BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
1.3. Tujuan
1.3.1 Mampu mengetahui definisi antenatal care?
1.3.2 Mampu mengetahui tujuan dari antenatal care?
1.3.3 Mampu mengetahui anatomi dan fisiologi dari antenatal care?
1.3.4 Mampu mengetahui patofisiologi dan patway dari antenatal care?
1.3.5 Mampu mengetahui manifestasi klinis dari antenatal care?
1.3.6 Mampu mengetahui komplikasi dari antenatal care?
1.3.7 Mampu mengetahui pemeriksaan penunjang dari antenatal care?
1.3.8 Mampu mengetahui penatalaksanaan medis dari antenatal care ?
1.3.9 Mampu mengetahui manajemen keperawatan dari antenatal care?
1.3.10 Mampu mengetahui asuhan keperawatan maternitas dari antenatal care?
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Tujuan
Tujuan pelayanan Antenatal Care (ANC) menurut Sulistyawati (2014:4), antara
lain:
a) Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu.
5
6
2.1.4 Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk ke dalam saluran
telur. Waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagian dan berjuta-juta sel
mani (sperma) berg erak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang menggembung dari
tuba falopii (Wiknjosastro, 2015: 125).
Disekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk
mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling
mudah untuk dimasuki, masuklah 1 sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur.
Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilisasi) (Wiknjosastro, 2015: 125).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sampai bergerak (oleh
rambut getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk
selanjutnya bersarang di ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari
pembuahan sampai dengan nidasi diperlukan waktu ± 6-7 hari. Untuk menyuplai
darah dan zat makanan bagi mudgah dan janin, dipersiapkan plasenta. Jadi dapat
dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel
mani), pembuahan (konsepsi = fertilisasi), nidasi dan plasentasi (Wiknjosastro, 2015:
125).
8
2.1.6 Komplikasi
a) Hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum mirip dengan morning sickness, namun
dengan gejala yang lebih berat. Mual dan muntah pada hiperemesis
gravidarum akan berlangsung lebih lama, bahkan bisa sampai trimester
kedua atau ketiga. Keluhannya pun lebih parah, hingga membuat ibu
hamil mengalami dehidrasi dan sulit untuk makan atau minum.
b) Keguguran
Keguguran diartikan sebagai kematian janin di dalam kandungan saat
usianya belum mencapai 20 minggu. Kondisi ini dapat ditandai dengan
perdarahan melalui vagina, perut terasa kram atau sangat nyeri, sakit
menjalar hingga ke punggung, tubuh terasa lemas, dan kadang disertai
demam
c) Anemia
Anemia pada ibu hamil merupakan hal yang perlu diwaspadai.
Pasalnya, anemia yang tidak ditangani bisa menyebabkan berat bayi
rendah, kelahiran prematur, hingga cacat lahir. Kondisi ini lebih sering
11
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
15
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm
- Leopold II
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan atau kiri
ibu.
Cara pelaksanaannya yaitu:
- Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri ibu.
- Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah
kiri ke arah kanan.
- Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan bagian apa
yang ada di sebelah kanan (jika teraba benda yang rata, tidak teraba bagian
kecil, terasa ada tahanan, maka itu adalah punggung bayi, namun jika teraba
bagian-bagian kecil dan menonjol, maka itu adalah bagian kecil janin).
16
- Leopold III
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus.
Cara pelaksanaannya yaitu:
- Tangan kiri menahan fundus uteri.
- Tangan kanan meraba bagian yang ada dibagian bawah uterus. Jika teraba
bagian yang bulat, melenting, keras, dan dapat digoyangkan, maka itu adalah
kepala. Namun jika teraba bagian bulat, besar lunak, dan sulit digerakkan,
maka itu adalah bokong. Jika dibagian bawah tidak ditemukan kedua bagian
seperti di atas, maka pertimbangkan apakah janin dalam letak melintang.
- Pada letak sungsang (melintang) dapat dirasakan ketika tangan kanan
menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan merasakan ballottement
(pantulan dari kepala janin, terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7
bulan)
- Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala, goyangkan, jika
masih mudah digoyangkan, berarti kepala belum masuk panggul, namun jika
tidak dapat digoyangkan, berarti kepala sudah masuk panggul), lalu lanjutkan
pada pemeriksaan Leopold IV untuk mengetahui seberapa jauh kepala sudah
masuk panggul.
17
- Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah dan untuk
mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum.
Cara pelaksanaannya yaitu:
- Pemeriksa menghadap kaki pasien.
- Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di bawah.
- Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang
berlawanan di bagian bawah.
- Jika kedua tangan pemeriksa konvergen (dapat saling bertemu) berarti kepala
belum masuk panggul.
- Jika kedua tangan pemeriksa divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala
sudah masuk panggul.
Dapat dinilai :
- Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
- Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
- Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge
2.2.5 Implementasi
Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan keperawatan
yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien. Implementasi dilaksanakan
sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu juga dibutuhkan
keterampilan interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan dengan cermat dan
efisien pada situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan
psikologis.
23
2.2.6 Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi
dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
Kerangka kerja valuasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas
telah digambarkan tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai
criteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman; Widiastuty,
2014)
Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :
S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh
keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : Keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang obyektif.
A : Merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif.
P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis (Suprajitno;
Widiastuty, 2014).
24
BAB 3
RENCANA KEGIATAN
I. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta dapat
mengikuti dan memahami tentang Standar Pelayanan Antenatal Care
(ANC) dengan 10T.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta mampu
menjelaskan tentang :
24
25
II. MATERI
Terlampir
III. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
IV. MEDIA
1. Leaflet
2. Lembar Balik
V. KEGIATAN PENYULUHAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN
PESERTA
1. Pembukaan a. Memberi salam dan a. Menjawab salam
5 menit perkenalan diri. dan
memperhatikan.
b. Menjelaskan tujuan b. Mempeerhatikan
penyuluhan.
c. Menggali pengetahuan c. Memperhatika
peserta mengenai dan memjawab
informasi gambaran pertanyaan
yang akan disampaikan
2. Pelaksanaan : Menjelaskan tentang materi Menyimak dan
20 menit penyuluhan secara teratur : memperhatikan.
a. Pengertian Antenatal
26
Care
b. Tujuan dan Manfaat
Antenatal Care
c. Dampak Ibu Tidak ANC
d. Jadwal Kunjungan
Antenatal Care
e. Tempat Kunjungan
Antenatal Care
f. Pemeriksaan 10T
3. Penutup : a. Evaluasi Bertanya dan
5 menit b. Kesimpulan mengulang kembali
c. Memberi salam penutup materi yang
dan terima kasih. disampaikan secara
singkat dan
menjawab
pertanyaan.
VI. EVALUASI
Jenis evaluasi : Tanya Jawab
Waktu : Akhir kegiatan
Kriteria evaluasi :
1. Ibu dapat menyebutkan 4 dari 6 manfaat pemeriksaan antenatal dengan
benar.
2. Ibu dapat menyebutkan 2 dari 3 jika tidak melakukan ANC dengan benar.
3. Ibu dapat menyebutkan jadwal kunjungan ANC
4. Ibu dapat menyebutkan sedikitnya 4 tempat kunjungan ANC.
5. Ibu dapat menyebutkan sedikitnya 7 T dari 10 T pelayanan ANC
Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan : Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Hadi, Ria A. 2009. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran: Vivo
Publisher
Salmah. Rusmiati. Maryanah. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC
Lampiran
Bobak, Lowdermik, Jensen.2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4, Jakarta
:EGC
28
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
28
29
DAFTAR PUSTAKA
Abu, A., Kusumawati, Y., & Werdani, K. (2015). Hubungan Karakteristik Bidan
dengan Mutu Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan Standar
Operasional. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. Vol. 10, No. 1,
Oktober 2015.
Afriani, E. (2012). Hubungan Motivasi, Supervisi, dan Faktor Lainnya dengan
Kepatuhan Bidan Menerapkan Standar Pelayanan Antenatal di Kota
Padangsidimpuan Tahun 2012 (Skripsi). Jakarta: Universitas Indonesia.
Anderson, N.H, & Butzin, C.A. (1974). Performance-Motivation x abality: An
Integration-theoritical Analysis. Journal of Personality and Social
Psychology, 30(5), 598- 604.
Anggrita, S., Mardiatul, U. I., & Ramalida, D. (2015). Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan. Bogor: In Media.
Ayubi, D. (2006). Peran Kepemimpinan Transformasional Pengelola Program
Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Terhadap Status Imunisasi
Anak di Tujuk Provinsi di Indonesia Tahun 2004 (Disertasi). Jakarta: