A. Latar Belakang
Kehamilan adalah saat ketika kebutuhan gizi menja di lebih tinggi, dan
memenuhi kebutuhan tersebut memiliki efek positif pada kesehatan sang ibu
dan bayi yang belum lahir. Dampak gizi terhadap janin yang sedang
berkembang selama kehamilan berdampak untuk seumur hidupnya, dan tentu
kita ingin melihat anak-anak memiliki warisan kesehatan yang baik untuk
masa depan. Wanita menikmati kehamilan yang sehat tanpa efek negatif dari
gizi buruk pada kesehatan mereka, dan dalam kemungkinan status gizi
terbaik untuk mendukung pemberian ASI (Bobak, 2005).
Gizi seimbang ibu hamil adalah keadaan keseimbangan antara gizi yang
diperlukan oleh ibu hamil untuk kesehatan ibu dan pertumbuhan dan
perkembangan janinnya yang dapat dipenuhi oleh asupan gizi dari aneka
ragam makanan. Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat – zat
gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan
untuk dirinya dan janin yang dikandungnya. Demikian pula, bila makanan
ibu kurang tumbuh kembang janin akan terganggu, terlebih bila keadaan ibu
pada masa sebelum hamil telah buruk pula. Keadaan ini dapat mengakibatkan
abortus, BBLR, bayi lahir prematur atau bahkan bayi lahir mati. Pada saat
bersalin dapat mengakibatkan persalinan lama,perdarahan, infeksi, dan
kesulitan lain yang mungkin memerlukan pembedahan. Sebaliknya, makanan
yang berlebih dapat mengakibatkan kenaikan berat badan yang berlebihan ,
bayi besar, dan dapat pula terjadi pre-eklamsi (keracunan kehamilan)
(Soeditustam, 2004).
Nutrisi layak mendapatkan perhatian khusus selama kehamilan dan
menyusui karena kebutuhan nutrisi yang tinggi dan peran penting gizi bagi
janin dan bayi. Adaptasi fisiologis selama kehamilan sebagian melindungi
janin dari kekurangan diet ibu, tetapi meskipun demikian kekurangan ini
dapat memiliki konsekuensi bagi kesehatan dan perkembangan janin dan bayi
jangka panjang (Ali, 2009)
1
Pasokan nutrisi yang cukup menjadi faktor lingkungan paling penting
yang mempengaruhi hasil kehamilan. Wanita dengan kehamilan usia dini
atau berjarak dekat berada pada peningkatan risiko memasuki kekurangan
cadangan nutrisi cadangan. Deplesi nutrisi ibu dapat berkontribusi pada
peningkatan insiden kelahiran prematur dan retardasi pertumbuhan janin serta
peningkatan risiko kematian ibu dan morbiditas (Eva, 2010). Berdasarkan
laporan dari petugas di Puskesmas Pembantu Tabing menunjukka bila
kenaikkan berat badan ibu hamil di wilayah kerja nya hanya sedikit, dan
untuk melakukan ante natal care di Puskesmas Pembantu hanya apabila ada
keluhan saja. Maka dari itu berdasarkan latar belakang diatas maka penulis
menyusun satuan acara penyuluhan ini dengan judul “Pentingnya Nutrisi
Bagi Ibu Hamil”.
2
dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga,
protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat
pengatur. Kebutuhan nutrien akan meningkat selama hamil, namun tidak
semua kebutuhan nutrien meningkat secara proporsional.
Zat tenaga adalah makanan yang mengandung zat tenaga, antara lain :
kentang, singkong, jagung, roti dan sagu. Zat pembangun adalah makanan
yang mengandung zat pengatur antara lain: tempe, tahu, ikan asin, udang,
telur, ayam, daging, hati, kacang hijau, dan lain-lain. Zat pengatur adalah
makanan yang mengatur zat pengatur antara lain : kangkung, daun singkong,
bayam, sawi hijau, kacang panjang, jeruk, pepaya, nangka, mangga, dan lain-
lain.
3
D. Masalah yang Berhubungan Dengan Gizi Pada Ibu Hamil
Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai dengan umur
kehamilan. Berat badan yang bertambah dengan normal, menghasilkan anak
yang normal. Kenaikan berat badan ibu hamil meliputi beberapa
unsusr/bagian. Sebagian memuat unsur anak, sebagian lagi memuat unsur
ibu. Kenaikan berat badan ibu kemungkinan terasa sudah cukup, tetapi
kenaikan itu lebih banyak menambah berat badan ibu dibanding untuk
menambah berat anak. Kenaikan berat badan ibu belum tentu menghasilkan
anak yang besar, demikian juga sebaliknya. Penambahan berat badan ibu
harus dinilai. Penambahan berat badan ibu hamil sudah lebih dari 12,5 kg
tetapi anak yang dikandungnya kecil maka berat badan masih harus
ditambah.
Berat badan calon ibu saat mulai kehamilan adalah 45-65 kg. Jika
kurang dari 45 kg sebaiknya berat badan dinaikkan lebih dulu hingga
mencapai 45 kg sebelum hamil dan sebaliknya. Berat badan ibu sebelum
hamil dan kenaikan berat badan selama hamil kurang (underweight) atau
lebih (overweihgt) dari normal akan membuat kehamilan menjadi beresiko
(low risk). Berat badan ibu yang kurang akan beresiko melahirkan bayi
dengan berat badan kurang atau Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Bayi
dengan BBLR tentu akan terganggu perkembangan dan kecerdasannya, selain
kesehatan fisiknya yang juga kurang bagus.
Berat badan ibu berlebih atau sangat cepat juga beresiko mengalami
perdarahan atau bisa jadi merupakan indikasi awal terjadinya keracunan
kehamilan (pre-eklamsia) atau diabetes. Mula-mula overweight, lalu tensi
naik, bengkak kaki, ginjal bermasalah, akhirnya keracunan kehamilan. Hal
tersebut akan beresiko menghambat penyempitan pembuluh darah. Apabila
penyempitan pembuluh darah menghebat akan berakibat fatal bagi janin.
Berat badan ibu yang berlebihan juga dapat mempengaruhi proses persalinan.
Jadi berat badan ideal akan mempermudah berjalannya kelahiran tanpa
komplikasi. Kalaupun ada hanya sedikit (low risk), nifas juga akan segera
4
usai. Berat badan yang ideal selama hamil akan segera kembali bentuk tubuh
ke berat semula setelah melahirkan.
5
8. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia, banyak
terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong,
daun pepaya), daging dan hati.
9. Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta
melindungi ibu hamil dari osteoporosis Jika kebutuhan kalsium ibu hamil
tidak tercukupi, maka kekurangan kalsium akan diambil dari tulang ibu.
Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan kacang-kacangan. Saat
ini kalsium paling baik diperoleh dari susu serta produk olahannya. Susu
juga mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A, D, B2, B3, dan
vitamin C.
6
Pada dasarnya menu makanan untuk ibu hamil, tidak banyak berbeda
dari menu sebelum hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan
dalam pengaturan menu selama hamil.
Contoh menu makanan dalam sehari bagi ibu hamil (Victoria, 2008)
Bahan Makanan Porsi Hidangan Jenis Hidangan
Sehari
Nasi 5+1 porsi Makan pagi : nasi 1,5 porsi (150 gram)
Sayuran 3 mangkuk dengan ikan/daging 1 potong sedang (40
Buah 4 potong gram), tempe 2 potong sedang (50 gram),
sayur 1 mangkok dan buah 1 potong
sedang
Tempe 3 potong Makan Selingan: susu 1 gelas dan buah
Daging 3 potong 1 potong sedang
Susu 2 gelas Makan Siang: nasi 3 porsi (300gram),
Minyak 2 gelas dengan lauk, sayur, dan buah sama
Gula 2 sendok makan dengan pagi
Selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong
sedang
Makan malam: nasi 2,5 porsi (250 gram)
dengan lauk, sayur, dan buah sama
dengan pagi/siang
Selingan : susu 1 gelas
7
gram), talas 1 potong besar (125 gram), ubi 1 biji
sedang (135 gram)
1 potong sedang ikan 1 potong kecil ikan asin (15 gram), 1 sendok
(40 gram) makan teri kering (20 gram), 1 potong sedang
ayam tanpa kulit (40 gram), 1 buah sedang hati
ayam (30 gram), 1 butir telur ayam negeri (55
gram), 1 potong daging sapi (35 gram), 10 biji
bakso sedang (170 gram) dan lainnya
1 mangkuk (100 gram) Buncis, kol, kangkung, kacang panjang, wortel,
sayuran labu siam, sawi, terong dan lainnya.
1 potong buah 1 potong besar papaya (110 gram), 1 buah pisang
(50 gram), 2 buah jeruk manis (110 gram), 1
potong besar melon (190 gram), 1 potong besar
semangka (180 gram), 1 buah apel (85 gram), 1
buah besar belimbing (140 gram), 1/4 buah nenas
sedang (95 gram), 3/4 buah mangga besar (125
gram), 9 duku buah sedang (80 gram), 1 jambu
biji besar (100 gram), 2 buah jambu air sedang
(110 gram), 8 buah rambutan (75 gram), 2 buah
sedang salak (65 gram), 3 biji nangka (45 gram), 1
buah sedang sawo (85 gram), dan lainnya.
2 potong sedang tempe Tahu 1 potong besar (110 gram), 2 potong oncom
(50 gram) kecil (40 gram), 2 sendok makan kacang hijau (20
gram), 2,5 sendok makan kacang kedelai (25
gram), 2 sendok makan kacang merah segar (20
gram), 2 sendok makan kacang tanah (15 gram),
1,5 sendok makan kacang mete (15 gram), dan
lainnya.
1 gelas susu sapi (20 4 sendok makan susu skim (20 gram), 2/3 gelas
cc) yogurt non fat (120 gram), 1 potong kecil keju (35
8
gram), dan lainnya.
Minyak kelapa 1 avokad 1/2 buah besar (60 gram), 1 potong kecil
sendok the (5 gram) kelapa (15 gram), 2,5 sendok makan kelapa parut
(15 gram), 1/3 gelas santan (40 gram), dan
lainnya.
Gula pasir 1 sendok 1 sendok makan madu (15 gram)
makan (13 gram)
9
2. Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya
(premature), perdarahan setelah persalinan serta persalinan dengan operasi
cenderung meningkat.
3. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
dan dapat menimbulkan keguguran , abortus, bayi lahir mati, kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati
dalam kandungan) dan lahir dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).
10
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA “Ny. D” DENGAN GIZI IBU
HAMIL DI RT IV/RW VI KELURAHAN KALUKUBULA
KECAMATAN SIGI BIROMARU
A. PENGKAJIAN DATA
1. Biodata
Nama Ayah : Tn. A
Umur : 26 Tahun
Nikah : Pertama
Suku : Kaili
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Wirasuasta
Alamat : Jl. Lando
2. Data Anggota Keluarga
No Nama Hubungan Umur JK Status Pendidikan Pekerjaan Agama
1 Tn.A Suami 26 Tahun L Kawin SMP Wirasuasta Islam
2 Ny. D Isteri 21 Tahun P Kawin SMA IRT Islam
3 An. R Anak 2 Tahun L Belum - Islam
-
Kawin
11
3. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
4. Sifat Keluarga
a. Tipe keluarga inti yang terdiri dari suami, istri dan anak, yang paling
dominan dalam pengambilan keputusan adalah suami.
b. Hubungan dengan anggota keluarga yang cukup harmonis.
5. Kegiatan sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
1) Tn. A tidur siang ± 1 jam, tidur malam ± 8 jam/hari.
2) Ny. D tidur siang kadang-kadang, tidur malam ± 8 jam/hari.
12
3) An. R tidur siang ± 3 jam, tidur malam ± 9 jam/hari.
b. Kebiasaan makanan
Semua anggota keluarga makan 3x sehari dengan pokok beras, lauk
pauk. Yang sesuai dengan kemampuan keluarga ( tahu, tempe, telur, mie
dan sayur ). Namun dalam keluarga jarang makan bersama-sama, karena
kesibukan masing-masing.
c. Pola eliminasi
Semua anggota keluarga menyatakan BAB ± 2 x sehari dan BAK ± 4-6 x
sehari.
d. Personal hygiene
Kebersihan anggota keluarga tetap baik, mandi 3 x sehari dengan
memakai sabun dan menyikat gigi menggunakan pasta gigi.
e. Pola kebiasaan keluarga
1) Ada anggota keluarga yang merokok
2) Tidak ada anggota keluarga yang melakukan olahraga secara teratur
f. Penggunaan waktu luang
Tn. A bekerja dirumah mulai pukul 08:00 WITA sampai sore.
g. Rekreasi keluarga
Dapat dikatakan bahwa keluarga ini jarang rekreasi
h. Keadaan Sosial Ekonomi
Penghasilan Tn. A ± Rp 100.000/bulan dan penghasilan uang tersebut
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
i. Suku dan Agama
Bapak berasal dari suku Kaili dan ibu suku Kaili, bapak dan ibu juga
cukup taat melakukan ajaran agama Islam yang dianuntnya.
j. Peran anggota keluarga
1) Suami sebagai pencari nafkah
2) Ibu sebagai pengasuh untuk anak-anaknya dan mengatur urusan
rumah tangga
13
6. Factor lingkungan
a. Rumah
Keluarga belum memiliki rumah tetap
III I II
IV
Keterangan:
I : Teras Rumah
II : Kamar Tidur
III : WC
IV : Dapur
Rumah tidak jauh dari jalan raya, dengan luas yang tidak diketahui yang
terdiri dari 1 teras, 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, dan dapur
1) Jenis rumah : Sementara
2) Atap rumah : Seng
3) Lantai rumah : Cor
4) Ventilasi rumah tidak cukup sehingga pertukaran udara susah untuk
keluar masuk cukup
5) Kebersihan dan kerapian kurang bersih dan rapi
6) Sumber air
Sumber air yang digunakan sehari-hari : sumur DAP
Penggunaan air : Air gallon
Tempat penyimpanan air : Tertutup
Pengurasan tempat air : 2 x sehari
Kualitas air tidak terasa, tidak berbau, dan tidak ada endapan
Saluran pembuangan air limbah : > 10 meter
Keadaan : Terpelihara
14
b. Tempat pembuangan
1) Wc terdapat di dalam ruangan
2) Keluarga membuang sampah ditempat pembuangan sampah
3) Lingkungan rumah tetap baik, jarak rumah warga dengan tetangga
berjarak ± 4 meter dan tetap aman dari gangguan kejahatan
c. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang sakit diperiksa ke pustu
7. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
Ny. D mengatakan anaknya lahir ditolong oleh bidan dengan usia kehamilan
9 bulan dan persalinan berjalan lancar
8. Keadaan kesehatan keluarga
a. Riwayat perkawinan
Lamanya ± 3 tahun dan merupakan pernikahan pertama bagi Tn. A dan
pernikahan pertama bagi Ny. D
b. Tiga bulan terakhir tidak ada anggota keluarga yang sakit.
c. Enam bulan terakhir tidak ada anggota keluarga yang meninggal.
d. Riwayat ber-KB
Ny. D menyatakan pernah ber-KB suntik 3 bulan dan sekarang tidak
memakai KB karena sedang hamil
e. Fungsi keluarga.
Fungsi keluarga berjalan dengan baik, Nampak kurang kebersamaan
dalam keluarga. Namun hal tersebut dapat dipahami mengingat aktifitas
mereka berbeda. Khusus untuk fungsi pendidikan nampak masih sangat
kurang pengetahuan ibu tentang pentingnya gizi ibu hamil pada
kehamilan.
9. Komunikasi
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa kaili, hubungan antara
anggota keluarga cukup harmonis. Begitu juga dengan tetangga.
10. Transportasi
Keluarga Tn. A dalam kegiatan sehari-hari menggunakan kendaraan
pribadi
15
11. Fasilitas social dan kesehatan yang ada
Lingkungan social keluarga bersikap ramah, tersedia fasilitas social agak
jauh dari rumah, yaitu masjid dan sarana kesehatan pun jauh dengan rumah
yaitu pustu.
12. Pemeriksaan fisik
a. Tn. A
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital ( TTV )
1) TD : 120/90 mmHg
2) Suhu : 36 °C
3) Nadi : 92 x/menit
4) Respirasi : 20 x/menit
Kepala : Rambut hitam dan bersih, rambut tidak ronok
Wajah : Tidak ada odema pada wajah
Mata : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda
Hidung : Tidak ada secret dan polip
Telinga : Simetris kiri dan kanan dan tidak ada sekret
Mulut dan Gigi : Mulut bersih dan gigi karies
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jogularis
Dada : Tidak ada tarikan dinding dada
Perut : Tidak ada bekas operasi
Ekstremitas : Tidak ada oedem dan reflex positif (+)
Atas dan bawah
b. Ny. D
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital ( TTV )
1) TD : 120/70 mmHg
2) Suhu : 37°C
16
3) Nadi : 86 x/menit
4) Respirasi : 22 x/menit
c. Berat badan sebelum hamil : 45 kg
d. Berat badan sekarang : 55 kg
e. Penambahan berat badan selama hamil : 10 kg
f. Lila : 26 cm
1. Kepala
a. Keadaan rambut hitam dan bersih
b. Rambut tidak rontok
2. Wajah
a. Tidak ada oedema pada wajah
b. Tidak ada cloasma gravidarum
c. Ekspresi wajah ibu tampak cemas dan meringis
3. Mata
a. Konjungtiva merah muda
b. Sclera tidak icterus
4. Hidung
a. Lubang hidung simetris kiri dan kanan
b. Tidak ada secret
c. Tidak ada polip
5. Gigi dan Mulut
a. Gigi tampak caries
b. Bibir tampak lembab
c. Mulut tidak berbau
6. Leher
a. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
b. Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan vena jugularis
7. Payudara
a. Simetris kiri dan kanan
b. Tidak ada massa / benjolan
17
c. Areola hitam
d. Putting susu terbentuk
e. Colostrum ada bila dipencet
8. Abdomen
a. Tonus otot perut longgar
b. Tampak linea nigra dan striae albicans
c. Tidak ada bekas luka operasi
Palpasi
Leopold I : TFU 19 cm
Leopold II : Punggung kanan (PU-KA)
Leopold III : Presentasi Kepala
18
8) Respirasi : 20 x/menit
Kepala : Rambut hitam dan bersih, rambut tidak ronok
Wajah : Tidak ada odema pada wajah
Mata : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda
Hidung : Tidak ada secret dan polip
Telinga : Simetris kiri dan kanan dan tidak ada sekret
Mulut dan Gigi : Mulut bersih dan gigi tidak karies
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jogularis
Dada : Tidak ada tarikan dinding dada
Perut : Tidak ada bekas operasi
Ekstremitas : Tidak ada oedem dan reflex positif (+)
Atas dan bawah
B. ANALISA DATA
1. Data subjektif
Ibu kurang mengetahui tentang pentingnya gizi pada ibu hamil
(berkaitan dengan Data Subjektif)
Masalah kesehatan yang ada dalam keluarga Tn. A disebabkan karena
keterbatasan pengetahuan dari anggota keluarga. Masalah yang ditemukan
dalam keluarga Tn. A antara lain : kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi
pada ibu hamil
2. Data objektif
kembang pada balita dan juga nampak kurang pengetahuan ibu tentang
ASI eksklusif. Pelaksanaan keluarga binaan terhadap keluarga Tn. S tentang
kesehatan umum dan bidan khususnya harus bekerja sama dengan keluarga
untuk membahas masalah yang timbul dan memikirkan alternative
pemecahannya.
19
Dalam hal ini intervensi yang dapat diberikan bidan sebagai langkah awal
adalah pemberian pendidikan kesehatan sehingga diharapkan mampu
menyelesaikan masalah yang timbul secara tepat dan mandiri.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan data dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa permasalahan yang timbul sebagian besar disebabkan
karena kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya tumbuh kembang pada
balita sehingga balita pada saat ini berada pada status gizi. Pada usia balita saat
ini sangat rentan dan sangat memerlukan gizi untuk tumbuh kembangnya.
D. PRIORITAS MASALAH
Prioritas masalah merupakan langkah selanjutnya setelah masalah
ditentukan keluarga bersama dengan tenaga kesehatan yaitu bidan. Prioritas
disusun karena tidak memungkinkannya menyelesaikan masalah yang ada
dimana keluarga Tn. S secara bersama-sama.Oleh karena itu prioritas disusun
untuk menentukan tingkat permasalahan lebih terfokus sesuai dengan sasaran
serta harapan.
20
Masalah berdasarkan Prioritas masalah yaitu :
1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi ibu hamil
No Kriteria Perhitungan Scor Pembenaran
1 Sifat masalah 2 0,7 Kurangnya pengetahuan ibu
𝑥1
3 tentang gizi ibu hamil
3
𝑥1
3 Potensi dicegah 3 1 Masalah dapat dicegah
dengan pendidikan kesehatan
dan informasi
4 Penonjolan 2
𝑥1
2
masalah 1 Masalah harus segera
ditangani agar tidak
mengancam kesehatan dan
tumbuh kembang balita
Jumlah 2 3.7
3
3
2. Prioritas masalah
Berdasarkan hasil perumusan masalah kebidanan kesehatan keluarga
maka di prioritaskan sebagai berikut:
a. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya gizi pada ibu hamil
21
E. PERENCANAAN
1. Tujuan
a. Ibu mengetahui tentang pentimngnya gizi pada ibu hamil
b. Ibu tahu tentang cara-cara mengatasi masalah gizi
2. Kriteria
Ibu dapat menjelaskan atau mengerti tentang gizi ibu hamil dan dapat
mengatasinya
No Rencana tindakan Rasional
1 Berikan penjelasan pada ibu tentang Agar ibu mendapatkan informasi
gizi ibu hamil melalui penyuluhan tentang gizi ibu hamil
2 Ajarkan ibu cara memilih makanan Agar ibu tahu tentang bagaimana
yang baik selama kehamilan cara memilih makanan yang baik
F. PELAKSANAAN
1. Mamberikan penjelasan pada ibu tentang gizi ibu hamil
2. Menganjurkan ibu cara memilih makanan yang baik selama kehamilan
3. Mengajarkan ibu bagaimana prinsip penyajian makanan yang bergizi
4. Menganjurkan ibu untuk untuk segera menghubungi petugas kesehatan bila
merasa ada masalah pada kehamilannya
22
G. EVALUASI
1. Ibu mengerti tentang gizi ibu hamil
2. Ibu mengetahui bagaimana cara memilih makanan yang baik selama
kehamilan
3. Ibu mengetahui bagaimana prinsip penyajian makanan yang bergizi
4. Ibu akan menghubungi petugas kesehatan bila ada masalah pada
kehamilannya
23
( SATUAN ACARA PENYULUHAN )
GIZI PADA IBU HAMIL
I. Latar Belakang
Kehamilan adalah saat ketika kebutuhan gizi menjadi lebih tinggi, dan
memenuhi kebutuhan tersebut memiliki efek positif pada kesehatan sang ibu dan
bayi yang belum lahir. Dampak gizi terhadap janin yang sedang berkembang
selama kehamilan berdampak untuk seumur hidupnya, dan tentu kita ingin
melihat anak-anak memiliki warisan kesehatan yang baik untuk masa depan.
Wanita menikmati kehamilan yang sehat tanpa efek negatif dari gizi buruk pada
kesehatan mereka, dan dalam kemungkinan status gizi terbaik untuk mendukung
pemberian ASI (Bobak, 2005).
Gizi seimbang ibu hamil adalah keadaan keseimbangan antara gizi yang
diperlukan oleh ibu hamil untuk kesehatan ibu dan pertumbuhan dan
perkembangan janinnya yang dapat dipenuhi oleh asupan gizi dari aneka ragam
makanan. Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat – zat gizi
daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk
dirinya dan janin yang dikandungnya. Demikian pula, bila makanan ibu kurang
tumbuh kembang janin akan terganggu, terlebih bila keadaan ibu pada masa
sebelum hamil telah buruk pula. Keadaan ini dapat mengakibatkan abortus,
BBLR, bayi lahir prematur atau bahkan bayi lahir mati. Pada saat bersalin dapat
mengakibatkan persalinan lama,perdarahan, infeksi, dan kesulitan lain yang
24
mungkin memerlukan pembedahan. Sebaliknya, makanan yang berlebih dapat
mengakibatkan kenaikan berat badan yang berlebihan , bayi besar, dan dapat pula
terjadi pre-eklamsi ( keracunan kehamilan) (Soeditustam, 2004).
Nutrisi layak mendapatkan perhatian khusus selama kehamilan dan
menyusui karena kebutuhan nutrisi yang tinggi dan peran penting gizi bagi janin
dan bayi. Adaptasi fisiologis selama kehamilan sebagian melindungi janin dari
kekurangan diet ibu, tetapi meskipun demikian kekurangan ini dapat memiliki
konsekuensi bagi kesehatan dan perkembangan janin dan bayi jangka panjang
(Ali, 2009)
Pasokan nutrisi yang cukup menjadi faktor lingkungan paling penting yang
mempengaruhi hasil kehamilan. Wanita dengan kehamilan usia dini atau berjarak
dekat berada pada peningkatan risiko memasuki kekurangan cadangan nutrisi
cadangan. Deplesi nutrisi ibu dapat berkontribusi pada peningkatan insiden
kelahiran prematur dan retardasi pertumbuhan janin serta peningkatan risiko
kematian ibu dan morbiditas (Eva, 2010). Berdasarkan laporan dari petugas di
Puskesmas Pembantu Tabing menunjukka bila kenaikkan berat badan ibu hamil di
wilayah kerja nya hanya sedikit, dan untuk melakukan ante natal care di
Puskesmas Pembantu hanya apabila ada keluhan saja. Maka dari itu berdasarkan
latar belakang diatas maka penulis menyusun satuan acara penyuluhan ini dengan
judul “Pentingnya Nutrisi Bagi Ibu Hamil”.
A. Kebutuhan Peserta
Berdasarkan laporan dari petugas di Puskesmas Pembantu Tabing data
menunukkan bila sedikitnya kenaikan berat badan ibu hamil. Hal ini perlu
diadakan penyuluhan, yang berfungsi untuk memberi pengetahuan kepada
masyarakat yang belum mengetahui hal tentang Gizi Ibu Hamil..
B. Karakteristik Peserta
Ibu Hamil di wilayah kerja Pustu Kalukubula
25
III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang gizi pada ibu
hamil diharapkan peserta penyuluhan dapat :
a. Memahami apa pengertian gizi seimbang untuk ibu hamil
b. Memahami apa tujuan gizi pada ibu hamil
c. Memahami apa masalah yang berhubungan dengan gizi ibu hamil
d. Memahami apa kebutuhan nutrisi ibu hamil
e. Memahami zat gizi yang diperlukan selama hamil
f. Memahami apa saja menu makanan seimbang
g. Memahami apa tanda dan gejala kurangnya nutrisi pada ibu hamil
h. Memahami apa pengaruh keadaan gizi terhadap proses kehamilan
IV. MATERI
a. Pengertian gizi seimbang untuk ibu hamil
b. Tujuan gizi pada ibu hamil
c. Masalah yang berhubungan dengan gizi ibu hamil
d. Kebutuhan nutrisi ibu hamil
e. Zat gizi yang diperlukan ibu hamil
f. Menu makanan seimbang
g. Tanda dan gejala kurangnya nutrisi pada ibu hamil
h. Pengaruh keadaan gizi terhadap proses kehamilan
V. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
26
VII. SETTING TEMPAT
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan
VIII. PENGORGANISASIAN
a. Pembimbing :
b. Pemateri :
Tugas Pemateri:
a. Menyampaikan materi penyuluhan.
b. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta.
2 15 menit Pelaksanaan :
· Menggali pengetahuan peserta tentang· Menjawab
pengertian gizi seimbang untuk ibu hamil
· Memberikan re-inforcement
· Memahami apa pengertian gizi seimbang
untuk ibu hamil · Mendengarkan&
· Menggali pengetahuan peserta tentang Memperhatikan
27
tujuan gizi pada ibu hamil · Menjawab
· Memberikan re-inforcement
· Memahami apa tujuan gizi pada ibu· Mendengarkan&
hamil Memperhatikan s
· Memahami apa masalah yang· Mendengarkan&
berhubungan dengan gizi ibu hamil Memperhatikan
· Memahami apa kebutuhan nutrisi ibu· Mendengarkan&
hamil Memperhatikan
· Memahami zat gizi yang diperlukan· Mendengarkan&
selama hamil Memperhatikan
· Memahami apa saja menu makanan· Mendengarkan&
seimbang Memperhatikan
· Menggali pengetahuan peserta tentang· Mendengarkan&
apa saja tanda dan gejala kurang nutrisi Memperhatikan
pada ibu hamil · Menjawab
· Memberikan re-inforcement
· Memahami apa tanda dan gejala
kurangnya nutrisi pada ibu hamil
· Memahami apa pengaruh keadaan gizi· Mendengarkan&
terhadap proses kehamilan Memperhatikan
3 7 menit E evaluasi :
· Memberikan kesempatan kepada peserta Bertanya
untuk bertanya
· Menjawab
pertanyaan
4 3 menit Terminasi :
· Mengucapkan terimakasih atas peran Mendengarkan
serta peserta penyuluhan Menjawab salam
· Mengucapkan salam penutup
28
X. EVALUASI
a. Kriteria struktur
1. Kontrak waktu dan tempat diberikan sebelum acara dilaksanakan
2. Pembuatan SAP, leaflet dikerjakan maksimal 2 hari sebelumnya
3. Penentuan tempat yang akan digunakan dalam penyuluhan
4. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan dilaksanakan
b. Kriteria proses
1. Peserta sangat antusias dan aktif bertanya selama materi penyuluhan
berlangsung
2. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan dari awal
sampai akhir
3. Pelaksanaan kegiatan sesuai SAP yang telahdibuat
4. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
c. Kriteria hasil
1. Peserta yang dating dalam penyuluhan ini minimal 5-8 orang
2. Peserta dapat mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai akhir
3. Acara dimulai tepat waktu tanpa kendala
4. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
5. Peserta dapat memahami 80% materi yang telah disampaikan penyuluh
dilihat dari kemampuan menjawab pertanyaan penyuluh dengan benar.
29
Lampiran Materi
30
B. Tujuan Gizi Pada Ibu Hamil
1. Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan cairan
untuk memenuhi zat gizi ibu, janin serta plasenta.
2. Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan
lemak.
3. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku selama
hamil.
4. Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk
memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat
menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, melahirkan bayi dengan
potensi fisik dan mental yang baik, dan memperoleh cukup energiuntuk
menyusui serta merawat bayi kelak.
5. Perawatan gizi dapat membantu pengobatan penyulit yang terjadi selama
kehamilan (diabetes kehamilan).
6. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan kebiasaan
makan yang baik yang dapat diajarkan kepada anaknya selama hidup.
(Victoria, 2008)
31
Berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama hamil
kurang (underweight) atau lebih (overweihgt) dari normal akan membuat
kehamilan menjadi beresiko (low risk). Berat badan ibu yang kurang akan
beresiko melahirkan bayi dengan berat badan kurang atau Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR). Bayi dengan BBLR tentu akan terganggu perkembangan dan
kecerdasannya, selain kesehatan fisiknya yang juga kurang bagus. Berat badan ibu
berlebih atau sangat cepat juga beresiko mengalami perdarahan atau bisa jadi
merupakan indikasi awal terjadinya keracunan kehamilan (pre-eklamsia) atau
diabetes. Mula-mula overweight, lalu tensi naik, bengkak kaki, ginjal bermasalah,
akhirnya keracunan kehamilan. Hal tersebut akan beresiko menghambat
penyempitan pembuluh darah. Apabila penyempitan pembuluh darah menghebat
akan berakibat fatal bagi janin. Berat badan ibu yang berlebihan juga dapat
mempengaruhi proses persalinan. Jadi berat badan ideal akan mempermudah
berjalannya kelahiran tanpa komplikasi. Kalaupun ada hanya sedikit (low risk),
nifas juga akan segera usai. Berat badan yang ideal selama hamil akan segera
kembali bentuk tubuh ke berat semula setelah melahirkan.
32
5. Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi Anda.
Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan susu.
6. Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat. Makanlah
lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan, minyak sayur dan
sayuran hijau.
7. Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, banyak
terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol dan
brokoli. Pada buah-buahan, asam folat terdapat dalam jeruk, pisang, wortel dan
tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil adalah 800 mcg per hari, terutama
pada 12 minggu pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu
pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak
janin.
8. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia, banyak terdapat
pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun pepaya),
daging dan hati.
9. Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta melindungi
ibu hamil dari osteoporosis Jika kebutuhan kalsium ibu hamil tidak tercukupi,
maka kekurangan kalsium akan diambil dari tulang ibu. Sumber kalsium yang lain
adalah sayuran hijau dan kacang-kacangan. Saat ini kalsium paling baik diperoleh
dari susu serta produk olahannya. Susu juga mengandung banyak vitamin, seperti
vitamin A, D, B2, B3, dan vitamin C.
33
F. Menu Makanan Seimbang
Hal yang perlu diperhatikan ibu hamil dalam mengatur menu makanan
selama hamil, antara lain: (Almatsier, 2006).
1. Menghindari mengkonsumsi makanan kaleng, makanan manis yang berlebihan,
susu berlemak dan makanan yang sudah tidak segar.
2. Ibu hamil sebaiknya makan teratur sedikitnya tiga kali sehari.
3. Hidangan yang tersusun dari bahan makanan bergizi.
4. Mempergunakan aneka ragam makanan yang ada.
5. Memilih dan membeli berbagai macam bahan makanan yang segar.
6. Mengurangi bahan makanan yang banyak mengandung gas, seperti sawi, kool,
kubis dan lain-lain.
7. Mengurangi bumbu yang merangsang, seperti pedas, santan kental.
8. Menghindari merokok dan minum-minuman keras.
Pada dasarnya menu makanan untuk ibu hamil, tidak banyak berbeda dari
menu sebelum hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan dalam
pengaturan menu selama hamil.
Contoh menu makanan dalam sehari bagi ibu hamil (Victoria, 2008)
Bahan Makanan Porsi Hidangan Jenis Hidangan
Sehari
Nasi 5+1 porsi Makan pagi : nasi 1,5 porsi (150 gram)
Sayuran 3 mangkuk dengan ikan/daging 1 potong sedang (40
Buah 4 potong gram), tempe 2 potong sedang (50 gram),
sayur 1 mangkok dan buah 1 potong
sedang
Tempe 3 potong Makan Selingan: susu 1 gelas dan buah
Daging 3 potong 1 potong sedang
Susu 2 gelas Makan Siang: nasi 3 porsi (300gram),
Minyak 2 gelas dengan lauk, sayur, dan buah sama
Gula 2 sendok makan dengan pagi
34
Selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong
sedang
Makan malam: nasi 2,5 porsi (250 gram)
dengan lauk, sayur, dan buah sama
dengan pagi/siang
Selingan : susu 1 gelas
35
gram), 9 duku buah sedang (80 gram), 1 jambu
biji besar (100 gram), 2 buah jambu air sedang
(110 gram), 8 buah rambutan (75 gram), 2 buah
sedang salak (65 gram), 3 biji nangka (45 gram), 1
buah sedang sawo (85 gram), dan lainnya.
2 potong sedang tempe Tahu 1 potong besar (110 gram), 2 potong oncom
(50 gram) kecil (40 gram), 2 sendok makan kacang hijau (20
gram), 2,5 sendok makan kacang kedelai (25
gram), 2 sendok makan kacang merah segar (20
gram), 2 sendok makan kacang tanah (15 gram),
1,5 sendok makan kacang mete (15 gram), dan
lainnya.
1 gelas susu sapi (20 4 sendok makan susu skim (20 gram), 2/3 gelas
cc) yogurt non fat (120 gram), 1 potong kecil keju (35
gram), dan lainnya.
Minyak kelapa 1 avokad 1/2 buah besar (60 gram), 1 potong kecil
sendok the (5 gram) kelapa (15 gram), 2,5 sendok makan kelapa parut
(15 gram), 1/3 gelas santan (40 gram), dan
lainnya.
Gula pasir 1 sendok 1 sendok makan madu (15 gram)
makan (13 gram)
36
8. Pertumbuhan yang lambat
9. Kelemahan pada otot
10. Terdapat masalah pada fungsi organ tubuh. (Arisman, 2013)
37
3. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan
dapat menimbulkan keguguran , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan) dan lahir
dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).
Evaluasi
Essay
1. Apa yang dimaksud gizi ibu hamil ?
2. Makanan apa saja yang dapat dikomsumsi pada masa kehamilan ?
38
DOKUMENTASI
39
40