PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan
hamil baik negara maju maupun berkembang akan mengalami resiko tinggi
Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Angka kematian ibu di Indonesia 214
per 100.000 kelahiran hidup. WHO menyatakan bahwa angka kematian ibu di
ASEAN tergolong paling tinggi di dunia. Pada tahun 2020 angka kematian ibu
kematian pada tahun 2020 disebabkan oleh perdarahan sebanyak 1.330 kasus,
peredaran darah sebanyak 230 kasus. (Kemenkes RI, 2020) pada tahun 2020
angka kematian ibu di provinsi Jawa Barat yaitu 745 kematian dimana
1
lainnya. Angka kematian ibu di Kabupaten karawang pada tahun 2020 adalah
sebanyak 745 kasus, terjadi pada ibu hamil sebanyak 22,14%, ibu bersalin
sebanyak 19,73 % dan ibu nifas sebanyak 44,16 %. (Dinkes Jawa Barat, 2020)
ada 20.266 kematian dan 5.386 kematian terjadi pada usia 29 hari – 11 bulan.
(Kemenkes RI, 2020). Di provinsi Jawa Barat pada tahun 2020 kematian bayi
sebesar 2.760 kasus. Dari kematian bayi sebesar 3,18/1.000 kelahiran hidup,
76,3 % terjadi pada saat neonatal (0-28 hari). Penyebab kematian neonatal
jumlah angka kematian pada tahun 2020 yaitu sebanyak 136 kematian. (Dinas
menyebabkan kematian ibu maka setiap ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru
dan bayi baru lahir. Pemantauan tersebut dilakukan secara berkelanjutan atau
menerima asuhan selama masa kehamilan, masa persalinan dan masa nifas.
2
Continuity of care memastikan ibu dan bayi mendapatkan asuhan yang terbaik
dari bidan pada seluruh periode kehamilan dan melahirkan. Continuity of Care
(COC) adalah asuhan yang berkelanjutan yang diberikan kepada ibu hamil,
nifas, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana, dan dengan memberikan
dengan lahirnya janin. Lamanya masa kehamilan aterm adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir ibu.
minggu atau 3 bulan kalender. (Munthe dkk, 2019). Pemantaua ibu hamil
harusnya dilakukan secara rutin oleh tenaga kesehatan yang sama atau oleh tim
tenaga kesehatan pada instalasi layanan kesehatan yang sama. Hal tersebut
Perubahan kondisi ibu hamil, tidak selalu bisa diprediksi sejak awal kehamilan,
dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Pada tahun 2020 capaian K1 di
3
Indonesia sebanyak 93,3 % dan capaian K4 adalah 84, 6 %. (Kemenkes RI,
2020). Capaian K1 di Provinsi Jawa Barat tahun 2020, sebanyak 101,16 % dan
(Drop out) pada pemeriksaan ke 4 (5,16 %). Pada tahun 2020 di kabupaten
dilakukan selama rentang usia kehamilan ibu yang dikelompokkan sesuai usia
pelayanan yaitu 10T dimulai dari penimbangan berat badan dan pengukuran
janin dan denyut jantung janin, pelaksanaan temu wicara, pelayanan tes
menurunkan kematian ibu dan kematian bayi yaitu dengan mendorong agar
setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis
Indonesia pada tahun 2020 persalinan yang ditolong oleh tenaga di Indonesia
4
Dapat dikatakan bahwa masih terdapat 3,8% persalinan yang ditolong tenaga
RI, 2020). Tahun 2020 di provinsi Jawa Barat capaian pertolongan persalinan
pada periode 6 jam – 2 hari pasca persalinan, KF 2 pada periode 3 hari – 7 hari
pasca persalinan, KF 3 pada periode 8 hari sampai 28 hari pasca persalinan dan
2020). Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan terdiri dari:
pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu); pemeriksaan
tinggi puncak rahim (fundus uteri); pemeriksaan lokhea dan cairan per vaginam
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi baru
RI, 2020). Capaian pelayanan ibu nifas (KF3) tahun 2020 di provinsi Jawa
Barat sebesar 96,8 % atau sebanyak 899.367 ibu nifas dan capaian pelayanan
5
ibu nifas (KF3) di kabupaten Karawang sebesar 98,85 %. (Dinkes Jawa Barat,
2020)
Pada masa neonatal (0-28) hari terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan di dalam rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua
sistem. Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang
kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat
kunjungan bayi baru lahir. Kunjungan neonatal idealnya dilakukan 3 kali yaitu
pada umur 6-48 jam, umur 3-7 hari, dan umur 8-28 hari (Kemenkes RI, 2020).
mengurangi risiko kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir
Capaian KN1 Indonesia pada tahun 2020 sebesar 82,0% dan belum mencapai
Lengkap pada tahun 2020 sebesar 82,0%. (Kemenkes RI, 2020). Di Provinsi
Jawa Barat capaian KN 1 tahun 2020 sebesar 103, 8 dan capaian KN lengkap
106,11 % dan capaian KN lengkap sebesar 105, 4%. (Dinkes Jawa Barat, 2020)
6
Berdasarkan dari data diatas penulis tertarik untuk melakukan asuhan
PMB Suliyanti
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pada Ny “S” di PMB Suliyanti tanggal 5 Maret s/d 3 Mei tahun 2023.
pada Ny “S” di PMB Suliyanti tanggal 5 Maret s/d 3 Mei tahun 2023.
7
f. Dilakukannya rencana asuhan kebidanan yang telah direncanakan
tahun 2023.
C. Ruang Lingkup
care dilakukan pada Ny “S” di PMB Suliyanti tanggal 5 Maret s/d 3 Mei tahun
care mahasiswa dapat mengetahui masalah apa yang terjadi pada ibu sehingga
care dapat dijadikan evaluasi serta bahan perbandingan teori dengan kasus
dengan cara anamnesa sejak pertama klien datang dan untuk data objektif dari
kebidanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir dan asuhan yang
8
normal kebidanan dan di dokumentasikan pada manajemen Varney dan catatan
SOAP.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
persalinan, bayi baru lahir, masa nifas, neonatus sampai dengan asuhan
selanjutnya
2. Manfaat Praktis
nifas, bayi baru lahir, dan KB demi pengembangan ilmu dan studi
care pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB secara
9
c. Bagi Mahasiswa
keluarga berencana.
d. Bagi Pasien
KB dengan aman.
10
BAB II
STUDI PUSTAKA
A. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
2017).
1) Amenorea
3) Ngidam
5) Payudara tegang
6) Sering BAK
8) Pigmentasi kulit
11
9) Epulis
a. Perubahan Anatomi
1) Uterus
2) Serviks
12
perlunakan sehingga dapat dibagi sebagai dugaan terjadinya
kehamilan.
3) Ovarium
4) Vagina
5) Payudara
MSH.
13
6) Sistem Kardiovaskuler
darah.
7) Sistem Respirasi
8) Sistem Endokrin
14
Estrogen utama dalam kehamilan adalah estriol.
al. 2021)
b. Perubahan Psikologis
waktu.
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada
kekhawatirannya.
2017)
1) Kebutuhan Oksigen
15
itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang
2) Kebutuhan Nutrisi
jumlah yang lebih besar dari pada sebelum hamil. Pada ibu
16
cm maka IMT 50/(1,5)2= 22.22 (termasuk normal).
(Tyastuti, 2016)
Zat Makanan
2 Protein 65 g
3 Kalsium 1g
4 Zat bezi 17 g
5 Vitamin A 6000 IU
6 Vitamin D 600 IU
7 Tiamin 1 mg
8 Riboflavin 1,3 mg
9 Niasin 15 mg
10 Vitamin C 90 mg
3) Personal Hygiene
17
dikeringkan. Air yang digunakan mandi sebaiknya tidak
18
minimal satu kali selama hamil, makan makanan yang
4) Kebutuhan Pakaian
iritasi.
19
Celana dalam sebaiknya terbuat dari katun yang
5) Eliminasi
20
karena ada penekanan kandung kemih oleh pembesaran
6) Kebutuhan Seksual
7) Senam Hamil
8) Istirahat/Tidur
21
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk
(Tyastuti, 2016)
9) Immunisasi
1) Dukungan Suami
22
hamil dalam menghadapi persalinan. Suami yang menerima
2) Dukungan Keluarga
anggota keluarga, tidak hanya dari suami saja. Ayah dan ibu
keluarga.(Tyastuti, 2016)
23
a. Hyperventilisasi, terjadi karena Rahim yang mendesak paru –
c. Kram pada kaki merupakan rasa sakit yang berasal dari otot
mengalami kontrksi
a. Perdarahan Pervaginan
1) Plasenta Previa
24
Gambaran klinis dari plasenta previa yaitu
umur kehamilan
2) Solutio Plasenta
25
seperempatnya tetapi belum sampai dua per tiga luas
dapat terjadi syok pada ibu dan gawat janin, uterus teraba
26
Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan
gerakan janin melemah. Gerakan bayi terasa sekali pada saat ibu
27
penyakit kantong empedu uterus yang irritable, ISK, atau
2. Konsep Asuhan
a. Pengertian
(Saifuddin, 2018)
(Tyastuti, 2016)
perkembangan bayi.
28
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
ASI eksklusif
2021)
29
pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus
3) Palpasi Amdominal
30
preeklamsia lainnya, seta mengambil tindakan yang tepat dan
6) Persiapan Persalinan
kehamilan.
31
h) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal
darah (Hb).
kehamilan adalah:
obstetrik.
yaitu:
32
a) Identitas Pasien dan Suami
b) Keluhan Utama
c) Riwayat perkawinan
d) Riwayat menstruasi
e) Riwayat KB
h) Riwayat Obstetri
2) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
b) Kesadaran
c) Tanda vital
f) Kepala
g) Rambut
h) Telinga
i) Mata
j) Hidung
k) Mulut
l) Leher
33
m) Dada
TBJ DJJ)
Gambar 2.1
Pemeriksaan Leopold
2016).
34
Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan
1) Tujuan
kepada klien.
35
6) Pengurangan biaya informasi.
etik.
2) Fungsi Dokumentasi
kesehatan.
36
Bidan diharuskan mencatat segala tindakan yang dilakukan
37
Informasi yang ditulis dalam dokumentasi dapat digunakan
sebagai sumber data penelitian. Hal ini erat kaitannya dengan yang
keperawatan dan kebidanan yang aman, efektif, dan etis. (Sari &
Kurniyati, 2022)
38
dianut dalam menjalankan prosedur tersebut. (Sari & Kurniyati,
2022)
i) Untuk mencatat.
Kurniyati, 2022)
c. Prinsip Dokumentasi
berikut:
1) Lengkap
39
proses kebidanan, mencatat tanggapan bidan/perawat, tanggapan
2) Teliti
3) Berdasarkan fakta
4) Logis
5) Dapat dibaca
40
Pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan semua data
Penanganan segera
41
dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien.
meliputi apa yang sudah diidentifikasi dari klien dan dari kerangka
pelaksanaanya.
al. 2021)
42
yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada klien
dibelakang hruf “S”, diberi tanda huruf “O” atau”X”. Tanda ini
disusun.
keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini
3) Analisa (A)
dinamis.
4) Penatalaksanaan (P)
43
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan
B. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
sudah cukup berada dalam rahim ibunya. dengan disusul oleh keluarnya
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Fitriana dan Widy, 2018)
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2007
Caesaria.
44
3) Persalinan anjuran adalah persalinan yang tidak dimulai dengan
c. Penyebab persalinan
1) Teori keregangan
Sam, 2019)
3) Teori okitosin
4) Teori prostaglandin
45
Saat usia kehamilan masuk 16 minggu desidua yang terdapat
1) Kontraksi (HIS)
makin kuat terasa, diserta mulas atau nyeri seperti kram perut.
(Yulizawati,dkk. 2019).
2) Pembukaan Serviks
2016)
46
pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini
1) Passenger
anak berada diatas ostium uteri dan menonjol waktu his disebut
47
plasenta jarang menghambat proses persalinan pada persalinan
2) Passage
3) Power
kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai
Yulizawati,dkk. 2019).
4) Position
(Yulizawati,dkk. 2019).
5) Psikologi
48
Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi
6) Penolong
f. Tahapan Persalinan
1) Kala I
49
b) Fase aktif
&Sam, 2019)
2) Kala II
kala II:
kontraksi
d) Perineum menonjol
2019)
3) Kala III
50
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan
4) Kala IV
kala IV:
a) Tingkat kesadanran
pernafasan
c) Kondisi uterus
2. Konsep Asuhan
ibu.
51
Tujuan khusus asuhan persalinan adalah melindungi keselamatan
ibu dan bayi baru lahir, memberikan dukungan persalinan normal dan
suami dan keluarga selama persalinan dan kelahiran bayi. (Yulianti &
Sam, 2019)
a. Asuhan Kala I
kepada ibu bahwa ibu harus bangga dan mensukuri anugerah yang telah
diberikan dan ibu bisa mendidik anak dengan baik, mengatur posisi ibu
3) Menyiapkan rujukan
5) Pemeriksaan fisik
52
1) Mendengar dan melihat tanda kala dua persalinan
komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir. Untuk asuhan
cairan.
53
6) Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan
belakang.
54
10) Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus
meneran
ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi
55
b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan
untuk ibu
h) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir
V Persiapan Kelahiran
diameter 5-6 cm
16) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas
bokong ibu
56
17) Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan
Lahirnya kepala
yang dilapisi dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain
b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat
tersebut.
Lahirnya bahu
22) Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
57
bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus
sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu
kesulitan?
26) Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
58
verniks. Ganti handuk basah dengan handuk atau kain
(gemeli)
berkontraksi baik
30) Setelah 2 menit sejak bayi lahir, pegang tali pusat dengan
telunjuk dan jari tengah lain menjepit tali pusat dan geser
mendorong isi tali pusat kearah ibu (sekitar 5 cm) dan klem
59
b) Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi
32) Letakkan bayi tengkurap didada ibu untuk kontak kulit ibu
33) Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
34) Letakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu (diatas
60
35) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah
Mengeluarakan plasenta
bawah-sejajar lantai-atas)
61
penegangan tali pusat 15 menit berikutnya Jika plasenta
plasenta
tertinggal
IX Menilai perdarahan
62
40) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
IX Asuhan Kala IV
perdarahan pervaginam.
Evaluasi
menilai kontraksi
46) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
63
b) Jika napas bayi terlalu cepat atau sesak napas segera rujuk
yang sesuai
50) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
selama 10 menit
64
54) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
setiap 15 menit
disusukan
59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
kering
Dokumentasi
65
Pendokumentasian asuhan pada ibu bersalin merupakan catatan
dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatat secara
rinci pada rekam medis ibu bersalin dan bayi baru lahir. (Mutmainnah, et
al. 2017)
66
3) Warna dan adanya air ketuban
dan nilai warna air ketuban pecah. Catat temuan – temuan dalam
kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambing berikut ini:
4) Molase (penyusupan)
dapat di palpasi.
dapat dipisahkan
5) Pembukaan Servik
di lakukan jika ada tanda – tanda penyulit). Saat ibu berada dalam
67
fase aktif persalinan, catat pada partograf hasil temuan dari setiap
atau lebih sering jika ada tanda – tanda penyulit, nilai dan catat
8) Kontraksi Uterus
68
Pada bagian bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus
Nilai dan catat nadi setiap 30 menit, ukur dan catat tekanan
C. Nifas
a. Pengertian
jam post partum dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali
pisikologis.
69
b) Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini,
bayi
serta keluarga.
rasa nyaman.
70
f) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
Simanjuntak, 2021)
a. immediate postpartum
b. Early postpartum
71
c. Remote Puerperium
keadaan sempurna terutama ibu, jika ibu selama hamil atau waktu
pulih dan sehat sempurna masih dalam kontrol bidan. Bidan tetap
2. Konsep Asuhan
a. Kunjungan Nifas
untuk:
masa nifas
persalinan;
72
2) KF 2 : pada periode 3 (tiga) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari pasca
persalinan;
perdarahan berlanjut
uteri
dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah
yaitu:
73
a) Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus
abnormal
istirahat
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-
hari.
bayi alami
yang cukup
74
3) Minum sedikitnya 3 liter tiap hari, yaitu menganjurkan ibu
b. Ambulans
c. Eliminasi
1) Miksi
setiap 3-4 jam. Diusahakan dapat buang air kecil sendiri, bila
75
kencing tinggi untuk itu kateterilisasi tidak dilakukan sebelum
2) Defikasi
besar. Jika klien pada hari ke tiga belum juga buang air besar
d. Kebersihan Diri
e. Istirahat
76
Kebutuhan istirahat bagi ibu menyusui minimal 8 jam sehari,
f. Seksual
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau
g. Senam Nifas
77
kencangkan otot perut dan dubur kembali lemas. Ulangi 8
kali.
posisi duduk.
78
i) Berbaringlah terlentang, angkat kepala dan usahakan agar
tempatnya.
79
Idealnya pasanagn ahrus menunggu sekurang – kurangnya 2
evektifitasnya
b) Kelebihan/keuntungannya
c) Kekurangannya
d) Efek samping
a. Uterus
80
Tabel 2.3 Proses Involusi Uterus
Kondisi TFU Berat Diameter
simpisis
b. Lochea
lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokia
1) Lokhea rubra (1-3 hari), merah kehitaman yang teridi dari sel
darah
dan banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi
plasenta.
81
4) Alba (> 14 hari), berwarna putih mengandung leukosit, selaput
Simanjuntak, 2021)
d. Sistem Pencernaan
82
yang berlebihan pada waktu persalinan, kurangnya asupan makan,
untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Penyebab dari keadaan ini
adalah terdapat spasme sfinkter dan edema leher kandung kemih setelah
a. Fase Taking In
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini ibu sedang
proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai akhir. Ibu perlu
yang dialami ibu pada fase ini seperti rasa mules, nyeri pada jahitan,
83
dihindari. Hal tersebut membuat ibu memerlukan istirahat yang cukup
Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung 3-10 hari setelah
c. Fase Letting Go
bayinya. Ibu memahami bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga
bayinya sudah meningkat pada fase ini. Ibu lebih percaya diri dalam
1) Perdarahan postpartum
84
a) Perdarahan postpartum primer adalah perdarahan lebih dari
nifas selesai.
ekstremitas
5) Demam, muntah dan rasa sakit waktu berkemih. (Puji Heni (2018)
masalah penglihatan
10) Merasa sedih atau tidak mampuh mengasuh bayi atau dirinya
sendiri
Dahlan, 2014)
85
3. Teori Manajemen dan Pendokumentasian
belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan. Oleh karena itu,
bidan, harus dicatat secara benar, singkat, jelas, logis dan sistematis sesuai
dan dapat digunakan sebagai data otentik bahwa asuhan telah dilaksanakan.
86
manajemen kebidanan dalam mengaplikasikan asuhan kebidanan adalah
sebagai berikut
subjektif dan objektif dan analisis dari data yang dikumpul atau dicatat.
rujukan.
masalah.
87
c) Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya.
kondisi klien.
efektif.
akan berdampak kurang baik untuk klien. Maka dalam memberikan asuhan
88
a. Pengertian
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari
gram sampai dengan 4000 gram dan tanpa tanda- tanda asfiksia dan
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
kepala belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
badan 2500-4000 gram, nilai apgar > 7 dan tanpa cacar bawaan.
11) Reflek menghisap dan menelan sudah baik ketika diberikan inisiasi
89
12) Reflek memeluk dan menggenggam sudah baik
Berdasarkan buku KIA (2021) ada beberapa tanda bahaya pada bayi
3) Demam/panas tinggi
4) Diare
5) Muntah – muntah
7) Lemah
8) Dingin
11) Kejang
2. Konsep Asuhan
a. Pencegahan Infeksi
90
1) Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan
dengan bayi
2) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan
klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah
et al. 2019)
b. Melakukan penilaian
4) Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas. Jika bayi tidak
1) Evaporasi
panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak
segera dikeringkan.
91
2) Konduksi
tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan
3) Konveksi
pendingin ruangan.
4) Radiasi
langsung).
pernapasannya.
92
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan
dan kering)
luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian
dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering.
Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat
berikut:
93
1) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan
hangat
leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala
4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok
sudah ditempat
Score)
atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
94
4) Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk
berlawanan.
klonin 0,5%
tetap hangat. Bayi baru lahir harus di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi
95
panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas
(hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal, jika bayi
hipotermia.
g. Memberikan vitamin K
vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri
vitamin K per oral 1 mg/hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi
2019).
i. Identifikasi bayi
diberikan kepada bayi setiap bayi baru lahir dan harus tetap
96
kamar bersalin dan di ruang rawat bayi. · Alat yang digunakan,
hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai,
tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas. · Pada alat atau gelang
nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu. Di setiap tempat
yang diberikan menyusu, tali pusat sudah lepas apa belum, tanda
97
3. Teori Manajemen dan Pendokumentasian
dalam pemberian asuhan kepada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru
lahir dan anak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, sedangkan
asuhan kebidanan.
a. Sebagai dokumen yang sah dan merupakan bukti atas asuhan yang
telah diberikan
98
d. Sebagai bahan informasi yang dapat memberikan gambaran tentang
bukan saja merupakan masalah fisik yang hanya dapat diselesaikan dengan
antara lain:
a. Pregnancy Massage
99
Menurut Wahyuni (2007) pregnancy massage dengan
konsep holistic adalah salah satu terapi holistic yang diawali dengan
a) Abdominal Massage
b) Leg Massage
a) Perdarahan
b) Demam
c) Mual
d) Diare
g) Pneumonia akut
h) Penyakit infeksi
j) Kanker
100
1) Menciptakan hubungan yang harmonis antara ibu dan bayi
2) Meningkatkan relaksasi
3) Mengurangi kecemasan
b. Prenatal Yoga
hamil secara teratur ternyata memiliki banyak manfaat bagi ibu dan
stress.
101
Indikasi dan kontraindikasi dari yoga antenatal adalah
sebagai berikut:
1) Indikasi
2) Kontra indikasi
b) Preeklamsi
c) Placenta previa
e) Hipertensi
sebelumnya
i) Ketuban pecah
kehamilan
102
c) Menguatkan otot punggung, membuatnya lebih kuat untuk
melahirkan
(dharana):
103
melahirkan, menjaga otot – otot tubuh tetap rileks saat
melahirkan.
menjalani kehamilan
kelahiran
2020)
104
3. Pijat Oksitosin terapi untuk ibu nifas dan menyusui
reflek let down. Pijat oksitosin ini dilakukan dengan cara memijat pada
diharapkan dengan dilakukan pemijatan ini, ibu akan merasa rileks dan
(Setyani, 2020)
105
BAB III
TINJAUAN KASUS
DI BPM SULIYANTI
I. Pengumpulan Data
1. Identitas
data dari kartu penduduk pasien yaitu Ny “S” usia 28 tahun, agama
SMA, ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga. Tn “ E”, .usia 29 tahun,
Pangkalan
2. Data Subjektif
106
b. Ibu mengatakan selama seminggu terakhir tidak ada keluhan
d. Riwayat Menstruasi
e. Riwayat Perkawinan
suami.
pernah keguguran
107
zat besi sebanyak 30 tablet dengan dosis pemakaian 1 x 1,
Fe.
h. Riwayat Kontrasepsi
j. Riwayat Operasi
108
k. Riwayat Penyakit Keluarga
dengan menu nasi + lauk + sayur dan buah. minum 7-8 gelas
lembek dan tidak ada keluhan saat BAB. Ibu BAK 9-10 kali
sehari warna kuning jernih dan tidak ada keluhan. Ibu mandi 2
sehari, ganti pakaian dalam 2 kali sehari atau jika sudah terasa
hamil namun ada jalan pagi. Ibu tidur siang 1-1,5 jam dan tidur
malam 7-8 jam sehari. Ibu tidak ada alergi makanan maupun
obat.
109
n. Riwayat Sosial
3. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
36,5 0C.
b. Pemeriksaan Simetris
1) Kepala
110
ada caries, lidah bersih. Pada telinga tidak ada terlihat
kelainan,
2) Leher
dam tyroid.
4) Ekstremitas
5) Pemeriksaan Anogenital
Tidak dilakukan
1) Inspeksi
2) Palpasi
111
b) Leopold II: pada perut ibu sebelah kanan teraba keras,
ada.
3) Auskultasi
d. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dilakukan
Diagnosa
Dasar
112
4. Palpasi abdominal:
b. Leopold II: pada perut ibu sebelah kanan teraba keras, panjang
c. Leopold III: pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras
masuk panggul.
2. Pada auskultasi diperoleh hasil DJJ 136 x.menit, irama teratur dan
kuat.
Kebutuhan
3. Pijat Oksitosin
5. Kunjungan ulang
Tidak ada
Tidak ada
113
V. Perencanaan
VI. Pelaksanaan
yang pinggang ibu sering pegal dan kadang nyeri. Untuk mengatasi
114
dini, terjadi perdarahan baik diserta rasa nyeri hebat, demam tinggi,
kesehatan terdekat
minggu lagi.
VII. Evaluasi
Data Subejktif:
Data Objektif:
1. Pemeriksaan Umum
115
2. Pemeriksaan Fisik
wajah tidak pucat, konjungtiva merah muda. Bibir terlihat bersih, tidak
lunak, kurang bulat dan tidak melenting yaitu bokong janin. Leopold II:
pada perut ibu sebelah kanan teraba keras, panjang dan memapan yaitu
punggung janin, pada perut ibu sebelah kiri teraba tonjolan – tonjolan kecil
yaitu ekstremitas janin. Leopold III: pada bagian bawah perut ibu teraba
bulat, keras dan tidak bisa digoyangkan. Leopold IV: divergen. Perlimaan
4/5. TBBJ (33-12) x 155 = 3255 gram. Pada auskultasi diperoleh hasil DJJ
138 x.menit, irama teratur dan kuat. Pada ekstremitas atas tidak terdapat
oedema dan sianosis, pada ektremitas bawah tidak terdapat oedema dan
Assassement
Penatalaksanaan:
116
2. Memberikan penjelasan kepada ibu bahwa keluhan yang dirasakan ibu saat
Untuk mengatasi ini ibu bisa mencari posisi yang nyaman saat tidur yaitu
4. Memberitahu ibu tentang tanda – tanda persalinan yaitu: keluar nya lendir
I. Pengumpulan Data
1. Identitas
kartu penduduk pasien yaitu Ny “S” usia 28 tahun, agama Islam, suku
sebagai ibu rumah tangga. Tn “ E”, .usia 29 tahun, agama Islam, suku
117
2. Data Sujektif
sedang
darah
dismenorhea
118
4) Imunisasi TT: Imunisasi TT: 2 kali yaitu saat kehamilan 7
terakhir jam 09.50 WIB. BAK terakhir 09.40 menit yang lalu,
BAB terakhir 08:10 WIB tidur malam + 5-6 jam Jam, Tidur
3. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
P 20 x/m, S 36, 6 0C. TB: 160 cm, BB: 59,5 kg, Lila 26 cm
b. Pemeriksaan Sistematis
1) Kepala
Pada hidung tidak ada polip dan kelainan. Bibir terlihat bersih,
tidak pecah-pecah, pada gigi tidak ada caries, lidah bersih. Pada
2) Leher
119
3) Dada dan Axila
4) Ekstremitas
Pada ekstremitas atas oedema tidak ada, otot dan sendi tidak
kekakuan sendi, tidak ada varises, refleks patella (+), tidak ada
c. Pemeriksaan Sistematis
1) Inspeksi Abdomen
2) Palpasi
ekstremitas janin
d) Leopold IV : divergen.
120
TBBJ (32-11) X 155= 3255 gram. Pergerakan janin ada
3) Auskultasi
d. Pemeriksaan Anogenital
1) Inspeksi
Perinium utuh, tidak ada luka parut. Pada vulva tidak ada
2) Pemeriksaan Dalam
e. Pemeriksaan Ekstremitas
f. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
121
II. Interpretasi Data
Diagnosa
fase laten.
Dasar:
kurang bulat dan tidak melenting yaitu bokong janin. Leopold II:
pada perut ibu sebelah kanan teraba keras, panjang dan memapan
yaitu punggung janin, pada perut ibu sebelah kiri teraba tonjolan –
bawah perut ibu teraba bulat, keras dan tidak bisa digoyangkan.
Leopold IV : divergen.
Perlimaan 3/5
122
8. pada dinding vagina tidak ada masa, postio tebal, pembukaan 2 cm,
Kebutuhan
2. Dukungan emosional
5. Eliminasi
Tidak ada
Tidak ada
V. Perencanaan
VI. Pelaksanaan
123
2. Memberikan dukungan emosional kepada ibu dengan melibatkan keluarga
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dengan memberikan teh hangat dan ibu
bisa minum saat tidak ada kontraksi agar ibu memiliki tenaga menghadapi
persalinan
relaksasi pada ibu yaitu dengan birth ball yang berfungsi untuk
5. Menyarankan kepada ibu untuk buang air kecil jika ada rasa ingin buang
air kecil. Sehingga kandung kemih tidak penuh dan tidak menghambat
Data Subjektif
Data Objektif
4. Perlimaan 2/5
124
Assesment
1. Analisa: Ibu dengan G1P0A0, usia kehamilan 40 minggu 6 hari, inpartu kala
I fase aktif.
Penatalaksanaan
ada his dan melepaskan pelan – pelan melalui mulut, dan mengajarka
4. Mengajarkan ibu tekhnik meneran yang baik dan menjelaskan kepada ibu
bahwa ibu baru boleh meneran saat pembukaan sudah lengkap 10 cm.
persalinan.
5. Mempersiapkan alat – alat dan obat yang akan dipakai untuk menolong
6. Menyipakan makanan dan teh hangat. Ibu bisa makan dan minum di sela –
125
penurunan kepala setiap dilakukan pemeriksaan dalam, HIS setiap 30 menit,
kuat, Perlimaan 1/5, DJJ: 140 x/m, irama teratur intensitas kuat,
Pembukaan: 9 cm, portio menipis, ketuban sudah pecah, air ketuban jernih,
tidak ada.
kuat, Perlimaan 0/5, DJJ: 140 x/m, irama teratur intensitas kuat,
Pembukaan: 10 cm, portio tidak teraba, ketuban negative, air ketuban jernih,
presentasi kepala, penurunan H IV, posisi UUK Kanan depan, molase tidak
ada.
Data Subjektif
Data Objektif
126
5. DJJ 140 x/m, irama teratur intensitas kuat
Pembukaan lengkap, postio tidak teraba, ketuban (-) air ketuban jernih,
tidak ada.
Assesment
normal.
Penatalaksanaan
boleh meneran jika ada rasa ingin meneran. Keadaan ibu dan janin baik
4. Membimbing ibu mengedan dengan cara mengedan saat ada his dan
dan mengeluarkan lendir pada mulut dan hidung bayi, setelah bayi
127
menangis dilakukan pemotongan tali pusat dengan menjepit tali pusat bayi
kira – kira 3 cm dari umbilicus bayi, dan jepit kira – kira 2 cm dari jepit
umbilical klem dan lakukan pemotongan antara umbilical klem dan arteri
klem. Setelah itu ganti pembungkus bayi dengan kain yang kering dan
Data Subjektif
Data Objektif
2. Bayi sudah lahir spontan jam 16: 55 jenis kelamin Perempuan, BB 3200
Assesment
128
Penatalaksanaan
1. Menginformasikan pada ibu dan keluarga bahwa bayi sudah lahir namun
kontraksi baik, memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-6 cm
dari vulva, setelah ada kontraksi penulis melakukan peregangan tali pusat
kearah dorsocranial pada sismpisis ibu, dan tangan kanan melakukan PTT
kearah atas dan bawah mengikuti jalan lahir, setelah plasenta nampak
didepan vulva, kemudia plasenta dipegang dengan kedua tangan lalu putar
plasenta searah jarum jam sampai selaput dan seluruhnya keluar. Plasenta
kotiledon lengkap, panjang tali pusat 50 cm, berat ± 650 gram, tebal ± 4
uteri dengan tangan kiri selama 15 detik untuk mencegah atonia uteri.
Data Subjektif
2. Ibu mengatakan masih terasa nyeri pada perut bagian bawah dan pada
perineum
129
Data Objektif
2. Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat, kandung kemih tidak
Assasement
Penatalaksanaan
1. Menginformasikan pada ibu bahwa keadaan ibu baik, namun ada luka pada
ibu dengan air bersih, kemudian merapihkan kain ibu yang basah dengan
kain yang kering dan bersih. Merapihkan alat – alat bekas pakai dan
jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam ke dua. Mengontrol suhu
setiap 1 jam. Pemantauan Kala IV telah dilakukan dan berakhir pada jam
normal.
130
5. Menganjurkan kepada ibu untuk menyusui bayinya sedini mungkin dan
I. Pengumpulan Data
1. Identitas
2. Data Subjektif
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Persalinan
131
Lama persalinan kala I: 8 jam 30 menit, kala II: 25 menit,
tidak ada
3. Data Objektif
hidung tidak ada polip dan kelainan. Bibir terlihat bersih, tidak
tidak teraba
pada perineum
f. Colostrum ada
132
II. Interpretasi Data
Diagnosa
Dasar
WIB
5. Lochea rubra
Kebutuhan:
3. Tekhnik menyusui
dini)
7. Kunjungan ulang
Tidak ada
Tidak ada
133
V. Perencanaan
mobilisasi dini)
VI. Pelaksanaan
ibu baik
terjadinya perdarahan
berikut:
134
a. Nutrisi: menganjurkan ibu untuk mengkomsi makanan yang
kondisi ibu
sakit waktu buang air kecil atau jika merasa tidak enak badan,
135
7. Menginformasikan kepada ibu bahwa ibu akan dikunjungi 2 hari
lagi
VII. Evaluasi
Data Subjektif
3. Ibu mengatakan darah yang keluar dari vagina berwarna putih bercampur
Data Objektif
2. Tanda – tanda vital: TD: 120/80 mmHg, N: 60 x/m, P: 20 x/m, Suhu: 36,6
0
C
136
3. Pemeriksaan fisik: konjunctiva tidak pucat, ASI (+), tidak ada benjolan pada
payudara, kontraksi uterus baik, TFU 3 jari bawah pusat, kandung kemih
tidak teraba. Pada ekstremitas tidak ada oedema dan varices. Pada vagina
Assesment
Penatalaksanaan
baik
vitamin yang cukup) dan dapat membantu produksi ASI seperti sayuran
137
3. Mengingatkan kepada ibu agar memulai aktivitas sehari – hari dengan
6. Membuat kesepakatan dengan ibu bahwa ibu akan dikunjungi kembali pada
Data Subjektif
1. Ibu mengatakan keadaan baik dan ibu sudah bisa melakukan aktivitas sehari
4. Ibu mengatakan selama seminggu terakhir tidak ada keluhan batuk, demam
Data Objektif
2. Tanda – tanda vital: TD: 120/80 mmHg, N: 63 x/m, P: 20 x/m, Suhu: 36,5
0
C
3. Pemeriksaan fisik: konjunctiva tidak pucat, ASI (+), tidak ada benjolan pada
payudara, kontraksi uterus baik, TFU 3 jari atas simpisis, kandung kemih
138
tidak teraba. Pada ekstremitas tidak ada oedema dan varices. Pada vagina
4. Luka jahitan bersih, sudah mulai mengering dan tidak terdapat tanda – tanda
infeksi.
Assesment
Penatalaksanaan
baik
2. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk memberikan ASI saja kepada bayi
sehari – hari, karena ibu masih dalam masa pemulihan pasca persalinan.
4. Mengingatkan kepada ibu untuk mengikuti senam nifas secara teratur untuk
5. Membuat kesepakatan dengan ibu bahwa ibu akan datang ke PMB pada
Data Subjektif
2. Ibu mengatakan sudah bisa beraktivitas sehari – hari dengan baik dan tidak
ada keluhan
139
3. Ibu mengatakan luka jahitan sudah tidak terasa nyeri dan jahitan sudah ada
yang terlepas.
4. Ibu mengatakan selama seminggu terakhir tidak ada keluhan batuk, demam
Data Objektif
2. Tanda – tanda vital: TD: 120/80 mmHg, N: 60 x/m, P: 20 x/m, Suhu: 36,5
0
C
3. Pemeriksaan fisik: konjunctiva tidak pucat, ASI (+), tidak ada benjolan pada
payudara, Uterus tidak teraba, kandung kemih tidak teraba. Pada ekstremitas
tidak ada oedema dan varices. Pada vagina tidak terdapat pengeluaran
lochea. Luka jahitan sudah mongering, jahitan sudah lepas dan tidak ada
Assesment
Penatalaksanaan
baik
kerugian dan waktu mulai pemakaian, serta efek samping dari kontrasepsi
tersebut.
140
D. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
I. Pengumpulan Data
1. Identitas
Bayi Ny “S”, usia 6 Jam, lahir 24 Maret 2023 jam 16:55, jenis
2. Data Subjektif
kehamilan
oleh bidan, ketuban pecah spontan, air ketuban jernih, tidak ada
menit, kala II: 25 menit, Kala III: 5 menit dan kala IV: 2 jam
c. Nilai apgar score bayi baru lahir 8/9, bayi menangis spontan dan
3. Data Objektif
b. Suhu 36,7 0C, Pernafasan 44 x/m, Nadi: 138 x/m, Berat badan
c. Bayi sudah diberikan salep mata dan Suntik Vit K sesat setelah
bayi lahir
d. Pemeriksaan fisik:
141
1) Kepala : Tidak ada caput succedaneum dan cephal
4) Telinga simetris kiri dan kanan, daun dan lubang telinga ada
tiroid
9) Tali pusat segar dan tidak ada perdarahan. Bising usus ada
Anus (+)
12) Pada ekstremitas atas dan bawah jumlah jari- jari normal,
tangan normal
nenck ada.
142
15) Bayi sudah BAK dan BAB
Diagnosa
Dasar:
Kebutuhan
2. Nutrisi
3. Perlindungan thermal
5. Imunisasi Hb 0
6. Kunjungan ulang
Tidak ada
Tidak ada
V. Perencanaan
2. Penuhi nutrisi
143
4. Lakukan perawatan tali pusat
5. Berikan imunisasi Hb 0
VI. Pelaksanaan
dengan kain yang bersih dan kering. Dan menganjurkan kepada ibu
VII. Evaluasi
keluarga
144
6. Ibu setuju bayinya dikunjungi tanggal 27 Maret 2023
Data Subjektif
2. Ibu mengatakan bayi BAK dan BAB setiap hari dan tidak ada keluhan
Data Objektif
2. Suhu 36,6 0C, Pernafasan 49 x/m, Nadi: 130 x/m, Berat badan 3200 gram,
PB 51 cm.
3. Bayi terlihat menyusu dengan baik, tali pusat sudah mengering, tidak
Assesment
Penatalaksanaan
bayi baik
3. Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir yaitu sulit bernafas, isapan
melemah, tali pusat basah dan berbau, demam, kejang, mata bayi
bernanah, diare/BAB cair lebih dari 3 kali sehari, kulit dan mata kuning,
Tinja bayi saat buang air besar berwana pucat, bayi Merintih atau
145
menanggis terus menerus. Apabila ,tanda-tanda tersebut muncul segera
2023
Data Subjektif
1. Ibu mengatakan bayi sehat dan tidak ada masalah dengan bayi
Data Objektif
2. Suhu 36,6 0C, Pernafasan 45 x/m, Nadi: 130 x/m, Berat badan 3350 gram,
PB 51 cm.
3. Bayi terlihat menyusu dengan baik, tali pusat sudah lepas dengan
sempurna
Assesment
Penatalaksanaan
bayi baik
146
147