Oleh :
1
2
Oleh :
AYU SINTA DEVSITASARI
NIM. 201701007
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas semua berkat dan
rahmatnya sehingga dapat terselesaikannya Proposal Laporan Tugas Akhir yang
berjudul “Laporan Asuhan Kebidanan Pada Ny X Masa Hamil sampai KB di
PMB purwantini S.Tr.Keb Desa Bacem Kab Madiun.
Sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya
Kebidanan pada Program Studi Kebidanan STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun.
Dalam hal ini,penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan ini penulis megucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Zaenal Abidin,S.KM.M.Kes, selaku Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun,yang telah memberi kesempatan menyusun Proposal Laporan Tugas
Aakhir.
2. Assasih Villasari.S.SiT selaku Ketua Program Studi Kebidanan STIKES
Bhakti Husada Mulia Madiun
3. Yeni Utami S.SiT.M.Kes Pembimbing 1 yang telah memberikan
kesempatan menyusun Proposal Laporan Tugas Akhir ini.
4. Mertisa Dwi Klevina,S.ST.M.Kes, selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan
5. Lucia Ani K, S. ST. M. Kes selaku ketua penguji yang telah memberikan
kesempatan menyusun Proposal Laporan Tugas Akhir ini.
BAB I
4
PENDAHULUAN
dimulai pada saat kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, KB (Irawati
(saifuddin,2017).
tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi pada setiap proses akan
meningkatkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
karena AKI merupakan salah satu indikator dampak Kegiatan Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA), disamping Angka Kematian Bayi (AKB). AKI dan AKB
sebagai jumlah kematian ibu per 100.000 KH. Terdapat 216 per 100.000 KH
Kematian Bayi (AKB) di dunia pada tahun 2015 sebesar 19 per 1.000 KH.
AKI sebesar 102 per 100.000 KH, dan AKB menjadi 23 per 1.000 KH.
Sedangkan program terbaru dari WHO dimana kelanjutan dari program MDGs
yang berakhir pada tahun 2015 yaitu Sustainable Development Goals (SDGs).
Yang dimana program SDGs pada tahun 2030 tentang target sistem kesehatan
Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan Agka Kematian Ibu (AKI) sebesar
305 per 100.000 KH, yang artinya belum mencapai target MDGs 2015 yaitu
menekan AKI sebesar 102 per 100.000 KH dan juga SDGs yaitu sebesar 70
per 100.000 KH. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 22,23 per
1.000 KH. Capaian ini sudah mencapai target MDGs 2015 yaitu menekan
AKB menjadi 23 per 1.000 KH, namun belum mencapai target SDGs yaitu 12
Sementara itu di Jawa Timur pada tahun 2017, AKI mencapai 91,92
per 100.000 kelahiran hidup dari target Jawa Timur 97,97 per 100.000
kelahiran hidup dan AKB mencapai 23,1 per 1.000 kelahiran hidup dari target
Jawa Timur 24 per 1000 kelahiran hidup (Dinkes Jatim, 2017). Sehingga
6
dapat disimpulkan AKI dan AKB di Jawa Timur sudah memenuhi target
provinsi jawa timur dan target MDGs, tetapi belum mencapai target SDGs
adalah eklamsi (38,7 persen), pendarahan (30,6 persen), infeksi (8,2 persen),
jantung (8,2 persen), dan lainnya (14,3 persen). (Dinkes Jatim, 2018)
reproduksi serta gizi ibu hamil, kualitas ANC terpadu dan screening dini
resiko tinggi masih rendah serta kualitas sistem rujukan belum optimal.
2018)
2017 adalah 157 per 100.000 KH dimana terdapat 9243 kelahiran hidup, dari
2017).
tahun 2017 sebesar 7,3 per 1.000 KH (59 kasus).Penyebab kematian Angka
kematian ibu (AKI) adalah eklamsi 5 kasus, emboli air ketuban 3 kasus,
jantung terdapat 2 kasus. Sedangkan oedem paru, Hiv, pendarahan dan sepsis
kesehatan ibu dan anak serta menurunkan AKI dan AKB dapat dilihat dari
sudah mencapai tarjet yang telah ditetapkan provinsi jawa timur dan tarjet
terpenuhi .
kesehatan ibu dan anak serta menurunkan AKI dan AKB dapat dilihat dari
Capaian cakupan ibu hamil K1 Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017
adalah 98,2% dari target 100% sedangkan, capaian cakupan ibu hamil K4
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 adalah 89,9% angka ini mengalami
Timur pada tahun 2017 mencapai 94,6 % angka ini mengalami penurunan di
persalinan oleh tenaga kesehatan difasilitas kesehatan (PF) pada tahun 2017
pelayanan nifas (KF) untuk Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 adalah
yaitu 95%. Cakupan KN lengkap 2017 sebesar 96,7% angka ini mengalami
penurunan dari tahun 2016 sebesar 10,4 menjadi 8,6% ditahun 2017 dan
jangka panjang yaitu metode suntik dan pil (Dinkes Jatim 2017). Sehingga
kesenjangan, dimana cakupan K1 lebih besar dari pada cakupan K4. Untuk
tahun 2017 sebesar 100%. Cakupan ini mempertahankan capaian pada tahun
2016 yaitu 97,8% Cakupan pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan yang berkopetensi (PN) pada tahun 2017 sebesar 100% hal ini
9
98,9% hal ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan cakupan tahun
2016 yaitu sebesar 98,4%. Cakupan KN 1 pada tahun 2017 adalah sebesar
100,8% dari jumlah lahir hidup sebesar 2460, sedangkan KN lengkap 2017
sebesar 99,96%. Cakupan pelayanan KB aktif tahun 2017 sebesar 77,2% jika
lebih besar dari pada cakupan K4. KB aktif mengalami penurunan. Dan
lengkap.
tinggi dengan memerlukan adanya sebuah tolak ukur. Tolak ukur yang di
minggu), 1 kali trimester ke-2 (13-24 minggu), dan 2 kali trimester ke-3 (1
kali usia 25-36 minggu dan 1 kali diatas usia kehamilan 36 mingu), untuk
sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jam sampai dengan 3 hari pasca
persalinan, pada hari ke-4 sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan
pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan. Sedangkan tolak
10
yaitu 1 kali pada usia 0-3 har, 1 kali pada usia 4-7 hari dan 1 kali pada usia 8-
cakupan K1 dan K4 ibu hamil dan pelayanan ibu nifas masih rendah dan
yang berarti masih banyak ibu hamil yang telah melakukan kunjungan
lepas dari pemantauan petugas kesehatan atau tidak terregistrasi pada buku
teratur dan masih banyak ibu hamil yang tidak terpantau kondisi
pada masa nifas kurangnya kesadaran diri dalam memantau tanda bahaya
berbagai faktor resiko kematian ibu saat bersalin dan nifas, serta menyebabkan
kematian bayi (Manuaba, 2017). Hal ini disebabkan karena tidak diketahuinya
masalah yang terjadi selama kunjungan K1 dan K4 yang dapat terjadi selama
Pecah Dini (KPD) sehingga dapat mengganggu proses persalinan, serta tidak
persalinan. Dalam masa nifas dapat terjadi kelainan seperti infeksi kala nifas,
perdarahan kala nifas sekunder, bendungan ASI, mastitis, abses payudara serta
kelainan lain yang dapat mempengaruhi masa nifas. Dampak yang dapat
terjadi pada bayi bila ibu hamil tidak melakukan asuhan yang berkualitas
kematian perinatal. Dampak yang terjadi pada ibu ber KB, ibu dapat
kehamilan adalah program antenatal care (ANC) terpadu bagi setiap ibu hamil
yaitu pemeriksaan 10T (TB, TD, LILA, TFU, DJJ, imunisasi TT, tablet Fe,
Jatim, 2017).
normal (APN) untuk bidan. Kebijakan nifas adalah berupa kunjungan nifas
minimal 3 kali untuk menilai kesehatan ibu dan bayi baru lahir, pemberian
menyusui dini (IMD), pencegahan infeksi berupa perawatan mata dan tali
pusat, pemberian vitamin K, Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan. Dan
pelayanan dari seorang profesional yang sama atau dari satu tim kecil tenaga
kebidanan secara continuity of care pada Ibu hamil TM III, bersalin, nifas,
nifas, neonatus dan Keluarga Berencana secara continuity of care. Asuhan ini
secara continuity of care pada ibu hamil TM III, bersalin, nifas, neonatus
KB
1.4.1 Sasaran
1.4.2 Tempat
Madiun.
1.4.3 Waktu
15
2020.
1.5 Manfaat
Berencana.
2. Profesi Bidan
ada.
16
3. Penulis
pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB secara nyata pada
AKB.