Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan komprehensif merupakan asuhan yang diberikan secara fleksibel,
kreatif, suportif, membimbing dan memonitoring yang dilakukan secara
berkesinambungan. Tujuannya utama asuhan kebidanan komprehensif untuk
mengurangi morbiditas dan mortalitas (angka kesakitan dan kematian) dalam
upaya menyelamatkan ibu dan bayi yang berfokus kepada upaya promotive dan
prefentif (Yulifah, 2013).
Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik dan buruknya keadaan
pelayanan kebidanan (maternity care) dalam suatu Negara atau daerah ialah
kematian maternal (maternal mortality). Menurut WHO kematian maternal
merupakan kematian seoranmg wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah
berakhinya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan
tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Angka kematian
maternal (maternal mortality rate) ialah jumlah kematian maternal
diperhitungkan terhadap 1000 atau 10.000 kelahiran hidup, kini dibeberapa
Negara adalah terhadap 100.000 kelahiran hidup (Sarwono, 2016).
Proses kehamilan, persalinan dan nifas merupakan suatu tahapan yang
alamiah pada manusia. Proses tersebut harus tetap diwaspadai jika terjadi
halhal yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan anak (Kemenkes RI,
2016)
Diantara proses tersebut diikuti perubahan yang fisiologis dan psikologis.
Kehamilan pada ibu menimbulkan perubahan, baik perubahan fisiologis
maupun psikologis. Perubahan tersebut dimulai ketika masa kehamilan,
persalinan dan nifas. Perkembangan intervensi non farmakologi saat ini
berkembang ke arah terapi komplementer yang harus ditentukan berdasarkan
pada rendahnya efek samping atau tingkat keamanannya, yaitu melalui
penyelidikan ilmiah yang ketat, dan mempunyai manfaat untuk meningkatkan
kesehatan. Penggunaan terapi komplementer yang tepat dan sesuai dengan
keyakinan budaya, dipercaya memiliki potensi untuk meningkatkan
kesejahteraan fisik dan psikologis ibu (Sari, 2014).
Angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
indikator keberhasilan pembangunan daerah dan juga digunakan sebagai salah
satu pertimbangan dalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Sebagai acuan AKI dan AKB Indonesia disusunlah Sustainable Development
Goals (SDG’s) 2030. SDG’s menekan AKI sebesar 70/100.000 KH dan AKB
12/ 1000 KH. Angka kematian ibu di Indonesia tahun 2015 mencapai 305 per

100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB di Indonesia tahun 2017 mencapai


24/1000 KH yang artinya AKI dan AKB Indonesia belum memenuhi taget
SDG’s (Kemnkes RI, 2018). Sejak tahun tahun 2007 sampai dengan 2020
cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 cenderung meningkat. Namun
demikian penurunan terjadi pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019, yaitu
dari 88,54% menjadi 84,6%. Penurunan ini diasumsikan terjadi karena
implementasi program di daerah yang terdampak pandemi COVID-19.
(Sumber: Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2021)
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan pada tahun 2020 di
Indonesia sebesar 89,8%. Sedangkan ibu hamil yang menjalani persalinan
dengan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan sebesar
86%. Dapat dikatakan bahwa masih terdapat 3,8% persalinan yang ditolong
tenaga kesehatan namun tidak dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Selisih ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019 yaitu sebesar
2,2%. Pada tahun tersebut, capaian persalinan ditolong tenaga kesehatan
sebesar 90,95% dan capaian persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasyankes
sebesar 88,75%. Indikator persalinan ditolong nakes di fasyankes di Indonesia
pada tahun 2020 belum memenuhi target RENSTRA 2020 yaitu sebesar 86%
terhadap target 87%.(Sumber: Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI,
2021).

Cakupan kunjungan KF lengkap di Indonesia pada tahun 2020 sebesar 88,3%.


Provinsi dengan capaian tertinggi adalah Provinsi Banten Sebesar 122,9%,
diikuti oleh Kalimantan Utara dan DKI Jakarta. Sedangkan Gorontalo, Papua,
dan Papua Barat memiliki capaian KF lengkap terendah. (Kemkes RI, 2021).
Capaian KN1 Indonesia pada tahun 2020 sebesar 82,0%, lebih kecil dari tahun
2019 yaitu sebesar 94,9%. Namun capaian ini belum memenuhi target Renstra
tahun 2020 yaitu sebesar 86%. Sedangkan cakupan Kunjungan Neonatal
Lengkap (KN lengkap), yaitu cakupan pelayanan Kunjungan Neonatal minimal
tiga kali sesuai standar, pada tahun 2020 sebesar 91,0%. sudah memenuhi
target Renstra Kemenkes, namun terdapat beberapa daerah yang cakupan
masih belum mencapai target (Kemenkes, 2021).
Pada tahun 2020 AKI Profinsi Jawa Barat Jumlah kematian ibu tahun 2020
sebesar 479 kasus, jumlah kasus kematian ini naik dari pada tahun 2019 sebesar
417 kasus, namun pada tahun 2020 ini masih cenderung ada kenaikan karena
belum semua kab/kota melaporkan kematian ibu, ratio AKI 82,72/100.000 KH.
Tahun 2019-2020, kasus kematian ibu tertinggi di kabupaten Bogor. Penyebab
kematian ibu masih didominasi oleh Perdarahan 28% dan Hipertensi 29%,
meskipun penyebab lain-lain juga masih tinggi yaitu 24 , Kematian bayi sd bulan
Januari – Agustus sebanyak 1866 kasus, meningkat dibandingkan tahun 2019
pada periode yang sama yatu sebesar 1.575 kasus, Proporsi kematian bayi 81%
adalah kematian neonatal, 19% adalah kematian post neonatal (29hr – 11 bulan)
Penyebab kematian neonatal tertinggi BBLR 42% dan Asfiksia 29%.
Sedangkan pada post neo, tertinggi akibat penyebab lain2 60% dan pneumonia
23% ratio AKB 3,2/1000 KH, sesuai Target Renstra Ratio kematian ibu dan
bayi pada tahun 2020. (Profil Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2020)Capaian
KN1 Indonesia pada tahun 2020 sebesar 82,0%, lebih kecil dari tahun 2019
yaitu sebesar 94,9%. Namun capaian ini belum memenuhi target Renstra tahun
2020 yaitu sebesar 86%. Sedangkan cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap
(KN lengkap), yaitu cakupan pelayanan Kunjungan Neonatal minimal Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat memaparkan Ratio kematian ibu–bayi provinsi
jawa barat berdasarkan jumlah kasus kematian bulan januari-agustus 2020 di
Kabupaten Bekasi untuk angka kematian ibu sebanyak 17 kasus dengan rasio
kematian ibu 32,95/100.000 KH. Penyebab kematian ibu masih didominasi
oleh Perdarahan 28% dan Hipertensi 29%, meskipun penyebab lain-

lain juga masih tinggi yaitu 24%. Sedangkan untuk angka kematian bayi
sebanyak 14 kasus dengan ratio kematian bayi yaitu 0,27/1.000 KH (Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2020)
Lima penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia diantaranya adalah
karena hipertensi dalam kehamilan (Kementrian Kesehatan RI, 2018).
Saat ini masalah kesehatan Ibu dan anak masih merupakan masalah krusial di
Indonesia karena masalah tersebut merupakan salah satu indikator
kesejahteraan suatu bangsa. Pemerintah mengadakan berbagai perbaikan yang
bisa menurunkan kematian Ibu dan anak yaitu dengan menyebarkan tempat
pelayanan terdekat, menyebarkan secara merata tenaga kesehatan ke
daerahdaerah yang kurang terhadap pelayanan kesehatan, sistem pembiayaan
serta kebijakan dan kemauan politik pemerintah yang mengatur dan
mengupayakan keterjangkauan akses kesehatan, sumber daya manusia (SDM),
kebijakan tentang kependudukan (Kemenkes RI, 2015). Pemerintah juga
membuat program untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
angka kematian bayi yang dinamakan dengan safe matherhood, program
EMAS, program Sutainable Development Goals (SDGs) dimana program ini
adalah program berkelanjutan untuk tahun 2015-2030 secara resmi mengganti
program dari Millinieum Development Goals (MDGs). SDGs terdiri dari 17
goals atau tujuan (Kemenkes RI, 2015). Tujuan SDGs ini untuk menurunkan
angka kematian ibu dan angka kematian bayi terdapat di nomor 3 yaitu
menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua
orang di segala

usia di nomor 5 yaitu menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan


seluruh wanita dan perempuan (Sumekar & Utami, 2016). Upaya pemerintah
lainnya adalah dengan melaksanakan asuhan berkelanjutan atau continuity of
care. Menurut ICM (International Confederation of Midwives), 2010
Continuity of Care merupakan model asuhan kebidanan yang berkelanjutan
sejak hamil, bersalin, hingga nifas dan menyusui sehingga terjalin hubungan
antara bidan dan wanita. Asuhan kebidanan yang berkelanjutan pada seorang
ibu dimulai saat pemeriksaan kehamilan atau disebut dengan ANC yang
bertujuan untuk mengetahui kondisi ibu dan memamantau pertumbuhan janin.
Menurut McLachlan, et al (2012) asuhan kebidanan Continuity of Care ini
bermanfaat untuk mengurangi tingkat bedah sesar pada wanita yang memiliki
risiko rendah. Bidan memberikan pelayanan yang berkelanjutan guna
mendeteksi dan mengurangi risiko obstetrik. Sehingga dalam jurnal ini terbukti
dengan menggunakan asuhan kebidanan berkelanjutan (COC) dapat
mengurangi angka kejadian bedah sesar.
Pada masa kehamilan, ibu akan mengalami perubahan fisik yang dapat
memberikan ketidaknyamanan seperti nyeri punggung akibat pertumbuhan dan
perkembangan janin, oedema tungkai, dan gangguan tidur (Afianti &
Mardhiyah, 2017).Setelah masa kehamilan, ibu akan mengalami proses
persalinan yang dapat memberikan rasa tidaknyaman bagi ibu seperti nyeri
yang timbul saat persalinan, rasa cemas yang mungkin timbul selama proses
persalinan, serta masa persalinan yang melambat (Eka, 2014).
ketidaknyamanan yang muncul bukan hanya pada saat kehamilan dan
persalinan melainkan pada saat masa nifas tidak menutup kemungkinan
seorang ibu akan mengalami ketidaknyamanan seperti ASI kurang, inovolusi
uteri, nyeri pada luka jahitan perineum, dan oedema tungkai. Oleh karena itu,
diperlukan asuhan secara berkesinambungan dimulai dari kehamilan,
persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, sampai dengan ibu menggunakan alat
kontrasepsi. Masalah pada masa kehamilan dapat diatasi dengan berbagai
inovasi pelayanan. Nyeri punggug pada ibu hamil dapat diatasi dengan inovasi
berupa senam yoga dan kompres hangat. Senam Yoga suatu teknik atau
gerakan fisik yang dipadukan dengan teknik pernapasan untuk merelaksasikan
otot dan pikiran yang tegang selama kehamilan. Salah satu gerakan yoga yang
dapat mengurangi nyeri punggung pada ibu hamil trimester III adalah senam
yoga kupu – kupu (Sindhu, 2009).
Menurut Andreinie (2016), salah satu metode non farmakologis yang
dapat mengurangi atau membebaskan rasa nyeri, mengurangi atau mencegah
terjadinya spasme otot, memberikan rasa nyaman yaitu dengan kompres
hangat. Oedema tungkai pada ibu hamil dapat diberikan inovasi rendam air
hangat. Rendam air hangat sangat mudah dilakukan oleh semua orang, tidak
membutuhkan biaya yang mahal, dan tidak memiliki efek samping yang
berbahaya. Masalah pada masa nifas dapat diatasi dengan berbagai macam
inovasi pelayanan. ASI kurang pada masa nifas dapat diatasi dengan pijat
oksitosin dan perawatan payudara. Manfaat pijat oksitosin adalah memberikan
kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak, mengurangi sumbatan ASI,

merangsang pelepasan hormon oksitosin, mempertahankan produksi ASI


(Fikawati dkk., 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2015) ditemukan
bahwa model pembelajaran klinik Continuity of Care (CoC) meningkatkan
pemahaman mahasiswa tentang filosofi pelayanan kebidanan dibandingkan
dengan model asuhan yang terfragmentasi, Pelayanan kebidanan harus
disediakan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua trimester,
kelahiran sampai enam mingggu pertama postpartum. Berdasarkan uraian
tersebut di atas maka penulis akan membuat Continuity of Care pada pasien
yang dimulai dari masa hamil pada trimester III, bersalin, nifas, bayi baru lahir,
dan penggunaan alat kontrasepsi dengan harapan dapat memberikan asuhan
kebidanan secara komprehensif sehingga ikut berupaya menurunkan AKI dan
AKB.
Sementara di PMB C tempat saya mengambil kasus dari Buku Register
mulai 23 januari 2023 – 4 Maret 2023 di data jumlah ANC sebesar 50 jiwa,
INC sebesar 10 jiwa, PNC sebesar 10 jiwa dan BBL sebesar 10 jiwa. Lalu
jumlah AKI dan AKB di PMB C Sehingga penulis tertarik untuk membuat
penelitian di PMB C Kabupaten Bekasi (Buku Register PMB Chusna ).
Usaha PMB untuk mempertahankan jumlah AKI dan AKB yaitu dengan
cara melakukan standar asuhan 7T yaitu: Timbang BB dan TB, ukur Tekanan
Darah, ukur Tinggi Fundus Uteri, Imunisasi TT, Tablet Fe 90 butir, Nilai
Status Gizi, Test Laboratorium, serta komplementer baik saat ANC, INC, PNC
dan BBL.

Berdasarkan data AKI dan AKB yang masih tinggi peneliti tertarik
melakukan “Manajemen Asuhan Kebidanan Continuity of Care pada Ny.
N di PMB C ” Dengan menggunakan manajemen kebidanan Varney dan
pendokumentasian SOAP

A. Tujuan

Pada penulisan laporan komprehensif ini penulis mempunya tujuan


umum dan khusus diantaranya :

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara continuity of Care


pada Ny ”N” dengan Kehamilan Trimester 3 , bersalin, nifas, bayi
baru lahir, dengan menggunakan pendekatan manajemen 7
langkah Varney dan SOAP pada Ny “N” Di PMB Chusna pada
tanggal 23 januari – 4 maret 2022

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dilakukan manjemen asuhan kebidan


komprehensif pada Ny “N” di PMB C Kabupaten Bekasi tanggal
23 januari – 4 maret 2022 Adalah untuk :
a) Memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada Ny. “N” dengan pendekatan
manajemen varney dan soap

b) Memberikan asuhan kebidanan secara


komprehensif pada Ny. “N” pada masa persalinan
dengan pendekatan manajemen varney dan soap

3. Manfaat Praktis

a) Bagi Ibu Hamil

Mendapatkan asuhan kebidanan secara


berkelanjutan dan deteksi selama masa bersalin, bayi
baru lahir, nifas.

b) Bagi Bidan

Meningkatkan pengalaman, wawasan, dan


pengetahuan mahasiswa dalam melakukan penelitian
serta dapat memahami tentang asuhan kebidanan pada
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas.

c) Bagi PMB

Sebagai bahan masukan atau informasi mengenai


pengetahuan tentang asuhan kebidanan secara
berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru
lahir, nifas.
B. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Sasaran dalam asuhan kebidanan adalah Ny”N” G3 P2 A0 UK 37 minggu ,


bersalin, nifas, bayi baru lahir sesuai manajemen asuhan varney dan soap
2. Tempat

Tempat pelaksanaan asuhan kebidanan secara continuity of care adalah di


PMB N Kabupaten Bekasi
3. Waktu

Waktu pelaksanaan asuhan kebidanan secara continuity of care yaitu dimulai


pada bulan 23 januari – 4 maret 2022

C. Manfaat

1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan, serta bahan dalam
penerapan asuhan kebidanan secara Continuity of Care terhadap ibu hamil, bersalin,
bayi baru lahir, nifas

Anda mungkin juga menyukai