Anda di halaman 1dari 34

Pengantar Bioetika

Ria Ramadhani Dwi Atmaja


Jurusan Biologi F. Saintek
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Contents

Pendahuluan

Sejarah Bioetika

3
4

Definisi
Prinsip2 Bioetika

Introduction

menyelesaikan persoalan di dalam


memenuhi kebutuhan orang ataupun
masyarakat

berpotensi menimbulkan bahaya bagi


keselamatan manusia, kelestarian
fungsi lingkungan, kerukunan
bermasyarakat, keselamatan bangsa,
dan merugikan negara

Kegiatan & Produk


Teknologi

Tantangan
(bidang Bioteknologi)

Pengembangan pesat ilmu pengetahuan, khususnya ilmu


pengetahuan hayati dan informatika, membawa tantangan besar;

Pemunculan kembali masalah besar lama di dunia kesehatan


ditengah masyarakat kini memerlukan pendekatan terpadu, seperti
dalam masalah euthanasia dan transplantasi organ manusia,
khususnya dalam xenotransplantation;

Kemajuan bioteknologi berbasis biologi molekuler dan teknologi


rekayasa genetika: transgenic experiment, cloning, stem cell
experiment, dll, menyentuh martabat dan harkat hidup organisme
(khususnya manusia)

Perumusan kebijakan arah pengembangan dan penerapan ilmu


pengetahuan dan teknologi menjadi terancam kehilangan kebijakan
etika ilmu pengetahuan dan etika penelitian;

Peninjauan etika diluar bidang kesehatan, dalam hal perlakuan


manusia terhadap lingkungan hidupnya, terhadap sesama makhluk
hidup dari dunia flora, fauna dan jasad renik, mengarahkan perlunya
pembahasan menyeluruh dalam kerangka bioetika

Continue...
Diperlukan rambu-rambu berperilaku
(etika) bagi para pengelola ilmu
pengetahuan, ilmuwan dan ahli tekonologi
yang bergerak di bidang biologi molekuler
dan teknologi rekayasa genetika
Bioetika akan dapat berfungsi :
1. pemanduan,
2. pengawalan, dan
3. pemantauan dan pengawasan.

Penemuan Struktur DNA, Tonggak Sejarah


Perkembangan Biomolekuler

Watson and Crick

DNA molecule featured


by x-ray cristallography
method

Sejarah

Perkembangan lebih lanjut dari


biologi molekuler adalah ketika kodekode genetik pada segmen DNA
mulai dapat 'dibaca'.
Mampu mengetahui bahwa suatu gen
dengan struktur tertentu akan
menyandi proses tertentu pula.

Contd
Temuan penting:

1. Enzim Restriksi Endonuklease;


suatu enzim yang dapat digunakan
untuk memotong DNA pada tempattempat yang dikehendaki.
2. Enzim Ligase; enzim yang mampu
'menyambung' kembali rangkaian
DNA yang telah 'diiris' oleh
endonuklease.

Contd

DNA pada segmen gen tertentu


dipotong, kemudian dipindahkan, dan
disambungkan ke DNA lain dari
makhluk yang lain pula.
Inilah yang dikenal dengan teknologi
genetik (genetic engineering
technology), atau dikenal pula
sebagai teknik rekombinasi DNA
(DNA recombinant technique).

Kunang-kunang
(Photinus pyralis)
Luciferase adalah nama sebuah enzim yang
bisa memendarkan cahaya. Produksi cahaya
pada kunang-kunang merupakan reaksi kimia
yang terjadi pada organ pemancar cahaya,
seperti bagian bawah abdomen (perut).

Dihasilkan organisme transgenik


antara lain hasil rekombinasi dengan gen
kunang-kunang

Contd
Jika penelitian biologi modern telah masuk
ke bermain dengan gen manusia tanpa
tujuan yang dapat diterima moral, maka perlu
diterapkannya rambu-rambu aturan main.
Jika tidak demikian jelas bahwa tatanan
kemanusiaan akan rusak !
Perlu rambu-rambu: BIOETIKA.
Bioetika perlu dipandu oleh agama, lahirlah
BIOETIKA ISLAM.

Contd
Istilah Bioetika pertama kali muncul pada tahun
1974, diperkenalkan oleh Van Rensselaer.
Van Rensselaer mendefinisikan bioetika sbg
sebuah disiplin ilmu yg mengkombinasikan
pengetahuan biologi dg sistem nilai manusiawi.
Istilah bioetika berasal dr praktek masa lampau
Sumpah Hippocrates.
Perkembangan bioetika selanjutnya tdk terbatas
pd kesehatan & kedokteran saja ttp meluas pd
bidang lain etika hewan coba, etika
lingkungan.

What is Ethics? What is Bioethics?

Ethics (etika): a sub-branch of


applied philosophy that seeks
what are the right and the
wrong, the good and the bad
set of behaviors in a given
circumstance (Webster
Dictionary, 2002)

Etika (Contd)
Etika diartikan sebagai ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia, menyatakan
tujuan yang harus dituju oleh manusia di
dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa
yang seharusnya diperbuat (Amin, 1983).

Ethical Behavior

Ethical behavior requires the


ability to reason, to understand
the consequences and to
make choices about ones
actions.

Etika dan Moral


Etika dan moral sama-sama membahas
perbuatan manusia untuk selanjutnya
ditentukan posisinya apakah baik atau
buruk.
Perbedaan etika dan moral adalah etika
dalam menentukan nilai baik atau buruk
menggunakan tolok ukur akal pikiran atau
rasio, sedangkan moral tolok ukurnya
adalah norma-norma yang berkembang
dan berlangsung di masyarakat (Yaqub,
1983).

Etika dan Akhlaq


Etika sebagai kajian tentang boleh dan
tidak bolehnya suatu perbuatan ditentukan
berdasarkan akal pikiran, sedangkan
akhlaq berdasarkan wahyu.
Etika sangat dibutuhkan dalam rangka
menjabarkan dan
mengoperasionalisasikan ketentuanketentuan akhlaq yang terdapat di dalam
al-Quran dan al-Hadist.

Etika dan Akhlaq


al-Quran surat Al-Araf ayat 85: Dan
janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi, sesudah Tuhan
memperbaikinya
Perintah jangan membuat kerusakan
masih perlu ditafsirkan.
Oleh karena hanya melakukan tafsir,
maka manusia memerlukan etika untuk
mengoperasionalkannya.

Definition
Bioetika merupakan suatu disiplin ilmu
baru yang menggabungkan pengetahuan
biologi dg pengetahuan sistem nilai
manusia, yang akan menjadi jembatan
antara ilmu pengetahuan dan
kemanusiaan.
The study of moral and social implications
of techniques resulting from advances in
the biological sciences [Mepham, 2005).

Bioethics (bioetika)
Bioethics could be defined as the study of
ethical issues and decision making
associated with the use of living organisms
(Macer, 2006)
Bioethics includes both medical ethics and
environmental ethics.
Bioethics is learning how to balance
different benefits, risks and duties.

Prinsip Bioetika
Principles of Biomedical Ethics
(Basic Moral Principles):
(1) Respect to autonomy,
(2) Justice,
(3) Beneficence, and
(4) Non-maleficence,
[Beauchamp and Childress, 1994]

Autonomy (Otonomi)

Otonomi adalah suatu kebebasan


bertindak, mengambil keputusan
sesuai dengan rencana yang
ditentukannya sendiri, termasuk
bertanggung jawab atas putusan
tersebut.

Justice (Keadilan)
Keadilan adalah pembagian manfaat dan beban.
Keadilan dapat dibedakan dua tipe dasar yakni
keadilan komparatif dan non-komparatif.
Keadilan komparatif adalah proporsional artinya
keadilan ditentukan oleh hasil perbandinganya
dengan yang lain berdasarkan kebutuhannya.
Misal, transplantasi ginjal akan lebih dibutuhkan
oleh pasien fase terminal kegagalan ginjal,
daripada pasien baru didiagnosis penderita
penyakit ginjal.
Keadilan non-komparatif artinya semua sama,
dalam hal ini keadilan ditentukan oleh prinsip
(pokoknya harus sama, bukan oleh kebutuhan).

Beneficence (berbuat baik)


Kewajiban berbuat baik menuntut kita
harus membantu orang lain atau
memperhatikan kesejahteraan orang lain.
Namun kewajiban berbuat baik juga harus
mempertimbangkan resiko dan manfaat.
Hal inilah yang menimbulkan kerumitan
masalah, karena pertimbangan resiko dan
manfaat juga sering menimbulkan
masalah baru.

Non-maleficent (tidak merugikan)


Asas tidak merugikan (Non-maleficence)
merupakan suatu cara teknis untuk
menyatakan bahwa kita berkewajiban tidak
mencelakakan orang lain, salah satu prinsip
paling tradisional dari etika kedokteran.
Primum non nocere, yang terpenting adalah
jangan merugikan. Inilah prinsip dasar tradisi
Hipokratik. Jika tidak bisa berbuat baik
kepada seseorang, maka sekurangkurangnya wajib untuk tidak merugikan orang
itu.

Prinsip Bioetika

(1) respek terhadap hidup dan


kehidupan
(2) perlunya keseimbangan antara
resiko dan manfaat

6 prinsip Bioetika Islam

Prinsip I: Keadaan Darurat:


sesuatu menjadi diperbolehkan
ketika darurat, yakni tidak ada
pilihan lain dan semata-mata
hanya untuk menjaga dan
melestarikan kehidupan.

6 prinsip Bioetika Islam

Prinsip II : Menjaga dan


Melestarikan Kehidupan:
keputusan yang diambil sematamata hanya untuk menjaga dan
melestarikan kehidupan, bukan
untuk maksud yang lain.

6 prinsip Bioetika Islam

Prinsip III: Untuk


Kepentingan yang Lebih
Besar: keputusan yang
diambil, harus terkandung
maksud untuk kepentingan
yang lebih besar.

6 prinsip Bioetika Islam

Prinsip IV: Peluang


Keberhasilan: keputusan
yang diambil, harus sudah
memperhitungkan
kemungkinan atau peluang
keberhasilannya.

6 prinsip Bioetika Islam

Prinsip V: Manfaat dan


Mudlarat: keputusan yang
diambil harus sudah
memperhitungkan keuntungan
dan kerugian, kemaslahatan
dan kemudlaratannya.

6 prinsip Bioetika Islam

Prinsip VI: Tidak Ada Pilihan


Lain: keputusan yang diambil
harus sudah memperhitungkan
ada tidaknya pilihan lain,
sehingga akhirnya keputusan
tersebut yang harus diambil.

Bioetika Bukan Untuk


Menghambat Perkembangan
Iptek, Tetapi Mengawal
Perkembangan Iptek Agar
Semata-mata Berorientasi
Pada Kemaslahatan !!!

Anda mungkin juga menyukai