Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN KASUS HIPERTENSI


DI RUMAH SAKIT SINGAPARNA MEDIKA CITRA UTAMA (SMC)

Diajukan sebagai salah satu sarat mengikuti ujian praktek kejuruan (upk)

oleh:
TRIA YLIANTINA
NIS :9994604227

KOMPETENSI KEAHLIAN: KEPERAWATAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) PLUS AN-NUUR
KABUPATEN TASIKMALAYA
2016
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
NAMA : TRIA YULIANTINA
NIS : 9994604227

laporan ini telah di periksa dan di setujui

oleh :

Pembimbing Program Keahlian Pembimbing Lapangan

Ai Lilis M.A.Md __________________

Kepala Sekolah

Irfan Bahrul Hayat S.Sos


NUPTK:945875465520
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ilahi rabbi ,karna berkat
rahmat dan inayah nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan prakerin ini.
Shalawat dan salam semoga slamanya tercurah limpahkan kepada nabi muhamad
saw, keluarga sahabat dan seluruh pengikut setia sampai akhir zaman.
Laporan prakerin ini di susun dengan maksud untuk mengetahui
perkembanagan praktikan selama mengikuti prakerin yang dapat memberikan
informasi tentang kualipikasi dan jenis kegiatan praktikan.
Laporan ini bisa terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, untuk
itu penulis ucapkan banyak terimakasih kepada:

1. K.H.Yusup Bahar, Selaku Pimpinan Yayasan AN-NUUR BAHRUL ULUM .


2. Bapak Irfan Bahrul Hidayat,S.Sos,Selaku Kepala Sekolah SMK PLUS AN-
NUUR
3. Ibu ai lilis M.A.Md.selaku guru pembimbing lapangan kesehatan
4.
5.
Dalam penyusunan laporan ini penulis berusaha untuk menyajikan dengan
sebaik-baiknya namun penulis menyadari penyusun laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan dikarnakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak selalu penulis harapkan demi
penyempurnaan skripsi ini.
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Maksud dan tujuan prakerin ................................................ 2
C. Waktu dan lokasi prakerin .................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Kasus .................................................................... 3
1. Definisi .......................................................................... 3
2. Etiologi .......................................................................... 3
3. Patofisiologi .................................................................. 3
4. Tanda dan Gejala ........................................................... 5
5. Penatalaksanaan ............................................................ 7
B. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 8
1. Observasi ....................................................................... 8
2. Wawancara .................................................................... 9
3. Pemeriksaan Fisik ......................................................... 10
BAB III PENGKAJIAN
A. Identitas Klien ..................................................................... 12
B. Identitas Penanggung Jawab ............................................... 12
C. Keluhan Utama .................................................................... 13
D. Riwayat Kesehatan .............................................................. 13
E. Data Pola Aktivitas ............................................................. 14
F. Pemeriksaan Fisik dan Tanda Tanda Vital ......................... 15
1. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital ................................... 15
2. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe ................................... 15
G. Data Penunjang ................................................................... 16
H. Prioritas Masalah dan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan dasar Manusia .................................................... 16
BAB IV TINDAKAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
A. Persiapan ............................................................................. 20
1. Lingkungan ................................................................... 20
2. Alat ................................................................................ 20
3. Petugas .......................................................................... 20
4. Pasien ............................................................................ 20
B. Tindakan Keperawatan ........................................................ 21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................... 22
B. Saran .................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 24
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Pola Aktivitas ......................................................................... 14


Tabel 3.2 Hasil Lab, Tanggal Pemeriksaan ................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Menurut Kemendiknas RI No. 323/U/1997 Tentang penyelenggaraan
pendidikan sistem ganda (PSG) pada Sekolah Menengah Kejuruan, PSG
merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional
yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan sekolah
dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja di
dunia kerja yang terarah untuk mencapai tingkat keahlian profesional tertentu.
Pada perwujudan link and match pendidikan sistem ganda (PSG)
dalam prakteknya di laksanakan dalam dua tempat yaitu di sekolah dan di
dunia usaha industri. Upaya ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu
lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam mencapai tujuan
pendidikan dengan tungtutan kebutuhan tenaga kerja.
Sasaran utama dari praktek kerja industri (PRAKERIN) ini selain
pemenuhan kompetensi yang sesuai kurikulum dan implementasi kedalam
dunia kerja, selain itu di harapkan siswa memiliki etos kerja meliputi :
Kemampuan kerja, motivasi kerja, inisiatif, kreatifitas, hasil kerja yang
berkualitas, disiplin waktu dan disiplin lingkungan. Oleh karena itu untuk
mengetahui perkembangan siswa di tempat PRAKERIN tersebut maka
diperlukan suatu prangkat yang dapat memberikan informasi tentang
kwalifikasi tentang kegiatan dan jenis kegiatan siswa yakni laporan
PRAKERIN.
2. Maksud dan Tujuan PRAKERIN
a. Siswa dapat mengetahui hubungan antara teori yang dipelajari dengan
realitas kerja yang ada di lapangan.
b. Siswa dapat melengkapi teori yang di pelajari di sekolah dengan teori di
lapagan.
c. Siswa lebih mudah bertemu langsung dengan alat dan pasien.
d. Siswa banyak menemukan ilmu-ilmu yang tidak ada di sekolah.
e. Menumbuh kembangkan dan memanfaatkan profesional yang diperlukan
siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai bidangnya.
f. Memperoleh masukan dan umpan balik untuk memperbaiki dan
mengembangkan kesesuaian pendidikan kejuruan.
3. Waktu dan Lokasi PRAKERIN
Waktu PRAKERIN yang telah di tentukan pihak sekolah dan rumah
sakit selama 3 bulan lamanya, tepatnya dilaksanakan pada :
Tanggal : 02 Juni 2016 s.d 24 Agustus 2016
Tempat : Rumah Sakit Singaparna Medica Citra Utama
Kabupaten Tasikmalaya
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Teoritis
1 Definisi
Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan daarah yang memberi gejala,
yang akan berkelanjutan pada organ target, seperti stroke (untuk otak),
penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi
vertikel kanan (untuk otot jantung). ( Bustan.N.M.2007) Makin tinggi tekanan
darah, maka makin keras jantung harus bekerja untuk tetap memompa
melawan hambatan. Jika, dengan berjalannya waktu, otot jantung lelah, bias
terjadi kelemahan jantung dan akhirnya gagal jantung. Karna beban berlebihan
yang di letakannya pada arteri, Tekanan darah tinggi dapat mempercepat
pelapukan dan kerusakannya,terutama pada organ-organ yang dituju, yakni
otak,koroner, dan ginjal. Oleh karena itu, hipertensi yang tidak di obati sering
mengakibatkan stroke dan serangan jantung yang berbahaya . stroke dan
serangan jantung yang fatal mempunyai peluang dua kali lebih besar pada
orang yang menderita hipertensi yang tidak diobati dibandingkan pada mereka
yang memiliki tekanan darah normal di usia yang sama. (Wolff Peter
Hanns.2006) Beberapa penyebab hipertensi dikarnakan asupan makanan yang
tinggi sodium,stress psikilogi, kegelisahan dan hiperaktivitas. (Wolff Peter
Hanns.2006) Sekitar 20% dari semua orang dewasa menderita hipertensi dan
menurut statistic angka ini terus meningkat. Sekitar 40% dari semua kematian
dibawah usia 65 tahun adalah akibat hipertensi
2 Etiologi
Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis
yang beragam.Pada kebanyakan pasien etiologi patofisiologi-nya tidak
diketahui (essensial atauhipertensi primer). Hipertensi primer ini tidak dapat
disembuhkan tetapi dapat dikontrol. Kelompok lain dari populasi dengan
persentase rendah mempunyaipenyebab yang khusus, dikenal sebagai
hipertensi sekunder. Banyak penyebabhipertensi sekunder; endogen maupun
eksogen. Bila penyebab hipertensisekunder dapat diidentifikasi, hipertensi
pada pasien-pasien ini dapatdisembuhkan secara potensial (Dosch, 2001
dalam DEPKES, 2006).

hipertensi primer (essensial)

Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi


essensial(hipertensi primer).2 Literatur lain mengatakan, hipertensi essensial
merupakan95% dari seluruh kasus hipertensi. Dikatakan hipertensi primer
bila tidakditemukan penyebab dari peningkatan tekanan darah tersebut
.Beberapa mekanisme yang mungkin berkontribusi untuk terjadinyahipertensi
ini telah diidentifikasi, namun belum satupun teori yang tegasmenyatakan
patogenesis hipertensi primer tersebut. Hipertensi sering turuntemurun dalam
suatu keluarga, hal ini setidaknya menunjukkan bahwa faktorgenetik
memegang peranan penting pada patogenesis hipertensi primer. Menurutdata,
bila ditemukan gambaran bentuk disregulasi tekanan darah yang
monogenikdan poligenik mempunyai kecenderungan timbulnya hipertensi
essensial. Banyakkarakteristik genetik dari gen-gen ini yang mempengaruhi
keseimbangan natrium,tetapi juga di dokumentasikan adanya mutasi-mutasi
genetik yang merubahekskresi kallikrein urine, pelepasan nitric oxide,
ekskresi aldosteron, steroidadrenal, dan angiotensinogen.

Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari


penyakitkomorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan
darah (lihattabel). Hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit/keadaan
sepertifeokromositoma, hiperaldosteronisme primer (sindroma
Conn), sindroma Cushing,penyakit parenkim ginjal dan renovaskuler, serta
akibat obat.Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal
kronis ataupenyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling
sering. 5 obat-obattertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat
menyebabkan hipertensi atau

3 Pato pisiologi

. Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output(curah


jantung) dengan total tahanan perifer. Cardiac output
(Curah jantung) diperoleh dari perkalian antara stroke volume dengan heart ra
te

(denyut jantung). Pengaturan tahanan perifer dipertahankan oleh sistemsaraf


otonom dan sirkulasi hormon.Empat sistem kontrol yang berperan dalam
mempertahankantekanan darah antara lain sistem baro reseptor arteri,
pengaturan volumecairan tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi
vaskuler.Baroreseptor arteri terutama ditemukan di sinus carotid, tapi
jugadalam aorta dan dinding ventrikel kiri. Baroreseptor ini memonitor
derajattekanan arteri. Sistem baroreseptor meniadakan peningkatan tekanan
arterimelelui mekanisme perlambatan jantung oleh respon vagal
(stimulasiparasimpatis) dan vasodilatasi dengan penurunan tonus otot
simpatis. Olehkarena itu, refleks kontrol sirkulasi meningkatkan arteri
sistemik bilatekanan baroreseptor turun dan menurunkan tekanan arteri
sistemik bilatekanan baroreseptor meningkat. Alasan pasti mengapa kontrol
ini gagalpada hipertensi belum diketahui. Hal ini ditujukan untuk
menaikkan re-setting sensitivitas baroreseptor sehingga tekanan meningkat
secara tidak adekuat, sekalipun penurunan tekanan tidak ada.Perubahan
volume cairan memengaruhi tekanan arteri sistemik.Bila tubuh mengalami
kelebihan garam dan air, tekanan darah meningkatmelalui mekanisme
fisiologi kompleks yang mengubah aliran balik venake jantung dan
mengakibatkan peningkatan curah jantung. Bila gunjalberfungsi secara
adekuat, peningkatan tekanan arteri mengakibatkandiuresis dan penurunan
tekanan darah. kondisi patologis yang mengubah

4 Tanda dan gejala

Penyakit hipertensi atau yang sering disebut dengan darah tinggi adalah
penyakit yang banyak dialami oleh sebagian orang terutama pada orang-
orang yang lansia atau lanjut usia. Penyakit ini menimbulkan gejala
hipertensi yang sering dialami oleh penderitanya, jika anda mengalami
beberapa gejala hipertensi sebaiknya anda langsung melakukan tensi darah
untuk mengetahui tekanan darah di tubuh anda, jika tekanan darah anda
melebihi batas normal berarti anda mengalami penyakit darah tinggi atau
hipertensi.

Penyakit hipertensi memang sudah banyak diderita orang tetapi bukan


berarti anda bisa meremehkan penyakit ini, jika dibiarkan penyakit darah
tinggi atau hipertensi bisa menyebabkan seseorang terkena stroke bahkan
bisa menyebabkan resiko kematian. Kebanyakan satu dari lima orang
mengalami penyakit hipertensi, bukan hanya penduduk indonesia yang
banyak mengalami penyakit ini tetapi di negara-negara maju banyak
penduduknya yang mengalami penyakit darah tinggi.

Bagi orang yang mengalami penyakit hipertensi tentu mempunyai


pantangan-antangan dalam berbagai hal seperti dalam makanan, orang yang
mempunyai darah tinggi tidak boleh mengkomsumsi daging kambing
karena daging kambing bisa membuat tekanan darah menjadi naik drastis.
Saya akan memberitahu anda apa saja gejala hipertensi yang sering dialami
oleh penderitanya jadi anda bisa mengetahui jika nanti anda mengalami
gejala hipertensi anda bisa langsung melakukan pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah tinggi.

5 Penatalaksanaan

Sampai saat ini hipertensi masih merupakan masalah yang cukup penting
dalam pelayanan kesehatan primer, khususnya di Puskesmas, karena
prevalensinya yang tinggi, dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan.
Hipertensi esensial, meliputi 90 % dari seluruh penderita hipertensi, dan 10
% sisanya adalah hipertensi renal atau hipertensi sekunder.
Beberapa hal yang mempengaruhi peningkatan angka prevalensi sangat
berhubungan dengan perilaku atau gaya hidup yang berubah dengan cepat,
seperti :
– Pola makan, adalah dimaklumi saat ini ada pergeseran pola makan dari
vegetarian ke arah konsumsi makanan cepat saji dengan kadar lemak yang
tinggi.
– Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol, semakin banyaknya perokok
di usia muda karena gencarnya iklan rokok di media masa.
– Kemudahan transportasi, mendorong orang untuk malas bergerak secara
fisik akan menambah timbunan cadangan makanan dalam bentuk lemak
sehingga timbul obesitas, yang merupakan faktor resiko dari hipertensi.

Hingga kini belum ada definisi yang tepat mengenai hipertensi, oleh karena
tidak terdapat batasan jenis yang membedakan antara hipertensi dengan
normotensi.
Telah dibuktikan, bahwa peningkatan tekanan darah akan meningkatkan
morbiditas dan mortalitas, sehingga secara teoritis hipertensi didefinisikan
sebagai suatu tingkat tekanan darah, dimana komplikasi yang mungkin
timbul menjadi nyata.

Batasan hipertensi menurut WHO, tanpa memandang usia dan jenis kelamin
adalah :

– Tekanan darah < 140/90 mmHg, disebut Normotensi.


– Tekanan darah > 160/95 mmHg, dinyatakan Hipertensi pasti.
– Tekanan darah 140/90 mmHg sampai 160/95 mmHg disebut Hipertensi
perbatasan.

Batasan dengan mempertimbangkan usia dan jenis kelamin diajukan oleh


Kaplan, sbb :

– Pria usia < 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada
waktu berbaring diatas atau sama dengan 130/90 mmHg.
– Pria usia > 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada
waktu berbaring diatas 145/95 mmHg.
– Pada wanita, tekanan darah di atas atau sama dengan 160/95 mmHg,
dinyatakan kepentingan pengobatan.

Dengan memperhatikan tekanan sistolik, WHO membagi hipertensi menjadi


:

– Apabila tekanan sistolik 180 mmHg dan tekanan diastolik antara 95-104
mmHg, disebut Golongan Rendah
– Apabila tekanan sistolik 180 mmHg dan tekanan diastolik diatas 105
mmHg, disebut Golongan Tinggi.

Walaupun masih banyak perdebatan klasifikasi hipertensi dengan dasar


tekanan diastolik ternyata lebih banyak digunakan, yaitu :
– Hipertensi Ringan : bila tekanan diastolik antara 90 – 110 mmHg
– Hipertensi Sedang : bila tekanan diastolik antara 110 -130 mmHg
– Hipertensi Berat : bila tekanan diastolik diatas 130 mmHg

PENEGAKAN DIAGNOSA

Penegakan diagnosa hipertensi esensial sebagaimana lazimnya penegakan


diagnosa panyakit lain, dimulai dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
Hal ini penting dilakukan, untuk menyingkirkan diagnosa hipertensi akibat
renal atau hipertensi sekunder.

– 70-80% kasus hipertensi esensial didapat riwayat hipertensi dalam


keluarga.
– Sebagian besar hipertensi esensial timbul pada usia 25-45 tahun, dan
hanya 20% timbul di bawah 20 tahun atau di atas 50 tahun.
– Gejala klinik yang mungkin timbul akibat hipertensi adalah sakit kepala,
rasa tidak nyaman di tengkuk (kenceng), sukar tidur, epistaksis, disines atau
migren, sampai keluhan mudah marah.
– Hasil penyelidikan gejala klinik hipertensi di Paris adalah sbb : gejala
sakit kepala menduduki urutan pertama (40,5%), disusul palpitasi (28,5%),
nokturi (20,4%), disiness (20,8%) dan tinitus (13,8%).
– Gejala lain yang dikeluhkan mungkin akibat dari komplikasi yang timbul,
seperti gangguan penglihatan, gangguan neurologi, gejala gagal jantung, dan
gejala gangguan fungsi ginjal. Tidak jarang hal ini menjadi penyebab utama
penderita untuk datang periksa ke dokter.
– Hal lain yang perlu ditanyakan kepada penderita guna kepentingan terapi
adalah :
• Bila sebelumnya telah diketahui menderita hipertensi : informasi
pengobatan sebelumnya meliputi jenis obat, dosis, efektifitas, dan efek
samping yang mungkin timbul.
• Penyakit yang sedang atau pernah diderita seperti diabetes militus,
penyakit ginjal, dan penyakit jantung serta penyakit kelenjar tiroid.
• Kemungkinan penderita sedang mengkonsumsi obat karena penyakit lain,
yang mungkin menimbulkan efek samping kenaikan tekanan darah, seperti
golongan steroid, golongan penghambat monoamin oksidase dan golongan
simpatomimetik.
• Kebiasaan makan penderita (terutama asupan garam), minuman alkohol
dan konsumsi rokok.
• Faktor stres psikis.
• Pada wanita perlu ditanyakan tentang riwayat kehamilan dan persalinan
(pre-eklamsi dan eklamsi), serta pemakaian alat kontrasepsi.
B. Teknik pengumpulan data
1 Observasi

Berdasarkan laporan WHO dan CDC (2002), diperkiraka


n p e n d e r i t a hipertensi di seluruh dunia berjumlah 600 juta orang,
dengan 3 juta kematian setiaptahun. Di Amerika diperkirakan 1 dari
4 orang dewasa menderita hipertensi,
danst ro k e m e ru pa k a n m as al ah ut am a . Ol eh s eb ab i t u, Am e ri ka
t el ah m en gh a rus k an p end ud uk ya n g be r usi a di at as 2 0 t ah u n u
nt uk m em e ri k sa k an t ek a na n d ar ah n ya minimal 1 kali dalam 2 tahun.
(2)
Adapun data yang diperoleh peneliti dari Puskesmas Towata
KabupatenT a ka l a r di m an a p en ya ki t hi p er t en si p ad a t a hu n 2 0 07
be rj um l ah 61 4 or a n g, 20 08 sebanyak 811 orang dan tahun
2009 sebanyak 908 orang kunjungan hipertensi dan
C. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah proses dari seorang
ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis
penyakit.hasil pemeriksaan akan di catat dalam rekam medis.rekam
medis dam pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakan
diagnosis dan perencanaan perawataan pasien.
Biasanya ,pemeriksaan fisik di lakukan secara sistematis ,mulai dari
bagian kepala dan berajhir pada amggota gerak yaitu kaki.pemeriksaan
secara sistematis tersebut di sebut head to toe .setelah pemeriksaan organ
utama di periksa dengan imnspeksi,palpasi,perkusi,dan
auskultasi,beberapa tes khusus mungkin di perlukan seperti tes
neurologi.dalam pemeriksaan fisik daerah abdomen pemeriksaan di
lakukan dengan sistematis inspeksi,auskultasi,palpasi dan perkusi.
Sebuah pemerriksaan yang lengkap akan terdiri dari penelitian kondisi
pasien secara umum dan sistem organ yang spesipik.dalam praktek nya
tanda vital atau pemeriksaan suhu,denyut dan tekanan di lakukan
pertama kali.tanda vital meliputi:
a.suhu
b.tekanan darah
c.denyut
d.kecepatan pernapasan
BAB III
PENGKAJIAN
A. Identitas klien
Nama : Ny.S
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : p
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Suku bangsa : WNI
Status perkawinan : Menikah
Diagnosa medic : Hipertensi
Alamat : Tanjung jaya
Tanggal masuk RS : 28-8-2016
Tanggal operasi : -
Tanggal pengkajian : 23-8-2016
No.Reka medic : 16044511

B. Penanggung jawab
Nama : Tn.T
Umur : 29 Th
Jenis kelamin : lakia-laki
Suku bangsa : indonesia
Agama : islam
Pekerjaan : Buruh
Hubungan dengan klien : Suami
Alamat : Sukasenang

C. Keluhan Utama
Klien datang dengan keluahan pusing
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang ke rumah sakit pada tanggal 22 agustus WIB 17.00
dengan di antar keluarga nya klien mengatakan kepala nya
pusing,tangan pegal-pegal dan badanya terasa lemas dan pada saat
pengkajian tanggal 23 agustus klien mengeluh nyeri kepala,nyeri di
rasakan apabila beraktivitas dan berkurang apabila di istirahatkan
,nyeri terasa seperti di tekan nyeri terasa di bagian kepala dan terasa
berat di belakang tengkukdengan skala 3 rentang (0-5)nyeri di rasakan
hilang timbul
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasein sudah lama menderita penyakit hipertensi sejak 1 bulan
yang lalu tetapi belum sampai di rawat di rumah sakit
3. Riwayat Kesehatan Keluarg
Klien mengatakanbahwa ada keluarga yang menderita penyakit
seperti klien yaitu dari ibu nya
D. DATA POLA AKTIVITAS

No Kebutuhan Sebelum Sakit Sedang Sakit


1. Nutrisi
a. Makan
Prekuensi 3 x sehari 1 x sehari
Porsi 2 porsi habis ½ posi
Jenis Nasi lauk pauk Bubur, sayur
Pantangan - -
Bantuan - Dibantu sebagian

b. Minum
Prekuensi 6 gelas x per hari 4 gelas per hari
Jumlah 1200 cc
Jenis Air putih, teh manis Air puith, susu
Bantuan - Di bantu sebagian
Pantangan - -

2. Eliminisi
a. BAB
Prekuensi 2 x per hari Pasien
Warna Kuing bau khas mengatakan belum
Jumlah - pernah BAB
Keluhan - selama dirawat di
Bantuan - RS

b. BAK
Prekuensi 6 x perhari 4 x perhari
Warna kuning keruh, bau khas Kuning bau khas
Jumlah 1000 cc 800 cc
Keluhan - -
Bantuan - -

3. Istirahat Tidur
a. Lama Tidur 8 Jam 6 jam
b. Kesulitan tidur - Berisik
c. Kebiasaan tidur - pulas

4. Aktivitas Klient mengatakan tidak Klient tidak dapat


Apakah ada kesulitan ada kesulitan dalam melakukan
melakukan aktivitas? melakukan aktivitas aktivitas
dikarenakan
sedang sakit
Apakah ada anjuran Tidak ada, klient masih Ada, karena klient
istirahat total? sehat dan dapat melakukan masih dalam
No Kebutuhan Sebelum Sakit Sedang Sakit
aktivitas yang biasa keadaan lemah
dilakukan dan kesulitan
dalam melakukan
aktivitas

E. PEMERIKAAN FISIK DAN TANDA-TANDA VITAL


1. Pemeriksaan tanda-tanda vital
a. Keadaan umum : lemah
b. Penampilan umum : pasien kurang rapi dan bersih
c. Kesadaran : composmetis
d. Pemeriksaan tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 120 / 110
- Nadi : 83 x /menit
- Respirasi : 19 x/ menit
- Suhu : 36, 3 0C
2. Pemeriksaan Fisik (Head to toe)
a. Kepala : bentuk kepala bulat, rambut hitam, lurus, kulit kepala
bersih, tidak terdapat ketombe.
b. Mata : baik, tidak ada ikterus, kongjungtiva tidak anemis
c. Hidung : bentuk dan posisi, anatomis tidak dijumpai kelainan dapat
membedakan bau bauan.
d. Telinga : pendengan baik, serumen ada dalam batas normal, tidak
ada dijumpai adanya peradangan dan pendarahan
e. Mulut : tidak ada masalah dengan rongga, gigi bersih, tidak ada
pendarahan maupun peradangan
f. Abdomen : pada apdomen tidak dijumpai kelainan begitu juga
pada palpasi hepar
F. DATA PENUNJANG
Nama Hasil Normal (L) Normal (P) Normal Unit Metode
Sepesimen periksa defaul

Hemoglobin 12300 4000-10000 4000-10000 Bayi / mm3


Lekosit 187000 150000- 150000- / mm3
450000 450000
Trombosit 35 40-50 35-45 %
Hematokrit 4,2 4,5-6,0 4,0-5,5 Juta / mm3

G. TERAFI
1. Infus RL : 20 gtt
2. Amlodipin : 2 x 10 mg
3. Dexa : 2 x gr
4. Dopamet : 3 x 500 gr
5. Ranitidid : 1 amp
BAB IV

PEMBAHASAN

A. PRIORITAS MASALAH
1. Ganguan rasa aman (nyeri)
DO : klien tampak mengiris kesakitan,skala nyeri 3 rentang (0-5)
DS : skala nyeri 3 rentang ( 0-5)
P : nyeri dirasakan bertambah apabila beraktivitas, nyeri dirasakan
berkurang apabila diistirahatkan
Q : nyeri dirasakan seperti ditekan dan dihimpit nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri dirasakan di dada sebelah kiri dan menjala ke punggung
S : skala nyeri 3 rentang (0-5)
2. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan)
DO : klen tampak lemah, makanan yang disajikan habis 1/2 porsi
DS : klien mengatakan tidak selera makan
3. Gangguan istirahat tidur
DO : klien tampak pucat, mata cekung, tidur malam hanya 6 jam, pasien
sudah tidur siang
DS : klien mengatakan susah tidur

B. PERSIAPAN
1. Lingkungan
Ciptakan lingkungan yang bersih dan rapi dengan membereskan ruangan
setiap hari, meletakan alat-alat, isi ruangan sesuai dengan tata letaknya
2. Alat
a. Siapkan alat seuai dengan kebutuhan tindakan yang akan dilakukan
b. Peralatan yang digunakan harus dalam keadaan bersih
c. Bersihkan dan sterilsasikan alat yang sudah digunakan
3. Petugas
a. Sebelum masuk ruangan petugas harus mengetuk pintu dan
mengucapkan salam terapetik
b. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
c. Gunakan handscoon dan masker sesuai dengan kondisi dan tindakan
yang akan dilakukan
d. Sebelum dan sesudan tindakan petugas harus mencuci tangan
4. Pasien
a. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
b. Atur posisi pasien senyaman mungkin
c. Setelah tindakan atur posisi pasien kembali

C. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa aman (nyeri)
DO : pasien tampak mengiris kesakitan
DS : skala nyeri 3 rentang (0-5)
P : nyeri dirasakan bertambah apabila beraktivitas, nyeri
berkurang apabila diistirahatkan
Q : nyeri dirasakan seperti ditekan dan dihimpit nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri dirasakan di dada sebelah kiri dan menjalar ke punggung
S : skala nyeri 3 rentang (0-5)
Intervensi : -Kaji keadaan umum pasien
-Observasi tekanan darah pasein
-berikan terapi sesuai advis dokter
- berikan terapi non parmatologi
Impelmentasi : -mengkaji keadaan umum pasien
-mengobservasi tekanan darah pasien
-memberikan terapi sesuai advis dokter
- menganjurkan latihan relaksasi napas dalam
Evaluasi : S : Pasien mengatakan pusing berkurang
O : pasien mulai membaik TD : 110/80 mmhg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan)
DO : Pasien tampak lemah, makanan yang disajikan habis 1/2 posi
DS : pasien mengatakan tidak selera makan
Intervensi : -beri makanan pasien sedikit tapi sering
-beri minum hangat hanya sebelum makan
- berikan terapi sesuai advis dokter
Impelmentasi : -memberikan makan pasien sedikit tapi sering
-memberikan minum hangat hanya sebelum makan
- memberikan terapi sesuai advis dokter (ranitidine)
Evaluasi : S : Paien mengatakan nafsu makan bertambah
O : porsi makan bertambah 1 porsi
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
3. Gangguan istirahat tidur
DO : Pasien tampak pucat, mata cekung, tidur malam hanya 4 jam, pasien
susah tidur siang
DS : klient mengatkaan susah tidur
Intervensi : -berikan posisi tidur nyaman
-Batasi jumlah dan waktu kunjungan
-beri waktu untuk istirahat maksimal
Implementas : -memberikan posisi tidur nyaman
-Membatasi jumlah dan waktu kunjungan
-Memberikan waktu untuk istirahat tidur
Evaluasi : S : Klient mengatakan sudah tidur selam hanya 6 jam
O : klient tampak lemas, mata klient tampak merah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
4. Catatan Perkembangan
1. Gangguan personal hygene
DO : klient tampak kusam, kotor, dan tercium bau badan yang
menyengat
DS : klien mengatakan belum pernah mandi selama 5 hari
Intervensi : bantu pasien mandi di atas tempat tidur
Implementasi : membantu pasien mandi di atas tempat tidur
Evaluasi : S : pasien mengatakan terasa segar
O : pasien mengatakan segar dan nyaman
A ; masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
2. Gangguan aktivitas
DO : aktivitas pasien dibantu keluarga
DS : pasien mengatakan kedua kakinya sudah bisa digerakkan
Intervensi : -bantu aktivitas pasien
- Beri posisi yang nyaman semi powler
Implementasi : - membantu aktivitas pasien
- Memberi posisi yang nyaman semi powler
Evaluasi : S : pasien mengatakan sudah mulai bisa kedua tungkai dan
kedua pahanya digerakkan
O : pasien mulai membaik kedua tungkai dan kedua
pahanya sudah tidak kaku
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Penyakit hipertensi adalah penyakit yang paling banyak dijumpai pada orang
yang lanjut usia. Perlu adanya peningkatan yang baik antara perawat dan
keluarga pasien, tim medis dan propesi keperawatan.

B. SARAN
1. Untuk rumah sakit
a. Bisa lebih meningkatkan arahan serta bimbingan yang bisa diberikan
kepada siswa atau siswi yang sedang prakerin, sehingga ilmu yang
diperoleh bisa lebih maksimal
b. Bisa lebih memperhatikan kondisi siswa/siswi yang sedang prakerin
baik secara moril dan materil
2. Bagi sekolah
a. Meningkatkan pemantauan atau pengontrolan terhadap siswa / siswi
yang sedang prakerin
b. Menjalin hubungan yang baik yang lebih banyak lagi dengan instansi
terkait sehingga lulusan SMK PLUS AN-NUUR lebih cepat dan lebih
banyak terserap dunia kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Dorgoes, 2001 Rencana Asuhan Keperawatan, BBC, Jakarta.


Http//askep,blogspot/2008/02/askephipertensic.pearce,2009, anatomi dan
pisiologi penerbit gramedia, Jakarta Azis Alim3ul, 2009, Konsep dasar manusia,
Penerbit Salemba Medika, Jakarta Nursalam, 2000

Anda mungkin juga menyukai