Anda di halaman 1dari 2

A.

Kondisi dan situasi kerajaan politik di Indonesia


Keterlibatan orang-orang Islam dalam politik baru terlihat pada abad ke-9 M, ketika
mereka terlibat dalam pemberontakan petani-petani China terhadap kekuasaan T’ang
pada masa pemerintahan kaisar Hi-Tsung (878-889 M). Akibat pemberontakan itu
kaum muslimin banyak yang dibunuh. Sebagian lainnya lari ke Kedah, wilayah yang
masuk kekerajaan Sriwijaya, bahkan ada yang di Palembang dan membuat
perkampungan muslim di sini.

Kerajaan Islam pertama di kepulauan Nusantara ini berdiri di Aceh, yaitu kerajaan
Samudra Pasai yang didirikan pada pertengahan abad ke-13 M. setelah kerajaan Islam
ini berdiri, perkembangan muslim di Malaka makin lama makin meluas dan pada
awal abad ke-15 M, di daerah ini lahir kerajaan Islam, yang merupakan kerajaan
Islam kedua di Asia Tenggara, kerajaan ini cepat berkembang, bahkan dapat
mengambil alih dominasi pelajaran, dari perdagangan di kerajaan Samudra Pasai
yang kalah bersaing, lajunya perkembangan masyarakat muslim ini berkaitan dengan
keruntuhan Sriwijaya. Mengenai pendiri Samudra Pasai, yaitu sultan Malik As-Saleh
yang meninggal pada tahun 1297, dari tokoh yang menyebarkan Islam di Samudra
Pasai adalah seorang Syarif yang berasal dari Mekkah yang bernama Syarif Syech
Ismail. Sebagai lazimnya kerajaan Maritim, karena Islam Samudra Pasai dapat
berkembang karena mempunyai suatu angkatan laut yang sangat besar menurut
ukuran masa itu dan mutlak diperlukan untuk mengawasi perdagangan di wilayah
kekuasaannya.
Kerajaan Pasai mengalami perkembangan pesat di masa pemerintahan Al-Malikul
Zahir II tahun 1326-1348 M. kemajuan yang dicapai pada masa pemerintahan Al-
Malikul Zahir II yaitu pada bidang Agama maupun tatanan sosial. Pasai sebagai pusat
kegiatan Ilmu Agama yang bermadzhab Syafi’i dan merupakan kota bandar besar
untuk singgah kapal-kapal negara lain. Sedangkan kemunduran Pasai setelah
ditinggalkan Al-Malikul Zahir II dan digantikan oleh Zainal Abidan, karena
mendapat serangan dari Syi’am, Majapahit dan Aceh dalam (Nakur). Meskipun
demikian, penyebaran Agama Islam dilakukan ke daerah-daerah sekitarnya seperti
Minangkabau, Siak Kampar.
Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat memeluk Islam setelah
rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu
tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu, baik di Sumadra dan Jawa maupun di
Indonesia bagian Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam
mempunyai kerajaan-kerajaan non-Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis
banyak menarik penduduk kerajaan yang bukan Islam itu masuk Islam.
Di Sulawesi Selatan, sejak abad ke-15 M sudah di datangi oleh pedagang-
pedagang Muslim dari Malaka, Jawa dan Sumatera. Pada awal abad ke-16 M. di
Sulawesi masih banyak sekali kerajaan yang masih beragama berhala. Akan tetapi
pada abad ke-16 di daerah Gowa, sebuah kerajaan yang terkenal di daerah itu sudah
terdapat masyarakat Muslim. Proses Islamisasi di daerah Gowa dilakukan dengan
cara damai, oleh Dato’ Ri Bandang dan Dato Sulaeman, keduanya memberikan
ajaran-ajaran Islam kepada masyarakat dan raja.

Anda mungkin juga menyukai