Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Keanekaragaman makhluk hidup/keanekaragaman hayati adalah

suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan,

yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi

biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan

mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana

bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan

sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem

atau bioma tertentu.

1.2Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Keanekaragaman Hayati

2. Bagaimana Tingkat Keanekaragaman Hayati

3. Apa Manfaat Keanekaragaman Hayati

4. Bagaimana Hilangnya Keanekaragaman Hayati

5. Bagaimana Usaha Pelestarian keanekaragaman Hayati di Indonesia

1.3Tujuan

1. Mengetahui Pengetian Keanekaragaman Hayati

2. Mengetahui Tingkat Keanekaragaman Hayati

1
3. Mengetahui Manfaat Keanekaragaman hayati

4. Mengetahui Hilangnya Keanekaragaman Hayati

5. Mengetahui Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia

1.4 Manfaat penelitian

1. memberikan informasi tentang keanekaragaman hayati

2. menumbuhkan kesadaran tentang keanekaragaman hayati

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman makhluk hidup/keanekaragaman hayati

adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk

kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala

organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan,

dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi

dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga

diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam

ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali

digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.

Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi.

Wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan

jumlah keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari

ekuator. Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil

dari miliaran tahun proses evolusi. Asal muasal kehidupan belum

diketahui secara pasti dalam sains. Hingga sekitar 600 juta tahun yang

lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaea, bakteri, protozoa, dan

organisme uniseluler lainnya sebelum organisme multiseluler muncul

3
dan menyebabkan ledakan keanekaragaman hayati yang begitu cepat,

namun secara periodik dan eventual juga terjadi kepunahan secara

besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.

2.2 Tingkat Keanekaragaman Hayati

2.2.1 Keanekaragaman Hayati pada Tingkat Gen

Keanekaragaman pada tingkatan gen merupakan

keanekaragaman yang paling rendah. Gen adalah faktor pembawa sifat

yang terdapat di dalam kromosom. Kromosom terdapat di dalam inti

sel. Keanekaragaman gen ditunjukkan, antara lain, oleh variasi bentuk

dan fungsi gen. Misalnya, pada manusia, ada gen yang mengontrol

bentuk wajah, warna rambut, jenis kelamin, warna kulit, dan golongan

darah. Hal ini memungkinkan adanya variasi manusia yang ada di dunia

ini. Coba kalian amati wajah teman-teman kalian satu kelas, apakah

ada yang memiliki wajah sama? Pasti terdapat perbedaan di antara

mereka walaupun ada yang kembar.

Meskipun masih dalam satu spesies, penampakan buah jeruk

berbeda satu dengan lainnya. Jadi, di dunia tidak ada satu jenis

makhluk hidup yang sama persis bentuk dan ukuran maupun warnanya.

Perbedaan ini disebabkan adanya keanekaragaman gen.

4
Gen adalah materi yang mengendalikan sifat atau karakter. Jika

gen berubah, sifat-sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan

oleh gen disebut genotipe. Ini dikenal sebagai pembawaan.

Perbedaan gen tidak hanya terjadi antarjenis. Di dalam satu jenis

(spesies) pun terjadi keanekaragaman gen. Dengan adanya

keanekaragaman gen, sifat-sifat di dalam satu spesies bervariasi yang

dikenal dengan istilah varietas. Misalnya, ada varietas padi PB, rojo lele,

dan varietas padi tahan wereng (coba sebutkan yang lain). Demikian

juga dengan adanya berbagai varietas bunga, mangga, jeruk, anjing, dan

burung. Sekilas penampakan antarvarietas itu sama karena masih

tergolong spesies yang sama. Akan tetapi, setiap varietas memiliki gen

yang berbeda sehingga memunculkan sifat-sifat khas yang dimiliki oleh

tiap-tiap varietas itu.

2.2.2 Keanekaragaman Hayati pada Tingkat Spesies atau Jenis

Keanekaragaman pada tingkat jenis terjadi karena adanya variasi

dari spesies tersebut. Dalam urutan taksonomi, variasi terletak satu

tingkat di bawah spesies.

Di atas dijelaskan bahwa terdapat keseragaman dalam tingkatan

spesies, tetapi di dalam keseragaman ini terdapat keanekaragaman

pula. Keanekaragaman ini tidak lain disebabkan oleh keanekaragaman

5
gen yang mengontrol spesies. Misalnya, spesies Homo Sapiens dan

manusia mempunyai keseragaman ciri, yaitu bipedal (berjalan dengan

dua kaki), mempunyai volume otak di atas 1.100 cc, dan memiliki wajah

proporsional dengan dua mata menghadap depan. Akan tetapi,

manusia di dunia ini juga memiliki keanekaragaman. Misalnya, manusia

Indonesia memiliki warna kulit sawo matang, rambut hitam, dan postur

tubuh tidak terlalu tinggi, sedangkan manusia Amerika memiliki warna

kulit putih, rambut pirang, dan postur tubuh tinggi.

Pada tingkat taksonomi yang lebih tinggi, keanekaragaman jenis

dapat diamati dengan mudah. Di lingkungan sekitar dapat dijumpai

berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Di dalam satu famili rumput

(Gramineae) dapat dijumpai, di antaranya, rumput teki, padi, dan jagung.

Di dalam golongan burung dapat dijumpai, antara lain, angsa, ayam,

merpati, kalkun, dan burung unta.

2.2.3 Keanekaragaman Hayati pada Tingkat Ekosistem

Keanekaragaman pada tingkat ekosistem terjadi akibat interaksi

yang kompleks antara komponen biotik dengan abiotik. Interaksi biotik

terjadi antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain (baik di dalam

jenis maupun antarjenis) yang membentuk suatu komunitas, sedangkan

interaksi biotik-abiotik terjadi antara makhluk hidup dengan lingkungan

6
fisik, yaitu suhu, cahaya, dan lingkungan kimiawi, antara lain, air, mineral,

dan keasaman.

Dengan beraneka ragamnya kondisi lingkungan

dan keanekaragaman hayati, terbentuklah keanekaragaman ekosistem.

Tiap-tiap ekosistem memiliki keanekaragaman makhluk hidup tertentu

pula. Misalnya, ekosistem padang rumput, ekosistem pantai, ekosistem

hutan hujan tropik, dan ekosistem air laut. Tiap-tiap ekosistem memiliki

cirri fisik, kimiawi, dan biologis tersendiri. Flora dan fauna yang terdapat

di dalam ekosistem tertentu berbeda dengan flora dan fauna yang

terdapat di dalam ekosistem yang lain.

2.3Manfaat Keanekaragaman Hayati Beserta Contohnya

2.3.1 Sebagai sumber pangan, perumahan, dan kesehatan

Sumber karbohidrat: padi, jagung, singkong, kentang, dan

lain-lain.

Sumber protein: kedelai, kecipir, ikan, daging, dan lain-lain.

Sumber lemak: ikan, daging, telur, kelapa, alpukat, durian, dan

lain-lain.

Sumber vitamin: jambu biji, jeruk, apel, tomat, dan lain-lain.

Sumber mineral: sayur-sayuran.

7
2.3.2 Sebagai sumber pendapatan/devisa

Bahan baku industri kerajinan: kayu, rotan, karet

Bahan baku industri kosmetik: cendana, rumput laut

2.3.3 Sebagai sumber plasma nutfah,

Misalnya hutan Di hutan masih terdapat tumbuhan dan hewan

yang mempunyai sifat unggul, karena itu hutan dikatakan sebagai

sumber plasma nutfah/sumber gen.

2.3.4 Manfaat ekologi

Selain berfungsi untuk menunjang kehidupan manusia,

keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan

keberlanjutan ekosistem.

2.3.5 Manfaat keilmuan

Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan

pengembangan ilmu yang sangat berguna untuk kehidupan manusia.

2.3.6 Manfaat keindahan

Bermacam-macam tumbuhan dan hewan dapat memperindah

lingkungan.

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia; terdiri

atas 18.110 pulau (LAPAN-2003) yang tersebar dan Sabang sampai

Merauke. Lebih dari 10.000 diantaranya merupakan pulau-pulau kecil.

8
Pulau-pulau tersebut memiliki keadaan alam yang berbeda-beda dan

menampilkan kekhususan kehidupan di dalamnya. Hal inilah yang

menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman flora, fauna, dan

mikroorganisme yang tinggi.

2.4 Menghilangnya Keanekaragaman Hayati

Menghilangnya keanekaragaman hayati di suatu wilayah dapat

disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini.

2.4.1 Hilangnya Habitat

Daftar Merah IUCN

menunjukkan bahwa hilangnya habitat yang diakibatkan

manajemen pertanian dan hutan yang tidak berkelanjutan menjadi

penyebab terbesar hilangnya kenekaragaman hayati. Bertambahnya

jumlah penduduk menyebabkan semakin bertambah pula kebutuhan

yang harus dipenuhi. Lahan yang tersedia untuk kehidupan tumbuhan

dan hewan semakin sempit karena digunakan untuk tempat tinggal

penduduk, dibabat untuk digunakan sebagai lahan pertanian atau

dijadikan lahan industri.

2.4.2 Pencemaran Tanah, Udara, dan Air

9
Zat pencemar (polutan) adalah produk buangan yang dihasilkan

dari aktivitas manusia. Polutan tersebut dapat mencemari air, tanah,

dan udara. Beberapa polutan berbahaya bagi organisme. Nitrogen dan

sulfur oksida yang dihasilkan dan kendaraan bermotor jika bereaksi

dengan air akan membentuk hujan asam yang merusak ekosistem.

Penggunaan chlorofluorocarbon (CFC) yang berlebihan menyebabkan

lapisan ozon di atmosfer berlubang. Akibatnya intensitas sinar

ultraviolet yang masuk ke bumi meningkat dan menyebabkan banyak

masalah, antara lain berkurangnya biomassa fitoplankton di lautan

yang menyebabkan terganggunya keseimbangan rantai makanan

organisme.

2.4.3 Perubahan Iklim

Salah satu penyebab perubahan iklim adalah pencemaran udara

oleh gas karbon dioksida (CO2) yang menimbulkan efek rumah kaca.

Menurut Raven (1995), efek rumah kaca meningkatkan suhu udara 1-3

° C dalam kurun waktu 100 tahun. Kenaikan suhu tersebut

menyebabkan pencairan es di kutub dan kenaikan permukaan air laut

sekitar 1-2 m yang berakibat terjadinya perubahan struktur dan fungsi

ekosistem lautan.

10
2.4.4 Eksploitasi Tanaman dan Hewan

Eksploitasi hewan dan tumbuhan secara besar-besaran biasanya

dilakukan terhadap komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi,

misalnya kayu hutan yang digunakan untuk bahan bangunan dan ikan

tuna sirip kuning yang harganya mahal dan banyak diminati oleh

pecinta makanan laut. Eksploitasi yang berlebihan dapat menyebabkan

kepunahan spesies-spesies tertentu, apalagi bila tidak diimbangi

dengan usaha pengembangbiakannya.

2.4.5 Adanya Spesies Pendatang

Masuknya spesies dari luar ke suatu daerah seringkali mendesak

spesies lokal yang sebenarnya merupakan spesies penting dan langka

di daerah tersebut. Beberapa spesies asing tersebut dapat menjadi

spesies invasif yang menguasai eksosistem. Contohnya ikan

pelangi merupakan spesies endemik

Danau Ayamaru, Papua Barat. Ikan pelangi terancam punah karena

dimangsa oleh ikan mas yang dibawa dari Jepang dan

menjadi spesies invasif di danau tersebut.

2.4.6 Industrialisasi Pertanian dan Hutan

11
Para petani cenderung menanam tumbuhan atau memelihara

hewan yang bersifat unggul dan menguntungkan sedangkan tumbuhan

dan hewan yang kurang unggul dan kurang menguntungkan akan

disingkirkan. Selain itu, suatu lahan pertanian atau hutan industri

umumnya hanya ditanami satu jenis tanaman (monokultur), misalnya

teh, karet, dan kopi. Hal ini dapat menurunkan keanekaragaman hayati

tingkat spesies.

2.5 Usaha pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia

Alam yang ada di sekitar kita mempunyai sifat yang

beraneka ragam, tetapi secara alamiah tetap tampak serasi dan

seimbang. Coba kalian berpikir, perlukah kita menjaga

keanekaragaman ini? Secara konkret, yang dimaksud dengan upaya

pelestarian keanekaragaman hayati adalah upaya-upaya untuk menjaga

kelestarian dan keseimbangan flora, fauna, tanah, air, dan ekosistem

lainnya.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman

makhluk hidup tersebut disebut dengan sebutan keanekaragaman

hayati atau biodiversitas. Setiap sistem lingkungan memiliki

keanekaragaman hayati yang berbeda. Keanekaragaman hayati

ditunjukkan oleh adanya berbagai variasi bentuk, ukuran, warna, dan

sifat-sifat dari makhluk hidup lainnya. 2. Keanekaragaman hayati

disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.

Terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam

mempengaruhi sifat makhluk hidup.

3. Kegiatan manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati, baik

keanekaragaman gen, jenis maupun keanekaragaman lingkungan.

Namun di samping itu, kegiatan manusia juga dapat meningkatkan

keanekaragaman hayati misalnya penghijauan, pembuatan taman kota,

13
dan pemuliaan. 4. Pelestarian keanekaragaman hayati dapat

dilakukan secara in situ dan ex situ.

3.2 Saran

Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa materi yang kami

buat ini masih banyak kekurangan. Jadi untuk itu kami meminta kepada

saudara saudari semuanya untuk memberikan saran, kritikan, dan

hal-hal lainnya yang bisa membangun untuk menuju kepada yang lebih

baik. agar manfaat ini dari makalah ini dapat diambil penulis dan orang

yang mambacanya.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://arnold040993.wordpress.com/2009/02/17/keanekaragamanhayati/.

html.(Diakses tanggal 30 maret 2013).

http://MAKALAH%20KEANEKARAGAMAN%20MAKHLUK%20HIDUP%20DA

N%20UPAYA%20PELESTARIANNYA%20_%20SMPN%2023%20PEKANBARU.

html.( Diakses tanggal 30 maret 2013). Alfansuri. 2011. Keanekaragaman

Hayati. (online). Ari Yulina, Dian. 2007. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X.

Jakarta : Erlangga. Arnold. 2009.

Kenanekaragaman Hayati. (online). Syamsuri, Istamar. 2002. IPA Biologi

untuk SLTP kelas 1. Malang: Erlangga.

15

Anda mungkin juga menyukai