Anda di halaman 1dari 107

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “K” UMUR 21 TAHUN GIIPIAO

USIAKEHAMILAN 39 MINGGU DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SENTANI

Disusun untuk memenuhi Syarat Mata Kuliah Praktik Asuhan Kebidanan


Komprehensif Terintegrasi Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan pada Prodi
D IV Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram

Disusun Oleh :

DIAN WIDYA WATI

NIM. A022818013

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) JAYAPURA

PRODI STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

JAYAPURA 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN STUDI KASUS KOMPREHENSIF
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “Y” DI LINGKUNGAN KARANG
TIMBAL
KELURAHAN PUNIA KECAMATAN MATARAM
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MATARAM

Laporan Praktik Asuhan Kebidanan Komprehensif


Terintegrasi Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan
Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui
Tanggal.......................................
Disusun oleh:

EKA RIZKI MAHARANI

NIM. P07124117048

Menyetujui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Pendidikan

Hj. Lita Mirawati, A.md.Keb Ni Putu Dian Ayu A. SST. M.Tr., Keb

NIP. 19671122 198603 2001 NIP. 198808242010122002


LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN STUDI KASUS KOMPREHENSIF
ASUHAN KEBIDANAN PADA “Y” DI LINGKUNGAN KARANG TIMBAL
KELURAHAN PUNIA KECAMATAN MATARAM
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MATARAM

Disusun oleh:
Nama : EKA RIZKI MAHARANI
NIM : P07124117048

Telah dipertahankan didepan penguji


Pada tanggal......................2020
Mengetahui,

Penguji

Ni Putu Dian Ayu A. SST. M.Tr., Keb

NIP. 198808242010122002

Ketua Prodi D-IV Kebidanan

Jurusan Kebidanan

KATA PENGANTAR
Imtihanatun Najahah,SST,M.Kes

NIP. 198002242002122002
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Kasus 28 Minggu ini tepat
pada waktunya.

Dalam laporan Kasus 28 Minggu ini, serangkaian pelaksanaan Asuhan


Kebidanan telah dilakukan pada ibu hamil mulai dari usia kehamilan 28 minggu pada
Ny. “Y” yang penyusun laksanakan di Karang Timbal Punia, wilayah kerja
Puskesmas Mataram.

Dalam penyusunan laporan ini penyusun banyak mendapatkan bantuan,


bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. H. Awan Dramawan, S.Pd., M.Kes., selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Mataram.

2. dr. Wiwik Nurlaela , selaku Kepala Puskesmas Mataram yang telah


memberikan kesempatan untuk praktik di Puskesmas Mataram.

3. Syajaratuddur Faiqah, SST, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik


Kesehatan Mataram.

4. Imtihanatun Najahah SST., M.kes, selaku Ketua Prodi D IV Kebidanan


Politeknik Kesehatan Mataram.

5. Hj. Masnah SST, selaku Bidan Koordinator sekaligus Penanggung Jawab Lahan
Praktik.

6. Ni Putu Dian Ayu Anggraeni, SST. M.Tr., Keb, selaku Pembimbing


PendIidikan pada Kasus 28 Minggu.
7. Ni Putu Dian Ayu Anggraeni, SST. M.Tr., Keb selaku Penguji pada Kasus 28
Minggu.
8. Dokter, bidan, dan perawat di Puskesmas Mataram yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan selama praktik.

9. Seluruh Bidan di RSUD Kota Mataram yang telah mendampingi dan


memberikan bantuan

10. Keluarga dari Ny. “Y” yang telah memberikan dukungan moril pada Ny. “Y”
sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik dengan petugas kesehatan.

11. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna
kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih semoga laporan ini bermanfaat


bagi penyusun khususnya serta pembaca pada umumnya. Dan semoga kebaikan
semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini mendapatkan imbalan
yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Mataram, 30 Juni 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................... 4
C. Manfaat................................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 6


A. Konsep Dasar Teori 1000 Hari Pertama Kehidupan ............................ 6
B. Konsep Dasar Kehamilan...................................................................... 9
C. Konsep Dasar Persalinan...................................................................... 9
D. Konsep Dasar BBL............................................................................... 25
E. Konsep Dasar Masa Nifas..................................................................... 36
F. Konsep Dasar Keluarga Berencana....................................................... 42
G. Manajemen Asuhan Kebidanan............................................................ 48
BAB III ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”Y”....................................... 53
A. INTRA NATAL CARE ......................................................................... 53
1. KALA I................................................................................. 53
2. KALA II................................................................................ 63
3. KALA III............................................................................... 66
4. KALA IV.............................................................................. 68
B. BAYI BARU LAHIR ............................................................................ 71
C. KUNJUNGAN NEONATUS ................................................................ 76
1. KUNJUNGAN NONATUS I ............................................... 76
2. KUNJUNGAN NEONATUS II ........................................... 79
3. KUNJUNGAN NEONATUS III ......................................... 82
D. KUNJUNGAN NIFAS........................................................................... 85
1. KUNJUNGAN NIFAS I ...................................................... 85
2. KUNJUNGAN NIFAS II ..................................................... 90
3. KUNJUNGAN NIFAS III ................................................... 93
E. KELUARGA BERENCANA ................................................................ 96

BAB IV PEMBAHASAN................................................................................ 101


BAB V PENUTUP........................................................................................... 105
A. Kesimpulan........................................................................................... 105
B. Saran ..................................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2015 Angka
Kematian Ibu (AKI) di dunia 216 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2015). AKI
di Negara berkembang 230 per 100.000 kelahiran hidupdan AKI di negara maju
16 per 100.000 kelahiran hidup. AKI di Asia Timur 33 per 100.000 kelahiran
hidup, Asia Selatan 190 per 100.000 kelahiran hidup, Asia Tenggara 140 per
100.000 kelahiran hidup dan Asia Barat 74 per 100.000 kelahiran hidup (WHO,
2014).
Pada tahun 2013 AKI di Indonesia mencapai 190 per 100.000 kelahiran
hidup. Bila di bandingkan dengan Malaysia, Filipina dan Singapura, angka
tersebut lebih besar dibandingkan dengan angka dari negara – negara tersebut
dimana AKI Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 120 per 100.000
kelahiran hidup dan Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi. Menurut WHO, pada
tahun 2013 AKB di dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKB di Negara
berkembang 37 per 1.000 kelahiran hidup dan AKB di negara maju 5 per 1.000
kelahiran hidup. AKB di Asia Timur 11 per 1.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 43
per 1.000 kelahiran hidup, Asia Tenggara 24 per 1.000 kelahiran hidup dan Asia
Barat 21 per 1.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
Untuk mencapai sasaran Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu Angka
kematian Ibu (AKI) sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup (KH) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) menjadi 25 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2030,
perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras dengan beberapa strategi
yang telah ditetapkan antara lain akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan
ibu, anak, remaja, dan lanjut usia yang berkualitas, meningkatkan pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan, Meningkatkan akses pelayanan kesehatan
yang berkualitas, meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
(Kemenkes RI, 2016).
Melihat kenyataan tersebut, maka pelayanan antenatal harus dilaksanakan
secara komprehensif, terpadu dan berkualitas agar adanya masalah / penyakit
tersebut dapat dideteksi dan ditangani secara dini. Dan dalam upaya menurunkan
AKI dan AKB diperlukan pemantauan dengan menggunakan indicator cakupan
K1 dan K4 serta upaya mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. (Kemenkes RI,
2016). Di Provinsi NTB pada tahun 2015, cakupan pelayanan antenatal pertama
(K1) sebanyak 99,37% dan pelayanan antenatal lengkap (K4) sebanyak 92,00%.
(Dinas Kesehatan NTB, 2016).
Sedangkan AKI untuk provinsi NTB telah mengalamipenurunan dari tahun
2013 sampai dengan tahun 2016 mencapai 92/1000 kelahiran hidup. Untuk AKB
provinsi NTB telah mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 1006/1000
kelahiran hidup dibandingkan tahun 2015 yaitu 1086/104.547 kelahiran hidup,
namun masih diatas angka nasional (Dinas Kesehatan NTB, 2016).
Kejadian kematian ibu terbanyak pada tahun 2016 sama dengan tahun 2015
yakni terjadi pada saat nifas sebesar 56,52%, sedangkan kejadian kematian ibu
bersalin sekitar 28,26%, dan kematian ibu pada saat hamil sekitar 15,22%.
Berdasarkan kelompok umur, kematian ibu banyak terjadi pada usia 20-34 tahun
sebanyak 63,04%, usia ≥35 tahun sebanyak 28,26% dan usia<20 tahun sebanyak
8,70%.(Dinas Kesehatan NTB, 2016).
Upaya – upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungan higga kelahiran,
masa nifas dan masa pertumbuhan bayi dan anknya antara lain melalui
peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar sehingga dapat menekan AKI dan
AKB. Hasil pencapaian upaya kesehatan ibu hamil dan bersalin dapat dinilai
dengan menggunakan indikator K1 Dan K4 serta upaya agar setiap persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Pencapaian upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui indikator
cakupan pelayanana kesehatan ibu nifas (KF3) yang berkualitas sesuai standar.
Selain itu, dilakukan juga upaya pelayanan kesehatan neonatal sesuai standar
yaitu pelayanan neonatal saat lahir dan pelayanan kesehatan saat kunjungan
neonatal sebanyak 3 kali (Kemenkes RI, 2016).
Untuk cakupan K1 dan K4 pada tahun 2015 telah melebihi target nasional
yaitu 72%, persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu sebanyak
90%, pelayanan kesehatan ibu nifas (cakupan KF3) sebanyak 90%, pelayanan
kesehatan neonatal (cakupan KN lengkap) sebanyak 90% dan KB aktif 70%.
Di Provinsi NTB pada tahun 2018, cakupan pelayanan antenatal pertama (K1)
sebanyak 102,93% dan K4 sebanyak 94,31% (Profil Kesehatan Provinsi NTB
Tahun 2018), cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih (Pn)
sebanyak 91,83%, cakupan pelayanan ibu nifas sebanyak 91%, cakupan
pelayanan kunjungan neonatal lengkap sebanyak 95,03%, cakupan pemakaian
alat kontrasepsi berdasarkan metode, yaitu suntikan sebanyak 50,66%, Pil
sebanyak 16,03%, implan sebanyak 16,38%, IUD sebanyak 12,27%, kondom
sebanyak 2,09%, MOW sebanyak 1,94%, dan MOP sebanyak 0,56% (Dinas
Kesehatan NTB, 2016).
Berdasarkan hasil PWS KIA Puskesmas Mataram, pada tahun 2019 bulan
September, jumlah sasaran ibu hamil 726 orang. Dengan cakupan persentase ibu
hamil yang mendapat pelayanan antenatal pertama (K1) sebanyak 69,70 % dan
pelayanan antenatal lengkap (K4) sebanyak 57,02%, deteksi faktor resiko dan
komplikasi oleh masyarakat 30,99% ,pelayanan komplikasi maternal ditemukan
60,61% ,pelayanan komplikasi tertangani 64,05% ,linakes 50,56%, lin.non nakes
0% ,lin faskes 55,56% ,KF 46,90% ,bumil anemia 7,71% bumil KEK 5,79% .
(PWS KIA Puskesmas Mataram Tahun 2019).
Mengingat masih tingginya angka kematian ibu dan anak di Indonesia
khususnya di NTB, untuk itu harus dicetak tenaga yang terampil dalam
memberikan asuhan ANC, INC, PNC, BBL, KB sampai bayi berusia 6 bulan.
Pemerintah dan masyarakat telah melaksanakan berbagai upaya untuk memberi
pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan bersalin, sehingga melahirkan bayi
yang sehat. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas mampu
menurunkan AKI serta AKB yang telah lama diupayakana pemerintah.
Berdasarkan hal ini, sebagai bentuk aplikasi ilmu yang didapat di bangku
kuliah maka pendidikan program DIV Politeknik Kesehatan Mataram Jurusan
Kebidanan diwajibkan untuk melakukan asuhan kebidanan melalui dari
kehamilan (ANC), persalinan (INC), masa nifas (PNC), perawatan bayi baru lahir
(BBL), KB sampai bayi berusia 6 bulan yang tentunya diharapkan pelaksanaanya
sesuai standar yang terangkum dalam pelaksanaan kasus 32 minggu dalam
gerakan 1000 hari pertama kehidupan.
Berdasarkan hal ini pula, penulis memilih pasien Ny. Y dalam pelaksanaan
kasus 32 minggu, karena didapati pada kartu ibu yang diambil di Puskesmas
Mataram bahwa kehamilan Ny. Y telah memasuki usia kehamilan 31 minggu
dilihat dari hari pertama haid terakhir sehingga penulis dapat melaksanakan
asuhan gerakan terintegrasi 1000 hari pertama kehidupan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Komprehensif dengan
pendekatan Manajemen Kebidanan pada kasus Persalinan Normal

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data subjektif dengan benar
pada kasus kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga
berencana serta perawatan bayi sampai usia 6 bulan Ny. Y
b. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data objektif dengan benar
pada kasus kehamilan persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga
berencana serta perawatan bayi sampai usia 6 bulan Ny. Y
c. Mahasiswa mampu menganalisa kasus pada kasus kehamilan persalinan,
nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana serta perawatan bayi sampai
usia 6 bulan Ny. Y
d. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan serta melaksanakan
penatalaksanaan tindakan asuhan kebidanan pada kasus kehamilan
persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana serta perawatan
bayi sampai usia 6 bulan Ny. Y
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan laporan ini dapat menjadi acuan dalam sumber teori asuhan
kebidanan dalam kehamilan dan mengenai kendala atau masalah –
masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat, khususnya kendala atau
masalah yang terkait dengan kebidanan, sehingga institusi pendidikan
dapat meningkatkan mutu dan kualitas peserta didik.
2. Bagi Institusi Pelayanan
Agar dapat tetap menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir
dan neonatal, keluarga berencana serta bayi sampai usia 6 bulan sehingga
dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak
untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu serta bayi.
3. Bagi Mahasiswa
Mendapatkan pengalaman dan belajar menerapkan langsung pada
masyarakat di lapangan mengenai perkembangan ilmu pengetahuan
(asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir
dan neonatal, keluarga berencana serta bayi sampai usia 6 bulan) yang
diperolehnya di dalam kelas sehingga nantinya pada saat bekerja di
lapangan dapat dilakukan secara sistematis yang pada akhirnya
meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
4. Bagi Masyarakat
Dapat menambah pengetahuan klien khususnya dan masyarakat pada
umumnya, dapat mengenali tanda – tanda bahaya dan resiko serta dapat
menolong dirinya sendiri terhadap perubahan fisiologis dalam masa
kehamilan, persalinan, nifas, perawatan bayi baru lahir, neonatus,keluarga
berencana serta bayi sampai usia 6 bulan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori 1000 Hari Pertama Kehidupan


1. Pengertian 1000 Hari Pertama Kehidupan
Seribu hari disini adalah seribu hari pertama kehidupan, yaitu 270 selama
masa didalam kandungan dan 730 hari selama masa 2 tahun pertama pasca
lahir yang merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,
sehingga sering diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis.
Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi memperoleh
asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila
pada masa ini bayi tidak memperoleh asupan makanan sesuai kebutuhan
gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan
mengganggu tumbuh kembang, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.
Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for
Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat
hal penting yang harus dilakukan yaitu; pertama memberikan air susu ibu
kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua
memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara
eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga memberikan
makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan
sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak
berusia 24 bulan atau lebih.

2. Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan


a. Periode dalam kandungan (280 hari)
1) Pastikan bahwa ibu yang mengandung memiliki status gizi yang baik,
tidak mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) dan Anemia.
2) Selama ibu hamil wajib mengkonsumsi makanan yang bergizi sesuai
dengan kebutuhan, makanan dengan porsi kecil namun sering dapat
dianjurkan dengan memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-
buahan.
3) Suplement tambah besi (Fe), asam folat dan vitamin C dibutuhkan
untuk mencegah terjadinya anemia.
4) Ibu harus memeriksakan kehamilannya secara rutin.
5) Memasuki usia kehamilan trimester 3 ibu dan suami mem-persiapkan
informasi mengenai menyusui, agar saat melahirkan nantinya akan
memberikan IMD dan ASI Eksklusif untuk bayinya kelak.
b. Periode 0 – 6 bulan (180 hari)
1) Memantau pertumbuhan bayi secara teratur
2) Semua anak yang lahir harus mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD)
3) Medapatkan ASI Eksklusif
4) Membantu ibu yang mengalami masalah dengan pemberian ASI
Eksklusif dengan tersedianya media konsultasi mengenai ASI
Eksklusif
5) Bantuan dukungan kepada Ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
c. Periode 6 – 24 bulan (540 hari)
1) Memastikan bahwa ibu mengetahui jenis dan bentuk makanan serta
frekuensi pemberian makanan untuk bayi.
2) Mengajarkan kepada ibu mengenai masa transisi pemberian makanan
pada bayi
3) Makanan lumat atau cair pada usia 6-8 bulan, lembek lunak/semi pada
pada usia 8-12 bulan, dan makanan padat pada usia 12-24 bulan
4) Memberikan dorongan dan dukungan pada ibu untuk tetap
memberikan ASI
5) Mengajarkan dan memberikan informasi kepada ibu mengenai pemilihan
bahan makanan yang bergizi dan murah untuk makanan tambahan bagi bayi.
6) Memantau pertumbuhan secara teratur

3. Dampaknya jika pada 1000 hari tersebut tidak diperhatikan


Menurut hipotesis Barker, jika terjadi kekurangan gizi pada janin dan anak 0-3 tahun
maka dampaknya sebagai berikut :
a. Jangka Pendek
1) Perkembangan otak terganggu
2) Pertumbuhan otot dan organ organ tubuh terganggu
3) Programing metabolisme glukosa, lemak, protein, hormonal dan lain-lain yang
terjadi di dalam sel tubuh akan terganggu.
b. Jangka Panjang
1) Kognitif dan kemampuan belajar terganggu.
2) Imunitas dan produktifitas kerja menurun.
3) Obesitas,diabetes,penyakit jantung, hipertensi, stroke, kanker.
Bahkan dampak kekurangan gizi pada ibu hamil akan memberikan dampak
buruk pada skor IQ buah hati. Ibu yang menderita kekurangan zat yodium selama
kehamilan akan menghambat perkembangan otak dan janin dan mengakibatkan
kehilangan 10 IQ poin. Kekurangan energi protein pada ibu hamil yang di
sebabkan oleh kekurangan makanan bergizi dan infeksi akan menyebabkan
gangguan fungsi kognitif dan perkembangan bayi juga akan mengalami
kehilangan skor IQ sebesar 10 poin.
Dampak merugikan setiap hari yang terjadi menurut penelitian Cornell
University 2003 adalah :
a) 300 ibu meninggal ketika melahirkan karena kekurangan zat besi
b) 4.000 anak balita meninggal akibat kekurangan vitamin A
c) 50.000 bayi lahir dengan kapasitas perkembangan mental dan kecerdasan yang
berkurang karena kurang yodium dan kurang zat besi.
Jika hal itu terjadi maka generasi masa depan bangsa indonesia akan menjadi
bangsa yang rapuh dan menjadi generasi yang tidak berkualitas.
B. Konsep Dasar Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27),
dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)
(Prawirohardjo,2009.p.213).
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin.Kehamilan trimester III yaitu periode 3 bulan terakhir kehamilan yang dimulai pada
minggu ke-28 sampai minggu ke-40. Kehamilan merupakan suatu proses merantai yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan
ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).

C. Konsep Dasar Persalinan


1. Pengertian Persalinan
a. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2014).
b. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)(Ary
Sulistyawati, 2010).
c. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus ke dunia luar(Ayu Febri Wulanda, 2011).
d. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu(Asuhan persalinan normal).
2. Etiologi
Perlu diketahui bahwa selama persalinan, dalam tubuh wanita terdapat dua
hormone yang dominan. Estrogen, berfungsi untuk meningkatkan sensitifitas otot
rahim serta memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan
oksitosin, prostaglandin dan mekanis. Progesterone, berfungsi untuk menurunkan
sensitivitas otot rahim, menghambat rangsang dari luar seperti rangsang oksitosin,
prostaglandin dan mekanis serta menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
Estrogen dan progesterone harus dalam posisi yang seimbang, sehingga
kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan antara estrogen dan
progesterone memicu oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis posterior, hal tersebut
menyebabkan kontraksi yang disebut dengan Braxton Hicks. Kontraksi Braxton
Hicks akan menjadi kekuatan yang dominan saat mulainya proses persalinan
sesungguhnya, oleh karena itu makin matang usia kehamilan maka frekuensi
kontraksi ini akan semakin sering.
Adapun teori-teori penyebab persalinan adalah sebagai berikut (Rohani,dkk.2010)
:
1. Teori Penurunan Hormon
Saat 1-2 minggu sebelum proses melahirkan dimulai, terjadi penurunan kadar
estrogen dan progesterone. Progesterone bekerja sebagai penenang otot-otot polos
rahim, jika kadar progesterone turun akan menyebabkan tegangnya pembuluh
darah dan menimbulkan his.
2. Teori Plasenta Menjadi Tua
Seiring matangnya usia kehamilan, villi chorialis dalam plasenta mengalami
beberapa perubahan, hal ini menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesterone yang mengakibatkan tegangnya pembuluh darah sehingga akan
menimbulkan kontraksi uterus.
3. Teori Distensi Rahim
a) Otot rahim memiliki kemampuan meregang dalam batas tertentu.
b) Setelah melewati batas tersebut, akhirnya terjadi kontraksi sehingga persalinan
dapat dimulai.
c) Contohnya pada kehamilan gemeli, sering terjadi kontraksi karena uterus
teregang oleh ukuran janin ganda, sehingga kadang kehamilan gemeli
mengalami persalinan yang lebih dini.
4. Teori Iritasi Mekanis
Di belakang serviks terletak ganglion servikalis (fleksus frankenhauser), bila
ganglion ini digeser dan ditekan (misalnya oleh kepala janin), maka akan timbul
kontraksi uterus.
5. Teori Oksitosin
a) Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior.
b) Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone mengubah sensitivitas
otot rahim, sehingga terjadi kontraksi Braxton Hicks.
c) Menurunnya konsentrasi progesterone karena matangnya usia kehamilan
menyebabkan oksitosin meningkatkan aktivitasnya dalam merangsang otot
rahim untuk berkontraksi, dan akhirnya persalinan dimulai.
6. Teori Hipotalamus-pituitari dan Glandula Suprarenalis
a) Glandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya persalinan.
b) Teori ini menunjukkan, pada kehamilan dengan bayi anensefalus sering terjadi
keterlambatan persalinan karena tidak terbentuknya hipotalamus.
7. Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan di desidua disangka sebagai salah satu permulaan
persalinan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang
diberikan secara intravena menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap usia
kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi
baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu hamil sebelum melahirkan
atau selama proses persalinan.
8. Induksi persalinan
Persalinan dapat juga ditimbulkan dengan jalan sebagai berikut:
a) Gagang laminaria : Dengan cara laminaria dimasukkan ke
dalam kanalis servikalis dengan tujuan
merangsang fleksus frankenhauser.
b) Amniotomi Pemecahan ketuban.
:
c) Oksitosin drip : Pemberian oksitosin menurut tetesan
per infuse.

3. Fisiologi Persalinan
Sebab-sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori yang komplek.
Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan
mulai dari berlangsungnya partus antara lain penurunan kadar hormon progesterone
dan estrogen. Progesteron merupakan penenang bagi otot – otot uterus. Menurunnya
kadar hormon ini terjadi 1-2 minggu sebelum persalinan. Kadar prostaglandin
meningkat menimbulkan kontraksi myometrium. Keadaan uterus yang membesar
menjadi tegang mengakibatkan iskemi otot – otot uterus yang mengganggu sirkulasi
uteroplasenter sehingga plasenta berdegenerasi. Tekanan pada ganglion servikale
dari fleksus frankenhauser di belakang servik menyebabkan uterus berkontraksi .

4. Tahap – Tahap Persalinan


Berlangsungnya persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu:
1) Kala I
Disebut juga kala pembukaan dimulai dengan pembukaan serviks sampai terjadi
pembukaan 10 cm. Proses membukanya serviks disebabkan oleh his
pesalinan/kontraksi. Tanda dan gejala kala I :
a) His sudah teratur, frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit
b) Penipisan dan pembukaan serviks
c) Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah
Kala I dibagi dalam 2 fase:
a) Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan servik secara bertahap,pembukaan servik kurang dari 4
cm,biasanya berlangsung hingga 8 jam.
Prosedur dan diagnostik :
Untuk menentukan apakah persalinan sudah pada waktunya: (Sarwono
Prawirohardjo. Buku acuan nasional pelayanan maternal dan neonatal.2008)
maka:
(1) Tanyakan riwayat persalinan :
Permulaan timbulnya kontraksi; pengeluaran pervaginam seperti lendir,
darah, dan atau cairan ketuban; riwayat kehamilan; riwayat medik;
riwayat social; terakhir kali makan dan minum; masalah yang pernah ada
(2) Pemeriksaan Umum :
Tanda vital, BB, TB, Oedema; kondisi puting susu; kandung kemih.
(3) Pemeriksaan Abdomen :
Bekas luka operasi; tinggi fundus uteri; kontraksi; penurunan kepala; letak
janin; besar janin; denyut jantung janin.
(4) Pemeriksaan vagina :
Pembukaan dan penipisan serviks; selaput ketuban penurunan dan molase;
anggota tubuh janin yang sudah teraba.
(5) Pemeriksaan Penunjang :
Urine: warna, kejernihan, bau, protein, BJ, dan lain-lain; darah: Hb,
BT/CT, dan lain-lain.
(6) Perubahan psikososial
Perubahan prilaku; tingkat energi; kebutuhan dan dukungan.
b) Fase aktif
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih), serviks membuka dari 4 cm
ke 10 cm, biasanya kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan
lengkap (10 cm) dan terjadi penurunan bagian terbawah janin. berlangsung
selama 6 jam dan dibagi dalam 3 subfase
(1) Periode akselerasi:berlangsung selama 2 Jam, pembukaan menjadi 4 cm.
(2) Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam, pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm.
(3) Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan jadi 10
cm atau lengkap.

Pemantauan kala 1 fase aktif persalinan dengan


Pemantauan kala 1 fase aktif persalinan :
PARTOGRAF
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan .
Tujuan utama dari penggunaan
partograf adalah untuk :
(1) Mencatat hasil observasi dan
kemajuan persalinan dengan
menilai pembukaan serviks
melalui pemeriksaan dalam.
(2) Mendeteksi apakah proses
persalinan berjalan secara
normal. Dengan demikian,
juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya
partus lama.
Halaman depan partograf untuk mencatat atau memantau :
(1) Kesejahteraan janin
Denyut jantung janin (setiap ½ jam), warna air ketuban (setiap
pemeriksaan dalam), penyusupan sutura (setiap pemeriksaan dalam).
(2) Kemajuan persalinan
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus (setiap ½ jam), pembukaan
serviks (setiap 4 jam), penurunan kepala (setiap 4 jam)
(3) Kesejahteraan ibu
Nadi (setiap ½ jam), tekanan darah dan temperatur tubuh (setiap 4 jam),
prodeksi urin , aseton dan protein ( setiap 2 sampai 4 jam), makan dan
minum.

2) Kala II (Kala Pengeluaran)


Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi.Wanita merasa hendak buang air besar karena
tekanan pada rektum. Perinium menonjol dan menjadi besar karena anus
membuka. Labia menjadi membuka dan tidak lama kemudian kepala janin
tampak pada vulva pada waktu his.Pada primigravida kala II berlangsung 1,5-2
jam, pada multi 0,5-1 jam
Tanda dan gejala kala II :
a) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
b) Perineum terlihat menonjol.
c) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
d) Ibu meraakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
e) Vulva-vagina dan sfingkter ani terlihat membuka.
f) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah

3) Kala III (Kala uri)

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban (Prawirohardjo, 2014).: Kala III persalinan dimulai
setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban
(Wiknjosastro, 2008). Dimulai segera setelah bayi lahir sampai dengan lahirnya
placenta ( 30 menit). Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dan fundus uteri
sepusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plasenta dari dindingnya. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah
bayi lahir. Permulaan proses pemisahan diri dari dinding uterus atau pelepasan
plasenta :
a) Menurut Duncan.
Plasenta lepas mulai dari bagian pinggir (marginal) disertai dengan adanya
tanda darah yang keluar dari vagina apabila plasenta mulai terlepas.
b) Menurut Schultze
Plasenta lepas mulai dari bagian tengah (central) dengan tanda adanya
pemanjangan tali pusat yang terlihat di vagina.
c) Terjadi serempak atau kombinasi dari keduanya.
Sebagian dari pembuluh-pembuluh darah yang kecil akan robek pada saat
plasenta terlepas. Situs plasenta akan berdarah terus sampai uterus seluruhnya
berkontraksi. Setelah plasenta lahir, seluruh dinding uterus akan berkontraksi
menekan pembuluh darah yang akhirnya akan menghentikan perdarahan dari
situs plasenta tersebut.
Penatalaksanaan aktif pada kala III (pengeluaran aktif plasenta)
membantumenghindarkan terjadinya perdarahan pascapersalinan. Tanda – tanda
pelepasan plasenta :
a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
b) Tali pusat memanjang
c) Semburan darah tiba – tiba
Manejemen aktif kala III :
Tujuannya adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif
sehingga dapat memperpendek waktu kala III dan mengurangi kehilangan darah
dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis, serta mencegah terjadinya
retensio plasenta. Tiga langkah manajemen aktif kala III :
a) Berikan oksitosin 10 unit IM dalam waktu dua menit setelah bayi lahir, dan
setelah dipastikan kehamilan tunggal.
b) Lakukan peregangan tali pusat terkendali.
c) Segera lakukan massage pada fundus uteri setelah plasenta lahir.

4) Kala IV (2 jam post partum)


Setelah plasenta lahir, kontraksi rahim tetap kuat dengan amplitudo 60 sampai
80 mmHg, kekuatan kontraksi ini tidak diikuti oleh interval pembuluh darah
tertutup rapat dan terjadi kesempatan membentuk trombus. Melalui kontraksi
yang kuat dan pembentukan trombus terjadi penghentian pengeluaran darah post
partum. Kekuatan his dapat dirasakan ibu saat menyusui bayinya karena
pengeluaran oksitosin oleh kelenjar hipofise posterior (Rohani,dkk.2010).
Tanda dan gejala kala IV : bayi dan plasenta telah lahir, tinggi fundus uteri 2
jari bawah pusat.
Selama 2 jam pertama pascapersalinan : Pantau tekanan darah, nadi, tinggi
fundus, kandung kemih dan perdarahan yang terjadi setiap 15 menit dalam satu
jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua kala IV. Jika ada temua
yang tidak normal, lakukan observasi dan penilaian secara lebih sering.
Tabel 2.1.1 Lama persalinan pada primigravida dan multigravida:
Primigravida Multigravida

Kala I 10 – 12 jam 6-8 jam

Kala II 1-1,5 jam 0,5-1 jam

Kala III 10 menit 10 menit

Kala IV 2 jam 2 jam

Jumlah (tanpa memasukkan kala


12-14 jam 8-10 jam
IV yang bersifat observasi

(Prawirohardjo, 2014)
5. Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan
1) Power : His dan tenaga mengejan.
2) Passage : Ukuran panggul dan otot-otot persalinan.
3) Passenger : Terdiri dari janin, plasenta dan air ketuban.
4) Personality (kepribadian) : yang diperhatikan kesiapan ibu dalam menghadapi
persalinan dan sanggup berpartisipasi selama proses persalinan.
5) Provider (penolonng) : dokter atau bidan yang merupakan tenaga terlatih dalam
bidang kesehatan. (Prawirohardjo, 2014)
6. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan adalah proses pengeluaran bayi dengan mengandalkan
posisi, bentuk panggul, serta presentasi jalan lahir. Bagian terendah janin akan
menyesuaikan diri terhadap panggul ibu pada saat turun melalui jalan lahir. Kepala
akan melewati rongga panggul dengan ukuran yang menyesuaikan dengan ukuran
panggul(Prawirohardjo, 2014).
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah sebagai berikut:
1) Engagement (fiksasi) =
masuk
Ialah masuknya kepala dengan lingkaran terbesar (diameter Biparietal) melalui
PAP. Pada primigravida kepala janin mulai turun pada umur kehamilan kira-kira
36 minggu, sedangkan pada multigravida pada kira-kira 38 minggu, kadang-
kadang baru pada permulaan partus. (Prawirohardjo, 2009). Engagement lengkap
terjadi bila kepala sudah mencapai Hodge III.
Bila engagement sudah terjadi maka kepala tidak dapat berubah posisi lagi,
sehingga posisinya seolah-olah terfixer di dalam panggul, oleh karena itu
engagement sering juga disebut fiksasi. Pada kepala masuk PAP, maka kepala
dalam posisi melintang dengan sutura sagitalis melintang sesuai dengan bentuk
yang bulat lonjong..
2) Descensus = penurunan
Ialah penurunan kepala lebih lanjut kedalam panggul. Faktor-faktor yng
mempengaruhi descensus ialah tekanan air ketuban, dorongan langsung fundus
uteri padabokong janin, kontraksi otot-otot abdomen, ekstensi badan janin.
Turunnya kepala kedalam panggul disebabkan oleh hal- hal sebagai berikut:
a) Tekanan air ketuban
b) Tekanan langsung fundus uteri pada bokong
c) Kekuatan mengejan
d) Melurusnya badan fetus.
3) Fleksi Kepala
Pada awal persalinan kepala bayi dalam keadaan fleksi ringan. Dengan majunya
kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini dagu dibawa lebih
dekat kearah dada janin sehingga ubun- ubun kecil lebih rendah dari ibun- ubun
besar. Dengan adanya fleksi, diameter suboksipito frontalis (11 cm) digantikan
oleh diameter suboksipito bregmatika (9,5 cm).
4) Putaran paksi dalam(internal rotation)\
Ialah berputarnya oksiput ke arah depan, sehingga ubun -ubun kecil berada di
bawah symphisis (HIII). Faktor-faktor yang mempengaruhi ialah perubahan arah
bidang PAP dan PBP, bentuk jalan lahir yang melengkung, kepala yang bulatdan
lonjong.
5) Defleksi
Ialah mekanisme lahirnya kepala lewat perineum. Faktor yang menyebabkan
terjadinya hal ini ialah lengkungan panggul sebelah depan lebih pendek dari pada
yang belakang. Pada waktu defleksi, maka kepala akan berputar ke atas dengan
suboksiput sebagai titik putar (hypomochlion) dibawah symphisis sehingga
berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, muka dan akhirnya dagu.
6) Putaran paksi luar (external rotation)
Ialah berputarnya kepala menyesuaikan kembali dengan sumbu badan (arahnya
sesuai dengan punggung bayi).
7) Expulsi adalah lahirnya seluruh badan bayi
(Cunningham, 2011)

Gambar Mekanisme Persalinan letak belakang kepaala

7. Asuhan Dalam Persalinan


Tujuan Asuhan Persalinan Normal ini adalah Mengupayakan kelangsungan hidup
dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai
upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip
keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal (Asuhan
persalinan normal, 2008).
1)Kala I
a) Memberikan dorongan emosional
Anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu
selama proses persalinan
b) Membantu pengaturan posisi
Anjurkan suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu berganti posisi.
Ibu boleh berdiri, berjalan-jalan, duduk, jongkok, berbaring miring, merangkak
dapat membantu turunnya kepala bayi dan sering juga mempersingkat waktu
persalinan
c) Memberikan cairan / nutrisi
Makanan ringan dan cairan yang cukup selama persalinan memberikan lebih
banyak energi dan mencegah dehidrasi. Apabila dehidrasi terjadi dapat
memperlambat atau membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang
efektif.
d) Keleluasaan ke kamar mandi secara teratur
Ibu harus berkemih paling sedikit setiap 2 jam atau lebih sering jika ibu ingin
berkemih. Jika kandung kemih penuh dapat mengakibatkan:
(1) Memperlambat penurunan bagian terendah janin dan mungkin
menyebabkan partus macet
(2) Menyebabkan ibu merasa tidak nyaman
(3) Meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh
atonia uteri
(4) Mengganggu penatalaksanaan distosia bahu
(5) Meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pasca persalinan

e) Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi sangat penting dalam penurunan kesakitan dan
kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan ketrampilan menjelaskan
prosedur pencegahan infeksi yang baik melindungi penolong persalinan
terhadap resiko infeksi
Pantau kesejahteraan ibu dan janin serta kemajuan persalinan sesuai
partograf. (Asuhan Persalinan Normal, 2008).
2) Kala II
a) Berikan terus dukungan pada ibu
b) Menjaga kebersihan ibu
c) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan
ibu
d) Mengatur posisi ibu
e) Menjaga kandung kemih tetap kosong, anjurkan ibu untuk berkemih
f) Berikan cukup minum terutama minuman yang manis
g) Ibu dibimbing mengedan selama his dan anjurkan ibu untuk mengambil nafas
diantara kontraksi
h) Perikda DJJ setiap selesai kontraksi
i) Minta ibu mengedan saat kepala bayi nampak 5-6 cm di introitus vagina
j) Letakkan satu tangan dikepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
k) Tahan perineum dengan satu tangan yang lain
l) Lahirkan kepala
m) Periksa adanya lilitan tali pusat
n) Biarkan kepala bayi mengadakan putaran paksi luar dengan sendirinya
o) Tempatkan kedua tangan pada posisi biperietal bayi
p) Lakukan tarikan lembut kepala bayi kebawah untuk melahirkan bahu anterior
lalu keatas untuk melahirkan bahu posterior.
q) Sangga kepala dan leher bayi dengan satu tangan kemudian dengan tangan
yang lain menyusuri badan bayi sampai seluruhnya lahir.
r) Letakkan bayi diatas perut ibu, keringkan sambil nilai pernafasannya (Score
APGAR) dalam menit pertama
s) Lakukan pemotongan tali pusat
t) Pastikan bayi tetap hangat
3) Kala III
a) Pastikan tidak ada bayi yang kedua
b) Berikan oksitosin 10 IU dalam 2 menit pertama segera setelah bayi lahir.
c) Pastikan bayi tetap hangat, kemudian lakukan IMD
d) Lalukan penegangan tali pusat terkendali, tangan kanan menegangkan tali
pusat sementara tangan kiri dengan arah dorsokranial mencengkram uterus.
e) Jika plasenta telah lepas dari insersinya, tangan kanan menarik tali pusat
kebawah lalu keatas sesuai dengan kurve jalan lahir sampai plasenta nampak
divulva lalu tangan kanan menerima plasenta kemudian memutar kesatu arah
dengan hati-hati sehingga tidak ada selaput plasenta yang tertinggal dalam
jalan lahir.
f) Segera setelah plasenta lahir tangan kiri melakukan massase fundus uteri untuk
menimbulkan kontraksi
g) Lakukan pemeriksaan plasenta, pastikan kelengkapannya
h) Periksa jalan lahir dengan seksama, mulai dari servik, vagina hingga perineum.
Lakukan perbaikan/penjahitan jika diperlukan
4) Kala IV
a) Bersihkan ibu sampai ibu merasa nyaman
b) Anjurkan ibu untuk makan dan minum untuk mencegah dehidrasi
c) Berikan bayinya pada ibu untuk disusui
d) Periksa kontraksi uterus dan tanda vital ibu setiap 15 menit pada jam pertama
dan setiap 30 menit pada jam kedua
e) Ajarkan ibu dan keluarganya tentang :
(1) Bagaimana memeriksa fundus uteri dan menimbulkan kontraksi
(2) Tanda bahaya bagi ibu dan bayi.
(3) Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 6 jam pertama

D. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir


1. Pengertian
Asuhan Bayi Baru Lahir (BBL) adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut
selama jam pertama setelah kelahiran walaupun sebagian besar proses persalinan
terfokus pada ibu tetapi karena proses tersebut merupakan proses pengeluaran hasil
kehamilan (bayi) maka penatalaksanaan suatu persalinan baru dikatakan berhasil
apabila selama ibu dan bayi yang dilahirkannya juga dalam kondisi yang optimal
(Buku Panduan Praktis Yankes Maternal dan Neonatal, 2014).
Neonatal adalah masa bayi selama 28 hari pertama setelah bayi lahir (usia 0-28
hari) (Pusdiknakes, 2013).
2. Fisiologi
Saat bayi dilahirkan dan sirkulasi fetoplasenta berhenti berfungsi, bayi mengalami
perubahan fisiologis yang besar sekali dan sangat cepat. Segera setelah pola
pernafasan bergeser dari satu inspirasi episodic dangkal menjadi pola inhalasi lebih
dalam dan teratur.
Neonatus mulai bernafas dan menangis segera setelah lahir yang menunjukkan
terbentuknya mekanisme pada thoraks sewaktu melalui jalan lahir. Penurunan kadar
oksigen dan kenaikan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus karotis
(stimulasi kimiawi) dan rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang
permulaan gerakan pernafasan (stimulasi sensorik).
Dengan terpotongnya tali pusat bayi maka sirkulasi plasenta terhenti. Aliran
darah ke atrium kanan menurun sehingga tekanan jantung menurun, tekanan darah di
aorta hilang sehingga tekanan jantung kiri meningkat. Paru-paru mengalami retensi
dan aliran darah keparu-paru meningkat yang menyebabkan tekanan ventrikel kiri
meningkat. Hal tersebut mengakibatkan duktus botalii tidak berfungsi dan foramen
ovale menutup.
Dalam 24 jam pertama neonatus akan mengeluarkan tinja yang berwarna hijau
kehitam-hitaman. Ini dinamakan mekonium. Frekuensi pengeluaran tinja pada
neonatus dipengaruhi oleh pemberian makanan atau minuman. Enzim pada saluran
pencernaan biasanya sudah ada pada neonatus kecuali enzim amilase.
Enzim hepar pada neonatus belum aktif betul misalnya enzim G6PD yang
berfungsi dalam sintesis bilirubin sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus
fisiologis.
Neonatus memiliki luas permukaan tubuh yang luas sehingga metabolisme
perkilogram berat badannya besar. Pada jam-jam pertama, energi didapatkan dari
pembakaran karbohidrat dan pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak.
Apabila neonatus mengalami hipotermia, tubuhnya akan mengadakan
penyesuaian suhu terutama dengan cara pembakaran cadangan lemak cokelat yang
memberikan energi lebih banyak dari pada lemak biasa.
Hormon yang didapatkan dari ibu masih berfungsi, hal ini terlihat dari adanya
pembesaran kelenjar mammae, kadang-kadang adanya pengeluaran darah dari
vagina yang menyerupai darah haid.
Ginjal pada neonatus baru bisa memproses air yang didapat setelah 5 hari
kelahiran. Ginjal pada neonatus belum sepenuhnya berfungsi karena jumlah
nefronnya masih belum sebanyak orang dewasa dan tidak seimbangnya antara luas
permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal. Aliran darah ginjal pada
neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
Bayi baru lahir cukup bulan yang sehat dan memiliki berat badan yang sesuai
berat badan rata-rata bayi pada usia gestasinya dapat diperkirakan mengalami
peningkatan berat badan sebesar satu ons perhari dalam 3 bulan pertamanya. Bayi
yang disusui dapat meningkat berat badannya sedikit kurang dari satu ons perhari.
Selama 3-5 hari atau minggu pertama kehidupan, bayi baru lahir kehilangan 5-10%
berat badan lahirnya, Berat harus dicapai kembali pada hari ke-10 kehidupan bayi
(Varney, 2011).
3. Penilaian Klinik
Tujuannya adalah mengetahui derajat vitalitas dan mengukur reaksi bayi terhadap
tindakan resusitasi. Derajat vitalitas bayi adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh
yang bersifat esensial dan kompleks untuk berlangsungnya kelangsungan hidup bayi
seperti pernapasan, denyut jantung, sirkulasi dan refleks-refleks primitif seperti
menghisap dan mencari putting susu.
4. Penanganan bayi baru lahir
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, ialah:
1) Membersihkan jalan napas
2) Memotong dan merawat tali pusat
3) Mempertahankan suhu tubuh bayi
4) Identifikasi
5) Pencegahan infeksi
Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan mata dan identifikasi
adalah rutin segera dilakukan, kecuali bayi dalam keadaan kritis dan dokter
memberikan instruksi khusus.

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada bayi baru lahir


Penilaian awal pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan observasi melalui
pemeriksaan nilai APGAR.

Tabel 2.1.3 : Penilaian bayi baru lahir dilakukan dengan sistem nilai Apgar
Score
Aspek Yang Nilai
No
Dinilai 0 1 2
1) Apperence Biru/pucat Badan merah, Seluruh badan
(Penampilan) ekstremitas biru dan ekstremitas
merah
2) Pulse Tidak ada Tidak teratur Teratur
(Denyut jantung) <100x/mnt >100x/mnt
3) Grimace Tidak ada Menyeringai Menangis kuat
(Reaksi terhadap
Rangsangan)
4) Activity (Otot) Tidak ada Fleksi sedikit Aktifitas kuat
5) Respiration Tidak Lemah Teratur
(Pernafasan) bernafas
Catatan :
NA 1 menit lebih atau sama dengan 7 tidak perlu resusitasi
NA 1 menit 4-6 bayi mengalami asfiksia sedang – ringan
NA 1 menit 1-3 asfiksia berat

6. Menilai refleks pada bayi


1) Refleks Babinski : Menggores permukaan plantar kaki dengan benda
runcing, (+) bila ibu jari akan terangkat, jari
lainnya meregang.
2) Refleks rooting : Menyentuhkan sesuatu ke sudut mulut (+) bila
bayi menengok ke arah rangsangan dan berusaha
memasukannya ke dalam mulut.
3) Refleks suching : (+) bila bayi menghisap kuat.
4) Grasp reflex : Meletakkan sesuatu di telapak tangan bayi, (+)
bila bayi menggenggam benda yang diletakkan
pada telapak tangan.
5) Refleks morro : Mengejutkan bayi, (+) bila kaget disertai lengan
direntangkan dalam posisi abduksi ekstensi dan
tangan disertai gerakan lengan adduksi dan fleksi
6) Refleks tonic : Menengokkan kepala bayi ke kiri/ke kanan, (+)
neck bila kepala ditengokkan ke kanan, (+) bila kepala
ditengokkan ke kiri, anggota gerak bagian kanan
akan melakukan ekstensi dan anggota gerak
lainnya melakukan fleksi.
7) Refleks plantar : Meletakkan sesuatu pada telapak kaki bayi, (+)
grasp
bila terjadi fleksi pada jari-jari kaki.

8) Refleks palmar : Meletakkan sesuatu pada telapak tangan bayi, (+)


grasp bila terjadi fleksi pada jari-jari tangan.
7. Pemeriksaan Antropometri
1) Berat Badan (BB) : 2500-4000 gram
2) Panjang Badan (PB) : 48-52 cm
3) Lingkar Kepala (LIKA) : 31-35 cm
4) Lingkar Dada (LIDA) : 30-38 cm
5) Lingkar Lengan (LILA) : 9-11 cm
8. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
a) Lingkar kepala oksipito-frontal harus selalu diukur dan dicatat pada semua
neonatus.
b) Deteksi apakah ada caput suksedanum (cairan efusion terletak di atas
periosteum dan terdiri dari cairan edema, melewati batas sutura, tidak
tampak jelas), atau sefalohematoma (cairan yang berupa darah terletak di
bawah periosteum dan tidak melewati sutura, tampak jelas dan lembek jika
diraba).
c) Sutura tulang tengkorak harus diperiksa untuk melihat
apakah sutura melebar atau tumpang tindih. Fontanella yang terbuka penuh
menunjukkan adanya kenaikan tekanan intrakranial (TIK) yang bisa
disebabkan oleh perdarahan intrakranial, edema otak, atau hidrosefalus.
d) Periksa adanya massa di garis tengah yang keluar dari tulang kepala
mungkin suatu omfalokel dan perlu pemeriksaan yang lengkap.
e) Ubun-ubun yang cekung menandakan bayi dehidrasi dan terlalu cembung
disertai badan demam menandakan bayi terkena infeksi.
2) Mata
Adanya perdarahan subkonjungtiva, mata yang menonjol, katarak, kesimetrisan
kedua mata, keluarnya sekret mata, pergerakan kelopak mata yang seimbang.
3) Telinga
a) Posisi, rotasi dan letak telinga harus dicatat. Letak telinga yang lebih rendah
harus cepat diperiksa dengan teliti kemungkinan adanya tanda dismorfik
lainnya.
b) Pada bayi sangat prematur, pinnanya pendek, datar, dan mudah terlipat ke
belakang.
c) Pada bayi matur, heliks luar dari pinna akan membentuk kurvatura yang
jelas.
d) Telinga harus diamati dengan teliti untuk memastikan tidak ada kelainan
pada kanalis auditoris eksterna
4) Mulut
Pemeriksaan yang harus diperiksa meliputi lengkung palatum dan bibir
(labioskisis atau labiognatopalatoskisis), bentuk dan gerakan lidah, adanya
massa abnormal di daerah mulut dan faring membutuhkan perhatian segera
terhadap kemungkinan terjadi obstruksi jalan napas.
5) Leher
Apakah ada gumapalan atau pembengkakan pada leher, deteksi adanya
kemungkinan hematoma sternokleidomastoideus, duktus tiroglosus, higroma
koli.
6) Dada
a) Bentuk, pembesaran buah dada, adanya massa pada dinding dada.
b) Pernapasan
Napas yang bunyi (grunting) terjadi karena udara yang dikeluarkan bayi
mengenai glotis yang tertutup sebagian dan merupakan petunjuk terjadinya
proses-proses yang menyebabkan kolaps atau atelektasis. Stridor terjadi
karena berbagai sebab obstruksi jalan nafas, akan tetapi pada bayi yang
pernapasannya sangat lemah mungkin tidak terdengar atau sulit didiagnosis.
c) Gerakan dinding dada yang asimetris pada pernapasan terjadi pada
beberapa lesi diafragma atau ruangan intra pleura unilateral. Retraksi supra
renal bisa terjadi pada distres respirasi berat.
d) Mendengarkan suara jantung bayi dengan menggunakan stetoskop, irama
dan keteraturannya untuk mendeteksi kelainan bunyi jantung, normalnya
120 – 160 kali/menit.
e) Pernapasan normalnya 40-60 kali/menit.
7) Abdomen
a) Inspeksi apakah ada pembesaran pada perut (membuncit yang terjadi
kemungkinan karena pembesaran hati, limfe, tumor, asites). Pembesaran
hati tampak dari pemebesaran 1-2 cm di bawah batas kosta kanan. Sedang
limpa biasanya tidak teraba.
b) Hernia diafragmatika dapat menyebabkan abdomen membentuk skapoid
akibat protrusi isi abdomen ke dalam rongga toraks. Usus yang tampak di
permukaan usus memberikan adanya obstruksi usus, khususnya bila terjadi
emesis bilius (muntah empedu) atau aspirat lambung.
c) Periksa tali pusat, jangan sampai terjadi pedarahan dari tali pusat, bernanah,
ataupun berbau. Permukaan tali pusat juga perlu diperhatikan, warna
kemerahan disertai suhu meningkat merupakan tanda infeksi tali pusat.
8) Alat kelamin
a) Perempuan, bila cukup bulan. Labia mayora lebih menonjol dibandingkan
labia minora dan umumnya menutupi labia minora. Tonjolan mukosa
vagina umumnya tejadi karena pengaruh hormonal ibu terhadap janin. Pada
bayi prematur, labia minoranya lebih menonjol dan klitoris relatif
mengalami protusi ke dalam lipatan labia.
b) Laki-laki : harus diperiksa apakah ada hipospadia atau epispodia. Penis
yang terlalu kecil menunjukkan hipopituitarisme. Testis bayi laki-laki
cukup umur biasanya berada dalam kantong skrotum. Penurunan skrotum
yang tidak komplet dan testis pada kanalis inguinalis dapat diketahui
melalui palpasi.
c) Pastikan pula bahwa tidak ada kelainan, misalnya bayi wanita tidak
mengalami maskulinisasi, atau bayi yang memiliki alat kelamin dua, jenis
kelamin tidak dapat ditentukan sampai dilakukan pemeriksaan yang lebih
komplit lagi.
9) Punggung
Punggung harus diinspeksi dan kolumna vertebralis harus dipalpasi. Harus
dicatat keabnormalannya seperti: meningomielokel, skoliosis dan defek kulit
pada linea mediana. Deteksi pula adanya spina bifida, pilonidal sinus atau
dimple.

10) Ekstremitas
Inspeksi untuk memastikan apakah bentuk ekstremitas baik.Beberapa
abnormalitas struktur yang jelas atau pemendekan anggota gerak dapat
dievaluasi lebih lanjut dengan palpasi dan pemeriksaan radigrafi.Abnormalitas
jari-jari (pemendekan, lancip, sindaktili, polidaktili), lipatan palmar, hipoplasi
kuku merupakan petunjuk penting adanya sindrom dismorfik.
11) Anus
Diperhatikan apakah ada lubang pada anus atau tidak, ini bisa kita tunggu
sampai bayi mengeluarkan mekonium dalam 24 jam (asuhan sayang bayi).
Pastikan tidak terjadi atresia ani dan obstruksi usus.
12) Kulit
a) Pada bayi prematur (usia kehamilan 23-28 minggu) dengan sedikit lemak
subkutan, kulit bayi akan transulen dan terlihat vena-vena superfisial.
Karena stratum korneum sangat tipis, kulit bayi prematur mudah terluka
oleh karena tindakan atau manipulasi yang tampaknya tidak berbahaya
sehingga menyebabkan kerusakan stratum korneum dan permukaan kasar.
b) Saat usia kehamilan 35-36 minggu, bayi dilapisi verniks. Lapisan verniks
tipis muncul pada kehamilan matur dan biasanya menghilang pada
postmatur.
c) Bayi postmatur memiliki kulit seperti kertas dengan kerut-kerut tajam pada
badan dan ekstremitas. Pada bayi postmatur juga terdapat kuku jari atau
pengelupasan kulit pada distal ekstremitas.
d) Kulit bayi juga ditumbuhi oleh lanugo, yang banyak terdapat pada
punggung.
e) Perlu diinspeksi seluruh kulit untuk mencari adanya tanda lahir, ataupun
bercak-bercak pada kulit seperti milia (papula keputihan 1-2 mm, umumnya
ditemukan pada wajah bayi) dan bercak mongol(suatu daerah
hiperpigementasi yang tidak menonjol (datar), lebih banyak terjadi di
seluruh pantat atau badan; umumnya terjadi pada bayi kulit hitam atau
oriental.
9. Perawatan Bayi Baru Lahir
Program dan Kebijakan Teknis, yaitu :
1) Kunjungan Neonatal I : 6- 48 jam setelah persalinan
2) Kunjungan Neonatal II : hari ke 3-7 setelah persalinan
3) Kunjungan Neonatal III : hari ke 8-28 setelah persalinan
(PWS KIA, 2009)

10. Pencegahan Infeksi pada Mata


Bayi baru lahir harus mendapatkan profilaksis mata terhadap infeksi yang
disebabkan oleh Gonore atau Clamidia. Pelindung terbaik terhadap Gonore atau
Clamidia ialah salep mata Eritromisin 0,5% yang menyebar dari kontur mata dalam
ke kontur mata luar (Varney, 2011).
Tetes mata untuk pencegahan infeksi mata dapat diberikan setelah ibu atau
keluarga memomong bayi dan diberi ASI. Pencegahan infeksi tersebut
menggunakan salep mata Tetrasiklin 1%. Salep mata tersebut harus diberikan dalam
waktu 1 jam setelah kelahiran (APN,2008).

11. Profilaksis Perdarahan Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir cenderung memiliki kadar vitamin K dan cadangan vitamin K
dalam hati yang relatif lebih rendah dibanding bayi yang lebih besar. Sementara itu
pasokan vitamin K dari ASI rendah, sedangkan pasokan vitamin K dari makanan
tambahan dan sayuran belum dimulai. Hal ini menyebabkan bayi baru lahir
cenderung mengalami defisiensi vitamin K sehingga beresiko tinggi untuk
mengalami perdarahan intracranial.
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg intramuscular di
paha kiri sesegera mungkin untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat
defisiensi vitamin K yang dapat dialami sebagian bayi baru lahir (APN, 2008).

12. Pemberian Imunisasi Hepatitis B


Centre for Desease Control merekomendasikan agar semua bayi baru lahir
mendapatkan rangkaian imunisasi untuk Hepatitis B segera setelah lahir. Sebagai
alasannya adalah tindakan ini memberikan perlindungan bagi bayi baru lahir yang
ibunya memiliki antigen permukaan hepatitis B yang tidak terdiagnosis pada saat
kelahiran, dengan pemajanan selanjutnya pada bayi baru lahir. Vaksin tersebut
efektif untuk mencegah penularan perinatal bayi baru lahir.
Bayi-bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAg positif harus mendapatkan imunisasi
Hepatitis B dan 0,5 ml Hepatitis B Immuno Globulin (HBIG) dalam 12 jam setelah
lahir. Dosis kedua dianjurkan pada usia 1-2 bulan. Dosis terakhir dalam rangkaian
vaksinasi tidak boleh diberikan sebelum usia 6 bulan. Bayi-bayi ini harus di uji
untuk HbsAg dan anti-HBs pada usia 9-15 bulan.
Bayi yang lahir dari ibu dengan status HbsAg tidak diketahui harus menerima
dosis pertama rangkaian Hepatitis B dalam 12 jam setelah lahir.

13. Inisiasi menyusu dini (IMD)


Inisiasi Menyusu Dini merupakan proses membiarkan bayi mencari dan minum
ASI sendiri segera setelah lahir. Di luar negeri sudah menyadari hal ini sejak 1987
namun di Idonesia baru menyadari pada tahun 2006. Proses Inisiasi Menyusui Dini
merupakan prosesalami yang seharusnya dilakukan setelah seorang ibu melahirkan
bayinya. Ada beberapa hal yang akan terjadi selama proses ini adalah:
1) Sesaat setelah ari-ari dipotong, bayi langsung diletakkan didada ibu tanpa
membersihkan bayi kecuali tangannya, kulit bertemu kulit. Suhu badan ibu yang
baru melahirkan 1 derajat lebih tinggi. Namun jika si bayi kedinginan, otomatis
suhu badan ibu menjadi 2 derajat dan jika si bayi kepanasan, suhu badan ibu akan
turun 1 derajat. Setelah diletakkan didada ibu, biasanya bayi akan diam selama
20-30 menit, hal ini terjadi karena bayi sedang menetralisir keadaannya setelah
terauma melahirkan.
2) Bayi merasa lebih tenang, otomatis kaki bayi mulai bergerak-gerak seperti
hendak merangkak.Gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna karena kaki
bayi pasti akan menginjak-menginjak perut ibunya diatas rahim. Gerakan ini
bertujuan untuk menghentikan perdarahan ibu. Lama dari proses ini tergantung
dari bayi
3) Bayi mencium tangannya
Bau tangan bayi sama dengan bau air ketuban dan wilayah sekitar putting ibu
juga memiliki bau yang sama, jadi dengan mencium bau tangannya membantu
mengarahkan kemana dia akan bergerak. Ketika sudah mendekati puting ibu, bayi
akaan menjilat-jilat dada ibu.
4) Bayi meremas-remas putting susu ibu. Ini untuk merangsang ASI segera
berproduksi dan bisa keluar.
5) Mulailah bayi menyusu.

E. Konsep Dasar Masa Nifas


1. Pengertian
Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali
seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Prawirohardjo, 2014).
Masa nifas didefinisikan sebagai periode selama dan setelah kelahiran. Namun
secara popular, diketahui istilah tersebut mencakup 6 minggu berikutnya saat terjadi
involusi kehamilan normal (Cunningham, 2011).
2. Etiologi
Lahirnya hasil konsepsi yang berada didalam rahim.
3. Fisiologi
Setelah plasenta dilahirkan, tinggi fundus uteri kira-kira setinggi pusat, segera
setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri kira-kira ± 2 jari di bawah pusat. Uterus
menyerupai suatu buah advokat gepeng berukuran panjang ± 15 cm, lebar ± 12 cm,
dan tebal ± 10 cm. Sedangkan pada bekas implantasi plasenta lebih tipis dari bagian
lain. Korpus uteri sekarang sebagian besar merupakan miometrium yang dibungkus
serosa dan dilapisi desidua. Dinding anterior dan posterior menempel dengan tebal
masing-masing 4-5 cm. Oleh karena adanya kontraksi rahim, pembuluh darah
tertekan sehingga terjadi ischemia. Selama 2 hari berikut uterus tetap dalam ukuran
yang sama baru 2 minggu kemudian turun kerongga panggul dan tidak dapat diraba
lagi diatas symfisis dan mencapai ukuran normal dalam waktu 4 minggu.
4. Perubahan Anatomi dan Fisiologi
Masa Nifas
a. Adanya perubahan fisik
1. Uterus (Rahim)
Setelah persalinan uterus seberat ± 1 kg, karena involusio 1 minggu
kemudian beratnya sekitar 500 gram, dan pada akhir minggu kedua menjadi
300 gram dan segera sesudah minggu kedua menjadi 100 gram. Jumlah sel-sel
otot tidak berkurang banyak hanya saja ukuran selnya yang berubah.
Setelah persalinan tempat plasenta terdiri dari banyak pembuluh darah yang
mengalami trombus. Setelah kelahiran, ukuran pembuluh darah ekstra uteri
mengecil menjadi sama atau sekurang-kurangnya mendekati ukuran sebelum
hamil.
2. Serviks (Leher rahim)
Serviks menjadi tebal, kaku dan masih terbuka selama 3 hari. Namun ada juga
yang berpendapat sampai 1 minggu. Bentuk mulut servik yang bulat menjadi
agak memanjang dan akan kembali normal dalam 3-4 bulan.
3. Vagina
Vagina yang bengkak serta lipatan (rugae) yang hilang akan kembali seperti
semula setelah 3-4 minggu.
4. Abdomen
Perut akan menjadi lembek dan kendor. Proses involusio pada perut sebaiknya
diikuti olahraga atau senam penguatan otot-otot perut. Jika ada garis-garis biru
(striae) tidak akan hilang, kemudian perlahan-lahan akan berubah warna
menjadi keputihan.
5. Payudara
Payudara yang membesar selama hamil dan menyusui akan kembali normal
setelah masa menyusui berakhir. Untuk menjaga bentuknya dibutuhkan
perawatan yang baik.
6. Kulit
Setelah melahirkan, pigmentasi akan berkurang, sehingga hiperpigmentasi
pada muka, leher, payudara dan lainnya akan menghilang secara perlahan-
lahan.
b. Involusio uterus dan pengeluaran lochea
Dengan involusio uteri, maka lapisan lapisan luar dari desidua yang mengelilingi
situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama-
sama dengan sisa cairan, campuran antara darah yang dinamakan lochea.
Biasanya berwarna merah, kemudian semakin lama semakin pucat, dan berakhir
dalam waktu 3-6 minggu.
1. Lochea Rubra
Sesuai dengan namanya yang muncul pada hari pertama post partum sampai
hari keempat. Warnanya merah yang mengandung darah dan robekan/luka
pada tempat perlekatan plasenta serta serabut desidua dan korion.
2. Lochea Serosa
Berwarna kecoklatan, mengandung lebih sedikit darah, banyak serum, juga
leukosit. Muncul pada hari kelima sampai hari kesembilan.
3. Lochea Alba
Warnanya lebih pucat, putih kekuning-kuningan dan mengandung leukosit,
selaput lendir servik serta jaringan yang mati. Timbulnya setelah hari
kesembilan.
c. Laktasi atau pengeluaran ASI
Selama kehamilan hormon estrogen dan progesteron menginduksi
perkembangan alveolus dan duktus laktiferus didalam payudara dan juga
merangsang produksi kolostrum. Namun produksi ASI akan berlangsung sesudah
kelahiran bayi saat kadar hormon estrogen dan progesteron menurun.
Pelepasan ASI berada dibawah kendali neuro-endokrin, rangsangan sentuhan
payudara (bayi mengisap) akan merangsang produksi oksitosin yang
menyebabkan kontraksi sel mioepitel.
Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mammae melalui duktus
kesinus lactiverus.
Cairan pertama yang diperoleh bayi sesudah ibunya melahirkan adalah
kolostrum, yang mengandung campuran yang lebih kaya akan protein, mineral,
dan antibody daripada ASI yang telah mature. ASI yang mature muncul kira-kira
pada hari ketiga atau keempat setelah kelahiran.
d. Perubahan sistem tubuh lain
1. Endokrin
Endokrin diproduksi oleh kelanjar hypofise anterior, meningkat dan menekan
produksi FSH (Folicle Stimulating Hormon) sehingga fungsi ovarium tertunda.
Dengan menurunnya hormon estrogen dan progesteron, kondisi ini akan
mengembalikan fungsi ovarium kepada keadaan semula.
2. Hemokonsentrasi
Volume darah yang meningkat saat hamil akan kembali normal dengan adanya
mekanisme kompensasi yang menimbulkan hemokonsentrasi, umumnya
terjadi pada hari ketiga dan kelima.
5. Aspek Psikologis Post Partum
Dibagi dalam beberapa fase yaitu :
a. Fase “Taking In”
1. Perhatian ibu terhadap kebutuhan dirinya, fase ini berlangsung selama
1-2 hari.
2. Ibu memperhatikan bayinya tetapi tidak menginginkan kontak dengan
bayinya. Ibu hanya memerlukan informasi tentang bayinya.
3. Ibu memerlukan makanan yang adekuat serta istirahat/tidur.
b. Fase “Taking Hold”
1. Fase mencari pegangan, berlangsung ±10 hari.
2. Ibu berusaha mandiri dan berinisiatif.
3. Perhatian terhadap kemampuan diri untuk mengatasi fungsi tubuhnya
seperti kelancaran BAB, BAK, duduk, jalan dan lain sebagainya.
4. Ibu ingin belajar tentang perawatan diri dan bayinya.
5. Timbul rasa kurang percaya diri.
c. Fase “Letting Go”
1. Ibu merasakan bahwa bayinya terpisah dari dirinya.
2. Ibu mandapatkan peran dan tanggung jawab baru
3. Terjadi peningkatan kemandirian diri dalam merawat diri dan bayinya.
4. Terjadi penyesuaian dalam hubungan keluarga dan bayinya.
Asuhan masa nifas
Program dan kebijakan teknis meliputi :
1. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah
persalinan.
2. Kunjungan nifas ke dua dalam waktu hari ke-4 sampai dengan hari ke-28
setelah persalinan.
3. Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu hari ke-29 sampai dengan hari ke-42
setelah persalinan.
(Depkes RI, Panduan PWS KIA 2009)

Tujuan asuhan masa nifas :


1) Menjaga kesehatan ibu maupun
bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2) Melaksanakan skrining yang
komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3) Memberikan pendidikan
kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana,
menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4) Memberikan pelayanan
keluarga berencana.
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu hamil :
1) Kebersihan diri
a) Anjurkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan air dan
sabun didaerah vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru
kemudian membersihkan daerah anus. Dibersihkan setiap kali setelah
selesai buang air kecil dan buang air besar.
b) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 kali sehari
c) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir
sebelum dan sesudah membersihkan daerah kemaluan.
d) Jika ibu mempunyai luka operasi atau laserasi, tidak diperkenankan
untuk menyentuh daerah luka.
2) Istirahat
a) Anjurkan kepada ibu untuk beristirahat dengan cukup guna mencegah
kelelahan yang berlebihan. Ibu tidur pada saat bayinya juga tidur.
b) Sarankan ibu kembali ke kegiatan rumah tangga biasa secara bertahap.
3) Latihan
a) Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul,
kembali seperti keadaan sebelum hamil.
b) Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari akan sangat
membantu, seperti misalnya latihan kegel.
4) Gizi
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b) Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup
c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu minum setiap
kali setelah selesai menyusui)
d) Tablet tambah darah harus di minum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca persalinan
e) Minum kapsul vitamin A (200.000 IU)
5) Perawatan payudara
a) Menjaga payudara tetap bersih
b) Menggunakan bra yang menyokong payudara
c) Rawat payudara bila bengkak atau lecet
d) Hubungan intim (suami istri): Begitu darah merah sudah tidak lagi
keluar, dan ibu tidak merasa ada ketidaknyamanan, maka hubungan intim
sudah dapat dimulai atau sesuai dengan kepercayaan yang dianut ibu.
(Saifuddin, 2010)
f. Prognosa dan Komplikasi
1) Prognosis
Masa nifas normal, jika involusio uterus, pengeluaran lochea, pengeluaran ASI
dan perubahan sistem tubuh, termasuk keadaan psikologis ibu normal
(Saifuddin, 2014).
2) Komplikasi
Komplikasi pada masa nifas yang biasa terjadi adalah :
a) Infeksi nifas
b) Kelainan atau gangguan pada mammae
(1)Mastitis
(2)Bendungan ASI
(3)Kelainan puting susu
c) Sub involusio
d) Perdarahan nifas sekunder
e) Tromboflebitis
F. Konsep Dasar Keluarga Berencana
1. Pengertian
Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan
jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan
kehamilan(Perawatan Ibu Paska Melahirkan, 2003).
2. Tujuan
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk :
1) Mendapatkan obyek tertentu
2) Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan
3) Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
4) Mengatur interval diantara kehamilan
5) Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri
6) Menentukan jumlah anak yang diinginkan
c. Macam-macam metode kontrasepsi
1) Metode sederhana
a) Tanpa alat, disebut juga cara KB alamiah.
(1) Pantang berkala
(2) Metode kalender
(3) Metode suhu basal
(4) Metode lendir servik
(5) Koitus interuptus
b) Dengan alat, secara mekanis (barier) :
(1) Kondom
(2) Barier intravagina : diafragma, kap servik, spons.
(3) Secara kimia (Spermicid)
(4) Vaginal krem
(5) Vaginal foam
(6) Vaginal jelly
(7) Vaginal tablet busa
2) Metode Efektif
a) Kontrasepsi hormonal
(1) Peroral : Pil oral kombinasi, Mini Pil, Morning after Pil.
(2) Injeksi : DMPA, Net-Oen, Implan.
b) IUD (AKDR)
3) Kontrasepsi mantap : Vasektomi dan Tubektomi

d. Metode Keluarga Berencana Suntik 3 Bulan


1) Definisi
Kontrasepsi suntik KB 3 bulan adalah Depo Medroksiprogesteron Asetat
(Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA. Diberikan setiap 3 bulan dengan
cara disuntikkan intramuskuler (IM) di daerah bokong. (Saifuddin, 2006)
Depo provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan
kontrasepsi perenteral, mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat
efektif. Noresterat juga termasuk dalam golongan ini. (Sarwono, 2006)
2) Jenis-Jenis KB Suntik
Jenis-jenis KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
a) Suntikan / 1 bulan, contoh : cyclofem
b) Suntikan / 3 bulan, contoh : - Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA),
Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat)
3) Mekanisme Kerja
a) Mencegah ovulasi
b) Mengentalkan lendir servik dan menjadi sedikit sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma
c) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi
d) Menghambat transportasi gamet dan tuba
e) Mengubah endometrium menjadi tidak sempurna untuk implantasi hasil
konsepsi.
4) Keuntungan
a) Sangat efektif
b) Pencegahan kehamilan jangka panjang
c) Tidak memiliki pengaruh pada ASI
d) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
e) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause
f) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
g) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
h) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
i) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
5) Kerugian (Efek Samping)
a) Gangguan haid seperti siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan
yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali
b) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
c) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
d) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
e) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
f) Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan kepadatan tulang
(densitas)
g) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala,
nervositas, dan jerawat.
6) Yang dapat menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin (DMPA)
a) Usia reproduksi
b) Nulipara dan yang telah memiliki anak
c) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang
d) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
e) Setelah abortus atau keguguran
f) Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
g) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
h) Menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturat) atau obat
tuberculosis (rifampisin)
i) Tekanan darah < 180/110 mmhg, dengan masalah gangguan pembekuan
darah, anemia bulan sabit dan anemia defisiensi besi
7) Yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi suntikan Progestin (DMPA)
a) Hamil atau dicurigai hamil
b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea
d) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
e) Diabetes mellitus disertai komplikasi
8) Waktu Pemberian KB Suntik
a) Setiap saat selama siklus haid, asal Ibu tersebut tidak hamil
b) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
c) Ibu yang tidak haid, injeksi pertama tersebut dapat diberikan setiap saat
asalkan saja Ibu tersebut tidak hamil, selama 7 hari setelah suntikan tidak
boleh melakukan hubungan seksual.
d) Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan. Bila Ibu telah menggunakan kontrasepsi
hormonal sebelumnya secara benar dan Ibu tersebut tidak hamil suntikan
pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid
berikutnya datang.
e) bila Ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi
suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan
yang sebelumnya.
f) Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya
dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama konrtasepsi hormonal yang
akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja Ibu tersebut tidak hamil dan
pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila Ibu
disuntik setelah hari ke-7 haid, Ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan
tidak boleh melakukan hubungan seksual.
g) Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal, suntikan
pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid atau
dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, adal saja yakin Ibu
tersebut tidak hamil.
h) Ibu tidak haid atau Ibu dengan perdarahan tidak teratur, suntikan pertama
dapat diberikan setiap saat, asal saja Ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7
hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
i) Kontrasepsi suntikan DPMA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
IM dalam daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal,
penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan
efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan,
noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu mulai dengan
injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu.
9) Cara Pemberian
a) Waktu Pemberian
(1) Setelah melahirkan : hari ke 3 - 5 pasca salin dan setelah ASI
berproduksi
(2) Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari
setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi)
(3) Dalam masa haid : hari 1-7 siklus haid, asal ibu tidak hamil.
b) Lokasi Penyuntikan
Daerah bokong/pantat, DMPA diberikan setiap 3 bulan / IM. (Saifuddin,
2006)
10) Informasi yang Perlu Disampaikan
a) Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan
haid(amenorhea) bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu
kesehatan.
b) Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, dan
nyeri payudara, efek samping ini jarang tidak berbahaya dan dapat hilang.
c) Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada Ibu
usia muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi Ibu yang merencanakan
kehamilan berikutnya dalam waktu dekat
d) Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang
kembali pada umumnya setelah 6 setelah, selama itu dapat saja terjadi
kehamilan. Bila 3-6 bulan haid tidak kunjung tiba, maka segera periksakan ke
tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebabnya.
e) Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan
dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga diberikan 2 minggu
setelah jadwal asal tidak ada kehamilan.
f) Bila klien sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan
kemudian meminta untuk diganti dengan kontrasepsi suntikan yang lain,
sebaliknya jangan dilakukan. Bila terpaksa dilakukan diberikan sesuai
dengan jadwal dari kontrasepsi sebelumnya.

G. Manajemen Asuhan Kebidanan


Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan
kepada klien yang mempunyai kebutuhan/permasalahan khususnya dalam bidang
persalinan.
Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang dapat
mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai asuhan yang telah diberikan pada
seorang klien, yang didalamnya tersirat proses berfikir yang sistematis seorang bidan
dalam menghadapi seorang klien sesuai langkah-langkah dalam proses menajemen
kebidanan yaitu :
1. Konsep Manajemen Varney
Manajemen Kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis
untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2007).
Langkah- langkah Manajemen Kebidanan :
a. Langkah I (Pertama) : Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :
1) Anamnesa
Biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas, biopsikososiospritual dan pengetahuan klien.
2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tand-tanda
vital.
3) Pemeriksaan khusus
Inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi
4) Pemeriksaan penunjang
Laboratorium, catatan terbaru dan sebelumnya. Tahap ini merupakan
langkah awal yang akan menentukan langkahberikutnya. Sehingga
kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan
proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya. Sehingga
dalam tahapan ini harus komprehensip meliputi data subyektif, obyektif,
dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi/masalah
klien yang sebenarnya atau valid.
b. Langkah II (Kedua) : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
bukan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan.
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur. Diagnosa
kebidanan yaitu :
a) Diakui dan telah disyahkan oleh profesi
b) Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan
c) Memiliki ciri khas kebidanan
d) Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan
e) Dapat dijelaskan dengan pendekatan manajeman kebidanan

2) Masalah
Masalah adalah hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnose.

3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisa data.
c. Langkah III (Ketiga) : Mengidentifikasi Diagnosa atau
Masalah Potensial dan Mengantisipasi Penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.
d. Langkah IV (Keempat) : Menetapkan Kebutuhan Terhadap
Tindakan Segera, untuk Melakukan Konsultasi, Kolaborasi dengan Tenaga
Kesehatan Lain Berdasarkan Kondisi Klien.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang
sesuai dengan kondisi klien.Langkah keempat mencerminkan kesinambungan
dari proses manajemen kebidanan. Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-
benar dibutuhkan.
e. Langkah V (Kelima) : Menyusun Rencana Asuhan yang
Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap
masalah atau diagnosa yang diidentifikasi atau antisipasi.Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi
klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tapijuga jadi kerangka pedoman
antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang akan terjadi berikutnya.
f. Langkah VI (Keenam) : Pelaksanaan Langsung Asuhan
dengan Efisien dan Aman.
Pada langkah VI ini langkah V dilaksanakan dengan efisien dan aman.
Pelaksanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh
klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri
ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
g. Langkah VII (Ketujuh) : Mengevaluasi
Yang dilakukan adalah mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di
dalam diagnosa dan masalah.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedang sebagian
belum efektif. Maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang
tidak efektif melalui manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses
manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana tersebut.
2. Pendokumentasian SOAP
Manajemen kebidanan merupakan suatu metode atau bentuk pendekatan yang
digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan. Asuhan yang telah
dilakukan harus dicatat secar benar, jelas, singkat, logis dalam suatu metode
pendokumentasian.
Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang dapat
mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai asuhan yang telah dilakukan pada
seorang klien, yang dialamnya tersirat proses berpikir yang sistematis seorang bidan
dalam menghadapi seorang klien sesuai langkah - langkah dalam proses manajemen
kebidanan.
Menurut Helen Varney, alur berpikir saat menghadapi klien meliputi 7
langkah.Untuk orang lain mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan
melalui proses berpikir sistematis, didokumentasikan dalam bentuk SOAP, yaitu :
a. S = Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesa sebagai langkah I Varney.
b. O = Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.
c. A = Analisa
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interprestasi data
subyaktif dan obyektif dalam suatu identifikasi :
1) Diagnosa/masalah.
2) Antisipasi diagnosa/masalah potensial.
3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/ kolaborasi dan
atau rujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4 Varney.
d. P = Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan (1) dan Evaluasi
perencanaan (E) berdasarkan analisa sebagai langkah 5, 6, dan 7 Varney.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY. ”Y”
DENGAN PERSALINAN NORMAL
DI RSUD KOTA MATARAM
TANGGAL 11 DESEMBER 2019

A. INTRANATAL CARE (INC)


Tanggal : 11 Desember 2019
Jam : 15.15 WITA
Tempat : Ruang Bersalin RS Kota Mataram
1. KALA I
a. Subyektif (S)
1) Identitas / Biodata

Identitas Istri Suami


Nama Ny. “Y” Tn. “F”
Umur 25 tahun 34 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SMP SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Suku/Bangsa Sasak, Indonesia Sasak, Indonesia
Alamat Karang Timbal RT. 02, Punia

2) Anamnesa
a) Keluhan Utama
Ibu mengatakan sakit pinggang menjalar ke perut bagian bawah hilang timbul
seperti ingin melahirkan

b) Riwayat Perjalanan Penyakit


Ibu hamil 9 bulan mengatakan pukul 06.30 wita merasa mulas dan nyeri
pinggang hilang timbul dan rasa ingin terus BAK sejak kemarin malam. Ibu
datang ke Puskesmas Mataram karena ingin memeriksakan kondisinya pada
pukul 10.00 Wita, ibu menceritakan keluhannya seperti tanda-tanda ingin
melahirkan dan pukul 10.15 wita dilakukan pemeriksaan dalam oleh bidan
puskesmas didapatkan pembukaan 3 cm dan ketuban negatif. Ibu di anjurkan
tetap diam dipuskesmas untuk di obeservasi kemajuan persalianannya.
Memberikan ibu KIE makan minum yang cukup. Pada pukul 14.15 wita
dilakukan Observasi pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 1 dengan
ketuban negatif. Karena ibu tidak ada kemajuan persalinan, kontraksi lemah
dan ketuban negatif, Bidan dipuskesmas akan melakukan rujukan ke RS Kota
Mataram, sudah dilakukan informed consent pada keluarga dan keluarga
menyetujuinya. Pukul 14.30 wita ibu di berikan injeksi Ampicillin 2 mg
secara IV untuk persiapan rujukan. Pukul 14.45 wita ibu dirujuk ke RS Kota
Mataram. Pukul 15.00 ibu tiba di RS kota langsung menuju VK Bersalin.
Pukul 15.15 wita dilakukan pemeriksaan dalam oleh bidan RS didapatkan
pembukaan 2 dengan ketuban positif. Pada pukul 15.45 wita dilakukan skin
test antibiotik. Pukul 16.10 dilakukan injeksi antibiotik Ceftadizime
Pentahydrate 1 gr secara IV, selanjutnya melakukan observasi kemajuan
persalinan.
c) Riwayat Perkawinan
(1) Perkawinan ke :1
(2) Lama perkawinan : ± 12 tahun
(3) Status perkawinan : Menikah Sah

d) Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu


Riwayat
Riwayat Persalinan Anak
Hami Penyulit
l UK H
Tempa Penolon J
Ke Jenis H P N BBL / Usia
t g K
M
1 9 BPS bidan Normal Td Td Td L 3.400 H 10
bln k k k gr Thn
ada ada ada
ini

e) Riwayat Kontrasepsi
(1) KB yang digunakan sebelumnya : KB suntik 3 bulan
(2) Keluhan selama menggunakan KB : haid tidak teratur
(3) Rencana KB : Suntik
f) Riwayat Kesehatan
(1) Riwayat kesehatan yang lalu : ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah
menderita penyakit menular dan penyakit serius lainnya.
(2) Riwayat kesehatan sekarang : ibu mengatakan bahwa saat ini ia tidak
sedang menderita penyakit menular dan penyakit serius lainnya.
g) Riwayat kesehatan keluarga : ibu mengatakan bahwa dikeluarganya tidak ada
yang menderita penyakit menular dan penyakit serius lainnya.
h) Riwayat kehamilan sekarang
(1) ANC di Posyandu dan Puskesmas
(2) HPHT: 13-03-2019
(3) Gerakan janin dirasakan sejak hamil 5 bulan dan masih dirasakan sejak
12 jam terakhir
(4) Obat-obatan yang pernah dikonsumsi : Fe, B6, Vitamin C ,Kalk.
i) Pola kebutuhan sehari-hari
(1) Nutrisi
(a) Makan terakhir : Tgl. 11/12/2019, pukul 08.30 WITA
(b) Porsi makan : 1 piring
(c) Jenis : nasi dan telur
(d) Makanan pantang : tidak ada
(e) Minum terakhir : Tgl. 11/12/2019, pukul 10.00 WITA
(f) Jenis : air putih 1 gelas
(g) Keluhan : tidak ada
(2) Eliminasi
(a) BAK
Frekuensi : Tgl. 11/12/2019, pukul 09.00 WITA
Konsistensi : Cair
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak ada
(b) BAB
Frekuensi : Tgl. 11-12-2019, pukul 09.00 WITA
Warna : Kekuningan
Konsistensi : Lunak
Keluhan : Tidak ada
(3) Istirahat
(a) Istirahat terakhir tanggal 10/12/2019, pukul 22.30 WITA
(b) Lama : ± 7jam
(c) Keluhan : ibu mengeluhkan nyeri pinggang
(4) Aktivitas terakhir
Ibu mengatakan aktivitas terakhir adalah mencuci piring dan jalan sore
(5) Personal hygiene terakhir
Ibu mandi terakhir tanggal Tgl. 10/12/2019, pukul 17.00 WITA
j) Data psikososial spiritual
(1) Kesiapan ibu dan keluarga menghadapi persalinan: ibu mengatakan ia dan
keluarga sudah siap menghadapi persalinan.
(2) Pengambilan keputusan oleh : suami
(3) Tanggapan ibu dan keluarga terhadap kehamilan ini: ibu dan keluarga
merasa senang dengan kehamilan ini.
(4) Pengetahuan ibu dan keluarga mengenai kehamilan: ibu mengtakan ia
mendapat pengetahuan kehamilan dari petugas kesehatan, keluarga dan
pegalaman ibu terhadap kehamilan sebelumnya.
(5) Ibu tinggal bersama suami dan anaknya.

b. Objektif
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Emosi : Stabil
d) HTP : 20-12-2019
e) Tinggi badan : 158 cm
f) BB sebelum kehamilan : 70Kg
g) BB sekarang : 75Kg
h) LILA : 28 cm
i) Tanda – tanda vital
1) Tekanan darah: 110/70 mmHg
2) Denyut nadi : 80 x/menit
3) Suhu tubuh : 36,5 ° C
4) Pernafasan : 20 x/menit
2) Pemeriksaan Fisik
a) Wajah
Inspeksi : Wajah tidak pucat, ada cloasma gravidarum.
Palpasi :Tidak ada edema pada frontalis, zigomatikum dan
mandibularis.
b) Mata
Inspeksi : Konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus.
c) Mulut dan gigi
Inspeksi : Bibir lembab, lidah tidak pucat, tidak ada caries gigi dan
warna gusi tidak pucat.
d) Leher
Palpasi : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar limfe, kelenjar
tiroid dan tidak ada bendungan vena jugularis.
e) Payudara
Inspeksi : Bentuk simetris, ada hiperpigmentasi areola, putting susu
menonjol dan tidak ada kemerahan atau lesi.
Palpasi :Tidak ada pembengkakan/nyeri tekan dan terdapat pengeluaran
kolostrum.
f) Ektremitas
(1) Ekstremitas atas
Inspeksi : Simetris, tidak ada nyeri genggam, kuku tidak pucat,
telapak tangan tidak pucat.
Palpasi : Tidak ada edema.
(2) Ekstremitas bawah
Inspeksi : Simetris, kuku tidak pucat, telapak kaki tidak pucat, tidak
ada varises.
Palpasi : Tidak ada edema pada tibia dan metacarpal.
Perkusi : Reflek patella (+/+)

3) Pemeriksaan Obstetri
a) Abdomen
Inspeksi :
Tidak ada luka bekas operasi, ada linea nigra dan tidak ada striae.
Palpasi :
Leopold I : TFU = 31 cm ,teraba bokong di fundus .
Leopold II : Teraba punggung janin disebelah kanan ibu.
Leopold III : Presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP.
Leopold IV : teraba kepala 3/5 bagian diatas sympisis.
Auskultasi : DJJ (+), irama: (teratur) 12-12-12, Frekuensi : 144 kali/mnt
TBBJ = (31-11) x 155 gram = 3.100 gram.
His : 1 kali dalam 10 menit, lamanya 25 detik, intensitas lemah
b) Genetalia
Inspeksi : tidak ada oedem vulva, tidak ada pembesaran kelenjar, bartolin dan
skene, terdapat pengeluaran lendir.
Pemeriksaan dalam : (Tgl. 11-12-2019 pukul 15.15 WITA)
VT Ø 2 cm, eff 25 %, ketuban (+), teraba kepala, denominator belum jelas,
penurunan kepala di Hodge I , tidak teraba bagian kecil janin dan tali pusat.
4) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium terakhir
a) Darah
Hb = 15 gr % (tgl 25-10-2019)
HBSAG = negative (tgl 29-4-2019)
HIV = negative (tgl 29-4-2019)
b) Urin (tgl 25-10-2019)
Protein Urin = negatif (-)
Glukosa Urin = negatif (-)

c. Analisa
1) Diagnosa Kebidanan
Ibu : G2P1A0H1, umur kehamilan 38-39 minggu, keadaan umum ibu baik
dengan inpartu kala I fase laten.
Janin : Tunggal/Hidup/Intrauterin presentasi kepala keadaan umum janin
Baik
2) Masalah
Ketidaknyamanan karena nyeri pada perut dan pinggang.
3) Kebutuhan
KIE mengenai manajemen pengurangan rasa nyeri dalam persalinan

d. Penatalaksanaan (Tanggal 11 Desember 2019, Pukul 15.15 WITA)


1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, yaitu secara keselurahan keadaan ibu
dan janin baik pembukaaan jalan lahir 2 cm. Ibu mengetahui tentang keadaannya.
2. Melakukan informed consent kepada suami atau keluarga pasien. Suami setuju atas
tindakan yang diberikan kepada ibu.
3. Memberikan dukungan moril, memberikan informasi proses persalinan,
menghadirkan orang terdekat ibu yaitu bibi pasien.
4. Memberikan keleluasaan untuk ibu menjaga kebersihannya (pencegahan infeksi) dan
eliminasi (BAB / BAK).
5. Mengajarkan pada ibu cara mengurangi rasa sakit yang timbul yaitu ibu bisa menarik
nafas dalam-dalam lewat hidung dan menghembuskannya pelan-pelan lewat mulut
dan melakukan pemijatan pada bagian punggung ibu.. Selain itu, ibu bisa memilih
posisi yang nyaman misalnya berbaring kiri. Ibu sebaiknya menghindari tidur
terlentang karena rahim akan menekan pembuluh darah yang ada dipunggung ibu
sehingga bisa menyebabkan janin ibu kekurangan oksigen.
6. Menyiapkan lingkungan, alat dan bahan, persiapan ibu dan bayi
7. Menyiapkan lingkungan yaitu ruangan yang bersih, nyaman, dan menjaga privasi
ibu, pencahayaan yang dapat disesuaikan, tidak bising, keluasan mobilisasi.
8. Menyiapkan alat dan obat-obatan untuk partus
a) Partus set : 1 buah setengah kocher, 1 gunting episiotomi, 1 gunting tali pusat, 2
buah klem kelly, 2 pasang sarung tangan, 3 buah kassa, 1 benang tali pusat.
b) Heating set : 1 buah nalpuder, 1 buah jarum jahit, 1 buah gunting, 2 buah pinset
anatomis, benang catgut, kasaa secukupnya.
c) Balon penghisap lendir
d) Obat-obatan : oksitosin 10 IU, metergin 0,2 mg, lidocain 2%, betadin, spuit 3 cc.
e) Alat resusitasi : tempat yang datar ,1 buah handuk bersih dan kering, 2 buah kain
bersih, radiant warmer , dee lee dan alat resusitasi berupa sungkup dan balonnya.
9. Menyiapkan kebutuhan bayi yaitu baju, kain selimut, topi, sarung tangan dan kaki.
10. Mengobservasi kesejahteraan ibu dan janin setiap 1 jam dan kemajuan persalinan
setiap 4 jam dengan partograf.
Lembar Observasi

Tgl/ HIS DJJ TTV Pengeluara Kel. Ket


Jam n
Pervaginam
F L I +/ F TD N S
-
11- 1 25 Lemah + 144x 110/7 8 36, Lendir Ibu VT θ 2 cm
12- ” /meni 0 0 5 mengeluh eff 25%
2019 t mmH sakit ketuban
Pukul g pinggang (+),preskep
15.15 menjalar denominato
WIT ke perut r belum
A bagian jelas, ↓ kep
bawah. H I, ttb
bagian kecil
janin dan
tali pusat.
11- 2 25 Sedan + 144x 8 Lendir Ibu
12- ” g /meni 0 mengeluh
2019 t sakit
Pukul pinggang
Observasi
16.15 menjalar
WIT ke perut
A bagian
bawah.
11- 2 30 Sedan + 140x 8 36, Lendir Ibu
12- ” g /meni 0 5 mengeluh
2019 t sakit
Pukul pinggang
Observasi
17.15 menjalar
WIT ke perut
A bagian
bawah.
11- 2 30 sedang + 144x 8 Lendir Ibu Observasi
12- ” /meni 0 mengeluh
2019 t sakit
Pukul pinggang
18.15 menjalar
WIT ke perut
A bagian
bawah.
11- 3 30 Kuat + 144x 110/7 8 36, Lendir Ibu VT θ 3 cm
12- ” /meni 0 0 5 mengeluh
eff 25%
2020 t mmH sakit
Pukul g pinggang ketuban
19.15 menjalar
(+),preskep
WIT ke perut
A bagian denominato
bawah.
r belum
jelas, ↓ kep
H I, ttb
bagian kecil
janin dan
tali pusat.
11- 3 35 Kuat + 144x 8 lendir Ibu
12- ” /meni 0 mengeluh
2019 t sakit
Pukul pinggang
20.15 menjalar Observasi
WIT ke perut
A bagian
bawah
semakin
kuat
11- 4 35 Kuat + 140x 8 36, Lendir Ibu
12- ” /meni 0 5 mengeluh
2019 t sakit
Pukul pinggang
21.15 menjalar Observasi
WIT ke perut
A bagian
bawah
semakin
kuat
11- 4 40 Kuat + 140x 8 Lendir Ibu VT θ 10 cm
12- ” /meni 0 darah, mengeluh
eff 100%
2019 t cairan sakit
Pukul ketuban pinggang ketuban (-),
22.00 menjalar
preskep
WIT ke perut
A bagian denominato
bawah
semakin r UUK
kuat.
didepan, ↓
Seperti
ada kep H III,
dorongan
ttb bagian
untuk
mengeda kecil janin
n
dan tali
pusat.

Tanggal 11 Desember 2019, Pukul 22.00 WITA


1) Keadaan umum ibu baik, TD =11/70 mmHg, N = 80 x/menit, S = 36,5ºC
2) R = 20 x/menit
3) His 4x dalam 10 menit lamanya 40 detik dan intensitasnya kuat
4) DJJ (+), irama: 11-12-12, Frekuensi 140 x/menit
5) VT Ø 10 cm, eff 100%, selaput ketuban (-), presentasi kepala, denominator UUK di
depan, penurunan kepala di H III+, tidak teraba bagian kecil janin dan tali pusat.

Kala II
Tanggal : 11 Desember 2017
Pukul : 22.00 WITA
Tempat : Ruang Bersalin RS Kota Mataram

A. Subjektif
1. Ibu mengatakan sudah tidak kuat lagi dengan rasa sakitnya yang makin sering dan
bertambah kuat.
2. Ibu mengatakan ingin mengedan dan BAB.

B. Objektif
1. Keadaan umum ibu baik
2. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 80 x/menit
c. Suhu : 36,5ºC
d. Respirasi : 20 x/menit
3. Pengeluaran lendir campur darahdan air ketuban, ada dorongan ingin meneran,
tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka
4. His 4x dalam 10 menit lamanya 40 detik dan intensitasnya kuat
5. DJJ (+), irama 11-12-12, teratur, frekuensi 140 x/menit.
6. VT θ 10 cm, eff 100%, ketuban (-), presentasi kepala, denominator UUK di depan,
penurunan kepala di H III+, tidak teraba bagian kecil janin dan tali pusat

C. Analisaa
1. Diagnosa Kebidanan : Kala II
2. Masalah : Ketidaknyamanan karena nyeri.
3. Kebutuhan : Informasi mengenai cara mengatur nafas yang baik
dan benar

D. Penatalaksanaan (Tanggal 11 Desember 2019 pukul 22.00 WITA)


1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janinnya baik.
2. Memberikan dukungan moril dan menjelaskan pada suami dan keluarga untuk
memberikan dukungan.
3. Memastikan kandung kemih sudah kosong. Kandung kemih ibu kosong.
4. Mendekatkan alat dan bahan yang akan digunakan, penolong memakai celemek,
mengguanakan sarung tangan dan alat pelindung diri lainnya.
5. Menolong persalinan sesuai APN :
a. Melakukan pimpinan meneran, menyiapkan diri ibu untuk meneran apabila terjadi
kontraksi, menganjurkan ibu untuk istirahat saat kontraksi hilang sambil ibu
diminta untuk makan dan minum yang manis. Ibu bersedia.
b. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi persalinan yang diinginkan, seperti miring
kiri, setengah duduk, jongkok atau berdiri. Ibu nyaman dengan posisi setengah
duduk dengan suami dibelakangnya.
c. Saat kepala bayi nampak pada vulva dengan diameter 5-6 cm, penolong
meletakkan kain bersih di atas perut ibu dan kain yang dilipat 1/3 bagian ditaruh
dibawah bokong ibu, membuka partus set dan memeriksa kelengkapan peralatan
dan bahan lalu penolong memakai sarung tangan steril
d. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka tangan
kanan yang dilapisi dengan kain dibawah bokong ibu menahan perineum.
Sedangkan tangan kiri menahan belakang kepala bayi untuk mencegah defleksi
yang terlalu cepat serta membantu lahirnya kepala, kemudian penolong
menganjurkan ibu untuk meneran perlahan, bernafas cepat, dan dangkal. Kemudian
lahirlah berturut-turut UUB, dahi, mata, hidung, mulut, dagu.
e. Kemudian memeriksa apakah ada lilitan tali pusat dan ternyata tidak ada lilitan.
f. Setelah itu penolong menunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar secara
spontan, menurut arah punggungnya yaitu punggung kiri, kemudian tangan
penolong berada dalam posisi biparietal.
g. Kemudian penolong dengan lembut menggerakkan kepala kearah bawah dan distal
hingga bahu depan muncul dibawah arkus dan kemudian penolong menggerakkan
kepala bayi keatas untuk melahirkan bahu belakang.
h. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menompang kepala dan bahu,
gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah
atas.
i. Setelah lengan lahir, penolong menelusuri tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki. Lalu memegang kedua mata kaki dengan cara
memasukan telunjuk diantara kedua kaki dan memegang kedua kaki dengan
melingkankan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar
bertemu dengan jari telunjuk.
j. Kemudian penolong melakukan penilaian sepintas: bayi menangis spontan dan
bernafas tanpa kesulitan dan bergerak dengan aktif dan penilai APGAR SCORE 1
menit pertama hasilnya 7. Lalu bayi diletakkan di atas perut ibu.
k. Kemudian bayi dikeringkan seluruh tubuhnya kecuali tangan tanpa membersihkan
verniks. Lalu handuk basah diganti handuk yang kering, penolong membiarkan
bayi diatas perut ibu untuk kontak kulit ke kulit .
l. Melakukan IMD selama kurang lebih 1 jam.

Tanggal 11 Desember 2019 pukul 22.05 WITA

Bayi lahir spontan, letak belakang kepala, langsung menangis, Jenis Kelamin Perempuan ,
TFU sepusat, CUT (+) baik

Penilaian keadaan bayi dengan APGAR SCORE

No Aspek yang 1 menit pertama nila 5 menit kedua nilai


dinilai i
1. Appearance Badan 1 Seluruh badan 2
kemerahan, kemerahan
ekstremitas biru
2. Pulse >100x/mnt 2 >100x/mnt 2

3. Grimace Menangis lemah 1 Menangis kuat 2


4. Activity Fleksi sedikit, 1 Gerakan kurang 1
gerakan kurang
5. Respiration Teratur 2 Teratur 2
JUMLAH 7 9

Kala III
Tanggal : 11 Desemeber 2017
Pukul : 22.05 WITA
Tempat : Ruang Bersalin RS Kota Mataram

A. Subjektif
Ibu mengatakan perutnya masih mulas

B. Objektif
1. Keadaan umum ibu baik
2. Plasenta belum lahir
3. Terlihat tali pusat di vulva
4. CUT (+) baik
5. TFU sepusat
6. Kandung kemih kosong

C. Analisa
1. Diagnosa Kebidanan : Kala III
2. Masalah : Ketidaknyaman karena rasa mulas
3. Kebutuhan : Penjelasan mengenai ketidaknyamanan yang
dirasakan

D. Penatalaksanaan (Tanggal 11 Desember 2019 pukul 22.05 WITA)


1. Memberitahu ibu bahwa bayi sudah lahir, JK perempuan, K/U ibu dan bayi baik.
2. Memastikan tidak ada bayi kedua dengan meraba fundus uteri
3. Memberitahukan ibu bahwa ia akan disuntikkan oksitosin 10 IU untuk mempercepat
pengeluaran plasenta dan mencegah perdarahan. Kemudian menyuntikkan oksitosin
10 IU segera setelah lahir di 1/3 paha kanan bagian luar. Mengkelm tali pusat 2-3 cm
dari umbilikus bayi dan kelm kedua 2 cm dari klem pertama. Setelah itu potong tali
pusat diantara kedua klem dengan tetap melindungi perut bayi agar tidak terkena
gunting. Selanjutnya menjepit tali pusat dengan kuat menggunakan klem umbilikal
4. Membiarkan bayi diatas perut ibu untuk kontak kulit. Bayi telah melakukan kontak
kulit dengan ibu.
5. Menyelimuti bayi dengan kain hangat dan memasangkan topi bayi.
6. Memindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
7. Meletakkan satu tangan pada tepi atas sympisis untuk mendeteksi kontraksi,
sedangkan tangan yang lain menegangkan tali pusat.
8. Melakukan peregangan tali pusat terkendali dengan cara meregangkan tali pusat
dengan tangan kanan dan tangan kiri menekan tepi atas simfisis untuk mengetahui
pelepasan plasenta.
9. Setelah ada tanda-tanda pelepasan plasenta, yaitu tali pusat memanjang, terdapat
semburan darah, perut ibu membundar. Tangan kiri menekan uterus secara lembut
kearah dorso kranial. Plasenta dikeluarkan kearah bawah dan selanjutnya keatas
sesuai dengan kurve jalan lahir.
10. Setelah plasenta lahir kedua tangan menerima plasenta kemudian melakukan gerakan
memutar searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
11. Masase fundus uteri selama kurang lebih 15 detik dengan cara tangan kiri berada
diatas fundus dengan gerakan memutar
12. Memeriksa kelengkapan plasenta. Plasenta lengkap.
13. Memeriksa robekan jalan lahir, ternyata tidak ada robekan
14. Mengobservasi keadaan umum ibu, kontraksi uterus dan perdarahan

Tanggal 11 Desember 2019 pukul 22.15 WITA

a. Plasenta lahir spontan secara schultze, plasenta lengkap


b. CUT (+) baik, TFU 1 jari di bawah pusat, kandung kemih kosong
c. Keadaan umum ibu baik, TD: 110/70 mmHg, N: 86 x/menit, R: 22 x/menit, S: 36,6ºC
d. Jumlah perdarahan kurang lebih 150 cc
e. Tidak terderdapat robekan jalan lahir
Kala IV
Tanggal : 29 Desember 2017
Pukul : 22.15 WITA
Tempat : Ruang Bersalin RS Kota Mataram

A. Subjektif
Ibu mengatakan perutnya masih mulas dan merasa lelah.
B. Objektif
1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran : composmentis
2. TD: 110/80 mmHg, N: 84 x/menit, R: 21 x/menit, S: 36,5ºC
3. Plasenta sudah lahir
4. CUT (+) baik, TFU 1 jari di bawah pusat
5. Kandung kemih kosong, laserasi derajat 2
6. Jumlah perdarahan kurang lebih 100 cc

C. Analisa
1. Diagnosa Kebidanan : Kala IV
2. Masalah : Ketidaknyamanan nyeri
3. Kebutuhan :
a. Informasi mengenai ketidaknyamanan yang dirasakan
b. KIE ibu untuk masase fundus (rahim)
D. Penatalaksanaan (Tanggal 11 Desember 2019 pukul 22.15 WITA)
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan bayi baik. Ibu telah
mengetahui keadaan ia dan bayinya.
2. Menjelaskan pada ibu bahwa ketidaknyamanan yang dirasakan ibu akibat perutnya
yang mulas adalah sesuatu yang normal, hal ini disebabkan karena otot rahim ibu
sedang berkontraksi dengan baik untuk proses pemulihan ke keadaan sebelum hamil
serta mencegah terjadinya perdarahan.
3. Membersihkan ibu, melakukan vulva hygiene membersihkan badan ibu, tempat
bersalin dari bekas darah dan memasangkan ibu pembalut, mengganti baju dan
menggunakan kain bersih untuk memebrikan kenyamanan pada ibu serta
mengucapkan selamat atas kelahiran bayinya.
4. Mengajarkan ibu cara masase yang baik yaitu dengan menggosok fundus uteri secara
sirkuler dengan menggunakan bagian-bagian palmar jari ibu agar kontraksi baik dan
tidak terjadi perdarahan.
5. Melakukan pemantauan kala IV meliputi tanda-tanda vital (TD, N, S, R), kontraksi
uterus, kandung kemih, serta perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama, dan 30
menit pada 1 jam kedua.
6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang banyak, serta istirahat yang cukup.
7. Memberikan ibu terapi paracetamol 500 mg 3x1/hari, amoxicilin 500 mg 3x1/hari, SF
200 mg 1x1/hari, Vit A 200.000 IU 1x1/hari.
8. Memberikan ibu penyuluhan :
a. Menganjurkan ibu mengenai nutrisi yang baik bagi ibu seperti makanan yang
terdapat karbohidrat, protein agar tenaga ibu cepat pulih
b. Menjelaskan pada ibu perlunya melakukan mobilisasi dini setelah melahirkan
dimulai dari miring kiri-kanan, bangun tidur (duduk), turun dari tempat tidur
(berdiri) dan berjalan, bila ibu merasa tidak kuat maka istirahat.
c. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene , yaitu dengan cara tetap
membersihkan kemaluan seperti biasa dari depan ke belakang, mengganti pakaian
dalam jika basah, sering mengganti softex 3 kali/hari.
d. Menjelaskan tentang tanda bahaya masa nifas seperti keluar darah yang banyak
dari jalan lahir, demam, bau busuk pada vagina, pusing yang berlebihan,
mengalami kesulitan dalam menyusui, kram perut yang berlebihan, payudara
bengkak, penglihatan mendadak kabur, bengkak pada wajah dan tangan.

Pemantauan 2 jam PP

Jam ke Waktu TD N S TFU CUT KK Jmlh


perdarahan
22.30 110/8 82 36,5 2 jr↓pusat (+) Baik Kosong ± 25 cc
0
22.45 110/8 82 2 jr↓pusat (+) Baik Kosong ± 20 cc
0
I
23.00 110/8 80 2 jr↓pusat (+) Baik Kosong ± 10 cc
0
23.15 110/8 80 2 jr↓pusat (+) Baik Kosong ± 10 cc
0
II 23.45 110/8 80 36,8 2 jr↓pusat (+) Baik Kosong ± 5 cc
0
00.15 110/8 80 2 jr↓pusat (+) Baik Kosong ± 5 cc
0

Tanggal 12 Desember 2019 pukul 00.15 WITA


1. Keadaan umum ibu baik, TD: 110/80 mmHg, N: 80x.menit, R: 21x/menit, S: 36,5ºC
2. CUT (+) baik
3. TFU 2 jari di bawah pusat
4. Kandung kemih kosong
5. Perdarahan ± 75 cc
6. Ibu mengerti tentang semua penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukan semua
anjuran-anjuran tersebut

B. Bayi Baru Lahir (BBL)


Hari/Tanggal :Rabu, 11 Desember 2019
Waktu : 22.40 WITA
Tempat : Ruang Bersalin RS Kota Mataram
1. Subjektif
a. Identitas
1) Identitas Bayi
Nama Bayi “ Ny.Y”
Umur 0 hari
TTL Mataram, 11 Desember 2019, pukul 22.05 wita

2) Identitas Orang Tua / Wali


Identitas Istri Suami
Nama Ny. “Y” Tn. “F’
Umur 25 tahun 34 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SMP SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Suku/Bangsa Sasak, Indonesia Sasak, Indonesia
Alamat Karang Timbal RT. 02, Punia

b. Anamnesa
1) Riwayat Kehamilan
a) Hamil : kedua
b) Frekuensi ANC : 11 kali
c) Imunisasi TT : TT3
d) Kenaikan BB Hamil : 5 Kg
e) Kejadian waktu hamil : Tidak ada
2) Riwayat Penyakit / Kehamilan
a) Perdarahan : tidak ada
b) Eklampsia : tidak ada
c) Preeklampsia : tidak ada
d) Penyakit Kelamin : tidak ada
e) Penyakit Lain : tidak ada
3) Kebiasaan waktu hamil
a) Makanan : nasi, lauk-pauk, sayur, buah.
b) Obat-obatan/jamu : Fe, B6, Vitamin C ,kalk
c) Merokok : suami merokok di luar
d) Lain-lain : tidak ada
4) Riwayat Persalinan
a) Lama Kala I : 8 jam
b) Lama Kala II : 5 menit
c) Warna air ketuban : jernih
d) Jenis persalinan : spontan
e) Penolong : bidan
f) Tgl/Jam lahir : 11 Desember 2019, pukul 22.05 wita
g) Jenis Kelamin : Perempuan
h) BB/PB : 3.300 gram / 50 cm
i) A-S : 7-9

2. Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) BB : 3.300 gram
4) TTV : DJ = 130 x/menit, R = 44 x/menit, S = 36,5 ºC
b. Pemeriksaan Fisik
1) Muka
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada kelainan seperti sindrom down, tidak pucat,
tidak sianosis.
2) Ubun-ubun
UUB dan UUK datar dan berdenyut
3) Hidung
Normal, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada sekret.
5) Bibir
Normal, tidak sianosis, tidak ada labioskizis, tidak ada palatoskizis, palatum
lunak, tidak ada labiognatopalatoskizis.
6) Telinga
Lunak, tidak ada kelainan, letak kedua telinga sejajar dengan mata.
7) Leher
Tidak ada pembengkakan, dapat digerakkan ke kiri dan ke kanan, tidak ada
bendungan vena jugularis.
8) Dada
Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, puting susu normal (+/+), respirasi
normal, bunyi jantung normal.
9) Tali pusat
Masih tampak segar, tidak ada perdarahan, tidak ada nanah/pus
10) Punggung
Normal, kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), spina bifida akulta (-).
11) Genetalia
Jenis kelamin perempuan, labia mayora menutupi labia minora, vagina dan
uretra berlubang
12) Anus
Berlubang (+), atresia ani (-), atresia rekti (-), pengeluaran mekonium (+).
13) Ekstremitas atas
Simetris, gerakan normal, jumlah jari lengkap, sianosis pada kuku (-),
trauma lahir(-).
14) Ekstremitas bawah
Simetris, gerakan normal, jumlah jari lengkap, sianosis pada kuku (-),
trauma lahir(-).
c. Refleks
1) Refleks moro : Ada
2) Refleks rooting : Ada
3) Refleks walking : Ada
4) Refleks grasping :Ada
5) Refleks sucking : Ada
6) Refleks swallowing : Ada
7) Refleks tonick neck :Ada
d. Antropometri
1) Berat badan : 3.300 gram
2) Panjang badan : 50 cm
3) Lingkar kepala : 34 cm
4) Lingkar dada : 33 cm
5) Lingkar lengan : 10 cm
e. Eliminasi
1) Miksi : belum
2) Defekasi : 1 kali (lunak kental warna hitam)

3. Analisa
a. Diagnosa :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 0 hari
b. Masalah
Tidak Ada
c. Kebutuhan
Jaga kehangatan bayi
4. Penatalaksanaan (11 Desemeber2019, pukul 22.40 WITA)
a. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa secara keseluruhan bayinya
baik dan normal dengan DJ : 130 x/menit, Suhu : 36,5 oC, R : 40 x/menit. Ibu telah
mengetahui hasil pemeriksaan.
b. Memberikan bayi injeksi Vit K (phytomenadione 1 mg) di paha sebelah kiri, salep
mata (oxytetrasiklin 1 %). Vit. K dan salep mata sudah diberikan.
c. Menganjurkan dan memotivasi ibu tentang pentingnya ASI eksklusif, yaitu
memberikan bayi hanya ASI saja tanpa ada tambahan makanan ataupun minuman
selama 6 bulan. Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif.
d. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu, yaitu:
1) Cara menjaga kehangatan tubuh bayi
a) Menunda memandikan bayi minimal 6 jam setelah bayi lahir.
b) Menyelimuti bayi dengan kain kering dan bersih, segera ganti kain atau
pakaian bayi jika basah.
c) Bayi jangan diletakkan di tempat yang dingin (seperti dekat jendela atau kipas
angin) dan jangan di tempat yang terlalu panas.
2) Melakukan pencegahan infeksi
a) Melakukan perawatan tali pusat : ibu harus menjaga tali pusat bayi agar tetap
bersih dan kering, jika tampak kotor dapat dibersihkan dengan air hangat, lalu
dikeringkan dengan handuk kering. Tali pusat tidak perlu ditaburi ramuan-
ramuan/betadine dan tidak perlu dibungkus. Pada saat memandikan bayi, tali
pusat bayi dibersihkan dengan air dan sabun, kemudian dibersihkan dengan air
lagi, lalu dikeringkan kembali.
b) Menjaga personal hygiene bayi dengan cara memandikan bayi 1-2 kali sehari,
segera membersihkan kotorannya (jika BAB/BAK), mengganti pakaian yang
kotor dan basah
3) Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir, berupa:
a) Bayi tidak mau menyusu, kesulitan saat pemberian ASI/sulit
menghisap/hisapan lemah.
b) Kesulitan bernapas/megap-megap
c) Kulit/bibir berwarna biru (sianosis) atau seluruh tubuh bayi berwarna kuning
d) Suhu tubuh bayi terlalu panas atau dingin
e) Muntah terus-menerus, pembesaran perut, kotoran berwarna
hijau/berdarah/berlendir
Menganjurkan ibu untuk segera memeriksakan bayinya jika mengalami salah satu
tanda bahaya tersebut. Ibu mengerti, ibu dapat mengulangi penjelasan yang
disampaikan dan bersedia melakukan apa yang dianjurkan.

C. KUNJUNGAN NEONATUS (KN)


1. Kunjungan Neonatus 1
Tanggal : Kamis, 12 Desember 2019
Waktu : 09.30 WITA
Tempat : Ruang Nifas RS Kota Mataram
a. Subyektif (S)
1) Ibu mengatakan bayinya sering menyusu dan tali pusatnya kering.
2) Ibu mengatakan bayinya sudah BAB dan BAK dan tidak mengalami kesulitan,
keluhan yang berhubungan dengan tanda bahaya tidak ada seperti: mencret,
kuning, dingin, tali pusat merah atau bengkak, demam dan malas menyusui.
3) Ibu mengatakan bayinya sudah BAB 1 kali , BAK 2 kali / sehari
4) Ibu mengatakan gerakan bayinya aktif
5) Bayi sering disusui dan tidak diberikan makanan tambahan lain selain ASI,
sehabis BAK/BAB kain bayi segera diganti dengan yang bersih.

b. Obyektif (O)
1) Keadaan umum bayi
a) Gerakan/tonus : aktif
b) Tangis bayi : kuat
c) Warna kulit : seluruh tubuh kemerahan
2) Pemeriksaan antropometri :
a) Berat badan : 3.300 gram
b) Panjang badan : 51 cm
c) Lika : 34 cm
d) Lida : 35 cm
e) Lila : 10 cm
3) Tanda-tanda vital
a) Denyut jantung : 140 kali/menit
b) Respirasi : 44 kali/menit
c) Suhu : 36,5 ºC
4) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Simetris, kulit kepala bersih, rambut berwarna hitam, tidak ada kelainan..
b) Muka
Simetris, tidak pucat, tidak sianosis, dan tidak ada kelainan.
c) Mata
Simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih, dan ada
reaksi pupil terhadap cahaya.
d) Telinga
Simetris, tidak ada serumen. Tulang rawan telinga sudah terbentuk.
e) Hidung
Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung.
f) Mulut
Simetris, bibir lembab, tidak tampak pucat, tidak tampak biru, gusi berwarna
merah muda, tidak ada kelainan.
g) Leher
Tidak tampak pembesaran, Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, tidak
teraba pembesaran kelenjar limfe, dan tidak ada bendungan vena jugularis.

h) Dada
Simetris, tidak ada tarikan dinding dada
i) Ekstremitas atas dan bawah
Simetris, jumlah jari tangan dan kaki lengkap, gerakan ekstremitas atas dan
bawah aktif.
j) Abdomen
Simetris, tali pusat belum lepas. Tidak teraba pembesaran.
k) Genetalia
Jenis kelamin perempuan, labia mayora menutupi labia minora ,vagina dan
uretra berlubang. Tidak ada massa dan benjolan

c. Analisa (A)
1. Diagnosa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 1 hari
2. Masalah
Tidak Ada
3. Kebutuhan
Tidak Ada

d. Penatalaksanaan (P)
Tanggal : 12 Desember 2019, Pukul : 09.30 WITA
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa bayinya dalam keadaan normal/ sehat dan
berat badan bayi yaitu 3.300 gram. Ibu mengerti tentang keadaan bayinya.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa berat badan bayi pada 10 hari pertama maksimal
turun 10% dari berat badannya, tetapi setelah hari ke sepuluhberat badan bayi
akan bertambah , ibu harus menjaga kondisi bayi agar berat badannya tidak
turun. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan.
3. Memberitahukan kepada ibu untuk tetap dan sering menyusui bayinya (ASI
ekslusif) selama 6 bulan tanpa memberikan makanan pendamping lainnya. Ibu
mengerti dan bersedia melakukannya.
4. Menjelaskan kepada ibu cara merawat tali pusat bayi.
Ibu mengerti tentang cara merawat tali pusat bayi .
5. Memberitahukan ibu dan keluarga untuk segera menggantikan popok/kain bila
basah untuk menghindari terjadinya kehilangan panas pada bayi dan mencegah
iritasi pada kulit bayi. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
6. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga untuk selalu menutupi kepala bayi
dengan topi jika bayi dibawa keluar rumah karena mekanisme kehilangan panas
paling banyak hilang melalui kepala. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
7. Menjelaskan kembali kepada ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada bayi
menggunakan buku KIA. Apabila ditemui adanya salah satu tanda bahaya diatas
bawa bayi kepetugas kesehatan/fasilitas kesehatan terdekat. Ibu bisa
menyebutkan kembali tanda-tanda pada bayi dan mengerti apa yang harus
dilakukan apabila menemukan salah satu tanda bahaya tersebut (dibawa
kepetugas kesehatan/fasilitas kesehatan terdekat).
8. Menjadwalkan kunjungan ulang tanggal 18 Desember 2019 . Ibu bersedia untuk
melakukan kunjungan ulang.

2. Kunjungan Neonatus 2
Hari/Tanggal : Rabu, 18 Desember 2019
Waktu : 16.30 WITA
Tempat : Rumah Ny. Y
a. Subyektif (S)
1) Ibu mengatakan bayinya menyusu lebih dari 10 kali sehari, sekali menyusu
lamanya 30 menit.
2) Ibu mengatakan bayinya BAK 6 kali sehari dan BAB 2-3 kali sehari.
3) Ibu mengatakan bayinya tidak pernah mengalami tanda-tanda bahaya.
4) Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif
5) Ibu mengatakan tali pusatnya sudah lepas 2 hari yang lalu
b. Obyektif (O)
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan Umum : Baik
b) BB/PB : 3.400 gram/51 cm
c) BB Kunjungan lalu : 3.300 gram
d) Tanda-tanda vital
(1) Denyut jantung : 133 kali / menit
(2) Respirasi : 43 kali / menit
(3) Suhu : 36,5 ºC

2) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Simetris, kulit kepala bersih, rambut berwarna hitam, tidak ada kelainan.
b) Muka
Simetris, tidak pucat, tidak sianosis, dan tidak ada kelainan.
c) Mata
Simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih, dan ada
reaksi pupil terhadap cahaya.
d) Telinga
Simetris, tidak ada serumen. Tulang rawan telinga sudah terbentuk.
e) Hidung
Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung.
f) Mulut
Simetris, bibir lembab, tidak tampak pucat, tidak tampak biru, gusi berwarna
merah muda, tidak ada kelainan.
g) Leher
Tidak tampak pembesaran, Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, tidak
teraba pembesaran kelenjar limfe, dan tidak ada bendungan vena jugularis.
h) Dada
Simetris, tidak ada tarikan dinding dada.
i) Ekstremitas atas dan bawah
Simetris, jumlah jari tangan dan kaki lengkap, gerakan ekstremitas atas dan
bawah aktif.
l) Abdomen
Simetris, tali pusat sudah lepas hari ke-4 , pusat masih sedikit basah ,tidak
berau busuk ,tidak ada kemerahan. Tidak teraba pembesaran.
m) Genetalia
Bersih, tidak ada tanda infeksi.
n) Punggung dan anus
Tidak tampak kelainan tulang belakang, dan terdapat lubang anus, Tidak ada
massa dan benjolan.

c. Analisa (A)
1. Diagnosa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan umur 7 hari
2. Masalah
Tidak Ada
3. Kebutuhan
Tidak Ada

d. Penatalaksanaan (P)
Tanggal 18 Desember 2019, pukul 16.30 WITA
1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bayinya yaitu keadaasn
umum bayi baik dengan BB saat ini 3.400 gram. Ibu dan keluarga mengerti
penjelasan bidan.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif. Ibu mengerti dan
bersedia mengikuti anjuran bidan.
3. Mengingatkan kembali tentang tanda-tanda bahaya pada bayi dan menganjurkan
ibu untuk segera memeriksakan bayinya ke pelayanan kesehatan terdekat apabila
mengalami salah satu atau lebih dari tanda-tanda bahaya tersebut. Ibu bersedia
mengikuti anjuran bidan.
4. Menjadwalkan kunjungan ulang tanggal 24 Desember 2019 . Ibu bersedia untuk
melakukan kunjungan ulang.
3. Kunjungan Neonatus 3
Hari/Tanggal : Selasa, 24 Desember 2019
Waktu : 14.00 WITA
Tempat : Rumah Ny. Y
a. Subyektif (S)
1) Ibu mengatakan bayinya menyusu lebih dari 10 kali sehari, sekali menyusu
lamanya 30 menit.
2) Ibu mengatakan bayinya BAK 5-6 kali sehari dan BAB 2-3 kali sehari.
3) Ibu mengatakan bayinya tidak pernah mengalami tanda-tanda bahaya.
4) Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif
5) Ibu mengatakan pusatnya sudah kering serta tidak ada tanda-tanda
bahaya/kelainan yang terjadi pada bayinya.
b. Obyektif (O)
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan Umum : Baik
b) BB/PB : 3.700 gram/ 54cm
c) BB Kunjungan lalu : 3.400 gram
d) Tanda-tanda vital
(1) Denyut jantung : 140 kali / menit
(2) Respirasi : 43 kali / menit
(3) Suhu : 36,8 ºC

2) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Simetris, kulit kepala bersih, rambut berwarna hitam, tidak ada kelainan.
b) Muka
Simetris, tidak pucat, tidak sianosis, dan tidak ada kelainan.
c) Mata
Simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih, dan ada
reaksi pupil terhadap cahaya.
d) Telinga
Simetris, tidak ada serumen. Tulang rawan telinga sudah terbentuk.
e) Hidung
Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung.
f) Mulut
Simetris, bibir lembab, tidak tampak pucat, tidak tampak biru, gusi berwarna
merah muda, tidak ada kelainan.
g) Leher
Tidak tampak pembesaran, Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, tidak
teraba pembesaran kelenjar limfe, dan tidak ada bendungan vena jugularis.
h) Dada
Simetris, gerakan rongga dada teratur, tidak ada tarikan dinding dada, puting
susu menonjol berwarna kecoklatan.
i) Ekstremitas atas dan bawah
Simetris, jumlah jari tangan dan kaki lengkap, gerakan ekstremitas atas dan
bawah aktif.
j) Abdomen
Simetris, pusat sudah kering. Tidak teraba pembesaran.
k) Genetalia
Bersih, tidak ada tanda infeksi.
l) Punggung dan anus
Tidak tampak kelainan tulang belakang, dan terdapat lubang anus, Tidak ada
massa dan benjolan.
c. Analisa (A)
1. Diagnosa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan umur 13 hari
2. Masalah
Tidak Ada
3. Kebutuhan
Tidak Ada

d. Penatalaksanaan (P)
Tanggal 24 Desember 2019, pukul 14.15 WITA
1) Menjelaskan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bayinya yaitu keadaan
umum bayi baik dengan BB saat ini 3.700 gram. Ibu mengerti penjelasan yang
diberikan.
2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang imunisasi rutin .Ibu mengerti tentang
imunisasi .
3) Mengingatkan kembali tentang cara menjaga kehangatan bayi. Ibu mengerti dan
bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
4) Mengingatkan kembali tentang tanda-tanda bahaya pada bayi dan menganjurkan
ibu untuk segera memeriksakan bayinya ke pelayanan kesehatan terdekat apabila
mengalami salah satu atau lebih dari tanda-tanda bahaya tersebut. Ibu bersedia
mengikuti anjuran yang diberikan.
5) Menjadwalkan kunjungan ulang tanggal 11 Januari 2020 Ibu bersedia untuk
melakukan kunjungan ulang

D. KUNJUNGAN NIFAS (KF)


1. Kunjungan Nifas I
Hari/Tanggal : Kamis,12 Desember 2019
Waktu : 09.30 WITA
Tempat : Ruang Nifas RS Kota Mataram

a. Subjektif
1) Identitas
Identitas Istri Suami
Nama Ny. “Y” Tn. “F”
Umur 25 tahun 34 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SMP SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Suku/Bangsa Sasak, Indonesia Sasak, Indonesia
Alamat Karang Timbal RT.02, Punia

2) Keluhan utama saat ini


Ibu mengatakan perutnya masih terasa muls
3) Tanda bahaya nifas
Ibu tidak merasakan sakit kepala, tidak ada nyeri epigastrik, penglihatan tidak kabur,
tidak ada pembengkakan di wajah dan ekstremitas, payudara tidak merah, sakit dan
panas, tidak mengalami demam, muntah, rasa sakit saat berkemih, tidak mengalami
kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama, tidak mengalami perdarahan
pervaginam, tidak mengalami infeksi masa nifas, tidak mengalami rasa sakit, merah,
lunak, dan atau pembengkakan di kaki.
4) Riwayat Persalinan Sekarang
a) Tanggal/jam persalinan : 11 Desember 2019 pukul 22.05 wita
b) Penolong persalinan : Bidan
c) Tempat persalinan : RS Kota Mataram
d) Jenis persalinan : Spontan
e) Keadaan bayi : BB : 3.300 gram, PB : 50 cm, JK : Perempuan,
hidup
f) Komplikasi selama kehamilan dan persalinan : Tidak ada
g) Robekan jalan lahir/episiotomi : Tidak ada
5) Riwayat Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Riwayat
Hami Riwayat Persalinan Anak
U Penyulit
l
K J H/ Usi
Ke Tempat Penolong Jenis H P N BBL
K M a
9 Sponta 3.400 10
1 BPS Bidan - - - L H
bln n gram thn
2 9 RS Bidan Sponta - - - P 3.300 H 1
bln n gram hari

6) Riwayat Psikososial
a) Konsumsi zat besi : SF
b) Konsumsi Obat-obatan : Paracetamol 500 mg 3x1/hari, amoxicillin 500 mg,
3x1/hari, SF 200 mg 1x1/hari, Vit A 200.000 IU 1x1/hari.
c) Kebutuhan Nutrisi/diet
(1)Frekuensi : 1 kali
(2)Komposisi : Nasi, tahu, telur dan sayur kacang panjang
(3)Porsi : 1 piring
(4)Pantangan : Tidak ada
(5)Masalah : Tidak ada
d) Pemberian ASI
(1)Frekuensi : 4 kali
(2)Lamanya : 15-30 menit
(3)Kesulitan : tidak ada
e) Pola Eliminasi (BAK & BAB )
(1) BAB
(a) Frekuensi : Belum BAB
(b) Konsistensi :-
(c) Kesulitan :-
(2) BAK
(a) Frekuensi : 2 kali terakhir jam 07.30 wita
(b) Warna : Kuning Jernih
(c) Kesulitan : Tidak
f) Istirahat
(a)Lama : 5 jam
(b)Kesulitan : tidak ada
g) Ketidaknyamanan Nyeri
(a)Lokasi : perut
(b)Intesitas : ringan
(c)Cara mengatasi nyeri : istirahat dan mobilisasi dini
h) Mobilisasi
(a)Duduk : Ibu sudah dapat duduk
(b)Berdiri : Ibu sudah dapat berdiri
(c)Berjalan : Ibu sudah dapat berjalan
i) Personal Hygiene
(a)Mandi : Ibu sudah mandi selama nifas/selesai bersalin.
(b)Gosok gigi : Ibu sudah gosok gigi selama nifas/selesai bersalin.
(c)Ganti pakaian: Ibu sudah ganti pakaian
(d)Potong kuku : Ibu belum potong kuku selama nifas/selesai bersalin.
j) Hubungan seksual
(a)Kenyamanan fisik : Ibu merasa belum nyaman untuk berhubungan.
(b)Kenyamanan emosi : ibu merasa belum ingin untuk berhubungan.
k) Psikologi
(1)Respon Ibu terhadap diri sendiri :
Ibu merasa senang dengan dirinya.
(2)Respon Ibu terhadap bayi :
Ibu merasa senang dengan kehadiran bayinya.
(3)Respon Kelurga terhadap Ibu dan Bayi :
Keluarga merasa senang dengan ibu dan kelahiran bayi.
l) Riwayat Sosial Ekonomi
(1)Status perkawinan : Menikah Sah
(2)Lama pernikahan : ± 12 tahun
(3)Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah : 3 orang
m) Riwayat dan rencana KB
(1)Metode yang pernah dipakai : KB suntik 3 bulan
(2)Kapan berhenti dan alasannya : 2017 , ingin punya anak
(3)Lama penggunaan kontrasepsi sebelum hamil : ± 9 tahun
(4)Rencana KB : Suntik

b. Objektif
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Emosi : Stabil
2) Tanda-tanda vital
a) Nadi : 80 x/menit
b) Suhu : 36,3oC
c) Tekanan darah : 110/80 mmHg
d) Respirasi : 20 x/menit
3) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
(1) Inspeksi : kulit kepala bersih, warna rambut hitam, distribusi merata.
(2) Palpasi : rambut rontok ( - ), lesi ( - ), benjolan ( - ).
b) Wajah
(1) Inspeksi : simetris, pucat ( - ), cloasma gravidarum ( + ).
(2) Palpasi : oedema ( - )
c) Mata
Inspeksi : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus.
d) Leher
Palpasi : Pembesaran kelenjar tyroid ( - ), pembesaran kelenjar getah
bening / limfe ( - ), bendungan vena jugularis ( - ).
e) Payudara
(1) Inspeksi : bentuk simetris, putting susu menonjol ( + / + ),retraksi /
dimpling ( - ).
(2) Palpasi : benjolan ( - ), nyeri tekan ( - ), pembesaran kelenjar limfe
di aksila ( - ), kolostrum ( +/+ ).
f) Abdomen
(1) luka bekas operasi : Tidak ada luka bekas operasi.
(2) Kontraksi : (+) Baik
(3) TFU : 3 jari di bawah pusat.
(4) kandung kemih : Kosong
(5) Massa/konsistensi/ototparut: Tidak ada
g) Genetalia
(1) keadaan labia mayor dan minor : luka ( - ), cairan ( - )
(2) Perineum : tidak ada luka jahitan
(3) Lokhia : rubra, warna merah, konsistensi cair, bau khas
(4) Perdarahan : 5 cc
h) Ekstremitas : oedema ( - ), varises ( - / - ), kemerahan dan panas pada betis (
- / - ).

c. Analisa
1. Diagnosa : P2 A0 H2, Post partum normal hari pertama
2. Masalah : Ketidaknyamanan nyeri karena mulas
3. Kebutuhan : KIE mengenai istirahat yang cukup, nutrisi
d. Penatalaksanaan (Tanggal 12 Desember 2019, pukul 09.45 wita )
1. Memberitahu kepada ibu mengenai keadaannya dengan hasil keadaan ibu baik,
keadaan umum dan tanda-tanda vital masih dalam keadaan normal. Ibu telah
mengetahui keadaannya.
2. Menjelaskan pada ibu mengenai ketidaknyamanan yang dirasakan, yaitu perut mules
merupakan keluhan yang normal. Perut mules menandakan adanya proses kembalinya
ukuran rahim ke ukuran semula. Ditandai dengan rahim ibu terasa keras (globuler),
maka involusi uteri baik dan dapat mengurangi terjadinya perdarahan masa nifas.
3. Menginformasikan pada ibu agar selalu mengkonsumsi makanan yang cukup gizi
seperti tahu, tempe, telur, ikan,, sayur-sayuran dan kacang-kacangan dan pada
dasarnya tidak ada pantangan makanan untuk ibu menyusui. Ibu mengerti penjelasan
yang diberikan dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan
4. Menjelaskan kepada ibu tentang teknik menyusui yang benar.Ibu mengetahui dan
mengerti tentang teknik menyusui yang benar.
5. Menjelaskan kepada ibu tentang cara merawat tali pusat yang bersih dan kering. Ibu
mengerti tentang cara perawatan tali pusat yang bersih dan kering.
6. Mengingatkan kembali pada ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada ibu nifas. Ibu
dapat menyebutkan kembali tanda-tanda bahaya ibu nifas.
7. Menganjurkan dan memotivasi ibu untuk mengonsumsi obatnya secara rutin sesuai
dosis yang diberikan, yaitu tablet Fe 200 mg 1x1 dan Vitamin A 200.000 IU 1x1,
paracetamol 500 mg 3x1, amoxicillin 500 mg 3x1. Ibu mengerti dan bersedia
meminum obat.
8. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang tanggal 18 Desember 2019. Ibu bersedia
untuk kunjungan selanjutnya di Rumah

2. Kunjungan Nifas 2
Tanggal : Rabu, 18 Desember 2019
Waktu : 16.30 WITA
Tempat : Rumah Ny “Y”
a. Subyektif (S)
1) Ibu mengatakan perutnya sudah tidak mulas
2) Ibu mengatakan istrirahatnya cukup karena bayinya tidak pernah rewel
dimalam hari dan sudah makan yang bergizi seperti telur, ikan dan sayur
lebih banyak
3) Ibu mengatakan tidak mengalami kesulitan BAB dan BAK
4) Ibu menyusui bayinya secara teratur.
5) Ibu mengatakan tidak ada masalah dengan nafsu makannya, tidak ada
pantangan
6) Ibu sudah berani bergerak untuk melakukan pekerjaan rumah, seperti
menyapu dan menyiapkan pakaian anaknya sekolah
7) Istirahat dan tidur malam cukup, lama ibu tidur pada malam hari hanya 5-6
jam karena ibu harus bangun dan menyusui bayi dan mengganti kain bayi.
8) Ibu merasakan darah dari kemaluan masih keluar jumlahnya tidak banyak
seperti awal setelah melahirkan, warna darah merah agak kecoklatan dan
darah tidak berbau.

b. Obyektif (O)
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Emosi : Stabil

2) Pemeriksaan tanda - tanda vital


a) Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b) Nadi : 78 x/menit
c) Respirasi: 20 x/menit
d) Suhu : 36,8° C

3) Pemeriksaan Fisik
a) Wajah : Tidak pucat, tidak ada edema.
b) Mata : Konjungtiva tidak pucat (anemis), sclera
tidak ikterus.
c) Payudara : Bentuk simetris, puting susu menonjol,
tidak ada retraksi/dimpling, tidak teraba
benjolan/massa, ada terasa nyeri tekan,
tidak ada pembesaran kelenjar limfe, ada
pengeluaran ASI pada kedua payudara.
d) Abdomen : Kontraksi uterus baik, TFU ½ pusat ke
simpisis, kandung kemih kosong.
e) Genetalia : Tidak ada tanda-tanda infeksi, ada
pengeluaran lokhia sanguilenta.
f) Ekstremitas : Kuku jari tangan dan kaki tidak pucat,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada varises
pada kaki ibu.

c. Analisa (A)
1. Diagnosa : P2 A0 H2, Post partum normal hari ke 7
2. Masalah : tidak ada
3. Kebutuhan : tidak ada

d. Penatalaksanaan (P)
Tanggal 18 Desember 2019, pukul 16.45 WITA
1. Menginformasikan pada ibu bahwa secara keseluruhan keadaannya normal
dengan tekanan darah 120/80 mmHg. Ibu mengerti keadaan dirinya.
2. Menginformasikan pada ibu agar tetap mengkonsumsi makanan yang cukup
gizi seperti tahu, tempe, telur, ikan, pada dasarnya tidak ada pantangan
makanan untuk ibu menyusui. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan
bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
3. Mengajarkan ibu cara tehnik menyusui yang baik dan benar tentang
penjelasan yang diberikan dan akan mempraktekkannya setiap hari.
4. Menjelaskan pada ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada ibu nifas. Ibu
mengerti penjelasan yang diberikan dan bersedia untuk memeriksakan diri ke
petugas kesehatan apabila mengalami tanda-tanda bahaya yang sudah
dijelaskan.
5. Menjelaskan kepada ibu tentang manfaat senam nifas dan mempraktekan
kepada ibu cara melakukan senam nifas. Ibu mengerti tentang senam nifas
yang di jelaskan dan ibu telah melakukan seanm nifas.
6. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang tanggal 11 Januari 2020. Ibu
bersedia untuk kunjungan selanjutnya di Rumah
3. Kunjungan Nifas 3
Hari/Tanggal : Sabtu, 11 Januari 2020
Waktu : 10.00 WITA
Tempat : Rumah Ny. S
a. Subjektif (S)
1) Ibu mngatakan perutnya tidak mulas
2) Ibu mengatakan tidak mengalami kesulitan BAB dan BAK
3) Ibu mengatakan sudah istirhat yang cukup dan makan yang bergizi
4) Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya secara teratur
5) Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya dengan tehnik yang benar
6) Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tanda-tanda bahaya
7) Ibu mengatakan telah melakukan senam nifas di rumahnya menggunakan brosur
yang dibagikan

b. Obyektif (O)
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Emosi : Stabil

2) Tanda-tanda vital
a) Nadi : 78 x/menit
b) Suhu : 36,7 ̊C
c) Tekanan darah : 120/70 mmHg
d) Respirasi : 20 x/menit

3) Pemeriksaan fisik
a) Muka
Simetris, tidak tampak pucat. Tidak ada oedema pada frontalis, zigomatikum
dan mandibularis.
b) Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus
c) Payudara
Simetris, tidak ada puting susu lecet, tidak ada retraksi atau dimpling. Tidak
ada nyeri tekan, tidak ada benjolan atau massa, ada pengeluaran air susu pada
payudara kanan dan kiri.
d) Ektremitas atas dan bawah
Simetris, tidak ada kemerahan pada betis, tidak ada varises.Tidak ada nyeri
tekan, tidak ada oedema.
e) Abdomen
TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.
f) Genetalia
Tidak ada tanda-tanda infeksi, lokhia alba warna kecoklatan.

c. Analisa (A)
1. Diagnosa : P2 A0 H2, Post partum normal hari ke- 31
2. Masalah : tidak ada
3. Kebutuhan : tidak ada

d. Penatalaksanaan (P)
Tanggal, 11 Januari 2020 ,pukul 10.15 WITA
1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaannya yaitu keadaan umum ibu
baik dan tekanan darah 120/70 mmHg. Ibu telah mengetahui hasil
pemeriksaannya.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang Keluarga berencana. Ibu telah mengerti tentang
penjelasan bidan dan akan mendiskusikan kepada suami tentang alat kontrasepsi
yang akan di gunakan.
3. Mengingatkan kembali tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas dan
menganjurkan ibu untuk segera mendatangi pelayanan kesehatan terdekat apabila
mengalami salah satu atau lebih dari tanda-tanda tersebut. Ibu mengerti dan
bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
4. Melakukan pemijatan oksitosihn pada ibu dengan tujuan memperlancar
pengeluaran ASI dan membuat ibu menjadi lebih rileks. Ibu bersedia dilakukan
pemijitan.
E. KELUARGA BERENCANA
Hari/Tanggal : 27 Januari 2020
Waktu : 17.00 WITA
Tempat : Poskesdes Pagesangan

1. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas/Biodata
Istri Suami
Nama Ny. “Y” Tn. “F”
Umur 25 tahun 34 tahun
Suku Sasak Sasak
Agama Islam Islam
Pendidikan SMP SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Alamat Karang Timbal RT.02, Punia
b. Anamnesas
1) Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin mengetahui informasi tentang KB dan akan
memasang KB
2) Tujuan menggunakan alat kontrasepsi
Ibu mengatakan ingin menunda kehamilan dan mengatur jarak kelahiran
anaknya.
3) Riwayat Menstruasi
a) HPHT : 13-03-19
b) Usia Menarche:13 tahun
c) Siklus menstruasi : teratur
d) Lama menstruasi : 3-4nhari
e) Jumlah darah : 2-3 kali ganti pembalut
f) Dismenorhea : Tidak ada
g) Flour albus : Tidak ada

4) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Penyulit Anak
kehamilan
Jenis Tempat
No UK Penolong , J BB H/ Umur
persalinan persalinan
persalinan K (gr) M saat ini
dan nifas
Ater 3.400
1 Spontan bidan BPS - L H 5 tahun
m Gram
Ater 3.300
2 Spontan bidan Rs kota - P H 46 Hari
m Gram

5) Riwayat penyakit yang pernah diderita


1) Penyakit Kardivaskuler : tidak pernah
2) Penyakit TBC : tidak pernah
3) Penyakit DM : tidak pernah
4) PenyakitKanker Payudara : tidak pernah
5) Penyakit Kanker Ovarium : tidak pernah
6) Riwayat Sosial Ekonomi
a) Status perkawinan : Menikah
b) Riwayat KB : Suntik 3 Bulan
c) Rencana KB yang digunakan : Suntik 3 bulan
d) Kepercayaan yang menentang terhadap salah satu alat
kontrasepsi yang dipilih : Tidak ada
e) Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami dan ibu

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Tanda Vital
a. Keadaan Umum :Baik
b. Kesadaran :Compos mentis
c. Emosi :Stabil
d. BB : 80 kg
e. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan Darah :120/80 mm/Hg
2) Nadi :80 x/menit

3) Suhu :36,7° C
4) Pernapasan :20 x/menit

2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata
Konjungtiva : Berwarna merah muda (tidak pucat)
Sklera : Berwarna putih (tidak icterus)

b. Payudara
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : ASI
Massa : Tidak ada
Retraksi atau dimpling : Tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada

c. Abdomen
Pembesaran : Tidak ada
Massa / benjolan : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada

d. Ekstremitas atas dan bawah


Kuku : tidak pucat
Oedema : -/-
Varises : -/-
Refleks Patella : +/+

C. ANALISA
1. Diagnosa : Calon akseptor KB
Suntik 3 Bulan
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan :Tidak ada

D. PENATALAKSANAAN
Senin, 27 Januari 2020 jam 17.00 WITA
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu dalam
keadaan normal dengan tekanan darah 120/80 mmHg dan Berat badan 80 kg.
Ibu telah mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang Keluarga Berencana yaitu manfaatnya untuk
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, menjaga kesehatan
ibu,merencanakan kehamilan lebih terprogram. Ibu mengerti tentang penjelasan
yang diberikan dan akan merencanakan KB suntik yang akan digunakan.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang efek samping KB suntik yaitu mual, payudara
tegang, pusing, sakit kepala, jerawat, gangguan pola haid dan peningkatan berat
badan, serta menganjurkan ibu untuk kembali ke tenaga kesehatan jika merasa
tidak nyaman dengan efek samping yang ditimbulkan. Ibu telah memahami
tentang efek samping Kb suntik 3 bulan.
4. Memberikan alat kontrasepsi hormonal yaitu KB suntik depo progestin :
1) Melakukan persiapa alat ( spuit 3 cc ,kapas alkohol, dan obat )
2) Melakukan persiapan pasien ( memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan dan memposisikan pasien senyaman
mungkin)
3) Mendekatkan alat ke dekat pasien
4) Memasang penutup tirai untuk menjaga privasi pasien
5) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan mengeringkan
dengan handuk kering
6) Membebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan dari pakaian
7) Mendesinfeksi daerah penyuntikan secara sirkuler menggunakan kapas
alkohol dan tunggu sampai kering
8) Mengangkat kulit sedikit dengan ibu jari dan jari telunjuk dengan tangan
kiri
9) Menusuk jarum otot dengan jarum dan kulit membentuk sudut 90 osecara
IM
10) Menarik penghisap sedikit (aspirasi) untuk memeriksa apakah jarum
masuk kealampembuluh darah yang ditandai dengandarah masuk
kedalamtabung spuit (saat aspirasi ) jika ada darah berarti jarum
mengenai pembuluh darah .
11) Masukkan obat secara perlahan-lahan
12) Menarik jarum keluar setelah obat masuk ( pada saat menarik jarum
keluar tekan bekas penyuntikan dengan kapas alkohol agar darah tidak
keluar )
13) Merapikan pasien dan merapikan alat
14) Mencuci tangan dengan mengguakan sabun dan air mengalir dan
mengeringkanya dengan menggunakan handuk kering dan bersih
5. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang kembali 3 bulan lagi pada tanggal 21
April 2020 untuk melakukan suntik KB 3 Bulan kembali. Ibu telah bersedia
melakukan kunjungan ulang.
6. Mendokumentasikan hasil tindakan. Hasil tindakan telah didokumentasikan.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Intra Natal Care (INC)


Pada kala I Fase laten dari pembukaan 3 cm ke pembukaan lengkap
berlangsung 2jam 45menit. Dalam teori (Prawirohardjo,2012) menjelaskan pada kala
I Fase Laten yang umumnya dimulai sejak kontraksi mulai muncul hingga pembukaan
3-4 cm atau permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam. Selama fase ini
presentasi mengalami penurunan sedikit hingga tidak sama sekali. Pada kasus Ny.Y,
kala I Fase Laten (mulai pembukaan 3 cm sampai pembukaan lengkap) berlangsung
selama 2jam 45menit. Sehingga terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik.
Menurut kasus Ny.Y, pada kala II berlangsung sekitar 5 menit. Sedangkan
dalam teori (JNPK – KR, 2008) menjelaskan kala II pada multigravida berlangsung
sekitar 1 jam. Jadi tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik.
Menurut kasus Ny.Y, pada kala III berlangsung selama 15 menit, sedangkan
menurut teori (JNPK – KR, 2008) menjelaskan lama kala III berlangsung sekitar  30
menit. Cepat dan lamanya lahir plasenta juga dapat dipengaruhi oleh pelaksanaan
manajemen kala III sesuai dengan asuhan persalinan normal. Sehingga tidak terjadi
kesenjangan antara teori dengan praktik.
Menurut kasus Ny.S, pada kala IV berlangsung normal dari sejak plasenta
lahir sampai dengan keadaan 2 jam post partum. Menurut teori (JNPK – KR,2008),
asuhan yang diberikan selama kala IV adalah mulai dari pemantauan tekanan darah,
nadi, tinggi fundus uteri, kandung kemih, perdarahan, kontraksi uterus setiap 15 menit
pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit untuk 1 jam kedua. Serta pengukuran suhu
setiap 1 jam.Sedangkan pada kasus Ny.Y, telah dilaksanakan sesuai dengan teori dan
standar APN. Sehingga didapatkan hasil pengkajian setelah 2 jam post partum yaitu
keadaan umum ibu baik, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,8oc,
respirasi 21 x/menit, tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat, kandung kemih kosong,
perdarahan ± 75 cc, dan tidak terdapat robekan jalan lahir. Dan selama pemeriksaan
tidak ditemukan adanya komplikasi atau kelainan. Sehingga tidak ada kesenjangan
antara teori dengan praktik.

B. Bayi Baru Lahir (BBL)


Bayi Ny.Y lahir spontan, langsung menangis, jenis kelamin perempuan dengan
Apgar score 7-9. Berat badan bayi normal yaitu 3.300 gram, panjang badan 50 cm, lingkar
kepala 34 cm, lingkar dada 35 cm, lingkar lengan atas 10 cm. Pada pemeriksaan fisik
semua normal. Kurang lebih satu jam setelah lahir bayi diberikan injeksi vitamin K 1 mg
pada 1/3 paha kiri bagian luar secara IM dan salep mata. Tidak ditemukan adanya kelainan
serta masalah lainnya. Untuk itu perawatan yang diberikan juga sama seperti perawatan
bayi normal pada umumnya. Sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan
praktik.

C. Kunjungan Neonatus (KN)


Pada hari pertama dilakukan kunjungan neonatal pertama (KN1) dengan hasil
pemeriksaan bayi tampak sehat, berat badan 3.300 gram.
Pada hari ke-7 dilakukan kunjungan neonatal yang kedua (KN2) dengan hasil berat
badan bayi mengalami kenaikan menjadi 3.4000 gram, hasil pemeriksaan bayi tampak
sehat.
Kemudian pada hari ke-13 dilakukan kunjungan neonatal yang ketiga (KN3) dengan
hasil berat badan bayi mengalami kenaikan menjadi 3.700 gram. Menurut program dan
kebijakan teknis, kunjungan bayi baru lahir dilakukan minimal 3 kali selama masa
neonatal, yaitu kunjungan neonatal pertama pada 6-48 jam setelah persalinan, kunjungan
neonatal kedua pada hari ke 3-7 setelah persalinan, dan kunjungan neonatal ketiga pada
hari ke 8-28 setelah persalinan (BUKU KIA, 2017). Dalam pelaksanaannya, kunjungan
bayi baru lahir dan asuhan yang diberikan telah sesuai dengan program yang ada. Jadi
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.

D. Kunjungan Nifas (KF)


Kunjungan nifas pertama pada Ny.Y dilakukan pada hari pertama post partum, dan
didapatkan hasil keadaan umum ibu normal, tanda-tanda vital (TTV) normal dan TFU 2
jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, ada pengeluaran lochea
rubra, asuhan yang diberikan meliputi memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaannya,
menjelaskan tentang ketidaknyamanan yang ibu rasakan, memberikan pendidikan
kesehatan, dan menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi obat-obatan sesuai dosis yang
dianjurkan oleh dokter.
Kunjungan nifas kedua pada Ny.Y dilakukan pada hari ke- 7 hasil pemeriksaan
keadaan umum ibu baik, TTV normal, TFU ½ pusat ke simpisis, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong, ada pengeluaran lochea Sanguilenta, dan asuhan yang diberikan
meliputi memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaannya, memberikan pendidikan
kesehatan, dan mengingatkan tentang tanda-tanda bahaya.
Kunjungan nifas ketiga dilakukan pada hari ke-29 dengan hasil pemeriksaan keadaan
umum ibu baik, TTV normal, dan TFU tidak teraba ,dan pemeriksaan fisik lainnya normal.
Dalam teori, pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar
pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan, untuk deteksi
dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadapi bu nifas
dengan melakukan kunjungan nifas sebanyak 3 kali. Kunjungan pertama, dilakukan pada 6
jam - 3 hari setelah persalinan. Kunjungan kedua, dilakukan pada 4 - 7 hari setelah
persalinan. Kunjungan ketiga dilakukan pada 29 - 42 hari setelah persalinan (Buku KIA,
2017).
Jadi tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek kunjungan nifas yang telah
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

E. Keluarga Berencana
Ny.Y dan keluarga telah memperoleh konseling terkait keluarga berencana (KB)
memperoleh konseling khusus tentang alat kontrasepsi yang dipilih yaitu KB Suntik 3
Bulan. Pada pemeriksaan diperoleh hasil keadaan ibu umum ibu baik, TTV normal,
pemeriksaan fisik normal, dan tidak ditemukan adanya kontraindikasi untuk KB Suntik 3
Bulan. Sehingga dilakukan penyuntikan Kb Suntik 3 bulan sesuai dengan prosedur tetap
yang berlaku di Poskesdes Pagesangan
Dalam teori, DMPA adalah alat kontrasepsi hormonal Depo Medroksiprogesteron
Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA. Diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntikkan intramuskuler (IM) di daerah bokong. (Sulistyawati, 2013)
Asuhan kebidanan komprehensif yang dilakukan pada Ny.Y telah sesuai dengan teori
yang adaya itu memberikan asuhan kebidanan pada ibu sejak persalinan hingga
penggunaan kontrasepsi

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan kebidanan dalam persalinan, BBL, Nifas dan Keluarga
Berencana penyusun telah mampu menerapkan manajemen SOAP, meliputi:
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny.”Y”
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny.”Y”
3. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa kebidanan pada Ny.”Y”
4. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan serta pelaksanaan asuhan kebidanan pada
Ny.”Y”

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dapatlah penulis mengajukan beberapa saran, anatar lain :
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan agar tetap membimbing dan membantu mahasiswa untuk memahami dan
menerapkan teori yang telah diberikan dari institusi sehingga mampu memberikan
asuhan yang sesuai dan mampu menganalisa kesenjangan antara teori dengan praktik
serta mengetahui sejauh mana mahasiswa mampu menerapkan ilmu pendidikan yang
diperoleh mahasiswa di bangku kuliah.

2. Bagi Institusi Pelayanan


Diharapkan agar tetap mempertahankan pelayanan asuhan kebidanan yang telah
diberikan terkait masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat, khususnya
masalah yang terkait dengan kebidanan, sehingga dapat memberikan pelayanan yang
lebih baik.

3. Bagi Penulis
Diharapkan mendapatkan pengalaman dan belajar menerapkan langsung pada
masyarakat di lapangan mengenai perkembangan ilmu pengetahuan (asuhan
kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan neonatal,
keluarga berencana serta bayi sampai usia 6 bulan) yang diperolehnya di dalam kelas
sehingga nantinya pada saat bekerja di lapangan dapat dilakukan secara sistematis
yang pada akhirnya meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak
menurunkan angka kematian ibu dan bayi dan terus memperbaharui pengetahuannya
yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan.

4. Bagi Masyarakat
Diharapkan agar tetap membina hubungan baik dengan tenaga kesehatan dan fasilitas
kesehatan yang ada, serta tetap pro-aktif terhadap tindakan atau asuhan kebidanan yang
diberikan dan diharapkan dapat mempertahankan perawatan yang diberikan kepada ibu
dan bayi, bila perlu untuk lebih meningkatkan kualitas perawatan yang sesuai dengan
standar kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2010. PWS KIA 2009, Standar Pelayanan Antenatal. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.

Grace P, Borley N., 2006. At a Glance, Ilmu Bedah. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Lew, W. K., Weaver, F.A., & Feied, C.F. 2009. Varicose veins. In eMedicine. Retrieved
March 12, 2010 from http://www.emedicine.com/med/TOPICS2788.HTM.

Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta : EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gede. dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk

Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Mochtar R, 2012. Sinopsis Obstetric Fisiologi dan Patologi jilid 1. Jakarta : Penerbit buku
kedokteran EGC.

Pantiawati, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan 1. Jakarta: Nuha Medika


Prawihardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan Edisi 2 Cetakan 7. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.

Prawihardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan Edisi 4. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.

PWS KIA Puskesmas Mataram Tahun 2019

Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Saifudin, Abdul Bari, Gulardi Hanifa Wiknjosastro, Biran Affandi, Djoko Waspodo. 2010.
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Sjamsuhidajat, R., De Jong Wim. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Sulistyawati. A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:Salemba Medika

Tim Penyusun Profil Kesehatan. 2016. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara
Barat 2016. Mataram: Dinas Kesehatan NTB.

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4, Volume 2. Jakarta : EGC.

Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Walsh, Linda V. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.

https://sumerta.denpasarkota.go.id/uploads/download/Jenis-%20Jenis%20Alat
%20Kontrasepsi_036754.pdf (diakses pada 29 Juni 2020)

http://repository.unimus.ac.id/1715/19/BAB%20II.pdf (diakses pada 1 Juli 2020)

Anda mungkin juga menyukai