Anda di halaman 1dari 80

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN IBU

HAMIL DALAM MELAKUKAN KUNJUNGAN ANTENATAL


CARE (ANC) DI DESA DALIHAN NATOLU KECAMATAN
SILAEN KABUPATEN TOBA
TAHUN 2021

PROPOSAL

Oleh :

RAUN RONAULI PANJAITAN


2001032018

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kunjungan kehamilan atau sering disebut dengan istilah antenatal

care (ANC) yang dilakukan oleh ibu hamil kepusat pelayanan kesehatan

guna pemeriksaan kandungan merupakan salah satu program untuk

membantu mendeteksi secara dini penanganan yang tepat dan tanggap pada

saat proses persalinan. Kunjungan ini seharusnya dilakukan rutin oleh ibu

hamil setiap trimester, namun dalam pelaksanaan pemeriksaan ini sering

sekali terjadi hambatan yang menyebabkan komplikasi pada ibu dan janin

saat masa kehamilan hingga proses persalinan.

Ibu hamil yang dulu sama ibu hamil yang sekarang benar-benar

sangat berbeda, yang dimana ibu hamil yang dulu masih bebas dari masa

pandemi, tetapi ibu hamil yang sekarang harus benar-benar menjaga diri /

merawat diri supaya terhindar dari Covid-19. Ibu hamil dan menyusui

rentan terhadap infeksi virus Covid-19, dikarenakan salah satu penyebabnya

mereka memiliki imunitas yang rendah karena perubahan hormon selama

hamil dan menyusui. Oleh karena itu, ibu hamil perlu mengetahui

bagaimana perlindungan yang tepat selama pandemi ini terjadi. Sampai saat

ini belum ada penelitian maupun bukti empiric tentang infeksi Covid-19

dalam hubungan dengan kehamilan dan janin yang dikandungnya (1).

Maternal Mortality Rate atau angka kematian ibu (AKI) menurut

ICD-10 (The Tesnth Revision of The International Classification of


Disease) adalah banyaknya wanita yang meninggal dalam suatu penyebab

kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak

termasuk kecelakaan atau kasus insidental) selama kehamilan, melahirkan

dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan

lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Dilihat dari defenisi kematian

ibu tersebut maka kesehatan ibu sangat terkait erat dengan proses

kehamilan, kelahiran dan pasca kelahiran (2).

Menurut ASEAN tahun 2017, Indonesia adalah salah satu negara

berkembang yang menyumbangkan AKI peringkat 2 tertinggi di Asia

Tenggara pada tahun 2015, yaitu 305/100.000 .Angka tersebut menyatakan

bahwa Indonesia belum mencapai target MDGs ( Millenium Development

Goals ) tahun 2000-2015 yaitu AKI kurang dari 102/100.000 .Maka pada

tahun 2016-2030 dilakukan program lanjutan MDGs yaitu SDGs (

Sustainable Development Goals ) sebagai pembangunan berkelanjutan yang

sudah disepakati dunia dengan target AKI kurang dari 70/100.000 (3).

Berdasarkan laporan WHO ( World Health Organization) tahun

2018,

Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat

yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa.

Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 214

per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup,

Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000

kelahiran hidup, Brunci 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39


per 100.000 kelahiran hidup.

Pemeriksaan antenatal yang sesuai standar saat ini terkendala

dengan adanya wabah Covid-19yang pada tanggal 11 Maret 2020

ditetapkan oleh WHO

( World Health Organization)sebagai pandemi. Berdasarkan data bulan

Februari 2020 angka mortalitas di seluruh dunia sebesar 4,9%. Di Indonesia

yang terkonfirmasi Covid-19per 26 April sebanyak 9960 orang, yang

sembuh 1151 orang, angka ini terus bertambah sampai tanggal 14 Juli 2020

kasus terkonfirmasi di Indonesia sudah mencapai 78.572 orang dan

Lampung berada di urutan ke 31 dengan jumlah kasus sebanyak 209 orang

(1).

Adanya hasil pendataan ini, WHO ( World Health Organization)

memberikan sebuah kebijakan melalui program kesehatan yang

diperkirakan bahwa 98% kematian ibu di Negara berkembang masuk

kategori “dapat dicegah”. Angka kematian ibu dan komplikasi dalam

kehamilan dapat dikurangi dengan pemeriksaan kehamilan atau Antenatal

Care (ANC) secara teratur (2).

Antenatal care adalah periksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi

kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi

persalinan, nifas, persiapkan pemberian ASI, dan kehamilan kesehatan

reproduksi secara wajar. Tujuan utama Antenatal care adalah menurunkan

atau mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal (3). Tujuan

utama ANC dengan upaya bidan adalah memonitor kemajuan kehamilan


dalam upaya memastikan kesehatan ibu dan perkembangan bayi normal,

mengenali penyimpangan dari keadaan normal dan memberikan

pelaksanaan dan pengobatan yang diperlukan, mempersiapkan ibu dan

keluarga secara fisik emosional dan psikologis untuk menghadapi kelahiran

dan kemungkinan komplikasi (4).

Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu

selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal.

Pemeriksaan antenatal care diwujudkan melalui pemeriksaan antenatal

care sekurang- kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi

waktu minimal 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 1 - 12

minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12 - 28

minggu), dan minimal 2 kali pada trimester ketiga / terakhir (usia kehamilan

28 – 40 minggu), dan Pelayanan Antenatal Care versi terbaru sekarang

yaitu minimal 6 kali selama kehamilan, yaitu 2 kali pada trimester pertama

(usia kehamilan 1 - 12 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia

kehamilan 12 – 28 minggu), dan minimal 3 kali pada trimester ketiga /

terakhir (usia kehamilan 28 – 40 minggu). (5).

Pelayanan antenatal yang dilakukan di masa pandemi Covid-19

harus menerapkan aturan yang diterbitkan oleh Kemenkes Republik

Indonesia yaitu Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas dan Bayi baru lahir,

baik pedoman selama Social Distancing (1).

Analisis pelaksanaan pelayanan antenatal di masa pandemi Covid-

19dilihat dari faktor input yaitu karakteristik dengan hasil 86,6% responden
dalam usia reproduksi sehat dan 72,2% multipara. Dilakukan kunjungan

rumah oleh bidan untuk membimbing ibu hamil dalam mempelajari buku

KIA. Hasil analisis pengetahuan ibu 43% berpengetahuan cukup, dan 35%

berpengetahuan kurang. Hambatan bagi bidan adalah ketidak patuhan

masyarakat khususnya ibu hamil dan kader dalam penerapan protokol saat

berkunjung ke pelayanan kesehatan. Disarankan Puskesmas lebih intensif

memberikan edukasi pada ibu hamil dan keluarga serta membina kader

kesehatan agar patuh dalam penerapan protokol kesehatan (1).

Cakupan K1 dan K4 di Indonesia tahun 2015 - 2016 mengalami

fluktuasi. Tahun 2015 cakupan K1 95,25% dan K4 86,85 % sedangkan

tahun 2016 angka cakupan K1 dan K4 mengalami peningkatan dari dua

tahun sebelumnya, K1 95,75% dan K4 87,48%. Menurut hasil Riskerdas

2018, target renstra 2017 yaitu 76%, hasil SDKI 2017 yaitu 77% dan hasil

Sirkernas 2016 yaitu 73%. Berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan

Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan bahwa cakupan K1 secara Nasional

sebesar 73,5% serta cakupan K4 sebesar 72,8%. Tahun 2018 angka

cakupan K4 mengalami sedikit peningkatan 74,1% (6).

Ketidak patuhan dalam pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak

dapat diketahui berbagai komplikasi yang mempengaruhi kehamilan.

Deteksi saat pemeriksaan kehamilan sangat membantu persiapan

pengendalian resiko. Jika ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan, maka

tidak akan diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik, mengalami

keadaan resiko tinggi dan komplikasi obstetric yang dapat membahayakan


kehidupan ibu dan janin sehingga menyebabkan morbiditas dan mortalitas

yang tinggi (7).

Pengetahuan merupakan indikator seseorang dalam melakukan suatu

tindakan. Jika seseorang didasari dengan pengetahuan yang baik terhadap

kesehatan maka orang tersebut akan memahami pentingnya menjaga

kesehatan dan memotivasi diri untuk diaplikasikan dalam kehidupannya.

Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa

percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat

dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan

seseorang (8).

Ibu hamil yang memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan

selamakehamilan akan termotivasi untuk melakukan pemeriksaan janin, hal ini

dilakukan agar dapat mencegah berat badan lahir rendah (BBLR) saat bayi

lahir. Sehingga Ibu hamil akan menjaga kehamilannya dengan melakukan

antenatal care yang teratur (9).

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat,

tetapi hanya dapat ditafsir terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap

adalah kecenderungan bertindak, berpikir, berpersepsi, dan merasa dalam

menghadapi obyek, ide, situasi, atau nilai.

Status pekerjaan yaitu ibu hamil yang bekerja dengan aktivitas

tinggi dan padat lebih memilih untuk mementingkan karirnya dibandingkan

dengan kesehatannya sendiri, sehingga sulit untuk patuh dalam melakukan


kunjungan ANC dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang memiliki

waktu yang lebih luang untuk dapat mengatur dan menjadwalkan kunjungan

ANC secara optimal.

Berdasarkan data ANC di Sumatera Utara tahun 2017 cakupan

pelayanan K4 ibu hamil sebesar 87,09%, belum mencapai target yang

ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara sebesar

95%. Kabupaten/Kota dengan pencapaian tertinggi adalah Deli Serdang

(96,51%), Tapanuli Selatan (96,02%) dan Tapanuli Tengah (94,73%),

sedangakan kabupaten/kota dengan capaian terendah adalah Nias Selatan

(51,68 %), Gunungsitoli (60,85%) dan Nias Barat (63,93 %) (10).

Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan peneliti di Desa

Dalihan Natolu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Tahun 2021. Jumlah ibu

hamil dari Bulan Januari –Juni trimester III 40 orang. Hasil wawancara

yang dilakukan pada 10 orang ibu hamil trimester III, didapatkan 1 orang

ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal caresecara lengkap dan

teratur, 3 ibu hamil yang kurang pengetahuannya dengan kepatuhan

melakukan pemeriksaan kehamilan, 3 ibu hamil yang kurang akan sikapnya

dengan kepatuhan melakukan pemeriksaan kehamilan, sedangkan 3 ibu

hamil beralasan karena memiliki aktifitas yang lebih tinggi dan padat yang

sehingga lebih memilih mementingkan kariernya dari pada patuh

melakukan pemeriksaan kehamilannya.

Berdasarkan masalah pada latar belakang yang telah didapatkan

diatas mengenai kunjungan antenatal care yang dilakukan oleh ibu hamil,
maka peneliti tertarik untu melakukan penelitian yang berjudul “Faktor

Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Melakukan

Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Dalihan Natolu Kecamatan

Silaen Kabupaten Toba Tahun 2021”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian

adalah “Faktor apa saja yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil

dalam melakukan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Dalihan

Natolu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Tahun 2021”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi faktor apa saja yang berhubungan dengan

kepatuhan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan Antenatal Care ?

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan responden

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi sikap responden

3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi status pekerjaan responden

4. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kunjungan antenatal care

5. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kepatuhan ibu


hamil dalam melakukan kunjungan ANC

6. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan kepatuhan ibu hamil dalam

melakukan kunjungan ANC

7. Untuk mengetahui hubungan status pekerjaan dengan kepatuhan ibu

hamil dalam melakukan kunjungan ANC

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis diharapkan mampu menjadi landasan untuk

menambah dan meningkatkan wawasan keilmuan dalam memberikan

informasi guna membangun ilmu pengetahuan khususnya kebidanan agar

dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Responden

Diharapkan bagi ibu hamil supaya lebih mengerti dan tahu pentingnya

tentang pemeriksaan antenatal caresehingga dapat mengurangi resiko

terjadinya bahaya pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya dan angka

kematian ibu dan perinatal dapat berkurang.

2. Praktek Pelayanan Kebidanan

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan menjadi sumber pengetahuan

dan strategi bagi bidan dalam memberikan promosi kesehatan dan

penyuluhan kebidanan yang lebih komprehensif pada ibu-ibu yang sedang


hamil.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi perpustakaan Institut Kesehatan Helvetia Fakultas Farmasi

dan Kesehatan penelitian ini dapat menjadi masukan dan informasi yang

berhubungan dengan pelayanan antenatal care serta menjadi bahan untuk

peneliti selanjutnya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat berguna bagi peneliti untuk menambah

pengetahuan tentang antenatal care serta dapat mengaplikasikannya dengan

baik dilingkungan keluarga maupun masyarakat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan PenelitianTerdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ministi Ratri Junga, dkk, dengan

judul Faktor -Faktor Yang Berhubungan Dengan Keteraturan Pemeriksaan

Antenatal Care (Anc) Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Ranotana Weru Kota

Manado Tahun 2016 menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antar faktor-

faktor yang berkaitan dengan keteraturan pemeriksaan antenatal care dengan

memperoleh variabel yang pendidikan (p = 0,041), dan paritas (p = 0,040).

Sedangkan yang tidak berhubungan dengan keteraturan pemeriksaan antenatal


care umur (p = 0,105), dukungan suami (p = 0,087), penghasilan (p=0,157).

Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan pendidikan dan paritas dengan

keteraturan pemeriksaan antenatal care di Puskesmas Ranotana Weru Kota

Manado (11).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indrastuti Tahun 2019 tentang

pemanfaatan pelayanan antenatal menunjukkan bahwa faktor pekerjaan (p-value =

0,001), pengetahuan (p-value = 0,008), sikap (p-value = 0,001), dukungan

keluarga (p-value = 0,015), kemudahan informasi (p-value = 0,033), keluhan

penyakit (p-value = 0,039) memiliki hubungan dengan pemanfaatan pelayanan

antenatal care. Faktor umur (p-value = 0,956) dan kepemilikan jaminan kesehatan

(p-value = 0,234) tidak memiliki hubungan dengan pemanfaatan pelayanan

antenatal care (1).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Merry Maeta Sari, dkk, Tahun

2018 berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil Dalam

Melakukan Pemeriksaan Kehamilan Di Puskesmas Cibungbulang Kabupaten

Bogor Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif

dengan desain cross sectional, Populasi dalam penelitian ini ibu hamil yang

melakukan pemeriksaan kehamilan sebesar 1.410 ibu hamil. Dalam sampel

penelitian menggunakan rumus slovin didapatkan 94 responden dengan teknik

random sampling.Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat, dan

multivariat. Hasil penelitian menunjukkan ibu hamil yang patuh terhadap

pemeriksaan kehamilan sebesar 88,3% dan tidak patuh terhadap pemeriksaan


kehamilan sebesar 11,7%, adapun faktor yang mempengaruhi adalah variabel

pengetahuan diperoleh hasil bivariat (p value = 0,019), (Relatif Risk = 4,171), dan

(95% Confident Interval Lower-Upper 1,412-12,321) dengan persentase ibu

berpengetahuan tinggi sebesar 77,7% dan ibu berpengetahuan rendah 22,3%. Dan

diperoleh hasil multivariat (p value = 0,011), (Relatif Risk = 5,440), dan (95 %

Confident Interval Lower-Upper 1,465- 20,200). Hasil penelitian ini menunjukkan

adanya pengaruh yang bermakna antara variabel pengetahuan terhadap kepatuhan

pemeriksaan kehamilan (12).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Muhammad Tahir, dkk, dengan

judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Hamil Untuk

Memeriksakan Kehamilan pada Tahun 2018 menunjukkan hasil temuan bivariate

uji chi square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Adapun hasil penelitian ini

yaitu ada hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu hamil memeriksakan

kehamilannya nilai P= 0,001, ada hubungan dukungan keluarga dengan motivasi

ibu hamil memeriksakan kehamilannya dengan nilai P=0,018, ada hubungan sikap

dengan motivasi ibu hamil memeriksakan kehamilannya nilai P= 0,000 dan ada

hubungan jarak pelayanan kesehatan dengan motivasi ibu hamil memeriksakan

kehamilannya dengan nilai P= 0,007 (13).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fanindhita Anggia Murni dan

Imas Nurjanah dengan judul Ibu Hamil dengan Kepatuhan Kunjungan Antenatal

Care (ANC) K4 di Puskesmas 2020 mengemukakan bahwa menurut laporan

World Health Organization (WHO) yang telah di publikasikan pada tahun

2014AKI di dunia mencapai angka 289.000 jiwa. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan usia ibu hamil terhadap kepatuhan antenatal care K4 di

Puskesmas. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam

penelitian ini sebanyak 1.055 ibu hamil di Puskesmas Cigombong Kabupaten

Bogor.Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil sebanyak 290 orang dengan

menggunakan teknik sampling. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di

Puskesmas Cigombong dapat dilihat dari 290 ibu hamil, sebanyak 158 responden

(54,5%) yang tidak melakukan pemeriksaan ANC K4 dan sebanyak 132 (45,5%)

responden yang melakukan pemeriksaan ANC K4. Tidak ada hubungan yang

signifikan antara usia ibu hamil terhadap kepatuhan ANC K4 dengan pvalue =

0,094 > 0,05. Nilai tersebut disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang di

signifikan antara usia ibu hamil terhadap kepatuhan ANC K4 di Puskesmas

Cigombong Kabupaten Bogor. Diharapkan tenaga kesehatan berperan aktif dalam

pelayanan ANC serta diharapkan untuk ibu hamil agar lebih patuh untuk

memeriksakan kehamilannya (14).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Prasetyaningsih dengan judul

Hubungan Umur, Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Dengan Kunjungan

Antenatal Care (ANC) (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Pariaman Tahun 2018

menunjukkan Cakupan K4 selama periode 3 tahun terakhir di Indonesia yaitu

tahun 2013 sebesar 61.4% dan tahun 2015 sebesar 70.0%. Berdasarkan data dari

Puskesmas Pariaman tahun 2017 angka kunjungan mengalami penurunan,

cakupan K1 sebesar 92,4%. Target kunjungan yang ditetapkan adalah sebesar

99%.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Umur,


Pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kunjungan Antenatal Care (ANC)

(K4) Ibu Hamil. Jenis penelitian analitik memakai pendekatan adalah cross

sectional. Populasi pada penelitian ini adalah Sasaran ibu hamil dalam 1 bulan

adalah 32 orang, secara total sampling. Analisis data dilakukan secara Univariat

dan Bivariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah Ibu hamil yang

melakukan kunjungan lengkap dalam memeriksakan kehamilannya yaitu

sebanyak 15 Ibu hamil (46,9%) dan Ibu yang melakukan kunjungan tidak lengkap

dalam memeriksakan kehamilannya sebanyak 17 Ibu hamil (53,1%). Hasil

penelitian ini menunjukkan adanya hubungan kunjungan ibu hamil dengan

pengetahuan dan dukungan keluarga (15).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Menik Sri Daryanti dengan judul

Paritas Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care Pada Ibu Hamil Di

Pmb Sleman Yogyakarta 2019 menyatakan upaya menurunkan AKI adalah

dengan meningkatkan cakupan pemeriksaan ANC oleh petugas kesehatan. Tanpa

melakukan Antenatal Care pada ibu hamil yaitu kurang memperoleh informasi

tentang bagaimana perawatan kehamilan yang benar.Penelitian ini untuk

mengetahui hubungan paritas dengan pemeriksaan Antenatal Care pada ibu hamil

di PMB Yogyakarta. Penelitian bermetode observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional. Teknik sampling dengan quota sampling sebanyak 30

orang ibu hamil trimester III yang peiksa kehamilan di PMB Istri Utami Sleman

Yogyakarta.Pengambilan data dengan buku KIA.Analisis data menggunakan Chi

Square. Hasil analisa uji Chi Square didapatkan nilai signifikansi 0,023<0,05.

maka ada hubungan antara paritas dengan pemeriksaan Antenatal Care pada ibu
hamil di PMB Yogyakarta. Bagi ibu hamil untuk rajin memeriksakan kehamilan

selama hamil (16).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawaty tahun 2016

tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal

Care(ANC) Di Bidan Praktik Mandiri Hj. Maimunah Kertapati Palembang.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 31,8 % kunjungan ANC standar. Ada

hubungan umur (p- value = 0,021), paritas (p- value = 0,019), pendidikan (p-

value = 0,015), pekerjaan (p- value = 0,016) dengan kunjungan Antenatal Care

(ANC) di BPM Hj.Maimunah Kertapati Palembang (17).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Linda Yulyani, dkk tahun

2017 yang berjudul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan K4

Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Danurajen I Kota Yogyakarta. Hasil uji statistik

menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur (p- value = 0,000 <α =

0,05) dan paritas ibu (p -value = 0,001 <α = 0,05) dengan kunjungan K4, namun

tidak ada hubungan antara pendidikan (p- value = 0,155 >α = 0,05) dan pekerjaan

(p -value = 0,210 >α = 0,05) dengan kunjungan K4. Ibu hamil diharapkan secara

rutin memeriksakan kehamilannya hingga terpenuhi standar kunjungan minimal 4

kali (K4) (18).

2.2. Telaah Teori

2.2.1. Defenisi Antenatal Care

Pemeriksaan Antenatal Careadalah suatu program yang terencana berupa

observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh

suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (19).
Asuhan Antenatal adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak

konfirmasi konsepsi hingga awal persalinan. Bidan akan menggunakan

pendekatan yang berpusat pada ibu dalam memberikan asuhan kepada ibu dan

keluarganya dengan berbagai informasi untuk memudahkannya membuat pilihan

tentang asuhan yang ia terima (20).

2.2.2. Tujuan Pelayanan Antenatal Care

Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang

sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling

percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam

jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal

penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama

kehamilan.

Tujuan umum antenatal care:

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang janin.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu

dan bayi.

c. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal.

d. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi

dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi.

e. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medik, bedah, atau obstetric


selama kehamilan.

f. Mengembangkan persiapan persalinan serta persiapan menghadapi

komplikasi.

g. Membantu menyiapkan ibu menyusui dengan sukses, menjalankan nifas

normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial.

Adapun tujuan khususnya antenatal care yaitu:

a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit-penyulit yang terdapat

saat kehamilan, persalinan, dan nifas.

b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai ibu hamil, persalinan, dan

nifas.

c. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

2.2.3. Manfaat Antenatal Care

Manfaat Antenatal Care yaitu memfasilitasi hasil yang sehat dan positif

bagi ibu hamil maupun bayinya dengan alasan menegakkan hubungan

kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa,

mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan (19).

2.2.4. Pelayanan Asuhan Standar Antenatal Care

Pelayanan antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga

profesional (dokter spesialis kebidanan, Dokter umum, bidan, perawat) untuk ibu

selama masa kehamilannya, sesuai dengan standart minimal pelayanan antenatal

care, pelayanan antenatal care minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan sekarang

menjadi 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemik malaria menjadi 14T

yaitu:
1. Penimbangan Berat Badan dan Pengukuran Tinggi Badan

Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil secara teratur mempunyai

arti klinis penting, karena ada hubungan yang erat antara pertambahan berat badan

selama kehamilan dengan berat badan lahir anak. Pertambahan berat badan hanya

sedikit menghasilkan rata-rata berat badan lahir anak yang lebih rendah dan resiko

yang lebih tinggi untuk terjadinya bayi BBLR dan kematian bayi. Pertambahan

berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai indikator

pertumbuhan janin dalam rahim. Berdasarkan pengamatan pertambahan berat

badan ibu selama kehamilan dipengaruhi berat badannya sebelum hamil.

Pertambahan yang optimal adalah kira-kira 20% dari berat badan ibu sebelum

hamil, jika berat badan tidak bertambah, menunjukkan ibu mengalami kurang

gizi.

Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil

dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar antara 9-13,9 kg dan kenaikan

berat badan setiap minggu yang tergolong normal 0,4-0,5 kg tiap minggu mulai

TM II. Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT (I ndeks

Masa Tubuh) ibu sebelum hamil. Indeks Masa Tubuh (IMT) adalah hubungan

antara tinggi badan dan berat badan. Ada rumus tersendiri untuk menghitung IMT

yaitu:

Tabel.2.1 Klasifikasi Nilai IMT

Kategori IMT Rekomendasi (kg)


Rendah < 19,8 12,5-18
Normal 19,8-26 11,5-16
Tinggi 26-29 7-11,5
Obesitas >29 ≥ 7
Gemili - 16 - 20,5
Rumus : IMT = Berat Badan (kg) / (Tinggi Badan (cm))2

Prinsip dasar yang perlu diingat berat badan naik perlahan dan bertahap,

bukan mendadak dan drastis. Pada trimester II dan III perempuan dengan gizi baik

dianjurkan menambah berat badan 0,4 kg. Perempuan dengan gizi kurang 0,5 kg

gizi baik 0,3 kg. Indeks masa tubuh adalah suatu metode untuk mengetahui

penambahan optimal, yaitu:

a. 20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5 kg

b. 20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg.

c. Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg.

Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor

resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga.

Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila pengukuran < 145 cm.

1. Pengukuran tekanan darah

Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus dilakukan

secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga

gejala preeklamsi. Apabila pada kehamilan triwulan III terjadi kenaikan berat

badan lebih dari 1 kg, dalam waktu 1 minggu kemungkinan menyebabkan

terjadinya odema, apabila disertai dengan kenaikan tekanan darah dan tekanan

diastolik yang mencapai > 140 / 90 mmHg atau mengalami kenaikan 15 mmHg

dalam 2 kali pengukuran dengan jarak 1 jam, ibu hamil dikatakan preeklamsi

mempunyai dari 3 gejala preeklamsi. Apabila preeklamsi tidak dapat diatasi, maka
akan berlanjut menjadi eklamsi. Dimana eklamsi salah satu faktor penyebab

terjadinya kematian maternal.

Eklamsia merupakan salah satu penyebab kematian maternal yang

seharusnya dapat dicegah atau di deteksi secara dini, melalui monitoring kenaikan

tekanan darah dan kenaikan berat badan yang berlebihan , yang disebabkan

adanya oedema. Bila ibu hamil menderita eklamsia akan menyebabkan outcame

yang jelek, baik pada ibu ataupun bayinya.

2. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri

Pengukuran TFU dilakukan secara rutin dengan tujuan mendeteksi secara

dini terhadap berat badan janin, terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau

hidramnion dimana ketiganya dapat mempengarui terjadinya kematian maternal.

Pengukuran menggunakan pita sentimeter, dengan cara meletakkan titik nol pada

tepi atas simfisis sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan).

Gambar 2.1. Tinggi Fundus Uteri


Tabel. 2.2. Menghitung TFU Menurut Masa Hamil
Akhir Bulan Besar Uterus Tinggi Fundus Uteri
1 Bulan Lebih besar dari biasa Belum teraba (palpasi)
2 Bulan Telur bebek Di belakang simfisis
3 Bulan Telur angsa 1-2 jari di atas simfisis
4 Bulan Kepala bayi Pertengahan simfisis-pusat
5 Bulan Kepala dewasa 2-3 jari di bawah pusat
6 Bulan Kepala dewasa Kira-kira setinggi pusat
7 Bulan Kepala dewasa 2-3 jari di atas pusat
8 Bulan Kepala dewasa Pertengahan pusat –
prosesus xifoideus
9 Bulan Kepala dewasa 3 jari di bawah prosesus
xifoideus atau sampai
setinggi prosesus xifoideus
10 Bulan Kepala dewasa Sama dengan kehamilan 8
bulan namun melebar
kesamping

3. Pemberian Tablet Fe
Memberikan tablet zat besi, 90 tablet selama 3 bulan, yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas, karena masa

kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan pertumbuhan janin.

4. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

Pemberian imunisasi tetanus toxoid(TT) kepada ibu hamil sebanyak 2 kali

dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari terjadinya tetanus

neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas.

Tabel.2.3. Jadwal Pemberian Imunisasi TT


Jenis Interval Lama Presentase
Status
Suntikan TT Waktu Perlindungan Perlindungan
T0 Belum pernah
mendapat
suntikan TT
T1 TT1 Pada 0%
kunjungan
ANC pertama
T2 TT2 4 minggu dari 3 tahun 80%
TT1
T3 TT3 6 bulan dari 5 tahun 95%
TT2
T4 TT4 Minimal 1 10 tahun 99%
tahun dari
TT3
T5 TT5 3 tahun dari 25 tahun / 99%
TT4 seumur hidup

5. Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil pertama kali, lalu

diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya

untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil.

6. Pemeriksaan Protein Urine


Upaya untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein

urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsia.

7. Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL (Venereal Deseace Reasearch

Laboratory)

Pemeriksaan VDRL (Venereal Deseace Reasearch Laboratory) untuk

mengetahui adanya treponemapallidum / penyakit menular seksual lain syphilish.

8. Pemeriksaan Urin Reduksi

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan indikasi

penyakit gula atau riwayat gula pada keluarga ibu dan suami.

9. Perawatan Payudara

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara yang

ditunjukkan kepada ibu hamil. Manfaat perawatan payudara adalah:

a. Menjaga kebersihan payudara, terutama putting susu

b. Mengencangkan serta memperbaiki bentuk putting susu (pada putting

susu yang terbenam)

c. Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi ASI lancar

d. Mempersiapkan ibu dalam laktasi

Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan mulai pada

kehamilan 6 bulan.

10. Senam Ibu Hamil

Bermanfaat mambantu ibu dalam persalinan dan mempercepat pemulihan

serta mencegah sembelit.

11. Pemeberian Obat Malaria


Pemeberian obat malaria diberikan khusus pada ibu hamil di daerah

endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khusus malaria yaitu panas tinggi

disertai menggigil.

12. Pemeberian Kapsul Minyak Beryodium

Kekurangan yodium dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dimana

tanah dan air tidak mengandung unsure yodium. Akibat kekurangan yodium dapat

menyebabkan gondok dan kretin yang ditandai dengan:

a. Gangguan fungsi mental

b. Gangguan fungsi pendengaran

c. Gangguan pertumbuhan

d. Gangguan kadar hormone yang rendah

13. Temu Wicara

Konseling adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk menolong

orang lain memperoleh pengertian yang lebih mengenai dirinya sendiri dalam

usahanya untuk memenuhi dan mengatasi permasalahan yang sedang digapainya.

a. Prinsip-Prinsip Konseling

Ada 3 prinsip pendekatan kemanusiaan yaitu:

1. Keterbukaan

2. Empati

3. Dukungan

4. Sikap dan respon positif

5. Setingkat atau sama derajat

b. Tujuan konseling pada antenatal care


1. Membantu ibu hamil memenuhi kehamilannya dan sebagai upaya

preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.

2. Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan asuhan

kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan aman atau

tindakan klinik yang mungkin diperlukan.

2.2.5. Jadwal Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care

Pelayanan Antenatal Care (ANC) yang berkualitas sesuai standar

kebijakan program anjuran WHO, yaitu sekurang-kurangnya 4 kali selama masa

kahamilan, 1 kali pada trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), 1

kali pada trimester kedua (usia kehamilan antara 14-28 minggu), dan 2 kali pada

trimester ketiga (usia kehamilan antara 28-36 minggu dan sesudah usia kehamilan

36 minggu). (2) skripsi Untuk lebih rincinya kunjungan antenatal terbagi menjadi

2 yaitu kunjungan awal (K1) dan kunjungan ulang (K4).

a. Kunjungan Awal(K1)

Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kontak ibu hamil yang pertama kali

dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan (16).

Tujuan dari kunjungan awal yaitu:


1) Membina hubungan saling percaya antara bidan danibu.

2) Mendeteksi masalah yang dapatdiobati.

3) Mencegah masalah dari praktek tradisional yangmerugikan.

4) Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi

komplikasi.

5) Mendorong perilaku sehat.

b. Kunjungan Ulang(K4)

Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4) adalah kontak ibu yang keempat

atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal

care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan. Tujuan dari kunjungan ulang ini

yaitu:

1) Pendeteksian komplikasi-komplikasi.

2) Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan.

3) Pemeriksaan fisikterfokus.

Menurut Saifuddin, AB (2012) kegiatan dan informasi yang dilakukan

pada kunjungan antenatal mencakup (16) :

Tabel 2.4. Kegiatan dan Informasi Kunjungan Antenal Care

Kunjungan Waktu Informasi Penting


Trimester I Sebelum - Membina hubungan saling percaya antara
minggu ke-13 petugas kesehatan pada ibuhamil
- Mendeteksi masalah danmenanganinya
- Melakukan tindakan pencegahan seperti
tetanus neonaturum, anemia, kekurangan
zat besi, penggunaan prakter tradisional
yangmerugikan
- Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan menghadapi komplikasi -
Mendorong prilaku hidup sehat (gizi,
latihan, kebersihan,istirahat)
Trimester II Sebelum Sama dengan diatas,ditambah kewaspadaan
minggu ke-28 khusus mengenai pre eklamsi
Trimester III Antar minggu Sama dengan diatas, ditambah palpasi
28-36 abdomen untuk mengetahui apakah ada
kehamilanganda
Setelah 36 Sama dengan diatas, ditambah deteksi letak
minggu bayi yang tidak normal atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran di RumahSakit.

Menurut Saryono (2010), pemeriksaan kehamilan dilakukan ibu hamil,

adalah sebagi berikut:

a. Pada kunjungan awal, asuhan yang diberikan diantaranya meliputi

pengkajian data kesehatan ibu hamil (riwayat kesehatan, soaial, riwayat

kebidanan, keluarga dan penyakit; pemeriksaan fisik; pemerikasaan

panggul; pemeriksaan laboratorium; pengkajian emosional dan

pengkajian fetal)

b. Pada kunjungan ulang, asuhan yang diberikan diantaranya:

mengevaluasi penentuan masalah; pemeriksaan pada kunjungan ulang

(gerakan janin, setiap masalah atau tandatanda bahaya, kebutuhan

keluhan yang lazim dalam kehamilan, dan kekhawatiran-kekhawatiran

lainya seperti cemas menghadapi persalinan); pemeriksaan fisik (DJJ,

ukuran janin, mengetahui tafsiran persalianan dan TBJ, letak dan

presentasi, aktifitas, pemeriksaan kesehatan ibu) dan pemeriksaan

laboratorium (darah/HB).

Pelayanan Antenatal Care pada kehamilan versi terbaru sekarang

minimal 6 kali, yaitu 2 kali pada trimester pertama, 1 kali pada

Trimester kedua, dan 3 kali pada Trimester ketiga, Minimal 2 kali

diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester pertama dan saat


kunjungan ke 5 di Trimester ketiga.

a. ANC ke-1 di Trimester 1 : Skrining faktor risiko dilakukan oleh

Dokter dengan menerapkan protokol kesehatan. Jika ibu datang

pertama kali ke bidan, bidan tetap melakukan pelayanan

antenatal seperti biasa, kemudian ibu dirujuk ke Dokter untuk

dilakukan skrining. Sebelum ibu melakukan kunjungan

antenatal secara tatap muka, dilakukan janji temu / teleregistrasi

dengan skrining anamnesa melalui media komunikasi (telepon)

secara daring untuk mencari faktor risiko dan gejala Covid-19.

b. ANC ke-2 di Trimester 1, ANC ke-3 di Trimester 2, ANC ke-4

di Trimester 3, dan ANC ke-6 di Trimester 3: Dilakukan tindak

lanjut sesuai hasil skrining. Tatap muka didahului dengan janji

temu / teleregistrasi dengan skrining anamnesa melalui media

komunikasi (telepon) secara daring untuk mencari faktor risiko

dan gejala Covid-19.

c. ANC ke-5 di Trimester 3 : Skrining faktor risiko persalinan

dilakukan oleh Dokter dengan menerapkan protokol kesehatan.

Skrining dilakukan untuk menetapkan : Faktor risiko persalinan,

Menentukan tempat persalinan, dan Menentukan apakah

diperlukan rujukan terencana atau tidak.

Setiap ibu hamil harus selalu menjaga nutrisi dan kesehatnnya juga

sebaiknya mendapatkan informasi / nasehat serta petunjuk tentang:

a. Pantang diet hamil


Pada dasarnya danjurkan 4 sehat 5 sempurna karena kebutuhan akan

protein dan bahan makanan tinggi. Nilai gizi dapat ditentukan dengan

bertambahnya berat badan sekitar 6,5-15 kg selama hamil. Berat badan

yang bertambah terlalu besar atau kurang perlu mendapat perhatian

khusus.

b. Pekerjaan rumah tangga

Pekerjaan rutin dapat dilakukan, namun harus disesuaikan dengan

kemampuan ibu hamil dan makin dikurangi dengan semakin bertambah

tuanya kehamilan.

c. Hubungan seksual

Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual.

Hubungan seksual disarankan dihentikan bila terdapat tanda infeksi,

pengeluaran cairan mendadak, rasa nyeri, panas, terjadi perdarahan saat

hubungan seksual, hentikan hubungan seksual bagi mereka yang sering

mengalami keguguran.

d. Pakaian hamil

Pakaian hamil yang dianjurkan adalah pakaian yang longgar terbuat dari

katun sehingga mempunyai kemampuan menyerap.

e. Pemeliharaan payudara

Payudara yang dipersiapkan untuk dapat memberikan laktasi perlu

perhatian dengan seksama. Dengan pakaian dalam (BH) yang longgar

maka perkembangan payudara tidak terhalang. Puting susu diperhatikan

agar tetap bersih.


f. Jadwal istirahat dantidur

Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena

istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani

dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin.

g. Pemberian obat-obatan

Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu diperhatikan apakah obat

tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin.

h. Keadaan darurat

Keadaan darurat saat hamil yang mengharuskan ibu hamil untuk

memeriksakan diri adalah berkaitan dengan janin (badan panas disertai

tanda infeksi, gerak janin berkurang/ menghilang), berkaitan dengan

keadaan ibu, mual muntah berlebihan, terjadi pengeluaran cairan

mendadak, sakit perut mendadak, terjadi tanda-tanda inpartu, dll)

i. Imunisasi

Vaksinasi dengan tetanus toxoid dianjurkan untuk dapat menurunkan

angka kematian bayi karena infeksi tetanus.

2.2.6. Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care (ANC)

1. Pengertian Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Kepatuhan merupakan perilaku positif yang dilakukan oleh klien yang

mengarah ketujuan teraupetik yang telah di sepakati bersama. Jadi kepatuhan

adalah suatu perilaku yang di lakukan oleh klien untuk menaati ketentuan atau

kebijakan yang sudah ditetapkan (21).

Antenatal Care (ANC) adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil
sejak konfirmasi konsepsi hingga awal persalinan untuk memfasilitasi hasil yang

sehat dan positif bagi ibumaupun bayinya dengan cara membina hubungan saling

percaya dengan ibu, mendekteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam

jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan (12).

Kunjungan ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini

mungkin semenjak merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayananan atau

asuhan antenatal. Pemeriksaan kehamilan juga merupakan pemeriksaan yang

dilakukan oleh ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak

dalam kehamilan, persalinan, masa nifas, sehingga keadaan post partum sehat dan

normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental (14).

Kepatuhan kunjungan antenatal care (ANC) merupakan ketaatan dalam

melakukan kunjungan kepelayanan kesehatan oleh ibu hamil sesuai dengan saran

dari petugas kesehatan dengan standar yang sudah di tetapkan yaitu minimal 4

kali dalam masa kehamilan (22).

2. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Kunjungan ANC

a. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan indikator seseorang dalam melakukan

suatu tindakan, jika seseorang didasari dengan pengetahuan yang baik

terhadap kesehatan maka orang tersebut akan memahami pentingnya

menjaga kesehatan dan memotivasi diri untuk diaplikasikan dalam

kehidupannya. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam

menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari,

sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang


mendukung tindakan seseorang (14).

Pemahaman ibu hamil yang baik tentang kehamilan akan

mendukung Ibu hamil memiliki sebuah motivasi untuk melakukan

sesuatu yang bersifat positif dan bermanfaat sehingga menimbulkan

perilaku untuk mengikuti kelas ibu hamil. Suatu perilaku membutuhkan

adanya motivasi yang cukup pada seseorang untuk melaksanakan suatu

tindakan dengan berhasil, tanpa motivasi orang tidak akan dapat berbuat

apa-apa karena motivasi menyebabkan seseorang bersungguh- sungguh

dalam melakukan kegiatan, motivasi timbul oleh adanya pengetahuan,

keyakinan (kepercayaan), sarana yang ada dan kebutuhan yang dirasakan

(14).

Sebelum seseorang mengadopsi perilaku, ia harus tahu terlebih

dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya dan

keluarganya. Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan terkait

kehamilan dengan resiko adalah perbedaan latar belakang masyarakat

pada suatu daerah. Latar belakang tersebut meliputi usia, pendidikan,

jenis pekerjaan, sosial ekonomi dan sumber didapatnya informasi. Hal ini

sesuai dengan teori Notoatmodjo (14).

Berdasarkan penelitian Tamaka terdapat hubungan pengetahuan

ibu hamil dengan keteraturan pemeriksaan antenatal care (ANC) di

Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado.

b. Kepercayaan

Kepercayaan (trust) merupakan kesediaan (willingness) individu


untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain yang terlibat pertukaran

karena individu mempunyai keyakinan (confidence) terhadap pihak lain.

Suatu kepercayaan terhadap sesuatu akan mempengaruhi pola pikir dan

bagaimana kita menyikapinya. Kepercayaan adalah tingkat kepercayaan

diri dimana anggota golongan yang lain akan bertindak sesuai yang telah

difikirkan (14).

Menurut Notoatmodjo, kepercayaan adalah komponen kognitif dari

faktor sosio-psikologis. Kepercayaan ini dibentuk oleh pengetahuan,

kebutuhan, dan kepentingan. Hal ini dimaksudkan bahwa orang percaya

kepada sesuatu karena ia mempunyai pengetahuan tentang itu.

Keyakinan sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek.Seseorang

menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya

pembuktian terlebih dahulu.Kepercayaan yang diyakini masyarakat dapat

juga berupa kebiasaan yang ada dimasyarakat yang merupakan

pelaziman dari waktu ke waktu.Kebiasaan ini sering dikaitkan dengan

adat di masyarakat yang turun temurun karena kebiasaan pada umumnya

sudah melekat pada diri eseorang termasuk kebiasaan yang kurang

menguntungkan bagi kesehatan.Kepercayaan dimaksud dalam hal ini

adalah budaya/kebiasaan masyarakat yang bertentangan dengan perilaku

hidup sehat.

Penduduk suatu Negara atau tempat memiliki berbagai macam

kepercayaan yang berkaitan dengan layanan kesehatan yang tentu saja


memberikan dampak pada status kesehatan penduduk tersebut.Mitos

yang berkembang diturunkan di dalam lingkungan masyarakat yang

disebarkan secara lisan selama bertahun-tahun lamanya, namun mitos

tersebut tidak hilang dan masih dipercaya pada zaman modern seperti ini

(14).

Sekarang di era modern masih seringkali ditemukan mitos-mitos

yang masih hidup dan berkembang di masyarakat.Mitos tersebut sering

dijumpai pada suatu daerah tertentu. Karena banyaknya unsur lapisan

masyarakat yang masih mempercayai adanya suatu mitos, maka

tidakmenutup kemungkinan akan terjadi suatu perbedaan pandangan dan

kepercayaanterhadap mitos yang mereka percayai. Perbedaan itu

mungkin terletak pada jalan cerita mitos ataupun kekuatan mistikyang

ada pada mitos tersebut (14).

Sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi, yang hidup

dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal

yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup.Bisa jadi nilai-nilai

budaya tersebut menjadi salah satu faktor yang ikut menunjang kesehatan

masyarakat terutama kesehatan ibu hamil.Kepercayaan seorang ibu hamil

terhadap tenaga kesehatan pada saat masa kehamilannya juga sangat

mempengaruhi frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan antenatal

care (ANC) (14).

Berdasarkan penelitian Alawiyah, kepercayaan terhadap mitos

kehamilan dapat dibagi menjadi dua yaitu mitos yang berhubungan


dengan pantangan makanan dan mitos yang berhubungan dengan

perilaku; menimbulkan kecemasan bagi ibu hamil apabila belum

sepenuhnya melaksanakan anjuran dari orang tua dan mempengaruhi

perilaku ibu hamil, dan banyak dari ibu hamil yang meyakini kebenaran

mitos kehamilan dan melaksanakannya tanpa mengetahui sebab dari

mitos tersebut dan hanya melakukan agar tidak kualat.

c. Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan

Ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya kesehatan

merupakan salah satu faktor yang memberikan kontribusi terhadap

perilaku sehat.Ibu hamil dengan waktu tempuh ke tempat pelayanan

kesehatan lebih sedikit tiga kali lebih besar kemungkinannya untuk

melakukan perawatan kehamilan dengan baik dibandingkan dengan ibu

hamil yang waktu tempuhnya ke tempat pelayanan kesehatan lebih besar

(23).

Akses dari tempat tinggal ke pelayanan kesehatan ini bukan

hanya dipengaruhi oleh jarak yang jauh tapi dapat juga di pengaruhi oleh

biaya transportasinya, kecenderungan penempatan fasilitas kesehatan

lebih dekat kepada masyarakat yang golongan rendah tidaklah secara

langsung menyebabkan pelayanan tersebut di terima oleh masyarakat

sekitarnya mungkin bisa disebabkan karena biaya pemeriksaan yang

mahal atau fasilitas kesehatan yang kurang baik. Selain itu, jarak beserta
alat alat transportasi yang sulit dapat juga mempengaruhi ibu hamil untuk

enggan memeriksakan kehamilannya (24).

Pengertian akses yaitu kemudahan menjangkau secara fisik bukan

Cuma meter, tapi adanya jalan dan angkutan ke sana. Namun akses juga

dalam pengertian kemudahan untuk memperoleh pelayanan tersebut.

Jarak adalah tempat masyarakat dengan Puskesmas yang diukur dengan

indikator waktu.Wilayah kerja Puskesmas bisa kecamatan, faktor

kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis dan keadaan

infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan

wilayah kerja Puskesmas (24).

Menurut Razak bahwa akses untuk memanfaatkan pelayanan

kesehatan dibagi dalam tiga kelompok yaitu; akses dekat bila dihitung

dalam radius kilometer sejauh kurang dari 1 Km, sedang bila dihitung

dalam radius kilometer sejauh 1-4 Km dan aksesnya jauh bila dihitung

dalam radius kilometer lebih dari 4 Km (24).

Ketersediaan fasilitas kesehatan merupakan hal penting dalam

rangka peningkatan dan menjaga kesehatan pada masyarakat.

Ketersediaan fasilitas kesehatan khususnya yang dapat diakses oleh

masyarakat akan mempercepat peningkatan derajat kesehatan

masyarakat. (25) Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(FKTP) dalam jarak yang dekat dari pemukiman atau rumah peserta atau

calon peserta akan mempengaruhi minat dan motivasi ibu dalam

memeriksakan kehamilannya (25).


d. Dukungan Keluarga

Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga keluarga

adalah ibu dan bapak beserta anak-anaknya; seisi rumah; orang seisi

rumah yang menjadi tanggungan; sanak saudara; kaum kerabat; satuan

kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat.Dukungan

keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,

kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi

tertentu (25).

e. Dukungan Petugas Kesehatan

Menurut teori Green, petugas kesehatan bertanggungjawab

terhadap kesehatan ibu hamil. Dukungan petugas kesehatan berupa tanya

jawab tentang apa yang dirasakan ibu hamil, kapan harus meminum obat

dan vitamin, kapan harus melakukan kunjungan antenatal care (ANC),

dan memberikan penyuluhan pada ibu hamil serta keluarga tentang

pentingnya kunjungan antenatal care (ANC).

Petugas yang mendukung akan memperkuat terbentuknya

kunjungan antenatal care (ANC) yang berkesinambungan. Pemberian

petunjuk bagaimana mengurangi rasa takut menghadapi kehamilan dan

persalinan, membuat ibu hamil percaya terhadap petugas kesehatan yang

melaksanakan pemeriksaan kehamilan dan memberikan pertolongan saat

terjadi masalah.Sikap petugas kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan

memengaruhi frekuensi kunjungan ANC ibu hamil.Semakin baik sikap


petugas kesehatan maka semakin sering pula seorang ibu hamil

mengunjungi fasilitas kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya.

Belum meratanya petugas kesehatan yang ada di daerah terpencil juga

dapat menurunkan akses ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan.

f. Tingkat pendidikan

Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada

masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan (praktik)

untuk memelihara (mengatasi masalah-masalah), dan meningkatkan

kesehatannya. Pendidikan berkaitan dengan pengetahuan seseorang

tentang kehamilan dengan resiko.

Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin baik

penerimaan informasi tentang kehamilan dengan resiko sehingga akan

semakin mendukung upaya pengendalian kehamilan dengan resiko pada

suatu daerah. Pendidikan formal menghasilkan perilaku yang diadopsi

oleh individu, namun pada sebagian orang tingkat pendidikan tidak

mempengaruhi pola sikap, hal tersebut lebih besar berasal dari

lingkungan yang diterima oleh setiap individu.Tingkat pendidikan dapat

mempengaruhi kemampuan dan pengetahuan seseorang dalam

menerapkan perilaku hidup sehat (8).

Hal ini sejalan dengan penelitian Nuraeni (2016) yang

mengemukanan bahwa ibu hamil yang memiliki tingkat pendidikan

tinggi dan pengetahuan yang baik cenderung untuk lebih memeriksakan


kehamilannya dari pada ibu yang pendidikan rendah dan berpengetahuan

yang kurang.Berbeda dengan penelitian Yulyani (2017), yang

mengemukanan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu

dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4.

g. Umur

Umur sebagai salah satu sifat karakteristik tentang orang yang

dalam studi epidemiologi merupakan variable yang cukup penting studi

tentang hubungan variasi suatu kejadian dengan umur dapat memberikan

gambaran tentang factor penyebab kejadian tersebut.Umur adalah umur

individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berpikir dan bekerja.

Bertambahnya umur seseorang maka kematangan dalam berpikir

semakin baik, sehingga akan termotivasi dalammemeriksakan kehamilan

dan mengetahui pentingnya ANC. Departemen kesehatan RI

mengklasifikasikan umur menjadi tiga kelompok yaitu remaja akhir (17 –

25 tahun), dewasa awal (26 – 35 tahun), dewasa akhir (36 – 45 tahun).

Usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.

Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di

bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi, dari pada kematian

maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal

meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun (5). Umur seorang wanita

pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Umur
yang <20 tahun atau yang >35 tahun (10), karena :

(a) Umur ibu <20 tahun

Wanita disebut siap secara fisik jika ia telah menyelesaikan

pertumbuhan tubuhnya, yaitu sekitar umur 20 tahun sehingga umur

20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik. Kehamilan pada

umur <20 tahun akan cenderung mengalami komplikasi, demikian

pula anak yang dilahirkannya. Hal seperti ini terjadi karena dari segi

biologis pertumbuhan dan perkembangan alat-alat reproduksi belum

optimal (26)

(b) Umur ibu 20-35tahun

Wanita hamil usia 20-35 tahun disebut juga dengan

reproduksi sehat karena jauh lebih aman dari risiko, karena organ

reproduksinya untuk hami sudah matang. Proses pembuahan,

kualitas sel telur usia ini sudah baik jika dibandingkan dengan usia

lebih muda atau lebih tua.

(c) Umur ibu >35 tahun

Ibu yang hamil pertama pada umur >35 tahun mudah terjadi

penyakit pada ibu dan organ kandungan sudah menua, jalan lahir

menjadi kaku dan terjadi perubahan pada jaringan-jaringan alat

reproduksi. Dengan demikian kemungkinan besar ibu hamil

mendapatkan persalinan macet dan pendarahan.Wanita yang hamil

pada umur 35 tahun atau lebih harus waspada terhadap risiko-risiko

yang mungkin terjadi sehingga sangat penting bagi ibu yang


berumur >35 tahun ke atas mendapatkan perawatan kehamilan lebih

dini yang tepat, sehingga kelainan tersebut tidak menyebabkan risiko

besar baik ibu ataubayinya.

h. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan yang dimaksud adalah apabila ibu

beraktivitas baik di dalam maupun di luar rumah. Pekerjaan lebih

banyak dilihat dari waktu jam kerja sang ibu karena dapat

mempengaruhi kesempatan ibu dalam melakukan pemeriksaan

kehamilan. Pekerjaan juga mempunyai hubungan yang erat dengan

status sosial ekonomi sedangkan berbagai jenis penyakit yang timbul

dalam keluarga sering berkaitan dengan jenis pekerjaan yang

mempengaruhi pendapatan keluarga.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga,

pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mendapat

nafkah.Salah satu faktor yang mempengaruhi ibu hamil tidak

melakukan pemeriksaan kehamilan adalah terlalu sibuk dengan

pekerjaannya.Ibu hamil yang tidak bekerja memiliki waktu yang

lebih banyak untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari dan pergi ke

tempat pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya.

Pada ibu hamil yang bekerja, pekerjaan mereka memberikan

kesibukan tambahan sehingga ibu hamil tidak sempat memeriksakan

kehamilannya (27).

Status sebagai ibu rumah tangga membuat seorang ibu lebih


mempunyai waktu untuk menambah ilmu pengetahuan dan

wawasannya terutama mengenai pengetahuan tentang kesehatan

yang akan dapat membuat perubahan sikap kearah yang lebih baik

(27).

Menurut penelitian Ruslinawati (2016), dari beberapa

variabel salah satunya adalah jenis pekerjaan namun hasil

penelitiannya menunjukan bahwa tidak ada perbedaan antara status

pekerjaan ibu hamil dengan frekuensi kunjungan antenatal care

(ANC).

3. Damapak Tidak Patuh Kunjungan ANC

Akibat dari ketidakpatuhan dalam melakukan kunjungan ANC, maka akan

mengakibatkan : (28)

a. Ibu hamil kurang atau tidak mengetahui tentang cara perawatan selama

hamil yangbenar.

b. Bahaya kehamilan secara dini tidak terdeteksi.

c. Anemia pada saat kehamilan yang dapat menyebabkan perdarahan tidak

terdeteksi.

d. Kelainan bentuk panggul, kelainan pada tulang belakang atau kehamilan

ganda yang dapat menyebabkan sulitnya persalinan secara normal tidak

terdeteksi.

e. Komplikasi atau penyakit penyerta selama masa kehamilan seperti

penyakit kronis yaitu penyakit jantung, paru-paru dan penyakit genetik

seperti diabetes, hipertensi, atau cacat kongenital, preeklamsia tidak


dapat terdeteksi (28).

2.2.7. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Pengertian kehamilan menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.Kehamilan merupakan

masayang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.Lamanya hamil normal

adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari).Kehamilan ini dibagi atas tiga

semester yaitu kehamilan trimester pertama, kedua, dan trimester ketiga (29).

Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan

sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan

nanti setelah anak tersebut lahir. Kehamilan merupakan masa yang cukup berat

bagi seorang ibu, karena itu ibu hamil membutuhkan dukungan dari berbagai

pihak, terutama suami agar dapat menjalani proses kehamilan sampai melahirkan

dengan aman dan nyaman (29).

Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan patologis.

Tetapi kondisi normal dapat menjadi patologis/abnormal. Masa hamil berlangsung

280 hari atau 40 minggu. Setiap perempuan berkepribadian unik dan juga

kehamilan yang unik, diaman terdiri atas Bio, Psikologis, Sosial

yangberbedapula, sehingga dalam memperlakukan pasien satu dengan yang

lainnya juga berbeda dan tidak boleh disamakan (5).

2. Tanda-Tanda Kehamilan

Berikut tanda-tanda yang dapat kita perhatikan pada kehamilan: (8)


a. Tanda pasti kehamilan

1) Gerakan janin yang dapat dilihat / diraba / dirasa, juga bagian-bagian

janin.

2) Denyut jantung janin

(a) Didengar dengan stetoskop monoral leannec (stetoskop yang

dirancang khusus untuk dapat mendengarkan detak jantung janin

secara manual)

(b) Dicatat dan didengar alat Doppler.

(c) Dicatat dengan foto elektrokardiogram

(d) Dilihat pada ultrasonografi (USG).

3) Terlihat tulang-tulang janin dalam fotorontgen.

b. Tanda tidak pasti kehamilan (persumptive)

1) Amenorea (tidak menstruasi) : Umur kehamilan dapat dihitung dari

tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) dan taksiran tanggal

persalinan (TTP) yang dihitung menggunakan rumus naegele yaitu

TTP = (HPHT +

7) dan (bulan HT + 3).

2) Nausea and Vomiting (mual dan muntah) : Biasanya terjadi pada

bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Sering

terjadi pada pagi hari, maka disebut morning sickness.

3) Mengidam : Ibu hamil sering meminta makanan / minuman tertentu

terutama pada bulan-bulan triwulan pertama, tidak tahan suatubau-

bauan.
4) Pingsan : Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan

padat bisa pingsan.

5) Anoreksia (hilangnya nafsu makan) : Hanya berlangsung pada

triwulan pertama kehamilan kemudian nafsu makan timbulkembali.

6) Fatigue (kelelahan) : kondisi berkurangnya kapasitas yang dimiliki

seseorang untuk bekerja dan mengurangi efisiensi prestasi, dan

biasanya disertai dengan perasaan letih danlelah.

7) Mammae membesar :Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri

disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang

duktus dan alveoli payudara. Kelenjar montgomery terlihat

membesar.

8) Miksi (buang air kecil) :Miksi sering terjadi karena kandung kemih

tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada

triwulankedua kehamilan.

9) Konstipasi / obstipasi (sembelit) : Konstipasi terjadi karena tonus

otot usus menurun oleh pengaruh hormonsteroid.

10) Pigmentasi kulit : Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon

kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (Chloasma gravidarum),

areola payudara, leher dan dinding perut (lineanigra=grisea).

11) Epulis atau dapat disebut juga hipertrofi dari papilgusi.

12) Pemekaran vena-vena (varises) : Terjadi pada kaki, betisdan vulva.

Keadaan ini biasanya dijumpai pada triwulan akhir.

c. Tanda kemungkinan hamil


1) Perut membesar.

2) Uterus membesar.

3) Tanda Hegar : Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu

adanya uterus segmen bawah rahim yang lebih lunak dari bagian

yanglain.

4) Tanda Chadwick : Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina

menjadikebiru-biruan.

5) Tanda Piscaseck : yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga

uterus karena Sembrio biasanya terletak disebelah atas, dengan

bimanual akan terasa benjolan yang asimetris.

6) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang

(braxtonhicks).

7) Teraba ballotement.

8) Reaksi kehamilan positif.

3. Perubahan-perubahan Fisik dan Psikologis SelamaKehamilan

a. Perubahan Fisik dan Psikologis pada TrimesterI

1) Perubahan Fisik pada TrimesterI

(a) Pembesaran Payudara

Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi

peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran

pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi

pada jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.

(b) Sering buang airkecil


Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini

dikarenakan Rahim yang membesar dan menekan kandung

kencing. Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan

akan muncul kembali pada akhir kehamilan, karena kandung

kemih ditekan oleh kepala janin.

(c) Konstipasi

Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena

peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi

otot sehingga usus bekerja kurang efisien.Adapun keuntungan

dari keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang

lebih baik saat hamil.

(d) Morning Sickness, mual danmuntah

Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual

dimulai sejak awal kehamilan.Mual muntah diusia muda disebut

morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat

terjadi setiapsaat.

(e) Merasa lelah

Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk

menyesuaikan secara fisik dan emosional untuk kehamilan.Juga

peningkatan hormonal yang dapat mempengaruhi pola tidur.

(f) Sakit Kepala

Sakit kepala yang lebih sering dialami oleh pada ibu hamil pada

awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke


tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur

ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah

merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering

daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun

emosional.Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan

depresi juga dapat menyebabkan sakitkepala.

(g) Kram Perut

Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat

menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk

yang timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah

normal.Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan hormonal

dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari

rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong

rahim.

(h) Meludah

Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus

menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala

morning sickness.

(i) Peningkatan Berat Badan

Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa

kesulitan memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini

ukan berarti ada peningkatan berat badan yang banyak tapi

karena rahim telah berkembang dan memerlukan ruang juga,


dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang

menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron yang

menyebabkan tubuh menahan air.

2) Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)

(a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan

kehamilannya

(b) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan

kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamilsaja

(c) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar

hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya

(d) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu

mendapat perhatian denganseksama

(e) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia

seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang

lain atau bahkanmerahasiakannya

4. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester II

1) Perubahan Fisik pada TrimesterII

1. Perut semakin membesar

Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan

melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1

cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas Rahim

sejajar dengan puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda

tapi pada kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada


kehamilan 16 minggu.

2. Sendawa dan buangangina

Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini

sudah biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus

selama kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan

terasa kembung dan tidaknyaman.

3. Pelupa

Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama

kehamilannya. Ada beberapa teori tentang hal ini, diantaranya adalah

karena tubuh ibu hamil terus bekerja berlebihan untuk

perkembangan bayinya sehingga menimbulkan blok pikiran.

4. Rasa panas diperut

Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama

kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat Rahim yang

membesar dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi

otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung kearahatas.

5. Pertumbuhan rambut dankuku

Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat

dan rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak

diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir

dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang

setelah bayi lahir.

6. Sakit perut bagian bawah


Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut

bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal

ini karena perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim

yang semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa

menit dan bersifat tidak menetap.

7. Pusing

Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan

trimester kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan

pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah

menurun.

8. Hidung dan Gusi berdarah

Hal ini juga terjadi karena peningkatan aliran darah selama masa

kehamilan.Kadang juga mengalami sumbatan di hidung. Ini

disebabkan karena adanya perubahan hormonal.

9. Perubahan kulit

Ibu hamil akan mengalami perubahan pada kulit. Perubahan tersebut

bisa berbentuk garis kecoklatan yang dimulai dari puser (umbilicus)

sampai ke tulang pubis yang disebut linea nigra.Sedangkan

kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan. Hal

ini dapat menjadipetunjuk sang ibu kurang asam folat. Strecth mark

terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha

atas, dan payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan


rasa gatal, sedapat mungkin jangan menggaruknya.Strecth mark

tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan.

10. Payudara

Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang

kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan

semakin berwarna gelap dan besar. Bintikbintik kecil akan timbul

disekitar putting, dan itu adalah skelenjar kulit.

11. Kram pada kaki

Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah yang lebih lambat saat

kehamilan.Atasi dengan menaikkan kaki ke atas dan minum kalsium

yang cukup.Jika terkena kram kaki ketika duduk atau saat tidur,

cobalah menggerak-gerakkan jari-jari kaki ke arah atas.

12. SedikitPembengkakan

Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir

40% wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon

yang menyebabkan tubuh menahan cairan Pada trimester kedua akan

tampak sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada

kaki bagian bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan

terlihat lebih jelas pada posisi duduk atau berdiri yang terlalulama.

2) Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)

(a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone

yang tinggi

(b) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya


(c) Merasakan gerakananak

(d) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran

(e) Libido meningkat

(f) Menuntut perhatian dancinta

(g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari

dirinya

(h) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada

orang lain yang baru menjadi ibu.

(i) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran,

dan persiapan untuk peranbaru

5. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester III

1) Perubahan Fisik pada Trimester III

(a) Sakit bagian tubuhbelakang

Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena

meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat

mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke

arah tulang belakang.

(b) Payudara

Keluarnya cairan dari payudara, yaitu colostrum, merupakan

makanan bayi pertama yang kaya akan protein. Biasanya, pada

trimester ini, ibu hamil akan merasakan hal itu, yakni keluarnya

colostrum.
(c) Konstipasi

Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim

yang membesar kearah usus selain perubahan hormone

progesteron.

(d) Pernafasan

Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran

darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu

hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya

tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah diafragma

(yang membatasi perut dan dada). Setelah kepala bayi turun

kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan

pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan

bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut

hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah

diafragma / tulang igaibu.

(e) Sering kencing

Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan

makin menekan kandungan kencing ibu hamil.

(f) Masalah tidur

Setelah perut besar, bayi akan sering menendang di malam hari

sehingga merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.

(g) Varises

Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan


menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan

vena menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada

akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah

panggul yang akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi

faktor keturunan.

(h) Kontraksiperut

Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian

perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil

duduk atau istirahat.

(i) Bengkak

Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan

meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu

hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut

edema, yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang

menyebabkan retensi cairan.

(j) Kram pada kaki

Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau

karena kekurangan kalsium.

(k) Cairan vagina

Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal.Cairan

biasanya jernih. Pada awal kehamilan, cairan ini biasanya agak

kental, sedangkan pada saat mendekati persalinan cairan tersebut

akan lebihcair.
2) Perubahan Psikologis pada TrimesterIII

(a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan

tidak menarik

(b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu

(c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya

(d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya

(e) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya

(f) Merasa kehilangan perhatian

(g) Perasaan mudah terluka(sensitif)

(h) Libido menurun

6. Tanda-tanda Bahaya Kehamilan

Tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki suatu

tanda bahaya atau risiko lebih besar dari pada biasanya (baik bagi ibu maupun

bayinya), akan terjadi penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah

persalinan. Tanda bahaya kehamilan sebagai berikut:

1) Perdarahan pervaginam terajadi pada masa kehamilan, ibu akan

mendapati bahwa terdapat sedikit bercak darah yang keluar dari

vagina. Hal ini normal terjadi karena merupakan perdarahan

implantasi. Akan tetapi, keluarnya darah dari vagina dalam masa

kehamilan kurang dari 22 minggu patut dicurigai, apalagi jika

perdarahan yang terjadi sangat tidak wajar, volumenya banyak dan


terasa nyeri. Perdarahan pervaginam yang terjadi pada masa

kehamilan dapat mengidentasikan abortus, kehamilan mola, atau

kehamilanektopik.

2) Muntah-muntah berlebihan dimana keadaan mual dan muntah yang

berlebihan merupakan salah satu hal yang perlu diwaspadai oleh

wanita yang sedang hamil. Apalagi jika hal ini dapat mengganggu

pekerjaan atau aktivitas sehari- hari ibu hamil. Gangguan ini sering

terjadi pada kehamilan trimester I, yaitu kurang lebih enam minggu

setelah haid terakhir selama sepuluh minggu. Sekitar 60-80 % ibu

hamil mengalami gangguan mual dan muntah, tetapi gejala ini terjadi

lebih berat pada 1 diantara 1000 kehamilan.

3) Sakit kepala hebat terjadi pada beberapa kasus ibu hamil, kadang-

kadang ditemukan ibu hamil yang mengalami sakit kepala. Sakit

kepala ini tidak bisa sembuh walaupun sudah cukup beristirahat. Hal

ini dapat dicurigai sebagai gejala preeklampsia dan jika tidak

diatasi,dapat menyebabkan kejang, stroke, dan koagulopati. Pada ibu

hamil yang menderita sakit kepala hebat, disarankan untuk segera

dilakukan tindakan.

4) Bengkak pada wajah dan jari-jari tangan merupakan hal yang biasa

dialami oleh ibu hamil. Gejala bengkak pada wajah dan jari-jari

tangan yang tidak menghilang setelah beristirahat, dapat menimbulkan

masalah yang serius bagi ibu hamil. Bengkak merupakan salah satu

penanda yang mengindikasikan terjadinya anemia, gangguan fungsi


ginjal, gagal jantung,atau eklampsia.

5) Demam tinggi dapat menandakan adanya infeksi, yaitu masuknya

mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh. Ibu hamil yang menderita

demam dengan suhu lebih dari 38º C harus diwaspadai karena hal ini

merupakan suatu masala. Demam tinggi dapat diatasi dengan istirahat

(berbaring), banyak minum air, dan sebagainya. Jika terjadi infeksi

berat dalam tubuh ibu hamil, suhu badan ibu hamil akantinggi dan

dapat mengganggu fungsi organ-organ vital.

6) Keluar cairan pervaginam yang keluar dari vagina bermacam

macam,diantaranya cairan putih kekuning-kuningan dan cairan bening

tidak berbau. Cairan yang berwarna putih kekuning-kuningan

menandakan adanya infeksi jamur atau bakteri pada area vagina.

Keluarnya cairan bening tidak berbau merupakan hal yang normal.

Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan.

7) Gerakan janin tidak terasa, gerakan janin dapat dirasakan mulai bulan

ke-5 atau ke-6. Ada pula beberapa ibu yang dapat merasakan gerakan

bayinya lebih awal pula daripada bulan tersebut. Biasanya bayi akan

bergerak sedikitnya tiga kali dalam satu jam jika ibu beristirahat dan

jika ibu menjaga nutrisinya dengan baik. Berkurangnya gerakan janin

dapat disebabkan oleh kondisi ibu, nutrisi yang dikonsumsi ibu, atau

pengaruh janin yang bersangkutuan.

8) Berat badan naik berlebihan Pada ibu hamil, pertambahan berat badan

dapat mengindikasikan status gizi selama kehamilan sehingga perlu


dilakukan pemantauan. Beberapa permasalahan terkait kelebihan berat

badan saat hamil yaitu hasil pemeriksaan USG kurang akurat,

meningkatkan resiko kegemukan dan diabetes, cacat lahir,

meningkatkan rasa ketidaknyamanan, tekanan darah tinggi dan

diabetes gestasional serta bayi terlalu besar.

9) Sering berdebar-debar, Sesak napas dan jantung berdebar biasa

dialami oleh sebagian besar ibu hamil. Sesak napas pada saat usia

kehamilan memasuki enam bulan keatas dapat dikatakan wajar. Sesak

napas dan jantung berdebar- debar saat hamil mengindikasikan

beberapa kemungkinan yaitu anemia, kekurangan gula penyakit

hipertiroid, hingga sakit jantung.

10) Gangguan ginjal, Ibu yang tidak memiliki penyakit ginjal, ketika

hamil, dapat mengalami gangguan pada ginjal seperti infeksi saluran

kemih. Sementara itu, ibu hamil yang memiliki penyakit ginjal kronis

lebih beresiko tinggi, yakni komplikasi selama kehamilan. Fungsi

ginjal ibu hamil dapat memburuk. Selain itu, gangguan fungsi ginjal

yang dialami selama masa kehamilan juga berefek negatif bagi janin.

Salah satunya adalah meengganggu pertumbuhan janin, sehingga pada

saat dilahirkan, berat badan bayi berada di bawah normal.

11) Gangguan kelenjar gondok atau hormon tiroid berperan penting dalam

berbagai proses metabolisme (protein, karbohidrat, dan lemak) dan

aktivitas fisik pada hampir semua system organ tubuh manusia.

Kekurangan hormone tiroid (hipotiroid) maupun kelebihan hormone


tiroid (hipertiroid) akan mengganggu berbagai proses metabolisme

dan aktifitas fisiologi, serta memengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan berbagai jaringan ternasuk system saraf dan otak (21).

2.2.8. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam


Melakukan Pemeriksaan Kunjungan Antenatal Care (ANC)

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan umumnya

datang dari penginderaan yang terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan : (24)

a. Tahu (know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat

kembali (Recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” adalah merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

itu tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefenisikan, menyatakan sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara


benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek suatu materi harus

dapat menjelaskan, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang

dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi

atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam

konteks atau situasi lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya dengan satu sama lainnya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-

kriteria yang telah ada.


Pengetahuan merupakan hal yang tumbuh dan berkembang. Faktor-faktor

yang mempengaruhi pengetahuan meliputi faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal meliputi pendidikan, pekerjaan, dan umur, sedangkan faktor

eksternal meliputi lingkungan dan sosial budaya.

Seseorang dapat mengetahui pengetahuan, pemahaman dan keterampilan

yang mengarahkannya kearah kedewasaan.Perbedaan tingkat pendidikan

menyebabkan perbedaan pengetahuan tentang kesehatan. Semakin tinggi tingkat

pendidikan maka akan semakin memudahkan seseorang dalam menerima dan

mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya.

(l) Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek.Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya

dapat ditafsir terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.

Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh

individu perilaku sikap, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut

aspek emosional, sedangkan komponen perilaku atau konatif merupakan aspek

kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang.

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpikir, berpersepsi, dan merasa

dalam menghadapi obyek, ide, situasi,atau nilai. Sikap merupakan suatu reaksi

atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek

sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan

“predisposisi” tindakan atau perilaku (21). Hal ini menunjukkan sikap itu masih

merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka (tingkah laku yang
terbuka).

Sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:

a. Menerima (Receiving)

Menerima berarti subjek (orang tersebut) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (Responding)

Merespon menunjukkan seseorang memberikan jawaban atau reaksi

terhadap stimulus, misalnya memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan,

dan menyelesaikan tugas yang diberikan.Usaha seseorang tersebut menjawab

pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan menunjukkan orang tersebut

menerima ide tersebut.

c. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan terhadap

suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggungjawab (Responsible)

Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap ada beberapa,

yaitu pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, dan

kebudayaan. Selain itu, pengaruh media massa, lembaga pendidikan, lembaga

agama dan faktor emosional.

Untuk meningkatkan sikap positif ibu terhadap pentingnya Antenatal care,

dapat melalui penyuluhan kesehatan, serta pendekatan terhadap tokoh


masyarakat,organisasi keagamaan,dan sebagainya. Dengan terbentuknya sikap

positif terhadap pentingnya Antenatal Care ibu hamil dapat melakukan

pemeriksaan kehamilan pada tenaga kesehatan sehingga dapat memantau kondisi

ibu dan janin, sehingga cakupan K1 dan K4 tercapai sesuai target.

(m) Status Pekerjaan

Ibu hamil yang bekerja dengan aktivitas tinggi dan padat lebih memilih

untuk mementingkan karirnya dibandingkan dengan kesehatan sendiri, sehingga

sulit untuk patuh dalam melakukan kunjungan antenatal care dibandingkan

dengan ibu rumah tangga yang memiliki waktu lebih luang untuk mengatur dan

menjadwalkan kunjungan antenatal (30).

Seorang wanita hamil boleh melakukan pekerjaan sehari-hari asal hal

tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak. Bagi wanita pekerja, ia

boleh tetap masuk sampai menjelang partus. Pekerjaan jangan sampai dipaksakan

sehingga istirahat yang cukup selama kurang lebih 8 jam sehari. Seorang wanita

hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari asal hal tersebut tidak memberikan

gangguan rasa tidak enak. Penelitian Juwaher (2009) didapatkan bahwa ibu yang

tidak bekerja sebagian besar melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan

standar (≥ 4 kali) dibandingkan dengan ibu bekerja (31).

Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan tingkat

kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan. Hasil penelitian juga menunjukkan

bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik dari

pada ibu yang tidak bekerja akan lebih banyak memiliki kesempatan untuk

berinteraksi dengan prang lain, sehingga lebih mempunyai banyak peluang juga
untuk mendapatkan informasi seputar keadannya (32).

Tidak semua wanita hamil harus berhenti dari pekerjaannya. Seorang

wanita hamil yang harus berhenti bekerja di luar rumah jangan tergantung dengan

jenis pekerjaanya, apakah lingkungan pekerjaannya tersebut dapat mengancam

kehamilan atau tidak dan seberapa besar energy fisik dan mental yang diperlukan

dalam bekerja. Sebagai contoh: wanita yang bekerja sebagai radio grapher

dianjurkan untuk meninggalkan pekerjaannya beberapa bulan sebelum hamil (20).

Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang dijalaninya tidak

boleh terlalu berat. Istirahat untuk wanita hamil dianjurkan sesering mungkin.

Seorang wanita hamil disarankan untuk menghentikan aktivitasnya apabila

mereka merasakan gangguan dalam kehamilan. Pekerjaan yang membutuhkan

aktivitas fisik berat, berdiri dalam jangka waktu lama, dan pekerjaan dalam

industry mesin.

Menurut undang-undang perburuhan, wanita hamil berhak mendapatkan

cuti 1,5 bulan sebelum bersalin dan 1,5 bulan sesudah melahirkan. Pada wanita

yang bekerja, dianjurkan untuk segera ke dokter apabila terjadi perdarahan dari

kemaluan atau kram hebat di perut. Pada minggu-minggu akhir kehamilan, tanda-

tanda permulaan persalinan harus diketahui oleh ibu hamil, sehingga keluarga kan

lebih waspada apabila muncul tanda-tanda persalinan tersebut (31).

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber

kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang dan banyak tantangan, Sedangkan bekerja umumnya


merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai

pengaruh terhadap kehidupan keluarga (33).

2.3. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap

suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji

secara empiris. Hipotesis itu diajukan hanya sebagai saran pemecahan masalah,

artinya hasil penelitian yang membenarkan diterima atau ditilaknya (34).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil dalam

melakukan kunjungan ANC di Desa Dalihan Natolu Kecamatan Silaen

Kabupaten Toba Tahun 2021

H0 : Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kapatuhan ibu hamil

dalam melakukan kunjungan ANC di Desa Dalihan Natolu Kecamatan

Silaen Kabupaten Toba Tahun 2021

Ha : Ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan

kunjungan ANC di Desa Dalihan Natolu Kecamatan Silaen Kabupaten

Toba Tahun 2021

H0 : Tidak ada hubungan antara sikap dengan kapatuhan ibu hamil dalam

melakukan kunjungan ANC di Desa Dalihan Natolu Kecamatan Silaen

Kabupaten Toba Tahun 2021

Ha : Ada hubungan antara status pekerjaan dengan kepatuhan ibu hamil dalam
melakukan kunjugan ANC di Desa Dalihan Natolu Kecamatan Silaen

Kabupaten Toba Tahun 2021

H0 : Tidak ada hubungan antara status pekerjaan dengan kepatuhan ibu hamil

dalam melakukan kunjungan ANC di Desa Dalihan Natolu Kecamatan

Silaen Kabupaten Toba Tahun 2021.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survei

analitik, dimana survei analitik merupakan penelitian yang mencoba menggali

bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi.Kemudian melakukan analisis

dinamika kolerasi antara fenomena, baik antara faktor risiko dan faktor efek.

Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional untuk mempelajari hubungan

antara variabel bebas (independen) dan variabel terikat(dependen) (35).

3.2. Lokasi Penelitian dan WaktuPenelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini dilakukan di Desa Dalihan

Natolu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Sumatera Utara. Adapun alasan


peneliti melakukan penelitian di klinik tersebut karena masih banyak ibu yang

belum melakukan pemerikasaan kehamilan secara teratur.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2021

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan / sekelompok objek yang menjadi sasaran

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III sebanyak

30 ibu hamil di Desa Dalihan Natolu.

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian besar dari populasi atau mewakili yang diteliti.

Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling dimana sampel yang

digunakan adalah seluruh jumlah populasi yaitu dengan jumlah 30 orang ibu

hamil trimester III yang melakukan kunjungan ANC di Desa Dalihan Natolu.

3.4. Kerangka Konsep

Kerangka konsep alah ulur yang memperlihatkan variabel-variabel yang

mempengaruhi dan yang dipengaruhi. Atau dengan kata lain dalam kerangka

konsep akan terlihat faktor yang terdapat dalam variabel penelitian.

Adapun kerangka konsep tentang faktor yang berhubungan dengan

kepatuhan ibu hamil dalam melakukan kunjungan antenatal care di Desa Dalihan

Natolu Tahun 2021.

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:


Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor yang berhubungan: Kepatuhan Ibu hamil Dalam


1. Pengetahuan Melakukan
2. Sikap Kunjungan Antenatal
3. Status Pekerjaan
Care (ANC)

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

3.5. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

3.5.1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah batasan yang digunakan untuk mendefinisikan

variabel-variabel atau faktor-faktor.

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Pengetahuan adalah yang diketahui oleh ibu hamil terhadap tujuan kunjungan

kehamilan di Desa Dalihan Natolu Tahun 2021

2. Sikap adalah tanggapan ibu hamil mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

pentingnya pemeriksaan kehamilan dengan kategori sangat setuju, setuju,

tidak setuju, dan sangat tidak setuju di Desa Dalihan Natolu Tahun 2021

3. Status Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjang

kehidupannya dan kehidupan keluarganya atau keadaan dan kedudukan

responden dalam hal pekerjaan yang sedang di jalani oleh responden di Desa

Dalihan Natolu Tahun 2021

4. Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care dapat dilihat dari kunjungan K4 yaitu

dengan kehamilan trimester III, Pemeriksaan antenatal care dilakukan secara

rutin minimal 4 kali selama kehamilan dan apabila ibu hamil tidak

memeriksakan kehamilannya secara rutin yaitu < 4 kali ataupun tidak sesuai
dengan standar kunjungan, maka ibu hamil tersebut dikategorikan tidak patuh

dalam melakukan pemeriksaan antenatal care di Desa Dalihan Natolu Tahun

2021

3.5.2. Aspek Pengukuran Variabel

Aspek pengukuran adalah aturan-aturan yang meliputi nama variabel,

jumlah pertanyaan, cara yang digunakan, skala pengukuran hasil dan jenis skala

pengukuran (35).

Tabel 3.1 Definis Operasional dan Aspek Pengukuran


Variabel
Skala
Independen Skala Ukur Kategori Value
Pengukuran
(X)
Baik (3) Skor = 7- Ordinal
Pengetahuan Kuesioner Cukup (2) 10
Kurang (1) Skor = 4-
SS (4) 6
S (3) Skor = <
TS (2) 4
STS (1)

Sikap Kuesioner Bekerja Skor = Ordinal


(1) 7-8
Tidak Skor =
Bekerja 5-6
(0) Skala =
3-4
Skala =
<2
Status Kuesioner Nominal
Pekerjaan
Variabel Alat Ukur Hasil Ukur Kategori Value Skala
Dependen Pengukuran
(Y)
Kepatuhan Buku KIA 1. Kunjungan Lengkap Patuh (1) Skor = 2- Nominal
Ibu Hamil (Kesehatan (kunjungan yang 3
Dalam Ibu dan dilakukan secara
Melakukan Anak) teratur minimal 4
Kunjungan kali, dapat dilihat
Antenatal dari K4 dengan
Care (ANC) kehamilan trimester
III)
2. Kunjungan Tidak
Lengkap (kunjungan Tidak Patuh
< 4 kali dapat dilihat (0) Skor = <
dari K4 dengan 1
kehamilan trimester
III)

3.6. Teknik Pengumpulan Data

3.6.1. Data Primer

Pengambilan data yang diperoleh langsung dari responden melalui

wawancara dengan menggunakan kuesioner ibu hamil di Desa Dalihan Natolu.

3.6.2. Data Sekunder

Pengambilan data dari data-data yang dikumpulkan oleh tempat penelitian

yaitu seluruh ibu hamil trimester III di Desa Dalihan Natolu.

3.6.3. Data Tersier

Data diperoleh dari hasil-hasil penelitian SDKI, WHO, Jurnal, Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

3.6.4. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Validitas berarti kesucian alat ukur dengan apa yang hendak

diukur. Artinya alat ukur yang digunakan dalam pengukuran untuk

mengukur apa yang hendak diukur. Jadi, validasiadalah seberapa jauh

alat dapat mengukur hal atau subjek (36).

Kriteria validitas instrument penelitian yaitu jika r hitung > r

table maka butir intrument dinyatakan valid, jika r hitung < r table
maka butir instrument dinyatakan tidak valid. Menentukan derajat

ketepatan dari instrument penelitian berbentuk kuesioner. Uji validasi

dapat dilakukan menggunakan Product Moment Test (35).

Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa

kuesioner (daftar pernyataan untuk mengumpulkan data yang

diperlukan. Kuesioner yang telah di susun sebelum digunakan sebagai

data penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas. Uji validitas

dilakukan di Desa Dalihan Natolu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba

dengan jumlah responden sebanyak 26 orang.

Tabel. 3.2. Hasil Uji Validitas Pengetahuan

Koefisien r Koefisien r
Butir Soal Keterangan
hitung table
Pertanyaan 1 0,559 0,349 Valid
Pertanyaan 2 0,358 0,349 Valid
Pertanyaan 3 0,474 0,349 Valid
Pertanyaan 4 0,166 0,349 Tidak Valid
Pertanyaan 5 0,534 0,349 Valid
Pertanyaan 6 0,571 0,349 Valid
Pertanyaan 7 0,649 0,349 Valid
Pertanyaan 8 0,474 0,349 Valid
Pertanyaan 9 0,457 0,349 Valid
Pertanyaan 10 0,457 0,349 Valid

Tabel 3.3. Hasil Uji Vadilitas Sikap

Koefisien r Koefisien r
Butir Soal Keterangan
hitung table
Pertanyaan 1 0,286 0,349 Tidak Valid
Petanyaan 2 0,768 0,349 Valid
Pertanyaan 3 0,665 0,349 Valid
Pertanyaan 4 0,888 0,349 Valid
Pertanyaan 5 0,453 0,349 Valid
Pertanyaan 6 0,775 0,349 Valid
Pertanyaan 7 0,451 0,349 Valid
Pertanyaan 8 0,286 0,349 Tidak Valid

Tabel 3.4. Hasil Uji Vadilitas Kepatuhan ANC

Koefisien r Koefisien r
Butir Soal Keterangan
hitung table
Pertanyaan 1 0,282 0,349 Tidak Valid
Pertanyaan 2 0,649 0,349 Valid
Pertanyaan 3 0,282 0,349 Valid

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Suatu alat

ukur dikatakan memili reliabialitas apabila digunakan berkali-kali

oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti lain yang memberikan hasil

yang sama. Jadi, reliabilitas adalah seberapa jauh konsisten alat ukur

untuk hasil yang sama dalam mengukur hal dan subjek yang sama

(36).

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu

tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian

reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau

seandainya hasil berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat

dikatakan tidak berarti. (37)

Tabel.3.5. Uji Reliabilitas Pengetahuan

Cronbach’s Alpha (α )
r Tabel Item Keterangan
Pengetahuan
0,693 0,349 10 Reliabel

Keterangan:

Hasil uji reliabilitas dari 10 pertanyaan tentang pengetahuan menunjukkan


semua pertanyaan reliabel dimana hasil Cronbach Alpha yaitu 0,693> r tabel

0,349.

Tabel.3.6. Uji Reliabilitas Sikap

Cronbach’s Alpha (α )
r Tabel Item Keterangan
Sikap
0,650 0,349 8 Reliabel

Keterangan:

Hasil uji reliabilitas dari 8 pertanyaan tentang sikap menunjukkan semua

pertanyaan reliabel dimana hasil Cronbach Alpha yaitu 0,650> r tabel 0,349.
Tabel.3.7. Uji Reliabilitas Kepatuhan
Cronbach’s Alpha (α ) r Tabel Item Keterangan
Kepatuhan
-,550 0,349 3 Reliabel

Keterangan:

Hasil uji reliabilitas dari 3 pertanyaan tentang kepatuhan menunjukkan

semua pertanyaan reliabel dimana hasil Cronbach Alpha yaitu -,550< r tabel

0,349.

3.7. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam penelitian

oleh karena itu harus di lakukan dengan baik dan benar. Data yang terkumpul di

olah dengan komputerisasi dengan langkah langkah sebagai berikut: (35)

1. Collecting

Mengumpulkan data yang berasal dari kuesionar, angket maupun observasi.

2. Checking

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban rekam medik atau lembar

observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehungga pengolahan

data memberikan hasil yang valid dan realibel dan terhindar dari bias.

3. Coding

Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variabel-variabel

yang dileti.

4. Entering

Data entry, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang

masih dalam bentuk “kode” (amgka atau huruf) dimasukkan dalam program
computer yang digunakan peneliti yaitu SPSS.

5. Data processing

Semua data yang telah di input kedalam aplikasi computer akan diolah sesuai

dengan kebutuhan penelitian.

3.8. Teknik Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan computer dengan perangkat

lunak paket statistic SPSS untuk mengetahui pengaruh antar variabel bebas dan

terikat. (35)

3.8.1. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan

pada tiap variabel dari hasil penelitian. Data yang terkumpul disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi (35).

Analisa univariat adalah analisa data penelitian dengan menggunakan

statistic deskriptif. Analisis ini hanya menggunakan satu variabel. Analisis

univariat merupakan penyederhanaan atau peringkasan kumpulan data hasil

penelitian (hasil pengukuran) sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi

informasi yang berguna. Peringkas tersebut berupa ukuran-ukuran statistic, tabel-

tabel, dan juga grafik (36).

3.8.2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara varibel

independen dan variabel dependen maka dilakukan uji statistic chi-square, pada

batas kemaknaan perhitungan statistic (0,05). Apabila hasil perhitungan

menunjukkan p -value< (0,05) maka dikatakan (H0) ditolak Ha diterima, artinya


kedua variabel secara statistic mempunyai hubungan yang signifikan. Setelah

diketahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel pada penelitian ini

maka analisis dilanjutkan pada tingkat bivariat dimana bertujuan untuk

mengetahui apakah ada hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mugiati dkk. Analisis Pelaksanaan Pelayanan Antenatal pada Masa


Pandemi Covid-19. J Kesehat Prim. 2021;
2. Andriani R. Pencegahan Kematian Ibu Saat Hamil Dan Melahirkan
Berbasis Komunitas. Yogyakarta:CV, Budi Utama; 2019.
3. Suarayasa K. Strategi Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) Di
Indonesia. Yogyakarta:CV, Budi Utama; 2019.
4. Romauli S. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta:Nuha Medika;
5. Rismalinda. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta Timur: CV. Trans Info
Media; 2017.
6. Kesehatan RI D. Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta; 2018.
7. Agustine U. Keterkaitan Sosial Budaya Dengan Pelaksanaan Antenatal
Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru. 2019;4(1):42–54.
8. Awaliyah DN. Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan Cakupan
Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan K4 di Wilayah Kerja Puskesmas Lara
Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara. 2018;
9. Ningrum CW. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kepatuhan
Kunjungan ANC Di Kota Surakarta. 2019.
10. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2018;
11. Ratri Junga M. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keteraturan
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas
Ranotana Weru Kota Manado. 2016;5.
12. Sari MM. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil Dalam
Melakukan Pemeriksaan Kehamilan Di Puskesmas Cibungulang Kabupaten
Bogor Provinsi Jawa Barat Tahun 2018. 2018;1(2).
13. Tahir M. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Hamil
Untuk Memeriksakan Kehamilan. 2018;7.
14. Murni FA. Ibu Hamil dengan Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
K4 Di Puskesmas. 2017;132:9–12.
15. Prasetyaningsih. Hubungan Umur, Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga
Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) (K4) Ibu Hamil Di Puskesmas
Paramita Tahun 2018. 2020;11(1):62–9.
16. Daryanti MS. Paritas Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care
Pada Ibu Hamil di PMB Sleman Yogyakarta. 2019;8(1):56–60.
17. Kurniawaty. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan ANC
Di Bidan Praktik Mandiri Hj. Maimunah Kertapati Palembang. 2016;
(1):36–48.
18. Linda Yulyani. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan K4
pada Ibu Hamil Di Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta. 2017;
19. Mufdlilah. Antenatal Ca re Focosed. Yogyakarta:Nuha Medika; 2017.
20. Marmi. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta;Pustaka
Pelajar; 2017.
21. Pratiwi M. Patologi Kehamilan. Yogyakarta;Pustaka Baru Press; 2019.

22. Dinarohamyanti. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu


Hamil Melakukan Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas Kauditan
Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara. 2015;34(1):34–40.
23. Kurniawan A. Kesehatan Masyarakat di Daerah Terpencil, Perbatasan, dan
Kepulauan. 2019;
24. Wawan. Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:Nuha
Medika; 2020.
25. Anita B. Puskesmas Dan Jaminan Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta:CV,
Budi Utama; 2020.
26. Lestari S. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik
Dalam Keluarga. Jakarta;Kencana; 2016.
27. Balqis U. Bukan Ibu Biasa. Jakarta Selatan:QultumMedia; 2016.
28. Yeyeh. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta;CV.Trans Info Media;
29. Ekasari T. Deteksi Dini Preeklamsia dengan Antenatal. Sulawesi Selatan:
Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia; 2019.
30. Ayu Indah Rachmawati. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kunjungan
Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil. 2017;7:72–6.
31. Elisabeth Siwi Walyani. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.
Yogyakarta:Pt.Pustaka Baru; 2017.
32. Sulistyawati A. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika; 2019.
33. Wawan A MD. Teori & Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan Perilaku
Manusia. Jakarta Timur: CV. Trans Info Media; 2017.
34. Setyosari P. Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group; 2017.
35. Muhammad I. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan
Menggunakan Metode Ilmiah. Bandung:Citapustaka; 2016.
36. Hasa M dkk. Buku Analisis Data Penelitian Dengan Statistik.
Jakarta:Bumi Aksara; 2016.
37. Arikunto dkk. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara; 2016.

Anda mungkin juga menyukai