Anda di halaman 1dari 20

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Mini Riset

“Pendidikan luar sekolah (informal dan non-formal) di desa Aras Kec. Air Putih Kab.
Batu Bara
“ Sumatera Utara”

Dosen Pengampu :

Dr. Ansari, M.Ag

Disusun oleh:
Khoirunnisa Hasibuan (0305183174)
Kelas/Semester:
PMM-1/V

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS


ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITASISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur penyusun makalah ucapkan kepada ALLAH yang telah
memberikan nikmatnya, terutama nikmat iman dan islam. Sehigga sampai hari ini kita semua
masih menikmati indahnya dan damainya islam.

Sholawat dan salam kita panjatkan keruh baginda kita nabi besar muhammad S.A.W.
karena beliaulah kita mengenal dan menikmati islam saat ini. Yang perjungan sangat hebat
dalam membawa dunia ini dari masa jahiliyyah sampai masa masa sekarang ini dimana kita
hanya menikmati islam tersebut.

Terimah kasih penyusun ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Sosiologi
Pendidikan yang sudah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyusun makalah ini
yang bertemakan “Pendidikan luar sekolah (informal dan non-formal) di desa Sisumut Kec.
Kotapinang Kab. Batu Labuhan batu Selatan , Prov. Sumatera Utara”.
Sekian makalah ini kami susun dengan sebaik, dan sebermanfaat mungkin bagi
pembaca. Penyusun sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jadi harapan kami
kepada pembaca kritik dan sarannya yang dapat membangun. Kalau kesalahan baik dari isi,
kalimat dan kata-kata, penyusun mohon maaf. Terimah kasih

Medan, 30 Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1

C. Tujuan ............................................................................................. 1

D. Manfaat ............................................................................................. 2

BAB II MENGENAL DESA ARAS

A. Keadaan Geografi.............................................................................. 3

B. Akses Menuju Desa ........................................................................... 4

C. Keadaan Demografi........................................................................... 5

D. Sarana Pendidikan ............................................................................. 5

E. Sarana Sosial Agama ......................................................................... 5

F. Sarana Ibadah .................................................................................... 6

G. Sarana Ekonomi ................................................................................ 6

BAB III KELUARGA SASARAN KAJIAN

A. Nama Ayah dan Ibu ........................................................................... 7

B. Usia Ayah dan Ibu ............................................................................. 7

C. Pendidikan Ayah dan Ibu................................................................... 7

D. Pekerjaan Ayah dan Ibu ..................................................................... 8


E. Jumlah, Nama anak, dan Pendidikan Anak ........................................ 8

F. Pendidikan Anak di Luar Pendidikan Sekolah.................................... 9

G. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Non-formal.............. 10

BAB IV PELUANG DAN TANTANGAN PENDIDIKAN AGAMA NON-FORMAL

A. Peluang Pelaksanaan Pendidikan Agama Non-formal ........................ 11

B. Tantangan Pelaksanaan Pendidikan Agama Non-formal .................... 12

C. Gagasan/Pemikiran Efisiendi dan Efektivitas Pendidikan Agama Non-formal........12

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................................... 14

B. Saran-saran........................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan
Belakang
pokok dalam kehidupan manusia sehari–hari, yang
berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini
dalam rangka mempertahankan hidup dalam hidup
dan penghidupan manusia yang mengemban tugas
dari Sang Kholiq untuk beribadah. Manusia sebagai
mahkluk yang diberikan kelebihan oleh Allah
subhanahu watta’alla dengan suatu bentuk akal
pada diri manusia yang tidak dimiliki oleh mahkluk
Allah yang lain dalam kehidupannya. Untuk
mengolah akal pikirannya diperlukan suatu pola
pendidikan dengan proses pembelajaran.
Jalur pendidikan di Indonesia terbagi
menjadi tiga, yaitu jalur pendidikan formal,
pendidikan nonformal, dan pendidikan informal.
Jalur pendidikan formal adalah jalur pendidikan
yang terstruktur dan berjenjang terdiri dari
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Jalur pendidikan nonformal
adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang. Sedangkan pendidikan informal adalah
jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Disini penulis melakukan riset tentang
pendidikan luar sekolah yang ada di daerah penulis,
maka penulis membuat laporan ini yang berjudul
“Pendidikan Luar Sekolah (Informal dan Non-
formal)”.

B. Rumusan Masalah
1
1. Bagaimana profil desa Sisumut ?
2. Apa an pelaksanaan pendidikan agama non-
saja formal di desa Sisumut ?
pendidi 5. Bagaimana gagasan penulis mengenai
kan luar efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
sekolah pendidikan agama non-formal di desa
anak di Sisumut ?
desa
Sisumut
? C. Tujuan

3. Apa 1. Untuk mengenal desa Sisumut


saja 2. Untuk mengetahui pendidikan non-formal
faktor apa saja yang ditempuh anak-anak di desa
pendu Sisumut
kung 3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan
dan peghambat pendidikan non-formal di
pengha kalangan masyarakat desa.
mbat 4. Untuk mengetahui peluang dan tantangan
pendid pelaksanaan pendidikan agama non- formal
ikan di desa Sisumut.
non- 5. Untuk mengetahui bagaimana gagasan
formal penulis mengenai efisiensi dan efektivitas
di pelaksanaan pendidikan agama non-formal
kalang di desa Sisumut.
an
masyar
D. Manfaat
akat
desa 1. Sebagai referensi penelitian mengenai

Sisum pendidikan yang ada di desa-desa.

ut ? 2. Untuk aparat desa, sebagai acuan untuk


4. Apa mengevaluasi sistem pendidikan yang ada di
saja desa Sisumut Untuk pemerintah, agar lebih
peluan merata untuk memperbaiki kualitas
2
g dan pendidikan di Indonesia.
tantang
BAB II

MENGENAL DESA SISUMUT

A. Keadaan Geografi

Desa tempat tinggal penulis yaitu Desa Sisumut , Desa/ Kelurahan Sisumut adalah
merupakan salah satu dari 1 Desa/ Kelurahan yang ada di Kecamatan Kotapinang,
Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara. Pada tahun 2020 jumlah penduduk di
desa tersebut yaitu 4151 jiwa, dengan luas wilayah 820 Ha. Desa Sisumut memiliki 9
dusun berbatasan dengan sebelah Utara berbatas dengan Sungai boom sisumu, sebelah
Barat berbatas dengan Desa aimpang IV, sebelah Timur berbatas dengan Sungai Blok IX ,
dan sebelah Selatan berbatas dengan Desa Galon.

Peta Desa Sisumut


B. Akses Menuju Kota

Jarak antara desa menuju kantor kecamatan kurang lebih 500 m dengan waktu
tempuh 1 menit, jarak antara desa menuju kantor kecamatan 20 kg, jarak antara dsea
ke kantor kabupaten km dengan waktu tempuh 25 menit jarak desa menuju kantor
provinsi atau kota sekitar 90 km dengan waktu tempuh 2 jam dapat dilalui dengan
menggunakan transportasi seperti sepeda motor, mobil, angkutan umum , becak atau
bus dan lainnya.

C. Keadaan Demografi

Penduduk merupakan salah satu faktor penting dalam suatu wilayah. Oleh
karena itu didalam proses pembangunan penduduk merupakan modal dasar bagi
pembangunan suatu desa. Keluarahan Desa Sisumut terus mengalami peningkatan
jumlah penduduk dari tahun ke tahun, hal ini diketahui dengan baik dari jumlah
penduduk, pendidikan, agama, suku, dan lainnya. Data kependudukan Desa Sisumut
tahun 2020 tercatat 1145 jiwa yang terdiri dari 48% adalah laki laki atau 516 jiwa dan
perempuan 52% atau 629 jiwa. Dengan demikian lebih bnyak penduduk perempuan
dari pada laki-laki karena angka kelahiran didesa sisumut ini sangat cepat dan juga
kebnyaakan anak perempuan, dimana pada desa sisumut ini memiliki 85% agama
islam dan 15 persen agama kristen, kdan katlik, rata- rata yang bertempat tinggal di
desa sisumut ini bermaga atau batak mandailing dimana mereka juga bernahasa
menggunakan bahasa batak, tetapi kami para anaknya kurang untuk mempelajari
bahasa itu sehingga menggunakan bahas indonesia Sarana Pendidikan pada desa
sisumut ini akhir ini mulai aktif dimana berdirinya tahfidz untuk anak usia dini yang
berada didusun simpang 4 dan setelah berkembang pesat tahfidnya membuka tempat
di dusun karang sari karena banyaknya natusia orang tua untu memberikan sekolah
agama kepada anaknya kelas supaya menjadi anak yang soleh dan soleha.

Dalam meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia di desa Sisumut
agar terciptanya tenaga terampil dan handal yang berwawasan luas yang berdaya guna
dan berhasil guna untuk mensejahterakan Indonesia, berupaya menyediakan sarana
pendidikan untuk kebutuhan masyarakat.
SARANA PENDIDIKAN
NAMA DESA/ JUMLA
JUMLAH JUMLAH JUMLAH
NO KELURAHAN H JUMLA
SD SMP SMA
TK/ H
PAU
D
1 Sisumut 1 2 - 2 5

D. Sarana Sosial Agama


Ada beberapa organisasi yang terbentuk di kelurahan/desa Aras ini Seperti
organisasi pemuda yang bergerak dalam hal ketertiban dan keamanan yaitu ada Karang
Taruna, pemuda pancasila, PMI. Kemudian untuk hal kegamaan, ada organisasi seperti
remaja masjid dan perwiritan/pengajian. Remaja masjid di desa Karang sari sangat aktif
dalam hal apapun. Seperti merayakan hari-hari besar kegamaan, mereka rutin membuat
acara maulid, isra mi’raj bahkan tahun baru islam. Setiap malam tahun baru islam, maka
mereka bersatu untuk merayakan tahun baru islam dengan mengadakan pawai obor
mengelilingi desa. Acara tersebut rutin dilaksanakan setiap tahunnya, dan cukup
menarik minat banyak orang. Tidak hanya warga desa saja yang berantusias, tetapi
warga desa lain juga berantusias untuk menyaksikan pawai tersebut., dan didesa sisumut
ini sangatlah antusias dengan tahfidz yang telah buka pada bulan oktober kemarin yang
membuat anak-anak mengurangi jam permainan yang searang mereka di desa sisumut
ini kebanyakan belajar walaupun pada masa covid-19 dengan menjalankan aturan
protokol kesehatan yaitu 5M. Dan seperti keponakan saya mereka sudh banyak hafalan
surah yang disetorkan tiap harinya kepaa ustad/ustadzah mereka sekarang mereka sudah
lebih menambah ilmu agama mereka dari usia dini.
Kemudian ada banyak juga organisasi perwiritan/pengajian ibu-ibu, hampir di
setiap dusun di desa sisumut memiliki organisasi perwiritan. Setiap organisasi ini
mempunyai jadwal masing-masing untuk melakukan perwiritan. Ada juga pengajian
bapak-bapak yang dilaksanakan setiap seminggu sekali, tepatnya pada malam jum’at.

E. Sarana Ibadah

Masjid atau musholah ada beberapa dibangun di desa Aras sebagai sarana
ibadah. Sarana Rumah Ibadah Mengingat desa sisumut penduduknya mayoritas
beragama Islam maka jenis rumah ibadah yang sangat menonjol adalah Mesjid/
Musholah
JUMLAH JUMLA
NAMA JUMLA JUMLA JUMLA JUMLA
N LANGGA H KUIL
DESA/ H H H H
O R/ / PURA
KELURAHA MESJI GEREJ KLENTE WIHAR
MUSHOL
N D A NG A
AH
1 SISUMUT 7 9 0 - - -

F. Sarana Ekonomi

Berdasarkan data yang penulis dapat dari kantor kelurahan desa aras pekerjaan
penduduk desa aras ialah 460 orang bekerja sebagai petani, tidak ada orang bekerja
sebagai nelayan, orang bekerja sebagai buruh industry, 27 orang bekerja sebagai
buruh bangunan, 10 orang bekerja sebagai buruh pertambangan, 18 orang bekerja
sebagai buruh perkebunan kecil, 126 orang bekerja sebagai pedagang, 56 orang
sebagai PNS, 1 orang polisiI, dan terakhir 14 orang sebagai Pensiunan PNS/ ABRI.
BAB III

KELUARGA SASARAN KAJIAN

1. Keluarga yang pertama yaitu Bapak Zainuddin Pulungan dan Ibu Romayanti
Hasibuan
A. Nama ayah : Zainuddin Pulungan

Nama Ibu : Romayanti Hasibuan

B. Usia Ayah : 41

Usia Ibu : 35

C. Pendidikan Ayah : Pendidikan terkhir SMA

Pendidikan Ibu : Pendidikan terakhir SD

D. Pekerjaan Ayah : Wiraswasta

Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga

E. Jumlah Nama-nama anak dan Pendidikan anak


a. Jumlah anak = 3 Orang
1. Zania Revani Pulungan
 Pendidikan : Kelas 1 SMA
 Usia : 16 Tahun
2. Zikri Ariansyah Pulungan
 Pendidikan : Kelas 1 Pesantren
 Uisia : 13 Tahun
3. Bilqis Zuhraini Pulungan
 Pendidikan : TK
 Usia : 6 Tahun

F. Pendidikan Anak Diluar Pendidikan (Dirumah dan diluar rumah)


1. Zania Revani Pulungan Memiliki
a. Les Pripat Matematika
b. Tahfidz
2. Zikri Ariansyah Pulungan :
a. Les Privat Matematika
3. Bilqis Zuhraini Pulungan :
a. Mengaji
b. Les semua mata plajaran
c. Tahfidz

G. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat

1. Faktor Pendukung

a. Perlengkap pendidikan di sekolah

b. Kondisi ekonomi yang mencukupi

c. ingkungan yang baik

b. Faktor Penghambat :

2. Keluarga yang ke II (dua) yaitu Bapak Muhammad Fadlan Rangkuti dan Ibu
Ramayani Hasibuan
A. Nama ayah : Muhammad Fadlan Rangkuti

Nama Ibu : Ramayani Hasibuan

B. Usia Ayah : 36

Usia Ibu : 33

C. Pendidikan Ayah : Pendidikan terkhir D1

Pendidikan Ibu : Pendidikan terakhir SMA

D. Pekerjaan Ayah : Karyawan

Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga


E. Jumlah Nama-nama anak dan Pendidikan anak
b. Jumlah anak = 3 Orang
1. Kanaya Husnul Khotima Rangkuti
 Pendidikan : Kelas 5 SD
 Usia : 11 Tahun
2. Fikata Khaironi Rangkuti
 Pendidikan : Kelas 2 SD
 Uisia : 8 Tahun
3. Avia Khairina Rangkuti
 Pendidikan : Belum Sekolah
 Usia : 2 Tahun

F. Pendidikan Anak Diluar Pendidikan (Dirumah dan diluar rumah)


1. Kanaya Husnul Khotima
a. Les Pripat Matematika
b. Tahfidz
2. Fikata Khaironi Rangkuti :
a. Les Privat Matematika
b. Mengaji
c. Tahfidz
3. Avia Khairina Rangkuti : -

G. Faktor Pendukung Dan Penghambat

1. Faktor Pendukung :

Kemauan anak mempelajari ilmu agama sejak dini

2. Faktor Penghambat : -

3. Keluarga yang ketiga yaitu Bapak Legimin dan Ibu Bainun Haisbuan
A. Nama ayah : Legimin

Nama Ibu : Bainun Haisbuan


B. Usia Ayah : 40

Usia Ibu : 31

C. Pendidikan Ayah : Pendidikan terkhir SMA

Pendidikan Ibu : Pendidikan terakhir SD

D. Pekerjaan Ayah : Satpam

Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga

E. Jumlah Nama-nama anak dan Pendidikan anak


a. Jumlah anak = 2 Orang
1. Ihsan Fahri Ramadhan
 Pendidikan : Kelas 6 SD
 Usia : 12 Tahun
2. Muhammad Taqi malik.
 Pendidikan : Kelas 2 SD
 Uisia : 8 Tahun

F. Pendidikan Anak Diluar Pendidikan (Dirumah dan diluar rumah)


3. Ihsan Fahri Raamadhan
a. Les Pripat Matematika
b. Tahfidz
4. TahfidTaqi Malik : -

G. Faktor Pendukung Dan Penghambat

1. Faktor Pendukung

a. Pentingnya ilmu agama yang ditanamkan sejak dini

b. Kondisi ekonomi yang cukup

c. Pentingnya bekerja sama


2. Faktor Penghambat :

a. Kurangnya kesadaran

b. Kurangnya bermusyawarah
BAB IV

PELUANG DAN TANTANGAN PENDIDIKAN AGAMA NON-FORMAL

A. Peluang Pelaksanaan Pendidikan Agama Non-Formal


Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan
merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa
setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu,
seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan
salah satu tujuan negara Indonesia. Pendidikan nonformal dilakukan di dalam
lingkungan keluarga (istana, bangsawan), pendidikan nonformal dilakukan oleh
masyarakat dan melibatkan masyarakat. Pendidikan nonformal dalam pelaksanaannya
senantiasa berkaitan dengan pandangan masyarakat serta untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan warganya. Oleh karena itu sesuai dengan masyarakat jawa, isi
pendidikan tersebut dititik beratkan kepada pendidikan rohani/kegamaan (khususnya
agama Islam).
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan
usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan non
formal dilakukan didalam lingkungan keluarga (istana, bangsawan), Pendidikan non
formal dilakukan oleh masyarakat dan melibatkan masyarakat. Pendidikan non formal
dalam pelaksanaannya senantiasa berkaitan dengan pandangan masyarakat serta untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dan warganya. Oleh karena itu sesuai dengan
masyarakat jawa, isi pendidikan tersebut dititik beratkan kepada pendidikan
rohani/keagamaan (khususnya agama islam).
Peluang pelaksanaan pendidikan agama di kelurahan / desa Sisumut sangat
besar karena tenaga pendidik dibidang keagamaan bisa dikatakan cukup banyak.
Minat belajar agama dikalangan masyarakat juga cukup banyak karena masyarakat
selalu mementingkan nilai agama. Ilmu agama sudah ditanamkan sejak dini oleh para
orangtua di Desa Sisumut, oleh sebab itu rata-rata anak-anak yang ada di desa tersebut
menempuh pendidikan non-formal di TPA karena tersedianya fasilitas yang cukup
memadai. Produk pendidikan non-formal sangat diperlukan dan lebih banyak
manfaatnya serta sangat membantu baik orangtua maupun sekolah dalam pendidikan
agama, karena pendidikan agama merupakan bahagian dari kurikulum disekolah yang
belum dapat memperoleh hasil yang maksimal. Oleh karena itu selain disekolah atau
madrasah pada orangtua merasa sangat butuh terhadap pendidikan agama non-formal
bagi anak-anaknya.
Semakin merasa penting bagi orangtua terhadap pendidikan agama anak,
semakin besar pula akan usaha – usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan agama non- formal yang memiliki tenaga pendidikan berkualitas.
Masyarakat tidak hanya memerlukan orang yang pandai dalam produksi barang dan
jasa, tetapi juga orang – orang yang pandai dalam melatih orang lain untuk pandai.

B. Tantangan Pelaksanaan Pendidikan Agama Non-formal


Pendidikan non-formal sebagai bagian dari sistem pendidikan memiliki tugas
sama dengan pendidikan lainnya (pendidikan formal) yakni memberikan pelayanan
terbaik terhadap masyarakat. Layanan alternatif  yang diprogramkan di luar sistem
persekolahan tersebut bisa berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap
pendidikan formal sistem persekolahan.
Sasaran pendidikan non-formal yang semakin beragam, tidak hanya
sekedar melayani masyarakat miskin, masyarakat yang masih buta pendidikan dasar,
masyarakat yang mengalami drop out dan putus pendidikan formal, masyarakat yang
tidak terakses pendidikan formal seperti; suku terasing, masyarakat daerah pedalaman,
daerah perbatasan, dan  masyarakat pulau luar.
Masalah dan Tantangan Pendidikan NonFormal
Permasalahan pendidikan nonformal bukan hanya sekedar persoalan  masyarakat yang
buta aksara, angka dan buta Bahasa Indonesia. Akan tetapi permasalahan pendidikan
nonformal semakin meluas seperti:
1. ketidak jelasan penyelenggaraan pendidikan noformal (standar-standar
penjaminan mutu pendidikan nonformal).
2. ketidak jelasan sistem insentif bagi pendidik dan tenaga kependidikan nonformal,
masih banyaknya lembaga penyelenggara pendidikan nonformal yang belum
profesional, kurangnya lembaga penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan
nonformal.
3. Kurangnya lembaga penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan non-formal.
Permasalahan lain yang berkaitan dengan program – program pendidikan non-
Formal.

4. Masih banyaknya lembaga penyelenggaraan pendidikan non-formal yang belum


professional
Permasalahan lain yang berkaitan dengan program-program pendidikan
nonformal adalah masalah sasaran didik (warga belajar) yang selalu bergulat
dengan: masyarakat miskin, terdiskriminasi, penganggur, masyarakat yang
kurang beruntung, anak jalanan, daerah konflik, traffiking, penganggur,
masyarakat pedalaman, daerah perbatasan dll.
formal adalah masalah sasaran didik (warga belajar) yang bergulat
dengan : masyarakat miskin, terdiskriminasi, penganggur, masyakarat yang
kurang beruntung, anak jalanan dan sebagainya. Tantangan utama Pendidikan
non-formal adalah masih banyaknya masyarakat yang belum mengerti dan
mengenal secara jelas tentang keberadaan dan peran pendidikan non-formal
ditengah – tengah mereka. Orang tua yang ada di desa Sisumut selalu
menanamkan ilmu agama kepada anak-anaknya. Tetapi kadang kala ada
sebagian anak-anak yang kurangnya motivasi/minat belajarnya. Hal tersebut juga
merupakan tantangan dalam melaksanakan pendidikan agama non- formal.
Anak-anak lebih senang dan bersemangat menghabiskan waktunya untuk
bermain dibandingkan untuk belajar ilmu agama. Oleh karena itu perlu dukungan
pendidik untuk memotivasi atau menumbuhkan minat belajar peserta didik.
Dukungan dari orangtua juga perlu ditingkatkan karena tidak hanya dukungan
materil yang dibutuhkan tetapi juga dukungan nmotivasi belajar. Karena akan
sia-sia jika hanya orangtua yang bersemangat memberikan pendidikan agama
non-formal kepada anaknya tetapi tidak didukung oleh dorongan motivasi/minat
belajar anaknya.

C. Gagasan/Pemikiran Efisiensi dan Efektivitas Pendidikan Agama Non-formal

Dari penjabaran mengenai peluang dan tantangan pelaksanaan pendidikan


agama non-formal diatas, penulis mempunyai gagasan/pemikiran yan sekiranya
dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan agama non-formal yang ada
di desa/ kelurahan Sisumut.
Menurut saya sebagai penulis, desa Sisumut sudah cukup maju dalam bidang
pendidikan dan sarana-prasarana serta fasilitas juga memadai membuat pendidikan di
desa aras mempunyai kualitas pendidikan non formal menjadi maksimal. Adanya
pendidik dan peserta didik yang cukup untuk memaksimalkan suatu pendidikan,
terlebih lagi pendidikan agama yang sangat diperlukan agar generasi muda
mempunyai bekal ilmu agama sejak dini. Ada juga tujuan belajar di jalur pendidikan
non formal yang ditujukan untuk kepentingan pendidikan kelanjutan setelah
terpenuhinnya pendidikan tingkat dasar, serta pendidikan perluasan dan pendidikan
nilai-nilai hidup. Contoh program pendidikan non formal yang ditujukan untuk
mendapatkan dan memaknai nilai- nilai hidup misalnya pengajian, sekolah minggu,
berbagai latihan kejiwaan, meditasi, “manajemen kolbu”, latihan pencarian makna
hidup, kelompok hoby, pendidikan kesenian, dan sebagainya. Dengan program
pendidikan ini hidup manusia berusaha diisi dengan nilai-nilai keagamaan, keindahan,
dan etika.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas mengenai pendidikan luar sekolah di kelurahan/desa


Sisumut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di
luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Pendidikan non formal dilakukan oleh masyarakat dan melibatkan masyarakat.
Pendidikan non formal dalam pelaksanaannya senantiasa berkaitan dengan pandangan
masyarakat serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan warganya. Oleh karena
itu sesuai dengan masyarakat jawa, isi pendidikan tersebut dititik beratkan kepada
pendidikan rohani/keagamaan (khususnya agama islam). Dan dimana pada
kelurahan/desa sisumut sangat antusias dengan pendidikan non formal karena
memberikan dampak positif

A. Saran

Adapun saran-saran yang ingin penulis berikan untuk pelaksanaan pendidikan


non-formal di kelurahan / desa Aras ialah: Memberikan pendidikan secara merata
kepada anak-anak di desa tanpa membeda-bedakan status sosial, dan selalu
menanamkan ilmu agama sejak dini. Dan tidak membedakan tiap hak anak untuk
berkembang, dan karena supaya desa ini lebih berkembang dan menjadi contoh bagi
desa-desa lain.

Anda mungkin juga menyukai