Anda di halaman 1dari 83

PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

1. Stase : Kehamilan
Kunci Masalah : Mengeluh Nyeri Punggung
Kompetensi : Promosi Kesehatan dan Konseling
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Intervensi
Konsep Teori :
Salah satu ketidaknyamanan ibu hamil menurut Rukiyah (2009) adalah nyeri punggung.
Nyeri punggung umum dirasakan ketika kehamilan lanjut. Disebabkan oleh progesteron
dan relaksin (yang melunakkan jaringan ikat) dan postur tubuh yang berubah serta
meningkatnya beban berat yang dibawa dalam rahim. Yang harus dilakukan adalah
dengan menyingkirkan kemungkinan penyebab yang serius, fisioterapi, pemanasan pada
bagian yang sakit, analgesia, dan istirahat. Berikan nasihat untuk memperhatikan postur
tubuh (jangan terlalu sering membungkuk dan berdiri serta berjalan dengan punggung dan
bahu yang tegak, menggunakan sepatu tumit rendah, hindari mengangkat benda yang
berat, memberitahukan cara-cara untuk mengistirahatkan otot punggung, menjelaskan
keuntungan untuk mengenakan korset khusus bagi ibu hamil, tidur pada kasur tipis yang
di bawahnya ditaruh papan jika diperlukan (atau nyaman).

Penyelesaian:
Keluhan yang dialami oleh Ny.Q adalah nyeri punggung. Nyeri punggung yang dialami
oleh Ny. O wajar dikarenakan usia kehamilan Ny.Q yang sudah akan memasuki trimester
III, dan juga disebabkan oleh beban yang dibawa oleh rahim semakin berat. Konseling
yang tepat diberikan adalah ketidaknyamanan pada ibu hamil, khususnya nyeri punggung
seperti yang dikeluhkan. Jelaskanlah penyebab nyeri punggung dan cara mengatasinya
agar dapat mengurangi kecemasan pada ibu hamil.
 Jawaban: D

2. Stase : Komunitas
Kunci Masalah : Seorang Bidan Bersama dengan Dokter Gigi
Melakukan Kegiatan Pemeriksaan Gigi
Kompetensi : Pengembangan Diri dan Profesionalisme
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Peran di Komunitas
Konsep Teori :
Peran bidan di komunitas menurut Syafrudin (2009) salah satunya adalah:
a. Kolaborator/koordinator
Kolaborasi dengan disiplin ilmu, baik lintas program maupun sektoral.

Penyelesaian:
Dalam kasus, dijelaskan bahwa bidan dan dokter gigi bekerja sama dalam melakukan
pemeriksaan gigi pada ibu hamil. Hal tersebut menunjukkan adanya kerja
sama/kolaborasi antara bidan dan dokter gigi dalam melaksanakan kegiatan pemeriksaan.
Peran bidan dalam hal tersebut adalah sebagai kolaborator/koordinator.
 Jawaban: E
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

3. Stase : Nifas
Kunci Masalah : Ny.W Baru Saja Melahirkan Anak Ketiganya 2
Hari yang Lalu dan Mengeluh Belum Bisa BAB
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Setelah plasenta lahir, terjadi penurunan produksi progesteron, yang menyebabkan nyeri
ulu hati (heartburn) dan konstipasi, terutama dalam beberapa hari pertama. Hal ini terjadi
karena inaktivitas motilitas usus akibat kurangnya keseimbangan cairan selama persalinan
dan adanya refleks hambatan defekasi karena adanya rasa nyeri pada perineum
(Bahiyatun, 2009).

Penyelesaian:
Keluhan susah BAB/konstipasi yang dialami ibu disebabkan karena inaktivitas motilitas
usus akibat dari penurunan hormon progesteron setelah kelahiran plasenta. Oleh karena
itu, ibu nifas selalu diberikan konseling untuk mencukupi kebutuhan cairan dengan
minimal minum 8 gelas sehari dan juga memperbanyak mengonsumsi makanan yang
berserat tinggi.
 Jawaban: A

4. Stase : Nifas
Kunci Masalah : Payudara Bengkak dan Nyeri pada Ibu
Postpartum
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosa
Konsep Teori :
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke-2 atau ke-3 ketika payudara telah
memproduksi air susu. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak
lancar, karena bayi tidak cukup sering menyusu, produksi meningkat, terlambat
menyusukan, hubungan dengan bayi (bonding) kurang baik, dan dapat pula karena
adanya pembatasan waktu menyusui. Gejala bendungan air susu adalah terjadinya
pembengkakan payudara bilateral dan secara palpasi teraba keras, kadang terasa nyeri
serta seringkali disertai peningkatan suhu badan ibu, tetapi tidak terdapat tanda-tanda
kemerahan dan demam (Saifuddin, 2010).

Penyelesaian:
Keluhan ibu yang menunjukkan adanya gejala bendungan ASI adalah payudara yang
bengkak dan nyeri. Dan pada hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal, tidak ada
tanda-tanda demam, selain itu tidak ada tanda kemerahan pada payudara yang
mengindikasi terjadinya infeksi. Dan juga ketika dipalpasi, payudara ibu teraba keras.
 Jawaban: C
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

5. Stase : Nifas
Kunci Masalah : Payudara Bengkak dan Nyeri pada Ibu
Postpartum
Kompetensi : Keterampilan Klinik dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Planning
Konsep Teori :
Penanganan bendungan air susu dilakukan dengan pemakaian kutang untuk menyangga
payudara dan pemberian analgetika, dianjurkan menyusui segera dan lebih sering,
kompres hangat, air susu dikeluarkan dengan pompa dan dilakukan pemijatan (masase)
serta perawatan payudara. Kalau perlu diberi supresi laktasi untuk sementara (2 3 hari)
agar bendungan terkurangi dan memungkinkan air susu dikeluarkan dengan pijatan.
Keadaan ini umumnya akan menurun dalam beberapa hari dan bayi dapat menyusu
dengan normal (Saifuddin, 2010).

Penyelesaian:
Apabila kasus bendungan air susu diberikan kompres dingin, maka kompres dingin
tersebut tidak akan membantu untuk mengurangi pembengkakan pada payudara,
melainkan hanya berfungsi untuk mengurangi nyeri saja. Oleh karena itu, kompres dingin
bukanlah penanganan yang tepat pada kasus bendungan ASI.
 Jawaban: B

6. Stase : Nifas
Kunci Masalah : Infeksi pada Masa Nifas
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Menurut Kemenkes RI (2016), metritis adalah infeksi pada uterus setelah persalinan.
Keterlambatan terapi akan menyebabkan abses, peritonitis, syok, thrombosis vena, emboli
paru, infeksi panggul kronik, sumbatan tuba, infertilitas. Tanda dan gejala metritis antara
lain:
a. Demam >38°C dapat disertai menggigil
b. Nyeri perut bawah
c. Lokia berbau dan purulen
d. Nyeri tekan uterus
e. Subinvolusi uterus
f. Dapat disertai perdarahan pervaginam dan syok

Penyelesaian:
Keluhan pada Ny.R yang menunjukkan gejala metritis adalah nyeri perut bagian bawah
disertai demam dan adanya pengeluaran cairan yang kental dan berbau dari jalan lahir.
Dan ditegakkan dengan hasil pemeriksaan bahwa N = 88x/menit yang menunjukkan
memang Ny.R mengalami nyeri, selain itu S = 38°C, yang menunjukkan demam
disebabkan oleh karena adanya infeksi.
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Saat dipalpasi, didapatkan adanya nyeri tekan pada uterus dan juga didapatkan adanya
pengeluaran lochea yang purulen dan berbau dari jalan lahir.
 Jawaban: B

7. Stase : Nifas
Kunci Masalah : Ny.T Postpartum 6 Hari, Melakukan Kontrol Nifas
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pencegahan
Konsep Teori :
Tujuan kunjungan nifas 6 hari setelah persalinan menurut Saleha (2009) adalah:
a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah
umbilicus tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan pasca melahirkan.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit.
e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali
pusat, dan bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat.

Penyelesaian:
Yang bukan termasuk tujuan kunjungan nifas saat 6 hari postpartum adalah memberikan
konseling KB secara dini kepada ibu, karena memberikan konseling KB secara dini
merupakan tujuan kunjungan nifas saat enam minggu postpartum.
 Jawaban: E

8. Stase : Nifas
Kunci Masalah : Psikologi Ibu Nifas
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Menurut Saleha (2009), tahapan adaptasi fisiologi masa nifas dibagi menjadi:
a. Taking in period
Terjadi pada 1 2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat bergantung pada
orang lain, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman
melahirkan dan persalinan yang dialami, serta kebutuhan tidur dan nafsu makan
meningkat.
b. Taking hold period
Berlangsung 3 4 hari postpartum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya
dalam menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini
ibu menjadi sangat sensitif, sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan untuk
mengatasi kritikan yang dialami ibu.
c. Letting go period
Dialami setelah ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara penuh menerima
tanggung jawab sebagai "seorang ibu" dan menyadari atau merasa kebutuhan bayi
sangat bergantung pada dirinya.
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Ny.T merupakan ibu postpartum hari ke-4, sudah mulai bersedia untuk merawat bayinya,
tetapi masih merasa khawatir dirinya tidak dapat merawat bayinya dengan baik, selain itu
dirinya menjadi lebih sensitif. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ny.T dalam adaptasi
fisiologis tahap taking hold.
 Jawaban: C

9. Stase : Nifas
Kunci Masalah : Fisiologi Ibu Nifas
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Ibu nifas harus mendapat nutrisi yang lengkap dengan tambahan kalori sejak sebelum
hamil (200 500 kal) yang akan mempercepat pemulihan kesehatan dan kekuatan,
meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, serta mencegah terjadinya infeksi. Ibu nifas
memerlukan diet untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi, mencegah konstipasi,
dan untuk memulai proses pemberian ASI eksklusif. Asupan kalori per hari ditingkatkan
sampai 2.700 kalori. Asupan cairan per hari ditingkatkan sampai 3.000 ml (susu 1.000
ml). Suplemen zat besi dapat diberikan kepada ibu nifas selama 4 minggu pertama setelah
kelahiran (Bahiyatun, 2009).

Penyelesaian:
Keluhan yang dirasakan oleh Ny.Y menunjukkan bahwa ibu nifas yang sedang menyusui
memang membutuhkan kalori yang lebih banyak dibandingkan dengan wanita biasa. Hal
itu dikarenakan asupan yang dikonsumsi oleh sang ibu menjadi tolak ukur produksi ASI
yang dikeluarkan. Sehingga, kebutuhan ibu nifas pun menjadi lebih banyak karena dibagi
untuk ASI bagi bayinya dan untuk tubuhnya sendiri.
 Jawaban: D

10. Stase : Nifas


Kunci Masalah : Ny.U Postpartum 5 Hari Mengeluh Putingnya
Lecet
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Perencanaan
Konsep Teori :
Salah satu penyebab puting lecet menurut Saleha (2009) adalah kesalahan dalam teknik
menyusui, bayi tidak menyusu sampai areola tertutup oleh mulut bayi. Bila bayi hanya
menyusu pada puting susu, maka bayi akan mendapat ASI sedikit, karena gusi bayi tidak
menekan pada sinus laktiferus, sedangkan pada ibunya akan menjadi nyeri/kelecetan pada
puting susu.
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Puting susu lecet yang dikeluhkan oleh Ny.U merupakan akibat dari kesalahan dalam
teknik menyusui. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya puting lecet sebaiknya ibu
diberikan konseling mengenai teknik menyusui yang benar.
 Jawaban: A

11. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Persalinan Patologis
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan.
Manifestasi klinisnya adalah keluar air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning,
hijau, atau kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak. Salah satu pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan adalah tes lakmus merah menjadi biru (Icesmi dan
Margareth, 2013).

Penyelesaian:
Keluhan ibu yaitu kenceng-kenceng menunjukkan bahwa ibu sudah mengalami his yang
menjadi salah satu indikator akan memasuki masa persalinan. Selain itu, ibu juga
mengeluh keluar cairan dari jalan lahir. Bagi ibu yang sudah hamil tua dan menjelang
HPL, jika keluar cairan melalui jalan lahir, perlu diwaspadai bahwa cairan tersebut adalah
cairan ketuban. Sehingga untuk menegakkan Diagnosis untuk mengetahui cairan tersebut
ketuban atau bukan, dapat dilakukan dengan tes lakmus. Jika kertas lakmus berwarna
merah berubah menjadi biru, maka cairan tersebut memang cairan ketuban.
 Jawaban: D

12. Stase : Bayi Baru Lahir


Kunci Masalah : Bayi Diletakkan di Dada Ibu untuk Dilakukan IMD
Kompetensi : Keterampilan Klinik dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Intervensi
Konsep Teori :
Menurut Saifuddin (2010), manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi
pernapasan, mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan dengan inkubator,
menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi dan mencegah infeksi nosokomial.

Penyelesaian:
Manfaat yang disebutkan dalam jawaban adalah benar semua, kecuali mencegah
perdarahan pada ibu.
 Jawaban: D
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

13. Stase : Nifas


Kunci Masalah : Ny.I Melahirkan 6 Hari yang Lalu
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Pengeluaran lochea pada masa nifas menurut Marmi (2012) adalah:

Lochea Waktu Warna Ciri-ciri


Rubra 1 - 3 hari Merah kehitaman Terdiri dari sel desidua,
verniks caseosa, rambut
lanugo, sisa mekoneum dan
sisa darah.
Sanguinolenta 3 - 7 hari Putih bercampur merah Sisa darah bercampur
lendir.
Serosa 7 - 14 hari Kekuningan atau kecoklatan Lebih sedikit darah dan
lebih banyak serum, juga
terdiri dari leukosit dan
robekan laserasi plasenta.
Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit,
selaput lendir serviks dan
serabut jaringan yang mati.

Penyelesaian:
Lochea yang normal jika menurut kasus adalah lochea sanguinolenta. Karena Ny.I berada
pada hari ke 6 nifas. Menurut teori, lochea sanguinolenta keluar pada hari ke 3 7 masa
nifas.
 Jawaban: C

14. Stase : Nifas


Kunci Masalah : Ny.O Usia 30 Tahun P2A0 Melahirkan Anak
Keduanya 7 Hari yang Lalu
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum menurut Marmi (2012)
adalah sebagai berikut:

Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus Diameter Uterus


Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm
7 hari (minggu 1) Pertengahan pusat dan simpisis 500 gram 7,5 cm
14 hari (minggu 2) Tidak teraba 350 gram 5 cm
6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm

Penyelesaian:
Ny.O berada pada masa nifas hari ke-7, dan normalnya pada hari ke 7 TFU setinggi
pertengahan pusat dan simpisis.
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

 Jawaban: D

15. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Ny.P Usia 24 Tahun P1A0 Sedang dalam Masa
Menyusui
Kompetensi : Keterampilan Klinik dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Intervensi
Konsep Teori :
Menurut Biran (2014), kontrasepsi suntikan progestin cocok untuk masa laktasi karena
tidak menekan produksi ASI.

Penyelesaian:
Kontrasepsi hormonal yang dapat digunakan oleh ibu yang masih menyusui adalah
kontrasepsi yang hanya mengandung hormon progestin, karena tidak akan mempengaruhi
produksi ASI ibu.
 Jawaban: B

16. Stase : Nifas


Kunci Masalah : Psikologi Ibu Nifas
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Menurut Marmi (2012), setelah melahirkan banyak wanita memiliki suasana hati yang
berubah-ubah. Mereka mungkin merasa bahagia di satu saat, kemudian sedih saat
berikutnya. Beberapa wanita juga dapat kehilangan nafsu makan mereka, menderita
masalah tidur, dan merasa sedih. Jika Anda tidak merasa lebih baik setelah seminggu atau
lebih, Anda mungkin mengalami apa yang disebut sebagai depresi postpartum. Gejala
depresi postpartum antara lain:
a. Mimpi buruk
b. Insomnia
c. Phobia
d. Kecemasan
e. Meningkatnya sensitivitas
f. Perubahan mood

Penyelesaian:
Ny.A mengalami gejala depresi postpartum. Hal itu dilihat dari gejala yang dialaminya
hingga 2 minggu pasca persalinan. Gejala yang menjadi fokus Ny.A adalah kecemasan,
susah tidur, hingga insomnia.
 Jawaban: C

17. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Ny.S Memiliki Riwayat Kanker Payudara
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Tinjauan (Sub Kompetensi) : Intervensi

Konsep Teori :
Menurut Biran (2014), ibu dalam keadaan penderita kanker payudara dan memiliki
riwayat kanker payudara masuk dalam kategori 1 WHO, dimana dapat menggunakan
AKDR Cu sebagai alat kontrasepsi.

Penyelesaian:
Riwayat kanker payudara yang dimiliki ibu akan bermasalah jika ibu menggunakan alat
kontrasepsi yang mengandung hormon, karena dikhawatirkan akan mengganggu kondisi
ibu dengan riwayat yang telah dimilikinya. Sehingga kontrasepsi yang aman bagi ibu
adalah kontrasepsi yang tidak mengandung hormon, yaitu AKDR Cu atau IUD.
 Jawaban: B

18. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Kehamilan Tidak Diinginkan
Kompetensi : Keterampilan Klinik dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Intervensi
Konsep Teori :
Indikasi kontrasepsi darurat adalah untuk mencegah kehamilan yang tidak dikehendaki.
Salah satu kondisi dimana kontrasepsi darurat dapat dipakai adalah bila terjadi perkosaan.
(Biran, 2014)

Penyelesaian:
Pada anak perempuan tersebut, untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan maka
dapat diberikan kontrasepsi darurat, karena pemberian kontrasepsi darurat seperti pil
hanya efektif jika digunakan dalam 72 jam pasca berhubungan tanpa perlindungan,
terutama pada kasus adalah kejadian perkosaan.
 Jawaban: B

19. Stase : Komunitas


Kunci Masalah : Bidan Memberikan Pendidikan Kesehatan Kepada
Masyarakat Mengenai Bahaya Merokok
Kompetensi : Pengembangan Diri dan Profesionalisme
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Peran Bidan di Komunitas
Konsep Teori :
Peran bidan sebagai pendidik adalah memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok
keluarga yang berisiko tinggi, kader kesehatan, dan lain-lain (Syafrudin, 2009).

Penyelesaian:
Dalam kasus yang sudah dijabarkan, bidan memberikan pendidikan kesehatan mengenai
bahaya merokok kepada masyarakat, dikarenakan ketika dilakukan MMD ditemukan
hasil bahwa masih banyak masyarakat yang merokok. Sehingga, masyarakat tersebut
berisiko tinggi untuk terkena dampak dari kebiasaan merokok.
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Oleh karena itu, tindakan yang dilakukan bidan menunjukkan peran bidan sebagai
pendidik, karena memberikan penkes kepada masyarakat yang berisiko tinggi dengan
kebiasaan merokoknya.
 Jawaban: C

20. Stase : Komunitas


Kunci Masalah : Seorang Bidan di Desa X Sedang Melakukan
Imunisasi
Kompetensi : Pengembangan Diri dan Profesionalisme
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Peran Bidan
Konsep Teori :
Menurut Heri (2009), tahap pencegahan untuk mengatasi masalah kesehatan ada tiga,
salah satunya adalah pencegahan primer. Dilakukan saat individu belum menderita sakit,
meliputi:
1) Promosi kesehatan (health promotion) yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap masalah kesehatan.
2) Perlindungan khusus (specific protection) berupa upaya spesifik untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, dan
peningkatan keterampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik,
penanggulangan stres.

Penyelesaian:
Kegiatan imunisasi yang dilakukan oleh bidan bertujuan untuk memberikan kekebalan
kepada bayi atas penyakit tertentu, seperti di dalam kasus tersebut, yaitu kekebalan
terhadap penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan juga polio. Menurut teori,
tindakan imunisasi merupakan tindakan pencegahan secara primer, yaitu perlindungan
khusus karena dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit dengan cara memberikan
kekebalan melalui vaksinasi/imunisasi.
 Jawaban: C

21. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Komplikasi pada Akseptor IUD
Kompetensi : Keterampilan Klinik dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Intervensi
Konsep Teori :
Jika terjadi amenore pada akseptor AKDR, periksa apakah sedang hamil. Apabila tidak,
jangan lepas AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenorea apabila
dikehendaki. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR apabila talinya
terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat, atau
kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepaskan. Apabila klien sedang hamil
dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR, jelaskan adanya risiko
kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilan
harus lebih diamati dan diperhatikan (Biran, 2014).
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Pada kasus, dikarenakan Ny.F melalui PP test sudah dinyatakan + (hamil), dan UK masih
di bawah 13 minggu, karena amenorea 1 bulan, maka penatalaksanaan yang tepat adalah
dengan menganjurkan untuk melepaskan IUD. Karena, benang masih terlihat dan juga
kehamilan masih di bawah 13 minggu. Jika IUD tidak dilepas, maka dapat terjadi
kegagalan kehamilan dan infeksi pada janin serta gangguan kehamilan yang lain.
 Jawaban: A

22. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Efek Samping KB Implant
Kompetensi : Promosi Kesehatan dan Konseling
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Konseling
Konsep Teori :
Efek samping yang paling sering terjadi pada pemakaian implant adalah perubahan pola
haid. Dapat terjadi perdarahan bercak atau terus-menerus pada 6 9 bulan pertama dari
penggunaan implant. Penjelasan yang akurat oleh petugas dan pemahaman yang baik dari
klien tentang berbagai efek samping dan cara mengatasinya dapat membantu
kelangsungan penggunaan implant. Perubahan pada pola perdarahan haid dialami oleh
sebagian besar perempuan yang memakai implant terutama pada 90 hari pertama (Biran,
2014).

Penyelesaian:
Keluhan perdarahan atau bercak yang dialami oleh Ny.G merupakan salah satu efek
samping dari pemakaian implant. Hal tersebut merupakan hal yang normal karena tidak
menimbulkan masalah dan tidak sedang dalam keadaan hamil. Sehingga, pasien hanya
perlu diberikan penjelasan ulang mengenai efek samping implant dan memberikan
pengertian bahwa hal tersebut adalah normal.
 Jawaban: C

23. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Ny.H Akseptor KB Pil dengan Keluhan Lupa
Minum Pil 1 Hari yang Lalu
Kompetensi : Keterampilan Klinik dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Intervensi
Konsep Teori :
Bila lupa minum 1 pil (1 21 hari), segera minum pil setelah ingat, boleh minum 2 pil pada
hari yang sama. Tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain (Biran, 2014).

Penyelesaian:
Bila lupa minum 1 pil, segeralah minum pil setelah ingat. Jadi, semisal hari kemarin lupa
minum pil, maka hari ini langsung minum 2 pil, dan hari selanjutnya minum 1 pil seperti
biasa dan tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi tambahan.
 Jawaban: A
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

24. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Ny.J Usia 28 Tahun, Calon Akseptor KB Pil,
Memenuhi Syarat untuk Menggunakan KB Pil
Kompetensi : Promosi Kesehaatan dan Konseling
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Konseling
Konsep Teori :
Instruksi kepada klien akseptor KB pil menurut Biran (2014), adalah sebagai berikut:
a. Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik pada saat yang sama setiap hari.
b. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
c. Sangat dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid.
d. Pada paket 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari yang ada
pada paket.
e. Beberapa paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila paket 28 pil habis,
sebaiknya Anda mulai minum pil dari paket yang baru. Bila paket 21 habis, sebaiknya
tunggu 1 minggu baru kemudian mulai minum pil dari paket yang baru.
f. Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, ambillah pil yang lain.
g. Bila terjadi muntah hebat, atau diare lebih dari 24 jam, maka bila keadaan
memungkinkan dan tidak memperburuk keadaan Anda, pil dapat diteruskan.
h. Bila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, cara penggunaan pil
mengikuti Cara menggunakan pil lupa.
i. Bila lupa minum 1 pil (hari 1 21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari, sampai sesuai
jadwal yang ditetapkan. Juga sebaiknya gunakan metode kontrasepsi yang lain atau
tidak melakukan hubungan seksual sampai telah menghabiskan paket pil tersebut.
j. Bila tidak haid, perlu segera ke klinik untuk tes kehamilan.

Penyelesaian:
Informasi yang tidak benar jika diberikan kepada pasien adalah pasien dapat melakukan
hubungan dengan suami langsung setelah minum pil Senggama tidak bisa langsung
dilakukan karena ketika diminum, obat belum meresap begitu saja.
 Jawaban: D

25. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Ny.J Melahirkan di Bidan 2 Bulan yang Lalu,
Masih Menyusui Anaknya dan Belum Haid
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Intervensi
Konsep Teori :
Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air
Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan
atau minuman apapun lainnya. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
a. Menyusui secara penuh (full breastfeeding); lebih efektif bila pemberian 8 kali sehari.
b. Belum haid.
c. Umur bayi kurang dari 6 bulan.
(Biran, 2014)
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Kontrasepsi yang cocok untuk Ny.J adalah MAL. Karena Ny.J masih menyusui bayinya
dan juga belum haid. Selain itu, umur bayinya masih 2 bulan, sehingga MAL tersebut
dapat efektif sampai 6 bulan. Untuk metode kontrasepsi lain ditunda setelah bayi berumur
6 bulan (hingga MAL selesai).
 Jawaban: A

26. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Ny.K Akseptor KB Suntik 3 Bulanan
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Menurut Biran (2014), cara kerja kontrasepsi suntikan progestin adalah:
a. Mencegah ovulasi.
b. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
c. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atro.
d. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

Penyelesaian:
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii merupakan salah satu dari
cara kerja KB IUD.
 Jawaban: E

27. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Calon Akseptor Kontrasepsi Implant
Kompetensi : Promosi Kesehatan dan Konseling
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Konseling
Konsep Teori :
Instruksi kepada klien untuk perawatan luka di rumah setelah pemasangan implant
menurut Biran (2014):
a. Mungkin akan terdapat memar, bengkak atau sakit di daerah insisi selama beberapa
hari. Hal ini normal.
b. Jaga luka insisi tetap kering dan bersih selama paling sedikit 48 jam. Luka insisi dapat
mengalami infeksi bila basah saat mandi atau mencuci pakaian.
c. Jangan membuka pembalut tekan selama 48 jam dan biarkan band aid di tempatnya
sampai luka insisi sembuh (umumnya 3 5 hari).
d. Klien dapat bekerja secara rutin. Hindari benturan atau luka di daerah tersebut atau
menambahkan tekanan.
e. Setelah luka insisi sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dibersihkan dengan
tekanan normal.
f. Bila terdapat tanda-tanda infeksi seperti demam, daerah insisi kemerahan dan panas
atau sakit yang menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Luka insisi bekas pemasangan implant harus dibiarkan kering dan dijaga agar terhindar
dari benturan agar pemulihan luka tersebut cepat dan tidak terjadi infeksi. Selain itu,
pasien juga harus menghindari mengangkat beban berat demi kecepatan pemulihan luka.
 Jawaban: D

28. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Ny.Z Datang ke Klinik dan Mengatakan Ingin
Mengganti Kontrasepsi Kondom Menjadi Pil
Kompetensi : Keterampilan Klinik dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Intervensi
Konsep Teori :
Menurut Biran (2014), setiap saat selagi haid, pil kombinasi dapat langsung digunakan
untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil. Pil dapat digunakan saat hari
pertama sampai ke-7 siklus haid.

Penyelesaian:
Karena saat sedang ingin mengganti kontrasepsi ibu sedang dalam keadaan haid, maka
dipastikan bahwa ibu tidak sedang hamil, sehingga saat itu juga ibu dapat langsung
menggunakan kontrasepsi pil.
 Jawaban: A

29. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Metode Kontrasepsi pada Penderita Hipertensi
Kompetensi : Keterampilan Klinik dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Intervensi
Konsep Teori :
Menurut Biran (2014), ibu dalam keadaan pusing-pusing, sakit kepala, dan memiliki
tekanan darah tinggi dapat menggunakan kontrasepsi AKDR.

Penyelesaian:
Ibu yang memiliki riwayat pusing dan tekanan darah tinggi sebaiknya tidak disarankan
untuk menggunakan KB yang mengandung hormon Karena KB hormonal dapat membuat
vasokontriksi pembuluh darah sehingga dapat memperburuk keadaan bagi ibu dengan
tekanan darah tinggi.
 Jawaban: A

30. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : KB dengan Menghindari Senggama pada Waktu
Subur
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Konsep Teori :
Teknik pantang berkala adalah senggama dihindari pada masa subur yaitu dekat dengan
pertengahan siklus haid atau terdapat tanda-tanda adanya kesuburan yaitu keluarnya
lendir encer dari liang vagina. Untuk perhitungan masa subur dipakai rumus siklus
terpanjang dikurangi 11, siklus terpendek dikurangi 28. Antara kedua waktu senggama
dihindari (A andi, 2014).

Penyelesaian:
Teknik pantang berkala merupakan salah satu KB alamiah yang metodenya adalah
dengan menghindari senggama pada waktu subur. Yaitu siklus mens terpanjang dikurangi
11 dan siklus mens terpendek dikurangi 18. Kemudian jika sudah dihitung, maka
senggama dihindari di antara kedua waktu tersebut, karena dalam perhitungan, kedua
waktu tersebut adalah masa subur.
 Jawaban: E

31. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Penanganan Ketidaknyamanan Sering Kencing
Kompetensi : Promosi Kesehatan dan Konseling
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Konseling dan Pendidikan Kesehatan
Konsep Teori :
Frekuensi berkemih selama trimester pertama terjadi akibat peningkatan berat pada
fundus uterus. Peningkatan berat pada fundus uterus ini membuat isthmus menjadi lunak
menyebabkan ante eksi pada uterus yang membesar. Hal ini menimbulkan tekanan
langsung pada kandung kemih. Satunya-satunya metode yang dapat dilakukan untuk
mengurangi frekuensi berkemih ini adalah menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi dan
mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam sehingga wanita tidak perlu bolak balik
ke kamar mandi pada saat mencoba tidur (Varney, 2007).

Penyelesaian:
Pada kasus tersebut ibu mengeluh sering kencing pada malam hari sehingga mengganggu
tidurnya. Hal yang bisa dilakukan untuk menangani keluhan tersebut yaitu dengan
mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam agar ibu tidak bolak balik kamar mandi
dan bisa tidur dengan lebih nyaman.
 Jawaban: B

32. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Pemeriksaan Deteksi Dini Komplikasi Kehamilan
Kompetensi : Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Anemia adalah berkurangnya kadar Hb dalam darah. Hb adalah komponen di dalam sel
darah merah yang berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Zat besi merupakan
bahan baku pembuat sel darah merah. Jika jumlah sel darah banyak, jumlah Hb pun
banyak. Begitupula sebaliknya jika kekurangan. Wanita hamil cenderung terkena anemia
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

pada trimester ketiga. Karena, pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk
dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Zat besi terutama sangat
diperlukan di trimester tiqa kehamilan (Sinsin, 2008).
Dalam menegakkan diagnosis anemia, dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa
akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan
mual-muntah lebih hebat pada hamil muda. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat
dilakukan dengan menggunakan alat Sahli.

Penyelesaian:
Dari keluhan perempuan tersebut menunjukkan adanya tanda-tanda anemia. Sehingga
pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan untuk menunjang Diagnosis yaitu
pemeriksaan Hb.
 Jawaban: A

33. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Tanda IUFD
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Menurut Varney (2007) setelah usia kehamilan 22 minggu maka sudah diklasifikasikan
sebagai kematian janin (IUFD) atau berat janin lebih dari 500 gram, jika terjadi pada
trimester pertama kehamilan disebut sebagai keguguran atau abortus. Tanda gejala
kematian janin berupa pertumbuhan janin terhenti (TFU menetap/berkurang), gerakan
janin terhenti, DJJ terhenti, pada perabaan kepala janin terasa jatuh.

Penyelesaian:
Dari tanda gejala yang ada menunjukkan bahwa telah terjadi kematian janin (IUFD).
 Jawaban: D

34. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Perabaan TFU 4 Bulan
Kompetensi : Landasan Ilmiah dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Menurut Ari Sulistyawati (2011):

Usia Kehamilan (minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU)


12 3 jari di atas sim sis
16 Pertengahan sim sis-pusat
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat – px
36 3 jari di bawah px
40 Pertengahan pusat - px
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Usia kehamilan 24 minggu, sehingga tinggi fundus uteri ibu adalah setinggi pusat.
 Jawaban: A

35. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Cara Mengatasi Mual Muntah
Kompetensi : Keterampilan Dasar Praktik Bidan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Konseling dan Pendidikan Kesehatan
Konsep Teori :
Cara mengatasi mual muntah menurut Ari Sulistyawati (2011) yaitu: hindari bau atau
faktor penyebab, makan biskuit kering atau roti sebelum bangun dari tempat tidur di pagi
hari, makan sedikit tapi sering, duduk tegak setiap selesai makan, menghindari makanan
berminyak, makan makanan kering diantara waktu makan, bangun tidur perlahan, minum
minuman berkarbonat, menghindari menggosok gigi setelah makan, istirahat sesuai
kebutuhan.

Penyelesaian:
Dari pilihan jawaban yang bukan merupakan cara mengatasi mual dan muntah yaitu
menggosok gigi setelah makan karena menstimulasi re eks gag.
 Jawaban: B

36. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Tanda-tanda Mola Hidatidosa
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Mola hidatidosa merupakan kehamilan yang secara genetik tidak normal, yang muncul
dalam bentuk kelainan plasenta. Villi plasenta menjadi massa berupa vesikel yang berasal
dari jaringan tipis pedikula, yang menggantung berkelompok, menyerupai rangkaian
anggur. Perkembangan jaringan plasenta abnormal yang pesat menyebabkan kadar hCG
menjadi sangat tinggi. Tanda dan gejala kehamilan mola adalah mual dan muntah yang
menetap, sering kali menjadi parah; perdarahan uterus yang terlihat pada minggu ke-12,
bercak darah atau perdarahan hebat mungkin terjadi, tetapi biasanya hanya berupa rabas
bercampur darah, cenderung berwarna merah daripada coklat, yang terjadi secara
intermiten atau terus menerus; ukuran uterus untuk usia kehamilan 9 terjadi kurang lebih
pada sepertiga kasus); sesak napas; ovarium biasanya nyeri tekan dan membesar; tidak
ada denyut jantung janin; tidak ada aktivitas janin;pada palpasi tidak ditemukan bagian-
bagian janin; hipertensi akibat kehamilan, preeklamsia atau eklamsia sebelum usia
kehamilan 24 minggu (Varney, 2007).

Penyelesaian:
Dari tanda-tanda yang dialami klien tersebut serta hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
klien tersebut mengalami kehamilan mola hidatidosa.
 Jawaban: B
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

37. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Penyebab Nyeri Punggung
Kompetensi : Promosi Kesehatan dan Konseling
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Konseling dan Pendidikan Kesehatan
Konsep Teori :
Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia
kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut
dan postur tubuhnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang
membesar (Varney, 2007).

Penyelesaian:
Berdasarkan keluhan yang dialami, perempuan tersebut mengalami ketidaknyamanan
nyeri punggung. Hal tersebut terjadi karena adanya pergeseran pusat gravitasi yang
disebabkan oleh pembesaran uterus.
 Jawaban: B

38. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Cara Mengatasi Nyeri Punggung
Kompetensi : Promosi Kesehatan dan Konseling
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Konseling dan Pendidikan Kesehatan
Konsep Teori :
Cara mengatasi nyeri punggung menurut Varney (2007) yaitu dengan postur tubuh yang
baik; mekanik tubuh yang baik saat mengangkat beban; hindari membungkuk berlebihan,
mengangkat beban, dan berjalan tanpa istirahat; ayunkan panggul/miringkan panggul;
gunakan sepatu tumit rendah; jika masalah bertambah parah penggunaan penyokong
abdomen eksternal dianjurkan; kompres hangat pada punggung; kompres es pada
punggung; pijatan/usapan pada punggung; kasur yang menyokong; posisikan badan
dengan menggunakan bantal sebagai pengganjal untuk meluruskan punggung dan
meringankan tarikan dan regangan.

Penyelesaian:
Untuk mengatasi keluhan nyeri punggung pada pasien tersebut maka yang paling tepat
adalah dengan menggunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung karena
semakin besar usia kehamilan maka tulang belakang akan semakin tertekan sehingga saat
diganjal dengan bantal akan terasa lebih nyaman.
 Jawaban: B

39. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Tanda Pasti Kehamilan
Kompetensi : Landasan Ilmiah dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Konsep Teori :
Menurut Elisabeth Walyani (2015) tanda-tanda kehamilan terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Tanda dugaan hamil
Berupa amenorea, mual dan muntah, ngidam, syncope (pingsan), kelelahan, payudara
tegang, sering miksi, konstipasi/obstipasi, pigmentasi kulit, epulis, varises.
2. Tanda kemungkinan hamil
Pembesaran perut, tanda hegar, tanda goodel, tanda chadwick, tanda piscaseck,
kontraksi braxton hicks, teraba ballotement, planotest positif.
3. Tanda pasti hamil
Gerakan janin dalam rahim denyut jantung janin, teraba bagian-bagian janin,
kerangka janin.

Penyelesaian:
Pada kasus tersebut tanda yang merupakan tanda kemungkinan hamil adalah pemeriksaan
plano test atau PP test dengan hasil positif.
 Jawaban: C

40. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Cara Mengatasi Keputihan pada Kehamilan
Kompetensi : Promosi Kesehatan dan Konseling
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Konseling dan Pendidikan Kesehatan
Konsep Teori :
Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah besar, dengan konsistensi kental atau cair,
yang dimulai pada trimester pertama. Upaya untuk mengatasi leukorea adalah dengan
memperhatikan kebersihan tubuh pada area tersebut dan mengganti panty berbahan katun
dengan sering. Wanita sebaiknya tidak melakukan douch atau menggunakan semprot
untuk menjaga kebersihan area genetalia.

Penyelesaian:
Untuk mengatasi keluhan yang dialami pasien, bidan dapat memberikan anjuran berupa
mengganti panty atau celana dalam lebih sering.
 Jawaban: A

41. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Perubahan Psikologi Kehamilan Trimester I
Kompetensi : Komunikasi Efektif
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Konseling dan Pendidikan Kesehatan
Konsep Teori :
Menurut Ari Sulistywati (2011) pada trimester I kehamilan ibu mengalami perubahan
psikologis berupa merasa kurang sehat dan kadang benci terhadap kehamilannya; muncul
penolakan, kekecewaan, kecemasan, kesedihan; mencari tanda-tanda apakah benar ia
hamil; mengalami penurunan libido.
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Dalam kondisi perubahan psikologis yang demikian maka bidan dianjurkan untuk
memberikan motivasi untuk membuat ibu lebih menerima kondisinya dan semangat
dalam menjalani kehamilannya.
 Jawaban: C

42. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Cara Menghitung TBJ
Kompetensi : Landasan Ilmiah dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Mengetahui tafsiran berat janin dapat menggunakan Mc. Donald dengan rumus:
(TFU dalam cm - n) x 155 gram
Bila kepala di atas atau kepala di spina ischiadica maka n = 12. Bila kepala berada di
bawah spina ischiadica n = 11 (Walyani, 2015).

Penyelesaian:
TFU 27 cm dan kepala belum masuk panggul (n = 12). Sehingga (27 - 12) x 155 = 2.325
gram
 Jawaban: B

43. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Tanda-tanda Polihidramnion
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Tanda dan gejala polihidramnion adalah sebagai berikut:
a. Pembesaran uterus, lingkar abdomen dan tinggi fundus uteri jauh melebihi ukuran
yang diperkirakan untuk usia kehamilan.
b. Dinding uterus yang tegang sehingga pada auskultasi bunyi detak jantung sulit atau
tidak terdengar dan pada palpasi bagian kecil dan besar tubuh janin sulit ditentukan.
c. Ada thrill pada cairan uterus.
d. Masalah-masalah mekanis. Apabila polihidramnion berat, akan timbul dispnea, edema
pada vulva dan ekstremitas bawah, nyeri tekan pada punggung, abdomen dan paha,
nyeri ulu hati, mual dan muntah.
e. Letak janin sering berubah (letak janin tidak stabil).
(Varney, 2007)

Penyelesaian:
Dari gejala yang dialami oleh perempuan tersebut, menunjukkan tanda dan gejala dari
polihidramnion.
 Jawaban: A
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

44. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Anjuran untuk Kehamilan dengan Penyakit Jantung
Kompetensi : Promosi Kesehatan dan Konseling
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Konseling dan Pendidikan Kesehatan
Konsep Teori :
Menurut Prawirohardjo (2010) klasifikasi penyakit jantung kelas I dan Il menurut New
York Hear Association (NYHA) dapat melalui kehamilannya dengan aman. Sehingga
dapat dilakukan perawatan dirumah dengan pemantauan yang baik selama gejala tidak
berkembang ke kelas III atau IV. Menurut Manuaba (2010) kehamilan dengan penyakit
jantung kelas I dan II masih dapat diperkenankan untuk persalinan pervaginam.

Penyelesaian:
Keluhan yang dialami oleh klien menunjukkan bahwa dirinya mengalami penyakit
jantung kelas II sehingga anjuran yang tepat oleh bidan kepada pasien adalah istirahat
cukup terlebih saat keluhan sering muncul, karena dengan beristirahat dapat meringankan
beban jantung, mengurangi aktivitas berlebih yang dapat meningkatkan beban kerja
jantung.
 Jawaban: D

45. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Waktu Kunjungan Ulang Kehamilan
Kompetensi : Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Konseling dan Pendidikan Kesehatan
Konsep Teori :
Tujuan dari kunjungan ulang kehamilan yaitu mendeteksi komplikasi dan mempersiapkan
kelahiran serta kegawatdaruratan dimana jadwal kunjungan ulang menurut Walyani
(2015) yaitu:
1. Usia kehamilan sampai 28 minggu, setiap 4 minggu.
2. Antara 28 36 minggu usia kehamilan, setiap 2 minggu.
3. Antara 36 minggu sampai kelahiran, setiap minggu.

Penyelesaian:
Usia kehamilan klien tersebut 37 minggu sehingga klien dianjurkan untuk melakukan
kunjungan ulang setiap 1 minggu.
 Jawaban: A

46. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Cara Mengatasi Sering Kencing
Kompetensi : Promosi Kesehatan dan Konseling
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Konseling dan Pendidikan Kesehatan
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Konsep Teori :
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering
miksi. Pada triwulan pertama disebabkan oleh desakan uterus ke kandung kemih
sedangkan pada triwulan ketiga karena janin mulai masuk rongga panggul dan menekan
kembali kandung kemih (Walyani, 2015). Cara mengatasinya menurut Sulistyawati
(2011) yaitu dengan kosongkan saat ada dorongan untuk kencing, perbanyak minum pada
siang hari, batasi minum kopi, teh, dan soda.

Penyelesaian:
Untuk mengatasinya dapat diterapkan dengan teori yang ada yaitu batasi minum kopi, teh
dan soda yang merupakan minuman deuresis dimana minuman deuresis dapat
meningkatakan produksi urine dan membuat ibu makin sering ingin berkemih.
 Jawaban: D

47. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Kontraksi Palsu
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Braxton hicks merupakan perubahan keseimbangan antara estrogen progesteron dan
oksitosin hipo sis dapat menimbulkan kontraksi otot uterus (Manuaba, 2012).

Penyelesaian:
Kenceng yang dirasakan ibu merupakan kontraksi palsu atau kontraksi braxton hicks
yang terjadi karena perubahan keseimbangan antara estrogen progesteron dan oksitosin
hipofisis dapat menimbulkan kontraksi otot uterus dan bukan merupakan tanda
persalinan.
 Jawaban: B

48. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Cara Mengatasi Varises
Kompetensi : Promosi Kesehatan dan Konseling
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Konseling dan Pendidikan Kesehatan
Konsep Teori :
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh darah terutama
bagi wanita bakat. Untuk mengatasinya menurut Sulistyawati (2011) bahwa varises dapat
diatasi dengan meninggikan kaki saat berbaring, jaga agar kaki tidak bersilangan,
menghindari berdiri atau duduk terlalu lama, senam.

Penyelesaian:
Cara untuk mengatasi varises salah satunya menghindari berdiri atau duduk terlalu lama.
 Jawaban: D
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

49. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Menentukan Usia Kehamilan Berdasarkan TFU
Kompetensi : Keterampilan Dasar dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :

Usia Kehamilan (minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU)


12 3 jari di atas sim sis
16 Pertengahan sim sis-pusat
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat – px
36 3 jari di bawah px
40 Pertengahan pusat - px
(Sulistyawati, 2011)

Penyelesaian:
Pada kasus diketahui bahwa TFU setinggi pusat, berarti usia kehamilan ibu 24 minggu.
 Jawaban: C

50. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Penanganan Pre Eklamsi oleh Bidan
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Perencanaan
Konsep Teori :
Ketika Diagnosis pre eklamsia ditegakkan atau ada dugaan kuat pre eklamsia konsul
dokter dibutuhkan. Persalinan merupakan satu-satunya jalan keluar untuk mengatasi pre
eklamsia. Hal terbaik yang dapat dilakukan bidan adalah memfasilitasi persalinan. Akan
tetapi, usia kehamilan yang belum cukup ini akan membawa risiko yang mengancam
kehidupan janin. Oleh karena itu, upayakan penatalaksanaan pre eklamsia yang
mengutamakan keselamatan ibu dan janin. Apabila persalinan akan menimbulkan efek
buruk pada janin, tindakan harus ditujukan pada upaya meningkatkan kondisi ibu
sehingga memungkinkan janin menjadi matang. Evaluasi kesejahteraan janin dilakukan
melalui pengkajian pertumbuhan janin melalui pemeriksaan ultrasonogra . Apabila pre
eklamsia yang dialami ringan dan muncul dalam kondisi yang tidak terlalu
mengkhawatirkan, ia dapat dirawat di rumah (Varney, 2007)

Penyelesaian:
Tanda-tanda yang dialami oleh ibu merupakan tanda adanya preeklamsia dalam
kehamilan. Karena kasus ini ditemukan di Bidan Praktik Mandiri, maka seorang bidan
harus melakukan rujukan ke rumah sakit agar ibu hamil mendapatkan penanganan yang
sesuai oleh tenaga kesehatan yang lebih kompeten yaitu dokter. Selain itu kesejahteraan
janin mampu dipantau dengan USG. Pemberian terapi bisa dilakukan di rumah sakit serta
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

pengambilan keputusan apakah kehamilan sudah cukup bulan untuk diakhiri atau
dipertahankan hingga cukup bulan.
 Jawaban: A

51. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Mengatasi Mual Muntah
Kompetensi : Promosi Kesehatan dan Konseling
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Konseling dan Pendidikan Kesehatan
Konsep Teori :
Cara mengatasi mual muntah menurut Ari Sulistyawati (2011) yaitu; hindari bau atau
faktor penyebab, makan biskuit kering atau roti sebelum bangun dari tempat tidur di pagi
hari, makan sedikit tapi sering, duduk tegak setiap selesai makan, menghindari makanan
berminyak, makan makanan kering di antara waktu makan, bangun tidur perlahan, minum
minuman berkarbonat, menghindari menggosok gigi setelah makan, istirahat sesuai
kebutuhan.

Penyelesaian:
Cara mengatasi mual muntah salah satunya yaitu dengan makan sedikit tapi sering.
 Jawaban: C

52. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Pemeriksaan Penunjang
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Gambaran klinis preeklampsia dapat berupa kenaikan berat badan diikuti edema kaki atau
tangan, peningkatan tekanan darah, dan terakhir terjadi proteinuria (Manuaba, 2010).
Klasifikasi preeklamsia yaitu preeklamsia ringan TD sistolik 140 atau kenaikan 30
mmHg, TD diastolik 90 atau kenaikan 15 mmHg, kenaikan BB 1 kg atau lebih dalam
seminggu, proteinuria (+1 sampai +2). Preeklampsia berat bila TD 160/110 mmHg,
oliguria (urine <400cc/24 jam), proteinurine lebih dari 3g/liter.

Penyelesaian:
Dari keluhan yang ada maka menunjukkan adanya tanda-tanda preeklampsia ringan pada
ibu, sehingga untuk menegakan Diagnosis pasti diperlukan pemeriksaan proteinurine,
karena pada kasus preeklampsia permeabilitas pembuluh darah terhadap protein
meningkat.
 Jawaban: B

53. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Asuhan Kehamilan 28 Minggu
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Perencanaan
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Konsep Teori :
Pada usia kehamilan 28 36 minggu informasi yang perlu diberikan adalah hasil
pemeriksaan kesejahteraan janin dalam kandungan, salah satunya adalah janin tunggal
atau ganda. Informasi tersebut akan mengurangi beberapa kekhawatiran yang dirasakan
oleh ibu dan keluarga (Sulistyawati, 2011).

Penyelesaian:
Sehingga asuhan yang perlu diberikan oleh bidan pada usia pasien dengan usia 28 minggu
pada kasus adalah menyampaikan mengenai kesejahteraan janin.
 Jawaban: A

54. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Fokus Asuhan Kebidanan TM II
Kompetensi : Keterampilan Dasar dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Perencanaan
Konsep Teori :
Menurut Sulistyawati (2011) informasi yang diberikan ketika memberikan asuhan
kebidanan TM II adalah mengenai gejala preeklamsi ringan dikarenakan pada TM II
pasien sudah dianggap cukup paham dengan informasi yang harus diketahui pada TM l
berupa deteksi masalah, (TT dan anemia), persiapan persalinan dan komplikasi, perilaku
sehat (gizi, senam, kebersihan, istirahat).

Penyelesaian:
Sehingga fokus pemeriksaan yang dilakukan bidan adalah pengenalan gejala preeklamsia
ringan.
 Jawaban: C

55. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Perubahan Psikologis TM III
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Menurut Sulistyawati (2011) perubahan psikologis pada TM I berupa:
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci kehamilannya.
b. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang
ibu berharap dirinya tidak hamil saja.
c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil untuk meyakinkan
dirinya.
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan
saksama.
e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang
mungkin akan diberitahunya kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakan.
f. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi
kebanyakan akan mengalami penurunan.
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Berdasarkan teori diatas maka salah satu perubahan psikologis yang dapat dirasakan ibu
adalah kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan
kadang ibu berharap dirinya tidak hamil saja.
 Jawaban: D

56. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Perubahan Psikologis Trimester III
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Menurut Sulistyawati (2011) perubahan psikologis pada trimester III berupa :
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir
akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahrikan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
f. Merasa kehilangan perhatian.
g. Perasaan mudah terluka (sensitif).
h. Libido menurun.

Penyelesaian:
Berdasarkan teori diatas maka salah satu perubahan psikologis trimester III yang dapat
dirasakan ibu adalah khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
 Jawaban: B

57. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Cara Mengatasi Kram Kaki
Kompetensi : Promosi Kesehatan dan Konseling
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Konseling dan Pendidikan Kesehatan
Konsep Teori :
Cara mengatasi kram kaki:
a. Minta wanita meluruskan kaki yang kram dan menekan tumitnya.
b. Dorong wanita untuk melakukan latihan umum dan memiliki kebiasaan
mempertahankan mekanisme tubuh yang baik guna meningkatkan sirkulasi darah.
c. Anjurkan elevasi kaki secara teratur sepanjang hari.
d. d. Anjurkan diet menggunakan kalsium dan pospor.
(Varney, 2007)
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Cara untuk mengatasi kram kaki salah satunya yaitu dengan meluruskan kaki dan
menekan tumitnya
 Jawaban: A

58. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Mengatasi Sering Lelah
Kompetensi : Promosi Kesehatan dan Konseling
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Konseling dan Pendidikan Kesehatan
Konsep Teori :
Sering lelah pada trimester pertama, akibat penurunan kecepatan basal metabolisme pada
kehamilan, yang akan meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas
metabolisme hasil konsepsi (Walyani, 2015).

Penyelesaian:
Dalam Sulistyawati (2011) dijelaskan bahwa untuk mengatasi kelelahan pada
kehamilan/fatigue yaitu dengan menjelaskan kepada ibu bahwa ini adalah kondisi yang
normal, mendorong ibu untuk sering beristirahat, hindari istirahat yang berlebihan.
 Jawaban: D

59. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Fokus Asuhan Kebidanan TM I
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Perencanaan
Konsep Teori :
Indikasi pemeriksaan USG pada kehamilan trimester I (Saifuddin, 2010): penentuan
adanya kehamilan intrauterin, penentuan adanya denyut jantung mudigah atau janin,
penentuan usia kehamilan, penentuan kehamilan kembar, perdarahan pervaginam, terduga
kehamilan ektopik, terdapat nyeri pelvik, terduga kehamilan mola, terduga adanya tumor
pelvik atau kelainan uterus, dan membantu tindakan invasive, seperti pengambilan sampel
jaringan vili koriales, pengangkatan IUD.

Penyelesaian:
Pada kehamilan TM I informasi yang diberikan ketika melakukan asuhan menurut
Sulistyawati (2011) adalah menjalin hubungan saling percaya, deteksi masalah, (TT dan
anemia), persiapan persalinan dan komplikasi, perilaku sehat (gizi, senam, kebersihan,
istirahat).
 Jawaban: A

60. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Pemeriksaan Hb
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Perencanaan
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Konsep Teori :
Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali dan menjelang
persalinan. Pemeriksaan ini bertujuan mendeteksi secara dini apakah ibu anemia
(Walyani, 2015). Menurut Hani (2010) bahwa kadar hemoglobin normal adalah 10,5
14,0, di bawah 10,5 merupakan tanda anemia.

Penyelesaian:
Pada kunjungan awal, bidan sudah melakukan pemeriksaan Hb pada ibu, sehingga
pemeriksaan selanjutnya yaitu menjelang persalinan atau pada trimester ketiga.
 Jawaban: B

61. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Ibu Hamil Primigravida Trimester I dengan Mual
Muntah
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Konseling
Konsep Teori :
Kebutuhan psikologi pada ibu hamil meliputi:
1. Support mental
Memberikan dukungan berbentuk perhatian, pengertian, kasih sayang pada wanita
dari ibu, terutama dari suami, anak apabila sudah punya anak dan keluarga lainnya
serta kerabat-kerabat.
2. Support tenaga kesehatan
Memberikan pendidikan, pengetahuan dari awal kehamilan sampai akhir kehamilan
yang berbentuk konseling, penyuluhan dan pelayanan-pelayanan kesehatan lainnya.
3. Rasa aman
Situasi atau kejadian dimana pasien atau wanita hamil, mendapatkan hak
reproduksinya untuk kebulatan tekad, melengkapi informasi, aktif berpartisipasi.
4. Kenyamanan
Keadaan wanita setelah bebas dari ketidaknyamanan pada kehamilan atau
menurunkan masalahnya.
5. Persiapan menjadi orang tua
Menghadiri atau mendapatkan pendidikan yang penting selama kehamilan tentang
bagaimana menghadapi ketidaknyamanan dan mempersiapkan diri untuk menyusui,
perawatan bayi dan lainnya.
6. Persiapan sibling
Persiapan dimana wanita telah mempunyai anak pertama atau kehamilan
primigravida.
(Megasari, Miratu, dkk, 2014)
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Pada kasus disebutkan bahwa seorang perempuan datang ke Bidan Praktik Mandiri
dinyatakan hamil pertama atau primigravida dan mengalami keluhan mual muntah.
Menurut konsep teori kebutuhan psikologi pada ibu hamil pemberian support tenaga
kesehatan meliputi memberikan pendidikan, pengetahuan dari awal kehamilan sampai
akhir kehamilan yang berbentuk konseling, penyuluhan dan pelayanan-pelayanan
kesehatan lainnya sangat dibutuhkan oleh ibu primigravida yang sedang mengalami
keluhan-keluhan saat hamil.
 Jawaban: D

62. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Kehamilan dengan Anemia
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Deteksi Dini Komplikasi
Konsep Teori :
Anemia adalah keadaan dimana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi
hemoglobin menurun sehingga menyebabkan penurunan oksigen dari paru ke jaringan
perifer. Komplikasi yang dapat terjadi adalah kelahiran premature, BBLR, bahkan
kematian perinatal (Taber, 2012).

Penyelesaian:
Pada kasus disebutkan bahwa ada perempuan sedang hamil 37 minggu dengan anemia.
Hal ini dapat menyebabkan komplikasi berupa kelahiran premature, BBLR, bahkan
kematian perinatal.
 Jawaban: B

63. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Susah BAB
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III salah satunya adalah konstipasi. Menurut
Varney (2007) berikut adalah penanganan konstipasi:
1. Asupan cairan yang adekuat.
2. Istirahat cukup.
3. Minum air hangat saat bangun tidur untuk merangsang peristaltik.
4. Makan makanan berserat.
5. Mengatur pola defekasi.

Penyelesaian:
Pada kasus terdapat ibu hamil yang sedang periksa di BPM dengan keluhan susah BAB.
Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil bahwa usia kehamilan pasien 30 minggu
dan sudah memasuki trimester III.
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Menurut Varney (2007), sudah disebutkan bahwa ada beberapa cara untuk mengatasi
konstipasi, salah satunya adalah makan makanan yang berserat.
 Jawaban: B

64. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Pembukaan Serviks
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
Kontraksi uterus menyebabkan adanya tekanan hidrostatik ke seluruh selaput ketuban
terhadap serviks dan segmen bawah uterus yang menyebabkan terjadinya pendataran dan
dilatasi serviks (Saifuddin, 2010).

Penyelesaian:
Dalam kasus ibu mengalami kenceng-kenceng setelah dilakukan pemeriksaan dalam
serviks membuka 2 cm. Dalam konsep teori, pendataran dan dilatasi serviks disebabkan
karena adanya kontraksi uterus.
 Jawaban: C

65. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Inpartu Fase Aktif dengan Pembukaan 4 cm
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Pada saat persalinan akan dibagi menjadi 3 fase yaitu fase akselerasi, fase dilatasi
maksimal, dan fase deselerasi. Fase akselerasi yaitu fase yang dalam waktu 2 jam serviks
akan mengalami pembukaan 3 cm sampai 4 cm. Fase dilatasi maksimal yaitu fase dimana
serviks akan mengalami pembukaan secara cepat, yaitu selama 2 jam akan membuka dari
4 cm menjadi 9 cm. Fase deselerasi yaitu fase dimana serviks akan mengalami
pembukaan yang melambat kembali, dalam 2 jam akan terjadi pembukaan dari 9 cm
menjadi pembukaan lengkap (10 cm). Pada fase dilatasi maksimal akan terjadi
pembukaan dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam pada perempuan nulipara atau
primigravida dan 1 cm atau lebih pada perempuan multigravida (Sulistyawati, 2012).

Penyelesaian:
Pada kasus seorang perempuan datang ke BPM pada pukul 14.00 WIB dan telah
dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil pembukaan serviks 4 cm. Sesuai dengan
konsep teori apabila sudah terjadi fase dilatasi maksimal akan terjadi pembukaan dengan
kecepatan 1 cm per jam, sehingga maksimal pembukaan serviks akan lengkap yaitu 6 jam
kemudian pada pukul 20.00 WIB.
 Jawaban: B
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

66. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Bidan Menjelaskan Hasil Pemeriksaan dan
Mengarahkan Ibu Cara Meneran yang Baik
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Menurut JNPK-KR, 2008 ada lima benang merah yang penting dan terkait dengan asuhan
persalinan yang bersih dan aman, salah satunya yaitu asuhan sayang ibu. Berikut asuhan
sayang ibu pada persalinan:
1. Hargai ibu sesuai martabatnya.
2. Menjelaskan asuhan persalinan sebelum memulai asuhan.
3. Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.
4. Menganjurkan ibu bertanya dan membicarakan kekhawatirannya.
5. Mendengarkan dan menanggapi rasa kekhawatiran ibu.
6. Memberikan dukungan kepada ibu dan keluarganya.
7. Menganjurkan ibu untuk ditemani suami atau keluarganya selama proses persalinan.
8. Menghargai privasi ibu.
9. Menganjurkan ibu memilih posisi yang nyaman.
10. Menganjurkan ibu untuk makan atau minum.

Penyelesaian:
Dalam kasus bidan bidan menjelaskan hasil pemeriksaan dan mengarahkan ibu cara
meneran yang baik serta mempersilakan ibu memilih pendamping serta posisi yang
nyaman. Hal ini merupakan asuhan sayang ibu pada saat proses persalinan.
 Jawaban: D

67. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Persalinan Fisiologis
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
serviks (serviks akan membuka atau menipis) dan akan berakhir dengan lahirnya plasenta
secara lengkap (Saifuddin, 2009).

Penyelesaian:
Pada kasus di atas seorang perempuan telah mengeluarkan lendir bercampur darah serta
merasakan kenceng-kenceng secara teratur. Setelah dilakukan pemeriksaan dalam
diketahui bahwa telah terjadi pembukaan 3 cm. Sehingga dalam kasus tersebut sudah
terjadi inpartu.
 Jawaban: E
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

68. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Persalinan Fisiologis
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Diagnosis kebidanan pada persalinan yaitu:
Ibu umur 20 30 tahun, G4P3A0, UK 36 40 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterin, puka/
puki, presentasi kepala, inpartu kala I fase laten/aktif, fisiologis.

Penyelesaian:
Kasus yang dialami di atas menunjukkan bahwa terjadi pembukaan 3 cm, sehingga dalam
Diagnosis kebidanan diberi penjelasan bahwa sudah memasuki inpartu kala I fase laten.
 Jawaban: B

69. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Inpartu Pembukaan 9 cm
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Fisiologi Persalinan
Konsep Teori :
Fase aktif dibagi menjadi 3 bagian yaitu fase akselerası, fase dilatası maksimal, dan fase
deselerasi. Fase akselerasi yaitu fase yang dalam waktu 2 jam serviks akan mengalami
pembukaan 3 cm sampai 4 cm. Fase dilatasi maksimal yaitu fase dimana serviks akan
mengalami pembukaan secara cepat, yaitu selama 2 jam akan membuka dari 4 cm
menjadi 9 cm. Fase deselerasi yaitu fase dimana serviks akan mengalami pembukaan
yang melambat kembali, dalam 2 jam akan terjadi pembukaan dari 9 cm menjadi
pembukaan lengkap (10 cm). Pembukaan lengkap ini berarti bibir serviks dalam keadaan
tak teraba dan diameter lubang serviks adalah 10 cm (Sulistyawati, 2012).

Penyelesaian:
Kasus yang dialami di atas menunjukkan bahwa terjadi pembukaan 9 cm, sehingga dalam
Diagnosis kebidanan diberi penjelasan bahwa sudah memasuki inpartu kala I fase aktif
deselerasi.
 Jawaban: A

70. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Persalinan Fisiologis
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Bidang-bidang Hodge ini dipelajari untuk menentukan sampai di manakah bagian
terendah janin turun dalam panggul dalam persalinan.
1. Bidang Hodge I: ialah bidang datar yang melalui bagian atas sim sis dan
promontorium. Bidang ini dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul.
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

2. Bidang Hodge II: ialah bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I terletak setinggi
bagian bawah sim sis.
3. Bidang Hodge III: ialah bidang yang sejajar dengan bidang Hodge l dan II terletak
setinggi spina iskiadika kanan dan kiri. Pada rujukan lain, bidang Hodge III ini
disebut juga bidang O. Kepala yang berada di atas 1 cm disebut ( 1) atau sebaliknya.
4. Bidang Hodge IV: ialah bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I, II,III, terletak
setinggi os koksigis
(Saifuddin, 2009).

Penyelesaian:
Pada kasus didapatkan hasil pemeriksaan berupa penurunan kepala janin sudah berada di
hodge III, sesuai dengan teori menurut Saifuddin, 2009 didapatkan bahwa bidang hodge
terbagi menjadi 4 bagian yaitu Hodge I, Hodge II, Hodge III dan Hodge IV. Letak hodge
Il yaitu berada pada bidang yang sejajar dengan Bidang Hodge I atau sejajar pintu atas
panggul dan terletak setinggi bagian bawah sim sis.
 Jawaban: B

71. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Sutura
Terpisah
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
Menurut JNPK-KR (2008) pada partograf terdapat cara penulisan molase dengan
menggunakan lambang angka. Berikut cara penulisannya:
0: sutura terpisah
1: sutura bersesuaian atau merapat (pertemuan dua tulang tengkorak)
2: sutura tumpang tindih tapi dapat diperbaiki
3: sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki

Penyelesaian:
Pada kasus di atas setelah dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan bahwa sutura
terpisah, sehingga simbol yang diberikan pada partograf yaitu "0".
 Jawaban: E

72. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Ibu dengan Inpartu Kala I Fase Aktif dengan
Penurunan His
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Konseling dan Pendidikan Kesehatan
Konsep Teori :
Pemberian cairan dan nutrisi selama proses persalinan akan memberikan lebih banyak
energi dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi dapat membuat kontraksi menjadi tidak teratur
dan kurang efektif (JNPK-KR, 2008).
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Pada kasus pasien sudah memasuki kala I fase aktif namun terjadi penurunan his. Pasien
juga mengatakan merasa lemas. Hal ini dikarenakan pada proses persalinan, energi akan
berkurang sehingga kebutuhan ibu pada kasus ini adalah asupan nutrisi dan cairan.
 Jawaban: B

73. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Ibu Inpartu Kala Pembukaan Lengkap, KK Utuh
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Penegakkan Diagnosis
Konsep Teori :
Menurut JNPK-KR (2008) apabila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah
lengkap maka perlu dilakukan amniotomi.

Penyelesaian:
Pada kasus didapatkan hasil pemeriksaan yaitu pembukaan sudah lengkap, namun kulit
ketuban masih utuh. Tindakan yang tepat untuk kasus di atas yaitu amniotomi.
 Jawaban: A

74. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Ibu dengan Partus Presipitatus yang
Menyebabkan Perdarahan
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
Salah satu kelainan pada kontraksi adalah tetani uteri yang menyebabkan terjadinya
partus presipitatus yaitu persalinan yang berlangsung kurang dari 3 jam. Akibat yang
mungkin terjadi yaitu terjadi trauma janin, trauma jalan lahir, dan as ksia intrauterin
bahkan kematian janin (Manuaba, 2010).

Penyelesaian:
Dalam kasus disebutkan bahwa ibu menjalani proses persalinan selama 2 jam sedangkan
keadaan lainnya dalam batas normal sehingga dapat disimpulkan bahwa perdarahan yang
dialami ibu disebabkan persalinan presipitatus.
 Jawaban: D

75. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Serotinus
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Serotinus atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42
minggu yang disebabkan adanya gangguan terhadap timbulnya persalinan (Saifuddin,
2010).
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Di dalam kasus sudah disebutkan bahwa ibu hamil 42 minggu namun belum mengalami
tanda-tanda persalinan sehingga diagnosis yang tepat pada kasus tersebut adalah
serotinus.
 Jawaban: E

76. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Persalinan Patologis
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
Penyebab terjadinya prolaps tali pusat adalah:
1. Pecah ketuban dan presentasi bokong, presentasi campuran, presentasi lintang, janin
kecil atau kurang dari 2.000 gram, kehamilan kembar, prematuritas dan tali pusat
sangat panjang.
2. Amniotomi jika kepala belum masuk PAP.
3. Pemeriksaan dalam yang menyebabkan pecah ketuban yang tidak disengaja saat
kepala belum masuk PAP.
4. Ketuban pecah spontan saat kepala belum masuk PAP.
(Varney, 2008)

Penyelesaian:
Dalam kasus di atas disebutkan bahwa ketuban sudah pecah 5 jam yang lalu sedangkan
kepala masih berada di Hodge II sehingga faktor predisposisi yang menyebabkan
terjadinya prolaps tali pusat adalah pecahnya ketuban secara spontan.
 Jawaban: A

77. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Kandung
Kemih Penuh
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Kandung kemih yang penuh berpotensi untuk:
1. Memperlambat turunnya janin dan mengganggu kemajuan persalinan.
2. Menyebabkan ibu tidak nyaman.
3. Meningkatkan risiko perdarahan pascapersalinan yang disebabkan atonia uteri.
4. Mengganggu penatalaksanaan distosia bahu.
5. Meningkatkan risiko infeksi saluran kemih pascapersalinan.
Anjurkan ibu untuk berkemih sendiri merupakan asuhan sayang ibu selama persalinan,
(JNPK-KR, 2008).
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Pada kasus disebutkan bahwa kandung kemih ibu penuh sehingga menurut asuhan sayang
ibu, bidan seharusnya menganjurkan ibu ke kamar mandi untuk berkemih sendiri.
 Jawaban: A

78. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Ibu Inpartu Kala II Setelah Dilakukan
Pemeriksaan dalam Teraba Dagu
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Presentasi muka adalah presentasi longitudinal dari janin dimana kepala menjadi ekstensi
sehingga muka menjadi bagian paling bawah. Dagu atau mentum adalah titik petunjuk
pada muka yang menunjukkan posisi janin dalam pelvis ibu (Taber, 2012).

Penyelesaian:
Pada kasus di atas disebutkan bahwa terdapat seorang perempuan datang ke rumah sakit
untuk melahirkan, setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil pemeriksaan VT
pembukaan serviks lengkap, teraba dagu kanan depan, penurunan Hodge III. Sesuai
dengan konsep teori apabila terjadi presentasi muka pada pemeriksaan dalam dapat diraba
dagu. Sehingga sesuai kasus diatas diagnosis yang tepat adalah presentasi muka.
 Jawaban: C

79. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Ibu Inpartu Kala IV dengan Laserasi pada Kulit,
dan Otot Perineum
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi saat kepala dan bahu dilahirkan.
Kejadian laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan secara cepat dan tidak terkendali.
Laserasi perineum terbagi menjadi beberapa bagian:
1. Laserasi derajat I, yaitu laserasi pada mukosa vagina, komisura posterior dan kulit
perineum.
2. Laserasi derajat II, yaitu laserasi pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum dan otot perineum.
3. Laserasi derajat III, yaitu laserasi pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum.otot perineum dan otots ngter ani.
4. Laserasi derajat IV, yaitu laserasi pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum, otot perineum, otot s ngter ani dan dinding depan rektum.
(JNPK-KR, 2008)
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Dalam kasus disebutkan bahwa pasien mengalami robekan pada kulit, dan otot perineum,
sesuai dengan konsep teori kasus tersebut sesuai dengan laserasi derajat 2. Sehingga
diagnosis pada kasus tersebut adalah laserasi derajat II.
 Jawaban: B

80. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Ibu Inpartu Kala IV dengan Laserasi pada Kulit, dan
Otot Perineum
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi saat kepala dan bahu dilahirkan.
Kejadian laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan secara cepat dan tidak terkendali.
Laserasi perineum terbagi menjadi beberapa bagian:
1. Laserasi derajat l: yaitu laserasi pada mukosa vagina, komisura posterior dan kulit
perineum. Pada laserasi derajat I tidak perlu adanya penjahitan dan aposisi luka yang
baik.
2. Laserasi derajat II: yaitu laserasi pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum dan otot perineum. Pada laserasi derajat II dilakukan penjahitan
menggunakan teknik penjahitan jelujur maupun satu-satu.
3. Laserasi derajat III: yaitu laserasi pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum,otot perineum dan otots ngter ani. Pada laserasi derajat III penolong APN
tidak dibekali keterampilan untuk reparasi laserasi perineum derajat tiga maupun
empat. Sehingga apabila terjadi laserasi derajat tiga atau empat harus segera dirujuk
ke fasilitas rujukan atau rumah sakit.
4. Laserasi derajat IV: yaitu laserasi pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum, otot perineum, otot s ngter ani dan dinding depan rektum. Pada laserasi
derajat IV penolong APN tidak dibekali Keterampilan untuk reparasi laserasi
perineum derajat tiga maupun empat. Sehingga apabila terjadi laserasi derajat tiga
atau empat harus segera dirujuk ke fasilitas rujukan atau rumah sakit.

Penyelesaian:
Pada kasus pasien mengalami laserasi derajat II, menurut konsep teori pada laserasi
derajat Il dilakukan penjahitan menggunakan teknik penjahitan jelujur maupun satu-satu.
 Jawaban: B

81. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Preeklamsia
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Konsep Teori :
1. Preeklamsi sedang: ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik 30 mmHg
atau diastolic 15 mmHg, proteinuria +2.
2. Preeklamsi berat: ditandai dengan tekanan darah 160/100 atau lebih, albumin +3 atau
+4, edema umum di daerah ekstremitas.
3. Eklamsi: mungkin diperberat oleh nyeri epigastrik dan peningkatan suhu diikuti
dengan kejang grand mal. Kejang tersebut ditandai dengan fase tonik selama terjadi
kontraksi otot, pinggang, lengan dan tungkai kaku, pernapasan menghilang dan pasien
menjadi sianosi.
(EGC, 1995)

Penyelesaian:
Pada kasus disebutkan setelah melahirkan ibu mengeluhkan pusing dan penglihatannya
kurang jelas, setelah dilakukan pemeriksaan TD: 160/100 mmHg serta protein urin +3.
Selama kehamilan ibu mengalami peningkatan tekanan darah pada usia kehamilan 8
bulan. Menurut konsep teori Preeklamsi berat ditandai dengan tekanan darah 160/100
atau lebih, albumin +3 atau +4, edema umum di daerah ekstremitas. Sehingga Diagnosis
pada kasus di atas adalah preeklamsi berat.
 Jawaban: E

82. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Manajemen Aktif Kala III
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi Kala III
Konsep Teori :
Manajemen aktif kala III (MAK III) bertujuan untuk menghasilkan kontraksi uterus lebih
efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi
kehilangan darah kala tiga persalinan jika dibandingkan dengan penatalaksanaan
fisiologis. Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama:
1. Pemberian suntikan oksitosin
2. Penegangan tali pusat terkendali
3. Rangsangan taktil (massase) fundus uteri
(JNPK-KR, 2008)

Penyelesaian:
Dalam kasus disebutkan bahwa ibu baru saja melahirkan 1 menit yang lalu. Sesuai
dengan teori manajemen aktif kala Il maka yang dilakukan bidan adalah menyuntikkan
oksitosin untuk merangsang kontraksi.
 Jawaban: D

83. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Retensio Plasenta
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Konsep Teori :
Jika setelah 15 menit melakukan PTT dan dorongan dorsokranial, plasenta belum juga
lahir maka ulangi pemberian oksitosin 10 IU IM, tunggu kontraksi yang kuat kemudian
ulangi PTT dan dorongan dorsokranial hingga plasenta dapat dilahirkan (JNPK-KR,
2008).

Penyelesaian:
Dalam kasus disebutkan bahwa 10 menit setelah pemberian oksitosin kedua uterus teraba
keras sehingga penatalaksanaan selanjutnya adalah mengulangi PTT.
 Jawaban: A

84. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Persalinan Patologis
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Prolaps tali pusat adalah keadaan dimana tali pusat dapat diraba pada pemeriksaan vagina
(Taber, 2012). Menurut Saifuddin (2010) prolaps tali pusat dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Tali pusat terkemuka, bila tali pusat berada di bawah bagian terendah janin dan
ketuban masih intak atau utuh.
2. Tali pusat menumbung, bila tali pusat keluar melalui ketuban yang sudah pecah, ke
serviks, turun ke vagina.
3. Occult prolapsed, tali pusat berada di samping bagian terendah janin turun ke vagina.
Tali pusat dapat teraba atau tidak, ketuban dapat pecah atau tidak.

Penyelesaian:
Di dalam kasus tersebut disebutkan bahwa seorang perempuan datang ke BPM dengan
keluhan kenceng-kenceng. Setelah dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan
5, KK utuh, dan teraba pulsasi di bawah bagian terendah janin. Diagnosis yang tepat
adalah tali pusat terkemuka yaitu tali pusat berada di bawah bagian terendah janin dan
ketuban masih intak atau utuh.
 Jawaban: D

85. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Ibu Primigravida Inpartu Kala II, Telah Dipimpin
Mengejan Selama 2 Jam
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Kala Il pada ibu primigravida dibatasi 2 jam. Persalinan lama ini berdampak untuk ibu
yaitu infeksi intrapartum, rupture uteri, cincin retraksi patologis, pembentukan stula,
cedera otot-otot dasar panggul dan untuk janin yaitu kaput sucsedanum, molase kepala
janin (Saifuddin, 2010).
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Pada kasus disebutkan bahwa seorang wanita primigravida telah dipimpin mengejan
selama 2 jam dan kepala belum juga lahir. Diagnosis yang tepat adalah persalinan lama
yang dapat menimbulkan salah satu komplikasi yaitu adanya kaput sucsedanum.
 Jawaban: D

86. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Ibu Inpartu Kala III, 15 Detik Setelah Massase
Fundus Uteri Kontraksi Lembek
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Atonia uteri adalah keadaan dimana uterus tidak berkontraksi 15 detik setelah dilakukan
massase fundus uteri (JNPK-KR, 2008).

Penyelesaian:
Dalam kasus disebutkan bahwa setelah dilakukan massase selama 15 detik, kontraksi
uterus lembek sehingga diagnosis yang tepat pada kasus di atas adalah atonia uteri.
 Jawaban: B

87. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Ibu Inpartu Kala III dengan Retensio Plasenta
Kompetensi : Keterammpilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Bila plasenta tidak lahir dalam 15 menit sesudah bayi lahir, ulangi penatalaksanaan aktif
persalinan kala III dengan memberikan oksitosin 10 IU IM dan teruskan penegangan tali
pusat terkendali dengan hati-hati. Teruskan melakukan penatalaksanaan aktif persalinan
kala Ill 15 menit atau lebih, dan jika plasenta masih belum lahir, lakukan penegangan tali
pusat terkendali untuk terakhir kalinya. Jika plasenta masih tetap belum lahir dan ibu
tidak mengalami perdarahan hebat rujuk segera ke rumah sakit terdekat (JNPK-KR,
2008).

Penyelesaian:
Dalam kasus disebutkan bahwa ada seorang perempuan telah melahirkan anak ketiganya.
Setelah 15 menit dilakukan penyuntikan oksitosin kedua, plasenta belum juga lahir dan
tidak terdapat perdarahan sehingga sesuai dengan teori maka dilakukan rujukan segera ke
rumah sakit.
 Jawaban: C

88. Stase : Nifas


Kunci Masalah : Nifas Fisiologis
Kompetensi : Pengembangan Diri dan Profesionalisme
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Konsep Teori :
Ruang lingkup praktik perawatan kesehatan masyarakat, meliputi upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan
(kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan
kembali baik individu, keluarga dan kelompok-kelompok masyarakat ke lingkungan
sosial dan masyarakatnya (resosialitatif)
(EGC,1998).

Penyelesaian:
Kasus tersebut menyebutkan bahwa bidan melakukan konseling mengenai tanda bahaya
pada masa nifas, cara perawatan bayi sehari-hari, dan teknik menyusui yang benar. Pada
kasus bidan melakukan usaha untuk meningkatkan pengetahuan ibu agar dapat merawat
bayinya dengan benar. Sehingga upaya yang dilakukan bidan tersebut adalah upaya
promotif atau upaya peningkatan kesehatan.
 Jawaban: B

89. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Atonia Uteri
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Atonia uteri adalah kegagalan uterus berkontraksi dengan baik yang disebabkan oleh
partus lama, overdistensi uterus, multiparitas, presipitatus, plasenta previa, abruption
plasenta, dan faktor lainnya (Marmi, 2011).

Penyelesaian:
Didapatkan hasil bahwa bayi telah lahir spontan di rumah sakit dengan berat badan
normal, persalinan juga berjalan dengan normal, hanya ini merupakan kelahiran anak
kelima sehingga penyebab atonia uteri dalam kasus ini adalah multipara.
 Jawaban: A

90. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Syok
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Syok adalah suatu kejadian klinis akibat perfusi jaringan tidak adekuat. Adapun beberapa
jenis utama syok salah satunya adalah syok sepsis. Disebabkan oleh infeksi dengan
masuknya endotoksin yang berasal dari dinding bakteri gram negatif. Endotoksin dapat
menimbulkan mata rantai gangguan pada berbagai organ sehingga menimbulkan sindrom
syok sepsis (Manuaba, 2007).
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Pada kasus seorang perempuan telah melahirkan anak ketiganya, setelah 30 menit
plasenta lahir dengan cara manual ibu mengeluhkan menggigil kedinginan. Hasil
pemeriksaan kontraksi uterus keras, nadi cepat, suhu 38 °C. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa ibu mengalami syok karena infeksi yaitu syok septic
 Jawaban: B

91. Stase : Remaja


Kunci Masalah : Tahapan Masa Remaja
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
Menurut Anwar, dkk (2011) dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan
kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut:
a. Masa remaja awal (Early adolescene) : umur 11 - 13 tahun
b. Masa remaja pertengahan (Middle adolescene) : umur 14 - 16 tahun
c. Masa remaja lanjut (Late adolescene) : umur 17 - 20 tahun

Penyelesaian:
Pada kasus tersebut anak berusia 14 tahun dan masih dalam proses pematangan psikologis
sehingga berdasarkan teori di atas digolongkan sebagai remaja tahap pertengahan.
 Jawaban: C

92. Stase : Kesehatan Reproduksi


Kunci Masalah : Infeksi Menular Seksual
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Sifilis merupakan penyakit infeksi sistemik disebabkan oleh Treponema pallidum. Lesi
primer sifilis berupa tukak yang timbul di daerah genital eksterna dalam waktu 3 minggu
setelah kontak. Gambaran klinik dapat khas, akan tetapi dapat juga tidak khas. Lesi awal
berupa papul berendurasi yang tidak nyeri, kemudian permukaannya mengalami nekrosis
dan ulserasi. Lesi sekunder disertai dengan malese, demam, nyeri kepala (Prawirohardjo,
2010).

Penyelesaian:
Berdasarkan teori tersebut maka dapat diketahui bahwa sifilis disebabkan oleh
Treponema pallidum.
 Jawaban: B

93. Stase : Remaja


Kunci Masalah : Pubertas Dini
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Konsep Teori :
Pubertas dikatakan terjadi prematur kalau ciri-ciri sekunder timbul sebelum usia 8 tahun,
atau kalau sudah mendapat haid sebelum usia 10 tahun. Pubertas dini disebabkan hormon
gonadotropin diproduksi sebelum anak berusia 8 tahun, hormon ini akan merangsang
ovarium sehingga timbul ciri kelamin sekunder, menarke, dan kemampuan reproduksi
timbul sebelum waktunya.

Penyelesaian:
Berdasarkan teori tersebut maka diagnosis pubertas dini dapat ditegakkan bila ciri-ciri
sekunder timbul sebelum usia 8 tahun, atau sudah mendapat haid sebelum usia 10 tahun.
 Jawaban: C

94. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Perdarahan pada Kehamilan Muda
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :

Kehamilan Ektopik Kehamilan Ektopik Terganggu


 Gejala kehamilan awal  Kolaps dan kelelahan
(flek/perdarahan irregular, mual,  Denyut nadi cepat dan lemah
pembesaran payudara, perubahan (110x/menit atau lebih)
warna pada vagina dan serviks,  Hipotensi
pelunakan serviks, pembesaran uterus,  Hipovolemia
frekuensi BAK meningkat.  Abdomen akut dan nyeri pelvis
 Nyeri pada abdomen dan pelvis  Distensi abdomen
 Nyeri lepas
 Pucat
(Hani, dkk, 2010)

Penyelesaian:
Berdasarkan gejala yang ditimbulkan pada kasus maka diagnosis yang dapat ditegakkan
adalah kehamilan ektopik. Tanda-tanda vital terpantau normal sehingga belum tergolong
ke dalam kehamilan ektopik terganggu.
 Jawaban: A

95. Stase : Bayi Baru Lahir, Neonatus, Balita, Anak Pra-Sekolah


Kunci Masalah : Keputihan pada BBL
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Pada bayi perempuan yang terpapar estrogen in utero mengeluarkan carian berwarna
putih kental dari vagina. Pada anak yang lebih tua jika cairan berwarna nanah, berbau,
kadang-kadang bercampur darah, biasanya disebabkan oleh adanya corpus alienum dalam
vagina. (Anwar, dkk, 2011)
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Sehingga kejadian adanya lendir keputihan pada bayi baru lahir perempuan seperti pada
kasus disebabkan oleh adanya paparan estrogen in utero.
 Jawaban: C

96. Stase : Perimenopause


Kunci Masalah : Gangguan pada Masa Klimakterum
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Keluhan ringan pada masa klimakterium dapat diatasi dengan konseling yang baik.
Sebaliknya pada keluhan yang cukup berat, terapi hormonal dibutuhkan terhadap Hot
ushes, semburan panas dan banyak berkeringat tujuannya adalah mengurangi keluhan
sesegera mungkin. Dengan dosis sekecil mungkin, dan waktu sesingkat mungkin (Anwar,
dkk, 2011).

Penyelesaian:
Pada kasus keluhan yang dialami oleh ibu berupa keluhan ringan seperti haid yang tidak
teratur, nyeri saat koitus, dan gangguan emosi. Sehingga dapat diatasi dengan pemberian
konseling yang baik. Pemberian konseling yang baik mencakup keadaan fisiologis masa
klimakterium, pola hidup sehat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup serta
mengurangi kecemasan akan keluhan yang dirasakan.
 Jawaban: C

97. Stase : Perimenopause


Kunci Masalah : Penyebab Ketidaknyamanan Masa Klimakterium
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
Secara endokrinologis, klimakterium ditandai oleh turunnya estrogen dan meningkatnya
pengeluaran gonadotropin. Menurunnya kadar estrogen mengakibatkan gangguan
keseimbangan hormonal berupa gangguan siklus haid, gangguan neurovegatif, gangguan
psikis, gangguan somatik, dan metabolik (Prawirohardjo, 2010).

Penyelesaian:
Sehingga keluhan berupa haid tidak teratur, semburan panas pada wajah, sering berdebar-
debar yang dirasakan oleh klien berdasarkan teori di atas disebabkan oleh turunnya
estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin.
 Jawaban: D

98. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Penanganan Awal Komplikasi
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Deteksi Dini Komplikasi
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Konsep Teori :
Beberapa massa mamme yang dicurigai selama kehamilan harus segera disingkirkan
penyebabnya, bahkan dengan menggunakan ultrasound, aspirasi jarum halus, atau biopsi.
Secara umum pengobatan bersifat individual. Trimester pertama dan kedua terminasi
kehamilan terutama pada stadium lanjut dan metastasis kelenjar (Prawirohardjo, 2010).

Penyelesaian:
Kasus terjadi di Bidan Praktik Mandiri. Berdasarkan teori di atas kecurigaan pada massa
mamme selama kehamilan harus segera ditangani secara serius sehingga bidan dapat
melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang dapat menangani kasus tersebut.
 Jawaban: D

99. Stase : Remaja


Kunci Masalah : Dosis Pemberian Kontrasepsi Darurat
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Emergency Contraception (kontrasepsi darurat) digunakan sebagai prosedur darurat untuk
mencegah kehamilan setelah senggama tanpa perlindungan sebagai upaya pencegahan
terhadap kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted-pregnancy). Karena digunakan
segera setelah senggama, kontrasepsi ini bertujuan bukan bukan untuk mencegah
konsepsi, melainkan untuk mencegah nidasi. Digunakan pil kombinasi estrogen dan
progesteron diberikan 24 jam, atau paling lambat 48 jam pascasenggama. Dosisnya harus
tinggi, misalnya 100 g etinilestradioldan 0,5 mg levonogestrel, atau secara gampang
berikan saja 2 tablet pil kombinasi, 2 kali/hari, dalam waktu 12 jam pascasenggama.
Dapat pula menggunakan estrogen saja, dengan 1 mg etinilestradiol secara oral, 5
kali/hari, selama 5 hari berturut-turut (Baziad, 2008).

Penyelesaian:
Sehingga dosis yang diberikan yaitu 2 tablet pil kombinasi, 2 kali/hari, dalam waktu 12
jam pascasenggama atau 1 mg etinilestradiol secara oral, 5 kali/hari, selama 5 hari
berturut-turut.
 Jawaban: C

100. Stase : Kesehatan Reproduksi


Kunci Masalah : Diagnosis Infertilitas
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Infertilitas primer merupakan masalah yang dihadapi oleh pasangan suami istri yang telah
menikah selama minimal satu tahun, melakukan hubungan senggama secara teratur tanpa
menggunakan kontrasepsi, tetapi belum berhasil memperoleh kehamilan (Anwar, dkk,
2011).
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Sehingga diagnosis yang dapat ditegakkan berdasarkan keluhan yang disampaikan
pasangan adalah infertilitas primer.
 Jawaban: A

101. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Kontrasepsi untuk Menunda Kehamilan
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Perencanaan
Konsep Teori :
Urutan pemilihan kontrasepsi menurut Anwar, dkk (2011) adalah:

Fase menjarangkan
Fase menunda kehamilan Fase tidak hamil
kehamilan (2 - 4 tahun)
 Pil  IUD  Steril
 IUD  Suntikan  IUD
 Sederhana  Minipil  Implan
 Suntikan  Pil  Suntikan
 Implan  Implan  Sederhana
 Sederhana  Pil
 Steril

Penyelesaian:
Berdasarkan teori diatas maka urutan teratas merupakan pilihan pertama untuk menunda
kehamilan maka digunakan kontrasepsi jenis pil.
 Jawaban: B

102. Stase : Kesehatan Reproduksi


Kunci Masalah : Gangguan Menstruasi
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Menurut (Varney, 2007) pengertian umum terkait perubahan menstruasi:
a. Menoragi (hipermenore) merupakan interval menstruasi yang normal dengan banyak
dan/atau lamanya berlebih.
b. Metroragi merupakan menstruasi yang terjadi pada interval yang teratur, atau adanya
bercak darah atau perdarahan di antara waktu tersebut.
c. Menometroragi adalah menstruasi berkepanjangan/berlebihan pada interval waktu
yang tidak teratur.

Penyelesaian:
Dalam kasus diketahui bahwa klien mengalami menstruasi dengan siklus normal, teratur
namun mengalami perdarahan berlebih sehingga berdasarkan teori diatas disebut sebagai
menoragi (hipermenore).
 Jawaban: B
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

103. Stase : Nifas


Kunci Masalah : Infeksi Masa Nifas
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
a. Endometritis adalah infeksi yang terjadi pada endometrium akibat kuman-kuman
yang masuk ke endometrium, jaringan desidua mengalami nekrosis sehingga
mengeluarkan cairan berbau. Tanda gejalanya berupa uterus membesar, nyeri pada
saat perabaan uterus, uterus lembek, suhu meningkat, nadi menurun.
b. Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga perut.
Gejala yang muncul berupa perut kembung, suhu tinggi, nadi cepat dan kecil, perut
kembung dan nyeri, ada defense musculair, muka penderita mula-mula kemerahan
menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin, terdapat fasies hypocratica.
c. Parametritis merupakan peradangan pada parametrium, tanda gejalanya berupa suhu
badan 38 °C 40 °C dan menggigil, nyeri perut bagian bawah dan terasa kaku, denyut
nadi meningkat. terjadi dari hari ke 7 postpartum, lochea purulen berbau.
(Walyani, 2015).

Penyelesaian:
Pada kasus gejala yang dialami adalah badan terasa panas, nyeri di perut, TD 120/90
mmHg, suhu 40 °C nadi 62x/menit, uterus membesar, lembek, lochea berbau. Dilihat dari
gejala yang timbul maka ibu mengalami endometritis.
 Jawaban: C

104. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Perdarahan dan Nyeri pada Kehamilan Lanjut
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :

Gejala dan tanda Diagnosis


Gejala dan tanda yang kadang ada
yang selalu ada kemungkinan
 Nyeri perut hilang  Syok Solutio plasenta
atau menetap  Uterus terasa tegang/lemas
 Perdarahan setelah  Gerakan janin yang kurang/tidak ada
kehamilan 22  Gawat janin/tidak ada DJJ
minggu (dapat
tertahan dalam
uterus)
 Nyeri perut (dapat  Syok Rupture uteri
berkurang setelah  Distensi abdomen/adanya cairan bebas
rupture)  Kontur uterus lemas
 Perdarahan  Bagian janin teraba dengan mudah
(intraabdomen atau  Gawat janin/tidak ada DJJ
per vaginam)  Denyut jantung ibu yang cepat
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

(Hani, dkk, 2010)


Penyelesaian:
Berdasarkan kesesuaian tanda gejala yang di alami oleh klien dan teori di atas maka
kemungkinan diagnosis yang dapat ditegakkan adalah solutio plasenta karena disertai
dengan perdarahan berwarna kehitaman yang menandakan darah telah tertahan dalam
uterus (Hani, dkk, 2010).
 Jawaban: C

105. Stase : Perimenopause


Kunci Masalah : Nyeri Senggama
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Dispareunia merupakan masalah kesehatan yang ditandai dengan rasa tidak nyaman atau
rasa nyeri saat melakukan senggama. Dispareunia dapat dialami oleh perempuan maupun
laki-laki (Anwar, dkk, 2011).

Penyelesaian:
Sehingga berdasarkan kasus dan teori tersebut diagnosis yang dapat ditegakkan adalah
dispareunia.
 Jawaban: B

106. Stase : Kesehatan Reproduksi


Kunci Masalah : Penanganan Awal Kanker Serviks oleh Bidan
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Karsinoma serviks ditandai dengan keputihan yang sulit disembuhkan, kontak berdarah
artinya saat melakukan hubungan seksual terjadi perdarahan sedikit, kemungkinan yang
menimbulkan perdarahan adalah karsinoma dini serviks, terjadi perlukaan serviks,
terdapat polip serviks atau endometrium.
Sikap bidan: melakukan pemeriksaan dalam dengan spekulm kering kemudian
mengambil cairan untuk dikirimkan untuk pemeriksaan, mencari kemungkinan yang
disebut di atas, bila dijumpai atau tidak sebaiknya berkonsultasi dengan dokter obsgin
setempat untuk penanganan lebih lanjut (Manuaba, 2010).

Penyelesaian:
Berdasarkan teori diatas maka tindakan awal yang dapat dilakukan bidan adalah dengan
melakukan pemeriksaan inspekulo untuk memastikan penyebab perdarahan apakah
terdapat lesi, perlukaan serviks, atau polip kemudian melakukan pengambilan sampel
lendir serviks untuk dilakukan pap smear, dan dilanjutkan rujukan untuk konseling
kepada dokter obsgin.
 Jawaban: D
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

107. Stase : Perimenopause


Kunci Masalah : Faktor Penyebab Gangguan Masa Klimakterium
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
Secara endokrinologis, klimakterium ditandai oleh turunnya estrogen dan meningkatnya
pengeluaran gonadotropin. Menurunnya kadar estrogen mengakibatkan gangguan
keseimbangan hormonal berupa gangguan siklus haid, gangguan neurovegatif, gangguan
psikis, gangguan somatik, dan metabolik (Prawirohardjo, 2010).

Penyelesaian:
Sehingga keluhan yang dirasakan berupa menstruasi tidak teratur, hanya berupa bercak
dan sering merasakan hawa panas menjalar pada wajahnya, pegal-pegal, dan sulit
mengontrol emosinya disebabkan oleh penurunan estrogen dan peningkatan
gonadotropin.
 Jawaban: E

108. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Kontrasepsi Pasca Bersalin
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Perencanaan
Konsep Teori :
Urutan pemilihan kontrasepsi menurut Anwar, dkk (2011) adalah:

Fase menjarangkan
Fase menunda kehamilan Fase tidak hamil
kehamilan (2 - 4 tahun)
 Pil  IUD  Steril
 IUD  Suntikan  IUD
 Sederhana  Minipil  Implan
 Suntikan  Pil  Suntikan
 Implan  Implan  Sederhana
 Sederhana  Pil
 Steril

Penyelesaian:
Berdasarkan urutan pemilihan kontrasepsi dalam teori di atas maka urutan pertama
pemilihan kontrasepi untuk menjarangkan kehamilan adalah IUD.
 Jawaban: B

109. Stase : Perimenopause


Kunci Masalah : Gangguan Klimakterium
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Konsep Teori :
Menurut Varney (2007) untuk mengatasi gangguan tidur pada masa klimakterium dapat
dilakukan dengan menghindari alkohol, kafein, dan aktivitas yang menimbulkan stres
sebelum waktu tidur mungkin membantu. Olahraga setiap hari, waktu tidur teratur, mandi
air hangat malam hari, atau minum segelas susu atau yogurt sesaat sebelum tidur juga
dapat membantu. Serotonin disentesis dari triptofan yang dapat meningkatkan ketenangan
tidur. Triptofan didapatkan dari susu dan teh kamomil.

Penyelesaian:
Untuk mengatasi gejala sulit tidur maka dapat dilakukan dengan olahraga teratur dan
meminum susu sebelum tidur.
 Jawaban: C

110. Stase : Kesehatan Reproduksi


Kunci Masalah : Deteksi Dini Kanker Payudara
Kompetensi : Promosi Kesehatan dan Konseling
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Tiga aspek utama penapisan terhadap kanker payudara meliputi evaluasi mandiri klien
dengan SADARI, pemeriksaan fisik dengan CBE, dan penggunaan radiologi dalam
bentuk mamogram (Varney, 2007).

Penyelesaian:
Untuk mendeteksi secara dini kanker payudara maka diperlukan SADARI (pemeriksaan
payudara sendiri), tujuannya untuk mendorong wanita mengenali jaringan payudara
mereka sendiri dan secepatnya melaporkan apabila terdapat penyimpangan sehingga akan
ada penapisan lebih lanjut oleh dokter agar mendapat pengobatan dan penyembuhan yang
optimal (Varney 2007)
 Jawaban: A

111. Stase : Konsep Kebidanan


Kunci Masalah : Tanggung Jawab Bidan Terhadap Masyarakat
Kompetensi : Pengembangan Diri dan Profesionalisme
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Tanggung jawab bidan terhadap masyarakat adalah bidan merupakan anggota masyarakat
yang bertanggung jawab, oleh karena itu bidan turut memiliki tanggung jawab di dalam
permasalahan kesehatan masyarakat (Hani, dkk, 2010).

Penyelesaian:
Tindakan yang dilakukan bidan dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat
mengenai deteksi dini kanker payudara merupakan salah satu contoh dari tanggung jawab
terhadap masyarakat.
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

 Jawaban: D
112. Stase : Kesehatan Reproduksi
Kunci Masalah : Penatalaksanaan Dismenorea
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Penatalaksanaan farmasi dalam pengobatan dismenore menurut (Varney, 2017) adalah:

Obat generik Dosis


Ibuprofen 400 mg 4 x sehari
Naproksen 275 mg 4 x sehari
Fenamat 250 mg 4 x sehari
Ketoprofen 50 mg 3 x sehari
Diklofenak 50 mg 3 x sehari

Penyelesaian:
Sehingga obat dan dosis yang tepat untuk diberikan adalah ibuprofen 400 mg 4 x sehari.
 Jawaban: B

113. Stase : Kesehatan Reproduksi


Kunci Masalah : Gangguan Menstruasi
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Menurut Varney (2007) pengertian umum terkait perubahan menstruasi meliputi:
a. Polimenore merupakan menstruasi yang normal dengan interval lebih sering daripada
interval yang normal.
b. Oligomenore merupakan menstruasi normal dengan interval yang lebih lama daripada
interval normal.
c. Hipomenore merupakan perdarahan yang sangat sedikit pada interval normal.

Penyelesaian:
Pada kasus diketahui bahwa menstruasi normal baik lama maupun banyaknya namun
intervalnya terlalu sering sehingga disebut polimenore.
 Jawaban: D

114. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Standar Minimal Asuhan Kehamilan
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
Menurut Hani, dkk (2010) standar minimal asuhan kehamilan meliputi timbang berat
badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri (TFU), imunisasi TT, pemberian
tablet zat besi (minimal 90 tablet selama kehamilan), tes terhadap PMS, temu wicara
dalam rangka persiapan rujukan.
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Sehingga dari pemeriksaan dalam kasus yang termasuk ke dalam standar minimal asuhan
kehamilan adalah pengukuran berat badan, dan tekanan darah.
 Jawaban: A

115. Stase : Nifas


Kunci Masalah : Adaptasi Psikologi Masa Nifas
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Baby blues merupakan respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan sehingga
terkadang ibu sulit menerima kehadiran bayinya. Seorang ibu dikatakan mengalami baby
blues jika mengalami tanda antara lain menangis, mengalami perubahan perasaan, cemas,
kesepian, khawatir mengenai sang bayi, penurunan gairah sex, dan kurang percaya diri
terhadap kemampuan menjadi seorang ibu (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

Penyelesaian:
Dari tanda gejala yang ditunjukkan sang ibu dalam kasus seperti menangis, tidak percaya
diri, khawatir tidak dapat mengasuh bayinya menunjukkan bahwa ia mengalami kondisi
baby blues yang dapat diakibatkan oleh kelelahan ditambah dengan puting lecet yang
membuat ia ragu untuk menyusui bayinya.
 Jawaban: E

116. Stase : Kesehatan Reproduksi


Kunci Masalah : Definisi Analisis Sperma
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :

Terminologi Definisi
Oligozoospermia Konsentrasi sperma lebih rendah daripada nilai rujukan WHO
Astenospermia Konsentrasi sel sperma dengan motilitas lebih rendah daripada nilai
rujukan WHO
Azospermia Tidak didapatkan sperma di dalam ejakulat
Aspermia Tidak terdapat ejakulat
Kristospermia Jumlah sperma sangat sedikit yang dijumpai setelah sentrifugasi

Penyelesaian:
Pada kasus dijelaskan bahwa hasil dari uji pasca senggama menunjukkan bahwa tidak
terdapat sel sperma sehingga berdasarkan teori diatas definisi dari analisis sperma
tersebut adalah azospermia.
 Jawaban: C
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

117. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Mengatasi Ketidaknyamanan Keputihan
Kompetensi : Komunikasi Efektif dan Konseling
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Kebutuhan fisiologis untuk keluhan keputihan pada wanita hamil menurut Hani, dkk
(2010) meliputi meningkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari, pakaian dalam
menggunakan bahan katun jangan gunakan nilon, cara cebok yang benar yaitu dari vagina
ke belakang, selalu keringkan vulva setelah BAB atau BAK, ganti celana dalam setiap
basah, hindari semprotan air.

Penyelesaian:
Berdasarkan teori tersebut maka konseling yang dapat diberikan oleh bidan yaitu berupa
menjaga kebersihan daerah kewanitaan dan menjaga agar tidak basah (tetap kering).
 Jawaban: D

118. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
Tanda kemungkinan (probability sign) meliputi pembesaran perut, tanda hegar, goodel,
chadwicks, piscaseck, kontraksi braxton hicks, teraba ballotement, planotest positif (Hani,
dkk, 2010).

Penyelesaian:
Dari teori diatas maka dapat diketahui bahwa tanda kehamilan yang terdapat dalam kasus
dan masuk dalam tanda kemungkinan adalah teraba ballotement dan pp test (+).
 Jawaban: E

119. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Jenis Abortus
Kompetensi : Landasan Ilmiah dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :

Perdarahan Serviks Uterus Gejala/Tanda Diagnosis


Bercak hingga Tertutup Sesuai usia Kram perut bagian bawah, Abortus
sedang gestasi uterus lunak Imminens
Sedikit Limbung atau pingsan, nyeri Kehamilan
membesar perut bagian bawah, nyeri Ektopik
dari normal goyang porsio, massa adneksa, Terganggu
cairan bebas intraaabdomen
Tertutup/ Lebih kecil Sedikit/tanpa nyeri perut Abortus
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

terbuka dari usia bawah, riwayat ekspulsi hasil komplit


gestasi konsepsi
Sedang hingga Terbuka Sesuai usia Kram atau nyeri perut bawah, Abortus
massif/banyak kehamilan belum terjadi ekspulsi hasil Insipiens
konsepsi
Kram atau nyeri perut bawah, Abortus
ekspulsi sebagian hasil konsepsi Inkomplit
Terbuka Lunak dan Mual muntah, kram perut Abortus
lebih besar bawah, sindrom mirip Mola
dari usia preeclampsia, tidak ada janin,
gestasi keluar jaringan seperti anggur
(Hani, dkk, 2010)

Penyelesaian:
Berdasarkan tanda yang dialami yaitu perdarahan banyak, TFU sesuai gestasi, serviks
terbuka, dan ada sebagian bagian janin yang keluar maka kejadian tersebut termasuk
dalam abortus inkomplit.
 Jawaban: D

120. Stase : Konsep Kebidanan


Kunci Masalah : Evidance Based dalam Kehamilan dan Persalinan
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Evaluasi
Konsep Teori :
i. Pengurangan garam untuk mencegah preeklamsia (salah).
ii. Penundaan pemotongan tali pusat untuk mencegah anemia (benar).
iii. Pemberian kalsium untuk mencegah kram pada kaki (salah).
iv. Pemberian oksitosin untuk mengurangi jumlah kehilangan darah (benar).
(Hani, dkk, 2010) dan (JNPK-KR, 2008)

Penyelesaian:
Sehingga dari contoh tindakan tersebut yang tidak sesuai dengan evidance based adalah
poin i dan iii.
 Jawaban: B

121. Stase : Nifas


Kunci Masalah : Nifas Patologis
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Patologi nifas ditandai dengan data subjektif kepala nyeri, perut atas samping nyeri,
penglihatan kabur, dan mual bahkan muntah dan data objektif ekspresi wajah menahan
sakit, tekanan darah meningkat, kaki odem, dan terdapat proteinurea dapat didiagnosis
terjadinya preeklampsia pada masa nifas. Penanganan yang dapat dilakukan yaitu:
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

- Pada preeklampsia ringan dapat dilakukan rawat jalan dengan banyak istirahat, diet
TKTP, diet rendah lemak dan garam, konsumsi multivitamin, pemberian sedative
ringan (diazepam 3x3 mg atau luminal 3x30 mg selama seminggu), rutin cek lab dan
kontrol.
- Pada preeklampsia berat klien harus dirawat di ruang yang tenang, diet cukup protein
dan rendah garam, infus RL 125/jam dan rumatan MgSO4. (Sulistyawati, 2009).

Penyelesaian:
Pada kasus perempuan melahirkan 7 hari yang lalu mengeluh kepala sakit, penglihatan
kabur dan mual. Tekanan darah 140/90 mmHg, oedem pada kaki, protein urine +1. Ibu
tersebut mengalami preeklamsia ringan, maka pengobatan yang sesuai adalah luminal
3x30 mg selama seminggu.
 Jawaban: B

122. Stase : Kehamilan


Kunci Masalah : Bidan Memberikan Penyuluhan Mengenai ASI
Eksklusif dan Senam Hamil
Kompetensi : Manajemen dan Kepemimpinan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Peran bidan sebagai pendidik: bidan memberi pendidikan kesehatan dan konseling dalam
asuhan pelayanan kebidanan di setiap tatanan pelayanan kesehatan di instansi dan
komunitas, mentorsip dan preseptorsip terhadap calon tenaga kesehatan dan bidan baru
(Syafrudin dan Hamidah, 2009).

Penyelesaian:
Pada kasus bidan memberi penyuluhan dan mengajarkan senam hamil pada ibu-ibu hamil,
hal tersebut merupakan peran bidan sebagai pendidik.
 Jawaban: C

123. Stase : Nifas


Kunci Masalah : Ibu Nifas Fisiologis
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :

Lochea Waktu Warna Ciri-ciri


Rubra 1 – 3 hari Merah Terdiri dari sel desidua, verniks
kehitaman caseosa, rambut lanugo, sisa
meconium dan sisa darah
Sanguinlolenta 3 – 7 hari Putih bercampur Sisa darah bercampur lendir
merah
Serosa 7 – 14 hari Kekuningan atau Lebih sedikit darah dan lebih banyak
kecoklatan serum, juga terdiri dari leukosit dan
robekan laserasi plasenta
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit, selaput lendir


serviks dan serabut jaringan yang mati
(Marmi, 2012)
Penyelesaian:
Pada kasus ibu nifas 6 hari, jenis lochea adalah sanguinolenta.
 Jawaban: D

124. Stase : Nifas


Kunci Masalah : Pembengkakan Payudara pada Ibu Nifas
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
 Payudara bengkak (bendungan ASI): payudara oedema, sakit, puting susu kencang,
kulit mengkilat walau tidak merah, dan bila diperiksa/diisap ASI tidak keluar. Badan
bisa demam setelah 24 jam.
 Mastitis: peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah, bengkak kadangkala
diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Di dalam terasa ada masa padat,
dan diluarnya kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1 3 minggu
setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut.
 Puting lecet: puting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan menjadi
lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan dan kadang-kadang mengeluarkan
darah. Puting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat
pula disebabkan oleh thrush (candidates) atau dermatitis.
(Ambarwati dan Wulandari, 2010)

Penyelesaian:
Pada kasus ibu postpartum 7 hari mengeluh payudara membengkak, nyeri, dan berwarna
kemerahan. Masalah yang terjadi pada kasus tersebut adalah mastitis.
 Jawaban: C

125. Stase : Nifas


Kunci Masalah : Pembengkakan Payudara pada Ibu Nifas
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Beberapa penyebab dari mastitis:
 Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat.
 Bra yang terlalu ketat.
 Puting susu lecet yang menyebabkan infeksi.
 Asupan gizi kurang.

Penanganan:
 Payudara dikompres dengan air hangat.
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

 Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan analgetika.


 Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotik.
 Bayi mulai menyusu dari payudara yang mengalami peradangan.
 Anjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya. ·
 Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat cukup.

Penyelesaian:
Pada kasus ibu mengalami bengkak pada payudara yang mengarah pada diagnosis
mastitis. Penanganan yang tepat pada kasus tersebut adalah menyusui bayinya secara on
demand.
 Jawaban: A

126. Stase : Nifas


Kunci Masalah : Nifas Patologis
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Flegmasia alba dolens atau biasa disebut tromboplebitis yang mengenai satu atau kedua
vena femoralis yang disebabkan adanya trombosis akibat dari kerusakan pembuluh darah,
laju peredaran darah, atau karena pengaruh infeksi atau venaseksi. Tromboplebitis
ditandai dengan suhu tubuh tinggi dapat disertai menggigil, nyeri pada bagian betis, vena
kaki teraba tegang dan keras, teraba panas, dan edema (Sulistyawati, 2009).

Penyelesaian:
Pada kasus ibu melahirkan 3 minggu yang lalu, mengeluh kaki membengkak dan terasa
nyeri. Hasil pemeriksaan suhu 39 °C dan terdapat nyeri tekan pada betis, vena femoralis
teraba tegang dan keras, serta teraba panas. Diagnosis yang tepat pada kasus adalah
tromboplebitis.
 Jawaban: E

127. Stase : Nifas


Kunci Masalah : Ibu Nifas Fisiologis
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Tujuan kunjungan II (6 hari setelah persalinan):
 Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik, fundus
di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau.
 Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
 Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan, dan istirahat.
 Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

 Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari (Marmi, 2012).

Penyelesaian:
Pada kasus bidan melakukan kunjungan pada ibu nifas 6 hari. Salah satu tujuan dari
kunjungan nifas 6 hari adalah memastikan ibu cukup nutrisi dan istirahat.
 Jawaban: E

128. Stase : Nifas


Kunci Masalah : Psikologi Ibu Nifas
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
 Fase taking in: merupakan periode ketergantungan yang berlangsung dari hari
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu, fokus perhatian ibu
terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang
diceritakannya. Kelelahan membuat ibu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang
tidur, seperti mudah tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif
terhadap lingkungannya.
 Fase taking hold: berlangsung antara 3 10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu
merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat
bayi.
 Fase letting go: merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah menyesuaikan diri dengan
ketergantungan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada
fase ini (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

Penyelesaian:
Pada kasus ibu baru saja melahirkan, ibu masih memikirkan diri sendiri, ibu masih
merasa lelah dan juga pasif terhadap lingkungan di sekitarnya. Hal tersebut menunjukkan
ibu dalam fase taking in.
 Jawaban: A

129. Stase : Nifas


Kunci Masalah : Konseling pada Ibu Nifas
Kompetensi : Promosi Kesehatan dan Konseling
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Pada fase taking in, kondisi ibu perlu dipahami dengan menjaga komunikasi yang baik.
Pada fase ini perlu diperhatikan pemberian ekstra makanan untuk proses pemulihannya.
Di samping nafsu makan ibu memang meningkat (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Pada kasus, konseling yang diberikan pada ibu nifas fase taking in adalah pemberian
ekstra makanan dan minuman untuk proses pemulihan.
 Jawaban: B
130. Stase : Nifas
Kunci Masalah : Pembengkakan Payudara pada Ibu Nifas
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Gejala abses payudara:
 Sakit pada payudara ibu tampak lebih parah.
 Payudara lebih mengkilap dan berwarna merah.
 Benjolan terasa lunak karena berisi nanah.

Penanganan:
 Teknik menyusui yang benar.
 Kompres payudara dengan air hangat dan air dingin secara bergantian.
 Mekipun dalam keadaan mastitis, harus sering menyusui bayinya.
 Mulailah menyusu pada payudara yang sehat.
 Hentikan menyusui pada payudara yang mengalami abses, tetapi ASI harus tetap
dikeluarkan.
 Apabila abses bertambah parah dan mengeluarkan nanah, berikan antibiotik.
 Rujuk apabila keadaan tidak membaik.
(Marmi, 2012)

Penyelesaian:
Pada kasus ibu tersebut, ibu mengalami abses payudara. Penanganan yang tepat adalah
dengan mengompres payudara dengan air hangat dan air dingin secara bergantian.
 Jawaban: B

131. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Rooming In
Kompetensi : Landasan Teori Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Pengertian dari masing-masing istilah pada pilihan jawaban adalah:
- Rooming in: ibu dan bayi ditempatkan dalam satu ruangan yang sama sehingga mudah
terjangkau dan bayi bisa menyusu sesering mungkin.
- Bounding attachment: sentuhan awal antara ibu dan bayi pada awal-awal kelahiran
bayi, sehingga dapat membentuk ikatan antara ibu dan bayi.
- IMD: kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi selama 1 jam setelah kelahiran untuk
melakukan inisiasi menyusui dini untuk persiapan menyusui bayi secara mandiri (bayi
dibiarkan mencari puting susu ibu).
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

- Metode kanguru: metode memeluk bayi agar timbul kontak kulit dan menghasilkan
kehangatan dengan prinsip kebersihan, kontak kulit, keamanan dan kenyamanan bagi
ibu/pengganti dan bayi.
- ASI eksklusif: bayi hanya diberikan ASI saja hingga usia 6 bulan. (JNPK-KR, 2008)
Penyelesaian:
Pada kasus ibu dan bayi ditempatkan dalam satu ruangan yang sama. Hal itu disebut
dengan rooming in.
 Jawaban: A

132. Stase : Persalinan


Kunci Masalah : Penatalaksanaan BBLR
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Pengertian dari masing-masing istilah pada pilihan jawaban adalah:
- Rooming in: ibu dan bayi ditempatkan dalam satu ruangan yang sama sehingga mudah
terjangkau dan bayi bisa menyusu sesering mungkin.
- Bounding attachment: sentuhan awal antara ibu dan bayi pada awal-awal kelahiran
bayi, sehingga dapat membentuk ikatan antara ibu dan bayi.
- IMD: kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi selama 1 jam setelah kelahiran untuk
melakukan inisiasi menyusui dini untuk persiapan menyusui bayi secara mandiri (bayi
dibiarkan mencari puting susu ibu).
- Metode kanguru: metode memeluk bayi agar timbul kontak kulit dan menghasilkan
kehangatan dengan prinsip kebersihan, kontak kulit, keamanan dan kenyamanan bagi
ibu/pengganti dan bayi.
- ASI eksklusif: bayi hanya diberikan ASI saja hingga usia 6 bulan.
(JNPK-KR, 2008)

Penyelesaian:
Pada kasus ibu untuk memeluk bayi agar timbul kontak kulit ke kulit dan kenyamanan
pada ibu dan juga bayi. Tindakan tersebut disebut dengan metode kanguru.
 Jawaban: D

133. Stase : Kesehatan Reproduksi


Kunci Masalah : Infeksi Genetalia
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Vaginitis: gejala infeksi liang senggama (vaginitis) disertai infeksi bagian luar (bibir),
pengeluaran cairan (bernanah), terasa gatal dan terbakar. Pada permukaan kemaluan luar
tampak merah membengkak dan terdapat bintik-bintik merah (Manuaba, 2009).

Penyelesaian:
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Pada kasus ibu mengeluh keluar cairan dari kemaluan, gatal dan seperti terbakar, berbau,
dan berwarna kuning. Diagnosis yang tepat pada kasus adalah vaginitis.
 Jawaban: D

134. Stase : Nifas


Kunci Masalah : KIE Masa Nifas
Kompetensi : Promosi Kesehatan dan Konseling
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Kunjungan I (6 8 jam setelah persalinan):
 Mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri.
 Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut.
 Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga, bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
 Pemberian ASI awal.
 Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
 Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadinya hipotermi.
 Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi
baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam
keadaan stabil (Marmi, 2012).

Penyelesaian:
Pada kasus, bidan memberikan KIE mengenai pemberian ASI awal. Waktu yang tepat
untuk memberikan KIE tersebut adalah 6 jam setelah kelahiran.
 Jawaban: A

135. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Kontrasepsi Bagi Ibu Menyusui
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Perencanaan
Konsep Teori :
Persyaratan menggunakan AKDR menurut A andi (2014):
 Usia reproduktif.
 Nullipara.
 Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.
 Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi.
 Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya.
 Tidak menghendaki metode hormonal.

Penyelesaian:
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Pada kasus tersebut, ibu sedang menyusui bayinya secara eksklusif dan ingin
menggunakan alat kontrasepsi yang efektif dan jangka panjang. Alat kontrasepsi yang
tepat dianjurkan adalah AKDR (IUD) dilihat dari indikasinya.
 Jawaban: D

136. Stase : Nifas


Kunci Masalah : Psikologi Ibu Nifas
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Gejala postpartum blues menurut Marmi (2012):
 Cemas tanpa sebab.
 Menangis tanpa sebab.
 Tidak sabar.
 Tidak percaya diri.
 Sensitif.
 Mudah tersinggung.
 Merasa kurang menyayangi bayinya.
 Jika postpartum blues ini dianggap enteng, keadaan ini bisa serius dan bertahan 2
minggu sampai 1 tahun dan berlanjut menjadi postpartum syndrome.

Penyelesaian:
Pada kasus ibu nifas 1 minggu mengalami sedih dan cemas tanpa sebab, mudah
tersinggung, dan kurang menyayangi bayinya. Diagnosis yang tepat pada kasus adalah
postpartum blues (baby blues).
 Jawaban: C

137. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : KB Implan
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
Efek samping kontrasepsi implant menurut A andi (2014):
 Perubahan perdarahan haid.
 Sakit kepala.
 Perubahan berat badan.
 Perubahan suasana hati.
 Depresi.
 Lain-lain (mual, perubahan selera makan, payudara lembek, bertambahnya rambut di
badan atau muka dan jerawat).
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Pada kasus wanita P2A0 ingin menggunakan kontrasepsi implant. Efek samping yang
ditimbulkan dari kontrasepsi tersebut adalah salah satunya kenaikan berat badan.
 Jawaban: C

138. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Perencanaan
Konsep Teori :
Tubektomi adalah metode kontrasepsi untuk perempuan yang tidak ingin anak lagi. Perlu
prosedur bedah untuk melakukan tubektomi sehingga diperlukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan tambahan lainnya untuk memastikan apakah seorang klien sesuai untuk
menggunakan metode ini. Yang dapat menjalani tubektomi:
 Usia >26 tahun.
 Paritas >2.
 Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya.
 Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius.
 Pascapersalinan.
 Pascakeguguran.
 Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini (Affandi, 2014).

Penyelesaian:
Pada kasus ibu usia 37 tahun P 6A0 ingin menggunakan metode kontrasepsi dan sudah
tidak ingin memiliki anak lagi. Metode kontrasepsi yang tepat pada kasus tersebut adalah
tubektomi (kontrasepsi mantap).
 Jawaban: E

139. Stase : Komunitas


Kunci Masalah : Bidan Sebagai Pemberi Pelayanan
Kompetensi : Manajemen dan Kepemimpinan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Peran Bidan di Komunitas
Konsep Teori :
Macam-macam peran bidan di komunitas menurut Syafrudin dan Hamidah (2009) salah
satunya adalah:
Pemberi pelayanan (provider): memberi pelayanan kebidanan secara langsung atau tidak
langsung pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat menggunakan asuhan
kebidanan.

Penjelasan:
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Pada kasus bidan memberikan pelayanan kebidanan secara langsung atau tidak langsung
pada masyarakat. Peran bidan tersebut adalah sebagai pemberi pelayanan atau provider.
 Jawaban: A

140. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Bidan Memberikan Penyuluhan KB
Kompetensi : Promosi Kesehatan dan Konseling
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Macam-macam cara memberikan penerangan dan motivasi mengenai KB menurut
Sulistyawati (2014) salah satunya adalah sebagai berikut:
Wawancara: salah satu cara penyuluhan kesehatan dengan jalan mengadakan tanya jawab
dan pengarahan. Biasanya hanya ada 2 pihak, yang bertanya dan yang ditanya.

Penyelesaian:
Pada kasus bidan memberikan penyuluhan KB dengan mengadakan tanya jawab dengan
klien. Maka metode tersebut dinamakan dengan wawancara.
 Jawaban: A

141. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Penanganan Komplikasi Kontrasepsi AKDR
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Penanganan untuk permasalahan benang yang hilang pada akseptor AKDR adalah
pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah AKDR terlepas. Apabila tidak
hamil dan AKDR tidak terlepas, berikan kondom. Periksa talinya di dalam saluran
endoserviks dan kavum uteri (apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga
terlatih) setelah masa haid berikutnya. Apabila tidak ditemukan rujuklah ke dokter,
lakukan X-ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan AKDR yang hilang
tidak ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah klien menentukan metode lain (A
andi, 2014).

Penyelesaian:
Pada kasus ibu akseptor AKDR datang ke BPM dengan keluhan perdarahan yang banyak
dan benang yang hilang atau tidak terlihat. Penanganan yang tepat adalah dengan
memasang AKDR yang baru atau membantu klien untuk menentukan metode kontrasepsi
yang lain.
 Jawaban: E

142. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Kontrasepsi Darurat
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Konsep Teori :
Metode hormonal meliputi:
Pemberian estrogen dosis tinggi dengan dosis 50 mg 2x dengan interval 12 jam atau
memberikan ethinylestradiol 5 mg selama 5 hari. Dapat juga diberikan suntikan estradiol
benzoate 30 mg setiap hari selama 5 hari (Manuaba, 2012).

Penyelesaian:
Pada kasus perempuan menjadi korban perkosaan. Bidan memberikan kontrasepsi darurat
dengan memberikan ethinylestradiol. Dosis yang tepat dalam pemberian ethinylestradiol
adalah 5 mg selama 5 hari.
 Jawaban: C

143. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Penanganan Efek Samping KB Pil
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Penanganan efek samping perdarahan pervaginam/spotting pada akseptor KB pil
kombinasi: tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik. Sarankan minum pil pada
waktu yang sama. Jelaskan bahwa perdarahan/spotting hal yang biasa terjadi pada 3 bulan
pertama, dan lambat laun akan berhenti. Bila perdarahan/spotting tetap saja terjadi, ganti
pil dengan dosis estrogen lebih tinggi (50 µg) sampai perdarahan teratasi, lalu kembali ke
dosis awal. Apabila perdarahan/spotting timbul lagi, lanjutkan lagi dengan dosis 50 µg,
atau ganti dengan metode kontrasepsi yang lain (A andi, 2014).

Penyelesaian:
Pada kasus akseptor KB pil kombinasi mengalami perdarahan pervaginam/spotting,
penanganan yang tepat adalah dengan memberikan dosis estrogen yang lebih tinggi yaitu
50 µg.
 Jawaban: C

144. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Metode KB yang Tidak Mempengaruhi ASI
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Perencanaan
Konsep Teori :
Metode IUD merupakan metode yang sangat efektif dan tidak mengandung hormon
apapun. Metode ini tidak mempengaruhi produksi ASI dan perubahan siklus haid hanya
terjadi pada beberapa bulan awal setelah pemasangan (A andi, 2014).

Penyelesaian:
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Pada kasus ibu menginginkan metode KB yang efektif dan tidak mempengaruhi produksi
ASI. Metode kontrasepsi yang tepat adalah IUD.
 Jawaban: D

145. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : IUD dalam Kehamilan
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi

Konsep Teori :
Kira-kira 50% pasien hamil intrauterin dengan AKDR in situ akan mengalami abortus
dan 50% lainnya dapat hamil sampai aterm. Pada sebagian golongan yang mengalami
abortus spontan dapat menjadi septikemia dan syok septik. Oleh karena itu, jika terdapat
kehamilan intrauterin sedangkan pasien tidak menghendaki kehamilan lebih baik
dilakukan pengakhiran kehamilan. Jika pasien menghendaki kehamilannya untuk
dilanjutkan, maka AKDR dapat dikeluarkan secara perlahan dengan syarat lamen tampak.
Jika pengeluaran ini berhasil kemungkinan terjadinya abortus spontan menjadi 25%
(Sulistyawati, 2014).

Penyelesaian:
Pada kasus perempuan dengan keluhan terlambat haid 1 bulan. Pemeriksaan PP test hasil
+, IUD masih ada dalam rahim namun tidak tampak. Tindakan yang tepat dilakukan pada
kasus adalah membiarkan IUD tetap di dalam karena tidak tampak dan juga melakukan
observasi janin dengan melakukan USG.
 Jawaban: D

146. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Metode Kontrasepsi dengan Riwayat Penyakit
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Perencanaan
Konsep Teori :
Metode IUD merupakan metode yang sangat efektif dan tidak mengandung hormon
apapun. Metode ini tidak mempengaruhi produksi ASI dan dapat digunakan pada ibu
yang memiliki berbagai riwayat penyakit seperti tumor, kanker, hipertensi, penyakit
jantung, diabetes, TBC, dan sebagainya (A andi, 2014).

Penyelesaian:
Pada kasus ibu melahirkan 2 bulan yang lalu, mempunyai riwayat hipertensi dan sudah
mendapat haid. Maka metode kontrasepsi yang sesuai pada kasus adalah IUD.
 Jawaban: D

147. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Calon Akseptor KB Suntik
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian


Konsep Teori :
Keterbatasan kontrasepsi suntik progestin menurut A andi (2014):
 Sering ditemukan gangguan haid seperti: siklus haid memendek atau memanjang,
perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur, tidak haid sama sekali.
 Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan.
 Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut.
 Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B
virus, atau infeksi virus HIV.

Penyelesaian:
Pada kasus ibu ingin menggunakan KB suntik 3 bulanan yaitu suntik progestin.
Keterbatasan kontrasepsi suntik progestin salah satunya adalah perubahan berat badan.
 Jawaban: E

148. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Masalah KB Implant
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Hal yang dapat terjadi pada pasca pemasangan implan adalah ekspulsi. Ekspulsi adalah
pengeluaran secara spontan alat kontrasepsi dari insersinya dalam hal ini adalah kapsul
impian. Tindakan yang harus dilakukan apabila terjadi ekspulsi implan yaitu mencabut
kapsul yang ekspulsi. Kemudian memeriksa apakah kapsul lain masih di tempat dan
apakah ada tanda infeksi. Apabila tidak ada tanda infeksi dan kapsul lain masih di
tempatnya maka tindakan yang tepat adalah memasang 1 buah kapsul baru pada tempat
insersi yang berbeda. Namun apabila terdapat tanda infeksi tindakan yang tepat adalah
mencabut seluruh kapsul yang ada dan memasang kapsul yang baru pada lengan yang
lain, atau dapat juga dianjurkan menggunakan metode lain sesuai keinginan klien
(Sulistyawati, 2014).

Penyelesaian:
Pada kasus perempuan melakukan pemasangan KB implant 2 minggu yang lalu mengeluh
lokasi pemasangan implan sedikit nyeri dan ada 1 bagian implan yang keluar, dan
terdapat tanda-tanda infeksi. Sehingga tindakan yang tepat dilakukan adalah dengan
mencabut seluruh kapsul yang ada dan memasang kapsul yang baru pada lengan yang
lain.
 Jawaban: B

149. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Metode Kontrasepsi AKDR
Kompetensi : Promosi Kesehatan dan Konseling
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi


Konsep Teori :
Informasi umum:
 AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan.
 AKDR dapat keluar dan uterus secara spotan, khususnya selama beberapa bulan
pertama.
 Kemungkinan terjadi perdarahan atau spotting beberapa hari setelah pemasangan.
 Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih lama dan lebih banyak.
 AKDR mungkin dilepas setiap saat atas kehendak klien.
 Jelaskan pada klien jenis AKDR apa yang digunakan, kapan akan dilepas dan berikan
kartu tentang semua informasi ini.
 AKDR tidak melindungi diri terhadap IMS termasuk virus AIDS. Apabila
pemasangannya berisiko, mereka harus menggunakan kondom seperti halnya AKDR
(A andi, 2014).

Penyelesaian:
Pada kasus ibu ingin menggunakan metode kontrasepsi IUD. Maka informasi yang
diberikan kepada klien adalah perdarahan menstruasi akan lebih lama dan lebih banyak.
 Jawaban: C

150. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Metode Kontrasepsi yang Dapat Mencegah IMS
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Perencanaan
Konsep Teori :
Manfaat dari kondom menurut A andi (2014):
 Efektif bila digunakan dengan benar.
 Tidak mengganggu produksi ASI.
 Tidak mengganggu kesehatan klien.
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
 Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB.
 Dapat mencegah penularan IMS.
 Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi bahan
karsinogenik eksogen pada serviks).

Penyelesaian:
Pada kasus perempuan usia 27 tahun P 1A0 ingin menggunakan kontrasepsi yang dapat
mencegah dari infeksi menular seksual. Kontrasepsi yang sesuai pada kasus adalah
dengan menggunakan kondom.
 Jawaban: A

151. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Penanganan Tepat pada Kasus KB
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan


Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Instruksi pada klien tentang cara mengonsumsi pil KB sangat penting untuk disampaikan
Misalnya seperti apabila muntah dalam waktu dua jam setelah menggunakan pil, maka
segera ambil pil yang lain untuk dikonsumsi atau dapat juga menggunakan metode
kontrasepsi yang lain. Apabila muntah hebat atau diare terjadi lebih dari 24 jam setelah
menggunakan pil, maka pil dapat diteruskan jika tidak memperburuk keadaan. Apabila
muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, maka cara penggunaan pil
mengikuti cara penggunaan pil lupa. Apabila lupa minum pil 1 hari, maka harus minum
pil segera setelah ingat dan tidak perlu menggunakan kontrasepsi lain. Apabila lupa 2 pil
atau lebih, maka sebaiknya minum 2 pil sehari sampai terkejar dan menggunakan metode
kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai habis paket pil tersebut.
Dan apabila tidak haid, maka perlu segera ke klinik untuk tes kehamilan (Sulistyawati,
2014).

Penyelesaian:
Dari kasus klien yang mengalami muntah dalam waktu dua jam setelah menggunakan pil,
maka tindakan yang harus dilakukan adalah segera minum pil yang lain.
 Jawaban: A

152. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Pemilihan Jenis Kontrasepsi
Kompetensi : Komunikasi Efektif
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Perencanaan
Konsep Teori :
IUD → metode IUD merupakan metode yang sangat efektif dan merupakan metode
jangka panjang tidak mengandung hormon apapun. Metode ini tidak mempengaruhi
produksi ASI dan dapat digunakan pada ibu yang memiliki berbagai riwayat penyakit
seperti tumor, kanker, hipertensi, penyakit jantung, diabetes, TBC, dan sebagainya (A
andi, 2014).

Penyelesaian:
Dari kasus klien P1A0 pemilihan alat kontrasepsi yang tepat untuk klien dengan usia anak
terakhir 1 bulan, belum mendapatkan haid setelah bersalin, memiliki tekanan darah tinggi
adalah IUD dan mal. Namun karena klien ingin menggunakan KB berjangka panjang,
maka pemilihan jenis kontrasepsi yang tepat adalah IUD.
 Jawaban: D

153. Stase : Keluarga Berencana


Kunci Masalah : Pemberian Kontrasepsi Darurat
Kompetensi : Keterampilan Kognitif dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat diberikan pada hubungan seks yang
tidak terlindung dalam waktu 72 jam sampai 7 hari, sehingga dapat menghindari
kehamilan. Kontrasepsi darurat digunakan bila berhadapan dengan hubungan seks tanpa
perlindungan, hubungan seks karena perkosaan, hubungan seks dengan kondom yang
bocor, atau menggunakan diafraghma yang salah penempatan. Metode kontrasepsi
darurat ada dua, yaitu hormonal dan IUD. Namun yang sering digunakan di Indonesia
adalah metode hormonal.

Metode hormonal meliputi:


- Pemberian estrogen dosis tinggi dengan dosis 50 mg 2x dengan interval 12 jam atau
memberikan ethinylestradiol 5 mg selama 5 hari. Dapat juga diberikan suntikan
estradiol benzoate 30 mg setiap hari selama 5 hari.
- Pemberian antiprogestine mifetone dengan dosis 200 mg setiap hari selama 4 hari,
mulai hari 27 menstruasi.
- Menggunakan metode yuzpe yaitu menggunakan tablet KB kombinasi dengan dosis
50 mcg ethinylestradiol dan 250 mcg levonorgestrel.
- Menggunakan metode postinor dengan pemberian levonorgestrel 0,75 mg satu jam
setelah hubungan seksual tanpa proteksi.
- Pemberian danazol dengan dosis 600 mg dua kali dengan interval 12 jam.
(Manuaba, 2012)

Penyelesaian:
Dari kasus klien yang menjadi korban perkosaan dan diberikan kontrasepsi darurat
dengan metode hormonal yuzpe maka dosis yang tepat adalah 50 mcg ethinylestradiol
dan 250 mcg levonorgestrel.
 Jawaban: B

154. Stase : Bayi Baru Lahir


Kunci Masalah : Penentuan Keadaan Bayi Baru Lahir
Kompetensi : Keterampilan Klinik dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
Periode adaptasi bayi baru lahir antara lain:
Periode transisi → merupakan waktu ketika bayi menjadi stabil dan menyesuaikan diri
dengan kemandirian ekstrauteri. Aktivitas periode transisi ini mencerminkan kombinasi
respons simpatis terhadap stres kelahiran dan respons parasimpatis.
Periode reaktivitas pertama → dimulai pada saat bayi lahir dan berlangsung selama 30
menit. Pada saat itu jantung bayi baru lahir berdetak cepat dan denyut tali pusat terlihat.
Selama periode ini mata bayi baru lahir terbuka dan bayi memperlihatkan perilaku
terjaga. Bayi menunjukkan peningkatan tonus otot dengan ekstremitas atas eksi dan
ekstremitas bawah ekstensi.
Periode tidur yang tidak berespons → berlangsung dari sekitar 30 menit setelah kelahiran
bayi sampai 2 jam. Frekuensi jantung bayi baru lahir menurun selama periode ini hingga
kurang dari 140x/menit. Muzmur dapat terdengar dan tidak dipertimbangkan sebagai
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

temuan abnormal. Frekuensi pernapasan bayi lebih lambat dan tenang. Bayi berada dalam
tahap tidur nyenyak.
Periode reaktivitas kedua → tahapan ini adalah bayi usia sekitar 2 6 jam. Frekuensi
jantung bayi labil dan perubahan warna terjadi dengan cepat, yang dikaitkan dengan
stimulus lingkungan. Bayi mungkin tertarik untuk makan dan harus didorong untuk
menyusu.
(Varney, Kriebs, dan Gegor, 2007)

Penyelesaian:
Dari kasus di atas, bayi dalam waktu 4 jam setelah lahir dan bayi menunjukkan
ketertarikan untuk makan sehingga dilatih untuk menyusu, maka bayi tersebut berada
dalam periode reaktivitas kedua.
 Jawaban: E

155. Stase : Bayi Baru Lahir


Kunci Masalah : Kelainan Bawaan pada Bayi Baru Lahir
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Kaput suksedanum → pembengkakan di atas area kulit kepala yang terdapat pada
kelahiran verteks. Hal ini terjadi karena efusi serum dan darah ke dalam jaringan sebagai
akibat tekanan pada kepala selama persalinan. Pembengkakan tersebut sangat jelas saat
lahir dan dapat diraba sebagai massa yang halus. Biasanya dapat hilang dalam 3 hari.
Sephalhematoma → penumpukan darah di antara tulang tengkorak dan membran yang
melapisinya, periostium. Karena dibatasi oleh periosteum ke tulang, marginnya akan
dapat dilihat jelas, Sephalhematoma ini lembut, massa dapat bergerak yang mungkin
tidak dapat terlihat pada hari pertama setelah lahir, namun dapat meningkat dalam 2 3
hari.
Hemoragi intrakranial → cedera lahir yang serius yang sering terjadi pada bayi dengan
kecenderungan perdarahan dan bayi lahir dengan penyulit. Rupturnya pembuluh darah
menyebabkan perdarahan ke dalam jaringan otak sehingga menimbulkan gejala
peningkatan tekanan intrakranial. Bayi menjadi letih, kedutan, muntah, atau menjadi
demam dan sianosis, menangis dengan merintih, fontanel menonjol, dan kesulitan
bernapas dan menghisap. Hemoragi yang berat akan menyebabkan kematian atau
kerusakan residual, seperti hidrosefalus, retardasi mental, serebral palsi.
Tanda forceps → memar akibat tekanan forsep pada kepala bayi. Akan hilang dalam
beberapa hari tanpa jaringan parut atau efek setelahnya.
Hematoma subdural → pengumpulan darah dibawah durameter, membran terluar yang
melapisi otak. Darah dikeluarkan dengan jarum atau tindakan operasi untuk mencegah
penekanan dan kerusakan otak permanen.
(Hamilton, 1995)

Penyelesaian:
Dari kasus di atas, maka dapat ditegakkan diagnosis bayi hanya mengalami tanda forcep.
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

 Jawaban: D

156. Stase : Bayi Baru Lahir


Kunci Masalah : Kelainan Bawaan pada Bayi Baru Lahir
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis

Konsep Teori :
Labioskisis → kelainan bawaan berupa bibir belah/bibir sumbing akibat dari kegagalan
proses penutupan maksila dan premaksila selama masa embrio.
Labiopalatoskisis → kelainan bawaan berupa bibir palatum (langit-langit) sumbing,
akibat dari kegagalan proses penutupan maksila dan premaksila selama masa embrio.
Kelainan ini diduga terjadi akibat infeksi virus yang diterima ibu pada kehamilan
trimester 1 tepatnya minggu ke 7 12.
(Dwienda dkk, 2014)

Penyelesaian:
Dari kasus di atas, berdasarkan hasil pemeriksaan fisik maka bayi dapat didiagnosis
mengalami kelainan bawaan labiopalatoskisis.
 Jawaban: B

157. Stase : Bayi Baru Lahir


Kunci Masalah : Mekanisme Kehilangan Panas
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
Mekanisme kehilangan panas tubuh bayi baru lahir antara lain:
Evaporasi → merupakan mekanisme kehilangan panas karena penguapan cairan ketuban
pada permukaan tubuh oleh panas bayi karena tidak segera dikeringkan. Kehilangan
panas juga terjadi pada bayi yang cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera
dikeringkan dan diselimuti.
Konduksi → kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin.
Konveksi → kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin.
Radiasi → kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda
yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
(Dwienda dkk, 2014)

Penyelesaian:
Dari kasus di atas, tindakan yang dilakukan bidan adalah untuk mencegah terjadinya
kehilangan panas pada bayi secara evaporasi.
 Jawaban: A
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

158. Stase : Bayi Baru Lahir


Kunci Masalah : Kategori Hipotermia pada Bayi Baru Lahir
Kompetensi : Keterampilan Klinis Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis

Konsep Teori :
Hipotermi adalah pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas. Hipotermi pada BB adalah
suhu dibawah 36,5 °C, yang terbagi atas hipotermi ringan (36 - 36,5°C), hipotermi sedang
(32 - 36 °C) dan hipotermi berat (<32°C).
Gejala klinis dari hipotermi adalah menurunnya suhu tubuh, bayi letargis, tidak kuat
menghisap ASI, pernapasan megap-megap dan lambat, menangis lemah, muka pucat.
Untuk lebih detailnya, hipotermi diklasifikasikan sebagai berikut:
- Hipotermi sedang → ditandai dengan aktivitas berkurang, letargi, tangisan lemah,
kulit berwarna tidak rata, kemampuan menghisap lemah, kaki teraba dingin.
- Hipotermi berat → tanda gejalanya sama dengan hipotermi sedang namun ditandai
juga dengan bibir dan kuku kebiruan, pernapasan lambat dan tidak teratur, serta bunyi
jantung lambat.
(Dwienda dkk, 2014)

Penyelesaian:
Dari kasus diatas, sesuai dengan tanda gejala dan hasil pemeriksaan, maka bayi
mengalami hipotermi berat.
 Jawaban: D

159. Stase : Bayi Baru Lahir


Kunci Masalah : Penanganan Tepat pada Kasus Bayi Baru Lahir
Kompetensi : Keterampilan Klinis Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Sesuai dengan kasus di atas, maka diagnosis yang dapat ditegakkan adalah bayi
mengalami hipotermia berat.
Penanganan yang tepat untuk hipotermia berat adalah:
- Mengeringkan tubuh bayi.
- Segera menghangatkan bayi dengan metode kanguru.
- Ganti selimut dengan yang hangat.
- Memberi tutup kepala/topi.
- Mengganti kain/popok dengan yang kering dan hangat.
- Memberikan ASI sedini dan sesering mungkin.
- Merujuk ke rumah sakit.
(Dwienda dkk, 2014)
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Penyelesaian:
Dari kasus diatas, sesuai dengan tanda gejala dan hasil pemeriksaan, maka bayi
mengalami hipotermi berat dan penanganan yang tepat adalah merujuk ke rumah sakit.
 Jawaban: B

160. Stase : Bayi Baru Lahir


Kunci Masalah : Reek pada Bayi
Kompetensi : Keterampilan Psikomotor dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Menilai Re ek Rooting pada Bayi
Konsep Teori :
- Rooting re eks: bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh pipi. Misalnya
mengusap pipi bayi dengan lembut, bayi menolehkan kepalanya ke arah jari kita dan
membuka mulutnya (Marmi dan Rahardjo, 2014).

Penyelesaian:
Dari kasus di atas, re eks rooting adalah bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh
pipi. Misalnya mengusap pipi bayi dengan lembut, bayi menolehkan kepalanya ke arah
jari kita dan membuka mulutnya.
 Jawaban: A

161. Stase : Bayi Baru Lahir


Kunci Masalah : Kelainan Bawaan pada Bayi Baru Lahir
Kompetensi : Keterampilan Kognitif dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Kaput suksedanum → pembengkakan di atas area kulit kepala yang terdapat pada
kelahiran verteks. Hal ini terjadi karena efusi serum dan darah ke dalam jaringan sebagai
akibat tekanan pada kepala selama persalinan. Pembengkakan tersebut sangat jelas saat
lahir dan dapat diraba sebagai massa yang halus. Biasanya dapat hilang dalam 3 hari.
Konduksi → kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin.
Konveksi → kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin.
Radiasi → kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda
yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
(Hamilton, 1995)

Penyelesaian:
Dari kasus di atas, maka dapat ditegakkan diagnosis bayi mengalami kaput suksedanum.
 Jawaban: A
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

162. Stase : Bayi


Kunci Masalah : Gangguan pada Bayi
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis

Konsep Teori :
Ruam popok → disebabkan pemakaian popok yang terlalu ketat. Akan menjadi semakin
parah jika ruam terkontaminasi cairan urin dan feses. Cara mengatasi dengan menjaga
kulit yang terkena ruam selalu kering dan bersih, menjaga kebersihan popok, tidak sering
memakaikan pampers (Irmawati, 2005).

Penyelesaian:
Dari kasus di atas, maka dapat dipastikan bayi mengalami gangguan ruam popok.
 Jawaban: C

163. Stase : Bayi


Kunci Masalah : Penanganan pada Bayi dengan Ruam Popok
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Ruam popok → disebabkan pemakaian popok yang terlalu ketat. Akan menjadi semakin
parah jika ruam terkontaminasi cairan urin dan feses. Cara mengatasi dengan menjaga
kulit yang terkena ruam selalu kering dan bersih, menjaga kebersihan popok, tidak sering
memakaikan pampers (Irmawati, 2005).

Penyelesaian:
Dari kasus di atas, maka dapat dipastikan bayi mengalami gangguan ruam popok dan
dapat diatasi dengan menjaga dan tetap kering dan bersih.
 Jawaban: C

164. Stase : Bayi


Kunci Masalah : Kelainan Bawaan pada Bayi Baru Lahir
Kompetensi : Keterampilan Kognitif dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Hipospadia adalah kelainan bawaan berupa muara uretra (lubang kencing) yang tidak
terletak di ujung penis akibat kegagalan dalam proses pembentukannya. Lubang tersebut
berada di batang penis atau di dekat skrotum (kantong testis) (Nugraha dan Wibisono,
2016).

Penyelesaian:
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Dari kasus di atas, maka dapat didiagnosis bayi mengalami hipospadia.


 Jawaban: A

165. Stase : Bayi Baru Lahir


Kunci Masalah : Menilai Keadaan Bayi Baru Lahir
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis

Konsep Teori :
Tanda Apgar:

Tanda Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2


Appearance Pucat/biru seluruh Tubuh merah, Seluruh tubuh
(Warna Kulit) tubuh ekstremitas biru kemerahan
Pulse
Tidak ada < 100 >100
(denyut Jantung)
Grimace (tonus Ekstremitas sedikit
Tidak ada Gerakan aktif
otot) eksi
Langsung
Activity (aktivitas) Tidak ada Sedikit gerak
menangis
Respiration
Tidak ada Lemah/tidak teratur Menangis
(pernapasan)
(Dwienda dkk, 2014)

Penyelesaian:
Dari kasus di atas, maka dapat dihitung nilai apgar sesuai dengan hasil pemeriksaan yaitu
berwarna merah dengan ekstremitas biru (1), DJ 95 x/menit (1), ekstremitas sedikit eksi
(1), sedikit bergerak (1), dan segera menangis setelah lahir (2). Sehingga diperoleh nilai
total 1 + 1 + 1 + 1 + 2 = 6.
 Jawaban: D

166. Stase : Bayi Baru Lahir


Kunci Masalah : Asksia pada Bayi Baru Lahir
Kompetensi : Keterampilan Kognitif dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Tanda Apgar:

Tanda Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2


Appearance Pucat/biru seluruh Tubuh merah, Seluruh tubuh
(Warna Kulit) tubuh ekstremitas biru kemerahan
Pulse
Tidak ada < 100 >100
(denyut Jantung)
Grimace (tonus Ekstremitas sedikit
Tidak ada Gerakan aktif
otot) eksi
Activity (aktivitas) Tidak ada Sedikit gerak Langsung
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

menangis
Respiration
Tidak ada Lemah/tidak teratur Menangis
(pernapasan)
Interpretasi:
- Nilai 1 – 3 as ksia berat
- Nilai 4 – 6 as ksia sedang
- Nilai 7 – 10 as ksia ringan (normal)
(Dwienda dkk, 2014)

Penyelesaian:
Dari kasus di atas, maka dapat dihitung nilai apgar sesuai dengan hasil pemeriksaan yaitu
berwarna merah dengan ekstremitas biru (1). DJ 95 x/menit (1), ekstremitas sedikit eksi
(1), sedikit bergerak (1) dan segera menangis setelah lahir (2). Sehingga diperoleh nilai
total 1 + 1 + 1 + 1 + 2 = 6. Nilai apgar 6, termasuk dalam kategori as ksia sedang.
 Jawaban: C

167. Stase : Bayi Baru Lahir


Kunci Masalah : Ikterus pada Bayi Baru Lahir
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Ikterus adalah pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva, dan mukosa yang terjadi karena
meningkatnya kadar bilirubin dalam darah. Ikterus sering dijumpai pada bayi baru lahir
dalam batas normal pada hari kedua sampai hari ketiga dan menghilang pada hari ke
sepuluh. Pembagian ikterus menurut metode Kramer adalah:

Derajat Ikterus Nilai 0


I Daerah kepala dan leher
II Sampai badan atas
III Sampai badan bawah hingga tungkai
IV Sampai daerah lengan, kaki bawah, lutut
V Sampai daerah telapak tangan dan kaki
(Dwienda dkk, 2014)

Penyelesaian:
Dari kasus di atas, maka dapat disimpulkan bayi mengalami ikterus derajat III.
 Jawaban: C

168. Stase : Bayi Baru Lahir


Kunci Masalah : Mekanisme Kehilangan Panas
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
Mekanisme kehilangan panas tubuh bayi baru lahir antara lain:
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Evaporasi → merupakan mekanisme kehilangan panas karena penguapan cairan ketuban


pada permukaan tubuh oleh panas bayi karena tidak segera dikeringkan. Kehilangan
panas juga terjadi pada bayi yang cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera
dikeringkan dan diselimuti.
Konduksi → kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin.
Konveksi → kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin.
Radiasi → kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda
yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. (Dwienda dkk, 2014)
Penyelesaian:
Dari kasus di atas, tindakan yang dilakukan bidan adalah untuk mencegah terjadinya
kehilangan panas pada bayi secara konveksi.
 Jawaban: C

169. Stase : Bayi Baru Lahir


Kunci Masalah : Asuhan pada Bayi Setelah Lahir
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Setelah kontak kulit dan IMD selesai, maka dilakukan penimbangan dan pengukuran
bayi. Kemudian diberikan salep atau tetes mata antibiotik pro laksis (tetrasiklin 1%) dan
suntikan vitamin K1 1 mg (0,5 ml untuk sediaan 2 mg/ml) IM di paha kiri antorateral
bayi. Satu jam setelah pemberian vitamin K1, dilanjutkan dengan pemberian suntikan
imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral bayi.
(Kemenkes, 2013)

Penyelesaian:
Dari kasus di atas, dosis yang tepat dalam pemberian vitamin K1 pada bayi baru lahir
adalah 1 mg.
 Jawaban: B

170. Stase : Bayi Baru Lahir


Kunci Masalah : Re ek pada Bayi Baru Lahir
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
Grasp re ek: dengan meletakkan jari telunjuk pada palmar, tekanan dengan gentle,
normalnya bayı akan menggenggam dengan kuat. Jika telapak tangan bayi ditekan: bayi
mengepalkan tinjunya.
(Marmi dan Rahardjo, 2014)

Penyelesaian:
Dari kasus di atas, re eks yang ditunjukkan bayi adalah grasping re ek.
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

 Jawaban: C

171. Stase : Bayi Baru Lahir


Kunci Masalah : Reek pada Bayi Baru Lahir
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
Moro re ek: timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-tiba
digerakkan atau dikejutkan dengan bertepuk tangan (Marmi dan Rahardjo, 2014).

Penyelesaian:
Dari kasus di atas, re eks yang ditunjukkan bayi adalah moro re ek.
 Jawaban: D

172. Stase : Bayi dan Balita


Kunci Masalah : Penilaian Tumbuh Kembang Bayi
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
Tanda bayi memiliki fungsi pendengaran yang normal:
 Usia 0 - 3 bulan
- Bayi terbangun atau tampak terkejut terhadap suara yang cukup keras.
- Bayi tenang atau tersenyum saat diajak bicara.
 Usia 3 - 6 bulan
- Mencari sumber suara dengan matanya.
- Bayi bersuara ooh atau aah.
- Berhenti bermain ketika mendengar suara yang datang.
 Usia 6 - 9 bulan
- Menikmati musik.
- Berteriak dan tertawa.
- Mengucapkan mamamama atau babababa atau papapapa.
(Handy, 2015)

Penyelesaian:
Berdasarkan kasus di atas, maka tanda yang mencerminkan bayi usia 2 bulan memiliki
pendengaran yang baik adalah tersenyum saat diajak berbicara.
 Jawaban: E

173. Stase : Bayi dan Balita


Kunci Masalah : Menilai Tumbuh Kembang
Kompetensi : Keterampilan Klinis Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Cara menghitung tinggi badan ideal bayi dan anak-anak:


- Bayi hingga 1 tahun → 1,5 x tinggi badan saat lahir
- Umur 4 tahun → 2 x tinggi badan saat lahir
- Umur 6 tahun → 1,5 x tinggi badan saat usia 1 tahun
- Umur 13 tahun → 3 x tinggi badan saat lahir
(Kliegman, 2007)

Penyelesaian:
Berdasarkan kasus di atas, tinggi badan ideal bayi usia 5 bulan adalah 1,5 x 51 - 76,5 cm.
 Jawaban: D
174. Stase : Bayi dan Balita
Kunci Masalah : Perkembangan Motorik Anak
Kompetensi : Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
Perkembangan motorik kasar bayi usia 4 - 8 bulan:
- Telungkup pada alas dan sudah mulai mengangkat kepala dengan melakukan gerakan
menekan kedua tangannya.
- Memalingkan kepala ke kanan dan kiri.
- Dapat duduk tegak.
- Membalikkan badan.
- Bangkit dengan kepala tegak.
- Berguling dari terlentang ke tengkurap.
- Duduk dengan bantuan.
(Sembiring, 2017)

Penyelesaian:
Berdasarkan kasus di atas, maka perkembangan motorik kasar untuk bayi usia 6 bulan
yang tepat adalah berguling dari terlentang ke tengkurap.
 Jawaban: C

175. Stase : Bayi dan Balita


Kunci Masalah : Anak Mengalami Sibling Rivalry
Kompetensi : Komunikasi Efektif
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Implementasi
Konsep Teori :
Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara.
Cara orang tua mengatasi sibling rivalry adalah dengan:
- Menginformasikan kehamilan dan memperkenalkan kakak pada bayi.
- Perluas lingkup sosial anak.
- Jujur mengenai perubahan fisik atau mental (mudah lelah, tidak bisa menggendong,
dan sebagainya).
- Saat awal-awal kelahiran bayi tetap bersikap seperti biasanya.
- Melibatkan kakak dalam merawat adik.
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

- Menyukai bakat dan keberhasilan anak.


- Membuat anak mampu bekerja sama.
- Memberikan perhatian setiap waktu.
- Mengajarkan anak cara positif untuk mendapatkan perhatian.
- Bersikap adil.
- Memberikan waktu yang cukup pada anak.
- Merencanakan kegiatan bersama keluarga.
- Orang tua tidak melulu langsung campur tangan kecuali ada kekerasan.
(Pitriani, 2014)

Penyelesaian:
Berdasarkan kasus di atas, maka cara mengatasi sibling rivalry yang tidak tepat adalah
dengan memberikan hukuman pada anak.
 Jawaban: E

176. Stase : Bayi dan Balita


Kunci Masalah : Pemeriksaan Tumbuh Kembang Anak
Kompetensi : Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Perkembangan anak secara umum terdiri atas tahapan:
- Masa prenatal → masa embrio dan fetus
- Masa neonates → 0 - 28 hari
- Masa bayi → 28 hari - 1 tahun
- Masa anak → 1 - 3 tahun
- Masa pra sekolah → 3 - 5 tahun
- Masa sekolah → 5 - 12 tahun
- Masa remaja → 12 - 18/20 tahun
(Sembiring, 2017)

Penyelesaian:
Berdasarkan kasus di atas, maka anak usia 4 tahun termasuk dalam periode masa pra
sekolah.
 Jawaban: C

177. Stase : Bayi Sehat


Kunci Masalah : Penilaian Tumbuh Kembang Anak
Kompetensi : Keterampilan Klinis Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Pengkajian
Konsep Teori :
Berat badan merupakan tolok ukur untuk menetukan tingkat kesehatan anak. Dengan
memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, diharapkan orang tua dapat mendeteksi
sedini mungkin gangguan gangguan yang mungkin diderita anak.
Standar berat badan bayi 0 - 1 tahun adalah sebagai berikut:
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Usia (Bulan) Berat Badan (kg)


0 2,7 – 3,0
1 3,4 – 4,0
2 4,0 – 4,7
3 4,5 – 5,4 (Widyastuti dan Widyani, 2017)
4 5,0 – 6,0
5 5,5 – 6,5 Penyelesaian:
6 6,0 – 7,0 Pada kasus di atas, berat badan bayi pada
7 6,5 – 7,5 usia 6 bulan normalnya 5,5 - 6,5 kg.
8 6,8 – 8,2  Jawaban: D
9 7,3 – 8,5
10 7,6 – 9,0
178. Stase : Bayi
11 8,0 – 9,5
12 8,2 – 9,7 Kunci Masalah :
Menentukan Tingkat Dehidrasi
Kompetensi : Keterampilan Klinis Praktik Kebidanan
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Diare yang parah apabila dibiarkan akan menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi akan
menyebabkan gangguan keseimbangan metabolisme tubuh. Derajat dehidrasi batas WHO
adalah sebagai berikut:

Tanda dan Gejala Dehidrasi ringan Dehidrasi sedang Dehidrasi berat


Keadaan Umum Sakit, gelisah, haus Gelisah, ngantuk, Ngantuk, lemas,
rewel dingin, berkeringat,
pucat, dapat pingsan
Denyut nadi Normal: kurang dari Cepat dan lemah: Cepat, halus, kadang
120x/menit 120-140x/menit tak teraba
Pernapasan Normal Dalam tapi cepat Dalam, cepat
Ubun-ubun Normal Cekung Sangat cekung
Kelopak mata Ada Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Tidak ada Sangat kering
Selaput lender Lembab Kering Sangat kering
Elastisitas kulit Jika dicubit, segera Untuk kembali Untuk kembali
kembali normal normal lambat normal sangat
lambat
Air seni Normal Berkurang, Tidak kencing
berwarna tua
(Widjaja, 2008)

Penyelesaian:
Pada kasus di atas, diagnosis yang tepat sesuai dengan tanda gejala yang tampak adalah
anak mengalami dehidrasi sedang.
 Jawaban: B

179. Stase : Bayi Baru Lahir


Kunci Masalah : Kelainan Bawaan pada Bayi Baru Lahir
PEMBAHASAN SOAL PAKET 4

Kompetensi : Keterampilan Klinis Praktik Kebidanan


Tinjauan (Sub Kompetensi) : Diagnosis
Konsep Teori :
Atresia ani → kelainan bawaan ditandai dengan tertutupnya lubang anus sehingga tidak
dapat BAB.
Obstipasi → penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau adanya obstruksi
pada saluran cerna. Dapat juga dikatakan tidak adanya pengeluaran feses selama 3 hari
atau lebih.
(Dwienda dkk, 2014)

Penyelesaian:
Dari kasus di atas, berdasarkan hasil pemeriksaan fisik maka bayi dapat didiagnosis
mengalami kelainan bawaan atresia ani.
 Jawaban: C

180. Stase : Bayi Baru Lahir


Kunci Masalah : KIE Perawatan Bayi di Rumah
Kompetensi : Komunikasi Efektif
Tinjauan (Sub Kompetensi) : Konseling
Konsep Teori :
Hal penting yang harus disampaikan bidan pada ibu yang baru saja bersalin salah satunya
adalah perawatan bayi di rumah. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya hal
yang bersifat patologis pada bayi.
Hal-hal yang perlu disampaikan berkaitan dengan perawatan bayi di rumah antara lain:
- Perawatan tali pusat.
- Pemberian ASI.
- Re ek laktasi.
- Memulai pemberian ASI.
- Posisi menyusui.
- Menjaga kehangatan bayi.
- Mencegah kehilangan panas.
- Menempatkan pada lingkungan yang hangat.
- Tanda bahaya bayi baru lahir.
- Imunisasi dan perawatan harian.
(Sembiring, 2017)

Penyelesaian:
Berdasarkan kasus di atas, yang bukan termauk KIE yang harus diberikan pada ibu
sebelum pulang berkaitan dengan bayi adalah KIE mengenai kontrasepsi pasca salin.
 Jawaban: A

Anda mungkin juga menyukai