PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Keanekaragaman Hayati
(Biodiversitas)?
2) Bagaimana tingkatan dalam keanekaragaman hayati?
3) Apa saja manfaat dan nilai yang terkandung dalam
keanekaragaman hayati?
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. Tingkatan Keanekaragaman Hayati
Rumus : F = G + L
F = fenotip
G = genotip
L = lingkungan
Jika G berubah karena suatu hal (mutasi dll) atau L berubah maka
akan terjadi perubahan di F. Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya
variasi tadi.
3
tetapi hidup dilingkungan yang sama dapat memunculkan ciri yang sama.
Hal ini terlihat jelas bahwa dalam spesies yang sama dapat terjadi
keanekaragaman susunan gen sehingga memunculkan variasi antara
individu. Begitu banyak kemungkinan susunan gen pada setiap individu
dalam satu spesies, menyebabkan tidak adanya individu yang benar-benar
sama dalam segala hal, sekalipun saudara kembar. Keanekaragam inilah
yang disebut sebagai keanekaragaman individu yang terjadi akibat
keanekaragaman pada tingkat genetik.
4
makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor
biotik dan abiotik. Faktor biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup
lain, sedangkan yang termasuk faktor abiotik adalah iklim, cahaya, suhu,
air, tanah, kelembapan, dan sebagainya. Baik faktor biotik maupun abiotik
sangat bervariasi. Oleh karena itu, ekostem yang merupakan kesatuan dari
biotik dan abiotik pun bervariasi pula.
1. Ekosistem Darat (Terestrial).
5
tinggi (siang dapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0
C).Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh tanaman kaktus,
sukulen, dan berbagaitanaman xerofit. Hewan yang menghuni daerah
gurun umumnya adalah serangga, hewan pengerat, ular dan kadal.
Contoh bioma gurun adalah Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di
Asia, Gurun Anzo Borrega di Amerika.
6
a. Ekosistem Air Tawar. kosistem air tawar memiliki kadar
garam rendah. Air tawar memiliki kemampuan menyerap panas dari
cahaya matahari sehingga perubahan suhu tidak terlalu besar.
Berdasarkan ada tidaknya arus, ekosistem air tawar dibedakan
menjadi ekosistem lentik (air tidak mengalir) misalnya danau,
kolam, rawa, serta ekosistem lotik (air mengalir)
misalnyasungai.Tumbuhan yang menghuni lingkungan perairan
tawar meliputi tumbuhan yang berukuran besar (makrohidrofita)
serta tumbuhan yang berukuran kecil, yaitu ganggang. Tumbuhan
biji di ekosistem air tawar misalnya teratai dan eceng gondok.
Sedangkan tumbuhan yang berukuran mikroskopik misalnya
ganggang biru, ganggang hijau, dan diatomae. Hewan yang
menghuni air tawar adalah udang-udangan, ikan, dan serangga.
b. Ekosistem Air Laut. Bioma air laut luasnya lebih dari dua
pertiga permukaan bumi. Bioma air laut kurang terpengaruh oleh
perubahan iklim dan cuaca. Ciri khas air laut adalah mempunyai
kadar garam yang tinggi. Kadar garam rata-rata air laut adalah 35
ppm (part per million). Di daerah khatulistiwa kadar garamnya lebih
tinggi daripada di daerah yang jauh dari khatulistiwa.Organisme laut
memiliki pola adaptasi terhadap tekanan osmosis sir laut yang tinggi
dengan cara yang berlawanan dengan organisme air tawar.
7
Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Nutrien dari sungai memperkaya
daerah estuari.
3. Ekosistem Buatan
a. Bendungan.
b. Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus.
c. Agroekosistem berupa sawah tadah hujan.
d. Sawah irigasi.
e. Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa.
f. Ekosistem ruang angkasa.
8
mengambil manfaat dari tumbuh-tumbuhan tersebut untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia.
9
2. Sebagai Sumber Plasma Nutfah
Beberapa jenis hewan, tumbuhan, dan mikroba yang saat ini belum
diketahui kegunaannya tidak perlu dimusnahkan, karena mungkin saja di
masa yang akan datang akan memiliki peranan yang sangat penting.
Misalnya: tanaman mimba (Azadirachta indica). Dahulu tanaman ini hanya
merupakan tanaman pagar, tetapi saat ini diketahui mengandung zat
azadiktrakhtin yang memiliki peranan sebagai anti hama dan anti bakteri.
Adapula jenis ganggang yang memiliki kendungan protein tinggi, yang
dapat digunakan sebagai sumber makanan masa depan misalnya Chlorella.
Buah pace (mengkudu) yang semula tidak dimanfaatkan, sekarang
diketahui memiliki khasiat untuk meningkatkan kebugaran tubuh,
mencegah dan mengobati penyakit tekanan darah. Di hutan atau lingkungan
kita, masih terdapat tumbuhan dan hewan yang belum dibudidayakan, yang
mungkin memiliki sifat-sifat unggul. Itulah sebabnya dikatakan bahwa
hutan merupakan sumber plasma nutfah (sifat-sifat unggul).
3. Manfaat Ekologi
4. Manfaat Keilmuan
10
5. Manfaat Keindahan
11
berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von
Linne (1707-1778), seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang
dikenal pada masa sekarang dengan nama Carolus Linnaeus.
Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang
karena sifatnya yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu organism
baru tetap dapat dimasukkan dalam sistem klasifikasi dengan mudah.
Nama-nama yang digunakan dalam sistem klasifikasi Linnaeus ditulis
dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah
bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi. Macam - Macam
Klasifikasi Makhluk Hidup.
Ada bermacam sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem
klasifikasi ini berkembang mulai dari yang sederhana hingga berdasar
sistem yang lebih modern. Sistem artifisial / buatan. Sistem yang
mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang
ditetapkan oleh peneliti sendiri, misalnya, ukuran, bentuk, dan habitat
makhluk hidup. Penganut sistem ini di antaranya Aristoteles dan
Theophratus (370 SM).
Persamaan struktur tubuh dapat diketahui secara eksternal dan
internal. Menggunakan biokimia perbandingan. Misalnya, hewan
Limulus polyphemus, dahulu dimasukkan ke dalam golongan rajungan
(Crab) karena bentuknya seperti rajungan, tetapi setelah dianalisis
darahnya secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini lebih dekat
dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus dimasukkan
ke dalam golongan laba-laba. Berdasarkan genetika modern. Gen
dipergunakan juga untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup.
Adanya persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan.
12
b. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk
membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis lain
c. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup.
d. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui
namanya atau belum memiliki nama.
3. Tahapan Klasifikasi
Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang
berjudul Systema Naturae (sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758
sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah. Ada tiga tahap yang harus
dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup.Pencandraan
(identifikasi), Pencandraan adalah proses mengidentifikasi atau
mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan diklasifikasi.
Pengelompokan (Klasifikasi), setelah dilakukan pencandraan,
makhluk hidup kemudian dikelompokkan dengan makhluk hidup lain
yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri
serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson. Bentuk
pengelompokan dalam unit-unit takson digambarkan kurang lebih
seperti urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut:
1. Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu
dikelompokkan untuk membentuk takson genus.
2. Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu
dikelompokkan untuk membentuk takson famili.
3. Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
http://www.artikellingkunganhidup.com/pengertian-ekosistem-lingkungan-
hidup.html (diakses pada 18 Oktoer 2015)
15