Anda di halaman 1dari 24

KEGIATAN PEMBELAJARAN I

A. Pengertian Keanekaragaman Hayati


Dari sekian banyak organisme yang menghuni bumi, tidak ada

sepasang pun yang benar-benar sama untuk segala hal. Kenyataan

tersebut menunjukkan kepada kita, bahwa di alam raya dijumpai

keanekaragaman makhluk hidup atau disebut juga keanekaragaman hayati.

Keanekaragaman hayati disebut juga biodiversitas. Kata ini

merupakan serapan langsung dari kata biodiversity. Keanekaragaman

hayati terbentuk karena adanya keseragaman (kesamaan) dan

keberagaman (perbedaan) sifat atau ciri makhluk hidup. Keanekaragaman

dapat dilihat antara lain dari perbedaan bentuk, ukuran, warna, jumlah,

dan faktor fisiologis. Makhluk hidup yang ada di dunia ini beraneka ragam

dalam berbagai tingkatan. Makhluk hidup berbeda-beda pada tingkat

genetik, spesies, bahkan pada tingkat yang lebih luas, yaitu pada tingkat

ekosistem

Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman

organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis,

dan ekosistem pada suatu daerah. Keseluruhan gen, jenis dan ekosistem

merupakan dasar kehidupan di bumi. Mengingat pentingnya

keanekaragaman hayati bagi kehidupan maka keanekaragaman hayati

perlu dipelajari dan dilestarikan. Tingginya tingkat keanekaragaman

hayati di permukaan bumi mendorong ilmuwan mencari cara terbaik untuk

mempelajarinya, yaitu dengan klasifikasi. Para pakar membedakan

keanekaragaman hayati menjadi tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman gen,

keanekaragaman jenis dan keanekaragaman ekosistem.

Penyebab adanya keanekaragaman adalah:

1. Faktor genetik (faktor keturunan), disebabkan oleh adanya gen yang

memberikan sifat dasar atau bawaan dari organisme.

44
2. Faktor lingkungan, interaksi antara faktor genetik dan factor

lingkungan menyebabkan keanekaragaman.

B. Tingkat Keanekaragaman Hayati


1. Keanekaragaman Gen
Setiap individu makhluk hidup mempunyai kromosom yang

tersusun atas benang-benang pembawa sifat keturunan yang

terdapat di dalam inti sel. Sehingga seluruh organisme yang ada di

permukaan bumi ini mempunyai kerangka dasar komponen sifat

menurun yang sama. Kerangka dasar tersebut tersusun atas ribuan

sampai jutaan factor menurun yang mengatur tata cara penurunan

sifat organisme. Walaupun kerangka dasar gen seluruh organisme

sama, namun komposisi atau susunan, dan jumlah faktor dalam

kerangka bisa berbeda-beda. Perbedaan jumlah dan susunan faktor

tersebut akan menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen.

Gen adalah materi hereditas di dalam kromosom yang

mengendalikan sifat makhluk hidup. Gen terdapat di setiap inti sel

makhluk hidup. Gen pada makhluk hidup memiliki perangkat dasar

yang sama, tetapi memiliki susunan yang berbeda. Hal ini

menyebabkan setiap makhluk hidup memiliki fenotipe maupun

genotipe yang berbeda.

Sifat fenotipe makhluk hidup merupakan sifat hasil ekspresi gen

yang terlihat. Misalnya, pada tumbuhan warna daun hijau tua, bentuk

daun lebar, jenis batang melebar. Adapun sifat genotipe adalah tipe

susunan gen yang dimiliki makhluk hidup tersebut. Contohnya, dua

orang wanita yang memiliki rambut hitam keriting. Meskipun

keduanya memiliki rambut hitam keriting, namun genotipenya mungkin

45
saja berbeda. Misalnya, satu orang bergenotipe homozigot dan satu

orang lagi bergenotipe heterozigot.

Contoh keanekaragaman tingkat gen yang mudah diamati adalah

adanya perbedaan warna merah dan hitam pada ikan koi, adanya buah

manis dan buah asam pada satu pohon mangga yang sama dan

perbedaan warna kuning, merah, atau putih pada biji jagung.

Gambar 1.1 Contoh keanekaragaman tingkat gen.


Keanekaragaman genetik pada ikan koi & bunga mawar

2. Keanekaragaman Jenis (Spesies)


Suatu individu dikatakan satu spesies dengan individu lainnya jika

dalam kondisi alami keduanya mampu melakukan perkawinan. Selain

itu, dari perkawinannya tersebut dapat dihasilkan keturunan yang

fertil (subur). Keanekaragaman tingkat spesies merupakan tingkatan

keanekaragaman yang mudah dilihat. Keanekaragaman tingkat spesies

ditunjukkan dengan adanya jenis-jenis tumbuhan, hewan, serta

mikroorganisme yang berbeda-beda.

Perbedaan bentuk, penampilan, dan sifat yang terdapat pada

individu-individu yang berbeda jenis menunjukkan adanya

keanekaragaman jenis. Perbedaan ciri-ciri antar individu berbeda

spesies akan lebih mudah kita kenali daripada perbedaan antar

individu dalam satu spesies. Perbedaan bentuk, penampilan, dan sifat

juga dapat di temukan pada kelapa, pinang, sawit.

46
Contoh keanekaragaman spesies yang mudah untuk dipahami

adalah keanekaragaman tingkat spesies yang ditemukan pada

keluarga kucingkucingan (famili Felidae). Dari keanekaragaman

tersebut, kita mengenal adanya kucing, harimau, singa, dan cheetah.

Dalam keluarga kacang-kacangan kita kenal kacang tanah, kacang

buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Di antara jenis

kacang-kacangan tersebut kita dapat dengan mudah membedakannya

karena di antara mereka ditemukan ciri khas yang sama. Akan tetapi,

ukuran tubuh atau batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji,

serta rasanya berbeda.

Gambar 1.2 Contoh keanekaragaman tingkat jenis.


Keanekaragaman jenis (spesies) pada famili felidae

3. Keanekaragaman Ekosistem
Setiap organisme sangat bergantung pada lingkungan tempat

tinggalnya. Kondisi lingkungan akan memengaruhi jenis, pola makan,

cara hidup, bahkan struktur suatu organisme. Keanekaragaman

lingkungan akan memengaruhi keanekaragaman hayatinya. Hal

tersebut akan membentuk ekosistem yang beraneka ragam.

47
Ekosistem berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan

timbale balik antara makhluk hidup (komponen biotik) dan

lingkungannya (komponen abiotik). Setiap ekosistem memiliki ciri-ciri

lingkungan fisik, lingkungan kimia, tipe vegetasi, dan tipe hewan yang

spesifik. Kondisi lingkungan makhluk hidup ini sangat beragam.

Kondisi lingkungan yang beragam tersebut menyebabkan jenis

makhluk hidup yang menempatinya beragam pula. Keanekaragaman

seperti ini disebut sebagai keanekaragaman tingkat ekosistem.

Faktor abiotik yang memengaruhi faktor biotik di antaranya

adalah iklim, tanah, air, udara, suhu, angin, kelembapan, cahaya,

mineral, dan tingkat keasaman. Variasi faktor abiotik menimbulkan

kondisi berbeda pada setiap ekosistem. Untuk mengetahui adanya

keanekaragaman hayati pada tingkat ekosistem, dapat dilihat dari

satuan atau tingkatan organisasi kehidupan di tempat tersebut.

Secara garis besar, terdapat dua ekosistem utama, yaitu

ekosistem daratan (eksosistem terestrial) dan ekosistem perairan

(ekosistem aquatik). Ekosistem darat terbagi atas beberapa bioma,

di antaranya bioma gurun, bioma padang rumput (savana), bioma

hutan gugur, dan bioma hutan hujan tropis, bioma taiga, dan bioma

tundra. Bioma diartikan sebagai kesatuan antara iklim dominan dan

vegetasi serta hewan yang hidup di dalam iklim dominan tersebut.

Adapun ekosistem perairan dapat dibagi menjadi ekosistem perairan

tawar, ekosistem laut, ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, dan

ekosistem terumbu karang

48
a b

c d

Gambar 1.3 Contoh beberapa jenis ekosistem diantaranya


(a) Bioma tundra. (b) Ekosistem air tawar. (c) Bioma savana.
(d) Ekosistem air laut.

C. Keanekaragaman Hayati Indonesia


Indonesia terletak pada garis 6°LU - 11°LS dan 95°BT - 141°BT.

Dengan demikian, Indonesia terletak di daerah beriklim tropis dan

dilewati oleh garis khatulistiwa. Letak ini menyebabkan Indonesia

memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Indonesia pun memiliki

berbagai jenis ekosistem, seperti ekosistem perairan, ekosistem air

tawar, rawa gambut, hutan bakau, terumbu karang, dan ekosistem pantai.

49
Gambar 1.4 Zona persebaran hewan
dan tumbuhan menurut Wallace dan Weber

1. Persebaran Hewan (Fauna) di Indonesia


Penyebaran keanekaragaman hayati Indonesia, khususnya hewan,

sangat berkaitan erat dengan letak geografis Indonesia. Penyebaran

hewan ini secara umum terbagi menjadi dua wilayah, yaitu kawasan

timur (Benua Australia) dan kawasan barat (Benua Asia).

Penyebaran ini telah diselidiki oleh Alfred Rusell Wallace

seorang ahli zoologi dari Inggris dan seorang Ilmuwan ahli Zoologi

dari Jerman, yaitu Weber. Perbedaannya, Wallace mengamati hewan

di bagian barat Indonesia, sedangkan Weber mengamati di bagian

timur Indonesia. Bagian barat yang diamati meliputi Sumatra, Jawa,

Bali, dan Kalimantan. Adapun bagian timur Indonesia terdiri atas

Sulawesi, Papua, dan pulau lainnya di sebelah timur.

Dari pengamatan kedua ahli zoologi itu tersebut, terdapat

pembagian penyebaran hewan di bagian barat dan timur. Hal ini

ditunjukkan dengan dibuatnya garis pemisah abstrak, yaitu garis

Wallace dan garis Weber. Pembagian penyebaran hewan tersebut

50
menimbulkan adanya hewan peralihan. Daerah peralihan ini meliputi

sebagian Sulawesi dan Nusa Tenggara bagian Tengah.

Selain berdasarkan persebarannya, keanekaragaman hewan di

Indonesia dapat diamati berdasarkan jenis dan pengklasifikasian

hewannya. Berikut adalah pembagian keanekaragaman hewan

berdasarkan pada persebarannya dan jenisnya. Persebaran

keanekaragaman hewan di Indonesia dibagi kedalam 3 wilayah.

Pembagiannya sebagai berikut:


a) Hewan di Kawasan Barat Indonesia
Di wilayah Indonesia bagian barat (orientalis), hewan-

hewannya mirip dengan hewan-hewan yang ada di Asia, namun

tetap memiliki ciri khas yang hanya dimiliki oleh hewan di

Indonesia. Hewan di kawasan Barat Indonesia meliputi daerah

Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Di daerah tersebut banyak

hewan endemik yang khas hidup di setiap daerahnya. Contohnya

harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae), macan kumbang

(Panthera pardus), orang utan (Pongo pygmaeus), badak jawa

bercula satu (Rhinoceros sondaicus), dan bekantan (Nasalis

larvatus).

Orang Utan

Harimau
Sumatera

Bekantan
Badak Bercula
Satu

Gambar 1.5 Jenis-jenis fauna oriental (Asiatis)


51
b) Hewan di Kawasan Timur Indonesia
Di Indonesia bagian timur (australis) terdapat hewan-hewan

khas Indonesia yang berbeda dengan hewan-hewan di Indonesia

bagian barat. Kawasan Timur Indonesia ini meliputi Papua,

kepulauan Aru, dan pulau-pulau lainnya yang ada di daerah timur.

Adapun contoh hewan endemik yang tersebar di bagian timur

Indonesia adalah burung merak (Pavo cristatus), burung

cendrawasih (Paradisaea sp.), burung kasuari (Casuarius

bennetti), kakatua raja (Probosciger atterrimus), nuri

(Psittrichas fulgidus), kanguru pohon (Dendrolagus inustus),

kuskus (Phalanger sp.), dan walabi (Macropus agilis)

Cendrawasih
Walabi

Tapir

Gambar 1.6 Jenis-jenis fauna australis

52
c) Hewan di Kawasan Peralihan
Kawasan peralihan meliputi bagian Sulawesi dan Nusa

Tenggara bagian tengah. Karakteristik hewan yang hidup di

kawasan tersebut, yaitu terdapat jenis hewan yang terdapat di

kawasan barat dan kawasan timur. Contoh hewan yang hidup di

daerah peralihan adalah babi rusa (Babyroussa babyrussa), Anoa

(Anoa quarlesi), komodo (Varanus komodoensis), burung maleo,

dan tarsius.

Komodo

Tarsius

Gambar 1.7 Jenis-jenis fauna peralihan

2. Persebaran Tumbuhan (Flora) di Indonesia

Penyebaran geografi tumbuhan di Kepulauan Indonesia secara

keseluruhan ditentukan oleh faktor geologi, yaitu adanya Paparan

Sunda di bagian barat dan Paparan Sahul di bagian timur yang

berbeda sehingga dapat ditarik garis pemisah di antaranya. Dalam

tiap-tiap paparan, keadaan flora mempunyai banyak persamaan,

misalnya, persamaan flora antara Kalimantan dan Sumatra dapat

mencapai 90%. Selanjutnya, variasi flora dalam tiap-tiap paparan

ditentukan oleh faktor lingkungan setempat dalam hal ini

tercerminkan oleh berbagai tipe vegetasi yang terdapat di paparan

tersebut.

53
Flora di dataran Sunda disebut juga flora Asiatis karena ciri-

cirinya mirip dengan ciri-ciri tumbuhan Asia. Di dataran Sunda

banyak dijumpai tumbuhan endemik, yaitu tumbuhan yang hanya

terdapat pada tempat tertentu dengan batas wilayah yang relatif

sempit dan tidak terdapat di wilayah lain. Misalnya bunga Rafflesia

Arnoldii hanya terdapat di perbatasan Bengkulu, Jambi, dan

Sumatera Selatan. Anggrek Tien Soeharto yang hanya tumbuh di

Tapanuli Utara dan Sumatera Utara.

Flora yang ada di dataran Sahul disebut juga flora Australis

sebab jenis floranya mirip dengan flora di benua Australia. Dataran

Sahul yang meliputi Irian Jaya dan pulau-pulau kecil yang ada

disekitarnya memiliki corak hutan Hujan Tropik tipe Australia Utara,

dengan ciri-ciri sangat lebat dan selalu hijau sepanjang tahun. Di

dalamnya tumbuh beribu-ribu jenis tumbuh-tumbuhan dari yang

besar dan tingginya bisa mencapai lebih dari 50 m, berdaun lebat

sehingga matahari sukar menembus ke permukaan tanah dan

tumbuhan kecil yang hidupnya merambat. Di daerah pegunungan

terdapat tumbuhan Rhododendron yang merupakan tumbuhan

endemik daerah ini.

Wilayah tipe peralihan adalah pulau-pulau di wilayah Indonesia

bagian tengah yang terdiri atas Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa

Tenggara, Pulau Timor, dan Kepulauan Maluku. Pulau-pulau ini disebut

daerah peralihan karena flora di daerah peralihan, mempunyai

kemiripan dengan flora yang ada di daerah kering di Maluku, Nusa

Tenggara, Jawa, dan Filipina. Di kawasan pegunungannya terdapat

jenis tumbuhan yang mirip dengan tumbuhan di Kalimantan.

Sedangkan di kawasan pantai dan dataran rendahnya mirip dengan

tumbuhan di Irian Jaya. Vegetasi hutan campuran di wilayah Maluku,

54
yang terdiri atas berbagai jenis rempah-rempah (pala, cengkih, kayu

manis), kenari, kayu eboni, dan lontar sebagai tanaman khas di daerah

ini.
a) Tumbuhan di Hutan Tropis Basah
Hutan tropis basah menunjukkan terbentuknya berbagai

jenis ekosistem dan keragaman luar biasa tumbuhan, dilihat dari

ukuran, bentuk, pola pertumbuhan dan perawakan. Pepohonan

merupakan bentuk kehidupan yang paling umum, ciri lainnya ialah

ditemukannya herba yang besar, terdapat juga tumbuhan epifit

yang berlimpah.
Rafflesia Arnoldii
Anggrek

Gambar 1.8 Jenis-jenis flora di hutan tropis basah

b) Tumbuhan di Hutan Musim

Hutan musim berbeda dengan hutan tropis basah dalam hal

keragaman jenis tumbuhannya. Persebaran hutan musim di

Indonesia membentuk kelompok hutan kecil yang berada di

antara vegetasi lainnya.

a b

55
Gambar 1.9 Jenis-jenis flora di hutan musim. (a) Kayu putih. (b) Asam.

c) Tumbuhan di Hutan Lahan Savana


Savana ditemukan di daerah kering di Indonesia, jenis

tumbuhan yang mendominasi (menguasai) adalah rumput-

rumputan dan herba, sedangkan pohon jarang ditemukan.

Umumnya tumbuhan yang banyak ditemukan adalah tumbuhan

xerofit.

b
a

Gambar 1.10 Jenis-jenis flora di hutan lahan savana.


(a) Kaktus. (b) Tall

3. Kepunahan Flora dan Fauna di Indonesia


Kepunahan flora dan fauna bukan suatu gejala baru. Beberapa

ratus tahun yang lalu, sebagian besar flora dan fauna telah

berkurang karena kegiatan manusia. Manusia adalah makhluk hidup,

sama dengan makhluk hidup yang lain. Oleh karena itu, manusia juga

berinteraksi dengan alam sekitarnya. Manusia mempunyai kemampuan

untuk memengaruhi alam sekitarnya karena manusia merupakan

makhluk yang memiliki kelebihan akal dibandingkan dengan makhluk

lainnya. Di sisi lain manusia merupakan satu-satunya makhluk hidup

yang mampu membendung terjadinya kepunahan berbagai jenis flora

dan fauna. Faktor-faktor yang menyebabkan kepunahan

keanekaragaman hayati di antaranya, sebagai berikut:

56
a) Perusakan Habitat
Kerusakan habitat merupakan penyebab utama kepunahan

makhluk hidup. Jika habitat rusak, makhluk hidup tidak memiliki

tempat untuk hidup. Kerusakan habitat dapat diakibatkan

terjadi karena ulah manusia yang telah mengubah fungsi

ekosistem, misalnya hutan ditebang, dijadikan lahan pertanian,

permukiman, dan akhirnya berkembang menjadi perkotaan.

Kegiatan manusia tersebut mengakibatkan menurunnya

keanekaragaman ekosistem, jenis, dan gen.

Perusakan terumbu karang di laut juga dapat menurunkan

keanekaragaman hayati laut. Ikan-ikan serta biota laut yang

hidup dan bersembunyi di terumbu karang tidak dapat hidup

tenang, beberapa di antaranya tidak dapat menetaskan telurnya

karena terumbu karang yang rusak. Menurunnya populasi ikan

akan merugikan nelayan dan mengakibatkan harga ikan meningkat.

Selain akibat aktivitas manusia, kerusakan habitat diakibatkan

juga oleh bencana alam, misalnya, gunung meletus, kebakaran,

dan banjir.
b) Penggunaan Pestisida
Pestisida berfungsi untuk membasmi makhluk hidup

pengganggu (hama) pada tanaman. Akan tetapi, jika digunakan

secara berlebihan, akan menyebar ke lingkungan sekitarnya dan

meracuni makhluk hidup yang lain, termasuk mikroba, jamur,

hewan, dan tumbuhan lainnya. Contoh pestisida adalah herbisida,

fungisida, dan insektisida.


c) Pencemaran
Bahan pencemar berasal dari limbah pabrik, asap kendaraan
bermotor, limbah rumah tangga, sampah yang tidak dapat didaur

57
ulang lingkungan secara alami, dan bahan-bahan berbahaya lain.

Bahan pencemar ini dapat membunuh makhluk hidup, termasuk

mikroba, jamur, hewan, dan tumbuhan sehingga mengurangi

keanekaragamannya.
d) Perubahan Tipe Tumbuhan
Tumbuhan merupakan produsen di dalam suatu ekosistem.

Perubahan tipe tumbuhan, misalnya, perubahan dari hutan pantai

menjadi hutan produksi dapat mengakibatkan hilangnya

tumbuhan liar yang penting. Hilangnya jenis-jenis tumbuhan

tertentu dapat menyebabkan hilangnya hewan-hewan yang

hidupnya bergantung pada tumbuhan tersebut.


e) Penebangan
Penebangan hutan yang dilakukan secara berlebihan tidak

hanya menghilangkan pohon yang sengaja ditebang, tetapi juga

merusak pohon-pohon yang ada di sekitarnya. Di samping itu,

hewan-hewan yang tergantung pada pohon tersebut akan

terganggu dan hilang sehingga akan menurunkan jenis hewan

tersebut.
f) Seleksi
Dewasa ini kebanyakan orang selalu menyeleksi dan memilih

bibit varietas unggul yang akan ditanam atau menyeleksi sebelum

mengawinkan hewan ternaknya. Jika hal itu terus terjadi, lama-

kelamaan jenis yang tidak unggul akan semakin berkurang dan

akhirnya punah. Saat ini sebagian besar petani menanam padi

verietas unggul seperti fatmawati, IR 64 sedangkan jenis lokal

sudah ditinggalkan dan sulit ditemukan seperti cisadane, mentik,

bogowonto, dan sebagainya.

58
Jenis flora dan fauna yang cepat mengalami kepunahan adalah

sebagai berikut:

a) Flora dan fauna yang persebarannya sedikit dan kemampuan

menyesuaikan diri terhadap lingkungan (adaptasi) kecil.

b) Flora dan fauna yang hanya ditemukan di daerah sempit

c) Flora dan fauna yang membutuhkan daerah luas untuk dapat

bertahan hidup

d) Umumnya merupakan fauna besar dengan kepadatan rendah

e) Merupakan pemangsa besar sehingga diburu oleh manusia

f) Flora dan fauna yang memiliki kekhususan tinggi

g) Flora dan fauna yang bersaing dengan manusia, baik secara

langsung maupun tidak langsung

h) Flora dan fauna yang mempunyai nilai komersial

i) Pernah mempunyai kisaran luas dan berdekatan tetapi sekarang

terbatas pada daerah kecil tempat hidupnya

59
KEGIATAN PEMBELAJARAN II

A. Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia


Keberadaan keanekaragaman hayati ini tidak akan selalu tetap

keadaannya, baik jumlah serta jenisnya. Hal ini disebabkan oleh

berbagai macam faktor, seperti perburuan, kerusakan ekosistem,

serta pemanfaatan yang berlebihan. Pemanfaatan keanekaragaman

hayati untuk berbagai keperluan secara berlebihan ini ditandai

dengan semakin langkanya beberapa jenis flora dan fauna. Hal ini

disebabkan rusaknya habitat dan ekosistem yang ditempati flora

dan fauna tersebut.

Ketidakseimbangan tersebut apabila dibiarkan, dapat

mengancam keanekaragaman hayati. Oleh karenanya, kegiatan-

kegiatan yang dapat menyebabkan kerusakan kekayaan hayati di

Indonesia ini harus dicegah. Pemerintah pun tidak tinggal diam, hal

ini dapat dilihat dari undang-undang yang dikeluarkan pemerintah

mengenai konservasi (pengawetan) sumber daya hayati yaitu

Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang pengolahan lingkungan

hidup. Dari undang-undang tersebut pengolahan lingkungan hidup

diharapkan dapat bermanfaat serta berkelanjutan. Di Indonesia

upaya pelestarian sumber daya hayati ini dapat dilakukan dengan

dua cara yaitu:

1. Pelestarian In Situ

Pelestarian in situ merupakan usaha pelestarian yang

dilakukan di habitat aslinya. Pelestarian ini ditekankan agar

sumber daya hayati di habitat aslinya tetap terjaga dan

terpelihara. Pelestarian in situ dilakukan di tempat-tempat

60
yang dilindungi oleh pemerintah, di mana segala flora dan fauna

yang ada di dalamnya tidak boleh diganggu. Contohnya, taman

nasional yang merupakan salah satu tempat dilakukannya

pelestarian sumber daya hayati. Beberapa taman nasional yang

ada di Indonesia antara lain Taman Nasional Ujung Kulon,

Taman Nasional Kerinci Sebat, Taman Nasional Tanjung Puting,

Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional Teluk

Cendrawasih, dan Taman Nasional Bunaken

a
b

c d

Gambar 2.1 Beberapa taman nasional yang ada di Indonesia


(a) Taman nasional ujung kulon. (b) Taman nasional bunaken.
(c) Taman nasional teluk cendrawasih. (d) Taman nasional way kambas.

Sebagai contoh, Taman Nasional Ujung Kulon merupakan

tempat pelestarian fauna yang hampir punah, salah satunya

Badak jawa bercula satu (Rhinoceros sondaicus). Badak ini

terancam punah akibat habitatnya rusak dan perburuan yang

tak terkendali. Fauna langka lainnya yang ada di Taman Nasional


61
Ujung Kulon ini adalah banteng jawa (Bos javanicus), macan

kumbang (Panthera pardus), dan rusa.

2. Pelestarian Ex Situ

Pelestarian ex situ adalah pelestarian suatu spesies

makhluk hidup di luar habitat aslinya untuk dikonservasi dan

dilestarikan. Pelestarian ex situ ini dilakukan terhadap hewan

yang langka dan hampir punah, contohnya elang jawa (Spizaetus

bartelsi) dan orangutan (Pongo pygmaeus). Contoh tempat

pelestarian ex situ adalah kebun binatang. Di Indonesia, kebun

binatang sebagai tempat pelestarian hewan secara ex situ

terdapat di beberapa lokasi, misalnya Kebun Binatang Ragunan,

di Jakarta; Taman Safari di Cisarua Jawa Barat; Kebun

Binatang Bandung; Kebun Binatang Gembira Loka di Yogyakarta;

dan Kebun Binatang Sumbawa.

a b

Gambar 2.2 Hewan-hewan yang ditangkarkan di kebun binatang bandung


seperti: (a) Tapir. (b) Buaya.

Selain pelestarian hewan, pelestarian tumbuhan juga dapat

dilaksanakan secara ex situ. Pelestarian tumbuhan secara ex

situ dapat dilakukan dengan cara membuat kebun raya, kebun

botani, atau taman wisata. Contoh pelaksanaan tumbuhan secara

62
ex situ adalah Kebun Raya. Di Kebun Raya Bogor banyak sekali

tumbuhan khas Indonesia dari mulai tumbuhan tingkat rendah

sampai tumbuhan tingkat tinggi. Contoh tumbuhan khas

Indonesia yang ada di Kebun Raya Bogor antara lain, kelompok

Dipterocarpaceae, bunga bangkai, anggrek-anggrekan, sampai

tumbuhan air seperi teratai raksasa.

B. Peranan Keanekaragaman Hayati dalam Kehidupan


Manusia
Beraneka ragam jenis tumbuhan dan hewan mempunyai peranan

penting dalam kehidupan manusia, antara lain, sebagai sumber pangan,

sumber sandang, bahan bangunan untuk tempat tinggal, sumber

pendapatan, sumber bahan obat-obatan, sumber keilmuan, dan

keindahan.
1. Sumber Pangan

Setiap hari kita membutuhkan makanan dan minuman agar

kita memperoleh energi untuk aktivitas hidup kita. Manusia tidak

dapat membuat makanannya sendiri. Manusia memperoleh

makanan dari makhluk hidup lain, yaitu tumbuhan dan hewan.

Sumber bahan makanan dari berbagai jenis tumbuhan dan hewan

yang dimanfaatkan manusia di antaranya sebagai berikut.

a. Bahan makanan yang berfungsi sebagai makanan pokok,

misalnya padi, jagung, gandum, sagu, umbi, singkong, dan

talas.

63
b. Bahan makanan yang berfungsi sebagai lauk-pauk, misalnya

ikan, ayam, sapi, kambing, dan udang.

c. Bahan makanan yang berfungsi sebagai sayuran, seperti

bayam, kangkung, kubis, sawi, tomat, wortel, buncis, dan

jagung.

d. Bahan yang makanan berfungsi sebagai buah-buahan,

misalnya mangga, apel, durian, rambutan, stroberi,

kelengkeng, dan anggur.


2. Sumber Sandang
Manusia hidup selalu membutuhkan pakaian, walaupun pakaian

yang dikenakan penduduk di dunia memiliki bentuk, model, dan

bahan yang berbeda-beda. Bahan pakaian yang dimanfaatkan

manusia antara lain berasal dari berbagai jenis tumbuhan atau

hewan, misalnya kapas, pisang abaka, ulat sutera, bulu dan biri-

biri.
3. Sumber Bahan Bangunan dan Alat-Alat Rumah Tangga

Sebagian besar komponen barang-barang dirumah terbuat

dari bahan besi, plastik, atau kayu. Bahan kayu berasal dari

tumbuh-tumbuhan. Beberapa jenis tumbuhan yang dapat

digunakan sebagai sumber bahan bangunan dan alat-alat rumah

tangga antara lain jati, mahoni, sonokeling, bangkirai, sengon,

kruing, ulin, kelapa, dan bambu.


4. Sumber Pendapatan

Saat ini banyak orang yang berwirausaha dengan

mengembangkan usaha di bidang keanekaragaman hayati, baik

64
hewan maupun tumbuhan. Berbagai hewan dikembangkan manusia

sebagai sumber pendapatan, misalnya dengan memelihara ayam

petelur, pedaging, sapi perah, usaha perikanan air tawar, dan

sebagainya. Selain hewan, banyak pula orang yang

menggantungkan sumber pendapatannya dari usaha

pembudidayaan tanaman, seperti tanaman buah-buahan, sayuran,

tanaman hias, tanaman perkebunan, dan lain-lain.

Selain itu, keanekaragaman hayati yang tinggi dapat pula

dijadikan masyarakat sebagai sumber pendapatan misalnya

sebagai bahan bangunan dan alat-alat rumah tangga, bahan baku

industri, dan rempah-rempah. Sumber pendapatan manusia

misalnya jati dan mahoni dapat dijadikan sebagai bahan baku

industri ukir; teh dan kopi sebagai bahan baku industri minuman;

kenanga dan nilam sebagai bahan baku industri minyak wangi;

rempah-rempah sebagai bahan baku industri makanan; dan

sebagainya.
5. Sumber Keilmuan

Telah disebutkan sebelumnya bahwa kehidupan manusia

sangat tergantung dari tumbuhan dan hewan. Tumbuhan

dikembangkan manusia melalui usaha pertanian, sedangkan hewan

dikembangkan melalui kegiatan peternakan. Salah satu cara yang

dilakukan manusia untuk meningkatkan hasil pertanian adalah

dengan mengupayakan perkembangbiakan secara vegetatif

buatan seperti mencangkok, menempel, menyambung, merunduk,

dan stek. Jika kita ingin mencangkok suatu tanaman, terlebih

65
dahulu kita harus menguasai ilmu pengetahuan tentang morfologi

dan anatomi tumbuhan karena tidak semua jenis tanaman dapat

dicangkok.
6. Sumber Bahan Obat-Obatan
Tanaman dan hewan juga dapat dijadikan sebagai sumber

bahan obat-obatan tradisional. Banyak jenis tumbuhan dan hewan

yang dapat dijadikan bahan obat-obatan seperti jahe, kencur,

temulawak, temu giring, adas, sirih, mengkudu, remujung,

tempuyung, mahkota dewa, buah merah, dan sebagainya. Contoh

pemanfaatan tumbuhan dan hewan sebagai obat-obatan adalah

sebagai berikut.

a. Buah mengkudu (pace) diketahui berkhasiat untuk mencegah

dan mengobati penyakit tekanan darah tinggi, diabetes, dan

penyakit lainnya.

b. Remujung dan tempuyung diketahui berkhasiat untuk

menghancurkan batu ginjal.

c. Cacing tanah berkhasiat untuk mengobati penyakit tifus.


7. Sumber Keindahan
Tanaman hias, seperti anggrek, mawar, aneka jenis bonsai,

serta yang saat ini banyak digemari adalah tanaman gelombang

cinta dan anturium. Tanaman-tanaman tersebut dimanfaatkan

sebagai hiasan karena dapat menjadikan pemandangan sekitar

terlihat indah dan asri.

Selain tanaman yang dapat dimanfaatkan keindahannya,

hewan pun dapat dimanfaatkan pula untuk keindahan. Hewan yang

66
dapat dimanfaatkan keindahannya misalnya burung beo dapat

dinikmati keindahan suaranya dan burung merak serta burung

cendrawasih dinikmati keindahan warna tubuhnya

67

Anda mungkin juga menyukai