Anda di halaman 1dari 25

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 4

1.Ayu Sinta (201701007)


2.Bavia Nuari (201701009)
3.Piping Septiana (201701033)
4.Putri Yuliana (201701034)
Kelainan dalam
Lamanya Kehamilan
Prematuritas
(Persalinan preterm)

Postmaturitas
(Persalinan Post term)
PREMATURITAS
• Persalinan < 37 minggu
• BBLR < 2500 gram

PENYULIT :
A. Perkembangan organ vital belum sempurna
B. Daya tahan tubuh rendah  infeksi
C. Mental – intelektual rendah  beban keluarga
Survival Rate According
to Gestational Age & Birth Weight
(Oklahoma Medical Center, 1981-1994)

Gest. Age Survivors Birth Weight Survivors


24 weeks 20 <500Gms 0
25 25 501-800 22
26 50
27 75 801-1000 75
28 83 1001-1250 82
29 94 1251-1500 94
30 95
31 95 1501-1750 97
32 97 1751-2500 98
33+ 99 >2500 99
Penyebab Prematuritas
1. Kondisi umum
a) Keadaan sosial ekonomi rendah  anemia, kurang gizi,
perokok, umur terlalu muda/tua
b) Penyakit ibu
DM, hipertensi, jantung/paru, endokrin, rhesus
2. Penyulit kebidanan
• Hidramnion, ganda, PE/E
• Perdarahan ante partum
• KPD
3. Kelainan lain
• Kelainan anatomi / kongenital rahim
• Infeksi
Pertolongan
• Usahakan trauma minimal
Penyulit yang mungkin timbul
• Perdarahan intra kranial
• Gangguan pernapasan
(Sindroma distress respirasi)
• Asfiksia neonatus
• Infeksi neonatus

Pertolongan bidan:
• Konservatif  istirahat, isolasi & pengobatan penyakit
• Konsul dokter
• Rujukan ke rumah sakit
POST MATURITAS
• Kehamilan lewat waktu
• Persalinan > 42 minggu
• Kesalahan HPM ?
• Kejadian 4-15%
• Konfirmasi dengan USG
Permasalahan Postmaturitas
• Insufisiensi plasenta
– janin risiko asfiksia kronis / akut
– Fetal death
– Pertumbuhan janin terhambat
– Perubahan metabolisme janin
– Air ketuban berkurang
– Saat persalinan rentan asfiksia
• Bila BB lebih  perlu tindakan (vakum / SC)
Penyebab Postmaturitas
• Otot rahim tidak sensitif terhadap oksitosin
• Psikologis
• Kelainan rahim
Sikap Bidan
• Anamnesis
– HPM > 42 minggu
– Gerak janin berkurang / berhenti
• Pemeriksaan
– BB ibu, air ketuban, DJJ, gerak janin, TBJ
• Penatalaksanaan
– Anjurkan/rujuk persalinan di RS
• Penatalaksanaan di RS (oleh dokter)
– Induksi (misoprostol/oksitosin)
– SC
IUFD
(Intra Uterine Fetal Death)
Prinsip Dasar :

• Bradikardi : DJJ kurang dari 110/menit


• Takhikardi : DJJ lebih dari 160/menit
• CTG
Gawat Janin/IUFD

• Janin tidak menerima O2 cukup---hipoksia


• Janin yang beresiko tinggi :
- Janin yang pertumbuhannya terhambat
- Janin dari ibu dengan diabetes
- Janin preterm dan posterm
- Janin dengan kelainan letak
- Janin dengan kelainan bawaan atau infeksi
Gawat janin dalam persalinan
dapat terjadi bila :
• Persalinan berlangsung lama
• Induksi persalinan dengan oksitosin
• Ada perdarahan atau infeksi
• Insufisiensi plasenta : pos term,pre
eklampsia
Penilaian Klinik
• Tanda gawat janin :
 DJJ abnormal
- Umumnya DJJ adalah ireguler,namun juka tidak
kembali normal setelah kontraksi---hipoksia
- Bradikardia di luar kontraksi atau tidak menghilang
setelah kontraksi --kegawatan janin
- Takhikardi dapat merupakan reaksi terhadap
adanya : demam pada ibu,obat-obatan
tokolitik,amnoinitis
- Jika ibu tidak mengalami takhikardia,DJJ
>160/menit ---hipoksia
 Mekoneum
Hijau kental---air ketuban jumlahnya sedikit
Presentasi bokong tidak memerlukan intervensi
Gerak Janin Menghilang
• Masalah :
- Ibu tidak merasakan gerakan janin

• Diagnosis :
- Nilai DJJ
- Bila DJJ tak terdengar,pastikan adanya kematian
janin dengan doppler
- Bila DJJ baik,berarti bayi tidur
- Rangsang bayi dengan suara (bel) atau dengan
menggoyangkan perut ibu
- Bila DJJ meningkat frekuensinya sesuai dengan
gerak janin,maka janin dapat dikatakan normal
- Bila DJJ cenderung turun saat janin
bergerak,maka dapat disimpulkan adanya gawat
janin
Kematian Janin
• Penilaian Klinik
– Pertumbuhan janin berkurang,bahkan janin mengecil
sehingga TFU menurun
– DJJ tak terdengar dengan fetoskop dan dipastikan
dengan doppler
– Keluhan ibu : gerak janin menghilang
– BB menurun
– Tulang kepala kolaps
– USG
– HCG urin negatif----beberapa hari setelah kematian
janin
Komplikasi :
• Trauma emosional bila waktu antara
kematian janin dan persalinan cukup lama

• Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah


Penanganan
• Pemeriksaan darah (ABO dan Rhesus)
• Hindari pemberian informasi yang tidak tepat
• Dukungan mental emosional perlu diberikan
kepada pasien
• Rencana persalinan pervagina dengan cara
induksi maupun ekspektatif---dibicarakan dengan
keluarga
• Pemeriksaan patologi plasenta akan mengungkap
adanya patologi plasenta dan infeksi
IUGR
Definisi
– Definisi menurut WHO (1969), janin yang mengalami
pertumbuhan yang terhambat adalah janin yang
mengalami kegagalan dalam mencapai berat standard atau
ukuran standard yang sesuai dengan usia kehamilannya.
– Pertumbuhan Janin Terhambat atau Intra Uterine Growth
Restriction adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan
nutrisi dan pertumbuhan janin yang mengakibatkan berat
badan lahir dibawah batasan tertentu dari usia
kehamilannya.
 Definisi yang sering dipakai adalah bayi-bayi yang
mempunyai berat badan dibawah 10 persentil dari
kurva berat badan bayi yang normal . Dalam 5 tahun
terakhir, istilah Retardation pada Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR) telah berubah menjadi Restriction
oleh karena Retardasi lebih ditekankan untuk mental.
 Menurut Gordon, JO (2005) pertumbuhan
janin terhambat-PJT (Intrauterine growth
restriction) diartikan sebagai suatu kondisi
dimana janin berukuran lebih kecil dari standar
ukuran biometri normal pada usia kehamilan.
Kadang pula istilah PJT sering diartikan
sebagai kecil untuk masa kehamilan-KMK
(small for gestational age).
Faktor Resiko IUGR
 Factor resiko dari Ibu : Alkohol, merokok, Obat obatan
(Corticosteroid, propanolol, Dilantin, Coumadin, Heroin),
Anemia, malnutrisi, Berat badan Ibu Kurang dari 50 Kg,
penyakit Jantung Cyanotic, Hipertensi kronis, Pregnancy
Induced Hipertensi, Diabetus Mellitus dengan gangguan
Vasculopaty, Connective Tissue Disease
 Factor Resiko dari bayi : kelainan genetic (misalnya : dwarf
sindrom), kelainan kromosom (trisomi 12, 18 dan 21),
congenital anomaly (misalnya : gastroschisis), infeksi fetus
(misalnya : virus, protozoa)
 Faktor Resiko dari Uterus dan Plasenta : Kelainan Muller
(septum uterus) dan isufisiensi plasenta yang dapat berupa :
Infark, Infeksi pada plasenta, chorioangioma, multifetal
Pregnancy, circumvalata plasenta, plasenta previa, Focal
Abruption, marginal Insersi of the cord)
Hipoksemia pada janin terjadi bila :
• Penurunan kadar oksigen pada darah yang
menuju uterus
• Penurunan fungsi plasenta
• Penurunan kadar oksigen dalam darah
janin.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai