Anda di halaman 1dari 4

KELUARGA BERENCANA (KB)

No Nama Nim
1 Asni R.Gultom 1901001
2 Dinda N.P.Nahampun 1901002
3 Enjelina Manalu 1901003
4 Enjelina Silaban 1901004
5 Esrawati Gultom 1901005
6 Herlija pasaribu 1901006

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESEHATAN BARU DOLOKSANGGUL


PRODI D III KEBIDANAN JALAN BUKIT INSPIRASI SIPALAKKI
KECAMATAN DOLOKSANGGULKABUPATEN
HUMBANG HASUNDUTAN
T.A 2020/2021

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Defenisi Keluarga Berencana (KB)
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan
konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari / mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan
sperma. Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun
menetap. Kontrasepsi dapat di lakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis,
menggunakan obat/alat, atau dengan operasi (Mansjoer. A, 2009).
Keluarga berencana menurut WHO adalah tindakan yang memakai individu atau
pasangan suami istri untuk :
a) Mendapatkan obyek-obyek tertentu
b) Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
c) Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
d) Mengatur interval diantara kehamilan
e) Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
f) Menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hanafi, 2004)
Keluarga Berencana ( KB ) adalah suatu program yang dicanangkan pemerintah dalam
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
2.1 Tujuan Umum Keluarga Berencana
a) Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial – ekonomi suatu keluarga
dengan cara mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Mochtar, 2002)
b) Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi perintah masyarakat akan
pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat atau
angka kematian Ibu dan bayi serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam
rangka membangun keluarga kecil yang berkualitas.
Menurut WHO (2003) tujuan KB terdiri dari :
1) Menunda / mencegah kehamilan. Menunda kehamilan bagi PUS (Pasangan Usia Subur)
dengan usia istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya. Alasan
menunda / mencegah kehamilan :
2) Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dulu karena
berbagai alasan. Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta masih muda.
3) Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih tinggi
frekuensi bersenggamanya, sehingga mempunyai kegagalan tinggi.
4) Penggunaan IUD (Intra Uterine Divice) bagi yang belum mempunyai anak pada masa ini
dapat dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan kontra indikasi terhadap pil oral.
Pengertian Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera. 107Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program
pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan
sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan
kemampuan produksi nasional (Depkes,1999). Sejak pelita V, program KB nasional berubah
menjadi gerakan KB nasional yaitu gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak
segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan
NKKBS dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia.
(Sarwono,1999).
2. Tujuan Program Keluarga Berencana
Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi program KB yaitu
membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa
mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas. Sedangkan tujuan program KB secara filosofis
adalah :
a) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
b) Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia
yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
3. Sasaran Program Keluarga Berencana
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung,
tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur
(PUS) yang 108bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan
kontrasepsi secara berkelanjutan.
Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan
menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam
rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera. KB adalah merupakan salah satu
usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan,pengobatan
kemandulan dan penjarangan kelahiran (Depkes RI, 1999; 1). KB merupakan tindakan
membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara
kelahiran (Hartanto, 2004; 27).
KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak
serta waktu kelahiran (Stright, 2004; 78). Tujuan Keluarga Berencana meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui
pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. Di samping itu KB
diharapkan dapat menghasilkan penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu
dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Sasaran dari program KB, meliputi sasaran langsung, yaitu pasangan usia subur yang
bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara
berkelanjutan, dan sasaran tidak langsung yang terdiri dari pelaksana dan pengelola KB, dengan
cara menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu
dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera (Handayani, 2010; 29).

Anda mungkin juga menyukai