KEANEKARAGAMAN HAYATI
Gen adalah substansi kimia sebagai factor penentu sifat keturunan. Gen terdapat
dalam lokus kromosom, kromosom ada dalam inti sel. Semua mahluk hidup yang ada
dipermukaan bumi ini mempunyai kearngka dasar komponen sifat menurun yang sama.
Keanekaragaman gen adalah keanekargaman individu dalam satu jenis atau spesies makhluk
hidup. Keanekaragaman gen menyebabkan bervariasinya susunan genetik sehingga
berpengaruh pada genotip (sifat) dan fenotip (penampakan luar) suatu makhluk hidup
Keanekaragaman gen menunjukkan adanya variasi susunan gen pada individu-individu
sejenis. Gen-gen tersebut mengekspresikan berbagai variasi dari satu jenis makhluk hidup,
seperti tampilan pada warna mahkota bunga, ukuran daun, tinggi pohon, dan sebagainya.
Variasi dalam spesies ini disebut varietas.
Setiap individu tersusun atas banyak gen, bila terjadi perkawinan atau persilangan
antar individu yang karakternya berbeda akan menghasilkan keturunan yang semakin banak
variasinya. Hal ini terjadi karena pada saat persilangan akan terjadi penggabungan gen-gen
dari masing-masing individu melalui sel kelamin. Hal inilah yang menyebabkan
keanekaragaman gen semakin tinggi. Tingkat keanekaragaman gen ternyata tidak terdapat
pada gen saja, melainkan ada juga faktor lain yang berperan mempengaruhi
keanekaragaman ini, yaitu lingkungan. Sifat yang muncul pada setiap individu merupakan
interaksi antar gen dengan lingkungan. Dua individu yang memiliki struktur dan urutan gen
yang sama, belum tentu memiliki bentuk yang sama pula karena faktor lingkungan
mempengarruhi penampakan (fenotipe) atau bentuk. Contoh lingkungan mempengaruhi
keanekaragaman tingkat gen dapat dilihat dari jumlah sel darah merah yang hidup di dataran
tinggi dan yang hidup di pantai. Ternyata jumlah sel darah merah orang yang hidup di
pegunungan lebih banyak dibandingkan dengan yang hidup di pantai.
2. KEANEKARAGAMAN JENIS
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara
makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Dalam aktivitas kehidupannya makhluk hidup selalu berinteraksi
dan bergantung pada lingkungan sekitarnya. Ketergantungan ini berkaitan dengan
kebutuhan akan oksigen, cahaya matahari, air, tanah, cuaca, dan faktor abiotik lainnya.
Komponen abiotik yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan cara adaptasi berbagai
jenis makhluk hidup (komponen biotik). Keanekaragaman ekosistem merupakan
keanekaragaman suatu komunitas yang terdiri dari hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme
di suatu habitat. Keanekaragaman ekosistem ini terjadi karena adanya keanekaragaman
gen dan keanekaragaman jenis (spesies). Contoh keanekargaman ekosistem : sawah,
hutan, pantai.
Tipe-Tipe Ekosistem
a. Ekosistem Perairan adalah komponen abiotiknya sebagian besar terdiri atas air.
Contohnya ekosistem air, ekosistem air laut (ekosistem laut dalam, ekosistem terumbu
karang, ekosistem estuary, ekosistem pantai pasir, dan ekosistem pantai batu.)
b. Ekosistem Darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.
Ekosistem darat meliputi area yang sangat luas yang disebut bioma. Tipe bioma
sangat dipengaruhi oleh iklim sedangkan iklim dipengaruhi oleh letak geografis garis
lintang dan ketinggian tempat dari permukaan air laut. Berdasarkan letak
geografisnya (garis lintangnya). Ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma,
yaitu : Hutan hujan tropis, bioma gurun, bioma padang rumput, bioma hutan gugur,
bioma taiga, bioma tundra, dan savana.
Konservasi sumber daya alam hayati merupakan inti dari usaha perlindungan alam.
Pelestarian keanekaragaman hayati dilakukan dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan
hayati, mencegah kepunahan, dan juga menjaga spesies tetap bertahan di bumi.
Upaya perlindungan alam dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Umum
Perlindungan alam secara umum adalah sebuah tindakan yang dilakukan untuk melindungi
flora dan fauna, serta tanah suatu ekosistem. Perlindungan alam ini dibagi lagi menjadi
beberapa jenis, yaitu perlindungan alam ketat, terbimbing, dan taman nasional.
Perlindungan alam ketat adalah perlindungan alam yang prosesnya dilakukan secara ketat,
namun tanpa campur tangan dari manusia. Contohnya adalah Cagar Alam Sancang yang
berada di Garut.
Sementara itu, perlindungan alam terbimbing adalah perlindungan alam yang dilakukan oleh
para ahli di bidang konservasi dan alam. Contohnya adalah Kebun Raya Bogor. Sedangkan
taman nasional merupakan salah satu jenis perlindungan alam yang dibuat dengan berbagai
tujuan. Taman nasional memiliki sistem yang jelas dan lengkap dengan zonasinya. Salah satu
contoh taman nasional di Indonesia adalah Taman Nasional Baluran yang ada di Situbondo.
b. Tujuan Tertentu
Perlindungan alam juga dilakukan dengan tujuan tertentu. Beberapa contoh perlindungan
alam dengan tujuan tertentu, antara lain:
1. Perlindungan alam antropologi yang dilakukan untuk melindungi sebuah suku bangsa
di suatu kawasan tertentu.
2. Perlindungan alam botani yang dilakukan untuk melindungi komunitas tumbuhan
tertentu.
3. Perlindungan alam zoologi yang dilakukan untuk melindungi beberapa jenis hewan
langka atau yang sudah terancam punah.
4. Perlindungan geologi yang dilakukan dengan tujuan untuk melindungi bagian atau
formasi geologitertentu.
5. Perlindungan hutan yang dilakukan untuk melindungi spesies dan ekosistem di suatu
hutan, khususnya yang memiliki spesies langka atau akan punah.
6. Perlindungan ikan yang dilakukan untuk melindungi beberapa spesies ikan tertentu.
7. Perlindungan monumen alam yang dilakukan untuk melindungi benda-benda di alam
tertentu, misalnya melindungi stalagmite dan stalagtit di suatu gua.
8. Perlindungan pemandangan alam yang dilakukan untuk melindungi keindahan atau
panorama alam di suatu kawasan.
Perlindungan terhadap keanekaragaman hayati dilakukan dengan berbagai metode. Metode
konservasi sumber daya alam merupakan salah satu metode yang tepat dan bisa dijadikan
pendekatan berkelanjutan dalam konsep perlindungan alam. Tentu, tujuannya adalah
menjadikan keanekaragaman hayati menjadi lebih terjaga, sehingga ekosistem menjadi lebih
layak untuk ditinggali oleh flora maupun fauna.
C. MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI
Keaneragaman hayati telah menjadi bagian penting dalam rantai kehidupan manusia,
yaitu sebagai pendukung kehidupan. Adapun manfaat dari keanekaragaman hayati, sebagai
berikut :
1. Sebagai Sumber Pangan
Manfaat pertama yang bisa diambil dari keanekaragam hayati adalah sebagai sumber pangan.
Manusia membutuhkan energi untuk bisa beraktivitas (baca : Energi Dalam Ekosistem).
Energi tersebut diperoleh dari makanan yang dikonsumsi oleh manusia. Makanan tersebut
bisa berasal dari hewan maupun tumbuhan.
Indonesia mempunyai sekitar seribu spesies tanaman obat. Tanaman obat tersebut dapat
ditanam di rumah sebagai tanaman obat keluarga (toga). Selain itu, teknologi yang terus
berkembang membantu industri jamu atau obat tradisional untuk mengetahui manfaat dari
setiap bagian tanaman yang berkhasiat. Penggunaan tanaman sebagai obat ini lebih aman dan
mengurangi efek samping. Contoh beberapa tanaman obat yang sering digunakan yaitu
tanaman jahe, kencur, temulawak, daun sirih, kayu putih, buah mengkudu dan alang- alang.
Seseorang harus mengetahui ilmu anatomi hewan dan tumbuhan agar bisa mengembangkan
potensi dari tumbuhan dan hewan tersebut.Dengan meneliti flora dan manusia bisa
mendalami berbagai ilmu terutamanya adalah biologi. Penelitian tersebut akan menghasilkan
berbagai metode keilmuan, misalnya perkembangbiakan vegetatif buatan pada hewan
maupun tumbuhan. Ilmu pengetahuan bisa terus berkembang dan berguna bagi manusia jika
keanekaragaman hayati sebagai sumber ilmu itu sendiri terus dijaga eksistensinya.
Budaya dibeberapa daerah di Indonesia masih menggunakan tanaman dan hewan tertentu.
Misalnya pada upacara adat di daerah Sulawesi mengharuskan memotong hewan kerbau.
Ritual Larung sesaji di Jawa juga menyembelih sapi atau kerbau untuk di larutkan ke laut.
Budaya nyekar atau berkunjung ke makam juga memanfaatkan jenis- jenis flora seperti
mawar, melati dan kenanga untuk di tabur di atas makam.
5. Sebagai Penyeimbang Ekosistem
Manfaat paling penting dari keanekaragaman hayati adalah sebagai penyeimbang ekosistem.
Setiap makhluk hidup yang mendiami suatu ekosistem mempunyai perannya masing- masing.
Jika keberadaan makhluk hidup tersebut terancam, tentu akan mengganggu keseimbangan.
Apabila ekosistem tidak seimbang, maka akan mengakibatkan berbagai bencana yang
merugikan manusia, lingkungan dan makhluk hidup yang lain.
Adanya keanekaragaman hayati juga bermanfaat untuk menjamin keberlanjutan alam. Semua
spesies dalam ekosistem akan saling mendukung untuk menciptakan lingkungan yang lebih
baik. Contohnya adalah tanaman-tanaman bakau di pantai yang dapat menjaga bibir pantai
dari abrasi air laut. Manfaat ini dapat mencegah terjadinya kerusakan lingkungan sehingga
keberlanjutan alam akan terjaga.
Keanekaragaman hayati menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan taraf hidup
manusia. Karena kehidupan manusia tidak bisa lepas dari sumber daya alam, yang berasal
dari keanekaragaman dalam tiap tingkatan.
Keanekaragaman hayati juga bermanfaat untuk memberikan perlindungan secara alami dan
sejumlah keuntungan lain bagi alam dan manusia. Misalnya, adanya perlindungan terhadap
sumber daya air, perlindungan terhadap banjir, perlindungan terhadap tanah longsor,
kesehatan tanah, dan sebagainya. Tanpa keanekaragaman hayati, tidak mungkin alam
menjadi tempat yang sehat untuk dihuni manusia.
Disamping manfaatnya bagi alam dan kehidupan, keanekaragaman hayati juga memiliki
manfaat lainnya di bidang edukasi dan hiburan. Keberadaannya bisa dijadikan objek
penelitian dan pendidikan, serta pariwisata.
Bekantan adalah jenis monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat
kemerahan dan merupakan satu dari dua spesies dalam genus Nasalis. Bekantan merupakan
hewan endemik pulau Kalimantan yang tersebar di hutan bakau, rawa dan hutan pantai. Ciri
utama yang membedakan bekantan dari monyet lainnya adalah hidung panjang dan besar
yang hanya ditemukan di spesies jantan.
Anoa adalah mamalia terbesar dan endemik yang hidup di daratan Pulau Sulawesi
dan Pulau Buton. Banyak yang menyebut anoa sebagai kerbau kerdil. Anoa merupakan
hewan yang tergolong fauna peralihan. Anoa merupakan mamalia tergolong dalam famili
bovidae yang tersebar hampir di seluruh pulau Sulawesi. Anoa merupakan salah satu satwa
endemik yang dilindungi yang menjadi ciri khas Pulau Sulawesi yang turut mendiami
Kawasan Hutan Lindung Desa Sangginora Kabupaten Poso.
b. Eboni (Diospyros)
Diospyros berasal dari dua patah kata bahasa Yunani: deion yang berarti "dewa"
dan pyros, "buah", sehingga berarti "buah para dewa". Diospyros adalah salah
satu marga anggota suku eboni-ebonian atau Ebenaceae. Anggotanya di seluruh dunia
mencakup sekitar 450-500 jenis pohon dan perdu hijau abadi atau peluruh. Kebanyakan
tumbuhan ini berasal dari daerah tropis, dan hanya beberapa jenis yang tumbuh di daerah
beriklim sedang.
3. FAUNA DAN FLORA TIPE AUSTRALIS
a. Kuskus tutul (Spilocuscus)
Akasia merupakan salah satu jenis tanaman kayu-kayuan yang berasal dari Afrika
dan Australia. Di seluruh dunia, diperkirakan terdapat kurang lebih 1300 spesies akasia
dengan 960 spesies di antaranya merupakan akasia Australia. Di Indonesia, akasia pertama
kali diperkenalkan di Kepulauan Maluku pada tahun 1970-an sebagai tanaman untuk
penghijauan. Akasia merupakan jenis tanaman yang cepat tumbuh, sehingga disukai untuk
penghijauan dan dengan segera menyebar ke seluruh Indonesia.