A
DENGAN MASALAH DIABETES MELITUS DI RUANGAN
RAWAT INAP KELAS II RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH
PROVINSI MALUKU
OLEH:
ANISA
NIM. P2012004
1
LEMBARAN PENGESAHAN
Askep :
Nim : P2012004
Menyetujui
CI Institusi CI Lahan
Mengetahui,
Ketua Prodi Ilmu Keperawatan
Stikes Pasapua Ambon
Harianti Fajar,S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIDN : 1225079001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
(KMB) sampai dengan penyusunan laporan semuanya dapat berjalan dengan baik
rangkaian tugas dalam perkuliahan yang wajib bagi semua mahasiswa yang akan
terarah dan terpadu kepada mahasiswa agar tidak hanya mengaplikasikan ilmunya
Namun tidak terlepas dari hal itu, sebagai mahasiswa praktik kami di
tuntut pula untuk melaporkan segala bentuk kegiatan dilapangan secara baik dan
benar. Oleh karena itu, laporan individu ini disusun sebagai bukti dalam
berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan
tanggung jawab.
Individu ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 3
C. Manfaat ................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Hipertensi ........................................................................... 5
B. Klasifikasi ............................................................................................ 5
C. Etiologi................................................................................................. 7
D. Patofisiologi ......................................................................................... 8
E. Tanda Dan Gejala ................................................................................ 9
F. Pemeriksaan Penunjang ....................................................................... 10
G. Komplikasi ........................................................................................... 12
H. Penatalaksanaan ................................................................................... 12
I. Cara Pencegahan .................................................................................. 13
J. Diet Hipertensi ..................................................................................... 14
K. Pengkajian ............................................................................................ 15
L. Diagnosa Yang Mungkin Muncul ....................................................... 17
BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN
I. Identifikasi ....................................................................................... 18
A. Klien ........................................................................................ 18
B. Penanggung Jawab ................................................................... 18
II. Data Medik .......................................................................................... 18
III. Keadaan Umum .................................................................................. 19
A. Keluhan Utama .................................................................................... 19
B. Keadaan Sakit ...................................................................................... 19
C. Tanda-Tanda Vital ............................................................................... 19
D. Pengukuran .......................................................................................... 19
E. Genogram ............................................................................................ 19
IV. Pengkajian Pola Kesehatan .................................................................. 19
A. Kajian Pola Persepsi Kesehatan Pemeliharaan Kesehatan ............ 21
B. Kajian Nutrisi Metabolic ............................................................... 22
C. Kajian Pola Eliminasi .................................................................... 24
D. Kajian Pola Aktifitas Dan Latihan ................................................. 26
E. Kajian Pola Tidur Dan Istirahat ..................................................... 28
F. Kajian Pola Persepsi Dan Kognitif ................................................ 28
G. Kajian Pola Persepsi Dan Konsep Diri .......................................... 29
H. Kajian Pola Peran Dan Hubungan Sesame .................................... 30
I. Pola Reproduksi Seksualitas .......................................................... 30
J. Analisa Data ................................................................................... 32
K. Diagnosa Keperawatan .................................................................. 33
L. Rencana Asuhan Keperawatan ...................................................... 34
M. Implementasi Dan Evaluasi ........................................................... 37
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpula ............................................................................................ 47
B. Saran .................................................................................................... 47
DAFTARPUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global dan telah diakui
sebagai contributor utama terhadap beban penyakit kardiovaskular. Hipertensi
merupakan keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg (Efendi dan Larasati, 2017).
Prevalensi hipertensiyang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya
hidup seperti merokok, obesitas, dan stress psikologis. Hampir disetiap
Negara, hipertensi mwnduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang
paling sering dijumpai diseluruh dunia (Hanifa, 2016) Hipertensi di dunia
mencapai sekitar 1,13 miliar individu, diambil dari data prevalensi hipertensi
Dunia Kesehatan Organisasi (WHO), artinya 1 dari 3 orang Dewasa di dunia
terdiagnosis hipertensi. Pada Tahun 2025 jumlah penderita hipertensi
diperkirakan akan terus meningkat 1,5 miliar individu, dengan kematian
mencapai 9,4 juta individu (Joshua 2020). 333 juta dari 972 juta pengidap
hipertensi berada di Negara maju dan sisanya berada di negara berkembang
termasuk Indonesia (Pratama 2016). Riset Kesehatan Dasar (RIKESDES)
2018 menytakan 63 juta lebih penduduk Indonesia menyandang Hipertensi.
Prevalensi hipertensi berdsarkan hasil pengukuran pada penduduk isia ≥18
tahun sebesar 34,1%. Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar
63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi
sebesar 427,218 kematian. Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1% diketahui
bahwa sebesar 8,8% terdiaknosis hiperyensi 2 dan 13,3% orang yang
terdiaknosis hipertensi tidak minum obat. Hal ini menujukan bahwa sebagian
besar penderita tidak mengetahui bahwa dirinya hipertensi sehingga tidak
mendapatkan pengobatan. (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2019)
2
2
Prevalensi hipertensi di wilaya provinsi maluku sebesar 25,2%, tertinggi
berada di kabupaten maluku tenggara sebesar 13,9% dan terendah di kabupaten
seram bagian barat sebesar 0,8% dari 168,134 jiwa.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan terhadap pasien dengan
Hipertensi di Rumah Sakit Khusus Daerah Ambon
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memenuhi tugas laporan akhir praktik KMB dengan masalah
Hipertensi di Rumah Sakit Khusus Daerah Ambon
b. Untuk mengetahui tentang Tinjauan Teori tentang diagnosa
keperawatan dengan pasien Hipertensi di Rumah Sakit Khusus
Daerah Ambon
c. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien Hipertensi di
Rumah Sakit Khusus Daerah Ambon
d. Untuk mengetahui hubungan kesenjangan abtara teori dan praktik
yang di lapang
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
2. Untuk menambah pengetahuan penulis khususnya dalam pelaksanaan
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kasus Hipertensi.
3. Bagi Pasien dan Keluarga Pasein
4. Agar pasien dan keluarga mengetahui tentang penyakit dan perawatan
Hipertensi.
5. Bagi Rumah Sakit
6. Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi
Maluku untuk menambah pengetahuan perawat dalam penatalaksanaan
pada pasien Hipertensi.
7. Bagi Institusi
Dapat menghasilkan lulusan berwawasan global dan menambah keluasan
ilmu bidang keperawatan dan dapat menjadi masukan bagi yang berminat
membaca.
BAB II
TINJAUAN TEORI
b. Jenis Kelamin
Pada laki-laki membutuhkan kalori lebih banyak dari pada perempuan. Hal ini
disebabkan laki-laki mempunyai lebih banyak otot-otot dan aktivitas sehingga
BMR nyapun lebih tinggi.
Jenis Kelamin Umur Satuan
Laki-laki remaja 13-15 Tahun 2.800 kal
Laki-laki remaja 16-19 Tahun 3.000 kal
Wanita remaja 13-16 Tahun 2.400 kal
Wanita remaja 16-19 Tahun 2.500 kal
c. Jenis Pekerjaan
Kebutuhan nutrisi dipengaruhi juga oleh tingkat aktivitas, terutama penggunaan
otot untuk memproduksi energi. Wanita hamil dan menyusui membutuhkan
tambahan nutrisi untuk pertumbuhan janin dan produksi ASI. Kebutuhan kalori
Juru tulis (L) 1.700 kal, perawat (L) 2.000 kal, pembantu rumah tangga 2.400
kal, wanita hamil 2.300 kal, menyusui 2.600 kal, petani 3.000 kal.
d. Iklim
b) Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi
dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah,
tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak
dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat
menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan
derajat mereka.
c) Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu juga dapat memengaruhi status gizi.Misalnya, di beberapa
daerah, terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi para gadis
remaja.Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang
sangat baik.Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan
dianggap dapat menyebabkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber
protein yang sangat baik bagi anak-anak.
b) Vitamin C
Vitamin C penting untuk absorbsi Fe, melawan infeksi, penyembuhan luka,
pembentukan kolagen, metabolisme beberapa asam amino. Vitamin C adalah
antioksidan, dan melindungi vitamin A dan E dari oksidasi berlebihan.
Kekurangan vitamin C ditandai dengan penyembuhan luka kurang, rentan
infeksi, retardasi pertumbuhan dan perkembangan, nyeri sendi, anemi, gusi
berdarah.
e. Mineral
Mineral membantu membentuk jaringan tubuh dan regulasi metabolisme
Calcium
Calcium berfungsi untuk membentuk dan memelihara tulang dan gigi, pembekuan
darah, tansmisi syaraf, kontraksi dan relaksasi otot, permeabilitas membran sel. Tanda
dan gejala kekurangan calcium adalah pertumbuhan pendek, ricketsia, osteoporosis,
tetani.
Magnesium
Magnesium berfungsi untuk pembentukan tulang, relaksasi otot, sintesis protein.
Tanda dan gejala kekurangan magnesium adalah penyakit ginjal, tremor
mengakibatkan kejang.
Sodium
g) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian
lemak secara berlebihan.
h) Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri
abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.
i) Diabetes melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan. (Hidayat, 2009)
DM tipe 1 tidak berkembang pada semua orang yang mempunyai predisposisi genetik.
Pada mereka yang memiliki indikasi risiko penanda gen (DR3 dan DR4 HLA), DM
Asuhan Keperawatan Ruang Inap Kelas II
PRODI ILMU KEPERAWATAN
terjadi kurang dari 1%. Lingkungan telah lama dicurigai sebagai pemicu DM tipe 1.
Insiden meningkat, baik pada musim semi maupun gugur, dan onset sering bersamaan
dengan epidemik berbagai penyakit virus. Autoimun aktiv langsung menyerang sel
beta pankreas dan produknya. ICA dan antibodi insulin secara progresif menurunkan
keefektifan kadar sirkulasi insulin. Hal ini secara pelan-pelan terus menyerang sel beta
dan molekul insulin endogen sehingga menimbukan onset mendadak DM.
Hiperglikemi dapat timbul akibat dari penyakit akut atau stress, dimana meningkatkan
kebutuhan insulin melebihi cadangan dari kerusakan masa sel beta. Ketika penyakit
akut atau stres terobati, klien dapat kembali kepada status terkompensasi dengan
durasi yang berdeda-beda dimana pankreas kembali mengatur produksi sejumlah
insulin secara adekuat. Status kompensasi ini disebut sebagai periode honeymoon,
secara khas bertahan untuk 3-12 bulan. Proses berakhir ketika masa sel beta yang
berkurang tidak dapat memproduksi cukup insulin untuk meneruskan kehidupan.
Klien menjadi bergantung kepada pemberian insulin eksogen (diproduksi diluar tubuh)
untuk bertahan hidup.
Patogenesis DM tipe 2 berbeda signifikan dari DM tipe 1. Respon terbatas sel beta
terhadap hiperglikemia tampaknya menjadi faktor mayor dalam perkembangannya.
Sel beta terpapar secara kronis terhadap kadar glukosa darah tinggi menjadi secara
progresif kurang efisien ketika merespon peningkatan glukosa lebih lanjut. Fenomena
ini dinamai desensitiasi, dapat kembali dengan menormalkan kadar glukosa. Rasio
proinsulin (prekursor insulin) terhadap insulin tersekresi juga meningkat. Proses
patofisiologi kedua dalam DM tipe 2 adalah resistensi terhadap aktivitas insulin
biologis, baik dihati maupun jaringan perifer. Keadaan ini disebut sebagai resistensi
insulin. Orang dengan DM tipe 2 memiliki penuruan sensitivitas insulin terhadap
kadar glukosa yang mengakibatkan produksi glukosa hepatik berlanjut, bahkan sampai
dengan kadar glukosa darah tinggi. Hal ini bersamaan dengan ketidakmampuan otot
dan jaringan lemak untuk meningkatkan glukosa. Mekanisme penyebab resistensi
insulin perifer tidak jelas namun ini nampak terjadi setelah insulin berikatan terhadap
reseptor pada permukaan sel. Insulin adalah hormon pembangun (anabolik). Tanpa
insulin tiga masalah metabolik mayor terjadi: penurunan pemanfaatan glukosa,
peningkatan metabolisme lemak, dan peningkatan pemanfaatan protein.
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Barbara C. Long (1995 : 9 ) pemeriksaan diagnostik untuk penyakit diabetes
millitus adalah
Pemeriksaan Prosedur dan persiapan Interpretasi
Gula darah puasa (GDP) : Puasa mulai tengah malam Kriteria diagnostik untuk
70 – 110 mg/dL diabetes millitue >
plasmavena 140mg/dL palni sedikit dal
m 2x pemeriksaan atau >
140 mg/dL disertai gejala
klasik hiperglikemia atau
CGT : 115 : 140 mg/dL
Gula darah 2 jam Gula darah diukur 2jam Digunakan untuk skrining
postprandial < 140 mg/dL setelah makan berat atau 2 atau evaluasi pengobatan,
jam setelah mendapat 100 bukan diagnostik
gr gula
Gula darah sewaktu : 140 Digunakan untuk skrining
mg/dL bukan diagnostik
Tes intoleransi glukosa oral Puasa mulai tengah malam, Kriteria diagnotik unuk
(TTGO).GD < 115mg/dL GDP diambil diberi 75 mg diabetes millitus , GDP :
glukosa, sampel darah (dan 140 mg/dL. Tapi gula darah
urine) ditampung pada ½ 1, 2 jam dan pemeriksaan
dan 2 jam kadangkadang lainya > 200 mg/dL dalam
pada2, 4, dan 5 jam 2x pemeriksaan untuk 165
7. Penatalaksanaan
a. Terapi Diabetes Melitus
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa
darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan
terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa dalam darah normal
(euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan series pada pola aktivitas pasien(Rendi
dan Margareth, 2012).
b. Beck (2011) menjelaskan bahwa tujuan diet nutrisi ini antara lain:
1) Memulihkan dan mempertahankan kadar glukosa darah dalam kisaran nilai yang normal
sehingga mencegah terjadinya glikosuria beserta gejala-gejalanya.
TB (Cm)-100
Status kesehatan.
Kulture dan kesehatan.
Status sosial ekonomi.
Faktor psikologis.
Informasi yang salah tentang makanan dan cara diet.
2. Pola Eliminasi
a) Buang Air Kecil
5) Pemeriksaan mata
Pada pemeriksaan mata ditemukan konjungtiva pucat, kering, esofalmus,
tanda-tanda infeksi
6) Pemeriksaan mulut dan bibir
Pada pemeriksaan mulut dan bibir ditemukan bibir pecah-pecah, bibir kering,
ada lesi dan bengkak di bagian bibir dan mulut, stomatitis dan membran
mukosa mulut pucat. Pada gusi terjadi perdarahan dan peradangan. Terjadi
edema dan hiperemis pada lidah. Pada gigi terdapat karies, nyeri dan kotor.
7) Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan
pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
8) Sistem Pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada, pada penderita DM mudah
terjadi infeksi.
9) Sistem Kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,takikardi/
bradikardi, hipertensi/ hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
10) Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase,
perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
11) Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
12) Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan, cepatlelah,
lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
13) Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek
lambat, kacau mental, disorientasi.
3. Intervensi/Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
Tujuan Intervensi
Keperawatan
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari selama 3x24 jam, diharapkan Observasi :
kebutuhan tubuh kebutuhan nutrisi pasien dapat a) Identifikasi status nutrisi
berhubungan dengan terpenuhi, dengan kriteria b) Identifikasi alergi dan
faktor fisiologis hasil: intoleransi makanan
- Adanya peningkatan berat c) Identifikasi kebutuhan kalori
badan sesuai tujuan dan nutrisi
- berat badan ideal sesuai d) Monitor asupan makanan
dengan tinggi badan e) Monitor berat badan
- mampu mengidentifikasi f) Monitor hasil pemeriksaan
kebutuhan nutrisi laboratorium
- tidak ada tanda-tanda Terapeutik :
1. Implementasi/Penatalaksanaan Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana
perawatan. Tindakan keperawatan mencangkup tindakan mandiri, dan tindakan
kolaborasi. Tindakan mandiri adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada
kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari
petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil
keputusan bersama, seperti dokter dan petugas kesehatan lain. Agar lebih jelas dan
akurat dalam melakukan implementasi, diperlukan perencanaan keperawatan yang
spesifik dan operasional.
2. Evaluasi/Catatan Perkembangan
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya. Tujuannya adalah
untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan
balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Jika tujuan tidak tercapai, maka
perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan keluarnya, kemudian catat apa yang
ditemukan, serta apakah perlu dilakukan perubahan intervensi.
Allo Anamnese :
I. IDENTIFIKASI
A. KLIEN
Nama Initial : Ny. A
Tempat/tgl. Lahir (umur) : Ambon,21/01//1975
Jenis kelamin : Laki-laki √ Perempuan
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. S
Alamat : Waiheru
Hubungan dengan klien : Suami
Asuhan Keperawatan Ruang Inap Kelas II
PRODI ILMU KEPERAWATAN
II. DATA MEDIK
A. Dikirim oleh : √ IGD Dokter
praktek
B. Diagnosa Medik :
Kuantitatif:
Skala Coma Glasgow: - Respon Motorik : 5
- Respon Bicara : 5
- Respon Membuka Mata: 4
+
Jumlah : 14
Kesimpulan:Pasien dalam kesadaran yang baik
Flapping Tremor/asterixis: Positif √ Negatif
2. Tekanan darah : 100/70 mmHg
MAP : 80 mmHg
Kesimpulan : Walaupun tekanan sistolik berada dalam kisaran normal,
namun tekanan darah sistolik cenderung lebih rendah
5. Pernafasan: 24 x/menit
D. PENGUKURAN:
1. Lingkar Lengan Atas: 23 cm 3. Tinggi Badan: 153 cm
2. Lipat Kulit Triceps : - cm 4. Berat badan: 62 kg
Indeks Massa Tubuh (IMT) : 26,49
Kesimpulan : IMT termasuk dalam kategori kelebihsn BB tingkat ringan
E. GENOGRAM:
X X
X X
X ↗
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah
: Klien
X : Meninggal
1. Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit:
Klien mengatakan bahwa klien memiliki riwayat DM tipe II sejak 7 tahun yang
lalu dan tidak melakukan control secara rutin,klien juga memiliki riwayat TB 3
tahun yang,klien juga mengatakan pernah mengkonsumsi obat OAT selama 3
bulan,Klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang menderita
penyakit keturunan yang sama dengan klien. Klien juga mengatakan tidak merasa
mual,muntah,pusing,tidak nadsu makan sebelumnya.
b. Keadaan sejak sakit:
Klien mengatakan sering merasa mual (+) muntah (+) pusing (+) dan tidak nafsu
makan (+)
2. Data Obyektif
Observasi:
Kebersihan rambut : Rambut terlihat rontok dan kering
Kulit kepala : Bersih
Kebersihan kulit : Baik
Higiene rongga mulut : Bersih
Kebersihan genitalia : Tidak dikaji
Kebersihan anus : Tidak dikaji
Tanda/Scar Vaksinasi : √ BCG Cacar
Perkusi : Tympani
Ascites : √ Negatif Positif
Lingkar perut : -
c. Pemeriksaan diagnostik
Laboratorium: - GDS 241 mg/dl (nr < 200)
- Ureum darah 97 mg/dl (nr 10,0-50,0 mg/dl)
- Kreatinin darah 0,8 mg/dl (nr 0,6-1,1 mg/dl)
- Total protein 7,1 g/dl (nr 6,6-8,7 g/dl)
- Albumin 2,9 g/dl (nr 3,8-5,0 g/dl)
- globulin 4,2 g/dl (nr 1,3-2,7 g/dl)
d. Terapi:
- IVFD Nacl 0,9 % 6 TPM
- Inj Ceftriaxone 2x1 gr/12 jam/iv
- Inj Nevorapid 3x6 unit 15 jam sebelum makan/sc
- Inj Ranitidine 2x1 amp/12 jam/iv
- Diet DD IV 1700 kkal
- KSR 2x1 tab (po)
- Dulcolax supost
- Frekuensi : 2x sehari
- Konsistensi : Keras
- Warna : Agak kecoklatan
BAK
- Frekuensi : 3000 cc
- Terpasang kateter
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Fisik
Peristaltik usus : -
Palpasi Suprapubica: kandung kemih: Penuh √ Kosong
Nyeri ketuk ginjal: Kiri √ Negatif Positif
Kanan √ Negatif Positif
Mulut urethra : Tidak dikaji
Anus : Tidak dikaji
2. Data Obyektif
a. Observasi
Aktivitas Harian:
o Makan
o Mandi 0 : mandiri
o Berpakaian 1 : bantuan dengan alat
Kanan 4
c. Terapi
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Fisik
Penglihatan
o Cornea : Baik
o Visus : Baik
o Pupil : Baik
o Lensa Mata : Baik
Pendengaran
o Pina : Baik
o Canalis : Baik
o Membran Tympani : Baik
o Tes Pendengaran : Baik
2. Data Obyektif
a. Observasi
Klien tampak berbincang-bincang dengan kerabat yang menjenguk dan sering
berkomunikasi dengan anak-anaknya yang menajaga klien di ruangan
1. Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit:
Klien mengatakan sering bercerita dengan anggota keluarganya baik itu anak
maupun suami klien
b. Keadaan sejak sakit:
Klien mengatakan dia hanya bisa berdo’a agar cepat sembuh dan tidak mau
menyalahkan situasi yang dia alami sekarang
2. Data Obyektif
a. Observasi :
Klien tampak menunjukkan pola koping yang cukup baik
1. Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit:
Klien mengatakan bahwa klien beraga Islam, sebelum sakit klien sering
melaksanakan sholat
b. Keadaan sejak sakit:
Klien mengatakan mengatakan bahwa klien sholat sambil duduk karena kesusahan
untuk melaksanakan sholat dalam keadaan berdiri
2. Data Obyektif
b. Observasi :
Klien tampak melaksanakan kewajibannya sebagai umat beragama pada saat waktu
sholat tiba.
3. DS : Peningkatan Keletihan