Disusun Oleh :
ENDANG MARTINI
NIM : PO6224222551
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun oleh :
Nama : Endang Martini
NIM : PO6224222546
Mengetahui
Ketua Prodi sarjana Terapan Kebidanan
Dan Pendidikan Profesi Bidan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan
ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan Holistik pada Remaja”.
Saya telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan untuk
Menyusun laporan ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Sumber dari
laporan ini adalah literatur-literatur dari berbagai sumber baik media cetak
maupun di dunia maya.
Laporan ini terselesaikan berkat adanya bantuan dari banyak pihak,
sehingga pada kesempatan ini saya tak lupa menyampaikan banyak terima kasih,
kepada:
1. Ibu Erina Eka Hatini, SST., MPH selaku Ketua Program Studi Sarjana
Terapan Kebidanan dan pendidikan Profesi Bidan dan selaku Koordinator
Stase I Asuhan Kebidanan Holistik pada Remaja dan Pranikah yang telah
memberikan kesempatan untuk Menyusun laporan ini.
2. Ibu Riny Natalina, SST., M.Keb selaku Pembimbing Institusi yang telah
memberikan bimbingan sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
3. Bidan Lisdha Yantie, SST.,M.Keb Bidan selaku pembimbing lahan praktik
Stase 1 Asuhan Kebidanan Holistik Pada Remaja Dan Pranikah yang telah
memberikan bimbingan dan membantu penulis selama di lahan praktik.
4. Teman-teman seperjuangan yang telah mendukung penulis sehingga bisa
menyelesaikan laporan ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Banjarmasin, Agustus 2022
Penulis
4
DAFTAR ISI
Cover ....................................................................................................... i
Lembar Persetujuan ......................................................................................... ii
Kata Penagntar ................................................................................................. iii
Daftar Isi ....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 2
C. Tujuan..................................................................................... 3
D. Manfaat .................................................................................. 3
BAB II KONSEP REMAJA DAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
PADA REMAJA............................................................................ 4
A. Pengertian Remaja.................................................................. 4
B. Pubertas,Perubahan Fisik dan Psikis Pada Remaja Putri........ 6
C. Kesehatan Reproduksi Remaja .............................................. 8
D. Gizi Seimbang Pada Remaja.................................................. 10
E. Anemia Pada Remaja Putri..................................................... 11
F. HIV / AIDS dan Infeksi Menular Seksual.............................. 14
G. Narkotika, Psikotroika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA)..... 15
BAB III EVIDENCE BASED MIDWIFERY ASUHAN
KEBIDANAN HOLISTIK PADA REMAJA............................... 17
A. Masalah Gizi Remaja............................................................... 17
B. Gangguan menstruasi pada remaja.......................................... 23
C. Upaya penanganan pemakaian NAPZA.................................. 28
D. Infeksi Menular Seksual Dan HIV/AIDS................................ 29
E. Skrining Kesehatan Pada Remaja............................................ 30
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
24 tahun mencapai 42.061,2 juta atau sebesar 16,5 persen dari total penduduk
Indonesia. Tingginya jumlah remaja di Indonesia, disertai pula dengan
problematika yang dihadapi oleh mereka. Dari berbagai permasalahan remaja
yang mencuat, masalah seksualitas adalah yang paling banyak mendapat
sorotan dari berbagai kalangan. Masalah seksualitas merupakan masalah yang
pelik bagi remaja, karena masa remaja merupakan masa dimana seseorang
dihadapkan pada berbagai tantangan dan masalah, baik itu masalah
perkembangan maupun lingkungan. Tantangan dan masalah ini akan
berdampak pada perilaku remaja, khususnya perilaku seksualnya
(Rahma,2019)
Pengetahuan kesehatan reproduksi sangat penting untuk membatasi
perilaku seksual yang kian bebas pada usia remaja terlebih pada masa remaja
awal. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut system, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki remaja.
Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas dari penyakit atau
bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial (Romulo,
Akbar and Mayangsari, 2016). Dilihat dari sudut pandang kesehatan,
tindakan menyimpang yang akan mengkhawatirkan adalah masalah yang
berkaitan dengan seks bebas (unprotected sexuality), penyebaran penyakit
kelamin, kehamilan di luar nikah atau kehamilan yang tidak
diinginkan(adolescent unwanted pregnancy)di kalangan remaja.Selain
masalah kehamilan pada remaja masalah yang juga sangat
menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak terjadi pada remaja
adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS( Sarwono, 2013)
Tambahkan kebijakan pemerintah/peran bidan untuk mengatasi masalh2
remaja
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah laporan pendahuluan ini adalah bagaimana Asuhan
kebidanan pada permasalahan kesehatan pada remaja.
3
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu menerapkan teori, konsep dan prinsip kebidanan dalam
memberikan asuhan pada remaja
2. Tujuan khusus : tentang Konsep Remaja dan teori Asuhan Kebidanan
Holistik Pada Remaja yaitu :
a. Mengtahui Pengertian remaja
b. Mengetahui Pubertas, Perubahan fisik dan psikis pada remaja putri
c. Mengetahui Kesehatan Reproduksi Remaja
d. Mengetahui Gizi seimbang pada remaja
e. Mengetahui Anemia pada remaja putri
f. Mengetahui tentang HIV/AIDS dan infeksi menular seksual pada
remaja
g. Mengetahui akibat Narkotika, Psikotopika dan Zat Adiktif Lainnya
(NAPZA) pada remaja
D. Manfaat
1. Mahasiswa
Mahasiswa profesi mampu melakukan Asuhan Kebidanan Holistik Pada
Remaja dan dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta
mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara
langsung pada Remaja sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis
didalam melaksanakan tugas sebagai bidan dengan manajemen
kebidanan sesuai kasus yang ditemukan di lahan praktik.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada Asuhan
Kebidanan Holistik Pada Remaja
3. Bagi Rumah Sakit
4
BAB II
5
A. Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-
anak dan masa kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan
dan perkembangan biologis dan psikologis. Secara biologis ditandai dengan
tumbuh dan berkembangnya seks primer dan seks sekunder sedangkan
secara psikologis ditandai dengan sikap dan perasaan, keinginan dan emosi
yang labil atau tidak menentu. Hurlock (1990) membagi fase remaja
menjadi masa remaja awal dengan usia antara 13-17 tahun dan masa remaja
akhir usia antara 17-18 tahun. Masa remaja awal dan akhir menurut
Hurlock memiliki karakteristik yang berbeda dikarenakan pada masa
remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih
mendekati dewasa.
Menurut Desmita (2011) masa remaja ditandai dengan sejumlah
karakteristik penting yang meliputi pencapaian hubungan yang matang
dengan teman sebaya, dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria
atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, menerima
keadaan fisik dan mampu menggunakanya secara efektif, mencapai
kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, memilih
dan mempersiapkan karier dimasa depan sesuai dengan minat dan
kemampuannya, mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan hidup
berkeluarga dan memiliki anak, mengembangkan keterampilan intelektual
dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara, mencapai
tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial dan memperoleh
seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
(Hidayati dan Farid.,2016).
Remaja merupakan masa kehidupan individu dimana terjadi
perkembangan psikologis untuk menemukan jati diri. Pada masa peralihan
tersebut, remaja akan dapat mengembangkan bakat dan kemampuan yang
4
6
ia miliki yang akan ditunjukkan pada orang lain agar terlihat berbeda dari
yang lain. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas yang
digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun
fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak anak ke masa dewasa.
Secara psikologis remaja adalah usia dimana individu menjadi terintegrasi
di dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa dibawah
lebih tua melainkan merasa sama atau sejajar. Remaja digolongkan menjadi
3 yaitu : remaja awal (12-15 tahun) remaja pertengahan (15-18 tahun) dan
remaja akhir (18-21 tahun) (Subekti et., 2022). Remaja pada umumnya
didefinisikan sebagai orang-orang yang mengalami masa peralihan dari
masa masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut organisasi kesehatan
dunia (WHO), remaja (adolescence) adalah mereka yang berusia 10-19
tahun. Sementara dalam terminologi lain PBB (Perserikatan Bangsa-
Bangsa) menyebutkan anak muda (youth) untuk mereka yang berusia 15-24
tahun. Ini kemudian disatukan dalam sebuah terminologi kaum muda
(young people) yang mencakup 10-24 tahun. (Aminah,.2018)
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan batasan mengenai siapa
remaja secara konseptual. Dikemukakannya oleh WHO ada tiga kriteria
yang digunakan; biologis, psikologis, dan sosial ekonomi, yakni: (1)
individu yang berkembang saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual, (2)
individu yang mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi
dari anak-anak menjadi dewasa, dan (3) terjadi peralihan dari
ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang lebih
mandiri. Selanjutnya, Wirawan menjelaskan bahwa untuk mendefinisikan
remaja seharusnya disesuaikan dengan budaya setempat, sehingga untuk di
Indonesia digunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah dengan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : (Putro,.2017)
1.Usia 11 tahun adalah usia di mana pada umumnya tanda-tanda sekunder
mulai nampak.
7
tua (ibu dan ayah pada remaja wanita jauh lebih tinggi) (20%)
dibandingkan dengan remaja pria (6%). Peran ibu sebagai sumber
pengetahuan lebih menonjol pada remaja wanita (18%) dibandingkan
remaja pria (4%) menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia.
(Panjaitan et al,.2018)
dan kunang-kunang. Anemia adalah salah satu masalah gizi mikro yang
cukup serius karena menimbulkan berbagai komplikasi pada kelompok
maupun anak baru lahir dan perempuan. Anemia pada remaja akan
berdampak pada penurunan konsentrasi belajar, penurunan kesegaran
jasmani, dan gangguan pertumbuhan sehingga tinggi badan dan berat badan
tidak mencapai normal. Anemia gizi besi pada remaja putri beresiko lebih
tinggi karena menyebabkan seseorang mengalami penurunan daya tahan
tubuh sehingga mudah terkena masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan
remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang dalam masa
pertumbuhan sehingga membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak.
Selain itu, ketidakseimbangan asupan zat gizi juga menjadi penyebab
anemia pada remaja. Salah satu faktor pemicu anemia adalah kondisi siklus
menstruasi yang tidak normal. Kehilangan darah yang sebenarnya apabila
mengalami kadar menstruasi yang berlebihan lebih dari 3-4 hari, pembalut
atau tampon selalu basah setiap jamnya dan sering menggantinya. Jika hal
ini terjadi lebih dari 3 hari, maka segera kunjungi dokter, dan apabila pada
saat menstruasi terlihat pucat atau merasa ingin pingsan jangan tunggu
sampai tiga hari. Kehilangan banyak darah saat menstruasi diduga dapat
menyebabkan anemia.
Hasil penelitian Mangalik et al. menunjukkan bahwa kerugian yang
disebabkan oleh Anemia Zat Gizi Besi (AGB) di Indonesia adalah sebesar
Rp 62,02 triliun per tahun atau sekitar US$5,08 miliar, nilai tersebut
merupakan 0,711% dari produk domestik bruto Indonesia. Kerugian
ekonomi tersebut dihitung berdasarkan kerugian akibat penurunan
kecerdasan, produktivitas kerja dan peningkatan biaya perawatan akibat
kejadian Berat. Badan Lahir Rendah (BBLR). Pemerintah Indonesia telah
berupaya mengatasi permasalahan anemia khususnya pada wanita dengan
melakukan program suplementasi zat gizi besi yang pada awalnya hanya
diberikan pada ibu hamil selama masa kehamilannya sebanyak minimal 90
Tablet Tambah Darah (TTD). Saat ini, pemerintah mengembangkan
program suplementasi zat besi dengan sasaran remaja (12-18 tahun)
15
BAB III
EVIDENCE BASED MIDWIFERY ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK
PADA REMAJA
17
19
terjadi karena lebih sering mengkonsumsi fast food modern yang dapat
dikategorikan junk food, yang lebih banyak mengandung energi dan
sedikit serat. Hal tersebut perlu mendapat perhatian, sebab gizi lebih yang
muncul pada usia remaja cenderung berlanjut hingga dewasa dan lansia.
Sementara gizi lebih itu sendiri merupakan salah satu faktor risiko
penyakit degeneratif. Junk food dideskripsikan sebagai makanan yang
tidak sehat atau memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang. Junk food
umumnya banyak mengandung gula, tepung, lemak trans, lemak jenuh,
garam serta zat pengawet atau pewarna, tetapi sedikit mengandung
vitamin dan serat.(Pratiwi, Masitha Arsyati, and Nasution 2022)
Rendahnya aktivitas fisik merupakan faktor utama yang
mempengaruhi obesitas. Proporsi obesitas lebih tinggi pada siswa yang
berpengetahuan rendah tentang gizi dan sering mengkonsumsi fast food,
hal ini disebabkan karena remaja dengan pengetahuan gizi yang baik
dapat mengetahui zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dan menghindari
makanan yang memberikan dampak buruk bagi dirinya . Proporsi obesitas
pada siswa yang sering mengkonsumsi fast food lebih tinggi, jelas
disebabkan menu makanan fast food merupakan makanan yang tinggi
akan kalori, garam dan kadar lemak.(Sri Mulyani et al. 2020)
merupakan suatu proses alamiah yang biasa dialami perempuan tetapi hal ini
akan menjadi masalah jika terjadi gangguan menstruasi Gangguan menstruasi
dapat berupa gangguan lama dan jumlah darah haid, gangguan siklus haid,
gangguan perdarahan di luar siklus haid dan gangguan lain yang berhubungan
dengan haid. Lama menstruasi normalnya terjadi antara 4-8 hari. Apabila
menstruasi terjadi kurang dari 4 hari maka dikatakan hipomenorea dan jika
lebih dari 8 hari dikatakan hipermenorea. Perempuan biasanya mempunyai
siklus haid antara 21-35 hari. Disebut polimenorea jika siklus haid kurang
dari 21 hari dan oligomenorea jika siklus haid lebih dari 35 hari. Perdarahan
bukan haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Pada
perempuan yang mengalami siklus menstruasi lebih dari 90 hari maka
dikatakan mengalami amenorea. Pada gangguan lain yang berhubungan
dengan menstruasi dapat berupa dismenorea dan premenstrual syndrome
(PMS). Dismenorea adalah rasa sakit atau tidak enak pada perut bagian
bawah yang terjadi pada saat menstruasi sampai dapat mengganggu aktivitas
sehari-hari. Premenstrual syndrome (PMS) muncul pada sebelum menstruasi
dan menghilang ketika menstruasi dengan gejala dapat berupa fisik,
psikologis dan emosional.
1. Amenorhea
Amenorhea adalah absennya perdarahan menstruasi. Amenorhea
normal terjadi pada wanita prepubertal, kehamilan dan postmenopause.
Pada wanita usia reproduksif yang harus diperhatikan pertama kali dalam
mendiagnosa etiologi dari amenorrhea adalah kehamilan. Apabila tidak
ada kehamilan , baru lah harus mencari alternative lainuntuk etiologi dari
amenorrhea itu sendiri. Amenorrhea primer terjadi ketika seorang wanita
tak kunjung mendapatkan siklus menstruasinya, meski ia sudah berusia 15
atau 16 tahun. Biasanya, kondisi ini disebut dengan menstruasi terlambat
atau delayed menarche. Memang, amenorrhea primer sering kali terjadi
karena pubertas yang terlambat. Amenorea merupakan masalah yang
cukup .penting untuk kita ketahui khususnya pada remaja . Amenorea
merupakan keadaan tidak adanya menstruasi untuk sedikitnya 3
26
sama kader kesehatan remaja dan guru sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan
untuk memenuhi persyaratan standar minimal pelayanan bidang kesehatan dan
program UKS. Idealnya rangkaian tersebut dilaksanakan seluruhnya, namun
dalam pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi
sekolah setempat. Pengisian kuesioner oleh siswa didik digunakan untuk
mengetahui riwayat kesehatan secara umum, informasi kesehatan keluarga,
riwayat imunisasi, gaya hidup, kesehatan intelegensia, kesehatan mental
remaja, kesehatan reproduksi, dan bahan edukasi kelas konseling. Riwayat
kesehatan secara umum diperiksa melalui pengisian delapan pertanyaan yang
meliputi masalah kesehatan secara umum, alergi terhadap makanan tertentu,
alergi terhadap obat tertentu, obat-obatan yang sedang diminum saat ini,
riwayat dirawat di rumah sakit, riwayat cedera serius akibat kecelakaan,
riwayat pingsan/tidak sadarkan diri dalam satu tahun terakhir, dan riwayat
penyakit tertentu yang pernah dialami. Riwayat penyakit tertentu yang
dimaksud adalah anemia/kurang darah, asma, batuk lama dan berulang,
campak, diabetes mellitus, hepatitis, penyakit jantung, kejang, TBC paru, sakit
perut berulang, dan sakit kepala berulang. (Azis 2019).
Masa remaja merupakan masa yang kritis karena terjadi peralihan dari
masa anak-anak menjadi dewasa. Remaja harus mendapat perhatian serius,
termasuk mengenai kondisi kesehatannya, sehingga masalah kesehatan
pada remaja dapat dicegah dan dideteksi secara dini. Salah satu metode
untuk mendeteksi dengan melakukan skrining kesehatan, sehingga tenaga
kesehatan dapat mendapatkan gambaran masalah kesehatan yang dialami
remaja.Tujuan: Mengetahui gejala masalah kesehatan fisik, status gizi, dan
masalah kesehatan reproduksi yang dialami oleh siswa.(Mada 2018)
DAFTAR PUSTAKA
Betan, A. and Pannyiwi, R., 2020. Analisis Angka Kejadian Penyakit Infeksi
Menular Seksual. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 9(2), pp.824-
830.
Bunsaman, Shafila Mardiana, and Hetty Krisnani. 2020. “Peran Orangtua Dalam
Pencegahan Dan Penanganan Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja.”
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 7(1): 221.
Estiani, Kartika, and Triska Susila Nindya. 2018. “Hubungan Status Gizi Dan
Asupan Magnesium Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome (Pms) Pada
Remaja Putri.” Media Gizi Indonesia 13(1): 20.
34
Fidora, I., Oktarini, S. and Prima, R., 2021. Siap Fisik Dan Psikologis
Menghadapi Masa Pubertas. Jurnal Salingka Abdimas, 1(1), pp.6-10.
Hidayati, K.B. and Farid, M., 2016. Konsep diri, adversity quotient dan
penyesuaian diri pada remaja. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 5(02),
pp.137-144.
Huda, Afthon Ilman, Farida Wahyu Ningtyias, and . Sulistiyani. 2020. “Hubungan
Antara Status Gizi, Usia Menarche Dengan Kejadian Dysmenorrhea
Primer Pada Remaja Putri Di SMPN 3 Jember.” Pustaka Kesehatan 8(2):
123.
Jayanti, Y.D. and Novananda, N.E., 2017. Hubungan Pengetahuan Tentang Gizi
Seimbang Dengan Status Gizi Pada Remaja Putri Kelas Xi Akuntansi 2
(Di Smk Pgri 2 Kota Kediri). Jurnal Kebidanan, 6(2), pp.100-108.
Jo, J. and Lee, S. H. 2018. Heat therapy for primary dysmenorrhea: A systematic
review and metaanalysis of its effects on pain relief and quality of life,
Scientific Reports. Springer US, 8(1), 1–8.
Julaecha, J., 2020. Upaya Pencegahan Anemia pada Remaja Putri. Jurnal Abdimas
Kesehatan (JAK), 2(2), pp.109-112.
Melani, Sri Ayu, Hasanuddin Hasanuddin, and Nina Siti Salmaniah Siregar. 2021.
“Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Gangguan Makan Anorexia
Nervosa Pada Remaja Di SMAN 4 Kota Langsa.” Jurnal SAGO Gizi dan
Kesehatan 2(2): 170.
35
Mutmainnah, Sitti Patimah, and Septiyanti. 2021. “Hubungan KEK Dan Wasting
Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di Kabupaten Majene.”
Window of Public Health Journal (February): 561–69.
Nasruddin, H., Syamsu, R.F. and Permatasari, D., 2021. Angka Kejadian Anemia
Pada Remaja Di Indonesia. Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(4), pp.357-
364.
Panjaitan, A.A., Angelia, S. and Apriani, N., 2018. Respon Remaja Putri dalam
Menghadapi Perubahan Fisik Saat Pubertas. Jurnal Berkala Kesehatan,
4(2), pp.55-60.
Pratiwi, Irna, Asri Masitha Arsyati, and Andreanda Nasution. 2022. “Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Obesitas Pada Remaja Di Smpn 12
Kota Bogor Tahun 2021.” Promotor 5(2): 156.
36
Prijatni, I., Prijatni, I. and Rahayu, S., 2016. Kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana (KEMENKES).
Salamah, Umi. 2019. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Terhadap
Perilaku Penanganan Dismenore. Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia,
Vol.9 No.3, September 2019.
Santoso, Meilanny Budiarti, Nurliana Cipta Apsari, and Annisa Nabila. 2010.
“Upaya Pencegahan Hiv / Aids Pada Kalangan Remaja.” Share : Social
Work Journal 7(1): 1–129.
Saputro, K.Z., 2018. Memahami ciri dan tugas perkembangan masa remaja.
Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, 17(1), pp.25-32.
Sitti Rohmah, and Yulia Paramita Rusady. 2021. “Hubungan Status Gizi Dengan
Kejadian Amenorea Pada Siswi SMP 1 Pandewangi.” Jurnal Satuan Bakti
Bidan Untuk Negeri (Sakti Bidadari) 4(2).
http://www.journal.uim.ac.id/index.php/bidadari/article/view/1178.
Sri Mulyani, Nunung, Suri Hayatul Fitri, Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Aceh, and Rsud dr Zainoel Abidin Banda Aceh. 2020. “Faktor
Penyebab Obesitas Pada Remaja Putri Di Aceh Besar Factors Causing
Obesity in Adolescent Girl in Aceh.” Jurnal Riset Gizi 8(1): 44.
Sriningrat, I Gusti Agung Ayu, Putu Cintya Denny Yuliyatni, and Luh Seri Ani.
2019. “Prevalensi Anemia Pada Remaja Putri.” E-Jurnal Medika 8(2): 6.
Wiguna, A.S., Noor, M.S., Istiana, I., Juhairina, J. and Skripsiana, N.S., 2022.
Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Perilaku Pencegahan Anemia
pada Remaja Putri SMAIT Ukhuwah Banjarmasin. Homeostasis, 5(1),
pp.111-118.