Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE DI PMB EKA


SRIWAHYUNI TAHUN 2020

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan Continuity Of Care

Oleh:
CHYNTIA HARYANA
NIM : P07524719006

PEMBIMBING INSTITUSI
Tri Marini, SST, M.Keb

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES
KEMENKES MEDAN
TAHUN 2019/2020
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE DI PMB EKA


SRIWAHYUNI TAHUN 2020

Oleh:
CHYNTIA HARYANA
NIM : P07524719006

Menyetujui,

Nama Pembimbing Tanda Tangan

1. Eka Sriwahyuni
NIP:

(Pembimbing Lahan Praktik)

2. Tri Marini, SST, M.Keb


NIP: 198003282001122001

(Pembimbing Institusi)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Ardiana Batubara, SST,M.Keb


NIP:196605231986012001

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan dalam Asuhan Kebidanan Contiunity of Care ini dengan baik.
Dalam kesempatan ini penulis menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar - besarnya kepada dosen pembimbing, yang telah membimbing selama
ini.
Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan laporan ini, masih
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
Dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini dikemudian hari.
Akhirnya penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca. Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta bermakna dalam
proses perkuliahan Profesi bidan.

Medan, Juli 2020

Penulis
Gusti Artha Nainggolan

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut perkembangan data pada tahun 2015, sebanyak 303.000
perempuan meninggal, dimana setiap hari sekitar 830 perempuan meninggal
karena komplikasi kehamilan dan persalinan dari seluruh dunia. Angka kematian
ibu (AKI) di dunia mencapai 216/100.000 KH, dimana kematian ibu terjadi di
negara bekembang yaitu 239/100.000 KH dibandingkan dengan negara maju
hanya 12/100.000 KH. Hampir 75% penpyebab utamanya adalah perdarahan,
infeksi, tekanan darah tinggi selama kehamilan dan abortus tidak aman (WHO,
2017)
Sebanyak 4450 bayi yang meninggal dari seluruh dunia. Pada negara
berkembang, kematian sekitar 98,5% dibandingkan di negara maju sekitar 1,5%.
Angka kematian bayi (AKB) di seluruh dunia yaitu 31/1.000 kelahiran hidup,
dimana di negara berkembang yaitu 35/1.000 kelahiran hidup dan di negara maju
5/1000 kelahiran hidup (WHO, 2017)
Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 2007 sampai dengan 2017,
yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2018 menunjukkan
peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu
per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) 2018. (Kemenkes RI, 2018)
Berasarkan data dari RPJMN tahun 2015, dalam upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat Indonesia, masih ditemukan tantangan besar dalam
pembangunan kesehatan, yaitu tingginya AKI dan AKB. AKI dari hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 sebesar 359 per 100.000
KH dan masih cukup jauh dari target RPJMN yang ingin dicapai pada tahun 2019
yaitu 306 per 100.000 KH, sedangkan AKB di Indonesia sebesar 32 per 1.000 KH
dan target RPJMN yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah 24 kematian per
1.000 KH. (Bappenas, 2018)

1
Berdasarkan laporan kesehatan kab/kota tahun 2018, AKI yang di
laporkan di Sumatera Utara tahun 2014 hanya 74/100.000 KH, dan AKB di
Sumatera Utara dari 277.135 bayi lahir hidup, jumlah bayi meninggal sebanyak
1.236 bayi sebelum usia 1 tahun. Berdasarkan angka ini diperhitungkan angka
kematian bayi (AKB) di Sumatera Utara tahun 2017 hanya 44/1000 kelahiran
hidup ( Dinkes Prov.SU, 2018)
Salah satu kontribusi kematian ibu juga disebabkan oleh 4 Terlalu (terlalu
muda, terlalu sering, terlalu pendek jarak kehamilan, terlalu tua) dan 3 Terlambat
(terlambat deteksi dini tanda bahaya, terlambat mencapai fasilitas, dan terlambat
mendapat pertolongan yang adekuat). Sedangkan penyebab kematian utama
neonatal adalah asfiksia, BBLR dan infeksi (Kemenkes RI, 2017)
Sebagai upaya penurunan AKI, pemerintah melalui Kementerian
Kesehatan sejak 1990 telah meluncurkan safe motherhood initiative, sebuah
program yang memastikan agar semua ibu mampu mengakses pelayanan
kesehatan yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan
persalinan oleh tenaga medis terlatih di pelayanan kesehatan, perawatan pasca
persalinan untuk ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan dan pelayanan
keluarga berencana. Agar semua ibu mendapatkan perawatan yang dibutuhkan
sehingga selamat dan sehat selama kehamilan dan persalinannya (Kemenkes RI,
2017)
Upaya pemerintah dalam menurunkan AKI dan AKB salah satunya
dengan melakukan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil yang diwujudkan
melalui pemberian pelayanan antenatal care (ANC) sekurang-kurangnya 4 kali
selama masa kehamilan dengan distribusi waktu yaitu satu kali pada trimester
pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 12-24 minggu), dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24
minggu sampai persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk
menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi dini
faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan (Kemenkes
RI, 2018)

2
Upaya lain yang dilakukan untuk menurunkan kematian ibu dan kematian
bayi yaitu dengan mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih serta diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai pada kala
I sampai dengan kala IV persalinan. Keberhasilan program ini diukur melalui
indikator persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih. Persentase
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia menunjukkan
kecenderungan peningkatan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2013. Namun
demikian, terdapat penurunan dari 90,88% pada tahun 2015 menjadi 88,55% pada
tahun 2017. (Kemenkes RI, 2018)
Upaya kesehatan juga dilakukan untuk mengurangi resiko gangguan
kesehatan terutama pada bayi hingga usia kurang dari satu bulan karena
merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling
tinggi. Upaya kesehatan tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan
persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan serta
menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi
baru lahir (Kemenkes RI, 2015)
Pelayanan kesehatan masa nifas juga berperan penting dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu. Pelayanan masa nifas adalah pelayanan
kesehatan yang diberikan pada ibu selama periode 6 jam sampai 42 hari setelah
melahirkan. Kementerian Kesehatan menetapkan program pelayanan atau kontak
ibu nifas yang dinyatakan dalam indikator: KF 1 kontak ibu nifas pada periode 6
jam sampai 3 hari setelah melahirkan, KF 2 kontak ibu nifas pada periode 4-28
hari setelah melahirkan dan KF 3 kontak ibu nifas pada periode 29-42 hari setelah
melahirkan. Cakupan pelayanan kesehatan masa nifas secara nasioal, seiring
dengan periode waktu setelah bersalin, proporsinya semakin menurun dimana
KF 1 81,9%, KF 2 51,8% dan KF 3 43,4%. Kelahiran yang mendapat pelayanan
kesehatan masa nifas secara lengkap yang meliputi KF 1, KF 2 dan KF 3 hanya
32,1% (Riskesdas, 2015)
Keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu
upaya melakukan percepatan penurunan angka kematian ibu yang diukur dengan

3
beberapa indikator, diantaranya proporsi peserta KB baru menurut metode
kontrasepsi, presentase KB aktif terhadap jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dan
presentase baru Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Cakupan secara
lengkap menurut kab/kota pelayanan KB berdasarkan data dari BKKBN Provinsi
Sumatera Utara, jumlah peserta KB baru adalah sebesar 19.961 atau 17,83% dari
PUS yang ada. Angka ini mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2013 yaitu
sebesar 20% (Dinkes Prov.SU, 2014)
Upaya meningkatkan kelangsungan dan kualitas ibu dan anak dilakukan
dengan pendekatan Continuum of care the life cycle, yaitu pelayanan yang
diberikan pada siklus kehidupan yang dimulai dari prakonsepsi, kehamilan,
persalinan, nifas, bayi, balita anak prasekolah, remaja, dewasa hingga lansia. Jika
pendekatan intervensi continuum of care ini dilaksanakan maka akan memberi
dampak yang signifikan terhadap kelangsungan dan kualitas hidup ibu dan anak
(Pusdiknakes, 2015)
Konsep Continuum of Care adalah paradigma baru dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak. Dimensi pertama dari kontinum
ini adalah waktu meliputi; sebelum hamil, kehamilan, persalinan, hari-hari dan
tahun kehidupan. Dimensi kedua dari Continuum of Care adalah tempat, yaitu
menghubungkan berbagai tingkat pelayanan di rumah, masyarakat dan kesehatan.
Menghubungkan kontinum untuk kesehatan ibu, bayi dan anak-anak biasanya
mengacu pada kesinambungan (Continuity Care) perawatan yang diperlukan
dalam seluruh siklus hidup (masa remaja, kehamilan, melahirkan, postnatal, dan
anak-anak), dimana setiap tahapnya perlu dilakukan asuhan yang baik, karena
akan menentukan keberhasilan dalam tahap selanjutnta (Kemenkes RI, 2015)
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien, bidan menerapkan pola
pikir dengan menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan. Menurut
Ikatan Bidan Indonesia (IBI), manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan
yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis, mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosis kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi (Mangkuji B, dkk, 2012)

4
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis melakukan asuhan secara
berkesinambungan (Contiunity Care) dengan mengambil subjek yaitu Ny. K
dengan asuhan dari masa Kehamilan, Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir, sampai
dengan Keluarga Berencana dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan di PMB Eka Sriwahyuni Tahun 2020

B. Identifikasi Ruang Lingkup Asuhan


Ruang lingkup asuhan diberikan pada ibu dimulai dari asuhan kebidanan
pada Kehamilan Fisiologis trimester III, dilanjutkan Bersalin, Nifas, Bayi Baru
Lahir dan Keluarga Berencana secara berkesinambungan (Continuity Care).

C. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada Ny.K secara Contiunity Care mulai
dari masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan.

D. Tujuan Khusus
1. Melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny.K di PMB Eka
Sriwahyuni Kota Medan
2. Melaksanakan asuhan kebidanan persalinan pada Ny.K di PMB Eka
Sriwahyuni Kota Medan
3. Melaksanakan asuhan kebidanan masa nifas pada Ny.K di PMB Eka
Sriwahyuni Kota Medan
4. Melaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Ny.K di PMB Eka
Sriwahyuni Kota Medan
5. Melaksanakan asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny.K di PMB
Eka Sriwahyuni Kota Medan
6. Melaksanakan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan yang telah dilakukan
pada Ny.K mulai dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir sampai
keluarga berencana.

5
BAB II
TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil


Tanggal Masuk : Pukul: WIB

I. Pengumpulan Data
A. Identitas/Biodata
Nama :
Umur :
Suku :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
B. Anamnese (Data Subjektif)
Pada Tanggal : Pukul :
1. Kunjungan Saat ini :  Kunjungan Ulang
Keluhan Utama : Ibu mengatakan sering buang air kecil pada malam
hari
2. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ini perkawinan pertama, dengan usia menikah 29
tahun dan suami 29 tahun
3. Riwayat Menstruasi
Umur Menarche : 15 tahun Lamanya : 7 hari
Teratur/tidak : Teratur Sifat Darah : Encer
Siklus : 28 hari Dismenorhoe : Tidak
HPHT : TTP :
4. Riwayat Kehamilan
a. Riwayat ANC
ANC sejak umur 8 minggu, ANC di Klinik Pratama Tanjung
Frekuensi : Trimester I : 2 kali

6
Trimester II : 3 kali
Trimester III : 1 kali
b. Pergerakan janin pertama kali pada umur kehamilan 5 bulan.
Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir sering
c. Pola Nutrisi
Frekuensi : 3 kali/hari
Jenis makanan yang di makan :
Pagi : 2 potong roti + 1 gelas susu/teh manis
Siang : 1 piring nasi + 1 potong ikan + 1 mangkok
kecil sayur + buah
Malam : 1 piring nasi + 1 potong ikan + 1 mangkok
kecil sayur
Keluhan : Ibu tidak terbiasa makan nasi di pagi hari
Frekuensi minum : 8-10 gelas/hari
Jenis : Air putih, Susu
Pola Eliminasi :
BAK : 10-13 kali/hari Warna : Kuning Jernih
BAB : 1 kali/hari Konsistensi : Lembek
Pola Aktivitas : Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Istirahat/tidur : Malam : 7-8 jam Siang :1-2 jam
Seksualita : Frekuensi : Seminggu sekali
Keluhan : Ibu tidak terlalu
bergairah
d. Personal Hygiene
Kebiasaan mandi : 2 kali/hari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin : Setiap BAK/BAB
dan mandi
Kebiasaan mengganti pakaian dalam : 2-3 kali/hari
Jenis pakaian dalam yang di gunakan : Kain/katun
e. Imunisasi
Imunisasi TT1 :

7
munisasi TT2 :-
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu : G2P1A0
Tabel 2.8
Riwayat Kehamilan Ny. K

N Tangga Tempat Umur Jenis Penolong Penyuli BB Keadaa


l lahir partus hamil persalinan persalinan t n anak
o
1 07/06- Klinik Aterm Normal Bidan Tidak 3300 Sehat
2013 ada gram
2 H A M I L I N I

6. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan


Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan Alat Kontrasepsi Pil
7. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah/sedang di derita : -
b. Riwayat yang pernah/sedang di derita keluarga :
c. Riwayat keturunan kembar :
d. Kebiasaan :
Merokok :
Minum jamu-jamuan :
Minum-minuman keras :
Makanan-minuman pantang :
Perubahan pola makan :
8. Keadaan Sosio, Psikososial dan Spiritual
a. Kehamilan ini : Sangat di inginkan
b. Pengetahuan ibu tentang kehamilan sekarang : Baik
c. Tanggapan keluarga terhadap kehamilan : Direncanakan dan
sangat diterima
d. Ketaatan ibu dalam beribadah : Ibu taat
C. Data Objektif ( Pemeriksaan Fisik)
1. Pemeiksaan Umum
a. Keadaan Umum : Nomal Kesadaran : Composmentis
b. Tanda-tanda Vital

8
TD : 120/70 mmHg
RR : 25 x/m
Temp : 36,5 C
Pols : 80 x/m
c. TB : 155 cm
BB : 64 kg
BB sebelum hamil : 55 kg
LILA : 30 cm
d. Kepala dan Leher
Edema wajah : Tidak ada
Cloasma Gravidarum : Tidak ada
Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih
Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe
Dada dan axyla :  Mammae simetris Aerola Hiperpigmentasi
 Puting susu menonjol Kolostrum (+)
Ekstermitas :  Tungkai simetris  Reflek ki+/ka+
e. Pemeriksaan Khusus
Abdomen
Bekas Luka : Tidak ada
Inspeksi :  Membesar dengan arah memanjang
 Linea Nigra  Striae livid
Palpasi Leopold :
Leopold 1 : TFU di pertengahan pusat dengan PX (prosesus
xiphoideus), teraba satu bagian lunak dan bundar
di fundus, usia kehamilan 31-32 minggu
Leopold 2 : Teraba bagian keras dan memanjang disebelah kiri
perut ibu dan teraba bagian terkecil janin disebelah kanan perut ibu
Leopold 3 : Teraba bagian keras, bulat, melenting dan masih
dapat digoyang

9
Leopold 4 : Tangan Konvergen (kepala belum masuk PAP)
Pemeriksaan palpasi menurut Mc Donald : 27 cm
TBBJ : (27-13)x155= 2170 gram
Auskultasi : DJJ : 146 kali/menit  Teratur
f. Eksterimtas
Edema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Reflek patella : + kanan dan kiri
Kuku : Bersih
g. Genetalia Luar
Tanda Chadwick : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Bekas Luka : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada

2. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
D. Analisa
Ny. K 38 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 31-32 minggu janin hidup, tunggal,
intra uteri, punggung kiri, presentasi kepala, belum masuk PAP, keadaan ibu
dan janin baik.
Masalah : Ibu sering BAK di malam hari
Kebutuhan : Nutrisi, konseling dan kebutuhan
E. Intervensi
Tanggal : Pukul :
1. Memberikan informasi kepada ibu tentang pemeriksaan yang dilakukan.
Hasil pemeriksaan keadaan ibu dan janinnya dalam batas nomal dan tidak
ada tanda-tanda bahaya kehamilan
TD : 120/70 mmHg
RR : 25 x/m
Temp : 36,5 C

10
Pols : 80 x/m
TBBJ : (27-13)x155= 2170 gram
DJJ : 146 kali/menit
Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan dalam keadaan baik
2. Menganjurkan ibu untuk mengurangi minum pada malam hari, untuk
mengantisipasi keluhan ibu yang sering kencing pada malam hari dan
menganjurkan agar minum banyak pada pagi dan siang hari
Ibu mengerti dan mau melakukan yang sesuai dengan yang di anjurkan
3. Menganjurkan ibu agar tetap menjaga kebersihan diri, dengan mandi
minimal dua kali sehari dengan selalu mengganti pakaian dan pakaian
dalam yang bersih. Mengganti pakaian dalam ketika basah atau lembab
karena jika tidak dapat memicu datangnya jamur dan bisa menyebabkan
keputihan
Ibu telah mengetahui cara menjaga kebersihan personal hyginenya dan
akan melakukan sesuai yang dianjurkan
4. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk
menyeimbangkan kebutuhan ibu yaitu tinggi protein, vitamin dan serat
yang terdapat pada sayur-sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan
serta mengurangi makan-makanan yang berkarbohidrat tinggi. Kurangi
makanan terlalu manis dan terlalu asin karena makanan tersebut dapat
memberikan kecenderungan janin akan tumbuh terlalu besar dan
merangsang keracunan saat kehamilan.
Ibu sudah mengerti penjelasan yang diberikan dan berjanji akan melakukan
anjuran yang diberikan.
5. Menganjurkan ibu untuk menstimulasi bayinya sejak dalam kandung
seperti mendengarkan musik-musik klasik dengaan cara menempelkan
musik tersebut di perutnya
Ibu sudah mengerti cara menstimulasi bayinya sejak dalam kandungan dan
berjanji akan melakukannya
6. Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan trimester ketiga, yakni :
perdarahan pervaginam, sakit kepala lebih dari biasanya, gangguan

11
penglihatan atau penglihatan kabur, pembengkakakn pada wajah dan
tangan, nyeri perut, janin tidak bergerak seperti biasanya, keluarnya air
ketuban sebelum waktunya (KPD).
7. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan, yakni
a) Rasa mulas dari pinggang sampai sampai ke perut bagian bawah
b) Keluar lendir bercampur darah
c) Keluar air sedikit (air ketuban) melalui vagina
Ibu telah mengetahui tanda-tanda persalinan
8. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang dua minggu yang akan datang
pada tanggal untuk suntik TT lanjutan
Ibu bersedia untuk kunjungan ulang.

DAFTAR PUSTAKA

12
Anggraeni, Y., Martini. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Rohima Press.

Bahiyatun. 2013. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Nornal. Jakarta: EGC.

Balitbangkes, 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013.


http://www.depkes.go.id/resources/download/general/hasil%20Riskesdas
%202013.pdf

Bappenas, 2015. RPJMN 20155-2019 dan Strategi Pembangunan Kesehatan dan


Gizi Masyarakat.
http://www.depkes.go.id/resources/download/rakerkesnas.2015/BAPPENA
S.pdf

Dinkes Provsu 2014. Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2014.


http://www/diskes.sumutprov.go.id/hal-profil-kesehatan.html

Handayani, Sri. 2014. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:


Pustaka Rihana.

Hutahaean, S. 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika.

Kemenkes, 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2015.


http://depkes.go.id/resources/download/pusdatinn/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2015.pdf

Kementrian Kesehatan RI. 2015. Buku Ajar Ibu dan Anak. Jakarta: Gavi.

Kusmiyati, Y, H. P. Wahyuningsih. 2013. Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta:


Fitramaya.

Mangkuji, B, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan 7 Langkah soap. Jakarta:EGC

Muslihatun, W.N. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Yogyakarta:


Fitramaya.

Nurjanah, S., dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Postpartum. Bandung: PT Rafika


Utama.

13
Pinem, S. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta:TIM

Purwoastuti, E., dan E.S. Walyani. 2015. Kesehatan Reproduksi & Keluarga
Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

14

Anda mungkin juga menyukai