Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS

DISUSUN OLEH:

MAULIDIA WARDANI

P2784118021

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI D3 KEBIDANAN SUTOMO REGULER A

TAHUN 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Individu yang disusun oleh mahasiswa Semester IV Program Studi D3


Kebidanan Sutomo Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya, Tahunakademik 2019/2020 .

Pembimbing Pendidikan

SherlyJeniawaty, SST., M.Kes Dina Isfentiani, S.Kp.Ns.,M.Ked

NIP : 198001202002122003 NIP : 196401221988032001

Ketua Prodi

D3 KebidananSutomo

DwiWahyuWulanS.,SST.,M.Keb

NIP: 197910302005012001

Dosen Tabulasi

SitiAlfiah,,S.Kep.Ns.,M.Kes

NIP: 196905011989032002
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan harmat dan
hidayahnya kepada penulis sehingga laporan asuhan kebidanan dapat terselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.

Dalam penyusunan laporan ini. Tidak lepas dari bantuan dan bimbingan oleh berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis sampaikan terimakasih kepada:

1. Astuti setiyani,SST.M.Kes selaku kepala jurusan kebidanan poltekkes kemenkes


Surabaya
2. Dwi wahyu wulan s. M.keb selaku ketua prodi DIII kebidanan sutomo poltekkes
kemenkes Surabaya
3. SherlyJeniawaty, SST., M.Kes, Selaku Pembimbing Institusi Kebidanan Sutomo
Poltekkes Surabaya.
4. Dina Isfentiani, S.Kp.Ns.,M.Ked, Selaku Pembimbing Institusi Kebidanan Sutomo
Poltekkes Surabaya .
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih banyak kekurangannya
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun demi laporan ini sangat
dibutuhkan.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang hampir selalu terjadi pada setiap
wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum, tumbuh dan berkembang di
dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau sampai 42 minggu (Nugroho dan Utama,
2014).

Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang didalam rahimnya
terdapat embrio atau fetus. Kehamilan dimulai pada saat masa konsepsi hingga lahirnya
janin, dan lamanya kehamilan dimulai dari ovulasi hingga partus yang diperkirakan sekitar
40 minggu dan tidak melebihi 43 minggu (Kuswanti, 2014). jumlah ibu hamil di Indonesia
pada tahun 2017 tercatat sekitar 5.324.562 jiwa. (Kemenkes RI, 2018).

Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan,triwulan kedua dari bulan keempat sampai keenam dan triwulan ketiga dari
bulan ketujuh sampai kesembilan. Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu muda
atau tua, banyak anak dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara tidak
langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah
keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi penyebab langsung kematian ibu misalnya
pendarahan melalui jalan lahir, eklamsia dan infeksi. Beberapa faktor resiko yang sekaligus
terdapat pada seorang ibu dapat menjadikan kehamilan beresiko tinggi.

Menurut Departemen kesehatan RI, 2007. Kehamilan adalah masa dimulai saat konsepsi
sampai lahir janin, lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu/ 9bulan 7 hari) dihitung dari
trimester pertama mulai dari konsepsi 3 bulan, trimester 2 dari bulan ke 4 sampai 6 bulan,
trimester 3 dari bulan ke 7 sampai ke 9 (agustin, 2012:12). Ibu hamil wajib memeriksakan
kehamilanya minimal 4x yaitu pada trimester 1 (1x), trimester II (1x), dan trimester III (2x)

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi internasional dalam (Prawirohardjo, 2010; h. 213)


Kehamilan adalah suatu proses penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang selanjutnya akan
terjadi nidasi.Menurut Mochtar, R (2012; h. 35) Kehamilan normal berlangsung dalam waktu
40 minggu (10 bulan) dihitung dari saat hari pertama haid terakhir sampai lahirnya bayi.
Dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu proses penyatuan sel telur dan sperma
yang berlangsung 40 minggu dihitung dari saat hari pertama haid terakhir sampai persalinan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologiis
melalui pendekatan pola pikir manajemen kebidanan
1.2.2 Tujuan Khusus
1. melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu hamil
2. menganalisa data untuk menentukan diagnose aktual, potensial yang mungkin timbul
3. menganalisa kebutuhan pada ibu hamil
4. mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
5. merencanakan dan melaksanakan asuhan kebidanan berdasarkan kebutuhan ibu hamil
6. melakukan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan
7. melakukan pendokumentasian hasil asuhan kebidanan.
1.3 penatalaksanaan
Tanggal :
Tempat:
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar

2.1.1 pengertian kehamilan

Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik karena meskipun bukan penyakit,
tetapi sering sekali menyebabkan komplikasi akibat berbagai perubahan anatomic serta fisiologis
dalam tubuh ibu. Salah satu perubahan fisiologis yang terjadi adalah perubahan hemodinamik.
Selain itu, darah yang tediri atas cairan dan sel-sel darah berpotensi menyebabkan komplikasi
perdarahan dan thrombosis jika terjadi ketidakseimbangan faktor-faktor prokoagulasi dan
hemostasis (sarwono, 2010).

Kehamilan adalah peristiwa yang dimulai dari konsepsi (pembuahan ) dan berakhir
dengan permulaan persalinan. Kehamilan adalah suatu keadaan yang istimewa bagi seorang
wanita sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan jadi perubahan fisik yang
memengaruhi kehidupannya, kehamilan juga menimbulkan perubahan psikologis pada ibu hami.

Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan mempengaruhi tingkat
keberhasilan kehamilan serta kondisi status kesehatan calon bayi yang masih didalam rahim
maupun yang sudah lahir, sehingga disarankan agar calon ibu dapat menjaga perilaku hidup
sehat dan menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi calon ibu pada masa
kehamilan (Johnson, 2016).

2.1.2 Etiologi Kehamilan

Penyebab terjadinya kehamilan Menurut Manuaba (2012; h.75-85) Peristiwa terjadinya


kehamilan di antaranya yaitu:

a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal. Dengan
pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju ke
permukaan ovum disertai pembentukan cairan folikel. Selama pertumbuhan menjadi folikel de
graaf, ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi gerak dari tuba
yang makin mendekati ovarium, gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi, sehingga
peristaltic tuba makin aktif, yang mengalir menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang
semakin besar dan fluktusi yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut
ovulasi. Ovum yang dilepaskan akan ditangkap oleh fimbriae, dan ovum yang ditamngkap
terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus dalam bentuk pematangan yang siap untuk
dibuahi
b. Konsepsi

Merupakan pertemuan antara inti ovum dengan inti spermatozoa yang nantinya akan
membentuk zigot.

c. Nidasi atau implantasi


Setelah terbentuknya zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya
menjadi dua dan seterusnya serta berjalan terus menuju uterus, hasil pembelahan sel memenuhi
seluruh ruangan dalam ovum, maka terjadilah proses penanaman blastula yang di namakan
nidasi atau implantasiyang berlangsung pada hari ke 6 sampai 7 setelah
konsepsi(Manuaba,2012;h.79).
d. Pembentukan plasenta
Terjadinya nidasi mendorong sel blastula mengadakan diferensisi, sel yang dekat dengan
ruangan eksoselom membentuk kantong kuning telur sedangkan sel lain membentuk ruangan
amnion, sedangkan plat embrio terbentuk diantara dua ruangan amnion dan kantong kuning
telur tersebut. Ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang
terdapat diantara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi talipusat.Vili korealis
menghancurkan desiduasampai pembuluh darah vena mulai pada hari ke 10 sampai 11. setelah
konsepsi sedangkan arteri pada hari ke 14 sampai 15. Bagian desidua yang tidak dihancurkan
akan membentuk plasenta 15- 20 kotiledon maternal, pada janin plasenta akan dibagi menjadi
sekitar 200 kotiledon fetus dan setiap kotiledon fetus terus bercabang dan mengambang
ditengah aliran darah yang nantinya berfungsi untuk memberikan nutrisi dan pertumbuhan
(Manuaba. 2012; h. 82-85)

2.1. 3 . Tanda-tanda kehamilan

a. Tanda Pasti

 Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ)


 Melihat, meraba dan mendengar pergerakan anak saat melakukan pemeriksaan,
 Melihat rangka janin pada sinar rontgen atau dengan USG (Sunarti, 2013: 60).

b. Tanda – Tanda Tidak Pasti


 Aminorhea
 Mual (nausea) dan Muntah (vomiting)
 Mengidam
 Syncope (pingsan)
 Perubahan Payudara
 Sering miksi
 Konstipasi atau obstipasi
 Pigmentasi kulit
 Varises
c. Tanda kemungkinan hamil
 Tanda Hegar
Tanda hegar yaitu melunaknya isthmus uteri (daerah yang mempertemukan leher
rahim dan badan rahim) karena selama masa hamil, dinding –dinding otot rahim
menjadi kuat dan elastis sehingga saat di lakukan pemeriksaan dalam akan teraba
lunak dan terjadi antara usia 6-8 minggu kehamilan
 Kontraksi Braxton Hicks
Kontraksi rahim yang tidak beraturan yang terjadi selama kehamilan,
kontraksi ini tidak terasa sakit, dan menjadi cukup kuat menjelang akhir
kehamilan. Pada waktu pemeriksaan dalam, terlihat rahim yang lunak seakan
menjadi keras karena berkontraksi.
 Adanya Ballotement
Ballotement adalah pantulan yang terjadi saat jari telunjuk pemeriksa
mengetuk janin yang mengapung dalam uterus, hal ini menyebabkan janin
berenang jauh dan kembali keposisinya semula/ bergerak bebas. Pantulan dapat
terjadi sekitasr usia 4-5 bulan, tetapi ballotement tidak dipertimbangkan sebagai
tanda pasti kehamilan, karena lentingan juga dapat terjadi pada tumor dalam
kandungan ibu.
 Tanda Chadwick
Tanda yang berwarna kebiru-biruan ini dapat terlihat saat melakukan
pemeriksaan, adanya perubahan dari vagina dan vulva hingga minggu ke 8 karena
peningkatan vasekularitas dan pengaruh hormon esterogen pada vagina. Tanda ini
tidak dipertimbangkan sebagai tanda pasti, karena pada kelainan rahim tanda ini
dapat diindikasikan sebagai pertumbuhan tumor.
 Tanda piskacek
Tadan piskacek adalah suatu pembesaran uterus yang tidak rata hingga
menonjol jelas kejurusan uterus yang membesar (uterus dalam keadaan hamil
tumbuh cepat pada tempat implantasinya)

2.1.4 Perubahan Fisiologis dalam Masa Kehamilan


1. Perubahan Sistem Reproduksi
a. Vagina dan Vulva

Vagina sampai minggu ke-8 terjadi peningkatan vaskularisasi atau penumpukan


pembuluh darah dan pengaruh hormon esterogen yang menyebabkan warna kebiruan pada
vagina yang disebut dengan tanda Chadwick.

b. Uterus/ Rahim

1) Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah


2) Hipertrofi dan hiperplasia (pertumbuhan dan perkembangan jaringan abnormal) yang
meyebabkan otot-otot rahim menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti
pembesaranrahim karena pertumbuhan janin.
3) Perkembangan desidua atau sel-sel selaput lendir rahim selama hamil.

c. Serviks

Akibat pengaruh hormon esterogen menyebabkan massa dan kandungan air meningkat
sehingga serviks mengalami penigkatan vaskularisasi dan oedem karena meningkatnya suplai
darah dan terjadi penumpukan pada pembuluh darah menyebabkan serviks menjadi lunak tanda
(Goodel) dan berwarna kebiruan (Chadwic) perubahan ini dapat terjadi pada tiga bulan pertama
usia kehamilan.

d. Ovarium

Manuaba mengemukakan dengan adanya kehamilan, indung telur yang mengandung


korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang
sempurna pada usia 16 minggu Pada kehamilan ovulasi berhenti, corpus luteum terus tumbuh
hingga terbentuk plasenta yang mengambil alih pengeluaran hormon estrogen dan progesteron.

e. Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh
Melanocyte Stimulating Hormone atau hormon yang mempengaruhi warna kulit pada lobus
hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis (kelenjar pengatur hormon adrenalin).
Hiperpigmentasi ini terjadi pada daerah perut (striae gravidarum), garis gelap mengikuti garis
diperut (linia nigra), areola mama, papilla mamae, , pipi (cloasma gravidarum). Setelah
persalinan hiperpigmentasi ini akan berkurang dan hilang.

e. Payudara
Perubahan yang terlihat diantaranya:
1) Payudara membesar, tegang dan sakit hal ini dikarenakan karena adanya peningkatan
pertumbuhan
jaringan alveoli dan suplai darah yang meningkat akibat oerubahan hormon selama hamil.
2) Terjadi pelebaran pembuluh vena dibawah kulit payudara yang membesar dan terlihat jelas.
3) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta muncul areola mamae sekunder
atau warna tampak kehitaman pada puting susu yang menonjol dan keras.

2. Sistem Sirkulasi Darah (Kardiovaskular)


Volume darah semakin meningkat karena jumlah serum lebih besar daripada
pertumbuhan sel darah sehingga terjadi hemodelusi atau pengenceran darah. Volume darah ibu
meningkat sekitar 30%-50% pada kehamilan tunggal, dan 50% pada kehamilan kembar,
peningkatan ini dikarenakan adanya retensi garam dan air yang disebabkan sekresi aldosteron
dari hormon adrenal oleh estrogen. Cardiac output atau curah jantung meningkat sekitar 30%,
pompa jantung meningkat 30% setelah kehamilan tiga bulan dan kemudian melambat hingga
umur 32 minggu. Setelah itu volume darah menjadi relatif stabil (Kumalasari, Intan. 2015: 5).

3. Perubahan Sistem Pernafasan (Respirasi)


Seiring bertambahnya usia kehamilan dan pembesaran rahim, wanita hamil sering
mengeluh sesak dan pendek napas, hal ini disebabkan karena usus tertekan ke arah diafragma
akibat dorongan rahim yang membesar. Selain itu kerja jantung dan paru juga bertambah berat
karena selama hamil, jantung memompa darah untuk dua orang yaitu ibu dan janin, dan paru-
paru menghisap zat asam (pertukaran oksigen dan karbondioksida) untuk kebutuhan ibu dan
janin.
4. Perubahan Sistem Perkemihan (Urinaria)
Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat karena menyaring darah yang volumenya
meningkat sampai 30%-50% atau lebih, serta pembesaran uterus yang menekan kandung kemih
menyebabkan sering berkemih (Sunarti. 2013: 48). Selain itu terjadinya hemodelusi
menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan air seni pun bertambah.
Faktor penekanan dan meningkatnya pembentukan air seni inilah yang menyebabkan
meningkatnya frbeberapa hormon yang dihasilkan yaitu hormoekuensi berkemih. Gejala ini akan
menghilang pada trimester 3 kehamilan dan diakhir kehamilan gangguan ini akan muncul
kembali karena turunya kepala janin ke rongga panggul yang menekan kandung kemih.

5. Perubahan Sistem Endokrin


Plasenta sebagai sumber utama setelah terbentuk menghasikan hormon HCG (Human
Chorionic Gonadotrophin) hormon utama yang akan menstimulasi pembentukan esterogen dan
progesteron yang di sekresi oleh korpus luteum, berperan mencegah terjadinya ovulasi dan
membantu mempertahankan ketebalan uterus.

6. Perubahan Sistem Gastrointestinal


Perubahan pada sistem gasrointestinal tidak lain adalah pengaruh dari faktor hormonal
selama kehamilan. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh yang
dapat meningkatkan kolesterol darah dan melambatkan kontraksi otot-otot polos, hal ini
mengakibatkan gerakan usus (peristaltik) berkurang dan bekerja lebih lama karena adanya
desakan akibat tekanan dari uterus yang membesar sehingga pada ibu hamil terutama pada
kehamilan trimester 3 sering mengeluh konstipasi/sembelit

2.1.5 kebutuhan dasar ibu hamil trimester 1

a) Diet dalam kehamilan Ibu dianjurkan untuk makan makanan yang mudah dicerna dan
makan makanan yang bergizi untuk menghindari adanya rasa mual dan muntah begitu
pula nafsu makan yang menurun Pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan
yang mengandung zat besi (150 mg besi sulfat, 300 mg besi glukonat), asam folat
(0,4 - 0,8 mg/hari), kalori ibu hamil umur 23-50 tahun perlu kalori sekitar 23000
kkal), protein (74 gr/hari), vitamin dan garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium,
seng, yodium). Makan dengan porsi sedikit namun sering dengan frekuensi sedang.
Ibu hamil juga harus cukup minum 6-8 gelas sehari

b) Hygiene dalam kehamilan Ibu hamil boleh

mengerjakan pekerjaan sehari-hari akan tetapi jangan terlalu lelah sehingga harus
di selingi dengan istirahat. Istirahat yang dibutuhkan ibu 8 jam pada malam hari dn 1 jam
pada siang hari. Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan untuk mengurangi
kemungkinan infeksi, setidaknya ibu mandi 2-3 kali perhari, kebersihan gigi juga harus
dijaga kebersihannya untuk menjamin perencanaan yang sempurna.

c) Koitus

Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilannya jika dilakukan


dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan
perasaan sakit dan perdarahan. Pada ibu yang mempunyai riwayat abortus, ibu dianjurkan
untuk koitusnya di tunda sampai dengan 16 minggu karena pada waktu itu plasenta telah
berbentuk. Pola seksual pada trimester III saat persalinan semakin dekat, umumnya hasrat
libido kembali menurun, bahkan lebih drastis dibandingkan dengan saat trimester
pertama.
BAB III

TINJAUAN TEORI

3.1 konsep asuhan kebidanan

3.1.1 Langkah I (pertama) : Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang
diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:

Riwayat kesehatan

 pemeriksaan fisik pada kesehatan


 Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
 Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi

Pada langkah pertama ini dikumpulakan semua informasi yang akurat dari semua sumber
yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila
klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen
kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.

A. Data subjektif
Merupakan data yang diperoleh dari hasil anamnesa, baik dari hasil
menganamnesa pasien maupun keluarga pasien itu sendiri seperti biodata pasien, riwayat
obstetri, dan sebagainya
 Nama pasien dan suami
untuk mempermudah memanggil nama pasien atau suami dan
mempererat hubungan antara bidan dengan pasien sehingga dapat meningkatkan
rasa percaya pasien terhadap bidan.
 Keluhan utama
Untuk mempermudah bidan dalam memberikan asuhan dan menegakkan
diagnose pada tahap selanjutnya, apakah keluhan pasien merupakan
fisiologis atau patologis.
 Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui apakah kondisi menstruasi pasien normal atau abnormal
untuk mengetahui fungsi alat-alat reproduksi. Yang meliputi:
a. Menarche yaitu menstruasi pasien pertama kali, pada umur berapa
b. Siklus
c. Banyaknya darah menstruasi
d. Lamanya menstruasi, berapa hari
e. Ada atau tidaknya dismenorrhoe
 Riwayat kesehatan pada Ibu
Untuk melakukan penapisan pada ibu secepatnya terhadap kemungkinan komplikasi
misanya preeklamsia, anemia, diabetes mellitus, TBC, hepatitis.
 Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Untuk mengetahui apakah pasien baru pertama kali hamil atau sudah pernah
hamil, mendeteksi secara dini faktor faktor risiko, untuk mengetahui jalan lahir pasien
normal atau tidak.
 Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui keluarga ibu apakah ada yang menderita penyakit keturunan
seperti: diabetes mellitus, hipertensi) jika ada besar kemungkinan ibu atau janin juga
mengalaminya, serta riwayat kehamilan kembar.
 Riwayat kehamilan sekarang
Untuk mengetahui kondisi dan perkembangan kehamilan saat ini, untuk
memantau pemeriksaan ANC, keluhan pada trimester I,II,III untuk mengetahui keluhan
tersebut patologis atau fisiologis, HPHT dan TP untuk mengetahui usia kehamilan ibu
saat berkunjung, kesesuaian perkembangan perut dengan usia kehamilan, gerakan janin
untuk mengetahui gerakan pertama kali yang dirasakan ibu.
 Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status atau kondisi perkawinan ibu dan bagaimana keadaan alat
kelamin dalam ibu misalnya pada ibu yang lama sekali menikah dan baru punya anak.
 Riwayat kb
Untuk mengetahui alat kontrasepsi yang dipakai sebelum masa kehamilan karena
faktor hormone berperan penting dalam masa kehamilan.
 Riwayat psikososial, spiritual dan kultural
Kualitas asuhan dapat dinilai melalui kompetensi budaya atau kemampuan
seorang penyedia layanan untuk mengintegrasikan pengetahuan tentang keyakinan dan
norma budaya karena keyakinan budaya terkait dengan pengalaman melahirkan
 Kebiasaan sehari-hari
a.Pola nutrisi
Makan, minum, porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi saat hamil
b. Pola eliminasi
Untuk mengetahui perubahan yang terjadi baik BAK atau BAB
c. Aktivitas
Untuk mengetahui apakah ibu melakukan pekerjaan berat yang
menyebabkan ibu merasa capek atau kelelahan,.
d.Istirahat dan tidur
Untuk mengetahui apakah ibu bisa tidur pada malam dan siang hari dan
lama tidurnya.
e.Pola seksual
Untuk mengetahui frekuensi hubungan seksual selama hamil
f. Personal hygiene
Hygiene kehamilan dapat diartikan dengan kebersihan dan kesehatan
wanita hamil ada juga yang mengartikan cara hidup wanita.
B. Data objektif
Setelah data subjektif kita dapatkan, untuk melengkapi data kita dalam
menegakkan diagnosa maka kita harus melakukan pengkajian data objektif melalui
pemeriksaan inspeksi, palpasi, perkusi, auskulturasi
1. Pemeriksaan umum
1.1 keadaan umum
untuk menilai keadaan atau kondisi ibu dalam kondisi baik atau lemah
1.2 kesadaran
tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang
terhadap rangsangan dan lingkungan, tingkat kesadaran dibedakaan menjadi
composmentis,apatis, somnolen, spoor, dan comma.
1.3 tanda-tanda vital
a. tekanan darah: peningkatan atau penurunan tekanan darah merupakan
indikasi gangguan kehamilan atau syok, nilai normal rata-rata tekanan
systole pada dewasa yaitu 110-120 mmhg sedangkan diastole 70-80
mmHg
b. nadi: peningkatan denyut nadi dapat menunjukkan infeksi, syok atau
dehidrasi normalnya adalah 60-80x/menit
c. pernafasan: peningkatan frekuensi pernafasan normal pada orang
dewasa yaitu 16-24x/menit
d. suhu: peningkatan suhu menunjukkan proses infeksi atau dehidrasi
normalnya 26,5-37,5°C
1.4 Antropometri
a. Kenaikan berat badan
Berat badan diukur dengan massa atau timbangan. Pada masa
kehamilan sangat penting karena kenaikan berat badan yang terlalu
banyak menandakan retensi air yang berlebih atau keadaan ibu disebut
preodema.
b. Tinggi badan
c. Lila
Untuk mengetahui status gizi ibu hamil dengan normal >23,5 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan fisik menggunakan 4 cara yakni:
 Inspeksi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan menggunakan indra
penglihatannya untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda tertentu dari
bagian tubuh atau fungsi tubuh pasien. Inspeksi digunakan untuk mendeteksi
bentuk,warna, posisi, ukuran, tumor dan lainnya dari tubuh pasien (ambarwati
dan sunarsih,2011)
 Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan dilakukan dengan perabaan
dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan. Palpasi
dapat digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh, adanya getaran, pergerakan,
bentuk konsisten dan ukuran. Rasa nyeri tekan dan kelainan dari jaringan atau
organ tubuh. Dengan kata lain bahwa palpasi merupakan tindakan penegasan
dari hasil inspeks, disamping untuk menemukan yang tidak terlihat (ambarwati
dan sunarsih,2011:120)
 Perkusi adalah tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi getaran
atau gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh
yang diperiksa. Pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan ketokan jari
atau tangan pada permukaan tubuh (ambarwati dan sunarsih,2011:121)
 Auskultrasi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan
bunyi yang berbentuk di dalam organ tubuh untuk untuk mendeteksi adanya
kelainan dengan cara membandingkan dengan bunyi normal (ambarwati dan
sunarsih,2011)] (ambarwati dan sunarsih,2011:122)

a. wajah: untuk mengetahui apakah odem atau tidak


b. Mata : untuk mengetahui keadaan conjungtiva pucat atau merah muda,
sclera putih atau kuning.
c. Leher untuk mengetahui ada pembesaran vena jugularis, typoid, parotis
atau tidak
d. Payudara untuk mengetahui apakah ada nyeri tekan, benjolan abnormal
dan putting susu menonjol atau tidak
e. Abdomen untuk mengetahui terdapat bekas operasi, strie, linea dan TFU
f. Genetalia untuk mengetahui ada atau tidak oedema, varises, dan laserasi
g. Anus untuk mengetahui adanya haemoroid
h. Ekstermitas untuk mengetahui adanya odem, varices, dan kelainan atau
tidak, reflex patella apabila ada kontraksi berarti reflex otot baik
(kusmiyati,2012:155)
a. Pemeriksaan Leopold
 Leopold I
Digunakan untuk mengetahui bagian janin yang ada difundus dan
mengukur tinggi fundus uteri (TFU) dapat digunakan untuk menentukan
usia kehamilan atau menentukan berat janin.
- Pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil
- Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
Usia kehamilan TFU

12 minggu 1-2 jari diatas simfisis

16 minggu ½ simfisis pusat

20 minggu 3 jari dibawah pusat

24 minggu Sepusat

28 minggu 3 jari atas pusat

32 minggu ½ pusat-prosesus xifoideus

36 minggu 3 jari bawah prosesus xifoideus

40 minggu Pertengahan prosesus xifoideus


pusat

 Leopold II
- Menentukan batas samping kanan-kiri
- Menentukan letak punggung janin
- Pada letak lintang tentukan dimana letak kepala
 Leopold III
- Menentukan bagian terbawah janin
- Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk pintu atas panggul
(PAP) atau masih dapat digoyangkan
 Leopold IV
- Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil
- Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh
sudah masuk PAP

pemeriksaan labratorium
1. Kadar Hb
WHO telah memberikan patokan berapa kadar Hb normal pada ibu hamil
sekaligus memberikan batasan kategori untuk anemia ringan, sedang, berat
selama kehamilan:
Normal : 11 gr/dl
Anemia ringan: 9-10 gr/dl
Anemia sedang: 7-8 gr/dl
Anemia berat : < 7 gr/dl

2. Protein urin
Untuk mengetahui tingginya kadar protein dalam urine ibu hamil yang
dapat mengidikasikan terjadinya preeklamsia (rohani, 2011)
3. Glukosa urine
Untuk mengetahui adanya gejala diabetes mellitus karena glukosa
memiliki sifat mereduksi ion copri menjadi ion cupro dan menghadap dalam
bentuk merah bata (rohani, 2011)

3.2.2 Langkah II Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap diagnosa atau masalah
dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang di
identifikasikan oleh bidan. Masalah ini sering menyertai diagnosa. Sebagai contoh yaitu wanita
pada trimester ketiga merasa takut terhadap proses persalinan dan persalinan yang sudah tidak
dapat ditunda lagi. Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori “nomenklatur standar diagnosa”
tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan
memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa sakit.

3.2.3 Langkah III (ketiga): Mengidentifikasikan diagnosa atau masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,
bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat
bersiap-siap bila diagnosa atu masalah potensial benar-benar terjadi.

3.2.4 Langkah IV (keempat): Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan


Penanganan segera. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
kondisi klien.

Langkah keempat mencerminkan kesinambunagan dari proses manajemen kebidanan.


Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi
juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut
dalam persalinan.Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data
mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk
kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan
segera setelah lahir, distocia bahu, atau nilai APGAR yang rendah). Dari data yang dikumpulkan
dapat menunjukan satu situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus
menunggu intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainya bisa saja
tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.

3.2.5 Langkah V: Merencanakan Asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuahan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau
masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/ data dasar yang
tidak lengkap dapat dilengkapi.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi
dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman
antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah
diberikan penyuluhan, konseling, dan apakah merujuk klien bila ada masalah-masalah yg
berkaitan dengan sosial ekonomi,kultur atau masalah psikologis.Semua keputusan yg
dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar- benar valid berdasarkan
pengetahuan dan teori yg up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak
akan dilakukan oleh klien.

3.2.6 Langkah VI: Melaksanaan perencanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan
atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan
yang lain. Jika bidan tidak melakukanya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaanya. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu dari asuhan klien.

3.27 Langkah VII: Evaluasi

Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksananya.Ada kemungkinan bahwa
sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.
BAB IV

PENUTUP

4.1 kesimpulan

Kehamilan adalah peristiwa yang dimulai dari konsepsi (pembuahan ) dan


berakhir dengan permulaan persalinan. Kehamilan adalah suatu keadaan yang istimewa bagi
seorang wanita sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan jadi perubahan fisik yang
memengaruhi kehidupannya, kehamilan juga menimbulkan perubahan psikologis pada ibu hami.

Tanda-tanda kehamilan

a. Tanda pasti hamil


b. Tanda tidak pasti hamil
c. Tanda kemungkinan hamil

Perubahan Fisiologis dalam Masa Kehamilan


1. Perubahan Sistem Reproduksi
2. Sistem Sirkulasi Darah (Kardiovaskular)
3. Perubahan Sistem Pernafasan (Respirasi)
4. Perubahan Sistem Perkemihan (Urinaria)
5. Perubahan Sistem Endokrin
6. Perubahan Sistem Gastrointestinal

Kesimpulan yang dapat diambil dari asuhan kebidanan ibu hamil emesis gravidarum
dengan pemenuhan nutrisi dan melaksanakannya dengan 7 langkah varney yang terdiri dari:
Pengumpulan Data Dasar, Interpretasi Data Dasar, Mengidentifikasikan diagnosa atau masalah
Potensial, Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan segera,
Merencanakan Asuhan yang menyeluruh, Melaksanaan perencanaan, evaluasi

4.2 saran

Penulis

Diharapkan untuk kedepannya jauh lebih baik dalam penulisan atau penyusunan kata
untuk laporan asuhan kebidanan agar menjadi laporan yang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/08/kehamilan-fisiologis-html?m=1

http://bidankebidanan.blogspot.com/2014/09/makalah-kebidanan-kehamilan.html?m=1

http://id.scribd.com/doc/25843017/ASKEB-HAMIL-FISIOLOGIS

Anda mungkin juga menyukai