Anda di halaman 1dari 84

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA DENGAN

AKSEPTOR KB IMPLANT DI RSU MITRA SEJATI TAHUN 2021

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Profesi Bidan


Di Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua

OLEH :

HELI SYAH FITRI


NPM: 21.23.041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM


PROFESI FAKULTAS KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN
DELI HUSADA DELI TUA
T.A 2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu dari lima negara berkembang yaitu, India,
Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada
pertambahan penduduk dunia karena jumlah peningkatan penduduk yang tinggi.
Oleh karena itu, kegagalan pengendalian penduduk dapat berdampak pada
kemiskinan, rendahnya kesejahteraan masyarakat, dan meningkatnya kejahatan
(Damayanti, 2015).
Indonesia merupakan peringkat ke 4 dunia yang memiliki jumlah penduduk
yang besar. Dari hasil sensus penduduk tahun 2016 menunjukkan, jumlah
penduduk Indonesia sebanyak 258.704.986 jiwa (Ritonga, 2015). Tingginya
angka kelahiran di Indonesia menjadi masalah yang harus dikendalikan untuk
pemerataan kependudukan.
Peningkatan jumlah penduduk yang pesat membuat pemerintah menyadari
pentingnya penduduk yang berkualitas, sebagai modal utama dalam mempercepat
pembangunan yang pada akhirnya dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Sebaliknya, jumlah penduduk yang besar dan tidak berkulitas, justru menjadi
beban pembangunan dan menyulitkan pemerintah dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan (Nurekawati, Santosa, & Sarwono,
2016).
Salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk di Indonesia adalah melalui program Keluarga Berencana (KB)
menggunakan alat kontrasepsi (Sunarsih, Evrianasari, & Damayanti, 2015). KB
adalah usaha untuk mengendalikan kelahiran anak dengan cara yang dibenarkan
oleh peraturan pemerintah dan agama (Nurekawati, Santosa, & Sarwono, 2016)
yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteran masyarakat.
Secara nasional tahun 2014 peserta program KB mencapai 38 juta akseptor
dengan 30 juta akseptor aktif dan 8 juta akseptor baru (BKKBN 2014). Jumlah
penduduk Indonesia yang sudah mengetahui program KB sebanyak 95%, tetapi
yang memiliki kesadaran mengikuti program KB sebanyak 61%. Dari sekian
banyak warga yang tidak mengikuti program KB, 9% diantaranya ingin mengikuti
program KB, tetapi tidak jadi mengikuti program tersebut karena beberapa
pertimbangan (BKKBN, 2018).
Jumlah penduduk di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 sebanyak
3.377.414 jiwa. Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten kota yang
terendah adalah kota Magelang sebesar 0,37% dan yang tertinggi sebesar 5,35%
di Kabupaten Brebes (BPS, 2017).
Data dari BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)
menunjukkan bahwa peserta KB menurut metode kontrasepsi sampai bulan
Februari tahun 2015 yaitu Intra Uterine Device (IUD) 36.601 (6,87%), Medis
Operatif Wanita ( MOW ) 7867(1,48%), Medis Operatif Pria (MOP) 547
(0,10%), Implant 51,843 (9,73%), Kondom 27.997 3 (5,25%), suntik
278.333(52,21%), dan pil KB 129.880 (24,36%) (BKKBN, 2015).
Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu Pembangunan Berkelanjutan
ini hadir menggantikan Millenium Development Goals (MDGs) yang telah
berakhir pada tahun 2015. Tujuan SDGs yang ke-3 adalah menjamin kehidupan
yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Dengan
meningkatkan kesehatan sesuai target yang sudah ditentukan bahwa SDGs
menargetkan penurunan AKI di Indonesia pada tahun 2030 adalah 70 kematian
per 100.000 kelahiran hidup dan penurunan AKB pada tahun 2030 adalah menjadi
12 kematian per 1.000 kelahiran hidup (Dirjen Bina Gizi Kia, 2015).
Berdasarkan Survei Demografi Keluarga Indonesia (SDKI) tahun 2012, saat
ini di Indonesia AKI mencapai angka 359 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB
mencapai angka 32 per 1.000 kelahiran hidup. Angka tersebut menempatkan
Indonesia menjadi peringkat yang tertinggi di ASEAN. Untuk kesehatan ibu dan
anak diharapkan terjadi penurunan kematian ibu ¾ dibanding kondisi tahun 1990
dan demikian pula untuk kematian anak terjadi penurunan 2/3. Untuk Indonesia
diharapkan kematian ibu turun menjadi 102/100.000 kelahiran hidup (KH) dan
kematian bayi 23/1000 KH dengan kelahiran hidup pada tahun 2015 (Kemenkes,
2015).
Kematian ibu disebabkan oleh penyebab tidak langsung yaitu kematian ibu
oleh penyakit dan bukan karena kehamilan dan persalinnya. Peyakit tuberculosis,
anemia, malaria, sifilis, HIV, AIDS dan lain-lain dan penyebab kematian ibu
langsung yaitu pendarahan (25%, biasanya pendarahan pasca persalinan), sepsis
(15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi abortus
tidak aman (13%), dan sebab-sebab lain (8%) (Sarwono, 2014).
Komplikasi pada proses kehamilan, persalinan, dan nifas juga merupakan
salah satu penyebab kematian ibu dan kematian bayi. Komplikasi kebidanan
adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan atau janin dalam
kandungan, baik langsung maupun tidak langsung, termasuk penyakit menular
dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu ataupun janin. Sebagai upaya
menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayimaka dilakukan
pelayanan/penanganan komplikasi kebidanan. Pelayanan/penanganan komplikasi
kebidanan adalah pelayanan kepada ibu hamil, bersalin, atau nifas untuk
memberikan perlindungan dan penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga
kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Profil Kesehatan
Indonesia, 2015).
Berdasarkan laporan dari profil kesehatan kab/kota AKI yang dilaporkan di
Sumatera Utara tahun 2013 sebesar 295/100.000 kelahiran hidup. Namun,
berdasarkan hasil Survey AKI yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara dengan FKM-USU tahun 2010 menyebutkan bahwa AKI di
Sumatera Utara sebesar 268 per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2013.
Berdasarkan estimasi maka AKI ini tidak mengalami penurunan sampai tahun
2013 (Profil Kesehatan provinsi Sumatera Utara, 2018).
Program KB digunakan sebagai salah satu cara untuk menekan
pertumbuhan jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Dengan upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, perlindungan dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga berkualitas dan menekan angka kematian ibu dan bayi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis melakukan asuhan
kebidanan pelayanan keluarga berencana sesuai standar pada ibu Pasangan Usia
Subur (PUS) diwilayah kerja RSU Mitra Sejati.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga
Berencana Pada Ny.A P2A0 dengan Akseptor KB Implan di RSU Mitra
Sejati. dengan menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan
sesuai dengan wewenang bidan.
1.2.1 Tujuan Khusus
1 Mengkaji data Pada Ny.A P2A0 dengan Akseptor KB Implan di RSU Mitra
Sejati.
2 Mengidentifikasi diagnosa/masalah Pada Ny.A P2A0 dengan Akseptor KB
Implan di RSU Mitra Sejati.
3 Mengantisipasi diagnosa/maasalah potensial Pada Ny.A P2A0 dengan
Akseptor KB Implan di RSU Mitra Sejati.
4 Mengidentifikasi kebutuhan segera Pada Ny.A P2A0 dengan Akseptor KB
Implan di RSU Mitra Sejati.
5 Membuat rencana asuhan kebidanan Pada Ny.A P2A0 dengan Akseptor KB
Implan di RSU Mitra Sejati.
6 Melaksanakan rencana asuhan Pada Ny.A P2A0 dengan Akseptor KB
Implan di RSU Mitra Sejati.
7 Mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan Pada Ny.A P2A0 dengan
Akseptor KB Implan di RSU Mitra Sejati.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keluarga Berencana


2.1.1 Pengertian
Keluarga Berencana (KB) adalah suatu upaya manusia untuk mengatur
secara sengaja kehamilan dalam keluarga secara tidak melawan hukum dan
moral Pancasila untuk kesejahteraan keluarga (Ritonga, 2015:87).
Menurut WHO (2015) KB suatu usaha untuk mendapatkan objektif-objektif
tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang diinginkan mengatur internal diantara kehamilan dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga.
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak
yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara
atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut
termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga
(Affandi, 2016:26).
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri
untuk mendapatkan objektif-objketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval
diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kehamilan dalam hubungan dengan
umur suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (BKKBN, 2019).
KB adalah sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan
sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta
keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kehamilan tersebut (Suratun dkk, 2018:19).
Dari beberapa pengertian KB diatas maka dapat disimpulkan bahwa KB
adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak
kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi, untuk mewujudakan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera. Yaitu keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan
yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual, material yang layak,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan serasi, selaras,
seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat serta lingkungan.
2.1.2 Tujuan
Tujuan gerakan KB Nasional adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia
sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera
melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia
(Prawirahardjo, 2017:902).
Tujuan keluarga berencana menurut BKKBN (2012) adalah :
1. Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta
keluarga dan bangsa pada umumnya.
2. Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka
kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan
untuk meningkatkan reproduksi.
Berdasarkan tujuan BKKBN 2019 dapat disimpulkan bahwa Kerja keras
yang dilaksanakan BKKBN secara nasional di tahun 2019 sudah berhasil namun
belum maksimal. Karena berdasarkan hasil sementara Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 mengisyaratkan bahwa indikator pembangunan
Kependudukan dan Keluarga Berencana yang menjadi tanggungjawab BKKBN
seperti TFR, ASFR, CPR dan Unmet need belum tercapai.
Target indikator TFR (Total Fertility Rate - Rata-rata wanita usia subur
yang melahirkan anak) sebesar 2,1 di tahun 2017 baru tercapai 2,6 tahun 2016.
Indikator ASFR 15-19 tahun sebesar 30/1000 wanita di tahun 2017, baru tercapai
48/1000 wanita. CPR atau angka pemakaian kontrasepsi sebesar 65 persen di
tahun 2014, baru tercapai 57,9 persen. Demikian juga target unmet need
(pasangan usia subur ingin KB tetapi belum terlayani) akan ditekan hingga 5
persen tahun 2014 namun kini masih 8,5 persen.
Tujuan KB berdasarkan rencana strategis (RENSTRA) 2010- 2014 meliputi:
1) Mewujudkan keserasian
2) Keluarga dengan anak ideal
3) Keluarga sehat
4) Keluarga berpendidikan
5) Keluarga sejahtera
6) Keluarga berketahanan
7) Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
8) Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
2.1.3 Jenis KB
Metode KB menurut Handayani (2015:57) terbagi menjadi dua yaitu:
1. Metode Alamiah
Metode alamiah terbagi dua yaitu tanpa alat dan dengan alat. Metode
alamiah tanpa alat terdiri dari:
2. Metode Kalender
a) Metode Suhu Basal Badan (THERMAL)
b) Metode Lendir Cervic
c) Metode Sympto Thermal
d) Metode Amenore Laktasi

e) Metode Coitus Interruptus (Senggama Terputus)

Sedangkan metode alamiah dengan alat antara lain:


a) Kondom
b) Spermiside
c) Diafragma
d) Kap Serviks
3. Metode non alamiah terdiri dari metode hormonal dan non hormonal yaitu:
Metode Hormonal terdiri dari:
a) Pil
b) Suntik
c) Implant
d) Metode non hormonal terdiri dari:
e) IUD
f) MOW
g) MOP

2.2 Implant
2.2.1 Pengertian
Implant adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang
terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas
(Handayani, 2015:116).
Implant adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic
(karet silikon) yang di isi dengan hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang ditutup
dengan silastic adhesive (Hanafi, 2015:179).
Kontrasepsi implant adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik berisi
hormon jenis progestin (progestin sintetik) yang dipasang dibawah kulit
(BKKBN, 2013).
Kontrasepsi Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada
bagian subdermal, yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang,
dosis rendah dan reversibel untuk wanita (Speroff & Darney, 2015).
Implant adalah salah satu jenis kontrasepsi yang pemakaiannya yaitu dengan
cara memasukkan tabung kecil dibawah kulit pada bagian tangan yang dapat
dilakukan oleh petugas kesehatan. Tabung kecil berisi hormon tersebut akan
terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan (Proverawati, 2019:51).
Implant adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang
terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas
(Handayani, 2016:116).
Dari beberapa pengertian KB implant diatas maka dapat disimpulkan bahwa
implant adalah salah satu alat kontrasepsi yang dipasang pada lengan atas yang
dimasukkan kebawah kulit bersifat hormonal dan bersifat jangka panjang.
2.2.2 Profil
Menurut Sulistyawati (2016:81) profil Implant terdiri dari:
1. Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau
Implanon Nyaman

2. Dapat dipakai oleh semua Ibu dalam usia Reproduksi

3. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan

4. Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut


5. Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak
dan amenorea
6. Aman dipakai pada masa laktasi
2.2.3 Jenis
Menurut Prawirahardjo (2016:MK-53) terdapat 3 jenis implant yaitu:
1. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang
3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel
dan lama kerjanya 5 tahun.
2. Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3- Keto-desogestrel dan
lama kerjanya 3 tahun.
3. Jadena dan Indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
4. Menurut Handayani (2010:116) terdapat 2 macam implant ada 2 yaitu:
1) Non Biodograndable implant Dengan ciri ciri sebagai berikut :
a) Norplant (6 “kasul”), berisi hormon Levonogrestel, daya kerja 5
tahun.
b) Norplant-2 (2 batang), berisi hormon Levonogrestel, daya kerja 3
tahun.
c) Satu batang, berisi hormon ST-1435, daya kerja 2 tahun.
Rencana siap pakai : tahun 2000
d) Satu batang, berisi hormone 3-keto desogesteri daya kerja 2,5-4
tahun.
Sedangkan Non Biodograndable Implant dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
a) Norplant
Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari 6 “ kapsul” kosong silastic
(karet silicon) yang diisi dengan hormon Levonogrestel dan ujung –
ujung kapsul ditutup dengan silastic adhesive. Tiap “ kapsul”
mempunyai panjang 34 mm, diameter 2,4 mm, berisi 36 mg
levonorgestrel, serta mempunyai ciri sangat efektif dalam
mencegah kehamilan untuk lima tahun. Saat ini Norplant banyak
dipakai.

b) Norplant -2
Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari dua batang silactic yang
padat, dengan panjang tiap batang 44 mm. Dengan masing –
masing batang diisi 70 mg Levonorgestrel di dalam matriks
batangnya. Ciri norplan- 2 adalah sangat efektif untuk mencegah
kehamilan 3 tahun.
1) Biodegrodable Implant
Macam implant biodegradable dibagi menjadi 2 macam :
a. Carpronor, suatu “ kapsul” polymer yang berisi
levonorgestrel, pada awal penelitian dan
pengembangannya, carpronor berupa suatu “kapsul”
biodegradable yang mengandung levonorgestrel yang
dilarutkan dalam minyak ethyl-aleate dengan diameter “
kapsul”< 0,24 cm dan panjang “ kapsul” yang teliti terdiri
dari 2 ukuran, yaitu :
 2,5 cm : berisi 16 mg levonogestrel, melepaskan 20
mcg hormonnya/ hari.
 4 cm : berisi 25 levonorgestrel, melepaskan 30 – 50
mcg hormonal/hari.
b. Narethindrone Pellets
 Pellets dibuat dari 10 % kolesterol murni dan 90%
norechindrone (NET).

 Setiap pellets panjang 8 mm berisi 35 mg NET, yang


akan dilepaskan saat pellet dengan perlahan – lahan
“melarut”.

 Pellets berukuran kecil, masing – masing sedikit lebih


besar dari pada butir besar.

 Uji coba pendahuluan menggunakan n4 dan 5 pellets.

 Dosis harian NET dan efektivitas kontrasepsi


bertambah dengan banyaknya jumlah pellets.

 Sediaan empat pellets tampaknya memberikan


perlindungan yang besar terhadap kehamilan untuk
sekurang – kurangnya 12 bulan.

 Lebih dari 50% akseptor pellets mengalami pola haid


regular. Perdarahan inter menstrual atau perdarahan
bercak merupakan problin utama.

 Terjadi rasa sakit payudara pada 4 % akseptor

 Jumlah kecil dari kolesterol dalam masing – masing


pellets kurang dari 2% kolesterol dalam satu butir
telur ayam tidak mempunyai efek pada kadar
kolesterol darah akseptor.

 Insersi pellets dilakukan pada bagian dalam lengan


atas prosedur insersi seperti pada capronor dan dapat
dipakai dengan inserter yang sama.
 Daerah insersi disuntikkan dengan anestesi lokal lalu
dibuat insisi 3 mm. Pellets diletakkan kira – kira 3 cm
dibawah kulit. Tidak diperlukam penjahitan luka
insisi, cukup ditutup dengan verband saja.
2.2.4 Cara Kerja
Cara kerja implant menurut Saifuddin (2016:MK:54) adalah sebagai
berikut:
1. Mengentalkan lendir serviks.
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap mucus
serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang
membentuk sawar untuk penetrasi sperma.
2. Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi. Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik
endometrium yang diinduksi estradiol dan akhirnya menyebabkan atrofi.
Perubahan ini dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi.
Meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat
dideteksi pada pengguna implant.
3. Mengurangi transportasi sprema.
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga
menghambat pergerakan sperma.

4. Menekan ovulasi.
Menekan ovulasi karena progesteron menghalangi pelepasan luteinizing
hormone (LH). Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan
LH, baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi.
2.2.5 Efektifitas
Menurut Hanafi (2014:182) efektivitas implant yaitu:
1. Efektivitas tinggi, angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita per tahun
dalam 5 tahun pertama.
2. Efektivitas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada tahun ke
6 kira – kira 2,5 - 3% akseptor menjadi hamil.
3. Norplant – 2 sama efektifnya seperti Norplant, untuk waktu 3 tahun
pertama. Semula diharapkan norplant – 2 juga akan efektif untuk 5 tahun,
tetapi ternyata setelah pemakaian 3 tahun terjadi kehamilan dalam jumlah
besar yang tidak diduga sebelumnya, yaitu sebesar 5-6%. Penyebab
belum jelas, disangka terjadi penurunan dalam pelepasan hormonnya.

2.2.6 Keuntungan
Keuntungan implant menurut Noviawati (2019:146) antara lain:
1. Keuntungan menurut kontrasepsi
a. Daya guna tinggi.
b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan.
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
e. Bebas dari pengaruh estrogen.
f. Tidak mengganggu kegiatan senggama.
g. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
h. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
2. Keuntungan menurut Non kontrasepsi
a. Mengurangi nyeri haid.
b. Mengurangi jumlah darah haid.
c. Mengurangi/ memperbaiki anemia.
d. Melindungi terjadinya kanker endomentrium.
e. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.
f. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.
g. Menurunkan angka kejadian endometriosis.

2.2.7 Kerugian
Kerugian implant menurut Anggraini (2011:200) antara lain:
1. Tidak memberikan efek protektif terhadap penyakit Menular Seksual,
termasuk AIDS.
2. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
3. Akseptor tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini
sesuai keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.
4. Dapat mempengaruhi baik penurunan maupun kenaikan berat badan
5. Memiliki semua risiko sebagai layaknya setiap tindak bedah minor
(infeksi, hematoma dan perdarahan).
6. Secara kosmetik susuk Norplant dapat terlihat dari luar
7. Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan terjadinya perubahan pola
daur haid:
a. Perdarahan bercak (spotting) atau ketidakteraturan daur haid.
b. Hipermenorea atau meningkatnya jumlah darah haid (lazimnya
berkurang dengan sendirinya setelah bulan pertama masa
penggunaan).
c. Amenorea (20%) untuk beberapa bulan atau tahun.

8. Timbulnya keluhan-keluhan yang mungkin berhubungan dengan


pemakaian susuk Norplant, seperti:
a. Nyeri kepala.
b. Peningkatan/penurunan berat badan.
c. Nyeri payudara.
d. Perasaan mual.
e. Pusing/pening kepala.
f. Perubahan perasaan ( mood) atau kegelisahan.
g. Dermatitis atau jerawat.
h. Hirsutismus.
9. Pada wanita yang pernah mengalami terjadinya kista ovarium, maka
penggunaan susuk Norplant tidak memberikan jaminan pencegahan
terbentuknya kembali kista ovarium dikemudian hari.

2.2.8 Indikasi
Indikasi Implant menurut Varney (2004:485) adalah sebagai berikut:
1. Wanita yang sedang dalam masa menyusui (setelah enam minggu masa
nifas).
2. Wanita pasca keguguran.
3. Wanita usia reproduksi.
4. Wanita yang mengalami efek samping yang tidak diinginkan akibat
penggunaan pil kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung estrogen.
5. Wanita yang sulit mengalami kesulitan mengingat jadwal meminum pil
atau enggan melakukan manipulasi yang diperlukan pada metode sawar.
6. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau
anemia bulan sabit.
7. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
8. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung
estrogen.
9. Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang (mis. Wanita yang
masa usianya suburnya telah berakhir, tetapi tidak menginginkan
strelisasi).
10. Wanita yang ingin mengatur jarak kehamilannya.
2.2.9 Kontra Indikasi
Kontra indikasi menurut Noviawati Setya (2019:139) antara lain:
1. Hamil atau diduga hamil.
2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3. Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara atau riwayat
kanker payudara.

4. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.

5. Menderita mioma uterus dan kanker payudara.

6. Penyakit jantung, hipertensi, diabetes militus.

7. Penyakit tromboemboli.

8. Gangguan toleransi glukosa.


2.2.10 Efek Samping dan Penanganannya
Menurut Handayani (2017:114) efek samping dan penanganan implant
adalah sebagai berikut:
1. Amenorea Penangananya:
a) Pastikan hamil atau tidak, dan bila tidak hamil, tidak memerlukan
penanganan khusus, cukup konseling saja.
b) Bila klien tetap saja tidak dapat menerima, angkat implant dan
anjurkan menggunakan kontrasepsi lain.
c) Bila terjadi kehamilan dan klien ingin melanjutkan kehamilan, cabut
implant dan jelaskan, bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin.
Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, klien dirujuk. Tidak ada
gunanya memberikan obat hormonal untuk memancing timbulnya
perdarahan.

2. Perdarahan bercak (spotting) ringan Penanganan :


Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan terutama pada tahun
pertama. Bila tidak ada masalah dan Klien tidak hamil, tidak diperlukan
tindakan apa pun. Bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan
ingin melanjutkan pemakaian implant dapat diberikan pil kombinasi satu
siklus atau ibu profen 3x800 mg selama 5 hari. Terangkan kepada klien
bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis. Bila terjadi
perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi untuk
3 – 7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi,
dapat juga diberikan 50 µg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin
konjugasi untuk 14 – 21 hari.
3. Ekspulsi Penanganan :
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih
ditempat dan apakah terdapat tanda – tanda infeksi daerah insersi. Bila
tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang
kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi
cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang
lain atau anjurkan klien menggunakan metode kontrasepsi lain.

4. Infeksi pada daerah insersi Penanganan :


Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air, atau
antiseptil. Berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implant jangan
dilepas dan klien diminta kembali satu minggu. Apabila tidak membaik,
cabut implant dan pasang yang baru pada sisi lengan yang lain atau cari
metode kontrasepsi yang lain. Apabila ditemukan abses, bersihkan
dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implant, lakukan
perawatan luka dan berikan antibiotik oral 7 hari.
5. Berat badan naik / turun Penanganan :
Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat badan 1- 2 kg adalah
normal. Kaji ulang diet klien apabila terjadi perubahan berat badan 2 kg
atau lebih. Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat diterima, bantu
klien mencari metode lain.
2.2.11 Efek pada Sistem Reproduksi
Efek pada sistem reproduksi menurut Hanafi (2016:183) yaitu sebagai
berikut:
1. Tidak dilaporkan adanya efek samping yang serius terhadap sistem
reproduksi pada pemakaian norplant.
2. Memang pada 10 % akseptor ditemukan adanya kista ovarium yang
sementara, ada yang sampai mencapai ukuran 10 cm. Umumnya tidak
diperlukan tindakan pembedahan, pengeluaran implant atau pengobatan
lainnya, karena kista tersebut akan mengalami regresi spontan dalam
waktu 6 jam.
3. Yang menjadi kekhwatiran adalah kemungkinan bertambahnya resiko
dari kehamilan ektopik.
4. Efek kontrasepsi implant menghilang dengan cepat setelah implantnya
dikeluarkan. Mantan akseptor implant dapat menjadi hamil secepatnya
seperti wanita yang sama sekali tidak memakai kontrasepsi apapun. Dari
95 wanita yang menginginkan kehamilan, 50 % sudah hamil setelah 3
bulan menghentikan implantnya dan 86 % setelah 1 tahun.
5. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa jumlah kecil dari
levonorgestrel yang dilepaskan oleh Norplant tidak mempunyai efek
buruk pada bayi yang sedang dikandung maupun pada bayi yang masih
menyusu.
6. Pemakaian implant selama laktasi tidak mempengaruhi kadar hormon
bayinya. Kadar immunoglobin serum dan kadar Folikel Stimulating
Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH) dan testosterone di dalam
urine adalah sama pada bayi yang disusui akseptor implant dan yang
disusui akseptor metode barier ataupun ibu – ibu yang sama sekali tidak
menggunakan kontrasepsi apapun.
2.2.12 Waktu Memulai Menggunakan Implan
Waktu memulai menggunakan implant menurut Saifudin (2016:MK-56)
sebagai berikut:
1. Setiap saat selama siklus haid hari ke -2 sampai hari ke – 7. Tidak
diperlukan metode kontrasepsi tambahan.
2. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi
kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke – 7 siklus haid, klien jangan
melakukan hubungan seksual atau menggunakan metode kontrasepsi lain
untuk 7 hari saja.
3. Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini
tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
4. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi
dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu
memakai metode kontrasepsi lain.
5. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi
dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual
selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
6. Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya
dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini
klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu
dengan benar.
7. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikam, implant dapat
diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan
metode kontrasepsi lain.
8. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontasepsi nonhormonal kecuali Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan
implant, insersi implant dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien
tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.
9. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya
dengan implant, implant dapat diinsersikan pada saat haid dari hari ke – 7
dan klien jangan melakukan hubungan seksual selam 7 hari atau gunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.
10. Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan.
2.2.13 Instruksi Untuk Klien
Menurut Noviawati Setya (2019) Intruksi untuk klien atau akseptor
implant antara lain:
1. Daerah insersi harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam
pertama. Hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi pada luka insisi.
2. Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit rasa perih, pembengkakan
atau lebam pada daerah insisi. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
3. Pekerjaan rutin harian tetap dikerjakan. Namun, hindari benturan, gesekan
atau penekanan pada daerah insersi.
4. Balutan penekan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester
dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari).
5. Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan
tekanan yang wajar.
6. Bila ditemukan adanya tanda – tanda infeksi seperti demam, peradangan
atau bila rasa sakit menetap selama beberapa hari segera kembali ke klinik.
2.2.14 Informasi Lain Yang Perlu Disampaikan Kepada Klien
Informasi lain yang perlu disampaikan kepada klien menurut Saifudin
(2016) adalah sebagai berikut:
1. Efek kontrasepsi timbul beberapa jam setelah insersi dan berlangsung
hingga 5 tahun bagi norplant dan 3 tahun bagian implant implanon dan
akan berakhir sesaat setelah pengangkatan.
2. Sering ditemukan gangguan pola haid, terutama pada 6 sampai 12 bulan
pertama. Beberapa perempuan mungkin akan mengalami berhenti haid
sama sekali.
3. Obat – obat tuberculosis atau obat epilepsi dapat menurunkan efektivitas
implant.
4. Efek samping yang berhubungan dengan implant dapat berupa sakit
kepala, penambahan berat badan dan nyeri payudara. Efek- efek samping
ini tidak berbahaya dan biasanya akan hilang dengan sendirinya.
5. Norplan dicabut selama setelah 5 tahun pemakaian, susuk Implanon
dicabut setelah 3 tahun dan bila dikehendaki dapat dicabut lebih awal.
6. Sering-sering untuk memeriksa implant yang sudah tertanam pada lengan
atas untuk memastikan batang implant masih berada di tempat
pemasangan awal.
7. Bila norplant dicabut sebelum 5 tahun dan susuk implanon sebelum 3
tahun, kemungkinan hamil sangat besar dan meningatkan resiko
kehamilan etropik.
8. Berikan kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat
insersi dan nama klinik.
9. Implant tidak melindungi klien dari infeksi menular seksual, termasuk
AIDS. Bila pasangannya memiliki resiko, perlu menggunakan kondom
untuk melakukan hubungan seksual.
2.2.15 Prosedur Pemasangan
Prosedur pemasangan menurut Handayani (2016 ) yaitu :
1. Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE yang selengkap
mungkin mengenal norplant ini sehingga calon akseptor benar – benar
mengerti dan menerimanya sebagai cara kontrasepsi yang akan
dipakainya dan diberikan informed consent untuk ditanda tangani oleh
suami isteri.
2. Persiapan alat – alat yang diperlukan :

a) Sabun antiseptic

b) Kasa steril

c) Cara aseptic

d) Kain steril yang mempunyai lubang

e) Obat anestesi local Semprit dan jarum suntik

f) Sepasang sarung tangan steril

g) Satu set kapsul norplant (2 buah)

h) Scapel yang tajam


Gambar 2.1 Persiapan Alat
3. Teknik Pemasangan
a) Tenaga kesehatan mencuci tangan dengan sabun

Gambar 2.2 Persiapan tenaga kesehatan


b) Daerah tempat pemasangan (lengan kiri bagian atas) dicuci dengan
sabun antiseptik.

Gambar 2.3 Persiapan calon akseptor


c) Calon akseptor dibaringkan terlentang ditempat tidur dan lengan kiri
diletakkan pada meja kecil disamping tempat tidur akseptor.
Gambar 2.4 Persiapan tempat pemasangan implant

d) Gunakan hand scoon steril dengan benar.


e) Lengan kiri pasien yang akan dipasang diolesi dengan cairan
antiseptik / betadin.

Gambar 2.5 Pengolesan antiseptik

f) Daerah tempat pemasangan norplant ditutup dengan kain steril yang


berlubang.

Gambar 2.6 Pemasangan duk lubang steril

g) Dilakukan injeksi obat anestesi kira – kira 6 – 10 cm diatas lipatan

siku.
Gambar 2.7 Injeksi anestesi
h) Menguji efek anestesi sebelum melakukan insisi pada kulit.
i) Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5 cm dengan scapel
yang tajam.

Gambar 2.8 Insersi Implant

i) Trokar dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada


jaringan bawah kulit.

Gambar 2.9 Insersi Implant

j) Kemudian kapsul dimasukan didalam trokar.


Gambar 2.10 Insersi Implant
k) Demikian dilakukan berturut – turut dengan kapsul kedua, kapsul
dibawah kulit diletakkan demikian rupa sehingga susunannya seperti
kipas.

l) Setelah semua kapsul berada dibawah kulit, trokar ditarik pelan-


pelan keluar.

Gambar 2.11 Insersi Implant

m)Kontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak.

Gambar 2.12 Kontrol luka insersi

n) Dekatkan luka dan beri plester kemudian dibalut dengan perban


untuk mencegah perdarahan dan agar tidak terjadi hematom.
Gambar 2.13 Pembalutan Luka

o) Nasehat pada aseptor agar luka jangan basah, selama lebih kurang 3
hari dan datang kembali jika terjadi keluhan – keluhan yang
menganggu.

2.3 Jadwal Kunjungan Kembali ke Klinik


Jadwal kunjungan kembali ke klinik menurut Anggraini (2011:203) Klien
tidak perlu kembali ke klinik, kecuali ada masalah kesehatan atau klien ingin
mencabut implant. Klien dianjurkan kembali ke klinik tempat implant dipasang
bila ditemukan hal – hal sebagai berikut :
1. Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah.
2. Perdarahan yang banyak dari kemaluan.
3. Rasa nyeri pada lengan.
4. Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah.
5. Ekspulsi dari batang implant.
6. Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur.
7. Nyeri dada hebat.
8. Dugaan adanya kehamilan.
Jadwal kontrol ulang setelah pemasangan KB Implant yaitu 3 hari, 1
minggu atau sewaktu-waktu bila ada keluhan (Proverawati, 2017).
2.3.1 Peringatan Khusus Bagi Pengguna Implant
Menurut (Anggraini,2016) peringatan khusus bagi pengguna implant
terdiri dari:
1. Terjadi keterlambatan haid yang sebelumnya teratur, kemungkinan telah
terjadi kehamilan
2. Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi kehamilan
ektopik
3. Terjadi perdarahan banyak dan lama

4. Adanya nanah atau perdarahan pada bekas inersi implant


5. Ekspulsi batang implant (Norplant)
6. Sakit kepala migran, sakit kepala yang berulang yang berat atau
penglihatan menjadi kabur.

2.3.1.1 Rencana Kerja Pemasangan KB Implant


Tabel 2.1 Rencana Kerja Pemasangan KB Implant

N Rencana Kerja Keterangan


o
A Sikap

1 Menyapa Klien dengan ramah dan sopan


2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan Dilakukan
3 Merespon terhadap reaksi pasien
4 Percaya diri
5 Memberikan rasa empgati pada klien
B Content
6 Memastikan klien sudah mencuci lengan kiri atas kanan bila kidal
dengan bersih
7 Calon akseptor dibaringkan terlentang ditempat tidur dan lengan kiri
diletakkan pada meja kecil disamping tempat tidur akseptor
8 Memakai APD lengkap

9 Melakukan cuci tangan 7 langkah

10 Mendekatkan alat dan memakai sarung tangan steril dengan benar


11 Mengusap tempat pemasangan dengan larutan Antiseptic
12 Memakai kain penutup steril/DTT ditempat pemasangan
pemasangan Implant
13 Menyuntikkan anestesi lokal secara intrakutan kira – kira 6 – 10 cm
diatas lipatan siku
14 Melakukan anestesi lanjutan subdermal ditempat insisi dan alur
pemasangan Implant
15 Menguji efek anestesi sebelum melakukan insisi pada Kulit
16 Membuat insisi 2 mm dengan ujung bisturi/scalpel hingga subdermal
17 Memasukkan ujung trokar melalui luka insisi hingga mencapai
subdermal kemudian angkat dan dorong sejajar kulit
18 Mengeluarkan pendorong dan memasukkan kapsul ke dalam trocar
19 Memasukkan pendorong dan memasukkan kapsul ke dalam trocar
20 Menahan pendorong di tempatnya, kemudian tarik trokar kearah
pangkal pendorong untuk menempatkan kapsul 1 di
subdermal
21 Menahan kapsul pada tempatnya, tarik trokar dan pendorong
(bersamaan) hingga tanda-tanda mencapai luka insisi
22 Menarik pendorong keluar masukkan kapsul kedua dan dorong
dengan pendorong ke ujung trokar hingga terasa tahanan
23 Menarik trokar kearah pangkal pendorong untuk menempatkan
kapsul di subdermal
24 Menarik trokar kearah pangkal pendorong untuk menempatkan
kapsul di subdermal
25 Menahan kapsul pada tempatnya, tarik trokar dan pendorong
(bersamaan) hingga keluar seluruhnya melalui luka
26 Memeriksa kembali kedua kapsul telah terpasang disubdermal pada
posisi yang telah direncanakan
27 Mengontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak
28 Mendekatkan luka dan beri plester kemudian dibalut dengan perban
untuk mencegah perdarahan dan agar tidak terjadi hematom
29 Membersihkan dan merapikan klien serta mempersilahkan
klien untuk istrahat terlebih dahulu
30 Membersihkan tempat pemasangan dengan larutan Clorin
31 Membereskan alat, dan memasukkan di larutan klorin
32 Cuci tangan dan melepas APD
C Teknik
33 Melakukan prosedur secara sistematis
34 Menerapkan teknik pencegahan infeksi

No Rencana Kerja Keterangan

35 Melaksanakan komunikasi selama tindakan

36 Menjaga privasi klien


37 Mendokumentasikan hasil tindakan dengan baik

Sumber : Ceklist Skill Osca PD.IBI Jawa Tengah

2.4 Proses Manajemen Asuhan Kebidanan


2.4.1 Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang
logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney,
2017:413).
Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan
menyeluruh dari kepada kliennya, yang merupakan suatu proses manajemen
kebidanan yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas
melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis
untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan
keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien
(varney, 2017:413).
2.4.2 Manajemen Kebidanan

Menurut Nur Muslihatun (2019) Proses manajemen kebidanan terdiri dari


tujuh langkah yang berurutan dan setiap langkah disempurnakan secara periodik.
Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat
diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi, setiap langkah dapat diuraikan
lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan ini bisa berubah sesuai dengan
kebutuhan klien. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
2.4.3 Teori Hukum Kewenangan Bidan
1. Pengertian
Menurut Kamus Bahasa Indonesia hukum adalah peraturan yang dibuat
dan disepakati baik secara tertulis maupun tidak tertulis, peraturan, undang-
undang yang mengikat perilaku setiap masyarakat tertentu (Suharso dkk,
2018:221).
Hukum adalah keseluruhan norma, yang oleh penguasa Negara atau
penguasa masyarakat yang berwenang menetapkan hukum, dinyatakan atau
dianggap sebagai peraturan – peraturan yang mengikat sebagian atau seluruh
masyarakat, dengan tujuan untuk mengadakan suatu tata yang dikehendaki oleh
penguasa tersebut (Lubis, 2018:2).
Hukum merupakan keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang
mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat dan juga mencakupi. lembaga-
lembaga dan proses-proses yang mewujudkan berlakunya kaidah- kaidah itu
dalam kenyataan (Kusumaatmadja, 2017:34).
Berdasarkan beberapa pengertian hukum diatas maka dapat disimpulkan
bahwa hukum adalah suatu peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang
mengikat sebagian atau seluruh masyarakat yang dikehendaki oleh penguasa.
2. Kewenangan Bidan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Republik
Indonesia Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Izin dan Penyelenggaran
Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan tertuang pada Pasal 14 yang
berbunyi sebagai berikut:
a. Bidan dalam menjalankan praktiknya berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi :
1. Pelayanan kebidanan.
2. Pelayanan keluarga berencana.
3. Pelayanan kesehatan masyarakat.
Dalam Pasal 19 kewenangan Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga
berencana adalah sebagai berikut:
a. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat
kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit dan kondom.
b. Memberikan penyuluhan/konseling pemakaian kontrasepsi.
c. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim.

d. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit.


e. Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, keluarga
berencana dan kesehatan masyarakat.
Dalam Pasal 24 kewenangan Bidan adalah dalam menjalankan praktik harus
membantu program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana.
Dalam Pasal 25 kewenangan Bidan meliputi:
a. Bidan dalam menjalankan praktik harus sesuai dengan kewenangan
yang diberikan, berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam
memberikan pelayanan berdasarkan standar profesi.
b. Di samping ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bidan
dalam melaksanakan praktik sesuai dengan kewenangannya harus :
1) Menghormati hak pasien.
2) Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani.
3) Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
4) Memberikan informasi tentang pelayanan yang akan diberikan.
5) Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
6) Melakukan catatan medik (medical record) dengan baik.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan,
kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:

Dalam pasal 9 Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk

memberikan pelayanan yang meliputi:

a. Pelayanan kesehatan ibu


b. Pelayanan kesehatan anak

c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

Dalam pasal 10 Kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:

1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

huruf a diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa

persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua

kehamilan.

2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

a) Pelayanan konseling pada masa pra hamil.

b) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal.

c) Pelayanan persalinan normal.

d) Pelayanan ibu nifas normal.

e) Pelayanan ibu menyusui.

f) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.

3) Bidan dalam memeberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) berwenang untuk :

a) Episiotomi.

b) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II.

c) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan


perujukan.
d) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil.

e) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas.

f) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan

promosi air susu ibu (ASI) eksklusif.


g) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan

postpartum.

h) Penyuluhan dan konseling.

i) Bimbingan pada kelompok ibu hamil.

j) Pemberian surat keterangan kematian.

k) Pemberian surat keterangan cuti bersalin.

Dalam pasal 11 Kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:

1) Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam

pasal 9 huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak

balita dan anak pra sekolah.

2) Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk:

a) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk

resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini

(IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir

pada masa neonatal (0- 28 hari) dan perawatan tali

pusat.

b) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera

merujuk.

c) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan

perujukan.

d) Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah.

e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan

anak pra sekolah.


f) Pemberian konseling dan penyuluhan.

g) Pemberian surat keterangan kelahiran.

h) Pemberian surat keterangan kematian.

Dalam pasal 12 Bidan dalam memberikan pelayanan

kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf c, berwenang untuk:

1) Memberikan penyuluhan dan konseling reproduksi

perempuan dan keluarga berencana.

2) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.

Dalam Pasal 13 kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:

1) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10,

Pasal 11, dan Pasal 12, Bidan yang menjalankan Program

Pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan

meliputi:

a) Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi

dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat

kontrasepsi bawah kulit.

b) Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi

khusus penyakit kronis tertentu (dilakukan di bawah

supervisi dokter).

c) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman

yang ditetapkan.

d) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang

kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja


serta kesehatan lingkungan.

e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak

pra sekolah dan anak sekolah.

f) Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas.

g) Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan

penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS)

termasuk pemberian kondom dan penyakit lainnya.

h) Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika

dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi

dan edukasi.

i) Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program

Pemerintah.

2) Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit,

asuhan antenatal terintegrasi, penanganan bayi, anak balita

sakit, pelaksanaan deteksi dini, merujuk, memberikan

penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan

penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan

Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif lainnya (NAPZA),

hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah mendapat

pelatihan untuk pelayanan tersebut.

Dalam Pasal 14 kewenangan yang dimiliki Bidan tertuang

sebagai berikut:

1) Bagi bidan yang menjalankan praktik didaerah yang tidak

memiliki dokter dapat melakukan pelayanan kesehatan di


luar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9.

2) Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) adalah kecamatan atau kelurahan/desa yang

ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.

3) Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

telah terdapat dokter, kewenangan bidan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku.

Berdasarkan Permenkes Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010

dalam Pasal 13 ayat 2 seorang bidan berhak melakukan

pemasangan alat kontrasepsi implant dengan syarat sudah

mengikuti pelatihan pelayanan tersebut. Adapun pelatihan yang

dimaksud adalah Contraceptive Technology Up to date (CTU).

Dengan adanya pelatihan CTU ini diharapkan seorang bidan

mempunyai kemampuan yang berkompeten, mampu melayani

sesuai dengan standar pemasangan AKBK (Alat Kontrasepsi

Bawah Kulit)
BAB III
PENDOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA PELAYANAN
KELUARGA BERENCANA

Tanggal : 15 Maret 2021 Jam : 13.00 WIB

a. Pengkajian
I. Identitas

Identitas
Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. M
Umur : 26 tahun Umur : 28 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku : Batak/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Patumbak Alamat : Jl. Patumbak

i. Anamnesa (Data Subjektif)


1. Kunjungan saat ini : Kunjungan Pertama
Alasan Kunjungan : Ibu mengatakan ingin menggunakan alat
kontrasepsi
2. Riwayat perkawinan : Menikah 1 kali pada usia 21 tahun
3. Riwayat menstruasi : Menarche : umur
15 tahun Siklus : Teratur
Dismenorhea : Tidak ada rasa nyeri
Banyaknya : 3 kali ganti doek
a) HPHT :
a. Pola nutrisi
Makan : 3 kali
sehari Jenis makanan : Nasi,
sayur, lauk Minum : 8 gelas
sehari
b. Pola eliminasi
BAB : 1 kali dalam satu hari
Warnanya : kuning kecoklatan
Keluhan : Tidak ada keluhan pada saat BAB
Konsistensi : Lembek
BAK : 5-6 kali dalam satu hari
Warna : Jernih
Keluhan : Tidak ada rasa sakit pada saat BAK
c. Pola aktifitas
Kegiatan sehari-hari : Melakukan pekerjaan Rumah

Istirahat/ Tidur
Siang : 2 jam
Malam : 8 jam
Seksualitas : 1 kali dalam seminggu
d. Personal hygine
Mandi : 2 kali dalam satu hari
Kebiasaan membersihkan alat klamin : Setiap mandi, BAB dan
BAK selalu membersihkan daerah kelaminnya
Kebiasaan mengganti pakaian dalam : Ibu selalu mengganti pakaian
dalam pada saat lembab
4. Riwayat kontrasepsi yang pernah di gunakan : Ibu tidak pernah
menggunakan kontrasespsi
5. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah diderita / yang sedang diderita: Tidak ada
penyakit yang di derita pada ibu

b. Penyakit yang pernah/ sedang di derita pada keluarga:


Saat ini tidak ada penyakit yang di derita oleh keluarga
c. Riwayat keturunan kembar :
Dalam keluarga tidak ada yang memiliki keturunan kembar
d. Kebiasaan- Kebiasaan
1. Merokok : Ibu tidak merokok
2. Minum jamu : Ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu
3. Minuman keras : Ibu dan suami tidak pernah mengkonsumsi
minuman keras

4. Makanan pantangan : Tidak ada pantangan makanan


5. Perubahan pola makan : Todak ada

6. Keadaan psikologis spiritual


a. Ibu, suami dan keluarga rajin beribadah
b. Suami mendukung dalam Penggunaan kontrasepsi

Objektif
a. Keadaan umum : Baik
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Keadaan emosional : Stabil
b. Tanda vital
1. Tekanan darah : 120/80 mmHg
2. Denyut nadi : 82 x/menit
3. Pernapasan : 22 x/menit
4. Suhu : 36,oC
5. BB : 56 kg
6. Lila : 23 cm
7. TB : 155 cm :
c. Pemeriksaan fisik
1. Rambut : Penyebaran merata,bersih, tidak mudah
rontok
2. Muka : Tidak oedema
3. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik
4. Mulut dan gigi : Bersih tidak ada caries dan gigi berlubang
5. Lidah dan geraham : Bersih dan utuh
6. Kelenjar tiroid : Tidak ada pembengkakan
7. Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan
8. Payudara : Bentuk simetris, tidak ada pemebesaran
9. Ekstremitas : odema (-) dan varises dan refleks patella (+)
10. Abdomen : Tidak ada bekas operasi
11. Genetalia : Tidak ada varises, tidak ada lasrasi jalan
lahir
12. Anus : Anus tidak ada hemoroid

ANALISA
Ibu P2A0 Akseptor KB Implant

PENATALAKSANAN
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan Tekanan darah : 120/80
mmHg
Suhu : 36,oC
RR : 22 x/i
Pols : 82 x/i
Ibu sudah mengetahui tentang keadaannnya.

2. Menginformasikan kepada ibu tentang KB yang akan digunakan yaitu


ibu memilih kb implant.
KB Implant memiliki keuntungan yaitu daya guna tinggi, memberi
perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun, tingkat pengembalian
kesuburan yang cepat, tidak perlu melakukan perikasa dalam, bebas
dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu kegiatan senggama, dapat
di cabut setiap saat jika menurut kebutuhan. Namun juga memiliki
kerugian yaitu tidak dapat memberi perlindungan terhadap infeksi
penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS, memerlukan sedikit
tindakan insisi pada saat pemasangan dan pencabutan sehingga klien
tidak bisa menghentikann sendiri pemakaiannya sesuai dengan
keinginan dan harus pergi ke pelayanan kesehatan, efektivitasnya
menurun jika menggunakan implan bersamaan dengan penggunaan
obat unruk epilepsi dan tuberkulosis. Serta implant ini juga memiliki
efek samping seperti nyeri kepala, pusing, peningkatan dan penurunan
berat badan, nyeri payudara, perubahan emosional, dan kegelisahan.
3. Melakukan informed choice dan informed consent. Ibu setuju dan
memilih KB Implant
4. Memberitahu ibu bahwa ibu akan di pasang KB implant pada
lengan kiri Ibu bersedia dilakukan pemasangan kb implant
5. Melakukan pemasangan kontrasepsi pada klien
Meberikan lembar informed concent untuk dintanda tangani oleh
klien, Menganjurkan ibu untuk membersihkan atau membasuh daerah
lengan yang akan di pasang alat kontrasepsi, menyiapkan alat dan
anastesi, melakukan anastesi pada daerah yang akan dipasang batang
implant, memasukan batang implant sebanyak 2 batang pada daerah
yang telah di tentukan,melakukan aseptic setelah pemasangan implant
pada lengan kiri ibu dan menutup bekas pemasangan dengan kasa dan
plester.
6. Memberitahukan ibu tentang perawatan bekas pemasangan implant
harus tetap kering agar tidak terjadi infeksi pada luka, kemungkinan
ada rasa nyeri pada awal pemasangan namun ini adalah keadaan yang
normal, ibu tetap dapat melakukan pekerjaan rutin tetapi menghindari
benturan pada daerah pemasangan implant.
7. Menganjurkan ibu untuk kembali apabila ibu mengalami tanda infeksi
seprti demamn, peradsangan atau rasa sakit menetap selama beberapa
hari, perdarahan pervaginam yang banyak, amenorea disertai nyeri
perut bagian bawah, sakit kepala hebat, pengkihatan kabur dan diduga
hamil.

sudah mengerti dan bersedia datang kembali


Ibu menngeti dan bersedia datang kembali jika ada keluhan

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis menyajikan hasil pemeriksaan, permasalahan yang


terjadi, asuhan yang diberikan untuk menangani masalah yang terjadi dan
membandingkan kesesuaian antara teori dengan praktik yang terjadi pada Ny. A
di RSU Mitra Sejati.
5.1 Keluarga Berencana
Pada awal pertemuan Ny. A diberi konseling pemakaian KB yang berguna
untuk menjarangkan anak. Ibu menginginkan menggunakan kontrasepsi untuk
menjarangkan kehamilan, berdasarkan pernyataan ibu tersebut penulis
menyarankan Ny. A untuk memilih alat kontrasepsi Implant.
Setelah Ny. A mendapat konseling tentang tentang macam KB dan
penjelasan tentang keuntungan dan kerugiannya, maka Ny. A memilih
menggunakan kontrasepsi KB Implant karena lebih praktis, tidak mengganggu
dan suami menyetujui pemilihan alat kontrasepsi tersebut. Pemasangan dilakukan
pada tanggal 15 Maret 2021, dipasang pada lengan kiri ibu, ibu diberikan
informasi tentang perawatan bekas pemasangan implant harus tetap kering agar
tidak terjadi infeksi pada luka, kemungkinan ada rasa nyeri pada awal
pemasangan namun ini adalah keadaan yang normal, ibu tetap dapat melakukan
pekerjaan rutin tetapi menghindari benturan pada daerah pemasangan implant.
Ibu dianjurkan untuk kembali apabila ibu mengalami tanda infeksi seprti
demam, peradangan atau rasa sakit menetap selama beberapa hari, perdarahan
pervaginam yang banyak, amenorea disertai nyeri perut bagian bawah, sakit
kepala hebat, pengkihatan kabur dan diduga hamil.
Menurut asumsi penulis pelayanan Keluarga Berencana telah mencapai
standar dan sesuai kebutuhan ibu. Berdasarkan buku setiyaningrum (2016) bahwa
jenis kontrasepsi Imlpat dapat di berikan pada ibu yang ingin menunda kehamilan
hingga tiga tahun atau yang ingin menggunakan kontrasepsi jangka panjang,
wanita yang menyusui dan membutuhkan kontrasepsi. Kontrasepsi ini juga
digunakan pada ibu yang masih berusia 20-30 tahun (Setiyaningrum, 2016).
Dalam asuhan pada bab tiga juga telah di jelaskan dan di berikan informasi
tentang kontrasepsi yang digunakan serta efek samping dari penggunaan
kontrasepsi tersebut. Hal ini telah memenuhi standar dalam pelayanan keluarga
dari segi Konseling. Konseling wajib di lakukan kepada setiap calon akseptor KB,
yang dilakukan secara sistematik, obyektif dan lengkap, dengan panduan.
Tahapan dalam konseling KB ini adalah konseling awal yang membantu klien
untuk memilih jenis kontrasepsi yang akan digunakan, konseling khusus yaitu
menjelaskan informasi yang lebih rinci tentang KB yang ingin digunakan,
konseling tindak lanjut berupa informasi tentang efek samping (Setiyaningrum,
2017).
5.2 Persetujuan Tindakan Medis
Dalam asuhan pada bab tiga juga dilakukan persetujuan dilakukannya
tindakan medis yaitu dengan memberikan ibu imformed consent sebelum
pemasangan alat kontrasepsi dan ibu telah menandatangani persetujuan
pemasangan kontrasepsi jenis imlpant.
Berdasarkan teori imformed consent dibutuhkan sebelum pemasangan
kontrasepsi apabila kontrasepsi yang dipilih klien memerlukan tindakan medis
atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan di
lakukan terhadap klien tersebut. Pelaksanaan pelayanan kontrasepsi baru akan
dilaksanakan apabila calon akseptor KB dan pasangannya menandatangani
imformed consent (Pinem, 2009).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan Pelayanan Keluarga Berencana Pada Ny. A
di RSU Mitra Sejati di dapat kesimpulan sebagai berikut :
Konseling telah dialakukan pada Ny. A dan memilih kontrasepsi jangka panjang
yaitu implant dan alat telah terpasang dengan baik. Kontrasepsi jenis Implant telah di
pasang pada Ny. A pada tanggal 15 Maret 2021 pada derah lengan kiri, ibu juga telah
dijelaskan efek samping yang akan timbul dan dirasakan serta ibu juga telah
diinformasikan untuk kembali ke puskesmas apabila mengalami gangguan seperti yang
telah di sampaikan.

6.2 Saran
6.2.1 Bagi RSU Mitra Sejati
Diharapkan bidan tetap mempertahankan pelayanan kebidanan yang sudah baik
serta dapat meningkatkan pelayanan agar menjadi lebih baik lagi.

6.2.2 Bagi Mahasiswa


Dalam pelayanan kebidanan setiap petugas dituntut untuk memberikan pelayanan
yang seuai asuhan standar dan pelayanan yang terbaik, untuk mendukung dalam
pemberian pelayanan yang terbaik maka setiap mahasiswa harus meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan terutama dalam segi memberikan informasi, agar
terampil dalam berbicara dan menyampaikan informasi yang jelas kepada pasien dan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Chandranita, dkk, 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak
Continium of Carelife Cycle. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Ibu.
.2015. Profil Kesehatan Indonesia. http://www. depkes.go.
id/resources/ download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-
kesehatan-Indonesia- 2015.pdf (diunduh pada tanggal 15 Februari 2015).

Profil Kesehatan Sumatera Utara 2013. https://www.scribd.com/ doc/274711591/


Profil-Kesehatan-Sumatera-Utara-2013 (di unduh tanggal 18 Maret 2018).

Setiyaningrum. E. dan Zulfa. B. A, 2014. Pelayanan Keluarga Berencana dan


Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media

Saroha, 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Trans Ifo
Media

Walyani, E. S. dan Endang, P. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Bayi Baru


Lahir. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. 2015b. Panduan Materi Kesehatan
Reproduksi dan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
SOAP 1

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal : Rabu, 09 September 2021


Pukul : 09.00 WIB
Identitas
- Nama : Ny. A Nama Suami : Tn. N
- Umur : 26 Tahun Umur : 30 Tahun
- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pegawai Swasta
- Alamat : jalan veteran pasar VII gg. Gotong royong
Subjektif
- Ibu berencana ingin menggunakan KB
- Ibu mengatakan masih menyusui bayinya
- Suami jarang pulang karena bekerja di luar kota
- Usia bayi masih 1,5 bulan
- Ibu mengatakan belum haid
- Ibu mengatakan baru saja melahirkan 6 minggu yang lalu
Objektif
- Keadaan umum : Baik
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Pernafasan : 24x/menit
- Suhu : 36,5°C.
Assesment
Ibu akseptor KB kondom.
Planning
 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan
mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.
 Menjelaskan kepada ibu tentang keuntungan KB kondom diantaranya efektif bila
digunakan dengan benar tidak mengganggu produksi ASI, efektif bila digunakan
dengan benar, tidak mengganggu kesehatan pasien, tidak perlu resep dokter atau
pemeriksaan kesehatan khusus, dan murah bias dibeli secara umum, ibupun
mengerti keuntungan dari kondom tersebut.
 Menjelaskan kepada ibu tentang kerugian KB kondom yaitu efektifitas tidak
terlalu tinggi, cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi,
mengganggu hubungan seksual, dan harus selalu tersedia bila ingin melakukan
hubungan seksual, ibupun mengerti keuntungan dari kondom tersebut.
SOAP 2

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal : 20 September 2021


Pukul : 11.00 WIB
Identitas
- Nama : Ny. C Nama Suami : Tn. Z
- Umur : 24 Tahun Umur : 29 Tahun
- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Subjektif
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
- Ibu mengatakan belum ada memakai KB apapun
- Ibu ingin tetap bias menyusui bayinya
- Ibu mengatakan belum halangan (menstruasi)
- Ibu mengatakan selesai melahirkan 6 minggu yang lalu
Objektif
- Keadaan umum : Baik
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Pernafasan : 24x/menit
- Suhu : 36,5°C.
Assesment
Ibu akseptor KB Metode Amenore Laktasi (MAL)
  Planning
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan
mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.
2. Menjelaskan dengan detil tentang KB metode MAL: menyusui sesering mungkin
(on demand), sebisa mungkin/ 2jam, jika bayi masih tidur ASI boleh pumping
supaya hormone prolactin tetap stabil, bayi menyusui secara eksklusif tanpa
makanan tambahan lain.
3. Memberitahu manfaat dari KB MAL yaitu relatif aman untuk ibu menyusui
sampai usia bayi 6 bulan, mengurangi resikonya timbul kanker, ibupun mengerti
dan mau untuk menggunakannya.
SOAP 3

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal: 23 September 2021 Pukul : 20.30 WIB


Identitas
- Nama : Ny. D Nama Suami : Tn. N
- Umur : 28 Tahun Umur : 33 Tahun
- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Subjektif
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
- Ibu tidak cocok dengan alat KB manapun
- Ibu mengatakan masih menyusui bayinya berusia 7 bulan
- Ibu mengatakan belum haid
Objektif
- Keadaan umum : Baik
- TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Pernafasan : 24x/menit
- Suhu : 36,7°C.
Assesment
Ibu akseptor KB kondom.
Planning
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan
mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang keuntungan KB kondom diantaranya efektif bila
digunakan dengan benar tidak mengganggu produksi ASI, efektif bila digunakan
dengan benar, tidak mengganggu kesehatan pasien, tidak perlu resep dokter atau
pemeriksaan kesehatan khusus, dan murah bias dibeli secara umum, ibupun
mengerti keuntungan dari kondom tersebut.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang kerugian KB kondom yaitu efektifitas tidak
terlalu tinggi, cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi,
mengganggu hubungan seksual, dan harus selalu tersedia bila ingin melakukan
hubungan seksual, ibupun mengerti keuntungan dari kondom tersebut.
SOAP 4

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal : 18 September 2021 Pukul : 21.00 WIB


Identitas
- Nama : Ny. H Nama Suami : Tn. S
- Umur : 25 Tahun Umur : 31 Tahun
- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Subjektif
- Ibu mengatakan ingin kontrol pasca 3 hari pemasangan implant
- Ibu mengatakan saat mandi pagi perban bekas insisi basah
- Ibu mengatakan tidak ada merasakan mual dan pusing
Objektif
- Keadaan umum : Baik
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Pernafasan : 24x/menit
- Suhu : 36,9°C.
Assesment
Ibu akseptor KB Implant kontrol ulang.
Planning
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan
mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.
2. Mengobservasi bekas luka insisi dan mengganti verban nya. Bekas luka insisi
belum kering, ibu pun sudah tahu mengerti.
3. Memberitahu bahwa bekas luka akan kering dalam beberapa hari lagi ibupun
mengerti.
4. Menganjurkan ibu tetap minum obat antibiotik dan analgetik sampai luka kering.
Ibu mengerti dan akan melakukannya.
SOAP 5

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal: 11September 2021 Pukul : 10.00 WIB


Identitas
- Nama : Ny. Y Nama Suami : Tn. K
- Umur : 25 Tahun Umur : 28 Tahun
- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pegawai Swasta
Subjektif
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
- Ibu mengatakan masih menyusuibayinya
- Ibu mengatakan belum haid
- Ibu mengatakan baru saja melahirkan 6 minggu yang lalu
Objektif
- Keadaan umum : Baik
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Pernafasan : 24x/menit
- Suhu : 36,5°C.
Assesment
Ibu akseptor KB kondom.
Planning
 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan
mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.
 Menjelaskan kepada ibu tentang keuntungan KB kondom diantaranya efektif bila
digunakan dengan benar tidak mengganggu produksi ASI, efektif bila digunakan
dengan benar, tidak mengganggu kesehatan pasien, tidak perlu resep dokter atau
pemeriksaan kesehatan khusus, dan murah bias dibeli secara umum, ibupun
mengerti keuntungan dari kondom tersebut.
 Menjelaskan kepada ibu tentang kerugian KB kondom yaitu efektifitas tidak
terlalu tinggi, cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi,
mengganggu hubungan seksual, dan harus selalu tersedia bila ingin melakukan
hubungan seksual, ibupun mengerti keuntungan dari kondom tersebut.
SOAP 6

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal : 02 September 2021 Pukul : 18.00 WIB

Identitas

- Nama : Ny. R Nama Suami : Tn. J

- Umur : 24 Tahun Umur : 25 Tahun

- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Subjektif

- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB

- Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan kontrasepsi suntik

- Ibu mengatakan masih menyusuibayinya

- Ibu mengatakan belum halangan (menstruasi)

- Ibu mengatakan selesai melahirkan 6 minggu yang lalu

Objektif

- Keadaan umum : Baik

- TD : 100/70 mmHg

- Nadi : 84 x/menit

- Pernafasan : 24x/menit

- Suhu : 36,5°C.

Assesment
Ibu akseptor KB suntik 3 bulan.

   
Planning

 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan

mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.

 Menjelaskan jenis-jenis KB suntik yaitu ada 3 macam, 2 macam untuk tiga

bulan dan 1 macam untuk 1 bulan, ibupun mengerti.

 Memberitahu manfaat dari KB suntik yaitu relatif aman untuk ibu menyusui,

bermanfaat bagi ibu yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi progestin, tidak

perlu repot mengingat untuk mengkonsumsi pik kontrasepsi setiap hari, dan

dapat mengurangi resikonya timbul kanker, ibupun mengerti dan mau untuk

menggunakannya.
SOAP 7

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal : 14 September 2021 Pukul : 20.00 WIB

Identitas

- Nama : Ny. D Nama Suami : Tn. N

- Umur : 23 Tahun Umur : 31 Tahun

- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang

Subjektif
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB

- Ibu mengatakan masih menyusuibayinya

- Ibu mengatakan belum haid

Objektif
- Keadaan umum : Baik

- TD : 110/70 mmHg

- Nadi : 84 x/menit

- Pernafasan : 24x/menit

- Suhu : 36,7°C.

Assesment
Ibu akseptor KB kondom.

Planning
 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan

mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.


 Menjelaskan kepada ibu tentang keuntungan KB kondom diantaranya efektif bila

digunakan dengan benar tidak mengganggu produksi ASI, efektif bila digunakan

dengan benar, tidak mengganggu kesehatan pasien, tidak perlu resep dokter atau

pemeriksaan kesehatan khusus, dan murah bias dibeli secara umum, ibupun

mengerti keuntungan dari kondom tersebut.

 Menjelaskan kepada ibu tentang kerugian KB kondom yaitu efektifitas tidak

terlalu tinggi, cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi,

mengganggu hubungan seksual, dan harus selalu tersedia bila ingin melakukan

hubungan seksual, ibupun mengerti keuntungan dari kondom tersebut.


SOAP 8

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal : 30 September 2021 Pukul : 21.00 WIB

Identitas
- Nama : Ny. H Nama Suami : Tn. S
- Umur : 29 Tahun Umur : 31 Tahun
- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Subjektif
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
- Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan kontrasepsi suntik
- Ibu mengatakan masih menyusuibayinya
- Ibu mengatakan belum halangan (menstruasi)
Objektif

- Keadaan umum : Baik


- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Pernafasan : 24x/menit
- Suhu : 36,9°C.
Assesment
Ibu akseptor KB suntik 1 bulan.

Planning
 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan

mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.

 Menjelaskan jenis-jenis KB suntik yaitu ada 3 macam, 2 macam untuk tiga

bulan dan 1 macam untuk 1 bulan, ibupun mengerti.


 Memberitahu manfaat dari KB suntik yaitu relatif aman untuk ibu menyusui,

bermanfaat bagi ibu yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi progestin, tidak

perlu repot mengingat untuk mengkonsumsi pik kontrasepsi setiap hari, dan

dapat mengurangi resikonya timbul kanker, ibupun mengerti dan mau untuk

menggunakannya.
SOAP 9

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal : 02 September 2021 Pukul : 18.00 WIB

Identitas
- Nama : Ny. R Nama Suami : Tn. J
- Umur : 24 Tahun Umur : 25 Tahun
- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Subjektif
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
- Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan kontrasepsi suntik
- Ibu mengatakan masih menyusuibayinya
- Ibu mengatakan belum halangan (menstruasi)
- Ibu mengatakan selesai melahirkan 6 minggu yang lalu
Objektif
- Keadaan umum : Baik
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Pernafasan : 24x/menit
- Suhu : 36,5°C.
Assesment
Ibu akseptor KB suntik 3 bulan.

Planning
 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan
mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.
 Menjelaskan jenis-jenis KB suntik yaitu ada 3 macam, 2 macam untuk tiga
bulan dan 1 macam untuk 1 bulan, ibupun mengerti.
 Memberitahu manfaat dari KB suntik yaitu relatif aman untuk ibu menyusui,
bermanfaat bagi ibu yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi progestin, tidak
perlu repot mengingat untuk mengkonsumsi pik kontrasepsi setiap hari, dan
dapat mengurangi resikonya timbul kanker, ibupun mengerti dan mau untuk
menggunakannya.
SOAP 10

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal : 14 September 2021 Pukul : 20.00 WIB

Identitas
- Nama : Ny. D Nama Suami : Tn. N
- Umur : 23 Tahun Umur : 31 Tahun
- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Subjektif
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
- Ibu mengatakan masih menyusuibayinya
- Ibu mengatakan belum haid
Objektif
- Keadaan umum : Baik
- TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Pernafasan : 24x/menit
- Suhu : 36,7°C.
Assesment
Ibu akseptor KB kondom
Planning
 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan
mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.
 Menjelaskan kepada ibu tentang keuntungan KB kondom diantaranya efektif bila
digunakan dengan benar tidak mengganggu produksi ASI, efektif bila digunakan
dengan benar, tidak mengganggu kesehatan pasien, tidak perlu resep dokter atau
pemeriksaan kesehatan khusus, dan murah bias dibeli secara umum, ibupun
mengerti keuntungan dari kondom tersebut.
 Menjelaskan kepada ibu tentang kerugian KB kondom yaitu efektifitas tidak
terlalu tinggi, cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi,
mengganggu hubungan seksual, dan harus selalu tersedia bila ingin melakukan
hubungan seksual, ibupun mengerti keuntungan dari kondom tersebut.
SOAP 11

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal : 18 September 2021 Pukul : 21.00 WIB

Identitas
- Nama : Ny. H Nama Suami : Tn. S
- Umur : 25 Tahun Umur : 31 Tahun
- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Subjektif
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
- Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan kontrasepsi suntik
- Ibu mengatakan masih menyusui bayinya
- Ibu mengatakan belum halangan (menstruasi)
Objektif
- Keadaan umum : Baik
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Pernafasan : 24x/menit
- Suhu : 36,9°C.
Assesment
Ibu akseptor KB suntik 1 bulan.
 Planning
 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan
mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.
 Menjelaskan jenis-jenis KB suntik yaitu ada 3 macam, 2 macam untuk tiga
bulan dan 1 macam untuk 1 bulan, ibupun mengerti.
 Memberitahu manfaat dari KB suntik yaitu relatif aman untuk ibu menyusui,
bermanfaat bagi ibu yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi progestin, tidak
perlu repot mengingat untuk mengkonsumsi pil kontrasepsi setiap hari, dan
dapat mengurangi resikonya timbul kanker, ibupun mengerti dan mau untuk
menggunakannya.
SOAP 12

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal : 11September 2021 Pukul : 10.00 WIB


Identitas
- Nama : Ny. Y Nama Suami : Tn. K
- Umur : 25 Tahun Umur : 28 Tahun
- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pegawai Swasta
Subjektif
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
- Ibu mengatakan masih menyusuibayinya
- Ibu mengatakan belum haid
- Ibu mengatakan baru saja melahirkan 6 minggu yang lalu
Objektif
- Keadaan umum : Baik
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Pernafasan : 24x/menit
- Suhu : 36,5°C.
Assesment
Ibu akseptor KB kondom.
Planning
 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan
mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.
 Menjelaskan kepada ibu tentang keuntungan KB kondom diantaranya efektif bila
digunakan dengan benar tidak mengganggu produksi ASI, efektif bila digunakan
dengan benar, tidak mengganggu kesehatan pasien, tidak perlu resep dokter atau
pemeriksaan kesehatan khusus, dan murah bias dibeli secara umum, ibupun
mengerti keuntungan dari kondom tersebut.
 Menjelaskan kepada ibu tentang kerugian KB kondom yaitu efektifitas tidak
terlalu tinggi, cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi,
mengganggu hubungan seksual, dan harus selalu tersedia bila ingin melakukan
hubungan seksual, ibupun mengerti keuntungan dari kondom tersebut.
SOAP 13

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal : 02 September 2021 Pukul : 18.00 WIB


Identitas
- Nama : Ny. R Nama Suami : Tn. J
- Umur : 24 Tahun Umur : 25 Tahun
- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Subjektif
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
- Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan kontrasepsi suntik
- Ibu mengatakan masih menyusuibayinya
- Ibu mengatakan belum halangan (menstruasi)
- Ibu mengatakan selesai melahirkan 6 minggu yang lalu
Objektif
- Keadaan umum : Baik
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Pernafasan : 24x/menit
- Suhu : 36,5°C.
Assesment
Ibu akseptor KB suntik 3 bulan.
 Planning
 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan
mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.
 Menjelaskan jenis-jenis KB suntik yaitu ada 3 macam, 2 macam untuk tiga bulan
dan 1 macam untuk 1 bulan, ibupun mengerti.
 Memberitahu manfaat dari KB suntik yaitu relatif aman untuk ibu menyusui,
bermanfaat bagi ibu yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi progestin, tidak
perlu repot mengingat untuk mengkonsumsi pik kontrasepsi setiap hari, dan
dapat mengurangi resikonya timbul kanker, ibupun mengerti dan mau untuk
menggunakannya.
SOAP 14

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal : 14 September 2021 Pukul : 20.00 WIB


Identitas
- Nama : Ny. D Nama Suami : Tn. N
- Umur : 23 Tahun Umur : 31 Tahun
- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Subjektif
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
- Ibu mengatakan masih menyusuibayinya
- Ibu mengatakan belum haid
Objektif
- Keadaan umum : Baik
- TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Pernafasan : 24x/menit
- Suhu : 36,7°C.
Assesment
Ibu akseptor KB kondom.
Planning
 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan
mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.
 Menjelaskan kepada ibu tentang keuntungan KB kondom diantaranya efektif
bila digunakan dengan benar tidak mengganggu produksi ASI, efektif bila
digunakan dengan benar, tidak mengganggu kesehatan pasien, tidak perlu resep
dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus, dan murah bias dibeli secara umum,
ibupun mengerti keuntungan dari kondom tersebut.
 Menjelaskan kepada ibu tentang kerugian KB kondom yaitu efektifitas tidak
terlalu tinggi, cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi,
mengganggu hubungan seksual, dan harus selalu tersedia bila ingin melakukan
hubungan seksual, ibupun mengerti keuntungan dari kondom tersebut.
SOAP 15

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal : 30 September 2021 Pukul : 21.00 WIB


Identitas
- Nama : Ny. H Nama Suami : Tn. S
- Umur : 29 Tahun Umur : 31 Tahun
- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Subjektif
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
- Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan kontrasepsi suntik
- Ibu mengatakan masih menyusuibayinya
- Ibu mengatakan belum halangan (menstruasi)
Objektif
- Keadaan umum : Baik
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Pernafasan : 24x/menit
- Suhu : 36,9°C.
Assesment
Ibu akseptor KB suntik 1 bulan.
Planning
 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan
mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.
 Menjelaskan jenis-jenis KB suntik yaitu ada 3 macam, 2 macam untuk tiga bulan
dan 1 macam untuk 1 bulan, ibupun mengerti.
 Memberitahu manfaat dari KB suntik yaitu relatif aman untuk ibu menyusui,
bermanfaat bagi ibu yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi progestin, tidak
perlu repot mengingat untuk mengkonsumsi pik kontrasepsi setiap hari, dan
dapat mengurangi resikonya timbul kanker, ibupun mengerti dan mau untuk
menggunakannya.
SOAP 16

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal : 02 September 2021 Pukul : 18.00 WIB


Identitas
- Nama : Ny. R Nama Suami : Tn. J
- Umur : 24 Tahun Umur : 25 Tahun
- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Subjektif
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
- Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan kontrasepsi suntik
- Ibu mengatakan masih menyusuibayinya
- Ibu mengatakan belum halangan (menstruasi)
- Ibu mengatakan selesai melahirkan 6 minggu yang lalu
Objektif
- Keadaan umum : Baik
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Pernafasan : 24x/menit
- Suhu : 36,5°C.
Assesment
Ibu akseptor KB suntik 3 bulan.
Planning
 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan
mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.
 Menjelaskan jenis-jenis KB suntik yaitu ada 3 macam, 2 macam untuk tiga bulan
dan 1 macam untuk 1 bulan, ibupun mengerti.
 Memberitahu manfaat dari KB suntik yaitu relatif aman untuk ibu menyusui,
bermanfaat bagi ibu yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi progestin, tidak
perlu repot mengingat untuk mengkonsumsi pik kontrasepsi setiap hari, dan
dapat mengurangi resikonya timbul kanker, ibupun mengerti dan mau untuk
menggunakannya.
SOAP 17

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal : 14 September 2021 Pukul : 20.00 WIB


Identitas
- Nama : Ny. D Nama Suami : Tn. N
- Umur : 23 Tahun Umur : 31 Tahun
- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Subjektif
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
- Ibu mengatakan masih menyusuibayinya
- Ibu mengatakan belum haid
Objektif
- Keadaan umum : Baik
- TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Pernafasan : 24x/menit
- Suhu : 36,7°C.
Assesment
Ibu akseptor KB kondom.
Planning
 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan
mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.
 Menjelaskan kepada ibu tentang keuntungan KB kondom diantaranya efektif
bila digunakan dengan benar tidak mengganggu produksi ASI, efektif bila
digunakan dengan benar, tidak mengganggu kesehatan pasien, tidak perlu resep
dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus, dan murah bias dibeli secara umum,
ibupun mengerti keuntungan dari kondom tersebut.
 Menjelaskan kepada ibu tentang kerugian KB kondom yaitu efektifitas tidak
terlalu tinggi, cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi,
mengganggu hubungan seksual, dan harus selalu tersedia bila ingin melakukan
hubungan seksual, ibupun mengerti keuntungan dari kondom tersebut.
SOAP 18

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal : 02 September 2021 Pukul: 18.00 WIB


Identitas
- Nama : Ny. R Nama Suami : Tn. J
- Umur : 24 Tahun Umur : 25 Tahun
- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Subjektif
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
- Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan kontrasepsi suntik
- Ibu mengatakan masih menyusuibayinya
- Ibu mengatakan belum halangan (menstruasi)
- Ibu mengatakan selesai melahirkan 6 minggu yang lalu
Objektif
- Keadaan umum : Baik
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Pernafasan : 24x/menit
- Suhu : 36,5°C.
Assesment
Ibu akseptor KB suntik 3 bulan.
Planning
 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan
mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.
 Menjelaskan jenis-jenis KB suntik yaitu ada 3 macam, 2 macam untuk tiga
bulan dan 1 macam untuk 1 bulan, ibupun mengerti.
 Memberitahu manfaat dari KB suntik yaitu relatif aman untuk ibu menyusui,
bermanfaat bagi ibu yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi progestin, tidak
perlu repot mengingat untuk mengkonsumsi pik kontrasepsi setiap hari, dan
dapat mengurangi resikonya timbul kanker, ibupun mengerti dan mau untuk
menggunakannya.
SOAP 19

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal : 14 September 2021 Pukul : 20.00 WIB

Identitas
- Nama : Ny. D Nama Suami : Tn. N
- Umur : 23 Tahun Umur : 31 Tahun
- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Subjektif
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
- Ibu mengatakan masih menyusuibayinya
- Ibu mengatakan belum haid
Objektif
- Keadaan umum : Baik
- TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Pernafasan : 24x/menit
- Suhu : 36,7°C.
Assesment
Ibu akseptor KB kondom.
Planning
 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan
mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.
 Menjelaskan kepada ibu tentang keuntungan KB kondom diantaranya efektif
bila digunakan dengan benar tidak mengganggu produksi ASI, efektif bila
digunakan dengan benar, tidak mengganggu kesehatan pasien, tidak perlu resep
dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus, dan murah bias dibeli secara umum,
ibupun mengerti keuntungan dari kondom tersebut.
 Menjelaskan kepada ibu tentang kerugian KB kondom yaitu efektifitas tidak
terlalu tinggi, cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi,
mengganggu hubungan seksual, dan harus selalu tersedia bila ingin melakukan
hubungan seksual, ibupun mengerti keuntungan dari kondom tersebut.
SOAP 20

ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)


PADA KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RSU MITRA SEJATI

Tanggal: 30 September 2020 Pukul : 21.00 WIB

Identitas
- Nama : Ny. H Nama Suami : Tn. S
- Umur : 29 Tahun Umur : 31 Tahun
- Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Subjektif
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
- Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan kontrasepsi suntik
- Ibu mengatakan masih menyusuibayinya
- Ibu mengatakan belum halangan (menstruasi)
Objektif
- Keadaan umum : Baik
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Pernafasan : 24x/menit
- Suhu : 36,9°C.
Assesment
Ibu akseptor KB suntik 1 bulan.
   Planning
 Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa dan
mendengar keluhan pasien, Hubungan sudah terbina dengan baik.
 Menjelaskan jenis-jenis KB suntik yaitu ada 3 macam, 2 macam untuk tiga
bulan dan 1 macam untuk 1 bulan, ibupun mengerti.
 Memberitahu manfaat dari KB suntik yaitu relatif aman untuk ibu menyusui,
bermanfaat bagi ibu yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi progestin, tidak
perlu repot mengingat untuk mengkonsumsi pik kontrasepsi setiap hari, dan
dapat mengurangi resikonya timbul kanker, ibupun mengerti dan mau untuk
menggunakannya.

Anda mungkin juga menyukai