Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan anak dilandasi oleh beberapa teori perkembangan dari para tokoh
pencetus serta pelopor dalam dunia pendidikan. Teori-teori tersebut bermunculan seiring
dengan perkembangan dan permasalahan yang dialami anak. Satu per satu teori
perkembangan diperkenalkan kepada dunia, dengan tujuan dapat membantu
menyelesaikan problematika proses perkembangan anak. Selain itu, teori-teori tersebut
juga merupakan sederet inovasi yang difungsikan sebagai katrol pengangkat kualitas anak.
Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk menjelaskan 2 dari teori-teori
pembelajaran yang ada. Hal ini juga dapat dijadikan pedoman untuk meningkatkan kualitas
perkembangan anak, khususnya para pendidik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori social learning?
2. Apa saja prosedur teori social learning?
3. Apa yang dimaksud dengan teori quantum learning?
4. Apa saja langkah teori quantum learning?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu teori social learning
2. Menggali lebih dalam tentang teori social learning
3. Mengetahui apa itu teori quantum learning
4. Mengetahui lebih jauh mengenai teori quantum learning

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Social Learning


1. Pengertian
Teori belajar social adalah sebuah teori belajar yang relative masih baru
dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Tokoh utama teori ini adalah Albert
Bandura, seorang psikolog pada Universitas Stanford Amerika Serikat, yang oleh
banyak ahli dikenal sebagai behavioris masa kini yang moderat. Teori ini menerima
sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar berperilaku. Tetapi lebih
memberikan penekanan pada efek-efek dan isyarat-isyarat pada perilaku serta proses-
proses mental internal.
Prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura termasuk belajar sosil dan moral.
Menurut Barlow (1985), sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui
peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Dalam hal ini, seorang
siswa belajar mengubah perilakunya sendiri melalui penyaksian cara orang atau
sekelompok orang mereaksi atau merespons sebuah stimulus tertentu. Siswa ini juga
dapat mempelajari respons-respons baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku
contoh dari orang lain, misalnya guru atau orang tuanya.1
Teori belajar sosial memiliki konsep yang menekankan pada komponen kognitif
dan pikiran serta pemahaman dan evaluasi. Menurut Bandura, seseorang belajar
melalui pengalaman langsung atau pengamatan (mencontoh madel). Orang belajar dari
apa yang ia baca, dengar, dan lihat di media, dari orang lain dan lingkungannya.
Albert Bandura mengemukakan bahwa seorang individu belajar banyak tentang
perilaku melalui peniruan / modeling, bahkan tanpa adanya penguat (reinforcement)
sekalipun yang diterimanya. Proses belajar semacam ini disebut “observational
learning” atau pembelajarn melalui pengamatan. Bandura juga megemukakan bahwa
teori pembelajaran sosial membahas tentang bagaimana perilaku kita dipengaruhi oleh
lingkungan melalui penguat (reinforcement) dan observational learning, cara pandang
dan cara pikir yang kita miliki terhadap informasi, begitu pula sebaliknya, bagaimana

1
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2003), hal. 106

2
perilaku kita mempengaruhi lingkungan kita dan menciptakan penguat (reinforcement)
dan observational opportunity. Teori belajar sosial menekankan observational learning
sebagai proses pembelajaran, yang mana bentuk pembelajarannya adalah seseorang
mempelajari perilaku dengan mengamati dengan cara sistematis imbalan dan hukuman
yang diberikan kepada orang lain.
2. Prosedur-prosedur Social Learning
a. Conditioning
Menurut prinsip-prinsip kondisioning, proses belajar dalam
mengembangkan perilaku social dan moral pada dasarnya sama dengan prosedur
belajar dalam mengembangkan perilaku-perilaku lainnya, yakni dengan reward
(ganjaran/memberi hadiah atau mengganjar) dan punishment (hukuman/memberi
hukuman).
Dasar pemikirannya yaitu sekali seseorang mempelajari perbedaan antara
perilaku-perilaku yang menghasilkan ganjaran (reward) dengan perilaku-perilaku
yang menagkibatkan hukuman (punishment), sehingga dia bisa memutuskan
sendiri perilaku mana yang akan dia perbuat.
b. Imitation
Dalam hal ini, orang tua dan guru diharapkan memainkan peran penting
sebagai seorang model / tokoh yang dijadikan contoh berperilaku sosial dan moral.
Berkaitan dengan pengajaran di kelas, guru hendaknya menempatkan dirinya
sebagai tokoh perilaku bagi peserta didik. Proses kognitif peserta didik hendaknya
mendapat perhatian dan dukungan dari guru maupun lingkungan sekitarnya.
Perhatian yang dimaksud adalah perhatian terhadap perbedaan individual,
kesediaan, motivasi, dan proses kognitif masing-masing peserta didik. Selain itu,
hal lain yang harus diperhatikan ialah kecakapan peserta didik dalam pembelajaran
untuk belajar, termasuk dalam penyelesaian masalah dalam pembelajaran. Kualitas
kemampuan peserta didik dalam melakukan perilaku sosial hasil pengamatan
terhadap model tersebut, antara lain bergantung pada ketajaman persepsinya
mengenai ganjaran dan hukuman yang berkaitan dengan benar dan salahnya
perilaku yang ia tiru dari model tadi. Selain itu, tingkat kualitas imitasi tersebut juga
bergantung pada persepsi peserta didik tentang “siapa” yang menjadi model.

3
Maksudnya, semakin piawai dan berwibawa seorang model, semakin
tinggi pula kualitas imitasi perilaku sosial dan moral peserta didik tersebut. Jadi
dalam Social Learning, anak belajar karena contoh lingkungan. Interaksi antara
anak dengan lingkungan akan menimbulkan pengalaman baru bagi anak tersebut.
3. Tahap-tahap proses belajar menurut Albert Bandura
a. Atensi, dalam tahapan ini seseorang harus memberikan perhatian terhadap
model dengan cermat. Maka obyek materi / perilaku model yang diperhatikn
siswa haruslah memiliki keunikan agar siswa bisa lebih focus/cermat dalam
meniru.
b. Retensi, tahapan ini adalah tahapan mengingat kembali perilaku yang
ditampilkan oleh model yang diamati, maka seseorang perlu memiliki ingatan
yang bagus terhadap perilaku model. Para pesera didik lazimnya akan lebih baik
dalam menangkap dan menyimpan segala informasi yang disampaikan atau
perilaku yang dicontohkan apabila disertai penyebutan atau penulisan nama,
istilah, dan label yang jelas serta contoh perbuatan yang akurat.
c. Reproduksi, dalam tahapan ini seseorang yang telah memberikan perhatian
untuk mengamati dengan cermat dan mengingat kembali perilaku yang telah
ditampilkan oleh modelnya, maka berikutnya adalah mencoba menirukan atau
mempraktekkan perilaku yang dilakukan oleh model.
d. Motivational, pada tahapan ini seseorang harus memiliki motivasi untuk belajar
dari model. Guru dianjurkan untuk memberikan pujian, hadiah, atau nilai
tertentu kepada para peserta didik yang berkinerja memuaskan.
4. Eksperimen dalam Teori Albert Bandura
Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan
anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya. Albert
Bandura seorang tokoh teori belajar social ini menyatakan bahwa proses pembelajaran
dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan
“permodelan “. Beliau menjelaskan lagi bahwa aspek perhatian pelajar terhadap apa
yang disampaikan atau dilakukan oleh guru dan aspek peniruan oleh pelajar akan dapat
memberikan kesan yang optimum kepada pemahaman pelajar.
Eksperimen Pemodelan Bandura :

4
■ Kelompok A
Disuruh memperhatikan sekumpulan orang dewasa memukul, menumbuk, menendang,
dan menjerit kearah patung besar Bobo.
Hasil = Meniru apa yang dilakukan orang dewasa dan justru lebih agresif
■ Kelompok B
Disuruh memperhatikan sekumpulan orang dewasa bermesra dengan patung besar
Bobo
Hasil = Tidak menunjukkan tingkah laku yang agresif seperti kelompok A
Rumusan :
Tingkah laku anak – anak dipelajari melalui peniruan / permodelan adalah
hasil dari penguatan.
Hasil Keseluruhan Eksperimen :
Kelompok A menunjukkan tingkah laku yang lebih agresif dari orang dewasa.
Kelompok B tidak menunjukkan tingkah laku yang agresif
B. Quantum Learning
1. Pengertian
Pembelajaran Quantum merupakan Terjemahan dari bahasa asing yaitu quantum
lerning adalah kiat petunjuk strategi dan seluruh proses belajar yang dapat
mempertajam pemahaman dan daya ingat,serta membuat belajar sebagai suatu proses
yang menyenangkan dan bermanfaat.
Dengan demikian, pembelajaran quantum dapat dikatakan sebagai model pembelajaran
yang menekankan untuk memberi manfaat yang bermakna dan juga menekankan pada
tingkat kesenangan dari peserta didik atau siswa.
Adapan karakteristik dari pembelajaran quantum learning menurut Bobbi DePorter dan
Micke Harnacki adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif
b. Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis
c. Pembelajaran kuantum lebih bersifat Konstruktivis
d. Pembelajaran kuantum berupaya memadukan atau mengkolaborasikan faktor
potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan,sebagai konteks
pembelajaran

5
e. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada intraksi yang bermutu dan
bermakna bukan sekedar transaksi makna
f. Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran
dengan taraf keberhasilan tinggi
g. Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses
pembelajaran bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat
h. Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan
proses pembelajar.
i. Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks da nisi
pembelajaran
j. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan
akademis, keterampilan dalam hidup dan prestasi fisikal atau material
k. Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian
penting proses pembelajaran
l. Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan
m. Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan fikiran dalam
proses pembelajaran
2. Tujuan
Tujuan pembelajaran quantum learning menurut Bobbi Deporter dan Mike
Harnacki adalah sebagai berikut :
a. Untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif
b. Untuk menciptakan proses belajar yang menyenangkan
c. Untuk menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang diperlukan oleh otak
d. Untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karir
e. Untuk membantu mempercepat dalam pembelajaran
Dari tujuan diatas pembelajaran quantum learning mengharapkan perubahan dari
berbagai bidang mulai dari lingkungan belajar yaitu kelas, materi pembelajaran yang
menynangkan,menyeimbangkan kemampuan otak kiri dan otak kanan serta
mengefesienkan waktu pembelajaran.
Jadi dapat dikatakan bahwa pembelajaran quantum sangat memperhatikan
pengkondisian suatu kelas sebagai lingkungan belajar dari peserta didik mengingat

6
model pembelajaran quantum merupakan adaptasi dari moral pembelajaran yang
diterapkan di luar negri.
3. Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran quantum learning
Menurut Bobbi Deporter dan Mike Harnacki dalam bukunya yang berjudul
“Quantum Learning keunggulan dan kelemahan pembelajaran quantum learning adalah
sebagai berikut:
a. Keunggulan
 Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada intraksi yang
bermutu dan bermakna,bukan sekedar transaksi makna
 Pembelajaran kuantum sangat menekatkan pada pemercepatan
pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi
 Pembelajaran kuantum sangat menentukan kealamiahan dan kewajaran
proses pembelajaran, bukan keartifisilan atau keadaan yang dibuat-buat
 Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan
kebermutuan proses pembelajaran
 Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan fikiran
dalam proses pembelajaran
b. Kelemahan
 Membutuhkan pengalaman yang nyata
 Waktu yang cukup lama dalam menumbuhkan motivasi dalam belajar
 Kesulitan mengidentifikasi keterampilan siswa
Berdasarkan pemaparan keunggulan dan kelemahan pembelajaran
kuantum, pembelajaran kuantum sangat memperhatikan keaktifan serta
keaktifitasyang dapat dicapai oleh peserta didik.pembelajaran kuantum
mengarahkan seorang guru menjadi guru yang baik, baik dalam arti
bahwa guru memiliki ide-ide kreatif dalam memberikan proses
pembelajaran, mengetahui dengan baik tingkat kemampuan siswa.
4. Prinsip Model Pembelajaran Quantum Learning
Adapun perinsif pembelajaran quantum learning adalah sebagai berikut

7
a. Prinsif utama pembelajaran kuantum berbunya: bawalah dunia
mereka(Pembelajar),kedalam dunia kita(Pengajar),dan antarkan dunia kita
(Pengajar),kedalam Dunia mereka(Pembelajar)
b. Dalam pembelajaran kuantun juga berlaku prinsif bahwa proses
pembelajaran merupakan permainan orchestra simfoni
Dalam pembelajaran kuantum segala sesuatu mulai lingkungan
pembelajaran sampai dengan bahasa tubuh pengajar, penataan ruang sampai
guru,mulai kertas yang dibagikan oleh pengajar sampai dengan rancangan
pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang pembelajaran.
Dengan kata lain pembelajaran perlu diartikan sebagai pembentukan
keunggulan. Oleh karena itu, keunggulan ini bahkan telah dipandang
sebagai jantung pondasi pembelajaran kuantum.
Selain membahas mengenai model prinsif pembelajaran kuantum
Bobbi deporter dan micke hernacki juga berpendapat mengenai 7 kunci
keunggulan yang diyakuni dalam pembelajaran quantum yaitu sebagai
berikut:
 Teraplah hidup dalam integritas ( bersikaplah apa
adanya,tulus,)
 Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan
 Berbicaralah dengan niat baik
 Tegaskanlah komitmen
 Jadilah pemilik (mempunyai tanggung jawab)
 Tetaplah lentur
 Pertahankan keseimbangan

Adapun manfaat yang dapat di peroleh dari pembelajaran kuantum


(Quantum Learning):

 Sikap positif
 Motivasi
 Keterampilan belajar seumur hidup
 Kepercayaan diri

8
 Sukses
5. Sinteks model pembelajaran kuantum (Quantum Learning)
Sinteks atau langkah model pembelajaran kuantum (Quantum learning)
a. Tumbuhkan
Tumbuhkan minat,dengan memuaskan (apakah manfaatnya bagi ku ),dan
manfaatkan kehidupan belajar
b. Alami
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua
pelajar
c. Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, sebuah “masukan”
d. Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan bahwa mereka tahu
e. Ulangi
Tunjukkan pelajaran cara-cara mrngulangi materi dan menegaskan,”aku
tahu bahwa aku memang tahu “
f. Rayakan
Perayaan dapat membangun keinginan untuk sukses dalam pembelajaran.
Beberapa bentuk perayaan adalah sebagai berikut:
 Tepuk tangan : teknik ini tidak pernah gagal memberikan insfirasi.
 Hore! Hore ! : cara ini sangat mengasyikkan jika dilakukan
bergelombang keseluruh ruangan.caranya adalah guru memberikan
aba-aba, semua orang atau siswa melompat berdiri dan berteriak
senyaring mungkin “Hore! Hore!, sabil mengayunkan tangan
kedepan dan kebelakang
 Wussss : jika diberi aba-aba semua orang bertepuk tangan tiga kali
secara serentak, lalu mengirimkan segenap energy positif mereka
kepada orang yang dituju,cara melakukannya adalah setelah
bertepuk, tangan mendorong kearah orang tersebut sambal berterian
“Wuussssss”

9
 Jentikan jari : jika guru atau pengajar memerlukan pengakuan yang
tenang, dari pada tepuk tangan, gunakan jentikan jari untuk
keseimbangan
 Poster umum : mengakui individu atau seluruh kelas misalnya
“Kelas enam the best”
 Catatan pribadi : sampaikan kepada siswa secara perseorangan
untuk mengakui usaha keras,sumbangan pada kelas, prilaku atau
tindakan yang baik hati
 Persekongkolan : mengakui seseorang secara tak terduga, misalnya
seluruh kelas dapat bersekongkol untuk mengakui kelas lain dengan
cara memasang poster positif atau surat misterius yang bertuliskan
hal-hal seperti “Kelas VI Hebat Lho…! Atau “semangat menempuh
ujian hari ini !...
 Kejutan : Kejutan harus terjadi secara acak, kejutan bukan hadiah
yang di harapkan,jadikan kejutan sebagai kejutan
 Pengakuan kekuatan : lakukan jika menginginkan orang mendapat
pengakuan, setelah mereka saling mengenal dengan baik, cara
melakukan adalah atur siswa untuk duduk membentuk tapak kuda
dengan satu kursi (kursi jempol)dibagikan terbuka tapal. Setiap
orang bergiliran mnduduki kursi tersebut siswa pada kursi tersebut
duduk diam sambal mendengarkan dan memperhatikan. Setiap
siswa dalam kursi tapal mengakui kekuatan istimewa atau sifat-sifat
baik dari siswa yang duduk dikursi jempol.

10
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
1. Teori Social Learning
Teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory) merupakan sebuah perluasan
dari teori perilaku yang tradisional. Pada awalnya teori pembelajaran sosial ini,
dinamakan sebagai “teori sosial kognitif” oleh Albert Bandura. Kemudian
dikembangkan lagi menjadi “teori pembelajaran sosial”. Teori ini menerima sebagian
besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar berperilaku. Tetapi lebih memberikan
penekanan pada efek-efek dan isyarat-isyarat pada perilaku serta proses-proses mental
internal. Inti dari teori pembelajaran sosial (social learning theory) adalah pemodelan
(modeling) dan peniruan (immitation).
2. Teori Quantum Learning
Quantum Learning berakar dari upaya Dr.Georgi Lozanov, seorang pendidik
berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya
sebagai,”Suggestologi”atau Sugestopedia”. Prinsifnya adalah bahwa sogesti dapat dan
pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti
positif atau negatif . adapun beberapa teknik yang digunakan untuk sugesti positif
adalah mendudukan murid secara nyaman, memasang music latar didalam kelas,
meningkatkan partisifasi individu,mrnggunakan poster-poster untuk memberikan
kesan besar sambal menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih
baik dalam seni pengajaran sugestif.
Istilah lain yang hamper dapat dipertukarkan dengan sugestology adalah “
pemercepat belajar”.pemercepat belajar di definisikan sebagai, memungkinkan siswa
yang normal, yang dibarengi dengan kegembiraan”.cara ini menyatukan unsur-unsur
yang secara sekilas tampak tidak mempunyai persamaan : hiburan,permainan, warna,
cara berfikir positif, kebugaran fisik, dan kesehatan emosional. Namun semua unsur ini
bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yng efektif.
Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalm program neurolinguistik
(NLP),yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi.program ini

11
meneliti hubungan antara bahasa dan prilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan
jalinan pengertian antara siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP
mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan
tindakan-tidakan positif – faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling
efektif . semua ini dapat pula menunjukan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari
setiap orang dan menciptakan pegangan dari saat-saat keberhasilan yang meyakinkan
Kami mendefinisikan quantum learning sebagai “ Intraksi –intraksi yang mengubah
energy menjadi cahaya”.semua kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal dalam
fisika quantum adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami susun. Kami sadar makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
demi perbaikan tugas selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
khususnya para calon pendidik.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2003)


2. Bisri Mustofa, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta, Parama Ilmu, 2015)
3. Dra. Lilik Sriyanti, Psikologi Belajar, (Salatiga, STAIN Salatiga Press, 2011)
4. Bobbi DePorter & Mike Hernacki, Quantum Learning, (Bandung, PT. Mizan Pustaka,
2009)
5. https://rohadicgbs.wordpress.com/2015/10/30/apa-itu-quantum-learning-pengertian-teori-
dan-tujuan/ Diakses oleh: Nida Alfisyah tanggal 10 Oktober 2018.

13

Anda mungkin juga menyukai