Anda di halaman 1dari 18

TEMPAT DOWNLOAD VIDEO KARAOKE

GRATIS
MAKALAH ARCHAEBACTERIA DAN
EUBACTERIA
Mei 25, 2017
Tugas Individu
MAKALAH
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

Oleh :

Andi Fevi Amali Lantara


KLS : X MIPA 6

SMA NEGERI 4 WATAMPONE


TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang “ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA”, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu/Bapak guru yang telah
membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya. Terima kasih.

Watampone, 13 September 2016

Penyusun
Andi Fevi Amali Lantara

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II... PEMBAHASAN
A. Pengertian Archaebacteria dan Eubacteria.......................... 3
B. Ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria.............................. 4
C. Klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria.......................... 5
D. Reproduksi Archaebacteria dan Eubacteria........................ 8
E. Peranan Archaebacteria dan Eubacteria.............................. 11
BAB III.. PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................... 13
B. Saran..................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah kita mempelajari virus sebagai organisme yang belum memiliki sel sebagai
unit kehidupannya, maka pada bab ini kita akan mempelajari makhluk hidup yang sedikit
lebih kompleks dan sudah mempunyai sel meskipun selnya masih sangat sederhana.
Kelompok makhluk hidup tersebut kita kenal dengan Prokariota. Sesuai dengan namanya,
kelompok ini selnya belum mempunyai membran/selaput inti. Prokariota terbagi menjadi
kelompok Arkeobakteria dan Eubakteria yang di dalamnya termasuk Sianobakteri yang dulu
dikenal dengan alga hijau-biru. Kelompok Eubakteria dahulu kita kenal juga dengan nama
Monera.

Prokariota merupakan makhluk hidup yang paling sederhana terdiri atas satu
sel prokariot, yaitu sel yang belumberselaput inti. Virus dan kelompok ini sering dikenal
sebagai kerajaan yang tak terlihat, dalam bahasa Inggris disebut “The invisible kingdom”.
Disebut demikian karena virus dan prokariota merupakan makhluk hidup yang sangat kecil
yang tidak dapat diamati secara langsung dengan mata telanjang, tetapi benar-benar ada dan
sangat banyak jumlahnya. Tubuh kita merupakan salah satu tempat hidup dari berjuta-juta
makhluk hidup yang tak terlihat itu. Makhluk-makhluk tersebut dapat ditemukan hampir pada
semua lingkungan di bumi ini baik di air, tanah, atau udara. Keberadaan kelompok makhluk
hidup tersebut pada lingkungan yang begitu luas menunjukkan bahwa mereka mempunyai
peran penting dalam ekosistem bumi. Lebih dari 2.000 spesies Eubakteria berperan penting
dalam ekologi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Mereka dapat menguraikan materimateri
organik sehingga terjadi siklus materi. Khususnya bakteri, juga sangat berperan dalam fiksasi
nitrogen, yaitu gas nitrogen di udara yang tadinya tidak dapat diserap makhluk hidup, diubah
menjadi amonia atau ammonium yang mudah dimanfaatkan makhluk hidup lain melalui
tumbuhan. Prokariota khususnya Eubakteria juga dapat melakukan fermentasi menghasilkan
bahan makanan yang lebih enak, dan lebih tinggi nilai gizinya, seperti yang dicontohkan di
atas. Selain itu, bakteri dapat dimanfaatkan dalam pengolahan limbah, penyamakan kulit dan
tekstil, pemisahan bahan tambang dari bijinya dan fungsi-fungsi lain yang tidak kalah
penting.

Keberhasilan makhluk hidup ini untuk hidup di segala lingkungan disebabkan oleh
kecepatan reproduksi yang tinggi dan kemampuan metabolisme yang beraneka ragam. Dalam
kondisi yang baik, bakteri dapat menambah jumlahnya hingga dua kali lipat hanya dalam
waktu setengah jam. Dalam makalah ini kita akan membahas konsep-konsep penting tentang
Arkeobakteria dan Eubakteria.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud Archaebacteria dan Eubacteria?


2. Bagaimanakah Ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria?
3. Bagaimanakah Klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria?
4. Bagaimanakah Reproduksi Archaebacteria dan Eubacteria?
5. Bagaimanakah Peranan Archaebacteria dan Eubacteria?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar dapat mengetahui pengertian Archaebacteria dan Eubacteria.
2. Untuk mengetahui Ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria?
3. Untuk mengetahui Klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria?
4. Untuk mengetahui Reproduksi Archaebacteria dan Eubacteria?
5. Untuk mengetahui Peranan Archaebacteria dan Eubacteria?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Archaebacteria dan Eubacteria


Archaebacteria adalah organisme yang metabolisme energi khasnya membentuk gas
metana (CH4) dengan cara mereduksi karbon dioksida (CO2). Archaebacteria bersifat
anaerobik dan kemosintetik. Nama “archaebacteria,” dengan awalannya yang berarti “kuno,”
menunjukkan bahwa ini adalah kelompok yang sangat tua. Archaebacteria adalah kelompok
bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidokglikan, namun membrane plasmanya
mengandung lipid. Archaebacteria ini hidup di lingkungan yang ekstrim. Archaebacteria
terdiri dari bakteri-bakteri yang hidup di tempat-tempat kritis atau ekstrim, misalnya bakteri
yang hidup di air panas, bakteri yang hidup di tempat berkadar garam tinggi, dan bakteri yang
hidup di tempat yang panas atau asam, di kawah gunung berapi, dan di lahan gambut.
Eubacteria adalah organisme bersel tunggal mikroskopis. Eubacteria kadang-kadang
disebut sebagai "bakteri sejati," membedakannya dari Archaeobacteria, organisme yang
serupa dengan beberapa perbedaan genetik dan gaya hidup yang signifikan. Sebagian besar
organisme yang kita anggap sebagai “bakteri” adalah Eubacteria, dari sepupu Arkean mereka
lebih memilih hidup di lingkungan yang ekstrim seperti pembangkit listrik tenaga nuklir dan
ventilasi hidrotermal.
Dalam rangka untuk menyelidiki definisi Eubacteria, pertama-tama perlu untuk
membahas detail dari klasifikasi ilmiah. Eubacteria berada di jantung perdebatan serius dalam
klasifikasi ilmiah yang membentuk kembali hirarki tradisional “Kingdom, Filum, Kelas,
Ordo, Famili, Genus, dan Spesies.” Awalnya, Eubacteria dianggap bagian dari kerajaan
Prokaryota, kadang-kadang disebut “Monera,” bersama dengan kerabat mereka yang
Archaebacteria. Organisme prokariotik seperti bakteri terutama ditentukan oleh ketiadaan inti
sel. Hal ini membuat mereka berbeda dari evolusi organisme hidup lainnya, dan telah
menyebabkan sejumlah adaptasi yang inovatif. Banyak prokariota juga bersel tunggal,
meskipun hal ini tidak selalu merupakan persyaratan untuk keanggotaan pada kerajaan ini.
Selain kerajaan Prokaryota, ahli biologi juga diklasifikasikan organisme dalam Animalia,
Fungi, Plantae, dan Protista.

B. Ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria


1. Ciri-ciri Archaebacteria
Prokariota terbagi menjadi dua domain: archaea dan bakteri. Kita pertama-tama akan
melihat archaebacteria. Archaebacteria adalah prokariota pertama dan tinggal di lingkungan
yang ekstrim. Secara Evolusioner, mereka memiliki beberapa hal yang sama dengan bakteri
dan beberapa hal dengan organisme eukariotik (seperti kita). Meskipun mereka adalah
organisme yang pertama dikenal hidup di bumi, mereka masih ada, dan kita terus belajar
lebih banyak tentang organisme luar biasa ini yang hidup di lingkungan yang umumnya kita
menganggap tidak mungkin untuk dihuni. Archaea dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan
lingkungan di mana mereka tinggal. Ciri-Ciri umum Archaebacteria:
a. Ukuran archaebacteria 0,1-15 mikron.
b. Archaebacteria memiliki dinding sel.
c. Dinding sel terdiri dari polisakarida dan protein bukan peptidoglikan
d. Archaebacteria adalah organisme uniseluler prokariotik (tidak memiliki nukleus dan
membran inti sel).
e. Asam nukleat archaebacteria berupa rna.
f. Archaebacteria dapat tinggal di lingkungan ekstrim: lingkungan dengan derajat keasaman,
suhu, dan kadar garam yang sangat tinggi.
g. Reproduksi dengan cara pembelahan biner, pembentukan tunas, fragmentasi
2. Ciri-ciri Eubacteria / Bakteri Sejati
Kelompok kedua prokariota adalah nama yang lebih akrab bagi Anda. Kerajaan
Eubacteria adalah bakteri yang sejati. Mereka memiliki peran yang tak terhitung jumlahnya,
termasuk dekomposisi dan daur ulang nutrisi, pencernaan dan penyakit. Ciri-ciri umum
eubacteria adalah sebagai berikut:
a. Eubacteria adalah organisme Uniseluler prokariotik
b. Eubacteria dinding sel yang tersusun atas peptidoglikan (gula dan protein)
c. Ukuran tubuh Eubacteria sekitar 1 – 5 mikron
d. Eubacteria Berkembang biak dengan cara membelah diri, konjugasi , transformasi dan
transduksi (pemindahan sebagian materi genetik melalui perantara virus).
e. Eubacteria Dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding sel membentuk Kapsul.
f. Ada Eubacteria yang memiliki flagel dan ada juga Eubacteria yang tidak memiliki flagel
g. Eubacteria Hidup kosmopolitan, artinya dapat hidup di segala tempat, misalnya di darat,
udara, air, bahkan tubuh manusia
h. Apabila berada di lingkungan yang kurang menguntungkan Eubacteria akan membentuk
endospora.

C. Klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria


1. Klasifikasi Archaebacteria
Archaebacteria banyak ditemukan hidup di lingkungan ekstrim seperti di sumber air
panas, telaga garam, bahkan dalam saluran pencernaan hewan ruminansia (sapi, domba).
Berdasarkan lingkungan yang ekstrim Archaebacteriadibedakan menjadi 3 kelompok :
a. Metanogen
Kelompok ini merupakan archaebacter yang menghasilkan gas metana (CH4) dari hasil
reduksi karbondioksida. Metanogen hidup di tempat dimana tidak terdapat gas oksigen yaitu
di dasar lumpur atau dapat mengadakan simbiosis dengan hewan – hewan herbivora (sapi,
rayap). Metanogen sangat tidak dapat mentolerir keberadaan oksigen. Organisme ini akan
mati jika di habitatnya terdapat oksigen, meski hanya sedikit. Lingkungan anaerob obligat
adalah syarat penting bagi kelompok metanogen. Kemampuannya menghasilkan metana,
bakteri ini sering dimanfaatkan dalam pembuatan atau penguraian kotoran atau sampah untuk
menghasilkan metana. Adapun ciri – ciri metanogen ialah:
1) Anaerob obligat
Biasa ditemukan di dasar rawa atau di dalam perut hewan herbivora. Akan mati jika terdapat
oksigen.
2) Menghasilkan metana (CH4)
Metana merupakan senyawa buangan dari metabolisme karbondioksida menjadi makanan.
Metana buangan archaebacteria dapat dimanfaatkan sebagai bahan bahar (Biogas).
3) Berperan sebagai pengurai atau pembusuk
b. Halofil extreme
Kelompok ini merupakan penghuni wilayah lautan dengan kadar garam yang sangat
tinggi seperti laut mati, Great Salt Lake (Bahasa Yunani, halo= garam; philos= penyuka).
Beberapa spesies kelompok ini memiliki pigmen merah orodopsin. Sehingga koloni
kelompok ini terlihat seperti buih yang berwarna merah keunguan. Berbeda dengan
methanogen, kelompok halofil memerlukan oksigen untuk respirasi. Sementara kecukupan
nutrisi diperoleh dengan melakukan fotosintesis dengan pigmen merah yang dimilikinya.
Ciri–ciri halofil:
1) Habitat: perairan dengan kadar garam tinggi
2) Aerobik dan fotosintetik
c. Termofil extreme
Termofil berasal dari Bahasa Yunani, termo artinya panas, sementara phylos artinya
ialah penyuka. Archae jenis ini dapat ditemukan di wilayah – wilayah terpanas bumi, dengan
suhu optimum antara 60°C sampai 80°C. Kelompok Sulfolobus (bakteri Sulfur) misalnya
ditemukan pada sumber mata air panas yang banyak mengandung sulfur atau di lereng
gunung berapi dengan suhu optimum mencapai 105°C. Kelompok ini memiliki DNA dengan
komposisi pasangan basa nitrogen sitosin – guanin yang banyak, sehingga tahan panas.
Kelompok ini merupakan kemoautotrof. Ciri umum termofil ialah:
1) Hidup di wilayah dengan suhu diatas 60°C
2) Kemoautotrof
2. Klasifikasi Eubacteria
Beberapa kelas dalam Eubacteria adalah sebagai berikut :
a. Kelas Azotobacteraceae
Ciri-ciri yang dimiliki oleh bakteri kelas Azotobacteraceae Adalah sel berbentuk batang,
hidup bebas di dalam tanah, mirip sel khamir,dan pada kondisi aerob dapat menambat
Misalnya, Azotobacter chlorococcum, Azotobacter indicus, dan Azotobacter agilis
b. Kelas Rhizobiaceae
Ciri-ciri bakteri kelas Rhizobiaceae adalah sel. Berbentuk batang atau bercabang,
bersimbiosis dengan legominosaemembentuk bintil akar, dan mengonversi nitrogen udara
yang dapat bermanfaat bagi tumbuhan leguminosae. Misalnya, Rhizobium leguminosarum
Membentuk bintil akar pada akar Lathyrus, Pisum, Vicia Rhizobium japonicumPada
kedelai Agrobacterium tumefaciens menimbulkan pembengkakan pada akar pohon
c. Kelas Micrococcaceae
Ciri-ciri bakteri kelas Micrococcaceae adalah sel berbentuk ,berbentuk koloni tetrade, serta
kubus dan massa tidak beraturan. Contohnya, Sarcia dan Staphyloccus aureus yang bersifat
patogen serta dapat menimbulkan berbagai penyakit
d. Kelas Enterobacteriaceae
Kelas Eubacteria yang terdapat dalam kelas Enterobacteriaceae mbulkan fermentasi
anaerobik pada glukosa atau laktosa, hidup sebagai dekomposer pada serasah atau patogen
pada manusia, luran pernapasan dan saluran kencing Vertebrata. Contohnya E.coli yang
terdapat di usus besar manusia dan Vertebrata; Salmonela Typhosa yaitu patogen penyebab
penyakit tifus; serta Shigella Dysenteriae penyebab disentri
e. Kelas Lactobacillaceae
Illaceae berbentuk peluru dan dapat menimbulkan asam laktat. Contohnya, Lactobacillus
caucasicus Yang membantu pembuatan yogurt; Streptococcus pyogenes yang dapat
menimbulkan nanah atau keracunan darah pada manusia; serta Diplococcus pneumonia
sebagai penyebab pneumonia.
f. Kelas Bacillaceae
Sel Bacillaceae berbentuk batang dan berfungsi sebagai pembentuk endospora. Misalnya,
Bacillus antraks penyebab penyakit antraks dan Clostridium pasteurianum yaitu bakteri
anaerob
g. Kelas Neisseriaceae
Sel Neisseriaceae berbentuk peluru dan umumnya n.Misalnya, Neisseria meningitidis yaitu
bakteri penyebab meningitis;Neisseria gonorrhoeae penyebab penyakit kencing nanah;
serta Veillonella parvula berada di mulut dan saluran pencernaan manusia dan hewan.

D. Reproduksi Archaebacteria dan Eubacteria

1. Reproduksi Archaebacteria
Seperti bakteri, reproduksi Archaebacteria adalah

aseksual. Archaebacteria dapat mereproduksi melalui pembelahan biner, di

mana sel induk membelah menjadi dua sel anak yang identik secara

genetik.Archaebacteria juga dapat bereproduksi secara aseksual melalui tunas

dan fragmentasi, di mana potongan-potongan sel pecah dan membentuk sel

baru, juga memproduksi organisme identik secara genetik.

2. Reproduksi Eubacteria

Bakteri dapat berkembang biak secara vegetatif (aseksual) maupun generatif (seksual)
a. Reproduksi secara Aseksual
Bakteri dapat berkembang biak secara aseksual dengan membelah
diri (pembelahan biner) pada lingkungan yang tepat atau sesuai.
Reproduksi bakteri dapat berlangsung dengan sangat cepat. Pada
keadaan optimal, beberapa jenis bakteri dapat membelah setiap 20
menit. Anda bisa menghitung jumlah bakteri hasil reproduksi dalam
waktu 1 jam atau 1 hari, dengan rumus 2n (n jumlah pembelahan). Pada
kondisi yang kurang menguntungkan, sel-sel bakteri dapat
mempertahankan diri dengan pembentukan spora
(endospora). Endosporaartinya spora yang terbentuk di dalam bakteri.
Akan tetapi, ada pula jenis bakteri yang akan mati karena perubahan
faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini adalah cahaya matahari yang
terus-menerus, kenaikan suhu, kekeringan, dan adanya zat-zat
penghambat dan pembunuh bakteri, seperti antibiotika dan desinfektan.
b. Reproduksi secara Seksual
Bakteri tidak melakukan pembiakan seksual yang sebenarnya,
seperti yang terjadi pada makhluk hidup eukariot, karena bakteri tidak
mengalami penyatuan sel kelamin. Meskipun demikian, pada bakteri
terjadi pertukaran materi genetik dengan sel pasangannya. Oleh karena
itu, perkembangbiakan bakteri yang terjadi dengan cara ini disebut
perkembangbiakan paraseksual. Perkembangbiakan parasekual bakteri
dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan
transduksi.
1) Transformasi, adalah pemindahan potongan materi genetik atau DNA dari luar ke sel
bakteri penerima. Dalam proses ini, tidak terjadi kontak langsung antara bakteri pemberi
DNA dan penerima. Contoh : Streptococcus pneumonia, Bacillus, Haemopphilus, Neisseria
dan Pseudomonas.
2) Konjugasi, yaitu pertukaran materi genetik dengan cara membentuk bangunan/
jembatan/selubung untuk menyalurkan materi genetiknya, atau reproduksi bakteri yang
belum diketahui jenis kelaminnya.
3) Transduksi, adalah pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima dengan perantaraan
virus. Dalam hal ini, protein virus yang berfungsi sebagai cangkang digunakan untuk
pembungkus dan membawa DNA bakteri pemberi menuju sel penerima.

E. Peranan Archaebacteria dan Eubacteria


1. Peranan Archaebacteria bagi Kehidupan Manusia
a. Enzim dari Archaebacteria ditambahkan ke dalam sabun cuci atau detergen untuk
meningkatkan kemampuan sabun cuci dan deterjen pada suhu dan pH tinggi.
b. Beberapa enzim Archaebacteria juga digunakan dalam industri makanan untuk mengubah
pati jagung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat).
c. Beberapa jenis Archaebacteria digunakan untuk mengatasi pencemaran, misalnya tumpahan
minyak.
2. Peranan Eubacteria bagi Kehidupan Manusia
Seperti telah disinggung pada bagian sebelumnya, bakteri mempunyai peran yang
dapat berlawanan. Di satu sisi bakteri dapat merugikan, tetapi disisi lain juga dapat sangat
menguntungkan.
a. Bakteri yang merugikan
Penyakit pada manusia yang ditimbulkan bakteri cukup beragam. Penyakit yang
ditimbulkan dapat menyerang berbagai organ tubuh mulai dari kulit sampai ke otak.
Beberapa contoh penyakit pada manusia yang disebabkan oleh bakteri dapat dilihat pada
berikut :
Tabel II.1 Beberapa Penyakit yang Disebabkan Bakteri
Nama Penyakit Bakteri Penyebab
Demam Tiphoid Salmonella typhi
Kolera Vibrio chloreae
Disentri Shigella dysentriae
Keracunan makanan Clostridium Staphylococcus sp.
Traveler diare Escherichia coli
Tifus Rickettsia typhi
Demam Q Coloiella burntii
Plague Pasteurella pestis
Dipteri Corynebacterium diphtheriae
Tubercolosis (TBC) Mycobacterium tubercolosis
Meningitis Neisseria meningitis
Demam Scarlet (Demam rematik) Streptococcus pneumoniae
Tonsilitis Streptococcus sp.
Gonorea Neisseria gonorrhoea
Sipilis Treponema pallidum
Tetanus Clostridium tetani
Gas gangren Clostridium perfringens

Bakteri dapat menimbulkan penyakit dengan berbagai cara. Cara yang pertama adalah
bakteri dapat menyebabkan iritasi atau luka. Selain itu, bakteri juga dapat secara langsung
menghancurkan sel inangnya sehingga sel inang menjadi rusak. Cara berikutnya adalah
dengan menghasilkan racun yang dapat mengganggu metabolisme sel inang. Karena bakteri
dapat merugikan manusia dengan berbagai sifat di atas, saat ini manusia memanfaatkan sifat-
sifat tersebut untuk membuat senjata biologis. Contoh bakteri yang digunakan sebagai senjata
biologis, misalnya Bacillus anthracis, penyebab penyakit antraks.
Penanggulangan penyakit yang disebabkan bakteri pada umumnya menggunakan zat
yang disebut antibiotik. Antibiotik dapat diproduksi dari monera lain atau dari jamur. Contoh
antibiotik yang terkenal, misalnya penisilin, tetrasiklin, dan sefalosporin. Tabel II 2.
menunjukkan beberapa antibiotika dan organisme penghasilnya.
Tabel II.2 Beberapa Antibiotik dan Organisme Penghasilnya
Macam Antibiotik Organisme Penghasil Kelompok
Penisillin Penicillium notatum Fungi/Jamur
Griseofulvin Penicillium griseovulvum Fungi/Jamur
Streptomisin Streptomyces griseus Actynomycetes
Chloramphenicol Streptomyces venezuelae Actynomycetes
Tetrasiklin Streptomyces aerofaciens Actynomycetes
Colistin Bacillus colistinus Bakteri
Polomiksin B Bacillus polymxa Bakteri
Bakteri juga dapat menyerang hewan ataupun tumbuhan. Contoh bakteri yang
menyebabkan penyakit pada hewan adalah Salmonella. Bakteri ini dapat menyebabkan
keracunan pada babi atau unggas karena dapat menghasilkan racun. Bakteri yang menyerang
tumbuhan, di antaranya Agrobacterium tumifaciens menyebabkan penyakit crown gall pada
tanaman buah-buahan.
Secara tidak langsung bakteri juga dapat merugikan manusia karena dapat merusak
bahan pokok kebutuhan manusia. Makanan sebagai bahan pokok kebutuhan manusia,
merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu, untuk
mempertahankan agar makanan tidak rusak oleh bakteri perlu dilakukan proses yang disebut
sterilisasi. Sterilisasi adalah suatu usaha membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari segala
macam bentuk kehidupan atau kontaminasi terutama oleh mikroba. Sterilisasi dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara. Secara fisik, misalnya dengan pemanasan, sinar
ultraviolet, dan sinar X; secara mekanis, misalnya dengan cara penyaringan; secara kimia
dengan menggunakan desinfektan. Sterilisasi yang paling banyak digunakan biasanya adalah
dengan cara pemanasan. Sterilisasi dengan pemanasan biasanya mengguna-kan tekanan atm
dan suhu 121􀁲C, selama 15 menit. Dengan proses ini, bakteri bersama sporanya akan mati
sehingga makanan menjadi lebih tahan lama.
b. Bakteri menguntungkan
Seperti telah dikemukakan, peran menguntungkan bakteri lebih banyak daripada peran
merugikan. Sembilan puluh sembilan persen (99%) bakteri justru dapat memberikan manfaat
bagi organisme lain khususnya manusia. Salah satu manfaat bakteri adalah dalam proses
penguraian makhluk hidup yang telah mati. Melalui proses ini, bakteri bersama dengan jamur
memecah materi organik menjadi materi anorganik. Sebagai contoh, protein yang tadinya
bersifat organik dapat diubah menjadi senyawa nitrat (NO3) yang bersifat anorganik. Contoh
bakteri yang dapat melakukan penguraian protein menjadi nitrat adalah Nitrosomonas dan
Nitrobacter. Nitrat oleh tumbuhan kemudian dipakai sebagai bahan baku pembentuk protein.
Protein dipakai untuk menyusun tubuh tumbuhan dan hewan. Tubuh tumbuhan dan hewan
yang telah mati, kemudian diuraikan lagi oleh bakteri menjadi senyawa nitrat. Dengan
demikian, terjadi suatu siklus materi.
Kegunaan lain dari bakteri adalah dapat menambat senyawa nitrogen dari udara. Peran
ini penting karena kebutuhan nitrogen tidak cukup hanya dipenuhi dari tanah sebagai hasil
proses penguraian di atas. Bakteri dapat memfiksasi atau menambat nitrogen dari udara
dengan cara bersimbiosis dengan akar tumbuhan kacang-kacangan atau dengan membentuk
bintil akar. Dalam simbiosis ini bakteri menyediakan nitrat yang dibutuhkan tumbuhan,
sedangkan tumbuhan menyediakan bahan makanan untuk menunjang hidup bakteri. Contoh
bakteri semacam ini adalah Rhizobium.
Bakteri juga dimanfaatkan dalam industri lain, seperti pembuatan asam cuka dari
fermentasi alkohol yang dilakukan oleh bakteri Acetobacter. Selain itu, bakteri juga
digunakan dalam produksi berbagai macam enzim, misalnya enzim glukosa isomerase
diproduksi oleh bakteri Bacillus subtilis. Beberapa produk yang dihasilkan bakteri dapat
dilihat pada Tabel berikut :
Tabel II.3 Beberapa Produk Industri yang Dihasilkan Bakteri

Produk Bakteri Penghasil Manfaat Produk


Enzim protease Bacillus subtilis Pelunak daging
Butano dan aseton Clostridium Pelarut
acetobulylicom
Indigo Escherichia coli Pewarna tekstil
Xanthan gum Xanthomonas Penggumpal makanan,cat,
campestris dan kosmetik
Cynocobalamin (Vit. Proionbacterium Makanan tambahan (food
B12) shermanii suplement)
Gelan Pseudomonas sp. Penggumpal makanan
Asam glutamat Corynobacterium Penyedap rasa
glutamicum
Interferon Escherichia coli Pengobatan infeksi virus
Enzim yang terdapat dalam beberapa bakteri juga dapat dimanfaatkan untuk
menguraikan selulosa menjadi CO2 dan CH4. CH4 atau gas metan sering disebut biogas.
Biogas kini telah banyak digunakan sebagai bahan bakar alternatif.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Nama “archaebacteria,” dengan awalannya yang berarti “kuno,” menunjukkan bahwa ini
adalah kelompok yang sangat tua. Sedangkan Eubacteria adalah organisme bersel tunggal
mikroskopis.
2. Ciri-Ciri umum Archaebacteria diantaranya : Ukuran archaebacteria 0,1-15 mikron,
Sedangkan ciri-ciri umum eubacteria diantaranya adalah sebagai berikut: Ukuran tubuh
Eubacteria sekitar 1-5 mikron,
3. Berdasarkan lingkungan yang ekstrim Archaebacteria dibedakan menjadi 3 kelompok
: Metanogen, Halofil extreme dan Termofil extreme. Beberapa kelas dalam Eubacteria adalah
sebagai berikut : Kelas Azotobacteraceae, Kelas Rhizobiaceae, Kelas Micrococcaceae,
Kelas Enterobacteriaceae, Kelas Lactobacillaceae, Kelas Bacillaceae dan KelasNeisseriace
ae.
4. Archaebacteria bereproduksi secara aseksual melalui pembelahan biner, fragmentasi, atau
tunas. Eubacteria dapat berkembang biak secara vegetatif (aseksual) maupun generatif
(seksual). Perkembangbiakan parasekual bakteri dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu
transformasi, konjugasi, dan transduksi.
5. Seperti telah disinggung pada bagian sebelumnya, bakteri mempunyai peran yang dapat
berlawanan. Di satu sisi bakteri dapat merugikan, tetapi disisi lain juga dapat sangat
menguntungkan.

B. Saran
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari banyak kesalahan yang terdapat di
dalamnya. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini
dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, SKS Biologi SMA Kelas X, XI, & XII, Yogyakarta: Cakrawala, 2014

Mochamad Indrawan. (2007). Biologi Konservasi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Nunung Nurhayati, Mukhlis, & Agus Jaya. (2014). Biologi untuk SMA/MA
Kelas X. (cetakan ke-1). Bandung : Yrama Widya.

Sri Dianti, 2016. Ciri-ciri Archaebacteria dan


Eubacteria. (online) http://www.sridianti.com Diakses 12 September 2016.

Widayati, S., S. N. Rochmah dan Zubedi. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 290.

Komentar

Postingan populer dari blog ini


MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN
Juni 05, 2017

Tugas Individu MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN

Oleh
ASRIANI 213095 2006
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIP) YAPI BONE
2016

KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja & Puji syukur atas rahmat & ridho
Allah SWT, karena tanpa Rhmat & RidhoNya, kita tidak dapat
menyelesaikan mekalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang
membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia
membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan
makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang TATANIAGA
HASIL PERIKANAN. Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat
kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami mohon saran &
kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang
sempurna.
BACA SELENGKAPNYA
MAKALAH HAKEKAT PENELITIAN KEPERAWATAN
Mei 25, 2017

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Kajian ilmiah tentang ilmu keperawatan merupakan
suatau keharusan bagi para perawat Indonesia saat ini. Hal ini
didasarkan pada kenyataan bahwa belum terdapat kejelasan yang
secara empiris dapat diterima secara ilmiah oleh masyarakat non-
keperawatan. Realitas suatu ilmu, dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
proses, produk, dan paradigma etis. Proses merupakan suatu kegiatan
untuk memahami alam semesta dan isinya didasarkan pada tuntutan
metode keilmuan (rasionalistis dan objektif); produk adalah segala
proses keilmuan harus menjadi milik umum dan selalu terbuka untuk
dikaji oleh orang lain; sedangkan paradigma etis artinya ilmu harus
mengandung nilai-nilai moral dan etika yang tidak bertentangan dengan
nilai-nilai moral yang ada di masyarakat. Pada bab ini penulis hanya
akan memfokuskan pada kajian ilmiah ilmu keperawatan, dengan
penekanan pembahasan pada berpikir logis dan ilmiah. Berpikir logis
adalah berpikir lurus dan teratur terhadap suatu hal yang diy…

Anda mungkin juga menyukai