OLEH
RISDA FEBRIANTI, S. ST
NIP. 19790208 200502 2 001
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Amerika, India dan China. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2019
2016).
ledakan penduduk. Hal ini menunjukkan akan terjadi ledakan penduduk Indonesia
jika tidak ada program Keluarga Berencana. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk
pemakaian alat kontrasepsi secara sukarela kepada pasangan usia subur (PUS).
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan
2015).
laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak,
berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan
Usia Subur atau PUS dapat menentukan pilihan kontrasepsi sesuai dengan kondisi
(Handayani, 2010).
upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bersifat jangka panjang dan
dapat jangka pendek. Alat kontrasepsi yang termasuk dalam kelompok MKJP
adalah Intra Uterine Device (IUD), Implant (susuk), MOP (Metode Operasi Pria),
dan MOW (Metode Operasi Wanita) sedangkan yang termasuk dalam kategori
saat ini mengarah pada pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
(Balitbangkes, 2013).
Intra Uterine Device (IUD) adalah salah satu alat kontrasepsi jangka
panjang yang paling efektif dan aman dibandingkan alat kontrasepsi lainnya
seperti pil. Alat kontrasepsi IUD sangat efektif untuk menekan angka kematian ibu
penggunaan sampai 99,4% dan IUD dapat digunakan untuk jangka waktu 3-5
tahun (jenis hormon) dan 5-10 tahun (jenis tembaga). Alat kontasepsi IUD
wanita. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil.
Bagi ibu yang menyusui IUD juga tidak akan mempengaruhi ASI, kelancaran
maupun kadar ASI dan dapat segera dipasang setelah melahirkan (BKKBN,
2015).
suntik tidak diperkenankan digunakan bagi ibu yang sedang menyusui (kurang
dari 6 bulan), dapat menyebabkan kenaikan berat badan, sakit kepala, menstruasi
tidak teratur. Efek ini bisa terus terasa selama jangka waktu penyuntikan
Hampir sama dengan alat kontrasepsi suntik pil juga dapat menyebabkan
kepala dan rasa mual yang terus – menerus. Alat kontrasepsi Implan merupakan
alat kontrasepsi jangka panjang seperti halnya IUD, dibandingkan dengan IUD
tingkat efektifitas hanya sampai 3 tahun, dan dapat menghambat menstruasi yang
Pria) diperuntukkan bagi pasangan yang telah memutuskan tidak ingin memiliki
anak karena adanya pembedahan, efek samping dari metode jenis ini yaitu resiko
infeksi bisa terjadi jika prosedur operasi tidak benar, kesuburan sangat sulit
Sumatera Utara terdiri dari 14.102.911 jiwa. Dengan jumlah keseluruhan PUS
terdiri dari 2.284.821 jiwa, dan jumlah akseptor KB aktif 1636.590 jiwa (71,63%)
kontrasepsi IUD .
dan tidak ada hubungan antara pendidikan ibu pada penggunaaan IUD.
Adanya sikap ibu yang malu karena pemasangan alat kontrasepsi IUD
melalui vagina, dan menganggap IUD menyebabkan kanker, dapat terlepas atau
TINJAUAN TEORI
Definisi KB
upaya pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi
penerus yang sehat dan cerdas. Dalam rangka menegakkan upaya KB, pemerintah
dan obat dalam memberikan pelayanan keluarga berencana yang aman, bermutu,
upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang
diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan program atau cara untuk
sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan
kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
sebagai berikut :
2. Menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak
3. Meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan, konseling, dan
berencana
kehamilan.
tujuan dalam memberikan arah yang jelas. Adapun tujuan program nasional
Dan Sejahtera (NKKBS) yang ada pada waktunya akan menjadi falsafah
Tujuan KB nasional dapat dilihat dari segi demografis dan normatif adalah
falsafah.
Sasaran KB
Nasional. PUS adalah pasangan suami dan istri dengan umur istrinya antara 15-49
tahun. Untuk mendapatkan d PUS ini ditekankan pada PUS dengan paritas
rendah, khususnya PUS yang berusia muda dan paritas rendah sebagai sasaran
Akseptor KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) dan Wanita Usia Subur
(WUS) yang mana salah seorang menggunakan salah satu alat kontrasepsi untuk
2004.
Intra Uterine Device (IUD) disebut juga adalah salah satu alat kontrasepsi
modern. Merupakan alat kontrasepsi yang telah dirancang sedemikian rupa (baik
bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi reproduksinya) yang diletakkan
IUD merupakan alat kontrasepsi yang terbaik bagi wanita.Alat ini sangat
efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang
menyusui IUD juga tidak akan mempengaruhi ASI, kelancaran maupun kadar ASI
(Proverawati dkk, 2016). IUD alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam Rahim
merupakan pilihan kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi banyak
wanita. Alat ini merupakan metode kontrasepsi reversible yang paling sering
digunakan di seluruh dunia dengan pemakai saat ini sekitar 100 juta wanita,
sebagian besar berada di Cina. Generasi terbaru IUD memiliki efektivitas lebih
dari 99% dalam mencegah kehamilan pada pemakaian 1 tahun atau lebih (Pinem,
2009).
mencegah kehamilan
a. Copper-T
Alat kontrasepsi IUD berbentuk T, yang terbuat dari bahan polyethelen di mana
pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga
halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD
jenis ini mencegah kehamilan dengan cara mengganggu pergerakan sperma untuk
b. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis
gulungan kawat tembaga yang fungsinya sama seperti lilitan tembaga halus pada
jenis Copper-T.
C. Multi Load
IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6cm.
Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250mm2 atau 375
mm2 untuk menambah efektifitas. Multi load memiliki 3 ukuran, yaitu standar,
d. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene yang berbentuk spiral atau huruf S
loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.
Tipe A ukuran 25 mm (benang biru), tipe B ukuran 27,5 mm (benang hitam), tipe
pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka
atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik (Bari, 2006).
fertilisasi.
Keuntungan IUD
reversibel dan sangat efektif, tidak mengganggu produksi ASI, dapat dipasang
takut hamil. Tidak ada efek samping hormonal seperti halnya pada alat
lagi, karena tidak bersifat permanen (Manuaba, 2006). Selain itu keuntungan dari
IUD meliputi:
f. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti).
pil.
resiko kehamilan
terjadi infeksi).
terakhir).
Kerugian IUD
a. Efek samping yang umum terjadi, seperti: perubahan siklus haid (umumnya
pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama
b. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering
berganti pasangan.
pemasangan IUD.
h. Pencabutan IUD hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter atau
i. Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila
waktu agak terbuka dan lembek. Rasa nyeri tidak seberapa keras, perdarahan
kemungkinan pemasangan IUD pada uterus yang sedang hamil tidak ada.
3) Secara tidak langsung yaitu IUD dipasang sesudah masa tiga bulan
c. Sewaktu abortus
Pembahasan
Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pemali
terutama alat kontrasepsi IUD dinilai jauh lebih efektif dalam mencegah
kehamilan dibandingkan dengan alat kontrasepsi non-MKJP seperti pil dan suntik.
Namun dapat dilihat bahwa penggunaan IUD sangat rendah dan bukan hanya di
Puskesmas Pemali, tetapi juga di Indonesia dan ini membuat program pemerintah
(KKBPK). Salah satu indikator Program KKBPK adalah angka kelahiran total
(Total Fertility Rate/TFR), dimana target secara nasional pada tahun 2019 harus
kontrasepsi suntik dan pil karena beranggapan lebih aman dan nyaman
dibandingkan IUD.
Takut saat pemasangan IUD karena mendengar mitos IUD dapat menjalar dalam
tubuh, tidak bisa bekerja berat seperti mencangkul jika menggunakan IUD.
Selain itu yang membuat tidak adanya akseptor IUD karena suaminya
tidak setuju dan tidak mendukung untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD
karena suami mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dalam rumah tangga.
Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi IUD yang harus dilakukan oleh
motivasi atau dorongan terhadap istri, apalagi dalam memilih alat kontrasepsi. Hal
ini berarti bahwa peran suami sangat mempengaruhi ibu akseptor KB terhadap
Kesimpulan
pengetahuan dan sikap, pekerjaan, sosial budaya serta dukungan dari suami. Tidak
Saran
yang salah tentang IUD terutama bagi wanita usia subur dengan melakukan
konseling dan penyuluhan menjelaskan seperti apa alat kontrasepsi IUD, cara
kontrasepsi IUD.