Anda di halaman 1dari 29

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) merupakan asuhan yang
diberikan saat hamil sampai sebelum melahirkan. ANC penting untuk menjamin agar
proses kehamilan tetap berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang tidak normal
sehingga komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dapat terdeteksi secara
dini serta ditangani secara memadai. Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik
atau mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetrik yang dapat
membahayakan kehidupan ibu atau janinnya. Asuhan antenatal adalah upaya
preventif program pelayanan kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal
dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantau rutin selama kehamilan. Agar
dapat memberikan asuhan keperawatan sebaik- baiknya, perlu mengetahui gejala-
gejala dini penyebab serta permasalahan dalam kehamilan.
Menurut WHO setiap hari sekitar 800 wanita di dunia meninggal akibat
komplikasi selama kehamilan dan persalinan. Menurut WHO 99% dari seluruh
kematian ibu terjadi di negara berkembang. Angka prevalensi kematian ibu
cenderung lebih tinggi pada perempuan yang tinggal di daerah pedesaan. (WHO,
2014). Setiap ibu hamil mengalami risiko kematian sehingga salah satu upaya untuk
menekan tingginya angka kematian ibu adalah dengan peningkatan pelayanan
kesehatan selama hamil (Riskesdas, 2013). Cakupan ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan kesehatan pada trimester pertama (K-1 ideal) nasional mencapai 81,6 %,
sedangkan cakupan K-4 (proporsi kelahiran yang mendapatkan pelayanan kesehatan
4 kali dan memenuhi kriteria 1-1-2) nasional mencapai 70,4%. Berdasarkan hasil
tersebut dapat dijelaskan bahwa ibu hamil di Indonesia yang mendapatkan K-1 ideal
dan tidak melanjutkan sampai K-4 sebesar 12 % (Riskesdas 2013). Orientasi Bidan
Dalam Pelayanan Antenatal Sesuai Standar tahun 2018, Plt.Kepala Dinas Kesehatan
Prov.Kalteng, Menambahkan Bahwa Data Sirkesnas tahun 2016 memperlihatkan

1
2

masih adanya kesenjangan antara cakupan pelayanan antenatal K1 96,5%, tetapi K4


hanya 72,5%, sehingga perlindungan terhadap ibu selama masa kehamilan kurang
optimal. Selain itu, hanya 2,7% ibu hamil yang menerima layanan ANC 10 T, dan
7,7% layanan Anc 7T, dengan Hal ini menunjukkan masih banyak ibu hamil yang
belum mendapatkan pelayanan antenatal yang berkualitas dan sesuai standar.
sedangkan hasil observasi dan pengkajian yang saya dapatkan dari puskesmas
pahandut ruang KIA/KB didapatkan data kurangnya pengetahuan dan kurangnya
kesadaran pasien dan keluarga dalam cara menjaga kesehatan dan pola hidup yang
baik.
Selama kehamilan, antenatal care menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi
oleh ibu hamil. Peran serta keluarga, terutama suami dalam mendampingi isteri
menjalani antenatal care merupakan aplikasi dari aspek emosional keintiman keluarga
(Wibisono, 2011). Adanya kepekaan akan kebutuhan pasangan terhadap pentingnya
antenatal care selama kehamilan akan menambah dukungan terhadap sejauh mana
sikap ibu hamil dalam menjalani program antenatal care. Sehingga semakin intim
hubungan keluarga diharapkan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam menjalani program
antenatal care akan meningkat.
Upaya mencegah terjadinya penyakit yang menyertai pada saat kehamilan
seperti anemia, pusing, keputihan, nafsu makan berkurang yaitu dengan cara menjaga
pola makan, menjaga kebersihan diri, makan makanan yang bergizi, sering periksa
kehamilan ke bidan praktik, puskesmas, dan rumah sakit, upaya ini diharapkan bisa
mengurangi resiko terjadinya penyakit pada saat kehamilan. Upaya untuk
memperkecil resiko terjadinya penyakit yang menyertai pada saat kehamilan seperti
anemia, pusing, keputihan, nafsu makan berkurang yaitu diperlukan suatu usaha
pencegahan yang didukung serta dilakukan oleh semua pihak baik keluarga, petugas
kesehatan maupun masyarakat.
3

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Apa definisi antenatal care?
1.2.2 Apa tujuan dari antenatal care?
1.2.3 Apa anatomi dan fisiologi dari antenatal care?
1.2.4 Bagaimana patofisiologi dan patway dari antenatal care?
1.2.6 Apa manifestasi klinis dari antenatal care ?
1.2.7 Apa komplikasi dari antenatal care?
1.2.8 Apa pemeriksaan penunjang untuk antenatal care ?
1.2.9 Bagaimana manajemen keperawatan dari antenatal care?
1.2.10 Bagaimana asuhan keperawatan dari antenatal care?

1.3. Tujuan
1.3.1 Mampu mengetahui definisi antenatal care?
1.3.2 Mampu mengetahui tujuan dari antenatal care?
1.3.3 Mampu mengetahui anatomi dan fisiologi dari antenatal care?
1.3.4 Mampu mengetahui patofisiologi dan patway dari antenatal care?
1.3.5 Mampu mengetahui manifestasi klinis dari antenatal care?
1.3.6 Mampu mengetahui komplikasi dari antenatal care?
1.3.7 Mampu mengetahui pemeriksaan penunjang dari antenatal care?
1.3.8 Mampu mengetahui penatalaksanaan medis dari antenatal care ?
1.3.9 Mampu mengetahui manajemen keperawatan dari antenatal care?
1.3.10 Mampu mengetahui asuhan keperawatan maternitas dari antenatal care?

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Manfaat Bagi Penulis
Diharapkan dapat menambah ilmu dan pengetahuan baru dalam keilmuwan
kesehatan, memberikan pengalaman, mempelajari asuhan keperawatan maternitas.
1.4.2 Manfaat Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapkan pasien dan keluarga memahami dan mengerti cara perawatan pada
pasien antenatal care
4

1.4.3 Manfaat Bagi Institusi Akademik


Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dan
sebagai sumber bacaan di perpustakaan STIKES Eka Harap Palangka Raya dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan perawatan di masa yang akan datang serta
sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam penguasaan terhadap ilmu
keperawatan mulai dari proses keperawatan sampai pendokumentasiaan.
1.4.4 Manfaat Bagi Pembaca
Diharapkan pembaca dapat memahami dan mengerti tentang penatalaksanaan,
pencegahan, penanganan dan perawatan pada pasien antenatal care.
5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Antenatal


2.1.1 Definisi
ANC (Antenatal Care) adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui
kesehatan umum ibu, menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan,
menegakan secara dini komplikasi kehamilan dan menetapkan resiko kehamilan
(Manuaba C., Manuaba F., & Manuaba G. 2014).
Pemeriksaan kehamilan dini atau Ante Natal Care (ANC) merupakan
pemeriksaan yang dilakukan oleh seseorang wanita untuk pertama kali ketika
menyadari dirinya hamil dengan tujuan dilakukannya pemeriksaan kehamilan secara
dini adalah untuk mengetahui apakah wanita tersebut benar-benar hamil, untuk
menentukan usia kehamilan, melakukan deteksi adanya faktor resiko dan komplikasi
pada kehamilan, perencanaan penyuluhan dan pengobatan yang diperlukan, kemudian
melakukan rujukan dan kolaborasi bila kehamilan mengalami komplikasi dan faktor
resiko yang memungkinkan komplikasi terjadi (Yulianti, 2010:3).
Jadi, ANC (Antenatal Care) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama di
tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, sedangkan
pengawasan sebelum persalinan terutama di tujukan untuk ibunya. Untuk menilai
pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk memeriksa kondisi janin
dan mempersiapkan segala sesuatu yang akan diperlukan dikemudian hari agar bayi
maupun ibu sehat.

2.1.2 Tujuan
Tujuan pelayanan Antenatal Care (ANC) menurut Sulistyawati (2014:4), antara
lain:
a) Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu.

5
6

c) Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin terjadi


selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan
pembedahan.
d) Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.
f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara optimal.

2.1.3 Anatomi Fisiologi


Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada
siklus mentruasi 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap individu. Untuk
menentukan masa subur dapat digunakan beberapa cara seperti :
a) Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung tujuh
hari,contoh : mentruasi hari pertama tanggal 5, maka perhitungan minggu
suburnyaadalah tanggal 17-24 dengan rrumus (5+12) sampai (5+12)+7=24.
b) Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi terjadi
pelepasan telur dan terjadi penurunan diikuti dengan kenaikan suhu 1\2 derajat
celciusc)
Kemungkinan terasa nyeri karena pelepasan ovum. Saat ejakulasi, sperma akan
ditampung di liang vagina bagian dalam. Bentuk sperma yang menyerupai kecebong
dengan kepala yang lonjong dan ekor yang panjang seperti cambuk memungkinkan
sperma untuk bergerak masuk melalui kanalis cervikalis dan kavum uteri kemudian
berada dalam tuba untuk menunggu kedatangan sel telur. Bila pada saat itu terjadi
ovulasi, maka kemungkinan besar akan terjadi fertilisasi. Setelah masuknya kepala
sperma ke dalzm ovum dengan meninggalkan ekornya, terjadilah pertemuan inti
masing-masing dengan kromosom mencari pasangannya. Mula-mula terjadilah
pembelahan inti menjadi dua dan seterusnya hingga seluruh ruangan ovum penuh
dengan hasil pembelahan sel, yang disebut morula
7

a) Pembelahan berlangsung terus hingga bagian dalam terbentuk ruangan


yangmengandung cairan disebut blastokist.
b) Sementara itu bagian luar dinding telurtimbul rumbai-rumbai yang disebut villi
yang akan berguna untuk menanamkan diri pada lapisan dalam rahim, yang
telah siap menerima dalam bentuk reaksi decidua
Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang mempunyai villi korealis dapat
menanamkan diri pada dinding rahim yang disebut nidasi atau implantasi. Sejak saat
terjadi konsepsi, fertilisasi, impregnancy, sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari
(Purwaningsih dkk, 2010).

2.1.4 Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk ke dalam saluran
telur. Waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagian dan berjuta-juta sel
mani (sperma) berg erak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang menggembung dari
tuba falopii (Wiknjosastro, 2015: 125).
Disekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk
mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling
mudah untuk dimasuki, masuklah 1 sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur.
Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilisasi) (Wiknjosastro, 2015: 125).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sampai bergerak (oleh
rambut getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk
selanjutnya bersarang di ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari
pembuahan sampai dengan nidasi diperlukan waktu ± 6-7 hari. Untuk menyuplai
darah dan zat makanan bagi mudgah dan janin, dipersiapkan plasenta. Jadi dapat
dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel
mani), pembuahan (konsepsi = fertilisasi), nidasi dan plasentasi (Wiknjosastro, 2015:
125).
8

2.1.5 Manifestasi Klinis


a) Tanda presumtif kehamilan.
- Amenore (terlambat datang bulan)Konsepsi dan nidasi menyebabkan
tidak terjadinya pembentukan folikelde Graff dan ovulasi di ovarium.
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat
haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid
terrakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
- Mual muntah, Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering
terjadi pada pagi hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi
pengeluaran asam lambungyang berlebihan sehingga menimbulkan
mual muntah.
- Ngidam, Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi
pada bulan- bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring
tuanya kehamilan.
- Sinkope atau pingsan, Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf dan menimbulkan
sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan lebih
dari 16 minggu.
- Payudara tegang, Pengaruh estrogen, progesteron, dan
somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada
payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
- Anoreksia nervousa, Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia
(tidak nafsu makan), tapisetelah itu nafsu makan muncul lagi.
- Sering kencing, Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada
bulan-bulan pertamakehamilan tertekan oleh uterus yang mulai
membesar. Pada triwulankedua umumnya keluhan ini hilang karena
uterus yang membesar keluarrongga panggul.
- Konstipasi/obstipasi, Hal ini terjadi karena tonus otot menurun
disebabkan oleh pengaruhhormone estrogen.
- Epulis Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
9

- Pigmentasi Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas


- Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis
anteriormenyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
- Varises atau penampakan pembuluh venaKarena pengaruh estrogen
dan progesteron terjadi penampakan pembuluhdarah vena. Terutama
bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu
terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis erta payudara.
b) Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
- Pembesaran Perut, terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi
pada bulan keempatkehamilan.
- Tanda Hegar,tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya
isthmus uterus.
- Tanda Goodel pelunakan serviks
- Tanda Chadwiks perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan
mukosa vaginatermasuk juga porsio dan serviks.
- Tanda Piskacek pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena
ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang lebihdulu.
- Kontraksi Braxton Hicks peregangan sel-sel otot uterus, akibat
meningkatnya actomycin didalamotot uterus. Kontraksi ini tidak
beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanyatimbul pada kehamilan 8
minggu.
- Teraba Ballotement ketukan yang mendadak pada uterus
menyebabkan janin bergerak dalamcairan ketuban yang dapat
dirasakan oleh tangan pemeriksa.
- Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positifPemeriksaan ini
adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang diproduksi
olehsinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi
diperedarandarah ibu (pada plasma darah), dan diekskresi pada urine
ibu.
10

c) Tanda Pasti (Positive Sign)


- Gerakan janin dalam rahim, gerakan janin ini harus dapat diraba
dengan jelas oleh pemeriksa.Gerakan ini baru dapat dirasakan pada
usia kehamilan sekitar 20minggu.
- Denyut jantung janin, dapat didengar pada usia 12 minggu dengan
menggunakan alat fetalelectrocardiograf ( misalnya doppler)
- Bagian bagian janin, bagian besar janin (kepala dan bokong) serta
bagian kecil janin (lengandan kaki) dapat diraba dengan jelas pada
usia kehamilan lebih tua(trimester akhir).
- Kerangka janin, kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen
maupun USG (Marjatidkk, 2010).

2.1.6 Komplikasi
a) Hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum mirip dengan morning sickness, namun
dengan gejala yang lebih berat. Mual dan muntah pada hiperemesis
gravidarum akan berlangsung lebih lama, bahkan bisa sampai trimester
kedua atau ketiga. Keluhannya pun lebih parah, hingga membuat ibu
hamil mengalami dehidrasi dan sulit untuk makan atau minum.
b) Keguguran
Keguguran diartikan sebagai kematian janin di dalam kandungan saat
usianya belum mencapai 20 minggu. Kondisi ini dapat ditandai dengan
perdarahan melalui vagina, perut terasa kram atau sangat nyeri, sakit
menjalar hingga ke punggung, tubuh terasa lemas, dan kadang disertai
demam
c) Anemia
Anemia pada ibu hamil merupakan hal yang perlu diwaspadai.
Pasalnya, anemia yang tidak ditangani bisa menyebabkan berat bayi
rendah, kelahiran prematur, hingga cacat lahir. Kondisi ini lebih sering
11

terjadi pada ibu hamil yang mengalami morning sickness, hamil


kembar, atau memiliki pola makan tidak sehat.
d) Perdarahan
Sekitar 25-40% wanita hamil mengalami perdarahan di trimester
pertama. Walau demikian, tidak semua perdarahan saat hamil adalah
hal yang berbahaya. Perdarahan ini dapat disebabkan oleh proses
menempelnya sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim atau
melakukan hubungan seksual dengan cukup kuat.
e) Kurang Air Ketuban
Di dalam rahim, janin berdiam dalam kantung berisi cairan ketuban.
Fungsi cairan ini adalah melindungi janin dari benturan dan infeksi,
menjaga suhu rahim stabil, serta membantu organ-organ janin untuk
berkembang. Jumlah cairan ini akan terus berkurang mulai usia
kehamilan 36 minggu hingga akhirnya janin lahir. Namun hati-hati,
turunnya volume cairan ketuban yang terlalu cepat bisa menyebabkan
komplikasi kehamilan, seperti bayi sungsang dan bayi lahir prematur.

2.1.7 Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan laboratorium
(rutin maupun sesuai indikasi) dan pemeriksaan ultrasonografi.
a) Lakukan pemeriksaan laboratorium rutin (untuk semua ibu hamil) pada
kunjungan pertama :
- Kadar hemoglobin
- Golongan darah ABO dan rhesus
- Tes HIV : ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi meluas dan
terkonsentrasi, sedangkan di daerah epidemi rendah tes HIV
ditawarkan pada ibu hamil dengan IMS dan TB
- Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria: untuk ibu
yang tinggal di atau memiliki riwayat bepergian ke daerah endemil
malaria dalam 2 minggu terakhir.
12

b) Lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi:


- Urinalisis (terutama protein urine pada trimester kedua dan ketiga jika
terdapat hipertensi)
- Kadar hemoglobin pada trimester ketiga terutama jika dicurigai
anemia
- Pemeriksaan sputum bakteri tahan asam (BTA): untuk ibu dengan
riwayat defisiensi imun, batuk > 2 minggu atau LILA < 23,5 cm
- Tes sifilis
- Gula darah puasa
c) Lakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG)
1) Pemeriksaan USG direkomendasikan:
- Pada awal kehamilan (idealnya sebeum usia kehamilan 15 minggu)
untuk menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah janin,
serta deteksi abnormalitas janin yang berat.
- Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu untuk deteksi anomali janin.
- Pada trimester ketiga untuk perencanaan USG jika alat atau tenaga
kesehatan tidak tersedia
2) Lakukan rujukan untuk pemeriksaan USG jika alat atau tenaga
kesehatan tidak tersedia

2.2 Mekanisme Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengkajian
a) Anamnesa
- Anamnesa identitas istri dan suami.
- Anamnesa umum: keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri ulu
hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan.
- Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau
kehamilan mola sebelumnya.
b) Pemeriksaan Fisik Diagnostik
13

- Keadaan umum. Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai


keadaan panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga
bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat
pendek, adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis), kelainan belah
ketupat dari michealis (tidak simetris).
- Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu hamil
atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm dimungkinkan sang
ibu memiliki panggul sempit.
- Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu.
Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil
muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah
5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg.
Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak,
kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
- Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat
untuk status gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak
dengan BBLR.
c) Tanda-tanda vital
- Tekanan darah. TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan
resiko dalam kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30
mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat
berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
- Denyut nadi. Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
- Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5 o C dikatakan demam, hal ini
kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
- Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu
mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau
kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.
d) Kepala dan Leher
- Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah.
14

- Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna


kuning/jaundice pada sklera.
- Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi.
- Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar
tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis.
e) Payudara
- Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar,
agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar. Puting
payudara menonjol atau masuk ke dalam.
- Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
- Retraksi akibat adanya lesi
- Masa atau pembesaran pembuluh limfe
f) Abdomen
- Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
- Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan
> 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu
- Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
g) Pemeriksaan Leopold
Cara palpasi Leopold menurut Sulistyawati (2009:89), yaitu sebagai
berikut.
- Leopold I
Bertujuan untuk mengetahui Tinggi Fundus Uteri (TFU) dan bagian janin
yang ada di fundus. Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan.
Usia Kehamilan Sesuai Minggu Jarak Dari Simfisis
22 – 28 Minggu 24-25 cm

28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
15

36 Minggu 33 cm

40 Minggu 37,7 cm

Cara pelaksanaannya yaitu:


a) Pemeriksa menghadap pasien
b) Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi fundus uteri.
c) Meraba bagian apa yang ada di fundus. Jika teraba benda bulat melenting,
mudah digerakkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba benda bulat,
besar lunak, tidak melengking, dan mudah digerakkan maka itu adalah bokong
janin.

Gambar 1.1 Leopold I

- Leopold II
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan atau kiri
ibu.
Cara pelaksanaannya yaitu:
- Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri ibu.
- Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah
kiri ke arah kanan.
- Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan bagian apa
yang ada di sebelah kanan (jika teraba benda yang rata, tidak teraba bagian
kecil, terasa ada tahanan, maka itu adalah punggung bayi, namun jika teraba
bagian-bagian kecil dan menonjol, maka itu adalah bagian kecil janin).
16

Gambar 1.2 Leopold II

- Leopold III
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus.
Cara pelaksanaannya yaitu:
- Tangan kiri menahan fundus uteri.
- Tangan kanan meraba bagian yang ada dibagian bawah uterus. Jika teraba
bagian yang bulat, melenting, keras, dan dapat digoyangkan, maka itu adalah
kepala. Namun jika teraba bagian bulat, besar lunak, dan sulit digerakkan,
maka itu adalah bokong. Jika dibagian bawah tidak ditemukan kedua bagian
seperti di atas, maka pertimbangkan apakah janin dalam letak melintang.
- Pada letak sungsang (melintang) dapat dirasakan ketika tangan kanan
menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan merasakan ballottement
(pantulan dari kepala janin, terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7
bulan)
- Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala, goyangkan, jika
masih mudah digoyangkan, berarti kepala belum masuk panggul, namun jika
tidak dapat digoyangkan, berarti kepala sudah masuk panggul), lalu lanjutkan
pada pemeriksaan Leopold IV untuk mengetahui seberapa jauh kepala sudah
masuk panggul.
17

Gambar 1.3 Leopold III

- Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah dan untuk
mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum.
Cara pelaksanaannya yaitu:
- Pemeriksa menghadap kaki pasien.
- Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di bawah.
- Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang
berlawanan di bagian bawah.
- Jika kedua tangan pemeriksa konvergen (dapat saling bertemu) berarti kepala
belum masuk panggul.
- Jika kedua tangan pemeriksa divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala
sudah masuk panggul.

Gambar 1.4 Leopold IV

h) Tangan dan kaki


- Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
18

- Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises


- Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau hiper
i) Pemeriksaan panggul
- Panggul : genital luar. Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang
uretra, introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan
yang ada (warna, konsistensi, jumlah, bau).
- Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya
pembengkakan masa atau cairan kista
- Panggul : menggunakan spekulum. Memeriksa serviks untuk melihat adanya
cairan/darah, luka/lesi, apakah serviks sudah membuka atau belum,
Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka
- Panggul : pemeriksaan bimanual. Mencari letak serviks dan merasakan untuk
mengetahui pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan
atau nyeri goyang) dan Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas
abdomen, dua jari di dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan
posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
j) Auskultasi untuk mendengar Denyut Jantung Janin (DJJ). Kisaran DJJ normal
adalah 120-160 kali/menit (Sulistyawati, 2009:229) :
Dari Janin:
- DJJ pada bulan ke 4-5
- Bising tali pusat
- Gerakan dan tendangan janin
Dari ibu :
- Bising rahim
- Bising aorta
- Peristaltik usus
k) Pemeriksaan Dalam
- Vaginal Toucher (VT)
- Rectal Toucher (RT)
19

Dapat dinilai :
- Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
- Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
- Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

2.2.3 Diagnosis keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon individu,
keluarga, dan masyarakat tentang masalah kesehatan, sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan
perawat (Setiadi, 2012).
a) Nutrisi : Perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi terhadap
b/d mual muntah
b) Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah
c) Kurang pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan.
d) Cedera; resti terhadap janin

2.2.4 Rencana Keperawatan


Intervensi keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam
usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi
kebutuhan pasien. Perencanaan yang tertulis dengan baik akan memberi petunjuk dari
arti pada asuhan keperawatan, karena perencanaan adalah sumber informasi bagi
semua yang terlibat dalam asuhan keperawatan pasien. Rencana ini merupakan sarana
komunikasi yang utama, dan memelihara kontinuitas asuhan keperawatan pasien bagi
seluruh anggota tim (Setiadi, 2012).
a) Nutrisi : Perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi terhadap b/d
mual muntah
Tujuan : Mengikuti diet yang dianjurkan, mengkonsumsi suplemen zat
besi/vitamin sesuai resep.
Tindakan/Intervensi:
20

- Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang


dengan menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kuku,
dan kulit
Rasional: Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi selama
kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan
- Dapatkan riwayat kesehatan: catat usia (khususnya kurang dari 17 tahun
atau lebih dari 35 tahun)
Rasional: Remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia dan klien lansia
mungkin cenderung obesitas/DM
- Berikan informasi tertulis dan verbal yang tepat tentang diet
Rasional: Materi referensi yang dapat dipelajari di rumah, meningkatkan
kemungkinan klien memilih diet seimbang
- Timbang berat badan, pastikan berat badan pregravid biasanya
Rasional: Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau di bawah
berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko
retardasi pertumbuhan intraurine (IUGR) pada janin dengan
berat badan lahir rendah
- Pantau kadar hemoglobin (Hb)/Ht
Rasional: Mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan
kapasitas pembawa oksigen ibu
b) Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah
Tujuan: Klien mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setiap hari.
Tindakan/Intervensi:
- Auskultasi denyut jantung janin
Rasional: Adanya denyut jantung memastikan adanya janin bukan mola
hidatidosa
- Tentukan frekuensi/beratnya mual atau muntah
Rasional: Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi.
Peningkatan kadar Hormon Gonadotropin Korionik (HCG),
perubahan matabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas
21

gastric memperberat mual dan muntah pada trisemester


pertama.
- Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain. (Misalnya ulcus
peptikum, gastritis, kolesistisis)
Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk
mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi
intervensi
- Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, TD, suhu, masukan
haluaran dan berat jenis urine.
Rasional: Indikator dalam membantu untuk mengevaluasi
tingkat/kebutuhan hidrasi
- Anjurkan peningkatan masukan minuman bikarbonat makan enam kali
sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat
Rasional: Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan
menurunkan keasaman lambung.
c) Kurang pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan.
Tujuan: Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri
Tindakan/Intervensi:
- Buat hubungan saling percaya antara perawat – klien
Rasional: Memberikan informasi dan meningkatkan hubungan saling
percaya
- Klarifikasi kesalah pahaman
Rasional: Ketakutan biasanya timbul dari kesalahpahaman informasi
dan dapat mengganggu pembelajaran selanjutnya.
- Tentukan derajat motivasi untuk belajar
Rasional: Klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar tersebut jelas.
- Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan pasangan
Rasional: Penerimaan penting untuk mengembangkan dan
mempertahankan hubungan.
- Jelaskan rutinitas kunjungan kantor dan rasional dari intervensi
22

Rasional: Menguatkan hubungan antara pengkajian kesehatan dan hasil


positif ibu/bayi.
d) Cedera; resti terhadap janin
Tujuan: Klien menunjukkan prilaku yang meningkatkan kesehatan diri sendiri
dan janin.
- Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu
Rasional: Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengan
kesejahteraan ibu, khususnya selama trisemester pertama.
- Anjurkan klien untuk melakukan latihan secukupnya
Rasional: Karena aktivitas keras dapat menurunkan aliran darah ke
uterus. Tachikardia sementara, kemungkinan hiperkalemia
janin.
- Anjurkan klien untuk melakukan hubungan seks yang lebih aman
seperti pemakaian kondom
Rasional: Untuk mengurangi terjadinya penyakit hubungan seksual.
- Catat masukan protein
Rasional: Masukan protein penting untuk perkembangan jaringan otak
janin
- Berikan informasi untuk menghindari kontak dengan orang yang
diketahui mengalami infeksi Rubella
Rasional: Pemajanan dapat mempunyai efek negative pada
perkembangan janin, khususnya pada trisemester I

2.2.5 Implementasi
Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan keperawatan
yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien. Implementasi dilaksanakan
sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu juga dibutuhkan
keterampilan interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan dengan cermat dan
efisien pada situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan
psikologis.
23

2.2.6 Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi
dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
Kerangka kerja valuasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas
telah digambarkan tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai
criteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman; Widiastuty,
2014)
Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :
S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh
keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : Keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang obyektif.
A : Merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif.
P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis (Suprajitno;
Widiastuty, 2014).
24

BAB 3
RENCANA KEGIATAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC) 10T


Sub topic : Menjelaskan Standar Pelayanan ANC 10T
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Penyuluh/Pembicara : Igo Gunawan
Pengorganisasian : Moderator :
Notulen :
Perlengkapan:
Konsumsi :
Anggota :

Sasaran/peserta : Ibu Hamil


Karakteristik : Ibu Hamil TM I,II,III
Jumlah : 20 orang

I. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta dapat
mengikuti dan memahami tentang Standar Pelayanan Antenatal Care
(ANC) dengan 10T.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta mampu
menjelaskan tentang :

24
25

1. Pengertian Antenatal Care


2. Tujuan dan Manfaat Antenatal Care
3. Dampak Ibu Tidak ANC
4. Jadwal Kunjungan Antenatal Care
5. Tempat Kunjungan Antenatal Care
6. Pemeriksaan 10 T

II. MATERI
Terlampir
III. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
IV. MEDIA
1. Leaflet
2. Lembar Balik
V. KEGIATAN PENYULUHAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN
PESERTA
1. Pembukaan a. Memberi salam dan a. Menjawab salam
5 menit perkenalan diri. dan
memperhatikan.
b. Menjelaskan tujuan b. Mempeerhatikan
penyuluhan.
c. Menggali pengetahuan c. Memperhatika
peserta mengenai dan memjawab
informasi gambaran pertanyaan
yang akan disampaikan
2. Pelaksanaan : Menjelaskan tentang materi Menyimak dan
20 menit penyuluhan secara teratur : memperhatikan.
a. Pengertian Antenatal
26

Care
b. Tujuan dan Manfaat
Antenatal Care
c. Dampak Ibu Tidak ANC
d. Jadwal Kunjungan
Antenatal Care
e. Tempat Kunjungan
Antenatal Care
f. Pemeriksaan 10T
3. Penutup : a. Evaluasi Bertanya dan
5 menit b. Kesimpulan mengulang kembali
c. Memberi salam penutup materi yang
dan terima kasih. disampaikan secara
singkat dan
menjawab
pertanyaan.

VI. EVALUASI
Jenis evaluasi : Tanya Jawab
Waktu : Akhir kegiatan
Kriteria evaluasi :
1. Ibu dapat menyebutkan 4 dari 6 manfaat pemeriksaan antenatal dengan
benar.
2. Ibu dapat menyebutkan 2 dari 3 jika tidak melakukan ANC dengan benar.
3. Ibu dapat menyebutkan jadwal kunjungan ANC
4. Ibu dapat menyebutkan sedikitnya 4 tempat kunjungan ANC.
5. Ibu dapat menyebutkan sedikitnya 7 T dari 10 T pelayanan ANC

VII. SUMBER PUSTAKA


27

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan : Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Hadi, Ria A. 2009. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran: Vivo
Publisher
Salmah. Rusmiati. Maryanah. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC
Lampiran
Bobak, Lowdermik, Jensen.2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4, Jakarta
:EGC
28

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pemeriksaan kehamilan dini atau Ante Natal Care (ANC) merupakan


pemeriksaan yang dilakukan oleh seseorang wanita untuk pertama kali ketika
menyadari dirinya hamil dengan tujuan dilakukannya pemeriksaan kehamilan secara
dini adalah untuk mengetahui apakah wanita tersebut benar-benar hamil, untuk
menentukan usia kehamilan, melakukan deteksi adanya faktor resiko dan komplikasi
pada kehamilan, perencanaan penyuluhan dan pengobatan yang diperlukan, kemudian
melakukan rujukan dan kolaborasi bila kehamilan mengalami komplikasi dan faktor
resiko yang memungkinkan komplikasi terjadi (Yulianti, 2010:3).
Jadi, ANC (Antenatal Care) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama di
tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, sedangkan
pengawasan sebelum persalinan terutama di tujukan untuk ibunya. Untuk menilai
pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk memeriksa kondisi janin
dan mempersiapkan segala sesuatu yang akan diperlukan dikemudian hari agar bayi
maupun ibu sehat.

4.2 Saran

Sebagai seorang perawat kita harus mengetahui bagaimana asuhan keperawatan


pada ibu hamil oleh karena itu kita harus selalu belajar supaya kita dapat merawat dan
memberikan asuhan keperawatan kepada ibu hamil sesuai dengan prosedur yang di
anjurkan.

28
29

DAFTAR PUSTAKA

Abu, A., Kusumawati, Y., & Werdani, K. (2015). Hubungan Karakteristik Bidan
dengan Mutu Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan Standar
Operasional. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. Vol. 10, No. 1,
Oktober 2015.
Afriani, E. (2012). Hubungan Motivasi, Supervisi, dan Faktor Lainnya dengan
Kepatuhan Bidan Menerapkan Standar Pelayanan Antenatal di Kota
Padangsidimpuan Tahun 2012 (Skripsi). Jakarta: Universitas Indonesia.
Anderson, N.H, & Butzin, C.A. (1974). Performance-Motivation x abality: An
Integration-theoritical Analysis. Journal of Personality and Social
Psychology, 30(5), 598- 604.
Anggrita, S., Mardiatul, U. I., & Ramalida, D. (2015). Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan. Bogor: In Media.
Ayubi, D. (2006). Peran Kepemimpinan Transformasional Pengelola Program
Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Terhadap Status Imunisasi
Anak di Tujuk Provinsi di Indonesia Tahun 2004 (Disertasi). Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai