GRATIS
MAKALAH ARCHAEBACTERIA DAN
EUBACTERIA
Mei 25, 2017
Tugas Individu
MAKALAH
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA
Oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang “ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA”, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu/Bapak guru yang telah
membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya. Terima kasih.
Penyusun
Andi Fevi Amali Lantara
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II... PEMBAHASAN
A. Pengertian Archaebacteria dan Eubacteria.......................... 3
B. Ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria.............................. 4
C. Klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria.......................... 5
D. Reproduksi Archaebacteria dan Eubacteria........................ 8
E. Peranan Archaebacteria dan Eubacteria.............................. 11
BAB III.. PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................... 13
B. Saran..................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah kita mempelajari virus sebagai organisme yang belum memiliki sel sebagai
unit kehidupannya, maka pada bab ini kita akan mempelajari makhluk hidup yang sedikit
lebih kompleks dan sudah mempunyai sel meskipun selnya masih sangat sederhana.
Kelompok makhluk hidup tersebut kita kenal dengan Prokariota. Sesuai dengan namanya,
kelompok ini selnya belum mempunyai membran/selaput inti. Prokariota terbagi menjadi
kelompok Arkeobakteria dan Eubakteria yang di dalamnya termasuk Sianobakteri yang dulu
dikenal dengan alga hijau-biru. Kelompok Eubakteria dahulu kita kenal juga dengan nama
Monera.
Prokariota merupakan makhluk hidup yang paling sederhana terdiri atas satu
sel prokariot, yaitu sel yang belumberselaput inti. Virus dan kelompok ini sering dikenal
sebagai kerajaan yang tak terlihat, dalam bahasa Inggris disebut “The invisible kingdom”.
Disebut demikian karena virus dan prokariota merupakan makhluk hidup yang sangat kecil
yang tidak dapat diamati secara langsung dengan mata telanjang, tetapi benar-benar ada dan
sangat banyak jumlahnya. Tubuh kita merupakan salah satu tempat hidup dari berjuta-juta
makhluk hidup yang tak terlihat itu. Makhluk-makhluk tersebut dapat ditemukan hampir pada
semua lingkungan di bumi ini baik di air, tanah, atau udara. Keberadaan kelompok makhluk
hidup tersebut pada lingkungan yang begitu luas menunjukkan bahwa mereka mempunyai
peran penting dalam ekosistem bumi. Lebih dari 2.000 spesies Eubakteria berperan penting
dalam ekologi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Mereka dapat menguraikan materimateri
organik sehingga terjadi siklus materi. Khususnya bakteri, juga sangat berperan dalam fiksasi
nitrogen, yaitu gas nitrogen di udara yang tadinya tidak dapat diserap makhluk hidup, diubah
menjadi amonia atau ammonium yang mudah dimanfaatkan makhluk hidup lain melalui
tumbuhan. Prokariota khususnya Eubakteria juga dapat melakukan fermentasi menghasilkan
bahan makanan yang lebih enak, dan lebih tinggi nilai gizinya, seperti yang dicontohkan di
atas. Selain itu, bakteri dapat dimanfaatkan dalam pengolahan limbah, penyamakan kulit dan
tekstil, pemisahan bahan tambang dari bijinya dan fungsi-fungsi lain yang tidak kalah
penting.
Keberhasilan makhluk hidup ini untuk hidup di segala lingkungan disebabkan oleh
kecepatan reproduksi yang tinggi dan kemampuan metabolisme yang beraneka ragam. Dalam
kondisi yang baik, bakteri dapat menambah jumlahnya hingga dua kali lipat hanya dalam
waktu setengah jam. Dalam makalah ini kita akan membahas konsep-konsep penting tentang
Arkeobakteria dan Eubakteria.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Agar dapat mengetahui pengertian Archaebacteria dan Eubacteria.
2. Untuk mengetahui Ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria?
3. Untuk mengetahui Klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria?
4. Untuk mengetahui Reproduksi Archaebacteria dan Eubacteria?
5. Untuk mengetahui Peranan Archaebacteria dan Eubacteria?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Reproduksi Archaebacteria
Seperti bakteri, reproduksi Archaebacteria adalah
mana sel induk membelah menjadi dua sel anak yang identik secara
2. Reproduksi Eubacteria
Bakteri dapat berkembang biak secara vegetatif (aseksual) maupun generatif (seksual)
a. Reproduksi secara Aseksual
Bakteri dapat berkembang biak secara aseksual dengan membelah
diri (pembelahan biner) pada lingkungan yang tepat atau sesuai.
Reproduksi bakteri dapat berlangsung dengan sangat cepat. Pada
keadaan optimal, beberapa jenis bakteri dapat membelah setiap 20
menit. Anda bisa menghitung jumlah bakteri hasil reproduksi dalam
waktu 1 jam atau 1 hari, dengan rumus 2n (n jumlah pembelahan). Pada
kondisi yang kurang menguntungkan, sel-sel bakteri dapat
mempertahankan diri dengan pembentukan spora
(endospora). Endosporaartinya spora yang terbentuk di dalam bakteri.
Akan tetapi, ada pula jenis bakteri yang akan mati karena perubahan
faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini adalah cahaya matahari yang
terus-menerus, kenaikan suhu, kekeringan, dan adanya zat-zat
penghambat dan pembunuh bakteri, seperti antibiotika dan desinfektan.
b. Reproduksi secara Seksual
Bakteri tidak melakukan pembiakan seksual yang sebenarnya,
seperti yang terjadi pada makhluk hidup eukariot, karena bakteri tidak
mengalami penyatuan sel kelamin. Meskipun demikian, pada bakteri
terjadi pertukaran materi genetik dengan sel pasangannya. Oleh karena
itu, perkembangbiakan bakteri yang terjadi dengan cara ini disebut
perkembangbiakan paraseksual. Perkembangbiakan parasekual bakteri
dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan
transduksi.
1) Transformasi, adalah pemindahan potongan materi genetik atau DNA dari luar ke sel
bakteri penerima. Dalam proses ini, tidak terjadi kontak langsung antara bakteri pemberi
DNA dan penerima. Contoh : Streptococcus pneumonia, Bacillus, Haemopphilus, Neisseria
dan Pseudomonas.
2) Konjugasi, yaitu pertukaran materi genetik dengan cara membentuk bangunan/
jembatan/selubung untuk menyalurkan materi genetiknya, atau reproduksi bakteri yang
belum diketahui jenis kelaminnya.
3) Transduksi, adalah pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima dengan perantaraan
virus. Dalam hal ini, protein virus yang berfungsi sebagai cangkang digunakan untuk
pembungkus dan membawa DNA bakteri pemberi menuju sel penerima.
Bakteri dapat menimbulkan penyakit dengan berbagai cara. Cara yang pertama adalah
bakteri dapat menyebabkan iritasi atau luka. Selain itu, bakteri juga dapat secara langsung
menghancurkan sel inangnya sehingga sel inang menjadi rusak. Cara berikutnya adalah
dengan menghasilkan racun yang dapat mengganggu metabolisme sel inang. Karena bakteri
dapat merugikan manusia dengan berbagai sifat di atas, saat ini manusia memanfaatkan sifat-
sifat tersebut untuk membuat senjata biologis. Contoh bakteri yang digunakan sebagai senjata
biologis, misalnya Bacillus anthracis, penyebab penyakit antraks.
Penanggulangan penyakit yang disebabkan bakteri pada umumnya menggunakan zat
yang disebut antibiotik. Antibiotik dapat diproduksi dari monera lain atau dari jamur. Contoh
antibiotik yang terkenal, misalnya penisilin, tetrasiklin, dan sefalosporin. Tabel II 2.
menunjukkan beberapa antibiotika dan organisme penghasilnya.
Tabel II.2 Beberapa Antibiotik dan Organisme Penghasilnya
Macam Antibiotik Organisme Penghasil Kelompok
Penisillin Penicillium notatum Fungi/Jamur
Griseofulvin Penicillium griseovulvum Fungi/Jamur
Streptomisin Streptomyces griseus Actynomycetes
Chloramphenicol Streptomyces venezuelae Actynomycetes
Tetrasiklin Streptomyces aerofaciens Actynomycetes
Colistin Bacillus colistinus Bakteri
Polomiksin B Bacillus polymxa Bakteri
Bakteri juga dapat menyerang hewan ataupun tumbuhan. Contoh bakteri yang
menyebabkan penyakit pada hewan adalah Salmonella. Bakteri ini dapat menyebabkan
keracunan pada babi atau unggas karena dapat menghasilkan racun. Bakteri yang menyerang
tumbuhan, di antaranya Agrobacterium tumifaciens menyebabkan penyakit crown gall pada
tanaman buah-buahan.
Secara tidak langsung bakteri juga dapat merugikan manusia karena dapat merusak
bahan pokok kebutuhan manusia. Makanan sebagai bahan pokok kebutuhan manusia,
merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu, untuk
mempertahankan agar makanan tidak rusak oleh bakteri perlu dilakukan proses yang disebut
sterilisasi. Sterilisasi adalah suatu usaha membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari segala
macam bentuk kehidupan atau kontaminasi terutama oleh mikroba. Sterilisasi dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara. Secara fisik, misalnya dengan pemanasan, sinar
ultraviolet, dan sinar X; secara mekanis, misalnya dengan cara penyaringan; secara kimia
dengan menggunakan desinfektan. Sterilisasi yang paling banyak digunakan biasanya adalah
dengan cara pemanasan. Sterilisasi dengan pemanasan biasanya mengguna-kan tekanan atm
dan suhu 121C, selama 15 menit. Dengan proses ini, bakteri bersama sporanya akan mati
sehingga makanan menjadi lebih tahan lama.
b. Bakteri menguntungkan
Seperti telah dikemukakan, peran menguntungkan bakteri lebih banyak daripada peran
merugikan. Sembilan puluh sembilan persen (99%) bakteri justru dapat memberikan manfaat
bagi organisme lain khususnya manusia. Salah satu manfaat bakteri adalah dalam proses
penguraian makhluk hidup yang telah mati. Melalui proses ini, bakteri bersama dengan jamur
memecah materi organik menjadi materi anorganik. Sebagai contoh, protein yang tadinya
bersifat organik dapat diubah menjadi senyawa nitrat (NO3) yang bersifat anorganik. Contoh
bakteri yang dapat melakukan penguraian protein menjadi nitrat adalah Nitrosomonas dan
Nitrobacter. Nitrat oleh tumbuhan kemudian dipakai sebagai bahan baku pembentuk protein.
Protein dipakai untuk menyusun tubuh tumbuhan dan hewan. Tubuh tumbuhan dan hewan
yang telah mati, kemudian diuraikan lagi oleh bakteri menjadi senyawa nitrat. Dengan
demikian, terjadi suatu siklus materi.
Kegunaan lain dari bakteri adalah dapat menambat senyawa nitrogen dari udara. Peran
ini penting karena kebutuhan nitrogen tidak cukup hanya dipenuhi dari tanah sebagai hasil
proses penguraian di atas. Bakteri dapat memfiksasi atau menambat nitrogen dari udara
dengan cara bersimbiosis dengan akar tumbuhan kacang-kacangan atau dengan membentuk
bintil akar. Dalam simbiosis ini bakteri menyediakan nitrat yang dibutuhkan tumbuhan,
sedangkan tumbuhan menyediakan bahan makanan untuk menunjang hidup bakteri. Contoh
bakteri semacam ini adalah Rhizobium.
Bakteri juga dimanfaatkan dalam industri lain, seperti pembuatan asam cuka dari
fermentasi alkohol yang dilakukan oleh bakteri Acetobacter. Selain itu, bakteri juga
digunakan dalam produksi berbagai macam enzim, misalnya enzim glukosa isomerase
diproduksi oleh bakteri Bacillus subtilis. Beberapa produk yang dihasilkan bakteri dapat
dilihat pada Tabel berikut :
Tabel II.3 Beberapa Produk Industri yang Dihasilkan Bakteri
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Nama “archaebacteria,” dengan awalannya yang berarti “kuno,” menunjukkan bahwa ini
adalah kelompok yang sangat tua. Sedangkan Eubacteria adalah organisme bersel tunggal
mikroskopis.
2. Ciri-Ciri umum Archaebacteria diantaranya : Ukuran archaebacteria 0,1-15 mikron,
Sedangkan ciri-ciri umum eubacteria diantaranya adalah sebagai berikut: Ukuran tubuh
Eubacteria sekitar 1-5 mikron,
3. Berdasarkan lingkungan yang ekstrim Archaebacteria dibedakan menjadi 3 kelompok
: Metanogen, Halofil extreme dan Termofil extreme. Beberapa kelas dalam Eubacteria adalah
sebagai berikut : Kelas Azotobacteraceae, Kelas Rhizobiaceae, Kelas Micrococcaceae,
Kelas Enterobacteriaceae, Kelas Lactobacillaceae, Kelas Bacillaceae dan KelasNeisseriace
ae.
4. Archaebacteria bereproduksi secara aseksual melalui pembelahan biner, fragmentasi, atau
tunas. Eubacteria dapat berkembang biak secara vegetatif (aseksual) maupun generatif
(seksual). Perkembangbiakan parasekual bakteri dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu
transformasi, konjugasi, dan transduksi.
5. Seperti telah disinggung pada bagian sebelumnya, bakteri mempunyai peran yang dapat
berlawanan. Di satu sisi bakteri dapat merugikan, tetapi disisi lain juga dapat sangat
menguntungkan.
B. Saran
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari banyak kesalahan yang terdapat di
dalamnya. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini
dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, SKS Biologi SMA Kelas X, XI, & XII, Yogyakarta: Cakrawala, 2014
Nunung Nurhayati, Mukhlis, & Agus Jaya. (2014). Biologi untuk SMA/MA
Kelas X. (cetakan ke-1). Bandung : Yrama Widya.
Widayati, S., S. N. Rochmah dan Zubedi. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 290.
Komentar
Oleh
ASRIANI 213095 2006
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIP) YAPI BONE
2016
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja & Puji syukur atas rahmat & ridho
Allah SWT, karena tanpa Rhmat & RidhoNya, kita tidak dapat
menyelesaikan mekalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang
membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia
membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan
makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang TATANIAGA
HASIL PERIKANAN. Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat
kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami mohon saran &
kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang
sempurna.
BACA SELENGKAPNYA
MAKALAH HAKEKAT PENELITIAN KEPERAWATAN
Mei 25, 2017
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Kajian ilmiah tentang ilmu keperawatan merupakan
suatau keharusan bagi para perawat Indonesia saat ini. Hal ini
didasarkan pada kenyataan bahwa belum terdapat kejelasan yang
secara empiris dapat diterima secara ilmiah oleh masyarakat non-
keperawatan. Realitas suatu ilmu, dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
proses, produk, dan paradigma etis. Proses merupakan suatu kegiatan
untuk memahami alam semesta dan isinya didasarkan pada tuntutan
metode keilmuan (rasionalistis dan objektif); produk adalah segala
proses keilmuan harus menjadi milik umum dan selalu terbuka untuk
dikaji oleh orang lain; sedangkan paradigma etis artinya ilmu harus
mengandung nilai-nilai moral dan etika yang tidak bertentangan dengan
nilai-nilai moral yang ada di masyarakat. Pada bab ini penulis hanya
akan memfokuskan pada kajian ilmiah ilmu keperawatan, dengan
penekanan pembahasan pada berpikir logis dan ilmiah. Berpikir logis
adalah berpikir lurus dan teratur terhadap suatu hal yang diy…