Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK SAKIT

AN “ A “ USIA 2 TAHUN DENGAN ISPA


DI POLI KIA PUSKESMAS TEGUHAN

Asuhan Kebidanan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Praktek Profesi bidan

Di Susun
Oleh :
TRI SULISTYANINGSIH SST
NIM. 19690079

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2020
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK SAKIT


AN “ A “ USIA 2 TAHUN DENGAN ISPA
DI POLI KIA PUSKESMAS TEGUHAN

Telah di teliti dan disetujui oleh Pembimbing pada :

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik/CI

............................... ...............................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada
An “ A ” usia 2 tahun dengan ISPA di Poli KIA Puskesmas Teguhan.
Asuhan Kebidanan ini disusun sebagai tugas praktek profesi bidan di Poli
KIA Puskesmas Teguhan dengan kasus pada An “A” dengan ISPA. Terima kasih
juga kami sampaikan kepada :
1. Bpk Muda Trimaryo P. Ssi.APT.Msi, selaku kepala Puskesmas Teguhan.
2. Ibu Titik Istyawati, Amd Keb., selaku Kordinator Poli KIA Puskesmas
Teguhan
3. Ibu Siswi Wulandari, S.ST.,S.Pd.,M.Keb., selaku Ketua program Studi Bidan
Pendidik (D.IV)
4. Ibu Etika Desi Yogi, S.ST.,M.Si selaku dosen pembimbing
5. dan semua pihak yang telah bersedia membantu tersusunnya laporan ini
Kami menyadari bahwa asuhan kebidanan ini jauh dari sempurna oleh
karena itu saya mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak untuk kesempurnaan lebih lanjutnya dari penyusunan asuhan kebidanan ini.
Saya berharap semoga asuhan kebidanan ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.

Ngawi, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................5
1.2 Tujuan Penulisan.....................................................................................7
1.3 Sistematika Penulisan..............................................................................8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep dasar ISPA.................................................................................9
2.1.1 Pengertian ISPA..........................................................................9
2.1.2 Etiologi........................................................................................9
2.1.3 Patofisiologis...............................................................................10
2.1.4 Manifestasi klinis.........................................................................11
2.1.5 Penatalaksanaan...........................................................................11
BAB 3 TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian................................................................................................13
II. Interpretasi Data Dasar.............................................................................16
III. Diagnosa Masalah Potensial....................................................................17
IV. Kebutuhan Segera....................................................................................17
V. Intervensi..................................................................................................18
VI. Implementasi............................................................................................19
VII. Evaluasi....................................................................................................20
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan..............................................................................................21
4.2 Saran........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk


mengendalikan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di
Indonesia, program pemberantasan penyakit ISPA bertujuan menurunkan
angka kesakitan dan kematian khususnya pada balita. (Profil Dinas
Kesehatan Lampung 2015) Target MDGS 2015 berkaitan dengan program
ISPA adalah menurunkan angka kematian ispa balita dari 44 menjadi 32
per 1000 kelahiran hidup. Program pemerintah dalam menanggulangi
ISPA yaitu Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) atau
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) sebagai model pendekatan
tatalaksana kasus terpadu untuk berbagai penyakit anak diantaranya
pneumonia, diare dan malaria, Selain itu pemberian imunisasi DPT
(difteri, pertusis dan tetanus) dapat diberikan untuk mencegah tiga macam
penyakit sekaligus yaitu difteri, pertusis dan tetanus. (Pedoman
Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut.2011)
Menurut World Health Organization (WHO) ISPA merupakan
salah satu penyakit infeksi yang sangat sering terjadi. Di Indonesia ISPA
selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi
dan balita. Berdasarkan hasil (Riset Kesehatan Dasar 2013) pravelensi
batuk pilek di Indonesia sekitar 25,0% dan hanya 13,8% kasus yang telah
terdiagnosis pasti oleh dokter. Prevalensi tertinggi terjadi pada balita
25,8% dan bayi 22,0%. Berdasarkan data 2
Riskesdas 2018 prevalensi ISPA di Provinsi Lampung dari tahun
2013 sampai tahun 2018 mengalami penurunan dari 12,5% menjadi 5%.
Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2016
menempatkan. ISPA sebagai penyebab kematian balita terbesar di
Indonesia dengan persentase 32,10% dari seluruh kematian balita.
Berdasarkan laporan P2 dinas kesehatan Kota Metro tahun 2017
angka kejadian ISPA di Kota Metro sebesar 11355 kasus atau 7.04% dan
menduduki peringkat kedua pada kunjungan di Puskesmas. Dari 12
puskesmas di Kota Metro ternyata Puskesmas Margorejo memiliki angka
kejadian ISPA tertinggi. Kasus ISPA pada balita di Puskesmas Margorejo
berjumlah 582 kasus pada tahun 2018. Dibandingkan Puskesmas Sumber
Sari Bantul dengan angka kejadian ISPA hanya sebesar 97 kasus. (Dinkes
Kota Metro 2018). Hal ini menandakan kelompok umur ini rentan
terhadap penyakit ISPA karena sistem pertahanan tubuh masih dalam
tahap perkembangan sehingga mudah terkena penyakit infeksi
(Danusantoso, 2012: 4).
Salah satu dampak jangka panjang dari ISPA pada balita yang
tidak ditangani dengan segera adalah gangguan tumbuh kembang atau
yang disebut dengan stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada
anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis dalam waktu panjang
sehingga anak terlalu pendek untuk usianya (Mushlih Dkk, 2018).
Batuk pilek adalah infeksi primer nasofaring dan hidung yang
sering mengenai bayi dan anak. Penyakit batuk pilek pada balita
cenderung berlangsung lebih berat karena infeksi mencakup daerah sinus
paranasal, telinga bawah, dan 3
nasofaring disertai demam yang tinggi. Batuk pilek sebenarnya merupakan
Self Limited Diseased yang akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu
5-6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lain. (Ngastiyah, 2005:31).
Terdapat metode yang dapat dilakukan untuk mengobati batuk
pilek, yaitu metode farmakologi dan non farmakologi. Menurut Hartono
penanganan batuk pilek secara non farmakologi lebih aman digunakan
krena tidak menggunakan efek samping seperti obat obatan karena terapi
nonfarmakologi menggunakan proses fisiologis. Salah satunya
menggunakan Akupresur. (Hartono,2012:58)

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah membaca Asuhan Kebidanan ini semua pembaca
diharapkan memahami mengenai apa itu bayi bayi baru lahir dengan
asfiksia dan diharapkan kepada mahasiswa mampu memberikan Asuhan
Kebidanan secara komprehensif pada Anak sakit yaitu An “A” dengan
ISPA.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data dasar pada Anak
sakit An” A” dengan ISPA.
2. Mahasiswa mampu menetapkan interpretasi data dasar pada Anak
sakit An” A” dengan ISPA.
3. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa / masalah potensial pada
Anak sakit An” A” dengan ISPA.
4. Mahasiswa mampu melaksanakan antisipasi kebutuhan segera pada
Anak sakit An” A” dengan ISPA.
5. Mahasiswa mampu menetapkan intervensi pada Anak sakit An” A”
dengan ISPA .
6. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi pada Anak sakit An”
A” dengan ISPA .
7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi yang baik pada Anak sakit
An” A” dengan ISPA.
1.3 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode pengumpulan
data dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Terdiri dari landasan teori BBL dengan asfiksia Ringan.

BAB III TINJAUAN KASUS


Terdiri dari pengkajian, interpretasi data dasar, identifikasi
diagnosa/masalah potensial, kebutuhan segera, intervensi,
implementasi dan evaluasi.

BAB IV PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar ISPA


2.1.1 Definisi

  Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran


pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang
menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan
retraksi dinding dada pada saat melakukan pernafasan (Pincus Catzel & Ian
Roberts, 1990).
          ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan
bagian bawah. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ
mulai dari hidung sampai gelembung paru (alveoli), beserta organ-organ
disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. Sebagian
besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk,
pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian
anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan
antibiotik dapat mengakibat kematian.
2.1.2 Etiologi
          Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan
richetsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus
Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus, Haemophylus, Bordetella
dan Corinebacterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan
Miksovirus, Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus, Micoplasma,
Herpesvirus dan lain-lain.
Berikut merupakan faktor pencetus ISPA, antara lain :
a. Usia
Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita atau
terkena penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan anak yang
usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya lebih rendah.
b. Status imunisasi
Anak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya
lebih baik dibandingkan dengan anak yang status imunisasinya tidak
lengkap.
c. Lingkungan
Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di
kota-kota besar dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit
ISPA pada anak.

2.1.3 Patofisiologis
         Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 3 tahap yaitu :
1. Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan
reaksi apa-apa.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh
menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya
rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit, timbul
gejala demam dan batuk.
Tahap lanjut penyakit, dibagi menjadi empat yaitu :
1. Dapat sembuh sempurna.
2. Sembuh dengan atelektasis.
3. Menjadi kronis.
4. Meninggal akibat pneumonia.
          Saluran pernafasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar sehingga
untuk mengatasinya dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang efektif dan
efisien. Ketahanan saluran pernafasan tehadap infeksi maupun partikel dan
gas yang ada di udara amat tergantung pada tiga unsur alami yang selalu
terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan epitel mukosa dan gerak
mukosilia, makrofag alveoli, dan antibodi.
                        Antibodi setempat yang ada di saluran nafas ialah Ig A. Antibodi
ini banyak ditemukan di mukosa. Kekurangan antibodi ini akan
memudahkan terjadinya infeksi saluran nafas, seperti yang terjadi pada
anak. Penderita yang rentan (imunokompkromis) mudah terkena infeksi ini
seperti pada pasien keganasan yang mendapat terapi sitostatika atau radiasi.
Penyebaran infeksi pada ISPA dapat melalui jalan hematogen, limfogen,
perkontinuitatum dan udara nafas.
                        Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel
mukosanya telah rusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal
yang dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah
asap rokok dan gas SO2 (polutan utama dalam pencemaran udara),
sindroma imotil, pengobatan dengan O2 konsentrasi tinggi (25 % atau
lebih).
2.1.4 Manifestasi Klinis
·       Batuk, pilek dengan nafas cepat atau sesak nafas.
Pada umur kurang dari 2 bulan, nafas cepat lebih dari 60 kali per menit.
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam,
adanya obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan
membuntu saluran pernafasan, bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan
sama sekali tidak mau minum (Pincus Catzel & Ian Roberts, 1990).
A. Demam
Pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika
anak sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali
demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh
bisa mencapai 39,5 - 40,5
B. Anorexia
Biasa terjadi pada semua bayi maupun anak yang mengalami sakit.
Anak akan menjadi susah minum dan bahkan tidak mau minum.
C. Vomiting
Biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi
tersebut mengalami sakit.
D. Diare
Seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan akibat infeksi
virus.
E. Batuk
Merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan,
mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran
pernafasan.
2.1.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut
1. Upaya pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
a. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik
b. Immunisasi
c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkunganMencegah anak
berhubungan dengan penderita ISPA.
2.   Pengobatan dan perawatan
Prinsip perawatan ISPA antara lain :
1. Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari.
2. Meningkatkan makanan bergizi
3. Bila demam beri kompres dan banyak minum
4. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan
sapu tangan yang bersih.
5. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak
terlalu ketat
6. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak
tersebut masih menetek
3. Pengobatan
a. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau
dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera
dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari.
Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian
digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan
menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
b. Mengatasi batuk. Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu
ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan
kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
BAB 3
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK SAKIT An “A” USIA 2 TAHUN


DENGAN ISPA DI POLI KIA PUSKESMAS TEGUHAN

I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
Tanggal Pengkajian : 02 Oktober 2020 Pukul : 08.00 WIB
Tempat Pengkajian : POLI KIA puskesmas Teguhan
A. Identitas Klien
1. Identitas Anak
Nama : An A
Tanggal lahir : 05 – 07- 2018
Umur : 2 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat :
Anak Ke :1
2. Identitas Orang Tua

Nama Ibu : Ny. “S” Nama Suami : Tn.”H”


Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat : Ds G Alamat :Ds G

B. Keluhan Utama/ Alasan Datang


Ibu mengatakan datang Puskesmas Teguhan ingin memeriksakan anaknya
yang sedang sakit dengan keluhan badan panas, batuk, dan flu. Sudah 2
hari.
C. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan lalu
Ibu mengatakan dulu anaknya juga pernah mengalami sakit panas,
batuk, flu dan biasanya hanya di bawa kebidan sudah sembuh.
b. Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan anaknya sekarang sedang panas, batuk dan flu
sejak 2 hari yang lalu.
c. Penyakit Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita DM, HT, Jantung
d. Pola Kebiasaan
1. Nutrisi
Sebelum sakit : makan dalam sehari 3-4x dengan menu
lauk, sayuran tahu tempe dan ayam goreng serta makan buah-
buahan dan minum jus serta air putih dan susu Formula.
Selama sakit : Makan sehari hanya 2x dengan porsi
sedikit, minum air putih sedikit ( harus dipaksa) dan tidak
mau minum air susu.
2. Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1x dalam sehari dengan konsistensi
lunak bau khas feses, BAK 4-5x sehari dengan warna serta
bau khas urine .
Selama sakit : dari kamarin belum BAB dan BAK sehari
hanya 2-3x dengan bau khas urine.
3. Istirahat
Sebelum sakit : tidur siang 2-3 jam sehari dan tidur malam
8-9 jam sehari.
Selama sakit : tidur siang hanya 1 jam kurang dan saat malam
tidur terganggu karena sering bangun.
4. Personal Hygiene
Sebelum sakit : Mandi sehari 2x pagi dan sore ganti
pakaian saat habis mandi dan jika kotor. Keramas semingu 3-
4 x, gosok gigi sehari 2 x
Selama sakit : Mandi sehari 1x belum keramas dan gosok
gigi sehari 2x

4.Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


a. Pertumbuhan
BB Lahir : 2800 Gram
TB Lahir : 49 cm
TB Sekarang : 80 cm
BB sekarang : 13 kg
b. Perkembangan
Umur 3 bulan mulai mengangkat kepala dada
Umur 5 bulan dapat mengangkat kepala dan mengoceh
Umur 7 bulan dapat duduk tengkurap berbalik lagi
Umur 9 bulan dapat merangkak
Umur 10 bulan dapat berdiri dan berjalan di tuntun
Umur kurang dari setahun dapat berjalan dan berdiri sendiri
serta dapat memanggil ibu atau ayah
Umur 1 tahun dapat diajak bernyanyi walaupun belum terlalu
jelas lafalnya
Umur 2 tahun dapat berlari lari dan mencoret coret

5. Riwayat Psikososial
Anak bisa memilih apa yang disukai

6.Riwayat imunisasi
Umur 1 bulan : Hepatitis 1, BCG, polio
Umur 2 bulan : Hb 1, DPT 1, Polio 2
Umur 3 bulan : Hb2, DPT 2, Polio 3
Umur 4 bulan : Hb3, DPT 3, Polio 4
Umur 9 bulan : campak
Reaksi setelah pemberian imunisasi : panas 1 hari

7. Pola Kebiasaan sehari-hari


a. Nutrisi
Sebelum sakit : makan dalam sehari 3-4x dengan menu
lauk, sayuran tahu tempe dan ayam goreng serta makan buah-
buahan dan minum jus serta air putih dan susu Formula.
Selama sakit : Makan sehari hanya 2x dengan porsi
sedikit, minum air putih sedikit ( harus dipaksa) dan tidak
mau minum air susu.
b. Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1x dalam sehari dengan konsistensi
lunak bau khas feses, BAK 4-5x sehari dengan warna serta
bau khas urine .
Selama sakit : dari kamarin belum BAB dan BAK sehari
hanya 2-3x dengan bau khas urine.
c. Istirahat
Sebelum sakit : tidur siang 2-3 jam sehari dan tidur malam
8-9 jam sehari.
Selama sakit : tidur siang hanya 1 jam kurang dan saat malam
tidur terganggu karena sering bangun.
d. Personal Hygiene
Sebelum sakit : Mandi sehari 2x pagi dan sore ganti
pakaian saat habis mandi dan jika kotor. Keramas semingu 3-
4 x, gosok gigi sehari 2 x
Selama sakit : Mandi sehari 1x belum keramas dan gosok
gigi sehari 2x
e. Aktifitas
Sebelum sakit aktif bermain bersama teman2 seumuranya
Selama sakit gerak berkurang dan badan lemas.
B. Data Objektif
A. Pemeriksaan Umum
b) KU : Baik
c) Kesadaran : Composmentis
d) TTV : Nadi : 90 x/menit
RR: 34 x/menit
S : 36,8 o C

B. Pemeriksaan Antopometri
a) BB sekarang : 13 cm
b) TB : 80 cm
c) LK : 46 cm
d) Lingkar dada : 43 cm
C. Pemeriksaan Khusus
a) Inspeksi
 Kepala : Bentuk kepala bulat, rambut hitam, tipis, halus,
penyebaran merata, kepala bersih, tidak ada benjolan
abnormal.
 Muka : Agak pucat, sembab, tidak odeme.
 Mata : Simetris, konjungtiva palpebra merah muda, sclera
putih.
 Mulut : tidak ada kelainan stomatitis, ada gigi yang belum
tumbuh ada karang gigi
 Hidung : Simetris, tidak ada tumor, ada secret, tidak ada
pernafasan cuping hidung, defiasi septumnasi tidak ada
pembesaran, terpasang Oksigen.
 Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benjolan
abnormal.
 Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar kelenjar tyroid dan limfe
 Dada : Simetris, tidak ada kelainan, bentuk dada normal,
tidak ada retraksi otot pernafasan puting menonjol.
 Perut :Perut Kembung
 Genetalia :bersih simetris tidak ada kelainan..
 Tungkai dan kaki : simetris, tidak ada kelainan, tungkai kaki
menyerupai buah tomat.
 Punggung : tidak ada spina bifida.
b) Palpasi : Perut Kembung,
D. Pemeriksaan penunjang

II. INTERPRESTASI DATA


Tanggal : 02 oktober 2020 Jam : 08.10 WIB
Dx : An “ A” usia 2 tahun dengan ISPA
Ds : ibu mengatakan anaknya panas, flu dan batuk 2 hari
Ibu mengatkan anaknya rewel dan susah makan
Do : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :N : 90x/ menit
S : 380 C
R : 35x/ menit
BB : 13 kg
PB : 80 cm
Anak terlihat agak pucat
Kulit teraba hangat
Mata tampak sayup dan berkaca kaca
Anak batuk hidung meler dan muka agak kemerahan

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Batuk / Pneumonia
Pilek / sirotinus

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA


Istirahat cukup
Pemeberian terapi amox,flucadek
Cek lab

V. INTERVENSI

Tanggal : 02 Oktober 2020 Pukul : 08.15 WIB

Dx : An “A” usia 2 tahun dengan ISPA

Tujuan :Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan anak dapat


segera membaik.

Kriteria Hasil : KU : Baik

Kesadaran : Komposmentis

TTV : dalam batas normal

Anak tidak batuk lagi

Anak tidak flu lagi

Suhu tubuh dapat segera teratasi

Anak tidak rewel kembali

Intervensi

1. Menyiapkan alat dan obat untuk memberikan asuhan kebidanan.


R/ Asuhan kebidanan bisa berjalan dengan lancar
2. Cuci tangan 7 langkah dengan menggunakan sabun sebelum dan sesudah
tindakan
R/ Agar bayi terhindar dari infeksi
3. Pastikan ibu agar mengetahui kondisi anaknya
R/ agar ibu merasa lebih tenanag
4. Anjurkan ibu untuk mengompres anaknya jika panas
R/ dapat membantu menurunkan panas secara konduksi.

5. Anjurkan ibu untuk memberikan pakain yang tipis dan menyerap keringat
R/ membantu untuk proses penguapan.
6. Berikan terapi untuk anak dan ajarkan cara pemberiannya.
R/ agar penyembuhan cepat dan ibu dapat mengetahui dengan jelas cara
pemberiannya
7. Anjurakan untuk tidak makan makanan yang berminyak serta minum air
dingin .
R/ dapat membantu proses penyembuhan dengan cepat.
8. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang adekuat.
R/ agar kebutuhan nutrisi selama sakit dapat tetap terpenuhi dengan baik.
9. Anjurkan ibu agar anaknya dapat beristirahat dengan teratur
R/ agar dapat membantu proses penyembuhan.
10. Anjurakan ibu untuk meminumkan obat secara teratur dan tepat.
R/ agar panas dan batuk serta flu dapat segera terasi dan anak bisa segera
sembuh.
11. Anjurakan ibu untuk kontrol kembali jika tidak ada perubahan setelah
obat habis.
R/ untuk mengetahui perkembangan anak dan dapat segera mendapat
penanganan lebih lanjut jika sakitnya tidak ada perubahan.

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 02 Oktober 2020 Jam : 08.20 WIB

Dx : An “A” usia 2 tahun dengan ISPA.

1. Melakukan cuci tangan 7 langkah sesuai dengan SOP yang benar sebelum
dan sesudah tindakan terhadap bayi.
2. Memastikan ibu agar mengetahui kondisi anaknya dengan begitu ibu lebih
tenang. Suhu nadi serta pernafasan.
3. menganjurkan ibu untuk mengompres anaknya jika panas yaitu dengan air
dingin mengggunakan kain.
4. menganjurkan ibu untuk memberikan pakain yang tipis dan menyerap
keringat.
5. memberikan terapi untuk anak dan ajarkan cara pemberiannya. Yaitu
dengan memberikan amoxcillin dan flucadek untuk ISPA.
6. Menganjurkan untuk tidak makan makanan yang berminyak serta minum
air dingin seperti gorengan ( lauk pauk yang digoreng untuk sementara
sakit)
7. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang adekuat seperti
makan makanan dengan sayur lauk buah yang tidak mengganggu proses
penyembuhan anaknya.
8. Menganjurkan ibu agar anaknya dapat beristirahat dengan teratur tidak
memperbolehkan anaknya main selama sakit.
9. Menganjurakan ibu untuk meminumkan obat secara teratur dan
tepat.sehari 3x dengan dosis yang sesuai.
10. Mengannjurakan ibu untuk kontrol kembali jika tidak ada perubahan
setelah obat habis.

VII. EVALUASI
Tanggal: 02 oktober 2020 Jam : 08.35 WIB

Dx :An A usia 2 tahun dengan ISPA.

S : ibu mengatakan sudah mengerti mengenai penjelasan yang


diberikan oleh petugas dan ibu mau melaksanakan anjuran dari bidan
O : KU :Baik
Kesadaran : Komposmentis
TTV :N : 90x/ menit
S : 380 C
R : 35x/ menit
Ibu mampu mengulangi penjelasan yang dberikan oleh bidan
Ibu menganggukan kepala tanda ibu mengerti
A : By “A” usia 2 tahun dengan ISPA masalah teratas sebagian.

P :

1. Lanjutkan intervensi.
2. Memberikan motivasi ibu agar dapat melakukan anjuran
yang diberikan dengan baik.
3. Mengingatkan ibu untuk kembali jika tidak ada
perubahan
BAB 4

PENUTUP
IV.1 Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada An “A”  usia 2 tahun


dengan ISPA, didapatkan kesimpulan bahwa dalam pengkajian dilakukan
pengumpulan data yang meliputi data subjectif dan objectif.Dari pengkajian
tersebut diambil suatu diagnosa bahwa An “A” usia 2 tahun dengan ISPA.
yang diberikan  disesuaikan dengan ketentuan yang ada, sedangkan
penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Evaluasi
dilakukan setelah implementasi dilakukan,yang menunjukkan bahwa Ny “S”
mengalami kemajuan :
1. Ibu mengerti tentang keadaan anaknya
2. Ibu bersedia melakukan Anjuran yang disarankan bidan mengenai
anaknya.

IV.2 Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan bagi tenaga kesehatan agar dapat memberikan asuhan yang
tepat, sesuai dengan kebutuhan penderita.
2. Bagi Pasien
Di harapkan melakukan pemeriksaan secara rutin bila timbul kelainan
yang lebih berlanjut dapat segera terdeteksi.
3. Bagi Pembaca
Diharapkan pada para pembaca agar menjadikan sebagai salah satu cara
untuk dapat memberikan asuhan yang benaranak dengan ISPA.
4. Bagi Institusi
Diharapkan Institusi agar dapat dijadikan sebagai bahan tambahan
literatur.
5.  Bagi Instansi
Diharapkan semua bidan di Puskesmas agar dapat membantu menerapkan
atau penatalaksana anak dengan ISPA.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III vol. 1. Jakarta: Media
            Aesculapius.
Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Bagian II. Jakarta: EGC.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Suriadi, Yuliana R. 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi I. Jakarta: PT.
Fajar Interpratama
Hidayat, Aziz Alimul A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak jilid 2.
Jakarta: Salemba Medika
Suriadi & Yuliani, Rita. 2001. Buku Pegangan Praktek Klinik: Asuhan
Keperawatan pada Anak. Jakarta: Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai