
ibu dan bayi baru lahir melalui pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan yang aman
menjadi upaya prioritas dalam bidang kesehatan

2) Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi Pertolongan terhadap
komplikasi yang ditemukan baik selama kehamilan maupun dalam persalinan memerlukan tindakan
yang cepa tagar nyawa ibu dan janinnya dapat diselamatkan. Terjadinya komplikasi ini sulit
diperkirakan, sehingga sering muncul secara mendadak dan perlu diantisipasi bahkan biasa dilakukan
tindakan pencegahan sedini mungkin.

3) Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)Sebagai
komponen kesehatan reproduksi, pelayanan KB diarahkan untuk menunjang tercapainya kesehatan
ibu dan bayi.Pelayanan KB bertujuan untuk menunda, menjarangkan /menjaga jarak kelahiran
danatau membatasi kehamilan bila jumlah anak sudah cukup.Dengandemikian, pelayanan KB sangat
berguna dalam pengaturan kehamilandan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak
tepat waktu.

4)Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS


a) Melakukan hubungan seksual hanya dengan satu pasangan dan menghindari hubungan seks dengan
pasangan yang berganti-ganti.

9
(b) Mempunyai perilaku seksual yang bertanggung jawab dan setiapada pasangan
(c) Setiap darah transfuse di cek terhadap HIV
(d) Menghindari injeksi, pemeriksaan dalam , prosedur pembedahan yang tidak steril dari petugas
kesehatan yang tidak bertanggungjawab.
(e) Menggunakan kondom dengan hati-hati, benar dan konsisten

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Siklus kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupannya dan perubahan yang terjadi
pada setiap saat. Kehidupan wanita akan sangat berpengaruh dan mempengaruhi tahapan-
tahapan kehidupan selanjutnya. Oleh karena itu, setiap tahapnya harus diperhatikan dengan
benar karena pada setiap tahap itu pula akan terdapat beberapa perubahan dan gangguan yang
jika tidak ditangani maka akan berakibat yang tidak baik bagi dirinya dan kehidupan
selanjutnya bahkan hingga pada keturunannya. Wanita mempunyai tahapan masa yaitu masa
bayi, masa kanak-kanak, pubertas, reproduksi, klimakterium, menopause dan senium

3.2 SARAN

Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya


dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health
education dalam perawatan dan mejaga kesehatan reproduksi

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Layyin Mahfiana,Dkk,Remaja dan Kesehatan Reproduksi,(Ponegoro:STAIN


Ponegoro Press,Cet: I,2009)
2. Peraturan Pemerintah RI No.61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi
3. Hj.Rahma Maulidia,M.Ag.kontribusi pesantren pada MDGs:Penguatan Edukasi Isi
Kursial Kesehatan Reproduksi dan Safe Motherhood,19-20.
4. Maria Ulfah Anshor DKK,Panduan Penelitian Kesehatan Reproduksi Bagi Komunitas
Islam.
5. Husein Muhammad,Fiqh Perempuan(Refleksi Kiai Atas Wacana Agama dan Gender),
(Yogyakarta:LKiS,2001).
6. Kementrian Agama RI, Modul Keluarga Sakinah Berpresfektif Kesetaraan.

12

Anda mungkin juga menyukai