Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman


organisme yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem
pada suatu daerah. Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan
atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada
berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan spesies, maupun tingkatan
ekosistem. Gampangnya, keanekaragaman hayati adalah semua jenis
perbedaan antar mahkluk hidup.

B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Keanekaragaman Hayati
(Biodiversitas)?
2) Bagaimana tingkatan dalam keanekaragaman hayati?
3) Apa saja manfaat dan nilai yang terkandung dalam
keanekaragaman hayati?

C. Tujuan

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi


Umum dan untuk menambah wawasan kita mengenai keanekaragaman
hayati dan sistem klasfikasi makhluk hidup, diantaranya:

1. Mengetahui keanekaragaman hayati


2. Memahami tingkatan-tingkatan keanekaragaman hayati
3. Mengetahui pengertian klasifikasi makhluk hidup

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)

Keanekaragaman adalah semua kumpulan benda yang bermacam-


macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Hayati yaitu
menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman hayati
menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme) penghuni
biosfer. Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”.
Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi
karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur,
penampilan dan sifat-sifat lainnya.

Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup


yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu
daerah. Ada dua faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor
genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil
pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Sebaliknya, faktor luar relatif
stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Lingkungan atau faktor
eksternal seperti makanan, suhu, cahaya matahari, kelembaban, curah hujan
dan faktor lainnya bersama-sama faktor menurun yang diwariskan dari
kedua induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu individu.

Keanekaragaman hayati menurut UU no 50 tahun 1994 adalah


keanekaragaman diantara makhluk hidup dari semua sumber yang termasuk
diantaranya dataran, ekosistem ekuatik lain, serta komplek-komplek
ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup
keanekaragaman dalam spesies , antara spesies dan ekosistem.

2
B. Tingkatan Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat


kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai tingkat tinggi.
Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkatan
yaitu

1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen

Keanekaragaman gen merupakan sifat yang terdapat dalam satu


jenis. Dengan demikian tidak ada satu makhluk pun yang sama persis
dalam penampakannya. dengan tekhnik budaya semakin banyak jenis
tumbuhan hasil rekayasa genetik seperti padi, jagung, ketela, semangka
tanpa biji, jenis-jenis mangga, dan sebagainya. Yang membuat variasi tadi
adalah :

Rumus : F = G + L

F = fenotip

G = genotip

L = lingkungan

Jika G berubah karena suatu hal (mutasi dll) atau L berubah maka
akan terjadi perubahan di F. Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya
variasi tadi.

Perlu kita ketahui bahwa perangkat genetik mampu berinteraksi


dengan lingkungannya. Misalnya, dua individu memiliki perangkat gen
yang sama hidup dilingkungan yang berbeda maka kedua individu tersebut
dapat saja memunculkan ciri dan sifat yang berbeda. Keadaaan sebaliknya
dapat juga terjadi dua individu yang memiliki perangkat gen yang berbeda,

3
tetapi hidup dilingkungan yang sama dapat memunculkan ciri yang sama.
Hal ini terlihat jelas bahwa dalam spesies yang sama dapat terjadi
keanekaragaman susunan gen sehingga memunculkan variasi antara
individu. Begitu banyak kemungkinan susunan gen pada setiap individu
dalam satu spesies, menyebabkan tidak adanya individu yang benar-benar
sama dalam segala hal, sekalipun saudara kembar. Keanekaragam inilah
yang disebut sebagai keanekaragaman individu yang terjadi akibat
keanekaragaman pada tingkat genetik.

2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis (Spesies)

Perbedaan-perbedaan pada berbagai spesies makhluk hidup di


suatu tempat disebut keanekaragaman spesies. Biasanya dijumpai pada
suatu tempat yang dihuni kumpulan makhluk hidup dari berbagai spesies
(komunitas). Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada
Keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat
ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang
termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.Misalnya: variasi dalam
satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu
famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku
dan habitat.

3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem

Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap


unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik
antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju
kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara
organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi
yang ada. Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang
bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Semua

4
makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor
biotik dan abiotik. Faktor biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup
lain, sedangkan yang termasuk faktor abiotik adalah iklim, cahaya, suhu,
air, tanah, kelembapan, dan sebagainya. Baik faktor biotik maupun abiotik
sangat bervariasi. Oleh karena itu, ekostem yang merupakan kesatuan dari
biotik dan abiotik pun bervariasi pula.

Didalam ekosistem, komponen biotik harus dapat berinteraksi


dengan komponen biotik lainnya dan juga dengan komponen abiotik agar
tetap bertahan hidup. Jadi, interaksi antar organisme didalam ekosistem
ditentukan oleh komponen biotik dan abiotik yang
menyusunnya.Komponen biotik sangat beranekaragam dan komponen
abiotik berbeda kulitas dan kuantitasnya, perbedaan komponen-komponen
penyusun tersebut mengakibatkan perubahan dari interaksi yang ada
sehingga menciptakan ekosistem yang berbeda pula. Jadi jelaslah bahwa
keanekaragaman hayati pada tempat yang berlainan akan menyusun
ekosistem yang berbeda.

Di bumi ada bermacam-macam ekosistem, yaitu ekosistem alam


dan buatan. Secara garis besar ekosistem alam dibedakan menjadi
ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas
ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.

1. Ekosistem Darat (Terestrial).

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya


berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya),
ekosistem darat yaitu sebagai berikut.

a.    Bioma Gurun. Gurun dan setengah gurun banyak ditemukan


di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia
Barat. Karakteristik dari bioma ini yaitu curah hujan sangat rendah,
+ 25 cm/tahun. Perbedaan suhu siang hari dengan malam hari sangat

5
tinggi (siang dapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0
C).Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh tanaman kaktus,
sukulen, dan berbagaitanaman xerofit. Hewan yang menghuni daerah
gurun umumnya adalah serangga, hewan pengerat, ular dan kadal.
Contoh bioma gurun adalah Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di
Asia, Gurun Anzo Borrega di Amerika.

b.    Bioma Padang Rumput. Bioma padang rumput terbentang


dari daerah tropika sampai ke sub    tropika.Ciri-ciri bioma padang
rumput yaitu curah hujan 25 - 50 cm per tahun dan hujan turun tidak
teratur. Vegetasi yang mendominasi adalah rerumputan. Hewannya
adalah bison, Zebra, kanguru, singa, harimau, anjing liar, ular,
rodentia, belalang dan burung. Contoh bioma padang rumput antara
lain Amerika Utara, Rusia, Afrika Selatan, Asia dan Indonesia
(Sumbawa).

c.    Bioma Hutan Hujan Tropis. Bioma ini berada di daerah


tropik, yaitu di Indonesia, India, Thailand, Brazil, Kenya, Costa
Rica, dan Malaysia. Curah hujan tinggi yaitu 200 – 255 cm per
tahun, matahari bersinar sepanjang tahun. Jenis tumbuhan sangat
banyak dan komunitasnya sangat kompleks. Tumbuhan tumbuh
dengan subur, tinggi, serta banyak cabang dengan daun yang lebat
sehingga membentuk tudung atau kanopi. Tumbuhan khas adalah
kelompok liana, yaitu tumbuhan yang merambat, misalnya rotan, dan
tumbuhan epifit yaitu tumbuhan yang menempel pada tumbuhan
lain, misalnya anggrek. Binatang yang menghuni hutan hujan tropik
adalah berbagai macam burung, kera, babi hutan, tupai, macan,
gajah, dan rusa dan hewan yang bersifat nokturnal.

2. Ekosistem Perairan (Akuatik)

6
a.  Ekosistem Air Tawar. kosistem air tawar memiliki kadar
garam rendah. Air tawar memiliki kemampuan menyerap panas dari
cahaya matahari sehingga perubahan suhu tidak terlalu besar.
Berdasarkan ada tidaknya arus, ekosistem air tawar dibedakan
menjadi ekosistem lentik (air tidak mengalir) misalnya danau,
kolam, rawa, serta ekosistem lotik (air mengalir)
misalnyasungai.Tumbuhan yang menghuni lingkungan perairan
tawar meliputi tumbuhan yang berukuran besar (makrohidrofita)
serta tumbuhan yang berukuran kecil, yaitu ganggang. Tumbuhan
biji di ekosistem air tawar misalnya teratai dan eceng gondok.
Sedangkan tumbuhan yang berukuran mikroskopik misalnya
ganggang biru, ganggang hijau, dan diatomae. Hewan yang
menghuni air tawar adalah udang-udangan, ikan, dan serangga.

b.  Ekosistem Air Laut. Bioma air laut luasnya lebih dari dua
pertiga permukaan bumi. Bioma air laut kurang terpengaruh oleh
perubahan iklim dan cuaca. Ciri khas air laut adalah mempunyai
kadar garam yang tinggi. Kadar garam rata-rata air laut adalah 35
ppm (part per million). Di daerah khatulistiwa kadar garamnya lebih
tinggi daripada di daerah yang jauh dari khatulistiwa.Organisme laut
memiliki pola adaptasi terhadap tekanan osmosis sir laut yang tinggi
dengan cara yang berlawanan dengan organisme air tawar.

c. Ekosistem Estuari. Estuari (muara) merupakan wilayah


perairan tempat pertemuan antara sungai dan laut atau disebut muara
sungai. Muara sungai disebut pantai lumpur. Estuari mempunyai ciri
berair payau dengan tingkat salinitas di antara air tawar dan laut.
Vegetasi didominasi oleh tumbuhan bakau dan rumput laut.
Beberapa organisme laut melakukan perkembangbiakan di wilayah
ini seperti ikan, ganggang, dan fitoplankton, udang dan moluska
yang dapat dimakan. Estuari banyak terdapat di wilayah Jawa,

7
Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Nutrien dari sungai memperkaya
daerah estuari.

3. Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia


untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan
subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi
pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh
ekosistem buatan adalah:

a. Bendungan.
b. Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus.
c. Agroekosistem berupa sawah tadah hujan.
d. Sawah irigasi.
e. Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa.
f. Ekosistem ruang angkasa.

C. Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati

1. Sebagai Sumber Pangan, Perumahan, dan Kesehatan

Kehidupan manusia sangat bergantung pada keanekaragaman


hayati. Hewan dan tumbuhan yang kita manfaatkan saat ini (misalnya
ayam, kambing, padi, jagung) pada zaman dahulu merupakan hewan dan
tumbuhan liar, yang kemudian dibudidayakan karena memiliki sifat-sifat
unggul yang diharapkan manusia. Misalnya: ayam dibudidayakan karena
menghasilkan telur dan daging. Padi dibudidayakan karena menghasilkan
beras. Hal ini seperti yang tertulisa dalam firman Allah dalam Al-Qur’an
surat Abasa ayat 24-34 diperoleh pengertian bahwa manusia dapat

8
mengambil manfaat dari tumbuh-tumbuhan tersebut untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia.

9
2. Sebagai Sumber Plasma Nutfah

Beberapa jenis hewan, tumbuhan, dan mikroba yang saat ini belum
diketahui kegunaannya tidak perlu dimusnahkan, karena mungkin saja di
masa yang akan datang akan memiliki peranan yang sangat penting.
Misalnya: tanaman mimba (Azadirachta indica). Dahulu tanaman ini hanya
merupakan tanaman pagar, tetapi saat ini diketahui mengandung zat
azadiktrakhtin yang memiliki peranan sebagai anti hama dan anti bakteri.
Adapula jenis ganggang yang memiliki kendungan protein tinggi, yang
dapat digunakan sebagai sumber makanan masa depan misalnya Chlorella.
Buah pace (mengkudu) yang semula tidak dimanfaatkan, sekarang
diketahui memiliki khasiat untuk meningkatkan kebugaran tubuh,
mencegah dan mengobati penyakit tekanan darah. Di hutan atau lingkungan
kita, masih terdapat tumbuhan dan hewan yang belum dibudidayakan, yang
mungkin memiliki sifat-sifat unggul. Itulah sebabnya dikatakan bahwa
hutan merupakan sumber plasma nutfah (sifat-sifat unggul). 

3. Manfaat Ekologi

Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia,


keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan
keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis organisme memiliki peranan
dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh jenis yang
lain. Misalnya: burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan
pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia, maka
tidak ada yang mengontrol populasi tikus. Akibatnya perkembangbiakan
tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi hama tikus.

4. Manfaat Keilmuan

Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan


pengembangan ilmu yang sangat berguna untuk kehidupan manusia.

10
5. Manfaat Keindahan

Keindahan alam tidak terletak pada keseragaman tetapi pada


keanekaragaman.  Berbagai jenis tumbuhan digunakan untuk tanaman hias.
Beberapa jenis hewan juga dimanfaatkan manusia karena keindahan atau
kemerduan suaranya, misalnya burung.

6. Konservasi (Perlindungan) Keanekaragaman Hayati

Konservasi keanekaragaman hayati atau biodiversitas sudah


menjadi kesepakatan internasional. Objek keanekaragaman hayati yang
dilindungi terutama kekayaan jenis tumbuhan (flora) termasuk di dalmnya
lumut dan paku-pakuan dan kekayaan jenis hewan (fauna) serta
mikroorganisme misalnya bakteri, jamur.

Tempat perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia telah


diresmikan oleh pemerintah. Lokasi perlindungan tersebut misalnya berupa
Taman Nasional, Cagar Alam, Hutan Wisata, Taman Hutan Raya, Taman
Laut, Wana Wisata, Hutan Lindung, dan Kebun Raya. Tempat-tempat
tersebut memiliki makna yang berbeda-beda meskipun fungsinya sama
yaitu untuk tujuan konservasi.

D. Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup


1. Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan
pada ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem
klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang
memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan
ataupun hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok
tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam
kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang

11
berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von
Linne (1707-1778), seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang
dikenal pada masa sekarang dengan nama Carolus Linnaeus.
Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang
karena sifatnya yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu organism
baru tetap dapat dimasukkan dalam sistem klasifikasi dengan mudah.
Nama-nama yang digunakan dalam sistem klasifikasi Linnaeus ditulis
dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah
bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi. Macam - Macam
Klasifikasi Makhluk Hidup.
Ada bermacam sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem
klasifikasi ini berkembang mulai dari yang sederhana hingga berdasar
sistem yang lebih modern. Sistem artifisial / buatan. Sistem yang
mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang
ditetapkan oleh peneliti sendiri, misalnya, ukuran, bentuk, dan habitat
makhluk hidup. Penganut sistem ini di antaranya Aristoteles dan
Theophratus (370 SM).
Persamaan struktur tubuh dapat diketahui secara eksternal dan
internal. Menggunakan biokimia perbandingan. Misalnya, hewan
Limulus polyphemus, dahulu dimasukkan ke dalam golongan rajungan
(Crab) karena bentuknya seperti rajungan, tetapi setelah dianalisis
darahnya secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini lebih dekat
dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus dimasukkan
ke dalam golongan laba-laba. Berdasarkan genetika modern. Gen
dipergunakan juga untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup.
Adanya persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan.

2. Manfaat dan Tujuan Klasifikasi


Adapun tujuan Klasifikasi makhluk hidup adalah :
a. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan
persamaan ciri-ciri yang dimiliki.

12
b. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk
membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis lain
c. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup.
d. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui
namanya atau belum memiliki nama.

Klasifikasi memiliki manfaat bagi manusia, antara lain:

a. Klasifikasi memudahkan kita dalam mmpelajari makhluk


hidup yang sangat beraneka ragam.
b. Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan
kekerabatan antarjenis makhluk hidup.
c. Klasifikasi memudahkan komunikasi

3. Tahapan Klasifikasi
Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang
berjudul Systema Naturae (sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758
sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah. Ada tiga tahap yang harus
dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup.Pencandraan
(identifikasi), Pencandraan adalah proses mengidentifikasi atau
mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan diklasifikasi.
Pengelompokan (Klasifikasi), setelah dilakukan pencandraan,
makhluk hidup kemudian dikelompokkan dengan makhluk hidup lain
yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri
serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson. Bentuk
pengelompokan dalam unit-unit takson digambarkan kurang lebih
seperti urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut:
1. Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu
dikelompokkan untuk membentuk takson genus.
2. Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu
dikelompokkan untuk membentuk takson famili.
3. Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman


makhluk hidup tersebut disebut dengan sebutan keanekaragaman hayati
atau biodiversitas. Setiap sistem lingkungan memiliki keanekaragaman
hayati yang berbeda. Keanekaragaman hayati ditunjukkan oleh adanya
berbagai variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup
lainnya. Indonesia terletak di daerah tropik yang memiliki
keanekaragaman hayati  yang tinggi dibandingkan dengan daerah
subtropik dan kutub.
Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik
dan faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor
lingkungan dalam mempengaruhi sifat makhluk hidup.

B. Saran

Keanekaragaman hayati perlu dilindungi dan dilestarikan karena


dengan adanya keseimbangan dalam suatu lingkungan hidup akan
menimbulkan interaksi yang baik antara makhluk yang satu dengan yang
lain sehingga alam akan selalu mendukung kelanjutan kehidupan di muka
bumi ini.

Sebaiknya kita harus dapat menjaga lingkungan kita. Karena


apabila tidak dijaga, maka beberapa spesies tumbuhan yang langka
maupun bermanfaat akan punah. Dan apabila hal tersebut terjadi, maka
kita tidak akan dapat merasakan manfaat yang diberikan tumbuhan
tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahinyong.blogspot.co.id/ (diakses pada 17 Oktoer 2015)

https://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_hayati (diakses pada 17 Oktoer


2015)

http://www.artikellingkunganhidup.com/pengertian-ekosistem-lingkungan-
hidup.html (diakses pada 18 Oktoer 2015)

Saktiyono.2006. Seribu Pena Biologi SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Stone,David.1997. Biodiversity of Indonesia. Tien Wah Press: Singapore.

Odum,E P, Samingan T(penerjemah). 1993. Dasar – Dasar Ekologi. Yogyakarta :


Gadjah mada University Press.

15

Anda mungkin juga menyukai