sesuai
dengan
tujuan
pendidikan
yang
akan
dicapai.
Langgulung,
pengalaman
yakni
pendidikan,
kurikulum
kebudayaan,
merupakan
sosial,
olah
sejumlah
raga
dan
peserta
didik
agar
dapat
berkembang
secara
membawa
mereka
menjadi
anggota
masyarakat
yang
sistem
pendidikan
Islam,
kurikulum
pendidikan
Islam
mengandung
unsur
ketauhidan.
Kalimat
tauhid
pendidikan
Islam,
memiliki
keterkaitan
dengan
sempurna,
maka
peran
ilmu
pengetahuan
sangat
pengembangan
proyeksi
ke
ketiga
depan,
aspek
bersifat
tersebut,
inovatif
yang
(inovative
learning), bukan semata-mata melestarikan apa yang ada (maintenance learning), tidak pasif serta dogmatis. Pemahamannya bahwa
konsep kurikulum pendidikan Islam mempunyai jangkauan ke
masa depan bagi peserta didik, yakni berupaya menciptakan
kepribadian yang diupayakan melalui pendidikan. Pengembangan
sosok pribadi yang dikehendaki tersebut dapat dicapai melalui
kurikulum pendidikan Islam, yakni menyangkut bahan atau jenisjenis
mata
pelajaran
yang
diberikan
kepada
peserta
didik
dan
materi
kurikulum
pendidikan
Islam
dapat
Filsafat
teoritis),
ilmu
pengukuran
(timbangan),
ilmu
tentang
para
pakar
pendidikan
Islam
juga
mempunyai
perbedaan, dalam hal istilah dan bentuk dari ilmu bersumber dari
8
Alquran
dan
hadis
yang
dimasukkan
ke
dalam
kurikulum
aI-Ghazali,
merekomendasikan
ilmu
pengetahuan
yang
mereka
kategorikan
dan
dijadikan
mata
pengklasifikasian
ilmu
pengetahuan
dalam
kurikulum
dekat
kepada
Khaliknya.
Kurikulum
pendidikan
Islam
kurikulum
pendidikan
lain
yang
mempunyai
tahun
pendidikan
1977,
Islam
se-dunia
merumuskan
yang
konsep
pertama
tentang
di
tujuan
Arab
pendidikan.
khususnya
Studi
di
negeri
syariah
Arab
diberikan
pada
untuk
tiap
jenjang
mengimbangi
dalam
sejarah
ilmu
pengetahuan.
Pendidikan
dan
menyajikan
program
ilmiah
dalam
berbagai
media
para
guru
muslim
perlu
mendapatkan
pelatihan
dan pikih, sejarah Rasul dan sahabat serta tokoh muslim di negara
bersangkutan, cerita dan puisi yang bernapaskan Islam, geografi
wilayah dunia Islam khususnya), bahasa Arab, studi ilmu alam.
Kurikulum tingkat kedua atau lanjutan, pelajaran yang diberikan
adalah: Alquran (membaca, menghapal dan penafsiran), bahasa
Arab, bahasa nasional dan salah satu bahasa Eropa, matematika,
ilmu alam, geografi, sejarah Islam dan ketatanegaraan. Kurikulum
tingkat ketiga atau universitas, pelajaran yang diberikan harus
didasarkan pada tingkat dasar dan lanjutan dengan tujuan sebagai
berikut: Memberikan pemahaman yang mendalam tentang Islam,
mengarahkan tumbuhnya penguasaan dan spesialisasi disiplin
ilmu, tumbuhnya pribadi yang memiliki wawasan keilmuan yang
integral antara ilmu abadi dan ilmu perolehan.
Rancangan kurikulum pendidikan sebagaimana hasil
konfrensi ke dua, perlu didukung oleh buku teks yang dijadikan
pedoman pembelajaran, maka pada konfrensi pendidikan Islam sedunia ketiga tahun 1981 di Dhakka, pembahasan difokuskan pada
pembuatan buku teks. Sesuai dengan penjenjangan kurikulum
pendidikan, maka pembuatan buku teks harus berpedoman pada
tujuan pendidikan di masing-masing tingkatan. Konfrensi
pendidikan Islam ketiga merekomendasikan hal-hal berikut:15
Pembuatan buku teks untuk pendidikan tingkat dasar,
dilakukan dengan berpedoman kepada: Tujuan pendidikan dasar,
sasaran-sasaran tingkah laku, pedoman pengembangan dan
penulisan buku teks. Pembuatan buku teks untuk pendidikan
tingkat lanjutan, dilakukan dengan berpedoman kepada: Tujuan
pendidikan lanjutan, asaran-sasaran tingkah laku, pembuatan buku
15
10
tahun 1982
di Jakarta,
dituntut
dengan
bahan
pelajaran
yang
diajarkannya.
6.
pendidikan
dasar,
metodologi
tidak
berperan
11
dapat
membangkitkan
wawasan
spiritual
dan
kemampuan
pemikiran
tentang
integrasi
ilmu
ilmu
pengetahuan
abadi
dan
ilmu
pengetahuan
dari
pengalaman,
pengamatan
dan
penelitian.
konfrensi
pendidikan
Islam
se-dunia
telah
12
dan
metodologi
pengajaran
yang
dapat
Sekolah umum
13
14