Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Continuity of Care merupakan program peningkatan pemberian

pelayanan kebidanan secara kontinyu yang dilaksanakan oleh Bidan dan

sebagai tugas akhir mahasiswa kebidanan dengan mengedepankan asuhan

kebidanan secara holistik dan terpadu. Kelahiran dan kehamilan merupakan

suatu hal yang fisiologis, namun jika tidak dikelola dengan baik akan menjadi

patologis (Miratu, dkk, 2015).

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri

mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan,

persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan

proses fisiologis dan berkesinambungan. (Marmi, 2011:11).

Dan tidak bisa di pungkiri bahwa masa kehamilan, persalinan, masa

nifas, bayi baru lahir hingga penggunaan kontrasepsi, wanita akan mengalami

berbagai masalah kesehatan. Agar kehamilan, persalinan serta masa nifas

seorang ibu berjalan normal, ibu membutuhkan pelayanan kesehatan yang

baik. Untuk peraturan pemerintahan Nomor 61 Tahun 2014 tentang kesehatan

reproduksi menyatakan bahwa setiap perempuan berhak mendapatkan

pelayanan kesehatan untuk mencapai hidup sehat dan mampu melahirkan

generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi Angka Kematian Ibu

(Bandiyah, 2009).
Tercatat di WHO angka kematian ibu (AKI) di dunia tahun 2018 yaitu

289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa,

dan Asia tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu (AKI) di Negara-negara

Asia Tenggara yaitu Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44

per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam

160 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup,

dan Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup. (WHO, 2019).

AKI di Indonesia, pada tahun 2015 hasil SUPAS masih tinggi, yaitu

sebesar 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini meningkat

dibandingkan dengan tahun 2007 ketika Angka Kematian Ibu dapat

diturunkan sebesar 228 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Provinsi

Banten, pada tahun 2018, berada di urutan ketiga penyumbang angka

kematian ibu, yaitu sebesar 195 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup

atau sebanyak 450 ibu meninggal pada tahun 2018, sedangkan pada tahun

2017 dimana hanya 477 kasus dengan rincian 437 kematian bayi atau

18.1/1000 kelahiran hidup dan 40 kasus kematian ibu atau 166/100.000

kelahiran hidup (Fariz, 2018).

Angka kematian ibu berkisar 305 per 100.000 menurut Survey Angka

Sensus (Supas) tahun 2015, dari 14.640 total kematian ibu yang dilaporkan

hanya 4.999, berarti ada 9.641 yang tidak dilaporkan ke pusat. Dari data

tersebut, ada 83.447 kematian ibu di desa maupun kelurahan, sementara di

Puskesmas ada 9.825 kematian ibu, dan 2.868 kematian ibu di rumah sakit.

Dari laporan yang diterima pusat bisa dijabarkan tempat kematian ibu yang

terjadi, adalah di rumah sakit 77%, di rumah 15,6%, diperjalanan ke fasilitas


kesehatan 4,1%, di fasilitas kesehatan lainnya 2,5% dan kematian ibu di

tempat lainnya sebanyak 0,8% (Dinas Kesehatan, 2016).

Dipaparkan tentang penyabab kematian ibu. Akibat gangguan hipertensi

sebanyak 33,07%, perdarahan obstetrik 27.03%, komplikasi non obstetric

15.7%, komplikasi obstetric lainnya 12.04% infeksi pada kehamilan 6.06%

dan penyebab lainnya 4.81%. Sementara penyebab kematian neonatal

tertinggi disebabkan oleh komplikasi kejadian intraparum tercatat 283%,

akibat gangguan respiratori dan kardiovaskular 21.3%, BBLR dan premature

19%, kelhiran kongenital 14, 8%, akibat tetanus neonatorum 1,2%, infeksi

7.3% dan akibat lainnya 8.2% (Kemenkes, 2017).

Direktur Kesehatan Keluarga dr. Eni Gustina, MPH menyebutkan

angka kematian ibu di Indonesia tercatat 305 per 100.000 kelahiran hidup.

Dilaporkan bahwa tahun 2016 sebanyak 400.000 ibu meninggal setiap

bulannya, dan 15 ibu meninggal setiap harinya dengan penyebab kematian

tertinggi 32% disebabkan oleh perdarahan, 26% disebabkan oleh hipertensi

yang menyebabkan terjadinya kejang, keracunan kehamilan hingga

menyebabkan kematian pada ibu. Penyebab lain yang menyertai seperti faktor

hormonal, kardiovaskuler dan infeksi (Widiarini, 2017).

Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia terkait dengan

banyak faktor, diantaranya kualitas perilaku ibu hamil yang tidak

memanfaatkan ANC (Antenatal Care) pada pelayanan kesehatan. Disamping

faktor geografis maupun ekonomi, pengetahuan ibu yang minim berkaitan

dengan kehamilannya menjadi masalah tersendiri bagi para tenaga medis

dalam memberikan pelayanan yang menjadi kurang sempurna. Rendahnya


kunjungan pada ANC dapat meningkatkan komplikasi maternal dan neonatal

serta kematian ibu dan anak karena adanya kematian beresiko tinggi yang

tidak segera ditangani (Damayanti, 2014).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Banten tahun 2020, jumlah

Kematian Ibu yaitu 237 orang, Jumlah kejadian kematian ibu tertinggi yaitu

di Kabupaten Serang sebanyak 64 kematian ibu, Kabupaten Lebak 43 ibu,

Kabupaten Pandeglang 42 ibu, Kabupaten Tangerang 38. Kota Cilegon 18,

Kota Serang 17, Kota Tangerang Selatan 10 ibu dan jumlah kematian ibu

terendah yaitu Kota Tangerang Sebanyak 5 kematian ibu.

Disisi lain Angka Kematian Bayi di Provinsi Banten pada tahun 2020

mencapai 1068 kematian bayi. Dengan jumlah kejadian kematian tertinggi

yaitu Kabupaten Lebak sebanyak 341 kematian bayi. (Dinas Kesehatan

Provinsi Banten, 2020).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Tangerang pada tahun 2020

sebanyak 38 kematian ibu dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebanyak 44

kematian bayi. Penyebab kematian bayi diakibatkan oleh BBLR 41%, asfiksia

25%, kelainan bawaan 17%, sepsis 12%, dan lain-lain 4%. (Dinas Kesehatan

Kabupaten Tangerang, 2020)

Tugas bidan dalam berperan menurunkan AKI dan AKB adalah

memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil, bersalin, dan nifas serta

bayi baru lahir, bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan,

pertolongan, persalinan, tindakan pertolongan pertama kegawatn obstetric,

pemeliharaan kesehatan anak balita dan kelompok wanita denan gangguan


reproduksi, melakukan pergerakan dan pembinaan peran serta masyarakat

untuk mendukung upaya – upaya kesehatan ibu dan anak (Hasanah, 2017).

Salah satu usaha untuk menurunkan AKI dan AKB di Indonesia yaitu

pemberian asuhan secara berkesinambungan atau Continuity Of Care (COC).

Continuity Of Care (COC) merupakan model asuhan kebidanan yang

diberikan kepada pasien dilakukan secara berkesinambungan. Penurunan

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) saat ini masih

merupakan prioritas di Indonesia. Bidan sebagai pemberi asuhan kebidanan

memiliki posisi strategis untuk berperan dalam upaya percepatan penurunan

AKI dan AKB. Untuk itu bidan harus memiliki kualifikasi yang di alami oleh

filosofi asuhan kebidanan yang menekankan asuhannya terhadap perempuan

(Women Contred Care). Continuity of Care bertujuan untuk melakukan

pemeriksaan dan pemantauan ibu selama proses kehamilan, persalinan, nifas,

bayi baru lahir sampai dengan penggunaan KB yang dilakukan oleh Bidan

dan tenaga kesehatan yang berperan penting dalam pemberian pelayanan

kesehatan. Dengan dilakukannya Comtinuity of Care (COC) diharapkan

komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dapat segera

ditangani oleh tenaga kesehatan sehingga dapat dicegah sedini mungkin serta

menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (Yanti, 2015).

Upaya yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk ikut berperan serta

dalam upaya menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan memperdalam ilmu

pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada

ibu dan bayi, salah satunya dengan magang/praktek di Puskesmas, BPM atau
Klinik guna mengasah dan melatih kemampuan dalam memberikan asuhan

kebidanan yang berkualitas di masa ini dan yang akan datang.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan

asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) pada Ny. U G1P0A0

dimulai dari antenatal care, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir

sebagai laporan tugas akhir di Politeknik Bhakti Asih Purwakarta Prodi

Profesi Bidan.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu menerapkan Manajemen Asuhan Kebidanan Continuity of

Care berbasis holistic care pada Ibu Hamil, Ibu Bersalin, Bayi Baru Lahir

dan Ibu Nifas pada Ny. U usia 26 tahun G1P0A0 di Praktek Mandiri Bidan

Nina Siswati Jalan Raya Merak-Benda Kabupaten Tangerang dan dapat

mendokumentasikan asuhan kebidanan secara 7 langkah varney dan

SOAP.

2. Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengkajian Continuity of Care berbasis holistic care

pada Ny. U usia 26 tahun G1P0A0 selama kehamilan, bersalin, nifas,

bayi baru lahir fisiologis dengan tepat di Praktek Mandiri Bidan Nina

Siswati Jalan Raya Merak-Benda Kabupaten Tangerang.

2. Mampu menentukan Continuity of Care berbasis holistic care dengan

diagnosa masalah dan kebutuhan segera pada Ny. U usia 26 tahun

G1P0A0 selama kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir fisiologis


dengan tepat di Praktek Mandiri Bidan Nina Siswati Jalan Raya Merak-

Benda Kabupaten Tangerang.

3. Mampu mengidentifikasi Continuity of Care berbasis holistic care

dengan masalah potensial pada Ny. U usia 26 tahun G1P0A0 selama

kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir fisiologis dengan tepat di

Praktek Mandiri Bidan Nina Siswati Jalan Raya Merak-Benda

Kabupaten Tangerang.

4. Mampu melakukan Continuity of Care berbasis holistic care dengan

tindakan segera dan kolaborasi terhadap Ny. U usia 26 tahun G1P0A0

selama kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir fisiologis dengan tepat

di Praktek Mandiri Bidan Nina Siswati Jalan Raya Merak-Benda

Kabupaten Tangerang.

5. Mampu menyusun perencanaan asuhan Continuity of Care berbasis

holistic care pada Ny. U usia 26 tahun G1P0A0 selama kehamilan,

bersalin, nifas, bayi baru lahir fisiologis dengan tepat di Praktek

Mandiri Bidan Nina Siswati Jalan Raya Merak-Benda Kabupaten

Tangerang.

6. Mampu melaksanakan Continuity of Care berbasis holistic care dengan

tindakan perencanaan pada Ny. U usia 26 tahun G1P0A0 selama

kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir fisiologis dengan tepat di

Praktek Mandiri Bidan Nina Siswati Jalan Raya Merak-Benda

Kabupaten Tangerang.

7. Mampu mengevaluasi keefektifan Continuity of Care berbasis holistic

care dari seluruh asuhan yang telah diberikan pada Ny. U usia 26 tahun
G1P0A0 selama kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir fisiologis

dengan tepat di Praktek Mandiri Bidan Nina Siswati Jalan Raya Merak-

Benda Kabupaten Tangerang.

8. Mampu melakukan Continuity of Care berbasis holistic care dengan

dokumentasi SOAP dan Varney pada Ny. U usia 26 tahun G1P0A0

selama kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir fisiologis dengan tepat

di Praktek Mandiri Bidan Nina Siswati Jalan Raya Merak-Benda

Kabupaten Tangerang.

C. Ruang Lingkup

1. Makalah ini membahas tentang pelayanan Ante Natal Care (ANC), Intra

Natal Care (INC), Nifas dan Bayi Baru Lahir (BBL) dengan manajemen

kebidanan 7 langkah Varney dan SOAP. Untuk memberikan asuhan

Continuity of Care berbasis holistic care pada Ny. U usia 26 tahun G1P0A0

pada trimester III sampai 40 hari post partum yang dilakukan sesuai

dengan standar Asuhan Kebidanan di Praktek Mandiri Bidan Nina Siswati

Jalan Raya Merak-Benda Kabupaten Tangerang.

2. Asuhan Kebidanan ini dilakukan untuk mengetahui proses dari Kehamilan,

Persalinan, Bayi Baru Lahir dan Nifas secara Normal sesuai dengan teori

yang di dapat. Hasil pemeriksaan pasien dilakukan dengan kunjungan di

Praktik Mandiri Bidan Nina Siswati dan metode yang digunakan yaitu

melihat data status pasien, observasi, dan memberikan asuhan kebidanan

selama pemeriksaan kemudian dianalisa menggunakan Manajemen 7

Langkah Varney dan pendokumentasian SOAP.


3. Berdasarkan latar belakang penulisan diatas, maka mahasiswa mengambil

judul “Asuhan Kebidanan Continuity of Care berbasis holistic care pada

Ny. U usia 26 tahun G1P0A0 di Praktek Mandiri Bidan Nina Siswati.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Penulis / Mahasiswa

Dapat menerapkan ilmu-ilmu dan teori-teori asuhan kebidanan yang

didapat dari institusi pendidikan secara langsung kepada masyarakat dan

menambah pengalaman penulis terjun langsung dalam memberikan

asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

2. Manfaat Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan dalam memperkaya bahan materi asuhan

kebidanan pada ibu dan bayi sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan

kualitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

3. Manfaat Masyarakat

Untuk meningkatkan pengetahuan dan memotivasi pasien tentang

kehamilan, persalinan, nifas dan bayi barulahir dan pentingnya

pemeriksaan kehamilan serta pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan.

4. Manfaat Tempat Praktek

Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam asuhan secara

Continuity of Care berbasis holistic care pada ibu hamil, bersalin, nifas

dan bayi baru lahir.

Anda mungkin juga menyukai