PEMBELAJARAN MICRO
OLEH :
SONIA DHORA (153112540120477)
KELAS : B6
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
2015-2016
HANDOUT
PENYULIT DAN KOMPLIKASI KEHAMILAN
Satuan Pendidikan
: Universitas Nasional
Nama Dosen
: Sonia Dhora
Jurusan/Prodi
: D IV Bidan Pendidik
Mata Kuliah
: Askeb 1(kehamilan)
Pertemuan Ke
: I (Satu)
Semester
: II (Dua)
Pokok Bahasan
: Bd 301
Beban SKS
: 4 SKS
Alokasi Waktu
: 2x50 menit
REFERENSI
Dinkes. 2007. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.Jepara; Dinas Kabupaten Jepara.
Depkes RI. 2003. Dasar-dasar asuhan kebidanan. Direktorat keperawatan dan
keteknisian medik. Direktorat perawatan medik. Depkes RI.
Dewi. N. L. Vivian. Sunarsih. Tri. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk kebidanan. Jakarta;
Salemba Medika
JHPIEGO; PUSDIKNAKES WHO. 2003. panduan Pengajaran asuhan kebidanan
fisiologi bagi dosen diploma III kebidanan. Buku 2 asuhan antenatal topik I.
Jakarta, hal 2
Saifuddin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Varney H. 2007. Varneys Midwifery. Chapter 18 Jones. Bartlet publistion. Sudbury
Masschuset hal
PENDAHULAN
dengan
penyulit
atauberkembang
menjadi
kehamilan
Uraian Materi
A. Sejarah Asuhan Kehamilan
a. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan, dan nifas tanpa
trauma fisik ataupun mental yang merugikan
b. Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental
c. Ibu sanggup merawat dan memberi ASI kepada bayinya
d. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti kluarga
berebcana seteleh kelahiran bayinya (Vivian, 2011).
B. Refocisng Asuhan Kehamilan
Hasil survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan
angka kematian ibu sebesar 373 per 100.000 ke1ahiran hidup dengan penyebab
utama adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Sebenarnya bidan memiliki
peran penting dalam mencegah dan atau menangani setiap kondisi yang
mengancam jiwa ini melalui beberapa intervensi yang merupakan komponen
penting dalam ANC seperti mengukur tekanan darah, memeriksa kadar
proteinuria, mendeteksi tanda-tanda awal perdarahan/ infeksi, maupun deteksi dan
penanganan awal terhadap anemia. Namun ternyata banyak komponen ANC yang
rutin dilaksanakan tersebut tidak efektif untuk menurunkan angka kematian
maternal dan perinatal.
a. Fokus lama ANC adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang beresiko
tinggi dan merujuknya untuk mendapatkan asuhan khusus.
2. Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki, posisi dan
presentasi janin di bawah usia 36 minggu, dan sebagainya) yang
memperkirakan kategori resiko ibu hamil.
3. Pengajaran/pendidikan kesehatan yang
ditujukan
untuk
mencegah
resiko/komplikasi.
Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO (Maternal Neonatal Health)
rnenunjukkan hal-hal berikut :
1. Pendekatan resiko dilakukan bila terdapat prediksi yang buruk karena kita
tidak bisa membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang
tidak. Hasil studi di Kasango (Zaire) membuktian bahwa 71% ibu yang
mengalami partus macet tidak terprediksi sebelumnya, dan 90% ibu yang
diidentifikasi sebagai beresiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi.
2. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah
mengalami kornplikasi, walaupun mereka telah rnemakai sumber daya yang
cakup mahal dan jarang didapat. Penelitian rnenunjukan bahwa pemberian
asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam kategori resiko tinggi
terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi hamil/kehamilan yang terjadi.
3. Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong kelompok
resiko rendah mengalami komplikasi, tetapi tidak pernah diberitahu
bagaimana cara mengetahui dan apayang dapat dilakukannya.
Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko adalah bahwa setiap
bumil beresiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa diprediksi
sehingga setiap bumil harus mempunyai akses asuhan kehamilan dan
persalinan yang berkualitas. Oleh karena itu, fokus ANC perlu diperbarui
(refocused) agar asuhan kehamilan lebih efektif dan dapat dijangkau oleh
setiap wanita hamil.
b. Isi refocusing ANC:
Sebagaimana di tunjukan oleh berbagai penelitian diseluruh dunia, untuk
lebih bias efektif dalam meningkatkan keselamatan ibu dan bayi baru lahir,
maka asuhan antenatal harus difokuskan pada intervensi yang telah terbukti
bermanfaat untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu, serta bayi
baru lahir.
Penolong yang terampil/terlatih harus selalu tersedia untuk hal-hal berikut :
1. Mernbantu setiap burnil dan keluarganya membuat perencanaan persalinan
petugas kesehatan yang terarnpil, tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang
baik selama hamil, serta perlengkapan esensial untuk ibu-bayi. Penolong
persalinan yang terampil menjamin asuhan normal yang aman sehingga
mencegah kumplikasi yang mengancarn jiwa serta dapat segera mengenali
masalah dan merespon dengan tepat.
2. Membantu setiap ibu hamil dan keluarganya mempersiapkan diri
menghadapi kornplikasi (deteksi dini, menentukan orang yang akan
membuat keputusan, dana kegawatdaruratan, komunikasi, transportasi,
donor darah,) pada setiap kunjungan. jika setiap ibu hamil sudah
rnempersiapkan
diri
sebelum
terjadi
komplikasi,
maka
waktu
memerlukan
persalinan RS (riwayat SC, IUFD, dsb). Ibu yang sudah tahu kalau ia
mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan berada di RS
saat persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan,
keputusan yang kurang tepat, atau habatan dalam hal jangkauan akan dapat
dicegah.
4. Mendeteksi
dan
menangani
komplikasi
(preeklamsia,
perdarahan
11. Hak untuk memilih posisi bersalin dan melahirkannya sesuai keingainan
12. Hak untuk memilih dan merawat bayinya ditempatkan
13. Hak untuk mendapat informasi untuk menulis nama orang yang telah
membantunya.
14. Hak untuk diberi informasi mengenai aspek yang diketahui aau yang
diindikasikan untuk perawatan
15. Hak meminta catatan riwayat medis lengkap mengenai dirinya dan
bayinya
16. Hak untuk memiliki akses terhadap catatan riwayat medis lengkapnya
(Varney, 2007).
c. Tenaga Profesional (Asuhan Kehamilan)
1. Tenaga professional menurut Depkes RI adalah dokter, bidan dan perawat
kesehatan.
2. Dokter, perawat dan bidan adalah profesi kesehatan yang mempunyai
fungsi berbeda dan saling melengkapi dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang membutuhkan (Vivian 2011).
d. Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan
Bidan adalah suatu profesi yang dinamis. Berhubung perubahan
perubahan terjadi begitu cepat, maka para bidan harus terus menerus
memperbaharui keterampilannya serta harus meningkatkan pengetahuaannya
menjadikan bidan praktek harus kompeten dalam pengetahuan dan
keterampilan yang diharuskan, agar supaya bisa menjadi seorang praktisi yang
aman saat ia memulai pekerjaanya. Akan tetapi tugas be;aajrnya tersebut
barulah merupakn permulaan. Saat penegathuan dan ekterampilannya
bertambah meallui pengabdianmnya, ia akan tumbuh dalam memaminkan
peran dan tanggung jawab sebagia seorang bidan teruatam dalam amsa asuhan
antenatal. Idealnya hal ini haruslah merupakan proses oertumbuhan dan
perkembangan langsung seumur hidup. Beberapadari tanggungjawab bidan ini
adalah :
1. Menjaga agar pengetahuananya tetap up o date, terus megembangkan
pengetauan, keterampilan dan keamhirannya agar bertambah luas serta
mencakup semua aspek dari peran seorang bidan.
2. Mengenali batas-batas pengetahuan, keterampilan pribadinya, dan tidak
berupaya melampaui wewenangnya dalam praktek kliniknya.
3. Menerima tangguang jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi
dari keputusan tersebut.
KESIMPULAN