Anda di halaman 1dari 6

Bersyukurlah Jadi Guru

Kualitas hati yang paling penting bagi seorang guru ditunjukan


dengan sikap bersyukur. Apa yang sudah kita jalani
merupakan sebuah karunia yang dianugerahkan Allah kepada
kita. Menjadi guru adalah sebuah wujud kesyukuran kita,
syukura atas keilmuan yang sudah kita peroleh. Dengan
bersyukur kita akan senantiasa menjadi pribadi yang damai,
tentram dan bahagia. Sebaliknya, jika kita tidak pandai
bersyukur maka ini menjadi sebuah beban yang kian hari kian
memberatkan langkah kita. Perasaan kurang menjadikan diri
kita tidak akan bahagia.

Banyak hal yang mungkin yang menjadikan diri kita kurang


bersyukur terhadap nikmatnya Allah, pertama karena kita
terlalu memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, selalu
ingin tercapai segala hal yang diidam-idamkan. Contohnya,
jika kita ingin memiliki gaji yang tinggi, ingin membeli
kendaraan yang nyaman dipakai untuk berangkat ke sekolah,
dan lain sebagainya. Pada akhirnya kita justru hanya akan
terobsesi pada hal-hal yang bersifat materi belaka.

Tentu kita tidak dilarang memilki keinginan, justru terkadang


dari keinginan ini muncul sebuah semangat dan tekad yang
kuat untuk mencapainya. Namun jangan sampai dengan
keinginan ini justri yang akan menajdi akar peasaan tidak
bahagia. Kita dapat mengubah rasa ini dengan fokus pada apa
yang sudah kita miliki selama ini. Ingatlah kenikmatan yang
sudah kita peroleh, tidak semua orang bisa beruntung menjadi
guru, sebagian dari rekan-rekan kuliah kita dulu mungkin hari
ini masih menganggur, atau beralih haluan menjadi tenaga
kerja lainnya. Bersyukurlah maka kita akan bahagia.

Hal lain yang menjadikan kita kehilangan rasa syukur yaitu


sikap dari dalam diri kita yang selalu membandingkan diri kita
dengan orang lain. Selalu saja kita merasakan bahwa kita jauh
lebih kurang beruntung dari orang lain. Kita anggap orang lain
lebih baik, lebih cantik, lebih tampan, lebih kaya, lebih sukses
dan lebih beruntung dari kita.

Memang seperti sebuah pepatah bahwa rumput tetangga


selalu saja lebih hijau. Begitulah kita yang selalu menganggap
orang lain jauh lebih beruntung dibanding kita. Kita tidak
pernah menduga bahwa rumput tetangga yang nampak lebih
hijau, begitu didekati ternyata hanyalah sebuah percampuran
rumput dan ilalalng kering yang berwarna cokelat. Ibarat
pepatah jawa yang sering saya dengar ‘Urip iku mung sawang
sinawang‘. Artinya, hidup itu hanya tentang melihat dan
dilihat. Karena melihat dan kita sadar bahwa kita juga dilihat,
timbullah perbandingan tentang apa yang terlihat.

Maka kunci kebahagiaan adalah bersyukur, Allah sudah


memberikan sebuah nikmat yang tidak bisa kita hitung, dan
tak perlu dibanding-bandingkan dengan orang lain.
Mensyukuri nikmat adalah sebuah keniscayaan, dengan
menghadirkan kesyukuran dalam diri kita, maka hidup akan
menjadi lebih tenang, apa yang kita jalani mejadi lebih ringan.

Allah sudah mengingatkan bahwa syukur ini yang akan


menjadikan nikmat kita semakiin bertambah, dan apabila kita
ingkari nikmat kita, maka justru kekufuran ini yang akan
menjadikan kesengsaraan kita.
Guru yang hebat mengawali setiap hari dengan rasa syukur
yang tinggi, dalam lisanya hanya ada pujian kepada Allah.
Keberkahan menjadi seorang guru adalah sebuah anugerah
yang tidak ternilai harganya. Ilmu yang dititipkan kepada kita,
hendaknya kita gunakan sebaik-baiknya untuk mendidik,
menjadi telada bagi siswa kita. Begitulah kita diajarkan
tentang nikmatnya rasa syukur menjadi seorang guru.

Menjadi guru adalah pekerjaan yang sangat mulia, karena ilmu


dan semua yang disampaikan ke murid adalah tentang
kebaikan untuk masa depan mereka, ilmu yang bermanfaat
adalah investasi akhirat yang tidak akan pernah terputus.

lmu bermanfaat yang kita bagikan akan selalu menghasilkan


pahala manakala ilmu tersebut diamalkan oleh orang lain dan
mendatangkan manfaat. Bila orang lain tersebut
mengajarkannya kepada orang lain lagi dan yang lain
mengamalkan, maka kita sebagai pemberi ilmu di awal masih
akan mendapatkan kucuran pahala. Ini akan mengalir terus
sekalipun kita sudah meninggal. Makanya jangan sungkan-
sungkan untuk berbagi.

Konsep ini hampir sama dengan sistem bisnis MLM. Dimana


berawal dari satu (diri kita) kemudian menyebar dan
menyebar. Makin banyak “member aktif” maka makin besar
omzet dan bonus kita. Kalau Anda telaah lebih lanjut,
bukankah penyebaran agama kita dulu juga menggunakan
sistem yang hampir sama. Dari satu orang yang menerima
wahyu, menyebar kepada beberapa juru dakwah pertama dan
akhirnya menyebar hingga ke berbagai belahan dunia.
Bersyukurlah menjadi guru, dahulu saya sering mendengarkan
nasehat dari orang tua bahwa harta kita yang sesungguhnya
bukanlah yang kita miliki saat ini, melainkan yang kita
keluarkan di jalan Allah. Ketika kita menyedqahkan sebagian
harta kita untuk hal-hal positif, maka itu akan menjadi
investasi yang luar biasa.

Sebagai contoh : katakanlah Anda bershodaqoh untuk biaya


pembangunan masjid / rumah ibadah. Maka, ketika masjid itu
jadi dan terus digunakan oleh orang-orang untuk ibadah maka
selama itulah pahala terus mengalir memenuhi bekal kita,
sekalipun kita sudah meninggal. Begitupun menjadi guru,
ketika kita meniatkan diri bersedekah dengan keilmuan yang
kita miliki. Maka selama ilmu yang kita berikan digunakan oleh
para murid-murid kita, insyaALlah pahalanya juga akan
mengalir kepada kita.
Pengabdian Guru, Abadi dalam
Kenangan

Proses pembelajaran di kelas yang dijalani seorang guru


merupakan sebuah interaksi indah antara dua pihak, guru dan
murid.

Menjadi guru tentu saja melewati satu proses interaksi


bersama para siswanya. Interaksi yang dibangun penuh
semangat dengan rasa kasih dan sayang. Intaraksi antara guru
dan para siswa yang terjalin dengan baik akan selalu
membekas dalam ingatan setiap siswa.

Tentu saja kenangan yang terjadi dalam setiap proses interaksi


ini bukan hanya ketika saat sang siswa mampu mencapai
keberhasilan. Bahkan sampai seumur hidup pun kenangan ini
akan selalu terukir dalam hatinya. Saat kita menjadi murid kita
menghadirkan beragam kesan dan kenangan yang penuh
tawa, bahagia, senyum dan keharuan.

Kenangan buruk guru yang mengajar tanpa semangat, tidak


disiplin, dan kurang berkembang dalam menyampaikan
materi pelajaran akan diingat pula oleh para siswa. Bagi para
siswa semua yang pernah terjadi akan tetap abadi dalam
kenangan para siwa.

Maka sudah selayaknya sebagai seorang pendidik, jadilah guru


hebat yang mampu mengukir kenangan terbaik dalam setiap
sanubari para siswa. Guru itu mulia dan akan memuliakan para
siswa-siswanya. Namun guru juga tetaplah manusia, tidak jauh
dengan manusia lainnya. Sudah saatnya kita mengubah
paradigma pendidikan dengan tampilan terbaik yang
mengesankan.

Peran kita sebagai pendidik dalam mengukir setiap kenagnan


indah bersama siswa harus menjadi motiviasi mereka
melangkah pada jenjang pendidikan selanjutnya hingga
mereka menemukan impian kehidupan.

Interaksi yang mengesankan dan akan dikenang sepanjang


masa dilalui dengan penuh kesabaran. Proses transfer
pengetahuan dengan landasan sabar dan keikhlasan akan
membuahkan hasil yang maksimal.

Guru hebat adalah dia yang rela mencurahkan seluruh jiwa


raganya untuk keberhasilan anak didiknya. Pada awalnya
mungkin tidak sengaja menjadi guru, tapi jika dia mampu
menyadari peran pentingnya, maka dia akan berhasil
membangun paradigma bahwa guru adalah profesi yang
terhormat.

Anda mungkin juga menyukai