Anda di halaman 1dari 17

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sekolah
Yang dibina oleh Bapak Dr. Muhardjito, M.S

Disusun oleh
Kelompok 3/Offering B
Aan Setya Nuroho (160351606468)
Agnes Dwi Wulan M (160351606461)
Desy Wulansari (160351606456)
Yushella Anisa Aji (160351606428)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKA IPA
September 2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Manajemen Sekolah yaitu tentang “Mengidentifikasi dan
Menganalisis Struktur Organisasi Sekolah” sehingga makalah ini dapat
terselesaikan sebagaimana mestinya.
Ucapan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Sekolah yang telah memberikan kami kesempatan untuk membuat makalah ini
sebagai pedoman, acuan, dan sumber belajar.
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang ditemukan baik
dari segi bahasa, tulisan, maupun kalimat yang kurang tepat dalam makalah ini.
Oleh sebab itu, kami mengharapkan masukan-masukan dan kritik yang
membangun sebagai bahan evaluasi guna memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan berharap agar makalah ini dapat
memberi manfaat maupun inspirasi.

Malang, 9 Septemebr 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................
i
DAFTAR ISI...............................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
1
C. Tujuan...................................................................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Struktur Organisasi Sekolah.................................................................3
B. Staffing Struktur Organisasi Sekolah.....................................................................5
C. Job Desc Staffing Sekolah......................................................................................6
D. Kualifikasi Staffing Organisasi Sekolah................................................................8

BAB III PENUTUP


Kesimpulan
.............................................................................................................................
11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen sekolah pada hakikatnya mempunyai pengertian yang hampir
sama dengan manajemen pendidikan. Ruang lingkup dan bidang kajian
manajemen sekolah juga merupakan ruang lingkup dan bidang kajian
manajemen pendidikan. Namun demikian manajemen pendidikan mempunyai
jangkauan yang lebih luas dari pada manajemen sekolah. Dengan kat lain,
manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen pendidikan atau
penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah sebagai salah satu
komponen dari sistem pendidikan yang berlaku. Manajemen sekolah terbatas
pada satu sekolah saja, sedangkan manajemen pendidikan meliputi seluruh
komponen sistem pendidikan, bahkan bisa menjangkau sistem yang lebih luas
dan besar (suprasistem) secara regional, nasional, bahkan internasional.
Digunakan istilah manajemen sekolah, terjemahan dari “school
management” dan akan melihat bagaimana manajemen substansi-subtansi
pendidikan di suatu sekolah atau manajemen berbasis sekolah agar dapat
berjalan dengan tertib, lancar dan benar-benar terintegrasi dalam suatu sistem
kerjasama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Hal yang paling
penting dalam implementasi manajemen berbasis sekolah adalah manajemen
terhadap komponen-komponen sekolah itu sendiri.
Sedikitnya terdapat tujuh komponen sekolah yang harus dikelola dengan
baik dalam rangka MBS, yaitu kurikulum dan program pengajaran, tenaga
kependidikan, kesisiwaan, keuangan, sarana prasarana pendidikan, pengelola
hubungan sekolah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan khusus
lembaga pendidikan. Dengan demikian makalah ini membahas tentang
manajemen anggaran/biaya pendidikan, manajemen hubungan sekolah dengan
masyarakat, serta manajemen layanan khusus.
Struktur organisasi kepengurusan manajemen sekolah biasa disebut
dengan staffing. Dalam organisasi tersebut, kepala sekolah menjadi ketua
dalam organisasi tersebut dan bekerja sama dengan komite sekolah.
Penstrukturan organisasi manajemen sekolah diisi oleh para staff guru dan
karyawan sekolahnya. Ketika seorang staff guru dan karyawan diletakkan
dalam jabatan tertentu, pada jabatan tersebut staff guru dan karyawan akam
diberikan tugas dan tanggung jawab pada kurun waktu yang ditentukan
bersamaan dengan anggota lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur oganisasi kepengurusan manajemen sekolah?
2. Bagaimana staffing kepengurusan manajemen sekolah?
3. Bagaimana pendeskripsian satffing kepengurusan manajemen sekolah?
4. Bagaimana kualfikasi satffing kepengurusan manajemen sekolah?

C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan struktur oganisasi kepengurusan manajemen sekolah
2. Dapat menjelaskan satffing kepengurusan manajemen sekolah
3. Dapat menjelaskan pendeskipsian satffing kepengurusan manajemen
sekolah
4. Dapat menjelaskan kualifikasi satffing kepengurusan manajemen sekolah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Struktur Organisasi Sekolah


Struktur merupakan bagian-bagian dari sesuatu yang saling berhubungan
satu sama lain. Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi
sebagai berikut:
a. Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-
hubungan yang mana orang-orang dibawah pengarahan atasan untuk
mencapai suatu tujuan bersama.
b. James D. Mooney mengatakan bahwa organisasi adalah sekumpulan
manusia yang akan mencapai tujuan bersama.
c. Chester I. Bernard mengatakan bahwa organisasi adalah suatu aktivitas
kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai
tujuan bersama.
d. Stephen P. Robbins mengatakan bahwa organisasi adalah suatu kesatuan
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, bekerja atas dasar yang relative
terus menerus untuk mencapai tujuan bersama.
Sehingga, struktur organisasi sekolah adalah seperangkat unsur-unsur atau
bagian-bagian yang saling terikat dan berhubungan satu sama lain yang
memiliki tujuan bersama yakni memberikan kemajuan dan peningkatan di
sekolah berdasarkan tujuan pendidikan nasional.

Gambar 1.1 contoh gambar struktur organisasi.

3
Faktor-faktor pertimbangan Menyusun Organisasi Sekolah
a. Tingkat Sekolah
Berdasarkan tingkatnya sekolah yang ada di Indonesia dapat dibedakan
atas :
a) Sekolah Dasar (SD)
b) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
c) Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
d) Perguruan Tinggi
Keadaan fisik dan perkembangan jiwa anak jelas berbeda antara anak
tingkat yang satu dengan tingka berikutnya. Contohnya : di sekolah dasar
biasanya tidak ada seksi bimbingan penyuluhan (Guidance and Conseling)
sebab masalah ini merupakan tugas rangkapan dari kepala sekolah, dan
hingga saat ini yang memegang adalah pemerintah dan Departemen P dan
K tidak atau belum mengangkat seorang pembimbing khusus bagi sekolah
dasar.
Lain halnya dengan sekolah lanjutan, biasanya tersedia satu orang
tenaga konselor atau pembimbing dengan tugas pokoknya sebagai
pembimbing. Karena itu biasanya di sekolah lanjutan dalan struktur
organisasinya kita dapati seksi GC (Guidance and Conseling/ seksi
bimbingan penyuluhan). Masih banyak bidang-bidang lain yang ditangani
secara khusus pada sekolah lanjutan tetapi tidak demikian pada sekolah
dasar, misalnya masalah Organisasi Intara Sekolah (OSIS), penggarapan
majalah dinding, pengelolaan perpustakaan sekolah, dan bagian
pengajaran yang menangani kelancaran dan pengembangan
kurikulum/program pendidikan dan pengajaran.
Pada perguruan tinggi yang kita jumpai banyak bidang tugas yang
ditangani secara khusus lebih banyak daripada tugas-tugas dari sekolah
lanjutan. Ciri khas perguruan tinggi di Indonesia yang mengemban tugas
Tri Dharma perguruan tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat memungkinkan perguruan tinggi berkembang secara
otonom, sehingga semakin bervariasi susunan organisasinya.
b. Jenis Sekolah
Berdasarkan jenis sekolah, kita membedakan ada sekolah umum dan
sekolah kejuruan. Sekolah umum adalah sekolah-sekolah yang program
pendidikannya bersifat umum dan bertujuan utama untuk melajutkan studi
ketingkat yang lebih tinggi lagi. Sedangkan yang dimaksud sekolah
kejuruan adalah sekolah-sekolah yang pendidikannya mengarah kepada
pemberian bekal kecakapan atau keterampilan khusus setelah selesai
studinya, anak didik dapat langsung memasuki dunia kerja dalam
masyrakat.
Dengan melihat perbedaan program pendidikan (kurikulum dan
tujuan) yang hendak dicapai maka struktur organisasi sekolah yang

4
berlainan jenis tersebut pasti berlainan pula. Perbedaan organisasi ini
mungkin dapat digambarkan antara lain pada sekolah kejuruan terdapat
petugas (koordinator) praktikum, sedangkan pada sekolah umum tidak.
Pada sekolah kejuruan terdapat petugas bagian ketenaga kerjaan
penempatan alumni, sedangkan pada sekolah umum tidak.
c. Besar Kecilnya Sekolah
Sekolah yang besar tentulah memiliki jumlah murid, jumlah kelas,
jumlah tenaga guru, dan karyawan serta fasilitas yang memadai. Sekolah
yang kecil adalah sekolah yang cukup memenuhi syarat minimal dari
ketentuan yang berlaku.Tipe sekolah secara implisit menunjukkan besar
kecilnya sekolah yang bersangkutan. Dengan begitu akan mempengaruhi
penyusunan struktur organisasi sekolah karena makin besar jumlah murid
tentu saja semakin beraneka ragam kegiatan yang dapat dilakukan baik
yang bersifat kurikuler maupun kegiatan-kegiatan penunjang pendidikan.
d. Letak dan Lingkungan Sekolah
Letak sebuah sekolah dasar yang ada di daerah pedesaan akan
mempengaruhi kegiatan sekolah tersebut, berbeda dengan sekolah dasar
yang ada di kota, demikian pula sekolah lanjutan pertama yang kini mulai
didirikan hampir di setiap daerah kecamatan, kegiatan dan programnya
tentulah berbeda dengan sekolah-sekolah lanjutan di kota apalagi di kota
besar. Ada kecenderungan yang nyata, bahwa sekolah-sekolah di pedesaan
lebih berintegrasi dengan masyarakat sekitarnya. Hal ini berakibat pula
ada hubungan yang lebih akrab diantara orang tua murid dengan sekolah.
Dari segi keadaan lingkungan atau masyarakat sekitar sekolah mungkin
ada dalam lingkungan masyarakat petani, masyrakat nelayan, masyarakat
buruh, masyarakat pegawai negeri, dan lain-lain. Perhatikan kelompok
masyarakat yang berbeda ini terhadap dunia pendidikan bagi anak-anak
mereka di sekolah pasti menunjukkan berbagai variasi perbedaan. Oleh
karenanya dalam penyusunan struktur organisasi sekolah, hal-hal tersebut
perlu diperhatikan.

B. Staffing Struktur Organisasi Sekolah


Staffing merupakan merupakan salah satu fungsi dari manajemen berupa
penyusunan personalia suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja,
pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga kerja memberikan
daya guna yang maksimal bagi organisasi (Susanto, 1997). Di dalam
penyusunan organisasi, perlu sekali pembagian tugas yang sebaik-baiinya dan
memberi wewenang-wewenang yang tepat, namun demikian yang lebih
penting lagi ialah menempatkan orang secara tepat pada tempat-tempat sesuai
struktur organisasi yang telah ditetapkan. Perlu disadari bahwa manusia adalah
unsur terpenting dalam keberhasilan suatu organisasi
Staffing organisasi sekolah juga memiliki kewenangan dan tanggungjawab
masing-masing dalam mencapai tujuan bersama. Wewenang merupakan suatu

5
bentuk hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu agar tujuan organisasi dapat tercapai. Disamping itu
wewenang juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman
dan kepemimpinan. Wewenang berfungsi untuk menjalankan kegiatan-
kegiatan yang ada dalam organisasi sekolah. T. Hani Handoko membagi
wewenang dalam dua sumber (Aditya, 1989), yaitu teori formal (pandangan
klasik) dan teori penerimaan. Wewenang formal merupakan wewenang
pemberian kepada orang lain. Wewenang ini berasal dari tingkat yang tinggi
atau bersal dari tingkat ke tingkat. Kemudian teori penerimaan yaitu,
wewenang timbul bila wewenang diterima oleh kelompok atau individu
kepada siapa wewenang tersebut dijalankan dan hal ini tidak tergantung pada
penerima.
Tanggung jawab yaitu suatu kewajiban melakukan sesuatu yang timbul
apabila bawahan menerima wewenang dari atasannya. Penting untuk
diperhatikan bahwa wewenang yang diberikan harus sama dengan besarnya
tanggung jawab yang akan diberikan dan diberikan kebebasan dalam
menentukan keputusan-keputusan yang akan diambil. Maka dari itu, dapat
disimpulkan bahwa wewenang dan tanggung jawab sekolah adalah hak dari
organisasi sekolah untuk memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu
disertai pertanggungjawaban dai organisasi sekola dalam mengambil
keputusan agar tujuan dapat tercapai.
Staffing organisasi sekolah terdiri dari:
a. Kepala sekolah
b. Komite sekolah
c. Kepala tata usaha
d. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum
e. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
f. Ketua program keahlian
g. Guru
h. Siswa

C. Job Desc Staffing Sekolah


Berikut wewenang dan tanggung jawab (jobdesc staffing sekolah):
a. Kepala sekolah
Wewenang dan tanggung jawab: menjaga terlaksananya dan
ketercapaian program kerja sekolah, menjabarkan melaksanakan dan
mengembangkan pembelajaran kurikulum/program, mengembangkan
SDM, melakukan pengawasan dan supervisi tenaga pendidik dan
kependidikan, melakukan hubungan kerjasama dengan pihak luar,
merencanakan mengelola dan mempertanggungjawabkan keuangan,
mengangkat dan menetapkan personal struktur organisasi, menetapkan
program kerja sekolah, mengesahkan perubahan kebijakan mutu
organisasi, melegalisasi dokumen organisasi, memutuskan mutase siswa,

6
mengusulkan promosi dan mutasi pendidik dan tenaga kependidikan,
menerbitkan dokumen yang dikeluarkan sekolah, memberi pembinaan
warga sekolah, memberi penghargaan dan sanksi, memberi penilaian
kinerja pendidik dan tenaga kependidikan.
b. Komite sekolah
Wewenang dan tanggung jawab: memberikan masukan terhadap
kebijakan mutu pendidikan, mengawasi kebijakan sekolah
c. Kepala tata usaha
Menyusun dan melaksanakan program tata usaha sekolah, menyusun
dan melaksanakan kegiatan keuangan sekolah, mengurus administrasi
kepegawaian, mengurus administrasi kesiswaan, mengurus administrasi
perlengkapan sekolah, menyusun dan menyajikan data statistic sekolah,
melaporkan semua tugas dan tanggungjawabnya kepada kepala sekolah
secara berkala.
d. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum
Menyusun program kerja bidang kurikulum, mengoordinasikan
pelaksanaan dan pengembangan kurikulum, memantau pelaksanaan
pembelajaran, menyelenggarakan rapat koordinasi kurikulum,
mengoordinasikan pengelolaan perpustakaan, mengoordinasikan
pelaksanaan evaluasi pembelajaran, menyusun kalender pendidikan dan
jadwal pembelajaran, melaporkan hasil pelaksanaan pembelajaran,
mengusulkan tugas mengajar pada masing-masing guru, menghitung dan
melaporkan jam mengajar guru, merencanakan kebutuhan tenaga pendidik
dan kependidikan, memeriksa dan menyetujui rpp tiap program
pembelajaran, memverifikasi kurikulum, merencanakan dan melaksanakan
bimbel dan TO kelas 3
e. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
Mengoordinasikan PSB (penerimaan siswa baru), mengoordinaikan
pelaksanaan masa orientasi siswa (MOS), mengoordinasikan pemilihan
kepengurusan dan diklat OSIS, mengoordinasikan penjaringan dan
pendistribusian semua bentuk beasiswa, mengoordinasikan pelaksanaan
4K (ketertiban, kedisiplinan, keamanan dan kekeluargaan), membina
program kegiatan OSIS, memeriksa dan menyetujui rencana kerja
pengurus OSIS, melakukan tindakan terhadap siswa terkait pelanggaran
tata tertib siswa, mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan lomba,
mengoordinasikan ekstrakurikuler, mengoordinasikan peringatan hari-hari
besar.

f. Ketua program keahlian


Mengoordinasikan tugas guru dalam pembelajaran, mengoordinasikan
pengembangan bahan ajar, memetakan kebutuhan sumber daya untuk
pembelajaran, memetakan dunia industri rlelevan, mengoordinasikan
program praktik industri, melaksanakan ujian produktif, menginvetarisasi

7
fasilitas pembelajaran program keahlian, melaporkan ketercapaian
program kerja, melakukan langkah-langkah efisien dan efektif guna
kelancaran pembelajaran di program keahlian, memberi masukan penilaian
kinerja pendidik, memberi sanksi kepada siswa yang melanggar tata tertib,
mengusulkan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan, mengusulkan
kebutuhan bahan dan peralatan pembelajaran, mengusulkan kesejahteraan
pendidik dan tenaga kependidikan program keahlian.
g. Guru
Mengetahui tugas pokoknya sendiri yaitu memberikan pelajaran sesuai
dengan bidang studi, mengevaluasi hasil pekerjaannya, mewakili kepala
sekolah dan orang tua siswa di kelas, mengetahui tugas-tugas yang
diberikan kepada siswa dan memeriksa hasil tugas itu untuk dinilai,
memperhatikan kelakuan dan kerajinan siswa sebagai bahan laporan
kepada sekolah wali kelas dan guru BP, memecahkan masalah-masalah
pelajaran yang dihadapi siswa untuk memberikan bimbingan pelajaran
kepada siswa yang cerdas, siswa yang kurang cerdas dan siswa yang
membandel, memperhatikan hasil ulangan dan mengisi daftar nilai siswa,
melaporkan kepada kepala sekolah mengenai hasil kerjanya.
h. Siswa
Menuntut ilmu dengan sebaik-baiknya, mempertanggungjawabkan
hasil pembelajarannya, mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan oleh
pihak sekolah (Wiyono, 2015)

D. Kualifikasi Staffing Organisasi Sekolah


a. Pengawas Sekolah
1. Memiliki pendidikan minimum magister (S2) kependidikan dengan
berbasis (S1) dalam rumpun mata pelajaran yang relevan pada
perguruan tinggi yang terakreditasi.
2. Guru bersertifikat pendidik sebagai guru dengan pengalaman kerja
minimal 8 tahun dengan mata pelajaran yang relevan di atau kepala
sekolah dengan minimal kerja 4 tahun sesuai dengan mata pelajaran
yang relevan.
3. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun
4. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas
5. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan (Permendiknas, 2007)
b. Kepala Sekolah
1. Berstatus sebagai guru.
2. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru.
3. Memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh lembaga
yang ditetapkan pemerintah (Permendiknas, 2007).
c. Tenaga Perpustakaan
1. Melalui jalur pendidik:
a) Berkualifikasi serendah-rendahnya diploma empat (D4) atau
sarjana (S1)

8
b) Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan dari
lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah
c) Masa kerja minimal 3 tahun.
2. Melalui jalur tenaga kependidikan:
a) Berkualifikasi diploma dua (D2) Ilmu perpustakaan dan informasi
bagi pustakawan dengan masa kerja minimal 4 tahun
b) Berkualifikasi diploma dua (D2) non-ilmu perpustakaan dan
informasi dengan sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan
dari lembaga yang ditetapkan pemerintah dengan masa kerja
minimal 4 tahun di perpustakaan sekolah.
3. Melalui jalur non pendidik dan tenaga kependidikan:
Sekurang-kurangnya berkualifikasi SMA atau sederajat dan
bersertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah dari lembaga
yang ditetapkan oleh pemerintah (Permendiknas, 2008).
d. Kepala Tenaga Administrasi
1. Berpendidikan minimal lulusan D3 atau yang sederajat, program studi
yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi
sekolah minimal 4 tahun.
2. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah dari lembaga
yang ditetapkan oleh pemerintah.
e. Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat, dan dapat diangkat apabila jumlah pendidik dan tenaga
kependidikan minimal 50 orang.
f. Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan
Berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang
relevan, atau SMA/MA dan memiliki sertfikat yang relevan.
g. Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan Prasarana
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat.
h. Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat, dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal
9 (sembilan) rombongan belajar.
i. Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan
Berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang
relevan.
j. Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal
9 (sembilan) rombongan belajar.
k. Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat dan diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 12
rombongan belajar.

9
l. Petugas Layanan Khusus
1. Penjaga Sekolah/Madrasah
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.
2. Tukang Kebun
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat dan
diangkat apabila luas lahan kebun sekolah/madrasah minimal 500 m2.
3. Tenaga Kebersihan
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.
4. Pengemudi
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat,
memiliki SIM yang sesuai, dan diangkat apabila sekolah/madrasah
memiliki kendaraan roda empat.
5. Pesuruh
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat
(Permendiknas, 2008).
6. Konselor
a. S1 dalam bidang Bimbingan dan Konseling.
b. Berpendidikan profesi konselor (Permendiknas, 2008)
7. Guru
a. Memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D4) atau S1 program studi yang sesuai dengan mata pelajaran
yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang
terakreditasi
b. Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat
sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan
tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh
melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan
bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh
perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya
(Permendiknas, 2007)

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada BAB II tentang stuktur organisasi
manajemen sekolah dan deskripsi penugasannya akan disimpulkan sebagai
berikut.
1. Struktur organisasi sekolah adalah seperangkat unsur-unsur atau bagian-
bagian yang saling terikat dan berhubungan satu sama lain yang memiliki

10
tujuan bersama yakni memberikan kemajuan dan peningkatan di sekolah
berdasarkan tujuan pendidikan nasional.
2. Staffing merupakan merupakan salah satu fungsi dari manajemen berupa
penyusunan personalia suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja,
pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga kerja
memberikan daya guna yang maksimal bagi organisasi. Staffing
organisasi sekolah terdiri dari: (1) Kepala sekolah, (2) Komite sekolah, (3)
Kepala tata usaha, (4) Wakil kepala sekolah bidang kurikulum, (5) Wakil
kepala sekolah bidang kesiswaan, (6) Ketua program keahlian, (7) Guru,
dan (8) Siswa.
3. Job description staffing :
a. Kepala sekolah
Wewenang dan tanggung jawab: menjaga terlaksananya dan
ketercapaian program kerja sekolah, menjabarkan melaksanakan
dan mengembangkan pembelajaran kurikulum/program,
mengembangkan SDM, melakukan pengawasan dan supervisi
tenaga pendidik dan kependidikan.
b. Komite sekolah
Wewenang dan tanggung jawab: memberikan masukan terhadap
kebijakan mutu pendidikan, mengawasi kebijakan sekolah.
c. Kepala tata usaha
Mengurus administrasi kepegawaian, mengurus administrasi
kesiswaan, mengurus administrasi perlengkapan sekolah,
menyusun dan menyajikan data statistic sekolah, melaporkan
semua tugas dan tanggungjawabnya kepada kepala sekolah secara
berkala.
d. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum
Menyusun program kerja bidang kurikulum, mengoordinasikan
pelaksanaan dan pengembangan kurikulum, memantau
pelaksanaan pembelajaran, menyelenggarakan rapat koordinasi
kurikulum, mengoordinasikan pengelolaan perpustakaan,
mengoordinasikan pelaksanaan evaluasi pembelajaran, menyusun
kalender pendidikan dan jadwal pembelajaran.
e. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
Mengoordinasikan PSB (penerimaan siswa baru),
mengoordinaikan pelaksanaan masa orientasi siswa (MOS),
mengoordinasikan pemilihan kepengurusan dan diklat OSIS,
mengoordinasikan penjaringan dan pendistribusian semua bentuk
beasiswa, mengoordinasikan pelaksanaan 4K (ketertiban,
kedisiplinan, keamanan dan kekeluargaan).

11
f. Ketua program keahlian
Mengoordinasikan tugas guru dalam pembelajaran,
mengoordinasikan pengembangan bahan ajar, memetakan
kebutuhan sumber daya untuk pembelajaran, memetakan dunia
industri rlelevan, mengoordinasikan program praktik industri,
mengusulkan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan,
mengusulkan kebutuhan bahan dan peralatan pembelajaran,
mengusulkan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan
program keahlian.
g. Guru
Mengetahui tugas pokoknya sendiri yaitu memberikan pelajaran
sesuai dengan bidang studi, mengevaluasi hasil pekerjaannya,
mewakili kepala sekolah dan orang tua siswa di kelas, mengetahui
tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dan memeriksa hasil
tugas itu untuk dinilai, memecahkan masalah-masalah pelajaran
yang dihadapi siswa untuk memberikan bimbingan pelajaran
kepada siswa yang cerdas.
h. Siswa
Menuntut ilmu dengan sebaik-baiknya, mempertanggungjawabkan
hasil pembelajarannya, mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan
oleh pihak sekolah

4. Kualifikasi staffing kepenguursan:


a. Pengawas Sekolah
Memiliki pendidikan minimum magister (S2) kependidikan dengan
berbasis (S1) dalam rumpun mata pelajaran yang relevan pada
perguruan tinggi yang terakreditasi.
b. Kepala Sekolah
Berstatus sebagai guru, memiliki sertifikat pendidik sebagai guru,
memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh lembaga yang
ditetapkan pemerintah.
c. Tenaga Perpustakaan
Melalui jalur pendidik: Berkualifikasi serendah-rendahnya diploma
empat (D4) atau sarjana (S1), memiliki sertifikat kompetensi
pengelolaan perpustakaan dari lembaga yang ditetapkan oleh
pemerintah.
Melalui jalur tenaga kependidikan:Berkualifikasi diploma dua (D2)
Ilmu perpustakaan dan informasi bagi pustakawan dengan masa kerja
minimal 4 tahun
Melalui jalur non pendidik dan tenaga kependidikan: Sekurang-
kurangnya berkualifikasi SMA atau sederajat dan bersertifikat
kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah dari lembaga yang
ditetapkan oleh pemerintah.

12
d. Kepala Tenaga Administrasi
Berpendidikan minimal lulusan D3 atau yang sederajat, program studi
yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi
sekolah minimal 4 tahun, memiliki sertifikat kepala tenaga
administrasi sekolah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.
e. Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat, dan dapat diangkat apabila jumlah pendidik dan tenaga
kependidikan minimal 50 orang.
f. Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan
Berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang
relevan, atau SMA/MA dan memiliki sertfikat yang relevan.
g. Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan Prasarana
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat.
h. Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat, dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki
minimal 9 (sembilan) rombongan belajar.
i. Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan
Berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang
relevan.
j. Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki
minimal 9 (sembilan) rombongan belajar.
k. Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat dan diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 12
rombongan belajar.
l. Petugas Layanan Khusus
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat, bagi
pengemudi memiliki SIM yang sesuai.
m. Konselor
S1 dalam bidang Bimbingan dan Konseling, dan berpendidikan profesi
konselor.
n. Guru
Memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat
(D4) atau S1 program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

13
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Hadari. 1989. Organisasi Kelas sebagai Lembaga Pendidikan. Jakarta:
Haji Masagung.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional th 2007-2008
Susanto. 1997. Budaya Perusahaan Seri Manajemen dan Persaingan. Jakarta:
Media Komputindo
Wiyono, Ketang. 2015. Mdul profesi kependidikan. Indralaya: Universitas
Sriwijaya.

14

Anda mungkin juga menyukai