By : meri delvira
Pengertian
Pertolongan pertama kegawatdaruratan
ialah Pertolongan yang diberikan segera
untuk mengetahui gangguan kesehatan
pada ibu dan anak dengan melakukan
tindakan pelayanan sedini mungkin.
Pertolongan Pertama kegawatdaruratan
Obstetric dan Neonatus
Pengertian
Prinsip-prinsip
Pertimbangan
pengambilan
keputusan klinik
Penyuluhan
kegawatdaruratan
Prinsip-prinsip
Prinsip-prinsip penanganan
kegawatdaruratan ini sesuai denganstandar-
standar dalam penanganan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatus.
Dibawah ini terdapat beberapa keadaan
gawat darurat obstetri dan neonatus yang
paling sering terjadi dan menjadi penyebab
utama kematian ibu / bayi baru lahir.
Pertimbangan pengambilan keputusan
klinik
1. Standar 16 : Penanganan Perdarahan dalam kehamilan
pada trimester III
2. Standar 17 : Penanganan kegawat pada eklampsia
3. Standar 18 : Penanganan kegawat pada partus lama /
macet
4. Standar 19 : Persalinan dengan menggunakan vakum
Ekstraktor
5. Standar 20 : Penanganan retensio plasenta
6. Standar 21 : Penanganan perdarahan postpartum primer
7. Standar 22 : Penanganan perdarahan postpartum
sekunder
8. Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis
9. Standar 24 : Penanganan asfiksia neonatorum
Pertimbangan pengambilan
keputusan klinik
1.
Standar 16 : Penanganan Perdarahan dalam
kehamilan pada trimester III
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala
perdarahan pada kehamilan seperti :
Nadi lemah dan cepat (110 kali / menit atau lebih)
Tekanan darah sangat rendah : tekanan sistolik < 90
mmHg
Nafas cepat (Frekuensi pernafasan 30 kali / menit atau
lebih
Bingung, gelisah atau pingsan
Berkeringat atau kulit menjadi dingin dan basah pucat
2. Standar 17 : Penanganan kegawat pada eklampsia
Bidan mengenali secara tepat dan dini tanda dan gejala
PER, PEB dan EKLAMPSIA
Ibu harus belajar mengenai tanda dan gejala pre
klamsia, dan harus dianjurkan untk mencari perawatan
bidan, puskesmas atau rumah sakit bila mengalami
tanda preeklamsi (nyeri kepala hebat, gangguan
penglihatan, nyeri epigastrik, pembengkakan pada
wajah).
Memantau dengan cermat tekanan darah ibu hamil, ibu
dalamproses persalinan dan ibu dalam masa nifas.
Jangan berikan methergin pada ibu yang tekanan
darahnya naik, preeklamsia atau eklamsia.
Beberapa wanita dengan eklamsia memiliki tekanan
darah yang normal. Tangani semua ibu yang mengalami
kejang sebagai ibu dengan eklamsia hingga ditentukan
diagnosa lain.
Selalu waspada untuk segera merujuk ibu yang
mengalami preeklamsia berat atau eklamsia.
3. Standar 18 : Penanganan kegawat pada partus
lama / macet
Bidan bisa mengenali keadaan ibu tampak
kelelahan dan lemah, kontraksi tidak teratur
tetapi kuat, dilatasi serviks lambat atau tidak
terjadi, tidak terjadi penurunan bagian terbawah
janin walaupun kontraksi adekuat, sutura
tumpang tindih atau tidak dapat diperbaiki.
Bidan harus menggunakan partograf untuk
setiap ibu yang mau bersalin untuk mendeteksi
komplikasi secara dini seperti partus lama atau
macet.
Segera merujuk ibu jika dalam proses persalinan
garis waspada dilewati atau jka ada tanda-tanda
gawat ibu/janin.
Standar 19 : Persalinan dengan menggunakan
vakum Ekstraktor
Jangan menggunakan vacum ekstraktor untuk
memutar posisi bayi. Tarikan pertama
membantu untuk menemukan arah tarikan yang
tepat.
Jangan teruskan menarik diantara kontraksi dan
meneran.
Jangan teruskan jika tidak ada penurunan bayi
pada setiap tarikan, segera rujuk ibu.
Jangan teruskan jika terjadi gawat janin,
hentikan dan rujuk ibu.
Standar 20 : Penanganan retensio
plasenta
Sesudah tindakan dengan tindakan plasenta manual,
ibu memerlukan antibiotika berspektrum luas ampisilin
1 gr IV, kemudian diikuti 500 mg per oral setiap 6 jam,
dan Metronidazol 500 mg peroral setiap 6 jam selama 5
hari.
Lakukan tes sensitif sebelum melakukan suntikan
Ampisilin.
Standar 21 : Penanganan perdarahan postpartum
primer
Lakukan tes sensitifitas sebelum melakukan suntikan
antibiotika
Bila terjadi syok, gantikan semua cairan yang hilang
Kelahiran plasenta dan selaputnya yang tidak lengkap
merupakan penyebab utama perdarahan postpartum
sekunder.
Ibu yang mengalami perdarahan postpartum sekunder
memerlukan bantuan untuk dapat melanjutkan
pemberian ASI, ibu harus cukup sering menyusui
bayinya dan untuk periode yang cukup lama untuk
menjaga persediaan ASI yang cukup.
Ibu dengan perdarahan postpartum sekunder perlu
tambahan zat besi.
Standar 22 : Penanganan perdarahan postpartum
sekunder