DISUSUN OLEH :
Eka Damayanti 11194992110008
Menyetujui,
RSUD H M Ansari Saleh Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
i
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
RSUD H M Ansari Saleh Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul
“Asuhan kebidanan pada Ny. H G2P1A0 41 mgg JTHIU Inpartu dengan kala II
Lama di Ruang Verlos Kamer (VK) RSUD Dr. H. M Ansari Saleh Kota
Banjarmasin”.
Laporan Asuhan Kebidanan ini disusun sebagai salah satu tugas dalam
rangka penyelesaian Pendidikan Profesi Kebidanan, Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia. Penyusunan laporan tugas ini, penulis banyak
mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga melalui
kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Direktur RSUD H. M Ansari Saleh Kota Banjarmasin yang telah berkenan
memberikan kesempatan utuk melaksanakan kegiatan praktik profesi di RSUD
H.M Ansari Saleh Kota Banjarmasin.
2. Lisda Handayani, SST., M. Kes Selaku pembimbing Akademik yang telah
memberikan masukan dan saran dalam penyusunan laporan ini
3. Sutarsih Endang Ningsih, S.ST. Selaku Pembimbing Klinik yang telah
memberikan masukan dan saran dalam penyusunan laporan ini.
4. Keluarga dan teman-teman angkatan I program profesi bidan, serta semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB III ASUHAN KEBIDANAN ................................................................................ 23
A. Subjektif Data ................................................................................ 23
B. Objektif Data ................................................................................ 27
C. Analisa Data ................................................................................ 30
D. Penatalaksanaan ................................................................................ 30
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 38
A. Pengkajian ............................................................................... 38
B. Analisa ............................................................................... 42
C. Penatalaksanaan ............................................................................... 43
BAB IV PENUTUP ................................................................................ 47
A. Kesimpulan ........................................................................... 47
B. Saran ........................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 49
LAMPIRAN
v
BAB I
PEBDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri) (Manuaba, 2010).
Kala II persalinan merupakan fase dalam persalinan yang dimulai
ketika dilatasi serviks lengkap dan berakhir dengan kelahiran janin. Durasi
rata-rata sekitar 50 menit untuk nulipara dan sekitar 20 menit untuk
multipara. Kemajuan persalinan yang lambat atau tidak ada kemajuan
merupakan satu dari komplikasi persalinan yang mengkhawatirkan, rumit dan
tidak terduga. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu
power, passage, passenger, psychologic. Power merupakan kontraksi otot-otot
rahim dan tenaga mengejan. Passage merupakan keadaan dari tulang panggul
yang akan dilewati janin saat proses persalinan. Passanger merupakan
keadaan janin yang akan dilahirkan, sedangkan psychologic merupakan
kondisi psikis ibu yang akan melahirkan (Hidayat dan Sujiatini, 2018).
Faktor-faktor ini dapat berperan sendiri-sendiri atau secara bersama-
sama. Kelainan nyata pada salah satu faktor, atau penyimpangan ringan pada
beberapa faktor, dapat merintangi keberhasilan pengakhiran persalinan. Hal
tersebut sangat berhubungan erat dengan lamanya persalinan. Apabila kerja
uterus (power) tidak bekerja secara efisien maka dapat mengakibatkan partus
lama. (Oxorn dan Forte, 2015).
Partus lama rata-rata di dunia menyebabkan kematian ibu sebesar 8%
dan di Indonesia sebesar 9%. Angka kejadian persalinan lama di Indonesia
adalah sebesar 5% dari seluruh penyebab kematian ibu. Angka kejadian kasus
kala II lama Di RS H.M. Ansari Saleh pada tahun 2020 sebanyak 25 kasus,
sedangkan angka kejadian kala II lama sampai akhir juni 2021 mencapai 16
kasus, ini tidak menutup kemungkinan angka kasus kala II lama semakin
1
2
bertambah.
Kala II lama dapat didefinisikan sebagai fase ekspulsi (kala II) yang
memanjang tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah janin pada persalinan
kala II dengan batas waktu maksimum 2 jam untuk nulipara dan 1 jam untuk
multipara atau maksimum 3 jam untuk nulipara dan 2 jam untuk multipara bila
pasien menggunakan analgesi epidural (Kemenkes RI, 2017).
Kala II Lama merupakan bagian yang berhubungan dengan Partus lama
juga dapat disebabkan oleh beberapa hal yang secara tidak langsung berpengaruh
terhadap partus lama seperti, paritas dan interval kelahiran, usia yang terlalu muda
dan terlalu tua, ketuban pecah dini, dan wanita yang dependen (berkebutuhan
khusus), cemas, dan ketakutan (Wiknjosastro, 2016).
Komplikasi partus lama dapat terjadi pada ibu dan janin, pada ibu meliputi infeksi
intrapartum, rupture uteri, cincin retraksi, pembentukan fistula, dan cedera otot
dasar panggul yang dapat menyebabkan kematian ibu (Wiknjosastro, 2016).
Komplikasi pada janin berupa caput suksedaneum, molage kepala janin trauma
cerebri, cedera akibat tindakan vakum ekstrasi atau forcep, infeksi, bila berlanjut
menyebab gawat janin atau asfiksia (Manuaba, 2010).
Penanganan pada ibu maupun bayi pada Kala II lama harus sangat
diperhatikan, baik itu ditingkat fasilitas kesehatan dasar maupun di rumah sakit
Di tingkat rumah sakit menurut Kemenkes RI 2013 terapi yang diberikan pada
saat terjadi partus macet yaitu berikan infus oxytocin dan bila tidak ada kemajuan
persalinan, tindakan akhir dilakukan tindakan section cesarean (Kemenkes
RI,2017).
Penanganan di fasilitas kesehatan dasar seperti di PMB, diatur dalam
Permenkes RIno 28 tahun 2017 pasal 19 ayat 3 mengenai wewenang bidan dalam
penanganan kegawatdaruratan persalinan. Jika ada kelainan atau bila garis
waspada pada partograf dilewati, persiapan rujukan yang tepat. Jika ada tanda
dan gejala persalinan macet, gawat janin, atau tanda bahaya pada ibu, maka ibu
dibaringkan ke sisi kiri dan berikan cairan rehidrasi, rujuk ke rumah sakit
(Keputusaan Menteri Kesehatan RI, 2017).
3
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan laporan adalah bagaimana asuhan
kebidanan pada ibu dengan kala II Lama di ruang bersalin RSUD H.M Ansari
Saleh Kota Banjarmasin.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami, mengkaji, menerapkan, dan mendokumentasikan
asuhan kebidanan pada Ny. H G2P1A0 41 mg JTHIU Inpartu Dengan kala II
Lama di RSUD Dr. H. M Ansari Saleh Kota Banjarmasin.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data secara lengkap pada Ny.H G2P1A0 41
mg JTHIU Inpartu Dengan kala II Lama di RSUD Dr. H. M Ansari
Saleh Kota Banjarmasin.
b. Melakukan interpretasi data pada Ny.H G2P1A0 41 mg JTHIU
Inpartu Dengan kala II Lama di RSUD Dr. H. M Ansari Saleh Kota
Banjarmasin.
c. Merumuskan diagnosa potensial pada Ny. H G2P1A0 41 mg JTHIU
Inpartu Dengan kala II Lama di RSUD Dr. H. M Ansari Saleh Kota
Banjarmasin.
d. Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun dalam kebutuhan
pelaksanaan tindakan pada Ny. H G2P1A0 41 mg JTHIU Inpartu
Dengan kala II Lama di RSUD Dr. H. M Ansari Saleh Kota
Banjarmasin.
4
D. Manfaat
1. Bagi Pusat Pelayanan Kesehatan
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi semua fasilitas pelayanan
kesehatan khususnya bagi RSUD H.M Ansari Saleh Kota Banjarmasin
dalam upaya meningkatkan pelayanan serta asuhan kebidanan
2. Bagi Profesi Bidan
Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam hal pengetahuan dan
pengalaman ataupun gambaran dalam asuhan kebidanan pada ibu dengan
Kala II lama
3. Bagi Klien dan Keluarga
Diharapkan klien dan keluarga merasa nyaman dengan asuhan yang
diberikan dan dapat membantu petugas dalam pengambilan keputusan
tindakan yang akan diberikan
`
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
Kelainan jalan lahir selain terjadi akibat jalan tulang yang meliputi
panggul ibu, juga terjadi akibat jalan lunak. Beberapa kelainan yang
terjadi pada jalan lahir lunak diantaranya :
1) Serviks
a) Serviks yang kaku, terdapat pada primi tua primer atau
sekunder atau serviks yang mengalami banyak cacat perlukaan
(sikatrik).
b) Serviks gantung, ostium uteri internum terbuka, nemunostium
uteri internum tidak dapat terbuka.
c) Edema serviks, terutama akibat kesempitan panggul, serviks
terjepit antara kepala dan jalan lahir sehingga terjadi gangguan
sirkulasi darah dari cairan yang menimbulkan edema serviks
` 10
2. Etiologi
a. Kelainan Tenaga (Kelainan His)
His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan
kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setia persalinan,
tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau
kemacetan. Jenis-jenis kelainan his yaitu:
1) Inersia Uteri
Di sini his bersifat biasa dalam arti bahwa fundus berkontraksi
lebih kuat dan lebih dahulu pada bagian lainnya. Selama ketuban
masih utuh umumnya tidak berbahaya bagi ibu maupun janin
kecuali jika persalinan berlangsung terlalu lama.
2) Incoordinate Uterine Action
Disini sifat his berubah, tonus otot terus meningkat, juga di luar his
dan kontraksinya berlangsung tidak seperti biasa karena tidak ada
` 12
3. Faktor Predisposisi
a. Paritas dan interval kehamilan.
Penyebab kelainan his menurut Wiknjosastro yang dapat
menyebabkan partus lama terutama pada primigravida khususnya
primigravida tua, sedangkan pada multipara ibu banyak ditemukan
kelainan yang bersifat inersia uteri.
b. Usia
c. Ketuban Pecah Dini (KPD). Didefinisikan sebagai pecahnya ketuban
sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir
kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD yang
memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum
waktunya melahirkan. Pada ketuban pecah dini bisa menyebabkan
persalinan belangsung lebih lama dari keadaan normal.
` 13
4. Pathway
5. Patofisiologi
Distosia ditandai dengan kemajuan persalinan yang lambat. Keadaaan
ini sebagai akibat tiga abnormalitas yang berbeda yang dapat ditemukan
secara tunggal maupun kombinasi, yaitu abnormalitas pada his/tenaga,
pada janin, dan pada jalan lahir. Faktor yang pertama yaitu His tidak
efisien (in adekuat), Timbulnya his adalah indikasi mulainya persalinan,
apabila his yang timbul sifatnya lemah, pendek, dan jarang maka akan
mempengaruhi turunnya kepala dan pembukaan serviks atau yang sering
disebut dengan inkoordinasi kontraksi otot rahim, dimana keadaan
inkoordinasi kontraksi otot rahim ini dapat menyebabkan sulitnya
kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau
` 14
pengusiran janin dari dalam rahim, pada akhirnya ibu akan mengalami
partus lama karena tidak adanya kemajuan dalam persalinan.
Faktor janin (malpresenstasi, malposisi, janin besar) Malpresentasi
adalah semua presentasi janin selain vertex (presentasi bokong, dahi,
wajah, atau letak lintang). Malposisi adalah posisi kepala janin relative
terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referansi. Janin yang dalam
keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus
lama atau partus macet (Cunningham & Garry, 2015). Faktor jalan lahir
berperan dalam terjadinya partus lama seperti, panggul sempit, kelainan
serviks, vagina, tumor. Panggul sempit atau disporporsi sefalopelvik
terjadi karena bayi terlalu besar dan pelvik kecil sehingga menyebabkan
partus macet. Cara penilaian serviks yang baik adalah dengan melakukan
partus percobaan (Trial Of Labor). 12 Ada kalanya persalinan tidak maju
karena kelainan pada servikalis yang dinamakan distosia servikalis
kelainana serviks ini dibagi menjadi primer dan sekunder. Distosia
servikalis primer kalau serviks tidak membuka kerena tidak mengadakan
rileksasi, sedangkah distosia servikalis sekunder biasanya karena kelainan
organik seperti karena jaringan parut sehingga menyebabkan kerintangan
saat persalinan (Cunningham & Garry, 2015).
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Istri
Nama : Ny. H
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa :
Banjar/Indonesia Pendidikan :
SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kuala Lupah
Suami
Nama : Tn. R
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Banjar /
Indonesia Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Kuala Lupah
23
` 24
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mules - mules ada keluar lendir darah dan nyeri perut
sampai ke pinggang yang semakin sering dan ada keluar air ketuban
merembes bercampur mekonium
Pada jam 00.30 wita dilakukan kolaborasi dengan Dr. Residen atas advis
dokter diberikan tindakan induksi drif oksitosin 5 IU dalam cairan RL 500
ml 16 tpm
6. Riwayat Obstetri
G2P 1A0
8. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan, penyakit
menular, maupun penyakit kronis lainnya.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari pihak keluarga juga tidak pernah menderita
penyakit keturunan, penyakit menular, maupun penyakit kronis
lainnya.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Berat Badan : 57 kg
Kenaikan BB : 10 kg
d. Tinggi Badan : 155 cm
e. LILA : 27 cm
f. Tanda Vital : TD : 100/80 mmHg Nadi : 82x/mnt
Suhu : 36,5ºC Respirasi : 22x/mnt
2. Pemeriksaan Umum
a. Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, dan Perkusi
1) Kepala
Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, rambut tidak rontok,
rambut berwarna hitam. Muka tidak pucat, tidak ada cloasma
gravidarum, tidak ada odema. Bentuk mata kiri dan kanan
simetris, konjungtiva kiri dan kanan tidak pucat, sklera kiri dan
kanan tidak kekuningan.
2) THT
Bentuk telinga kiri dan kanan simetris, tidak ada pengeluaran
cairan atau serumen di telinga kiri dan kanan. Hidung bersih, tidak
ada sekret. Bibir tidak pucat, tidak sariawan, tidak ada karies gigi.
3) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis. Tidak
teraba pembengkakan kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis.
` 28
6) Ekstremitas
a) Atas : Kiri dan kanan simetris serta tidak ada
odema, reflex (+,+)
b) Bawah : Kiri dan kanan simetris serta tidak ada
odema, reflex patella (+,+)
7) Pemeriksaan Panggul Luar
Distansia Spinarum : 23 cm
Distansia Cristarum : 25 cm
Conjugata Eksterna : 20 cm
Linggar Panggul : 86 cm
8) Pemeriksaan Dalam (tgl 18-05-2021, Jam 01.00 wita)
Keadaan Vagina : Tidak ada massa
Arah Serviks : Anterior
Pendataran Serviks : (+)
Pembukaan Serviks : 10 cm
Selaput Ketuban : (+)
Presentasi : Kepala,
Posisi Titik Penunjuk : Ubun-Ubun Kecil
Penurunan Presentasi : Hodge III+
Keadaan Pangggul Dalam
Promontorium : Tidak teraba
Spina Ischiadika : Tidak teraba
Lengkung Sacrum : Tidak teraba
Dinding Samping Panggul : Tidak teraba
Arkus Pubis Dan Os Pubis : ≥ 90º
3. Pemeriksaan Penunjang
a. HB : 11,2 gr%
b. Albumin : negatif
c. Reduksi : negatif
d. Golongan Darah :O+
e. Hematokrit : 34%,
f. Leukosit : 18,9
g. Trombosit : 217
` 30
C. ANALISA DATA
1. Diagnosa : G2P1A0 41 minggu JTHIU Inpartu Dengan Kala II Lama
2. Masalah : Ibu merasa cemas dalam menghadapi persalinan
3. Kebutuhan : Dukungan emosional dalam menhadapi persalinan,
pemenuhan kebutuhan nutrisi dan penanganan rasa
nyeri.
D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu
dan janin baik, pembukaan 10 cm, TD : 100/80 mmHg, Suhu : 36,5ºC,
Nadi : 82 x/mnt, Respirasi : 22 x/mnt, DJJ : 156 x/menit
R/ Dengan menjelaskan hasil pemeriksaan diharapkan ibu dapat
mengetahui tentang keadaan nya dan dapat mengurangi kecemasan
ibu
E/ Ibu mengetahui tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan
2. Melakukan Asuhan Sayang Ibu pada Kala I Persalinan, seperti :
a. Memberikan dukungan emosional, dengan cara mendukung Ibu dan
menganjurkan suami/keluarga untuk mendampingi Ibu selama
persalinan dan proses kelahiran bayi serta menganjurkan pihak
keluarga untuk berperan aktif dalam mendukung dan mengenali
berbagai upaya yang mungkin sangat membantu kenyamanan Ibu,
menghargai keinginan ibu untuk menghadirkan teman atau keluarga
yang secara khusus diminta untuk menemaninya
b. Bekerjasama anggota keluarga untuk :
1) Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan pujian kepada
Ibu.
2) Membantu Ibu bernafas secara benar pada saat kontraksi Memassa
daerah punggung ibu.
3) Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa nyaman.
c. Membantu ibu dalam pengaturan posisi dengan cara menganjurkan ibu
mencoba posisi yang nyaman selama persalianan dan melahirkan bayi
` 31
Hari / Tanggal /
No Catatan Perkembangan
Jam
1. Jumat / Subjective:
18- 6-21/ 1. Ibu mengatakan sakit yang dirasakan semakin
01.00 wita kuat.
2. Ibu mengatakan ingin BAB dan ibu merasakan
adanya tekanan pada anus
3. Ibu mengatakan adanya dorongan untuk
meneran
4. Ibu mengatakan sakitnya bertambah kuat dan
tembus Kebelakang
Objective:
a. TD : 100/70 mmHg, N: 80 x/menit, T:
36,2oC, R: 20 x/m
b. His : 5 x / 10 mnt / 45 dtk.
c. DJJ: 145 x/mnt.
d. Genitalia:
1. Vulva dan vagina tidak ada kelainan
2. Porsio tipis
3. Pembukaan 10 cm
4. Ketuban negative bercampur mekonium
5. Presentasi kepala UUK dengan caput
6. Hodge III+
7. Tidak ada molase
8. Tidak ada Penumbungan
9. Kesan panggul normal
10. Pelepasan lendir darah dan ketuban
bercampur meconium
Assesment:
G2P1A0 41 minggu dengan inpartu kala II
Planning:
34
5. Pakai celemek
R/ Mencegah terjadinya infeksi silang
dan menghindari percikan darah
6. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
R/ Mencegah infeksi silang
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Data Subjektif
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah diperoleh dari Ny. H, pada
kehamilan ini didapatkan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) Ny.H tanggal
4 September 2020 dengan menggunakan rumus neagle didapatkan perkiraan
Taksiran Persalinan (TP) yaitu tanggal 11 Juni 2021. Dari HPHT, dapat
dihitung usia kehamilan ibu sekarang, dan hasil yang didapatkan usia
kehamilan ibu sudah memasuki 41 minggu.
Dari hasil pengkajian keluhan, Ibu mengatakan merasa mulas dan ingin
mengedan. Rasa meneran merupakan hal yang lazim terjadi atau muncul saat
seorang ibu memasuki proses persalinan kala II, munculnya rasa ingin
mengedan yang dialami Ny. H pada kala II sesuai dengan apa yang dijelaskan
oleh Mochtar, yaitu saat memasuki kala II kepala janin telah turun dan masuk
ke ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul
melalui refleks yang menimbulkan rasa ingin mengedan Saifuddin 2019).
Dari hasil pengkajian keluhan lain yang ditemukan yaitu Ny. H merasa
cemas dan kelelahan . Ny.H sudah dianjurkan untuk mengedan oleh bidan
selama 1 jam. Mengedan sebelum waktunya atau sebelum memasuki kala II,
dapat menjadi salah satu penyebab kelelahan yang dikeluhkan Ny.H, karena
proses mengedan adalah proses yang cukup menguras tenaga, jika hal ini
dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama dapat menyebabkan
kelelahan.
Cemas dan kelelahan merupakan salah satu hal yang dapat muncul
ketika partus lama. Dijelaskan oleh Oxorn bahwa hal yang mungkin terjadi
akibat partus lama ialah kondisi ibu yang gelisah dan letih. Kondisi tubuh
yang kelelahan saat persalinan sangat mempengaruhi power yang merupakan
salah satu faktor penting dalam persalinan, dalam kasus ini kondisi Ny,H yang
cemas dan kelelahan berdampak pada menurunnya power atau tenaga selama
proses persalinan,kondisi yang kelelahan membuat Ny.H tidak mampu
mengedan dan melakukan dorongan agar terjadi penurunan kepala janin,
38
39
2. Objektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan keadaan umum dan tanda-tanda vital data
yang didapat yaitu keadaan umum Ny.H lemah, tekanan darah 100/80 mmHg,
nadi 82x/menit, suhu 36,5 C, respirasi 22x/menit. Pengkajian tersebut sangat
penting dilakukan, karena salah satu dampak dari partus lama dapat
berpengaruh terhadap keadaan umum dan tanda- tanda vital, hal tersebut juga
sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Oxorn yaitu salah satu tanda dari
persalinan lama yaitu suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat,
pernafasan cepat.
40
Pada kasus ini Ny.H mengalami peningkatan denyut nadi namun tidak
mengalami kenaikan suhu badan dan nadi jika dibandingkan dengan standar
normal tanda- tanda vital yang dikemukakan oleh fakultas kedokteran Unsoed
yaitu teknan darah <120/80mmHg, suhu badan 36,5-37,50C, suhu 14-
20x/menit , dan nadi 60-100x/menit.
Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan Tinggi Fundus Uteri (TFU) ibu
33 cm, apabila dihitung menggunakan teori McDonald jika TFU Ny.H 33 cm
maka dapat diperkirakan usia kehamilan sekarang yaitu usia 41 minggu.
Dari TFU juga dapat diketahui taksiran berat badan janin Ny.H
mencapai 3.255 gram. Berdasarkan hasil penghitungan, taksiran berat badan
janin tersebut menunjukan ukuran janiin Ny.H lebih besa dibandingkan
riwayat persalinan anak pertama, yang berat badan lahirnya 1800 gram. Besar
janin dapat menjadi pertimbangan penyebab dari terjadinya kala II lama, hal
tersebut dipaparkan oleh kemenkes RI 2017 yang menyebutkan salah satu
penyebab adalah bayi yang besar.
Pada pemeriksaan leopold teraba bokong di fundus, punggung kanan,
bagian terendah janin adalah kepala. dari hasil pemeriksaan dapat
disingkirkan kemungkinan kelainan letak janin sebagai salah satu penyebab
partus lama yang dikemukakan oleh Prawirohardjo, bahwa faktor penyebab
dari partus lama antara lain adalah kelainan letak janin (Prawirohardjo, 2016).
Berdasarkan Hasil pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ) didapatkan
frekuensi DJJ yaitu 145x/menit reguler, pemantauan DJJ sangatlah penting
karena menurut Saifuddin salah satu hal yang diakibatkan oleh partus lama
adalah denyut jantung janin cepat/hebat/tidak teratur bahkan negatif, pada
kasus ini DJJ janin Ny. H masih dalam kondisi yang baik. (Cunningham &
Garry, 2015).
Pada penghitungan his, his yang terjadi pada Ny.H yaitu 3x10’/35”,
dilihat dari frekuensi dan lama his pada Ny. H, his yang terjadi tergolong
tidak adekuat, karena durasinya yang kurang dari 40 detik. Menurut teori
Saifuddin menyatakan his yang tidak adekuat berkisar kurang dari 4 kali
dalam 10 menit dan lamanya kurang dari 40 detik.
41
Diutarakan pula oleh Wiknjosastro yaitu salah satu etiologi dari partus lama
adalah kelainan tenaga (Kelainan His).2 His yang tidak adekuat akan
menghambat proses persalinan karena lemahnya his dan tenaga menyebabkan
dorongan yang lemah juga, sehingga proses turunnya kepala akan
berlangsung lama. Menurut Wiknjosastro his yang tidak normal dalam
kakuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang
lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan
mengalami hambatan atau kemacetan (Wiknjosastro, 2016).
Saat pemeriksaan abdomen juga ditemukan kandung kemih penuh,
kandung kemih yang penuh dapat menahan turunnya janin dan menyebabkan
terhambatnya persalinan, maka pengosongan kandung kemih merupakan hal
yang sangat penting dilakukan saat proses persalinan. Hal ini didukung oleh
teori Oxorn yang menyebutkan saat persalinan lama, pengosongan kandung
kemih dan usus harus memadai (Saifuddin, 2019)
Berdasarkan pemeriksaan pada genetalia, genetalia tampak vulva
membuka vagina tidak ada kelainan, pembukaan lengkap ketuban (-)
bercampur mekonium, portio tidak teraba, penurunan kepala hodge 3+. Vulva
yang membuka serta portio yang tidak teraba menunjukan ibu sudah memasuki
kala II hal tersebut dijelaskan oleh Cunningham bahwa tanda gejala kala II
adalah perineum menonjol, vulva vagina dan anus membuka, pembukaan
serviks telah lengkap, atau terlihatnya bagian kepala bayi dilalui introitus
vagina. (Tahir & Rismayanti, 2012). Namun pada persalinan Ny.H belum
didapati perinem menonjol hal ini karena penurunan kepala bayi yang baru
mencapai hodge 3+
Pada pemeriksaan genetalia juga teraba caput, tetapi tidak terdapat
molage.Terjadinya caput pada kasus ini terjadi akibat proses persalinan yang
lama, terlalu lamanya kepala janin berada di jalan lahir dan terlalu seringnya
ibu mengedan menjadi penyebab munculnya caput. Hal ini sesuai dengan teori
Saifuddin yang mengatkan akibat yang ditimbulakan oleh partus lama ialah
ditemukannya caput succedaneum yang besar, molage kepala yang hebat
hingga IUFD.
42
B. Analisa
Dari hasil pengkajian data subjektif dan data objektif yang telah dibahas, maka
didapatkan data subjektif keluhan utama Ny.H merasa lemas dan mulas serta
ingin meneran. Data objektif yang didapat adalah keadaan umum Ny.H lemah,
43
C. Penatalaksanaan
Setalah 50 menit dilakukan SC, bayi baru lahir tidak segera menangis,
dilakukan penilaian tonus negative, dan warna kulit kebiruan. Dari hasil
penilaian menunjukan bahwa bayi Ny. H mengalami asfiksia, setelah itu
dilakukan pemeriksaan fisik dengan hasil BB: 3200 gr, PB: 52 cm, LK: 33 cm
dan Apgar Score: 5’6’7. Menurut Manuaba salah satu komplikasi yang dapat
terjadi pada partus lama ialah asfiksia pada bayi yang dilahirkan. Kejadian
asfiksia memang sangat mungkin terjadi karena menurut Tahir, ibu yang
mengalami partus lama beresiko 3,41 kali melahirkan bayi dengan asfiksia
neonatorum dibandingkan ibu yang tidak mengalami partus lama.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. H G2P1A0 usia
kehamilan 41 mg JTHIU Inpartu dengan kala II lama berupa pengumpulan
data subjektif, pemeriksaan fisik dan data penunjang untuk memperoleh data
objektif, menentukan analisa untuk mengetahui masalah yang terjadi pada
pasien serta penatalaksanaan yang telah diberikan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Data subjektif yang didapat ialah Ny. H merasa mulas dan ingin meneran.
Ini merupakan kehamilan kedua dengan usia kehamilan 41 minggu. Ibu
mengatakan rujukan dari puskesmas Tabunganen, sejak jam 00.10 wita
mules- mules ada keluar lendir darah dan nyeri perut sampai ke pinggang
yang semakin sering dan ada keluar air ketuban merembes bercampur
mekonium dan dilakukan VT 6 cm
2. Data objektif yang didapat dari tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik
yaitu keadaan umum tampak lemah, tekanan darah 100/80 mmHg, nadi
24x/menit, suhu 36,6oC, respirasi 90x/menit. Abdomen, TFU 33 cm,
punggung kanan, presentasi kepala, DJJ 146x/menit, his 3x10’/35”,
kandung kemih teraba penuh. Genetalia ketuban (+), portio tidak teraba,
pembukaan 10cm hodge 3+ teraba caput, tidak teraba molage. Hasil
observasi dalam partograf menunjukan keadaan janin baik, his yang
terjadi tidak adekuat dan dilatasi pembukan servik sudah memasuk
pembukaan 10 cm selama kurang lebih 1 jam.
3. Analisa yang ditegakkan adalah Ny. H usia 25 tahun G2P1A0 41 minggu
dengan kala II lama Janin tunggal hidup presentasi kepala.
4. Asuhan yang diberikan untuk masalah kala II lama yaitu dilakukan
rehidrasi dengan 500 ml RL, pemberian drip oxytocin untuk induksi
persalinan, kemudian dilakukan observasi kemajuan persalinan. Ibu juga
47
48
Depkes RI, 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. [diakses tanggal 18
April 2017]
Kemenkes RI. Buku Saku Pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar
dan rujukan. Jakarta: Country office for Indonesia; 2013. h 137-38
Novitasari, D., & Amalia, R. (2020). Hubungan Kpd, Janin Besar Dan Inersia
Uteri Dengan Kejadian Kala II. Jurnal Kesehatan dan
Pembangunan, 10(19), 8-17.
Oxorn, Harry, William R.Forte. 2010. ILMU KEBIDANAN Patologi & Fisiologi
Persalinan. Yogyakarta: Yayasan Essential Medica (YEM) Yogyakarta.
Rohani,dkk. Asuhan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika; 2011. h 16-
28
49
50