USIAKEHAMILAN 39 MINGGU DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SENTANI
Disusun Oleh :
NIM. A022818013
JAYAPURA 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN STUDI KASUS KOMPREHENSIF
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “Y” DI LINGKUNGAN KARANG
TIMBAL
KELURAHAN PUNIA KECAMATAN MATARAM
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MATARAM
NIM. P07124117048
Menyetujui,
Hj. Lita Mirawati, A.md.Keb Ni Putu Dian Ayu A. SST. M.Tr., Keb
Disusun oleh:
Nama : EKA RIZKI MAHARANI
NIM : P07124117048
Penguji
NIP. 198808242010122002
Jurusan Kebidanan
KATA PENGANTAR
Imtihanatun Najahah,SST,M.Kes
NIP. 198002242002122002
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Kasus 28 Minggu ini tepat
pada waktunya.
5. Hj. Masnah SST, selaku Bidan Koordinator sekaligus Penanggung Jawab Lahan
Praktik.
10. Keluarga dari Ny. “Y” yang telah memberikan dukungan moril pada Ny. “Y”
sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik dengan petugas kesehatan.
11. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna
kesempurnaan laporan ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................... 4
C. Manfaat................................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2015 Angka
Kematian Ibu (AKI) di dunia 216 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2015). AKI
di Negara berkembang 230 per 100.000 kelahiran hidupdan AKI di negara maju
16 per 100.000 kelahiran hidup. AKI di Asia Timur 33 per 100.000 kelahiran
hidup, Asia Selatan 190 per 100.000 kelahiran hidup, Asia Tenggara 140 per
100.000 kelahiran hidup dan Asia Barat 74 per 100.000 kelahiran hidup (WHO,
2014).
Pada tahun 2013 AKI di Indonesia mencapai 190 per 100.000 kelahiran
hidup. Bila di bandingkan dengan Malaysia, Filipina dan Singapura, angka
tersebut lebih besar dibandingkan dengan angka dari negara – negara tersebut
dimana AKI Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 120 per 100.000
kelahiran hidup dan Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi. Menurut WHO, pada
tahun 2013 AKB di dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKB di Negara
berkembang 37 per 1.000 kelahiran hidup dan AKB di negara maju 5 per 1.000
kelahiran hidup. AKB di Asia Timur 11 per 1.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 43
per 1.000 kelahiran hidup, Asia Tenggara 24 per 1.000 kelahiran hidup dan Asia
Barat 21 per 1.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
Untuk mencapai sasaran Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu Angka
kematian Ibu (AKI) sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup (KH) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) menjadi 25 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2030,
perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras dengan beberapa strategi
yang telah ditetapkan antara lain akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan
ibu, anak, remaja, dan lanjut usia yang berkualitas, meningkatkan pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan, Meningkatkan akses pelayanan kesehatan
yang berkualitas, meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
(Kemenkes RI, 2016).
Melihat kenyataan tersebut, maka pelayanan antenatal harus dilaksanakan
secara komprehensif, terpadu dan berkualitas agar adanya masalah / penyakit
tersebut dapat dideteksi dan ditangani secara dini. Dan dalam upaya menurunkan
AKI dan AKB diperlukan pemantauan dengan menggunakan indicator cakupan
K1 dan K4 serta upaya mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. (Kemenkes RI,
2016). Di Provinsi NTB pada tahun 2015, cakupan pelayanan antenatal pertama
(K1) sebanyak 99,37% dan pelayanan antenatal lengkap (K4) sebanyak 92,00%.
(Dinas Kesehatan NTB, 2016).
Sedangkan AKI untuk provinsi NTB telah mengalamipenurunan dari tahun
2013 sampai dengan tahun 2016 mencapai 92/1000 kelahiran hidup. Untuk AKB
provinsi NTB telah mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 1006/1000
kelahiran hidup dibandingkan tahun 2015 yaitu 1086/104.547 kelahiran hidup,
namun masih diatas angka nasional (Dinas Kesehatan NTB, 2016).
Kejadian kematian ibu terbanyak pada tahun 2016 sama dengan tahun 2015
yakni terjadi pada saat nifas sebesar 56,52%, sedangkan kejadian kematian ibu
bersalin sekitar 28,26%, dan kematian ibu pada saat hamil sekitar 15,22%.
Berdasarkan kelompok umur, kematian ibu banyak terjadi pada usia 20-34 tahun
sebanyak 63,04%, usia ≥35 tahun sebanyak 28,26% dan usia<20 tahun sebanyak
8,70%.(Dinas Kesehatan NTB, 2016).
Upaya – upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungan higga kelahiran,
masa nifas dan masa pertumbuhan bayi dan anknya antara lain melalui
peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar sehingga dapat menekan AKI dan
AKB. Hasil pencapaian upaya kesehatan ibu hamil dan bersalin dapat dinilai
dengan menggunakan indikator K1 Dan K4 serta upaya agar setiap persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Pencapaian upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui indikator
cakupan pelayanana kesehatan ibu nifas (KF3) yang berkualitas sesuai standar.
Selain itu, dilakukan juga upaya pelayanan kesehatan neonatal sesuai standar
yaitu pelayanan neonatal saat lahir dan pelayanan kesehatan saat kunjungan
neonatal sebanyak 3 kali (Kemenkes RI, 2016).
Untuk cakupan K1 dan K4 pada tahun 2015 telah melebihi target nasional
yaitu 72%, persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu sebanyak
90%, pelayanan kesehatan ibu nifas (cakupan KF3) sebanyak 90%, pelayanan
kesehatan neonatal (cakupan KN lengkap) sebanyak 90% dan KB aktif 70%.
Di Provinsi NTB pada tahun 2018, cakupan pelayanan antenatal pertama (K1)
sebanyak 102,93% dan K4 sebanyak 94,31% (Profil Kesehatan Provinsi NTB
Tahun 2018), cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih (Pn)
sebanyak 91,83%, cakupan pelayanan ibu nifas sebanyak 91%, cakupan
pelayanan kunjungan neonatal lengkap sebanyak 95,03%, cakupan pemakaian
alat kontrasepsi berdasarkan metode, yaitu suntikan sebanyak 50,66%, Pil
sebanyak 16,03%, implan sebanyak 16,38%, IUD sebanyak 12,27%, kondom
sebanyak 2,09%, MOW sebanyak 1,94%, dan MOP sebanyak 0,56% (Dinas
Kesehatan NTB, 2016).
Berdasarkan hasil PWS KIA Puskesmas Mataram, pada tahun 2019 bulan
September, jumlah sasaran ibu hamil 726 orang. Dengan cakupan persentase ibu
hamil yang mendapat pelayanan antenatal pertama (K1) sebanyak 69,70 % dan
pelayanan antenatal lengkap (K4) sebanyak 57,02%, deteksi faktor resiko dan
komplikasi oleh masyarakat 30,99% ,pelayanan komplikasi maternal ditemukan
60,61% ,pelayanan komplikasi tertangani 64,05% ,linakes 50,56%, lin.non nakes
0% ,lin faskes 55,56% ,KF 46,90% ,bumil anemia 7,71% bumil KEK 5,79% .
(PWS KIA Puskesmas Mataram Tahun 2019).
Mengingat masih tingginya angka kematian ibu dan anak di Indonesia
khususnya di NTB, untuk itu harus dicetak tenaga yang terampil dalam
memberikan asuhan ANC, INC, PNC, BBL, KB sampai bayi berusia 6 bulan.
Pemerintah dan masyarakat telah melaksanakan berbagai upaya untuk memberi
pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan bersalin, sehingga melahirkan bayi
yang sehat. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas mampu
menurunkan AKI serta AKB yang telah lama diupayakana pemerintah.
Berdasarkan hal ini, sebagai bentuk aplikasi ilmu yang didapat di bangku
kuliah maka pendidikan program DIV Politeknik Kesehatan Mataram Jurusan
Kebidanan diwajibkan untuk melakukan asuhan kebidanan melalui dari
kehamilan (ANC), persalinan (INC), masa nifas (PNC), perawatan bayi baru lahir
(BBL), KB sampai bayi berusia 6 bulan yang tentunya diharapkan pelaksanaanya
sesuai standar yang terangkum dalam pelaksanaan kasus 32 minggu dalam
gerakan 1000 hari pertama kehidupan.
Berdasarkan hal ini pula, penulis memilih pasien Ny. Y dalam pelaksanaan
kasus 32 minggu, karena didapati pada kartu ibu yang diambil di Puskesmas
Mataram bahwa kehamilan Ny. Y telah memasuki usia kehamilan 31 minggu
dilihat dari hari pertama haid terakhir sehingga penulis dapat melaksanakan
asuhan gerakan terintegrasi 1000 hari pertama kehidupan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Komprehensif dengan
pendekatan Manajemen Kebidanan pada kasus Persalinan Normal
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data subjektif dengan benar
pada kasus kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga
berencana serta perawatan bayi sampai usia 6 bulan Ny. Y
b. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data objektif dengan benar
pada kasus kehamilan persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga
berencana serta perawatan bayi sampai usia 6 bulan Ny. Y
c. Mahasiswa mampu menganalisa kasus pada kasus kehamilan persalinan,
nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana serta perawatan bayi sampai
usia 6 bulan Ny. Y
d. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan serta melaksanakan
penatalaksanaan tindakan asuhan kebidanan pada kasus kehamilan
persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana serta perawatan
bayi sampai usia 6 bulan Ny. Y
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan laporan ini dapat menjadi acuan dalam sumber teori asuhan
kebidanan dalam kehamilan dan mengenai kendala atau masalah –
masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat, khususnya kendala atau
masalah yang terkait dengan kebidanan, sehingga institusi pendidikan
dapat meningkatkan mutu dan kualitas peserta didik.
2. Bagi Institusi Pelayanan
Agar dapat tetap menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir
dan neonatal, keluarga berencana serta bayi sampai usia 6 bulan sehingga
dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak
untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu serta bayi.
3. Bagi Mahasiswa
Mendapatkan pengalaman dan belajar menerapkan langsung pada
masyarakat di lapangan mengenai perkembangan ilmu pengetahuan
(asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir
dan neonatal, keluarga berencana serta bayi sampai usia 6 bulan) yang
diperolehnya di dalam kelas sehingga nantinya pada saat bekerja di
lapangan dapat dilakukan secara sistematis yang pada akhirnya
meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
4. Bagi Masyarakat
Dapat menambah pengetahuan klien khususnya dan masyarakat pada
umumnya, dapat mengenali tanda – tanda bahaya dan resiko serta dapat
menolong dirinya sendiri terhadap perubahan fisiologis dalam masa
kehamilan, persalinan, nifas, perawatan bayi baru lahir, neonatus,keluarga
berencana serta bayi sampai usia 6 bulan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Fisiologi Persalinan
Sebab-sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori yang komplek.
Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan
mulai dari berlangsungnya partus antara lain penurunan kadar hormon progesterone
dan estrogen. Progesteron merupakan penenang bagi otot – otot uterus. Menurunnya
kadar hormon ini terjadi 1-2 minggu sebelum persalinan. Kadar prostaglandin
meningkat menimbulkan kontraksi myometrium. Keadaan uterus yang membesar
menjadi tegang mengakibatkan iskemi otot – otot uterus yang mengganggu sirkulasi
uteroplasenter sehingga plasenta berdegenerasi. Tekanan pada ganglion servikale
dari fleksus frankenhauser di belakang servik menyebabkan uterus berkontraksi .
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban (Prawirohardjo, 2014).: Kala III persalinan dimulai
setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban
(Wiknjosastro, 2008). Dimulai segera setelah bayi lahir sampai dengan lahirnya
placenta ( 30 menit). Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dan fundus uteri
sepusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plasenta dari dindingnya. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah
bayi lahir. Permulaan proses pemisahan diri dari dinding uterus atau pelepasan
plasenta :
a) Menurut Duncan.
Plasenta lepas mulai dari bagian pinggir (marginal) disertai dengan adanya
tanda darah yang keluar dari vagina apabila plasenta mulai terlepas.
b) Menurut Schultze
Plasenta lepas mulai dari bagian tengah (central) dengan tanda adanya
pemanjangan tali pusat yang terlihat di vagina.
c) Terjadi serempak atau kombinasi dari keduanya.
Sebagian dari pembuluh-pembuluh darah yang kecil akan robek pada saat
plasenta terlepas. Situs plasenta akan berdarah terus sampai uterus seluruhnya
berkontraksi. Setelah plasenta lahir, seluruh dinding uterus akan berkontraksi
menekan pembuluh darah yang akhirnya akan menghentikan perdarahan dari
situs plasenta tersebut.
Penatalaksanaan aktif pada kala III (pengeluaran aktif plasenta)
membantumenghindarkan terjadinya perdarahan pascapersalinan. Tanda – tanda
pelepasan plasenta :
a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
b) Tali pusat memanjang
c) Semburan darah tiba – tiba
Manejemen aktif kala III :
Tujuannya adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif
sehingga dapat memperpendek waktu kala III dan mengurangi kehilangan darah
dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis, serta mencegah terjadinya
retensio plasenta. Tiga langkah manajemen aktif kala III :
a) Berikan oksitosin 10 unit IM dalam waktu dua menit setelah bayi lahir, dan
setelah dipastikan kehamilan tunggal.
b) Lakukan peregangan tali pusat terkendali.
c) Segera lakukan massage pada fundus uteri setelah plasenta lahir.
(Prawirohardjo, 2014)
5. Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan
1) Power : His dan tenaga mengejan.
2) Passage : Ukuran panggul dan otot-otot persalinan.
3) Passenger : Terdiri dari janin, plasenta dan air ketuban.
4) Personality (kepribadian) : yang diperhatikan kesiapan ibu dalam menghadapi
persalinan dan sanggup berpartisipasi selama proses persalinan.
5) Provider (penolonng) : dokter atau bidan yang merupakan tenaga terlatih dalam
bidang kesehatan. (Prawirohardjo, 2014)
6. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan adalah proses pengeluaran bayi dengan mengandalkan
posisi, bentuk panggul, serta presentasi jalan lahir. Bagian terendah janin akan
menyesuaikan diri terhadap panggul ibu pada saat turun melalui jalan lahir. Kepala
akan melewati rongga panggul dengan ukuran yang menyesuaikan dengan ukuran
panggul(Prawirohardjo, 2014).
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah sebagai berikut:
1) Engagement (fiksasi) =
masuk
Ialah masuknya kepala dengan lingkaran terbesar (diameter Biparietal) melalui
PAP. Pada primigravida kepala janin mulai turun pada umur kehamilan kira-kira
36 minggu, sedangkan pada multigravida pada kira-kira 38 minggu, kadang-
kadang baru pada permulaan partus. (Prawirohardjo, 2009). Engagement lengkap
terjadi bila kepala sudah mencapai Hodge III.
Bila engagement sudah terjadi maka kepala tidak dapat berubah posisi lagi,
sehingga posisinya seolah-olah terfixer di dalam panggul, oleh karena itu
engagement sering juga disebut fiksasi. Pada kepala masuk PAP, maka kepala
dalam posisi melintang dengan sutura sagitalis melintang sesuai dengan bentuk
yang bulat lonjong..
2) Descensus = penurunan
Ialah penurunan kepala lebih lanjut kedalam panggul. Faktor-faktor yng
mempengaruhi descensus ialah tekanan air ketuban, dorongan langsung fundus
uteri padabokong janin, kontraksi otot-otot abdomen, ekstensi badan janin.
Turunnya kepala kedalam panggul disebabkan oleh hal- hal sebagai berikut:
a) Tekanan air ketuban
b) Tekanan langsung fundus uteri pada bokong
c) Kekuatan mengejan
d) Melurusnya badan fetus.
3) Fleksi Kepala
Pada awal persalinan kepala bayi dalam keadaan fleksi ringan. Dengan majunya
kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini dagu dibawa lebih
dekat kearah dada janin sehingga ubun- ubun kecil lebih rendah dari ibun- ubun
besar. Dengan adanya fleksi, diameter suboksipito frontalis (11 cm) digantikan
oleh diameter suboksipito bregmatika (9,5 cm).
4) Putaran paksi dalam(internal rotation)\
Ialah berputarnya oksiput ke arah depan, sehingga ubun -ubun kecil berada di
bawah symphisis (HIII). Faktor-faktor yang mempengaruhi ialah perubahan arah
bidang PAP dan PBP, bentuk jalan lahir yang melengkung, kepala yang bulatdan
lonjong.
5) Defleksi
Ialah mekanisme lahirnya kepala lewat perineum. Faktor yang menyebabkan
terjadinya hal ini ialah lengkungan panggul sebelah depan lebih pendek dari pada
yang belakang. Pada waktu defleksi, maka kepala akan berputar ke atas dengan
suboksiput sebagai titik putar (hypomochlion) dibawah symphisis sehingga
berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, muka dan akhirnya dagu.
6) Putaran paksi luar (external rotation)
Ialah berputarnya kepala menyesuaikan kembali dengan sumbu badan (arahnya
sesuai dengan punggung bayi).
7) Expulsi adalah lahirnya seluruh badan bayi
(Cunningham, 2011)
e) Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi sangat penting dalam penurunan kesakitan dan
kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan ketrampilan menjelaskan
prosedur pencegahan infeksi yang baik melindungi penolong persalinan
terhadap resiko infeksi
Pantau kesejahteraan ibu dan janin serta kemajuan persalinan sesuai
partograf. (Asuhan Persalinan Normal, 2008).
2) Kala II
a) Berikan terus dukungan pada ibu
b) Menjaga kebersihan ibu
c) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan
ibu
d) Mengatur posisi ibu
e) Menjaga kandung kemih tetap kosong, anjurkan ibu untuk berkemih
f) Berikan cukup minum terutama minuman yang manis
g) Ibu dibimbing mengedan selama his dan anjurkan ibu untuk mengambil nafas
diantara kontraksi
h) Perikda DJJ setiap selesai kontraksi
i) Minta ibu mengedan saat kepala bayi nampak 5-6 cm di introitus vagina
j) Letakkan satu tangan dikepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
k) Tahan perineum dengan satu tangan yang lain
l) Lahirkan kepala
m) Periksa adanya lilitan tali pusat
n) Biarkan kepala bayi mengadakan putaran paksi luar dengan sendirinya
o) Tempatkan kedua tangan pada posisi biperietal bayi
p) Lakukan tarikan lembut kepala bayi kebawah untuk melahirkan bahu anterior
lalu keatas untuk melahirkan bahu posterior.
q) Sangga kepala dan leher bayi dengan satu tangan kemudian dengan tangan
yang lain menyusuri badan bayi sampai seluruhnya lahir.
r) Letakkan bayi diatas perut ibu, keringkan sambil nilai pernafasannya (Score
APGAR) dalam menit pertama
s) Lakukan pemotongan tali pusat
t) Pastikan bayi tetap hangat
3) Kala III
a) Pastikan tidak ada bayi yang kedua
b) Berikan oksitosin 10 IU dalam 2 menit pertama segera setelah bayi lahir.
c) Pastikan bayi tetap hangat, kemudian lakukan IMD
d) Lalukan penegangan tali pusat terkendali, tangan kanan menegangkan tali
pusat sementara tangan kiri dengan arah dorsokranial mencengkram uterus.
e) Jika plasenta telah lepas dari insersinya, tangan kanan menarik tali pusat
kebawah lalu keatas sesuai dengan kurve jalan lahir sampai plasenta nampak
divulva lalu tangan kanan menerima plasenta kemudian memutar kesatu arah
dengan hati-hati sehingga tidak ada selaput plasenta yang tertinggal dalam
jalan lahir.
f) Segera setelah plasenta lahir tangan kiri melakukan massase fundus uteri untuk
menimbulkan kontraksi
g) Lakukan pemeriksaan plasenta, pastikan kelengkapannya
h) Periksa jalan lahir dengan seksama, mulai dari servik, vagina hingga perineum.
Lakukan perbaikan/penjahitan jika diperlukan
4) Kala IV
a) Bersihkan ibu sampai ibu merasa nyaman
b) Anjurkan ibu untuk makan dan minum untuk mencegah dehidrasi
c) Berikan bayinya pada ibu untuk disusui
d) Periksa kontraksi uterus dan tanda vital ibu setiap 15 menit pada jam pertama
dan setiap 30 menit pada jam kedua
e) Ajarkan ibu dan keluarganya tentang :
(1) Bagaimana memeriksa fundus uteri dan menimbulkan kontraksi
(2) Tanda bahaya bagi ibu dan bayi.
(3) Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 6 jam pertama
Tabel 2.1.3 : Penilaian bayi baru lahir dilakukan dengan sistem nilai Apgar
Score
Aspek Yang Nilai
No
Dinilai 0 1 2
1) Apperence Biru/pucat Badan merah, Seluruh badan
(Penampilan) ekstremitas biru dan ekstremitas
merah
2) Pulse Tidak ada Tidak teratur Teratur
(Denyut jantung) <100x/mnt >100x/mnt
3) Grimace Tidak ada Menyeringai Menangis kuat
(Reaksi terhadap
Rangsangan)
4) Activity (Otot) Tidak ada Fleksi sedikit Aktifitas kuat
5) Respiration Tidak Lemah Teratur
(Pernafasan) bernafas
Catatan :
NA 1 menit lebih atau sama dengan 7 tidak perlu resusitasi
NA 1 menit 4-6 bayi mengalami asfiksia sedang – ringan
NA 1 menit 1-3 asfiksia berat
10) Ekstremitas
Inspeksi untuk memastikan apakah bentuk ekstremitas baik.Beberapa
abnormalitas struktur yang jelas atau pemendekan anggota gerak dapat
dievaluasi lebih lanjut dengan palpasi dan pemeriksaan radigrafi.Abnormalitas
jari-jari (pemendekan, lancip, sindaktili, polidaktili), lipatan palmar, hipoplasi
kuku merupakan petunjuk penting adanya sindrom dismorfik.
11) Anus
Diperhatikan apakah ada lubang pada anus atau tidak, ini bisa kita tunggu
sampai bayi mengeluarkan mekonium dalam 24 jam (asuhan sayang bayi).
Pastikan tidak terjadi atresia ani dan obstruksi usus.
12) Kulit
a) Pada bayi prematur (usia kehamilan 23-28 minggu) dengan sedikit lemak
subkutan, kulit bayi akan transulen dan terlihat vena-vena superfisial.
Karena stratum korneum sangat tipis, kulit bayi prematur mudah terluka
oleh karena tindakan atau manipulasi yang tampaknya tidak berbahaya
sehingga menyebabkan kerusakan stratum korneum dan permukaan kasar.
b) Saat usia kehamilan 35-36 minggu, bayi dilapisi verniks. Lapisan verniks
tipis muncul pada kehamilan matur dan biasanya menghilang pada
postmatur.
c) Bayi postmatur memiliki kulit seperti kertas dengan kerut-kerut tajam pada
badan dan ekstremitas. Pada bayi postmatur juga terdapat kuku jari atau
pengelupasan kulit pada distal ekstremitas.
d) Kulit bayi juga ditumbuhi oleh lanugo, yang banyak terdapat pada
punggung.
e) Perlu diinspeksi seluruh kulit untuk mencari adanya tanda lahir, ataupun
bercak-bercak pada kulit seperti milia (papula keputihan 1-2 mm, umumnya
ditemukan pada wajah bayi) dan bercak mongol(suatu daerah
hiperpigementasi yang tidak menonjol (datar), lebih banyak terjadi di
seluruh pantat atau badan; umumnya terjadi pada bayi kulit hitam atau
oriental.
9. Perawatan Bayi Baru Lahir
Program dan Kebijakan Teknis, yaitu :
1) Kunjungan Neonatal I : 6- 48 jam setelah persalinan
2) Kunjungan Neonatal II : hari ke 3-7 setelah persalinan
3) Kunjungan Neonatal III : hari ke 8-28 setelah persalinan
(PWS KIA, 2009)
2) Masalah
Masalah adalah hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnose.
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisa data.
c. Langkah III (Ketiga) : Mengidentifikasi Diagnosa atau
Masalah Potensial dan Mengantisipasi Penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.
d. Langkah IV (Keempat) : Menetapkan Kebutuhan Terhadap
Tindakan Segera, untuk Melakukan Konsultasi, Kolaborasi dengan Tenaga
Kesehatan Lain Berdasarkan Kondisi Klien.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang
sesuai dengan kondisi klien.Langkah keempat mencerminkan kesinambungan
dari proses manajemen kebidanan. Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-
benar dibutuhkan.
e. Langkah V (Kelima) : Menyusun Rencana Asuhan yang
Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap
masalah atau diagnosa yang diidentifikasi atau antisipasi.Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi
klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tapijuga jadi kerangka pedoman
antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang akan terjadi berikutnya.
f. Langkah VI (Keenam) : Pelaksanaan Langsung Asuhan
dengan Efisien dan Aman.
Pada langkah VI ini langkah V dilaksanakan dengan efisien dan aman.
Pelaksanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh
klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri
ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
g. Langkah VII (Ketujuh) : Mengevaluasi
Yang dilakukan adalah mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di
dalam diagnosa dan masalah.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedang sebagian
belum efektif. Maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang
tidak efektif melalui manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses
manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana tersebut.
2. Pendokumentasian SOAP
Manajemen kebidanan merupakan suatu metode atau bentuk pendekatan yang
digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan. Asuhan yang telah
dilakukan harus dicatat secar benar, jelas, singkat, logis dalam suatu metode
pendokumentasian.
Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang dapat
mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai asuhan yang telah dilakukan pada
seorang klien, yang dialamnya tersirat proses berpikir yang sistematis seorang bidan
dalam menghadapi seorang klien sesuai langkah - langkah dalam proses manajemen
kebidanan.
Menurut Helen Varney, alur berpikir saat menghadapi klien meliputi 7
langkah.Untuk orang lain mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan
melalui proses berpikir sistematis, didokumentasikan dalam bentuk SOAP, yaitu :
a. S = Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesa sebagai langkah I Varney.
b. O = Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.
c. A = Analisa
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interprestasi data
subyaktif dan obyektif dalam suatu identifikasi :
1) Diagnosa/masalah.
2) Antisipasi diagnosa/masalah potensial.
3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/ kolaborasi dan
atau rujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4 Varney.
d. P = Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan (1) dan Evaluasi
perencanaan (E) berdasarkan analisa sebagai langkah 5, 6, dan 7 Varney.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY. ”Y”
DENGAN PERSALINAN NORMAL
DI RSUD KOTA MATARAM
TANGGAL 11 DESEMBER 2019
2) Anamnesa
a) Keluhan Utama
Ibu mengatakan sakit pinggang menjalar ke perut bagian bawah hilang timbul
seperti ingin melahirkan
e) Riwayat Kontrasepsi
(1) KB yang digunakan sebelumnya : KB suntik 3 bulan
(2) Keluhan selama menggunakan KB : haid tidak teratur
(3) Rencana KB : Suntik
f) Riwayat Kesehatan
(1) Riwayat kesehatan yang lalu : ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah
menderita penyakit menular dan penyakit serius lainnya.
(2) Riwayat kesehatan sekarang : ibu mengatakan bahwa saat ini ia tidak
sedang menderita penyakit menular dan penyakit serius lainnya.
g) Riwayat kesehatan keluarga : ibu mengatakan bahwa dikeluarganya tidak ada
yang menderita penyakit menular dan penyakit serius lainnya.
h) Riwayat kehamilan sekarang
(1) ANC di Posyandu dan Puskesmas
(2) HPHT: 13-03-2019
(3) Gerakan janin dirasakan sejak hamil 5 bulan dan masih dirasakan sejak
12 jam terakhir
(4) Obat-obatan yang pernah dikonsumsi : Fe, B6, Vitamin C ,Kalk.
i) Pola kebutuhan sehari-hari
(1) Nutrisi
(a) Makan terakhir : Tgl. 11/12/2019, pukul 08.30 WITA
(b) Porsi makan : 1 piring
(c) Jenis : nasi dan telur
(d) Makanan pantang : tidak ada
(e) Minum terakhir : Tgl. 11/12/2019, pukul 10.00 WITA
(f) Jenis : air putih 1 gelas
(g) Keluhan : tidak ada
(2) Eliminasi
(a) BAK
Frekuensi : Tgl. 11/12/2019, pukul 09.00 WITA
Konsistensi : Cair
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak ada
(b) BAB
Frekuensi : Tgl. 11-12-2019, pukul 09.00 WITA
Warna : Kekuningan
Konsistensi : Lunak
Keluhan : Tidak ada
(3) Istirahat
(a) Istirahat terakhir tanggal 10/12/2019, pukul 22.30 WITA
(b) Lama : ± 7jam
(c) Keluhan : ibu mengeluhkan nyeri pinggang
(4) Aktivitas terakhir
Ibu mengatakan aktivitas terakhir adalah mencuci piring dan jalan sore
(5) Personal hygiene terakhir
Ibu mandi terakhir tanggal Tgl. 10/12/2019, pukul 17.00 WITA
j) Data psikososial spiritual
(1) Kesiapan ibu dan keluarga menghadapi persalinan: ibu mengatakan ia dan
keluarga sudah siap menghadapi persalinan.
(2) Pengambilan keputusan oleh : suami
(3) Tanggapan ibu dan keluarga terhadap kehamilan ini: ibu dan keluarga
merasa senang dengan kehamilan ini.
(4) Pengetahuan ibu dan keluarga mengenai kehamilan: ibu mengtakan ia
mendapat pengetahuan kehamilan dari petugas kesehatan, keluarga dan
pegalaman ibu terhadap kehamilan sebelumnya.
(5) Ibu tinggal bersama suami dan anaknya.
b. Objektif
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Emosi : Stabil
d) HTP : 20-12-2019
e) Tinggi badan : 158 cm
f) BB sebelum kehamilan : 70Kg
g) BB sekarang : 75Kg
h) LILA : 28 cm
i) Tanda – tanda vital
1) Tekanan darah: 110/70 mmHg
2) Denyut nadi : 80 x/menit
3) Suhu tubuh : 36,5 ° C
4) Pernafasan : 20 x/menit
2) Pemeriksaan Fisik
a) Wajah
Inspeksi : Wajah tidak pucat, ada cloasma gravidarum.
Palpasi :Tidak ada edema pada frontalis, zigomatikum dan
mandibularis.
b) Mata
Inspeksi : Konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus.
c) Mulut dan gigi
Inspeksi : Bibir lembab, lidah tidak pucat, tidak ada caries gigi dan
warna gusi tidak pucat.
d) Leher
Palpasi : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar limfe, kelenjar
tiroid dan tidak ada bendungan vena jugularis.
e) Payudara
Inspeksi : Bentuk simetris, ada hiperpigmentasi areola, putting susu
menonjol dan tidak ada kemerahan atau lesi.
Palpasi :Tidak ada pembengkakan/nyeri tekan dan terdapat pengeluaran
kolostrum.
f) Ektremitas
(1) Ekstremitas atas
Inspeksi : Simetris, tidak ada nyeri genggam, kuku tidak pucat,
telapak tangan tidak pucat.
Palpasi : Tidak ada edema.
(2) Ekstremitas bawah
Inspeksi : Simetris, kuku tidak pucat, telapak kaki tidak pucat, tidak
ada varises.
Palpasi : Tidak ada edema pada tibia dan metacarpal.
Perkusi : Reflek patella (+/+)
3) Pemeriksaan Obstetri
a) Abdomen
Inspeksi :
Tidak ada luka bekas operasi, ada linea nigra dan tidak ada striae.
Palpasi :
Leopold I : TFU = 31 cm ,teraba bokong di fundus .
Leopold II : Teraba punggung janin disebelah kanan ibu.
Leopold III : Presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP.
Leopold IV : teraba kepala 3/5 bagian diatas sympisis.
Auskultasi : DJJ (+), irama: (teratur) 12-12-12, Frekuensi : 144 kali/mnt
TBBJ = (31-11) x 155 gram = 3.100 gram.
His : 1 kali dalam 10 menit, lamanya 25 detik, intensitas lemah
b) Genetalia
Inspeksi : tidak ada oedem vulva, tidak ada pembesaran kelenjar, bartolin dan
skene, terdapat pengeluaran lendir.
Pemeriksaan dalam : (Tgl. 11-12-2019 pukul 15.15 WITA)
VT Ø 2 cm, eff 25 %, ketuban (+), teraba kepala, denominator belum jelas,
penurunan kepala di Hodge I , tidak teraba bagian kecil janin dan tali pusat.
4) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium terakhir
a) Darah
Hb = 15 gr % (tgl 25-10-2019)
HBSAG = negative (tgl 29-4-2019)
HIV = negative (tgl 29-4-2019)
b) Urin (tgl 25-10-2019)
Protein Urin = negatif (-)
Glukosa Urin = negatif (-)
c. Analisa
1) Diagnosa Kebidanan
Ibu : G2P1A0H1, umur kehamilan 38-39 minggu, keadaan umum ibu baik
dengan inpartu kala I fase laten.
Janin : Tunggal/Hidup/Intrauterin presentasi kepala keadaan umum janin
Baik
2) Masalah
Ketidaknyamanan karena nyeri pada perut dan pinggang.
3) Kebutuhan
KIE mengenai manajemen pengurangan rasa nyeri dalam persalinan
Kala II
Tanggal : 11 Desember 2017
Pukul : 22.00 WITA
Tempat : Ruang Bersalin RS Kota Mataram
A. Subjektif
1. Ibu mengatakan sudah tidak kuat lagi dengan rasa sakitnya yang makin sering dan
bertambah kuat.
2. Ibu mengatakan ingin mengedan dan BAB.
B. Objektif
1. Keadaan umum ibu baik
2. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 80 x/menit
c. Suhu : 36,5ºC
d. Respirasi : 20 x/menit
3. Pengeluaran lendir campur darahdan air ketuban, ada dorongan ingin meneran,
tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka
4. His 4x dalam 10 menit lamanya 40 detik dan intensitasnya kuat
5. DJJ (+), irama 11-12-12, teratur, frekuensi 140 x/menit.
6. VT θ 10 cm, eff 100%, ketuban (-), presentasi kepala, denominator UUK di depan,
penurunan kepala di H III+, tidak teraba bagian kecil janin dan tali pusat
C. Analisaa
1. Diagnosa Kebidanan : Kala II
2. Masalah : Ketidaknyamanan karena nyeri.
3. Kebutuhan : Informasi mengenai cara mengatur nafas yang baik
dan benar
Bayi lahir spontan, letak belakang kepala, langsung menangis, Jenis Kelamin Perempuan ,
TFU sepusat, CUT (+) baik
Kala III
Tanggal : 11 Desemeber 2017
Pukul : 22.05 WITA
Tempat : Ruang Bersalin RS Kota Mataram
A. Subjektif
Ibu mengatakan perutnya masih mulas
B. Objektif
1. Keadaan umum ibu baik
2. Plasenta belum lahir
3. Terlihat tali pusat di vulva
4. CUT (+) baik
5. TFU sepusat
6. Kandung kemih kosong
C. Analisa
1. Diagnosa Kebidanan : Kala III
2. Masalah : Ketidaknyaman karena rasa mulas
3. Kebutuhan : Penjelasan mengenai ketidaknyamanan yang
dirasakan
A. Subjektif
Ibu mengatakan perutnya masih mulas dan merasa lelah.
B. Objektif
1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran : composmentis
2. TD: 110/80 mmHg, N: 84 x/menit, R: 21 x/menit, S: 36,5ºC
3. Plasenta sudah lahir
4. CUT (+) baik, TFU 1 jari di bawah pusat
5. Kandung kemih kosong, laserasi derajat 2
6. Jumlah perdarahan kurang lebih 100 cc
C. Analisa
1. Diagnosa Kebidanan : Kala IV
2. Masalah : Ketidaknyamanan nyeri
3. Kebutuhan :
a. Informasi mengenai ketidaknyamanan yang dirasakan
b. KIE ibu untuk masase fundus (rahim)
D. Penatalaksanaan (Tanggal 11 Desember 2019 pukul 22.15 WITA)
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan bayi baik. Ibu telah
mengetahui keadaan ia dan bayinya.
2. Menjelaskan pada ibu bahwa ketidaknyamanan yang dirasakan ibu akibat perutnya
yang mulas adalah sesuatu yang normal, hal ini disebabkan karena otot rahim ibu
sedang berkontraksi dengan baik untuk proses pemulihan ke keadaan sebelum hamil
serta mencegah terjadinya perdarahan.
3. Membersihkan ibu, melakukan vulva hygiene membersihkan badan ibu, tempat
bersalin dari bekas darah dan memasangkan ibu pembalut, mengganti baju dan
menggunakan kain bersih untuk memebrikan kenyamanan pada ibu serta
mengucapkan selamat atas kelahiran bayinya.
4. Mengajarkan ibu cara masase yang baik yaitu dengan menggosok fundus uteri secara
sirkuler dengan menggunakan bagian-bagian palmar jari ibu agar kontraksi baik dan
tidak terjadi perdarahan.
5. Melakukan pemantauan kala IV meliputi tanda-tanda vital (TD, N, S, R), kontraksi
uterus, kandung kemih, serta perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama, dan 30
menit pada 1 jam kedua.
6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang banyak, serta istirahat yang cukup.
7. Memberikan ibu terapi paracetamol 500 mg 3x1/hari, amoxicilin 500 mg 3x1/hari, SF
200 mg 1x1/hari, Vit A 200.000 IU 1x1/hari.
8. Memberikan ibu penyuluhan :
a. Menganjurkan ibu mengenai nutrisi yang baik bagi ibu seperti makanan yang
terdapat karbohidrat, protein agar tenaga ibu cepat pulih
b. Menjelaskan pada ibu perlunya melakukan mobilisasi dini setelah melahirkan
dimulai dari miring kiri-kanan, bangun tidur (duduk), turun dari tempat tidur
(berdiri) dan berjalan, bila ibu merasa tidak kuat maka istirahat.
c. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene , yaitu dengan cara tetap
membersihkan kemaluan seperti biasa dari depan ke belakang, mengganti pakaian
dalam jika basah, sering mengganti softex 3 kali/hari.
d. Menjelaskan tentang tanda bahaya masa nifas seperti keluar darah yang banyak
dari jalan lahir, demam, bau busuk pada vagina, pusing yang berlebihan,
mengalami kesulitan dalam menyusui, kram perut yang berlebihan, payudara
bengkak, penglihatan mendadak kabur, bengkak pada wajah dan tangan.
Pemantauan 2 jam PP
b. Anamnesa
1) Riwayat Kehamilan
a) Hamil : kedua
b) Frekuensi ANC : 11 kali
c) Imunisasi TT : TT3
d) Kenaikan BB Hamil : 5 Kg
e) Kejadian waktu hamil : Tidak ada
2) Riwayat Penyakit / Kehamilan
a) Perdarahan : tidak ada
b) Eklampsia : tidak ada
c) Preeklampsia : tidak ada
d) Penyakit Kelamin : tidak ada
e) Penyakit Lain : tidak ada
3) Kebiasaan waktu hamil
a) Makanan : nasi, lauk-pauk, sayur, buah.
b) Obat-obatan/jamu : Fe, B6, Vitamin C ,kalk
c) Merokok : suami merokok di luar
d) Lain-lain : tidak ada
4) Riwayat Persalinan
a) Lama Kala I : 8 jam
b) Lama Kala II : 5 menit
c) Warna air ketuban : jernih
d) Jenis persalinan : spontan
e) Penolong : bidan
f) Tgl/Jam lahir : 11 Desember 2019, pukul 22.05 wita
g) Jenis Kelamin : Perempuan
h) BB/PB : 3.300 gram / 50 cm
i) A-S : 7-9
2. Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) BB : 3.300 gram
4) TTV : DJ = 130 x/menit, R = 44 x/menit, S = 36,5 ºC
b. Pemeriksaan Fisik
1) Muka
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada kelainan seperti sindrom down, tidak pucat,
tidak sianosis.
2) Ubun-ubun
UUB dan UUK datar dan berdenyut
3) Hidung
Normal, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada sekret.
5) Bibir
Normal, tidak sianosis, tidak ada labioskizis, tidak ada palatoskizis, palatum
lunak, tidak ada labiognatopalatoskizis.
6) Telinga
Lunak, tidak ada kelainan, letak kedua telinga sejajar dengan mata.
7) Leher
Tidak ada pembengkakan, dapat digerakkan ke kiri dan ke kanan, tidak ada
bendungan vena jugularis.
8) Dada
Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, puting susu normal (+/+), respirasi
normal, bunyi jantung normal.
9) Tali pusat
Masih tampak segar, tidak ada perdarahan, tidak ada nanah/pus
10) Punggung
Normal, kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), spina bifida akulta (-).
11) Genetalia
Jenis kelamin perempuan, labia mayora menutupi labia minora, vagina dan
uretra berlubang
12) Anus
Berlubang (+), atresia ani (-), atresia rekti (-), pengeluaran mekonium (+).
13) Ekstremitas atas
Simetris, gerakan normal, jumlah jari lengkap, sianosis pada kuku (-),
trauma lahir(-).
14) Ekstremitas bawah
Simetris, gerakan normal, jumlah jari lengkap, sianosis pada kuku (-),
trauma lahir(-).
c. Refleks
1) Refleks moro : Ada
2) Refleks rooting : Ada
3) Refleks walking : Ada
4) Refleks grasping :Ada
5) Refleks sucking : Ada
6) Refleks swallowing : Ada
7) Refleks tonick neck :Ada
d. Antropometri
1) Berat badan : 3.300 gram
2) Panjang badan : 50 cm
3) Lingkar kepala : 34 cm
4) Lingkar dada : 33 cm
5) Lingkar lengan : 10 cm
e. Eliminasi
1) Miksi : belum
2) Defekasi : 1 kali (lunak kental warna hitam)
3. Analisa
a. Diagnosa :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 0 hari
b. Masalah
Tidak Ada
c. Kebutuhan
Jaga kehangatan bayi
4. Penatalaksanaan (11 Desemeber2019, pukul 22.40 WITA)
a. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa secara keseluruhan bayinya
baik dan normal dengan DJ : 130 x/menit, Suhu : 36,5 oC, R : 40 x/menit. Ibu telah
mengetahui hasil pemeriksaan.
b. Memberikan bayi injeksi Vit K (phytomenadione 1 mg) di paha sebelah kiri, salep
mata (oxytetrasiklin 1 %). Vit. K dan salep mata sudah diberikan.
c. Menganjurkan dan memotivasi ibu tentang pentingnya ASI eksklusif, yaitu
memberikan bayi hanya ASI saja tanpa ada tambahan makanan ataupun minuman
selama 6 bulan. Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif.
d. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu, yaitu:
1) Cara menjaga kehangatan tubuh bayi
a) Menunda memandikan bayi minimal 6 jam setelah bayi lahir.
b) Menyelimuti bayi dengan kain kering dan bersih, segera ganti kain atau
pakaian bayi jika basah.
c) Bayi jangan diletakkan di tempat yang dingin (seperti dekat jendela atau kipas
angin) dan jangan di tempat yang terlalu panas.
2) Melakukan pencegahan infeksi
a) Melakukan perawatan tali pusat : ibu harus menjaga tali pusat bayi agar tetap
bersih dan kering, jika tampak kotor dapat dibersihkan dengan air hangat, lalu
dikeringkan dengan handuk kering. Tali pusat tidak perlu ditaburi ramuan-
ramuan/betadine dan tidak perlu dibungkus. Pada saat memandikan bayi, tali
pusat bayi dibersihkan dengan air dan sabun, kemudian dibersihkan dengan air
lagi, lalu dikeringkan kembali.
b) Menjaga personal hygiene bayi dengan cara memandikan bayi 1-2 kali sehari,
segera membersihkan kotorannya (jika BAB/BAK), mengganti pakaian yang
kotor dan basah
3) Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir, berupa:
a) Bayi tidak mau menyusu, kesulitan saat pemberian ASI/sulit
menghisap/hisapan lemah.
b) Kesulitan bernapas/megap-megap
c) Kulit/bibir berwarna biru (sianosis) atau seluruh tubuh bayi berwarna kuning
d) Suhu tubuh bayi terlalu panas atau dingin
e) Muntah terus-menerus, pembesaran perut, kotoran berwarna
hijau/berdarah/berlendir
Menganjurkan ibu untuk segera memeriksakan bayinya jika mengalami salah satu
tanda bahaya tersebut. Ibu mengerti, ibu dapat mengulangi penjelasan yang
disampaikan dan bersedia melakukan apa yang dianjurkan.
b. Obyektif (O)
1) Keadaan umum bayi
a) Gerakan/tonus : aktif
b) Tangis bayi : kuat
c) Warna kulit : seluruh tubuh kemerahan
2) Pemeriksaan antropometri :
a) Berat badan : 3.300 gram
b) Panjang badan : 51 cm
c) Lika : 34 cm
d) Lida : 35 cm
e) Lila : 10 cm
3) Tanda-tanda vital
a) Denyut jantung : 140 kali/menit
b) Respirasi : 44 kali/menit
c) Suhu : 36,5 ºC
4) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Simetris, kulit kepala bersih, rambut berwarna hitam, tidak ada kelainan..
b) Muka
Simetris, tidak pucat, tidak sianosis, dan tidak ada kelainan.
c) Mata
Simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih, dan ada
reaksi pupil terhadap cahaya.
d) Telinga
Simetris, tidak ada serumen. Tulang rawan telinga sudah terbentuk.
e) Hidung
Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung.
f) Mulut
Simetris, bibir lembab, tidak tampak pucat, tidak tampak biru, gusi berwarna
merah muda, tidak ada kelainan.
g) Leher
Tidak tampak pembesaran, Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, tidak
teraba pembesaran kelenjar limfe, dan tidak ada bendungan vena jugularis.
h) Dada
Simetris, tidak ada tarikan dinding dada
i) Ekstremitas atas dan bawah
Simetris, jumlah jari tangan dan kaki lengkap, gerakan ekstremitas atas dan
bawah aktif.
j) Abdomen
Simetris, tali pusat belum lepas. Tidak teraba pembesaran.
k) Genetalia
Jenis kelamin perempuan, labia mayora menutupi labia minora ,vagina dan
uretra berlubang. Tidak ada massa dan benjolan
c. Analisa (A)
1. Diagnosa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 1 hari
2. Masalah
Tidak Ada
3. Kebutuhan
Tidak Ada
d. Penatalaksanaan (P)
Tanggal : 12 Desember 2019, Pukul : 09.30 WITA
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa bayinya dalam keadaan normal/ sehat dan
berat badan bayi yaitu 3.300 gram. Ibu mengerti tentang keadaan bayinya.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa berat badan bayi pada 10 hari pertama maksimal
turun 10% dari berat badannya, tetapi setelah hari ke sepuluhberat badan bayi
akan bertambah , ibu harus menjaga kondisi bayi agar berat badannya tidak
turun. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan.
3. Memberitahukan kepada ibu untuk tetap dan sering menyusui bayinya (ASI
ekslusif) selama 6 bulan tanpa memberikan makanan pendamping lainnya. Ibu
mengerti dan bersedia melakukannya.
4. Menjelaskan kepada ibu cara merawat tali pusat bayi.
Ibu mengerti tentang cara merawat tali pusat bayi .
5. Memberitahukan ibu dan keluarga untuk segera menggantikan popok/kain bila
basah untuk menghindari terjadinya kehilangan panas pada bayi dan mencegah
iritasi pada kulit bayi. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
6. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga untuk selalu menutupi kepala bayi
dengan topi jika bayi dibawa keluar rumah karena mekanisme kehilangan panas
paling banyak hilang melalui kepala. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
7. Menjelaskan kembali kepada ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada bayi
menggunakan buku KIA. Apabila ditemui adanya salah satu tanda bahaya diatas
bawa bayi kepetugas kesehatan/fasilitas kesehatan terdekat. Ibu bisa
menyebutkan kembali tanda-tanda pada bayi dan mengerti apa yang harus
dilakukan apabila menemukan salah satu tanda bahaya tersebut (dibawa
kepetugas kesehatan/fasilitas kesehatan terdekat).
8. Menjadwalkan kunjungan ulang tanggal 18 Desember 2019 . Ibu bersedia untuk
melakukan kunjungan ulang.
2. Kunjungan Neonatus 2
Hari/Tanggal : Rabu, 18 Desember 2019
Waktu : 16.30 WITA
Tempat : Rumah Ny. Y
a. Subyektif (S)
1) Ibu mengatakan bayinya menyusu lebih dari 10 kali sehari, sekali menyusu
lamanya 30 menit.
2) Ibu mengatakan bayinya BAK 6 kali sehari dan BAB 2-3 kali sehari.
3) Ibu mengatakan bayinya tidak pernah mengalami tanda-tanda bahaya.
4) Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif
5) Ibu mengatakan tali pusatnya sudah lepas 2 hari yang lalu
b. Obyektif (O)
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan Umum : Baik
b) BB/PB : 3.400 gram/51 cm
c) BB Kunjungan lalu : 3.300 gram
d) Tanda-tanda vital
(1) Denyut jantung : 133 kali / menit
(2) Respirasi : 43 kali / menit
(3) Suhu : 36,5 ºC
2) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Simetris, kulit kepala bersih, rambut berwarna hitam, tidak ada kelainan.
b) Muka
Simetris, tidak pucat, tidak sianosis, dan tidak ada kelainan.
c) Mata
Simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih, dan ada
reaksi pupil terhadap cahaya.
d) Telinga
Simetris, tidak ada serumen. Tulang rawan telinga sudah terbentuk.
e) Hidung
Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung.
f) Mulut
Simetris, bibir lembab, tidak tampak pucat, tidak tampak biru, gusi berwarna
merah muda, tidak ada kelainan.
g) Leher
Tidak tampak pembesaran, Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, tidak
teraba pembesaran kelenjar limfe, dan tidak ada bendungan vena jugularis.
h) Dada
Simetris, tidak ada tarikan dinding dada.
i) Ekstremitas atas dan bawah
Simetris, jumlah jari tangan dan kaki lengkap, gerakan ekstremitas atas dan
bawah aktif.
l) Abdomen
Simetris, tali pusat sudah lepas hari ke-4 , pusat masih sedikit basah ,tidak
berau busuk ,tidak ada kemerahan. Tidak teraba pembesaran.
m) Genetalia
Bersih, tidak ada tanda infeksi.
n) Punggung dan anus
Tidak tampak kelainan tulang belakang, dan terdapat lubang anus, Tidak ada
massa dan benjolan.
c. Analisa (A)
1. Diagnosa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan umur 7 hari
2. Masalah
Tidak Ada
3. Kebutuhan
Tidak Ada
d. Penatalaksanaan (P)
Tanggal 18 Desember 2019, pukul 16.30 WITA
1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bayinya yaitu keadaasn
umum bayi baik dengan BB saat ini 3.400 gram. Ibu dan keluarga mengerti
penjelasan bidan.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif. Ibu mengerti dan
bersedia mengikuti anjuran bidan.
3. Mengingatkan kembali tentang tanda-tanda bahaya pada bayi dan menganjurkan
ibu untuk segera memeriksakan bayinya ke pelayanan kesehatan terdekat apabila
mengalami salah satu atau lebih dari tanda-tanda bahaya tersebut. Ibu bersedia
mengikuti anjuran bidan.
4. Menjadwalkan kunjungan ulang tanggal 24 Desember 2019 . Ibu bersedia untuk
melakukan kunjungan ulang.
3. Kunjungan Neonatus 3
Hari/Tanggal : Selasa, 24 Desember 2019
Waktu : 14.00 WITA
Tempat : Rumah Ny. Y
a. Subyektif (S)
1) Ibu mengatakan bayinya menyusu lebih dari 10 kali sehari, sekali menyusu
lamanya 30 menit.
2) Ibu mengatakan bayinya BAK 5-6 kali sehari dan BAB 2-3 kali sehari.
3) Ibu mengatakan bayinya tidak pernah mengalami tanda-tanda bahaya.
4) Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif
5) Ibu mengatakan pusatnya sudah kering serta tidak ada tanda-tanda
bahaya/kelainan yang terjadi pada bayinya.
b. Obyektif (O)
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan Umum : Baik
b) BB/PB : 3.700 gram/ 54cm
c) BB Kunjungan lalu : 3.400 gram
d) Tanda-tanda vital
(1) Denyut jantung : 140 kali / menit
(2) Respirasi : 43 kali / menit
(3) Suhu : 36,8 ºC
2) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Simetris, kulit kepala bersih, rambut berwarna hitam, tidak ada kelainan.
b) Muka
Simetris, tidak pucat, tidak sianosis, dan tidak ada kelainan.
c) Mata
Simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih, dan ada
reaksi pupil terhadap cahaya.
d) Telinga
Simetris, tidak ada serumen. Tulang rawan telinga sudah terbentuk.
e) Hidung
Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung.
f) Mulut
Simetris, bibir lembab, tidak tampak pucat, tidak tampak biru, gusi berwarna
merah muda, tidak ada kelainan.
g) Leher
Tidak tampak pembesaran, Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, tidak
teraba pembesaran kelenjar limfe, dan tidak ada bendungan vena jugularis.
h) Dada
Simetris, gerakan rongga dada teratur, tidak ada tarikan dinding dada, puting
susu menonjol berwarna kecoklatan.
i) Ekstremitas atas dan bawah
Simetris, jumlah jari tangan dan kaki lengkap, gerakan ekstremitas atas dan
bawah aktif.
j) Abdomen
Simetris, pusat sudah kering. Tidak teraba pembesaran.
k) Genetalia
Bersih, tidak ada tanda infeksi.
l) Punggung dan anus
Tidak tampak kelainan tulang belakang, dan terdapat lubang anus, Tidak ada
massa dan benjolan.
c. Analisa (A)
1. Diagnosa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan umur 13 hari
2. Masalah
Tidak Ada
3. Kebutuhan
Tidak Ada
d. Penatalaksanaan (P)
Tanggal 24 Desember 2019, pukul 14.15 WITA
1) Menjelaskan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bayinya yaitu keadaan
umum bayi baik dengan BB saat ini 3.700 gram. Ibu mengerti penjelasan yang
diberikan.
2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang imunisasi rutin .Ibu mengerti tentang
imunisasi .
3) Mengingatkan kembali tentang cara menjaga kehangatan bayi. Ibu mengerti dan
bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
4) Mengingatkan kembali tentang tanda-tanda bahaya pada bayi dan menganjurkan
ibu untuk segera memeriksakan bayinya ke pelayanan kesehatan terdekat apabila
mengalami salah satu atau lebih dari tanda-tanda bahaya tersebut. Ibu bersedia
mengikuti anjuran yang diberikan.
5) Menjadwalkan kunjungan ulang tanggal 11 Januari 2020 Ibu bersedia untuk
melakukan kunjungan ulang
a. Subjektif
1) Identitas
Identitas Istri Suami
Nama Ny. “Y” Tn. “F”
Umur 25 tahun 34 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SMP SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Suku/Bangsa Sasak, Indonesia Sasak, Indonesia
Alamat Karang Timbal RT.02, Punia
6) Riwayat Psikososial
a) Konsumsi zat besi : SF
b) Konsumsi Obat-obatan : Paracetamol 500 mg 3x1/hari, amoxicillin 500 mg,
3x1/hari, SF 200 mg 1x1/hari, Vit A 200.000 IU 1x1/hari.
c) Kebutuhan Nutrisi/diet
(1)Frekuensi : 1 kali
(2)Komposisi : Nasi, tahu, telur dan sayur kacang panjang
(3)Porsi : 1 piring
(4)Pantangan : Tidak ada
(5)Masalah : Tidak ada
d) Pemberian ASI
(1)Frekuensi : 4 kali
(2)Lamanya : 15-30 menit
(3)Kesulitan : tidak ada
e) Pola Eliminasi (BAK & BAB )
(1) BAB
(a) Frekuensi : Belum BAB
(b) Konsistensi :-
(c) Kesulitan :-
(2) BAK
(a) Frekuensi : 2 kali terakhir jam 07.30 wita
(b) Warna : Kuning Jernih
(c) Kesulitan : Tidak
f) Istirahat
(a)Lama : 5 jam
(b)Kesulitan : tidak ada
g) Ketidaknyamanan Nyeri
(a)Lokasi : perut
(b)Intesitas : ringan
(c)Cara mengatasi nyeri : istirahat dan mobilisasi dini
h) Mobilisasi
(a)Duduk : Ibu sudah dapat duduk
(b)Berdiri : Ibu sudah dapat berdiri
(c)Berjalan : Ibu sudah dapat berjalan
i) Personal Hygiene
(a)Mandi : Ibu sudah mandi selama nifas/selesai bersalin.
(b)Gosok gigi : Ibu sudah gosok gigi selama nifas/selesai bersalin.
(c)Ganti pakaian: Ibu sudah ganti pakaian
(d)Potong kuku : Ibu belum potong kuku selama nifas/selesai bersalin.
j) Hubungan seksual
(a)Kenyamanan fisik : Ibu merasa belum nyaman untuk berhubungan.
(b)Kenyamanan emosi : ibu merasa belum ingin untuk berhubungan.
k) Psikologi
(1)Respon Ibu terhadap diri sendiri :
Ibu merasa senang dengan dirinya.
(2)Respon Ibu terhadap bayi :
Ibu merasa senang dengan kehadiran bayinya.
(3)Respon Kelurga terhadap Ibu dan Bayi :
Keluarga merasa senang dengan ibu dan kelahiran bayi.
l) Riwayat Sosial Ekonomi
(1)Status perkawinan : Menikah Sah
(2)Lama pernikahan : ± 12 tahun
(3)Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah : 3 orang
m) Riwayat dan rencana KB
(1)Metode yang pernah dipakai : KB suntik 3 bulan
(2)Kapan berhenti dan alasannya : 2017 , ingin punya anak
(3)Lama penggunaan kontrasepsi sebelum hamil : ± 9 tahun
(4)Rencana KB : Suntik
b. Objektif
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Emosi : Stabil
2) Tanda-tanda vital
a) Nadi : 80 x/menit
b) Suhu : 36,3oC
c) Tekanan darah : 110/80 mmHg
d) Respirasi : 20 x/menit
3) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
(1) Inspeksi : kulit kepala bersih, warna rambut hitam, distribusi merata.
(2) Palpasi : rambut rontok ( - ), lesi ( - ), benjolan ( - ).
b) Wajah
(1) Inspeksi : simetris, pucat ( - ), cloasma gravidarum ( + ).
(2) Palpasi : oedema ( - )
c) Mata
Inspeksi : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus.
d) Leher
Palpasi : Pembesaran kelenjar tyroid ( - ), pembesaran kelenjar getah
bening / limfe ( - ), bendungan vena jugularis ( - ).
e) Payudara
(1) Inspeksi : bentuk simetris, putting susu menonjol ( + / + ),retraksi /
dimpling ( - ).
(2) Palpasi : benjolan ( - ), nyeri tekan ( - ), pembesaran kelenjar limfe
di aksila ( - ), kolostrum ( +/+ ).
f) Abdomen
(1) luka bekas operasi : Tidak ada luka bekas operasi.
(2) Kontraksi : (+) Baik
(3) TFU : 3 jari di bawah pusat.
(4) kandung kemih : Kosong
(5) Massa/konsistensi/ototparut: Tidak ada
g) Genetalia
(1) keadaan labia mayor dan minor : luka ( - ), cairan ( - )
(2) Perineum : tidak ada luka jahitan
(3) Lokhia : rubra, warna merah, konsistensi cair, bau khas
(4) Perdarahan : 5 cc
h) Ekstremitas : oedema ( - ), varises ( - / - ), kemerahan dan panas pada betis (
- / - ).
c. Analisa
1. Diagnosa : P2 A0 H2, Post partum normal hari pertama
2. Masalah : Ketidaknyamanan nyeri karena mulas
3. Kebutuhan : KIE mengenai istirahat yang cukup, nutrisi
d. Penatalaksanaan (Tanggal 12 Desember 2019, pukul 09.45 wita )
1. Memberitahu kepada ibu mengenai keadaannya dengan hasil keadaan ibu baik,
keadaan umum dan tanda-tanda vital masih dalam keadaan normal. Ibu telah
mengetahui keadaannya.
2. Menjelaskan pada ibu mengenai ketidaknyamanan yang dirasakan, yaitu perut mules
merupakan keluhan yang normal. Perut mules menandakan adanya proses kembalinya
ukuran rahim ke ukuran semula. Ditandai dengan rahim ibu terasa keras (globuler),
maka involusi uteri baik dan dapat mengurangi terjadinya perdarahan masa nifas.
3. Menginformasikan pada ibu agar selalu mengkonsumsi makanan yang cukup gizi
seperti tahu, tempe, telur, ikan,, sayur-sayuran dan kacang-kacangan dan pada
dasarnya tidak ada pantangan makanan untuk ibu menyusui. Ibu mengerti penjelasan
yang diberikan dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan
4. Menjelaskan kepada ibu tentang teknik menyusui yang benar.Ibu mengetahui dan
mengerti tentang teknik menyusui yang benar.
5. Menjelaskan kepada ibu tentang cara merawat tali pusat yang bersih dan kering. Ibu
mengerti tentang cara perawatan tali pusat yang bersih dan kering.
6. Mengingatkan kembali pada ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada ibu nifas. Ibu
dapat menyebutkan kembali tanda-tanda bahaya ibu nifas.
7. Menganjurkan dan memotivasi ibu untuk mengonsumsi obatnya secara rutin sesuai
dosis yang diberikan, yaitu tablet Fe 200 mg 1x1 dan Vitamin A 200.000 IU 1x1,
paracetamol 500 mg 3x1, amoxicillin 500 mg 3x1. Ibu mengerti dan bersedia
meminum obat.
8. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang tanggal 18 Desember 2019. Ibu bersedia
untuk kunjungan selanjutnya di Rumah
2. Kunjungan Nifas 2
Tanggal : Rabu, 18 Desember 2019
Waktu : 16.30 WITA
Tempat : Rumah Ny “Y”
a. Subyektif (S)
1) Ibu mengatakan perutnya sudah tidak mulas
2) Ibu mengatakan istrirahatnya cukup karena bayinya tidak pernah rewel
dimalam hari dan sudah makan yang bergizi seperti telur, ikan dan sayur
lebih banyak
3) Ibu mengatakan tidak mengalami kesulitan BAB dan BAK
4) Ibu menyusui bayinya secara teratur.
5) Ibu mengatakan tidak ada masalah dengan nafsu makannya, tidak ada
pantangan
6) Ibu sudah berani bergerak untuk melakukan pekerjaan rumah, seperti
menyapu dan menyiapkan pakaian anaknya sekolah
7) Istirahat dan tidur malam cukup, lama ibu tidur pada malam hari hanya 5-6
jam karena ibu harus bangun dan menyusui bayi dan mengganti kain bayi.
8) Ibu merasakan darah dari kemaluan masih keluar jumlahnya tidak banyak
seperti awal setelah melahirkan, warna darah merah agak kecoklatan dan
darah tidak berbau.
b. Obyektif (O)
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Emosi : Stabil
3) Pemeriksaan Fisik
a) Wajah : Tidak pucat, tidak ada edema.
b) Mata : Konjungtiva tidak pucat (anemis), sclera
tidak ikterus.
c) Payudara : Bentuk simetris, puting susu menonjol,
tidak ada retraksi/dimpling, tidak teraba
benjolan/massa, ada terasa nyeri tekan,
tidak ada pembesaran kelenjar limfe, ada
pengeluaran ASI pada kedua payudara.
d) Abdomen : Kontraksi uterus baik, TFU ½ pusat ke
simpisis, kandung kemih kosong.
e) Genetalia : Tidak ada tanda-tanda infeksi, ada
pengeluaran lokhia sanguilenta.
f) Ekstremitas : Kuku jari tangan dan kaki tidak pucat,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada varises
pada kaki ibu.
c. Analisa (A)
1. Diagnosa : P2 A0 H2, Post partum normal hari ke 7
2. Masalah : tidak ada
3. Kebutuhan : tidak ada
d. Penatalaksanaan (P)
Tanggal 18 Desember 2019, pukul 16.45 WITA
1. Menginformasikan pada ibu bahwa secara keseluruhan keadaannya normal
dengan tekanan darah 120/80 mmHg. Ibu mengerti keadaan dirinya.
2. Menginformasikan pada ibu agar tetap mengkonsumsi makanan yang cukup
gizi seperti tahu, tempe, telur, ikan, pada dasarnya tidak ada pantangan
makanan untuk ibu menyusui. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan
bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
3. Mengajarkan ibu cara tehnik menyusui yang baik dan benar tentang
penjelasan yang diberikan dan akan mempraktekkannya setiap hari.
4. Menjelaskan pada ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada ibu nifas. Ibu
mengerti penjelasan yang diberikan dan bersedia untuk memeriksakan diri ke
petugas kesehatan apabila mengalami tanda-tanda bahaya yang sudah
dijelaskan.
5. Menjelaskan kepada ibu tentang manfaat senam nifas dan mempraktekan
kepada ibu cara melakukan senam nifas. Ibu mengerti tentang senam nifas
yang di jelaskan dan ibu telah melakukan seanm nifas.
6. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang tanggal 11 Januari 2020. Ibu
bersedia untuk kunjungan selanjutnya di Rumah
3. Kunjungan Nifas 3
Hari/Tanggal : Sabtu, 11 Januari 2020
Waktu : 10.00 WITA
Tempat : Rumah Ny. S
a. Subjektif (S)
1) Ibu mngatakan perutnya tidak mulas
2) Ibu mengatakan tidak mengalami kesulitan BAB dan BAK
3) Ibu mengatakan sudah istirhat yang cukup dan makan yang bergizi
4) Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya secara teratur
5) Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya dengan tehnik yang benar
6) Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tanda-tanda bahaya
7) Ibu mengatakan telah melakukan senam nifas di rumahnya menggunakan brosur
yang dibagikan
b. Obyektif (O)
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Emosi : Stabil
2) Tanda-tanda vital
a) Nadi : 78 x/menit
b) Suhu : 36,7 ̊C
c) Tekanan darah : 120/70 mmHg
d) Respirasi : 20 x/menit
3) Pemeriksaan fisik
a) Muka
Simetris, tidak tampak pucat. Tidak ada oedema pada frontalis, zigomatikum
dan mandibularis.
b) Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus
c) Payudara
Simetris, tidak ada puting susu lecet, tidak ada retraksi atau dimpling. Tidak
ada nyeri tekan, tidak ada benjolan atau massa, ada pengeluaran air susu pada
payudara kanan dan kiri.
d) Ektremitas atas dan bawah
Simetris, tidak ada kemerahan pada betis, tidak ada varises.Tidak ada nyeri
tekan, tidak ada oedema.
e) Abdomen
TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.
f) Genetalia
Tidak ada tanda-tanda infeksi, lokhia alba warna kecoklatan.
c. Analisa (A)
1. Diagnosa : P2 A0 H2, Post partum normal hari ke- 31
2. Masalah : tidak ada
3. Kebutuhan : tidak ada
d. Penatalaksanaan (P)
Tanggal, 11 Januari 2020 ,pukul 10.15 WITA
1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaannya yaitu keadaan umum ibu
baik dan tekanan darah 120/70 mmHg. Ibu telah mengetahui hasil
pemeriksaannya.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang Keluarga berencana. Ibu telah mengerti tentang
penjelasan bidan dan akan mendiskusikan kepada suami tentang alat kontrasepsi
yang akan di gunakan.
3. Mengingatkan kembali tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas dan
menganjurkan ibu untuk segera mendatangi pelayanan kesehatan terdekat apabila
mengalami salah satu atau lebih dari tanda-tanda tersebut. Ibu mengerti dan
bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
4. Melakukan pemijatan oksitosihn pada ibu dengan tujuan memperlancar
pengeluaran ASI dan membuat ibu menjadi lebih rileks. Ibu bersedia dilakukan
pemijitan.
E. KELUARGA BERENCANA
Hari/Tanggal : 27 Januari 2020
Waktu : 17.00 WITA
Tempat : Poskesdes Pagesangan
1. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas/Biodata
Istri Suami
Nama Ny. “Y” Tn. “F”
Umur 25 tahun 34 tahun
Suku Sasak Sasak
Agama Islam Islam
Pendidikan SMP SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Alamat Karang Timbal RT.02, Punia
b. Anamnesas
1) Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin mengetahui informasi tentang KB dan akan
memasang KB
2) Tujuan menggunakan alat kontrasepsi
Ibu mengatakan ingin menunda kehamilan dan mengatur jarak kelahiran
anaknya.
3) Riwayat Menstruasi
a) HPHT : 13-03-19
b) Usia Menarche:13 tahun
c) Siklus menstruasi : teratur
d) Lama menstruasi : 3-4nhari
e) Jumlah darah : 2-3 kali ganti pembalut
f) Dismenorhea : Tidak ada
g) Flour albus : Tidak ada
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Tanda Vital
a. Keadaan Umum :Baik
b. Kesadaran :Compos mentis
c. Emosi :Stabil
d. BB : 80 kg
e. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan Darah :120/80 mm/Hg
2) Nadi :80 x/menit
3) Suhu :36,7° C
4) Pernapasan :20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata
Konjungtiva : Berwarna merah muda (tidak pucat)
Sklera : Berwarna putih (tidak icterus)
b. Payudara
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : ASI
Massa : Tidak ada
Retraksi atau dimpling : Tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada
c. Abdomen
Pembesaran : Tidak ada
Massa / benjolan : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
C. ANALISA
1. Diagnosa : Calon akseptor KB
Suntik 3 Bulan
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan :Tidak ada
D. PENATALAKSANAAN
Senin, 27 Januari 2020 jam 17.00 WITA
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu dalam
keadaan normal dengan tekanan darah 120/80 mmHg dan Berat badan 80 kg.
Ibu telah mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang Keluarga Berencana yaitu manfaatnya untuk
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, menjaga kesehatan
ibu,merencanakan kehamilan lebih terprogram. Ibu mengerti tentang penjelasan
yang diberikan dan akan merencanakan KB suntik yang akan digunakan.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang efek samping KB suntik yaitu mual, payudara
tegang, pusing, sakit kepala, jerawat, gangguan pola haid dan peningkatan berat
badan, serta menganjurkan ibu untuk kembali ke tenaga kesehatan jika merasa
tidak nyaman dengan efek samping yang ditimbulkan. Ibu telah memahami
tentang efek samping Kb suntik 3 bulan.
4. Memberikan alat kontrasepsi hormonal yaitu KB suntik depo progestin :
1) Melakukan persiapa alat ( spuit 3 cc ,kapas alkohol, dan obat )
2) Melakukan persiapan pasien ( memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan dan memposisikan pasien senyaman
mungkin)
3) Mendekatkan alat ke dekat pasien
4) Memasang penutup tirai untuk menjaga privasi pasien
5) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan mengeringkan
dengan handuk kering
6) Membebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan dari pakaian
7) Mendesinfeksi daerah penyuntikan secara sirkuler menggunakan kapas
alkohol dan tunggu sampai kering
8) Mengangkat kulit sedikit dengan ibu jari dan jari telunjuk dengan tangan
kiri
9) Menusuk jarum otot dengan jarum dan kulit membentuk sudut 90 osecara
IM
10) Menarik penghisap sedikit (aspirasi) untuk memeriksa apakah jarum
masuk kealampembuluh darah yang ditandai dengandarah masuk
kedalamtabung spuit (saat aspirasi ) jika ada darah berarti jarum
mengenai pembuluh darah .
11) Masukkan obat secara perlahan-lahan
12) Menarik jarum keluar setelah obat masuk ( pada saat menarik jarum
keluar tekan bekas penyuntikan dengan kapas alkohol agar darah tidak
keluar )
13) Merapikan pasien dan merapikan alat
14) Mencuci tangan dengan mengguakan sabun dan air mengalir dan
mengeringkanya dengan menggunakan handuk kering dan bersih
5. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang kembali 3 bulan lagi pada tanggal 21
April 2020 untuk melakukan suntik KB 3 Bulan kembali. Ibu telah bersedia
melakukan kunjungan ulang.
6. Mendokumentasikan hasil tindakan. Hasil tindakan telah didokumentasikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
E. Keluarga Berencana
Ny.Y dan keluarga telah memperoleh konseling terkait keluarga berencana (KB)
memperoleh konseling khusus tentang alat kontrasepsi yang dipilih yaitu KB Suntik 3
Bulan. Pada pemeriksaan diperoleh hasil keadaan ibu umum ibu baik, TTV normal,
pemeriksaan fisik normal, dan tidak ditemukan adanya kontraindikasi untuk KB Suntik 3
Bulan. Sehingga dilakukan penyuntikan Kb Suntik 3 bulan sesuai dengan prosedur tetap
yang berlaku di Poskesdes Pagesangan
Dalam teori, DMPA adalah alat kontrasepsi hormonal Depo Medroksiprogesteron
Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA. Diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntikkan intramuskuler (IM) di daerah bokong. (Sulistyawati, 2013)
Asuhan kebidanan komprehensif yang dilakukan pada Ny.Y telah sesuai dengan teori
yang adaya itu memberikan asuhan kebidanan pada ibu sejak persalinan hingga
penggunaan kontrasepsi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan kebidanan dalam persalinan, BBL, Nifas dan Keluarga
Berencana penyusun telah mampu menerapkan manajemen SOAP, meliputi:
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny.”Y”
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny.”Y”
3. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa kebidanan pada Ny.”Y”
4. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan serta pelaksanaan asuhan kebidanan pada
Ny.”Y”
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dapatlah penulis mengajukan beberapa saran, anatar lain :
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan agar tetap membimbing dan membantu mahasiswa untuk memahami dan
menerapkan teori yang telah diberikan dari institusi sehingga mampu memberikan
asuhan yang sesuai dan mampu menganalisa kesenjangan antara teori dengan praktik
serta mengetahui sejauh mana mahasiswa mampu menerapkan ilmu pendidikan yang
diperoleh mahasiswa di bangku kuliah.
3. Bagi Penulis
Diharapkan mendapatkan pengalaman dan belajar menerapkan langsung pada
masyarakat di lapangan mengenai perkembangan ilmu pengetahuan (asuhan
kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan neonatal,
keluarga berencana serta bayi sampai usia 6 bulan) yang diperolehnya di dalam kelas
sehingga nantinya pada saat bekerja di lapangan dapat dilakukan secara sistematis
yang pada akhirnya meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak
menurunkan angka kematian ibu dan bayi dan terus memperbaharui pengetahuannya
yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan.
4. Bagi Masyarakat
Diharapkan agar tetap membina hubungan baik dengan tenaga kesehatan dan fasilitas
kesehatan yang ada, serta tetap pro-aktif terhadap tindakan atau asuhan kebidanan yang
diberikan dan diharapkan dapat mempertahankan perawatan yang diberikan kepada ibu
dan bayi, bila perlu untuk lebih meningkatkan kualitas perawatan yang sesuai dengan
standar kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2010. PWS KIA 2009, Standar Pelayanan Antenatal. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Grace P, Borley N., 2006. At a Glance, Ilmu Bedah. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lew, W. K., Weaver, F.A., & Feied, C.F. 2009. Varicose veins. In eMedicine. Retrieved
March 12, 2010 from http://www.emedicine.com/med/TOPICS2788.HTM.
Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta : EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gede. dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk
Mochtar R, 2012. Sinopsis Obstetric Fisiologi dan Patologi jilid 1. Jakarta : Penerbit buku
kedokteran EGC.
Prawihardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan Edisi 4. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Saifudin, Abdul Bari, Gulardi Hanifa Wiknjosastro, Biran Affandi, Djoko Waspodo. 2010.
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Sjamsuhidajat, R., De Jong Wim. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Tim Penyusun Profil Kesehatan. 2016. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara
Barat 2016. Mataram: Dinas Kesehatan NTB.
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4, Volume 2. Jakarta : EGC.
Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
https://sumerta.denpasarkota.go.id/uploads/download/Jenis-%20Jenis%20Alat
%20Kontrasepsi_036754.pdf (diakses pada 29 Juni 2020)