Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN

Dosen pengampu mata kuliah:

Husnan sulaiman, S.Ag, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 1 :
Adnina Rahayu (20210026)
Indra Jayagiri (20210042)
Nisa Fitri Maulani (20210035)
Pipi Alidia (20210017)
Risma Rahmawati (20210009)
Sri Anggun Pangastuti (20210023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

STAI AL-MUSADDADIYAH GARUT

2021 M/1442 H
KATA PENGANTAR

Bissmillahirahmanirahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat allah s.w.t yang telah mengijinkan dan
memberi nikmat sehat beserta kemudahan kepada kami dalam menyusun dan menulis
makalah filsafat pendidikan yang berjudul pengertian filsafat,pendidikan dan filsafat
pendidikan, hubungannya serta ruang lingkup filsafat,pendidikan dan filsafat pendidikan.

Hal yang paling mendasar yang mendorong kami menyusun makalah ini adalah tugas
dari mata kuliah filsafat pendidikan, untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat
perkuliahan.

Pada kesempatan ini kami semua mengucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga
atas bimbingan dosen pengampu pengantar Filsafat pendidikan Husnan sulaiman, S.Ag,
M.Pd dan semua pihak sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik.

Andai ada kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Garut , 11 oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
A. Halama

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................I-1

A. Latar belakang........................................................................................................I-1

B. Rumusan masalah..................................................................................................I-1

C. Tujuan masalah......................................................................................................I-1

BAB  II PEMBAHASAN.............................................................................................II-1

A. Filsafat pendidikan................................................................................................II-1

B. Pengertian pendidikan..........................................................................................II-2

C. Pengertian filsafat pendidikan..............................................................................II-6

D. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan....................................................II-10

E. Ruang lingkup filsafat pendidikan......................................................................II-12

BAB III PENUTUP.....................................................................................................III-1

A. Kesimpulan..........................................................................................................III-1

B. Saran....................................................................................................................III-1

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ii

ii
I. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di dalam dunia pendidikan, berfilsafat adalah suatu hal yang penting, karena
dengan berfilsafat dunia pendidikan akan mengetahui hakikat dari makna, tujuan,
metode, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan itu sendiri. Arti penting
dari berfilsafat itu sendiri adalah agar tujuan-tujuan yang telah diketahui dan ditetapkan
dapat tercapai. Sebagaimana ali khalil abu ‘ainaini merumuskan pengertian filsafat
pendidikan yang dikutip oleh prof. Dr. H. Ramayulis dalam “bukunya filsafat pendidikan
islam” bahwa filsafat pendidikan itu sebagai “kegiatan-kegiatan pemikiran yang
sistematis, diambil dari sistem filsafat sebagai cara untuk mengatur dan menerangkan
nilai-niai tujuan pendidikan yang akan dicapai (direalisasikan).

Dari uraian di atas, maka akan memunculkan sebuah pertanya; terus apa
pengertian dari filsafat, pendidikan, dan islam itu sendiri? Oleh sebab itu, di dalam
makalah ini penulis ingin membahas, mengkaji, dan menganalisis tentang filsafat
pendidikan.

B. Rumusan masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan pokok
permasalahan sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan filsafat dan filsafat pendidikan?


2. Bagaimana hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan?
3. Apa hubungan filsafat, pendidikan dan filsafat pendidikan
4. Apa saja ruang lingkup dari filsafat pendidikan?
C. Tujuan masalah
Sesuai dengan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan dalam karya ilmiah ini
adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat, filsafat pendidikan, dan filsafat


pendidikan islam.

1
2. Untuk mengetahui hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan?
3. Untuk hubungan filsafat, pendidikan dan filsafat pendidikan
4. Untuk mengetahui ruang lingkup filsafat pendidikan.

2
II. BAB  II
PEMBAHASAN
A. Filsafat pendidikan
Secara etimologi filsafat pendidikan itu mengandung dua pengertian yang berbeda,
yaitu 1) filsafat, dan 2) filsafat pendidikan. Agar kedua dari pengertian tersebut dapat
tergambarkan dan dipahami secara menyeluruh, maka penulis akan menguraikan ketiga
pengertian tersebut di bawah ini.

1. Pengertian filsafat

Ramayulis di dalam bukunya “filsafat pendidikan islam” yang mengutip dari imam
barnadib mengatakan, bahwa dalam segi bahasa kata filsafat berasal dari bahasa yunani
yaitu philar dan sophia. Philar adalah berarti cinta dan sophia berarti kebenaran atau
kebaajikan. Jadi, kata filsafat berarti cinta akan kebenaran atau kebajikan.

Selain itu, muzayyin arifin di dalam bukunya “filsafat pendidikan islam”


menjelaskan, bahwa secara harfiah, filsafat berarti “cinta kepada ilmu”. Filsafat berasal
dari kata philo yang artinya cinta dan sophos artinya ilmu/hikmah. jadi dari pengertian
tersebut dapat dipahami bahwa setiap manusia yang mencintai suatu ilmu/hikmah yang
mana dengan ilmu tersebut dia mencari suatu kebenaran dengan mendalam dan tanpa
batas maka disebut dengan filsuf. Dan filsafat ini merupakan ilmu pertama yang
diamalkan untuk menemukan suatu kebenaran atau sebuah rumusan dari segala ilmu
pengetahuan. Sebagaimana muzayyin di dalam bukunya yang sama menjelaskan, bahwa
secara historis, filsafat menjadi induk segala ilmu pengetahuan yang berkembang sejak
zaman yunani kuno sampai zaman modern sekarang.

Sedangkan secara istilah makna dari filsafat dapat dirumuskan suatu kegiatan
berpikir secara mendalam dan bebas, agar hakikat dari kebenaran yang dicari dapat
ditemukan. Hal ini sesuai dengan yang dikutip ramayulis di dalam bukunya dari beberapa
ilmuan; pertama, muhtar yahya mengatakan bahwa “berpikir filsafat adalah pemikiran
yang sedalam-dalamnya yang bebas dan teliti yang bertujuan hanya mencari hakikat
kebenaran tentang alam semesta, alam manusia, dan dibalik alam”. Kedua, soegardo
poerbakwatja juga mengatakan, bahwa “filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab

1
musabab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan fikiran
belaka”. Ketiga, sementara imam barnadib menyatakan bahwa “filsafat diartikan sebagai
ilmu yang berusaha untuk memahami segala hal yang timbul di dalam keseluruhan
lingkup pengalaman manusia” dengan demikian, dari beberapa pengertian tersebut
diharapkan manusia dapat memahami, mengerti, dan mempunyai pandangan yang
menyeluruh, mendalam, dan sistematis mengenai dirinya sendiri sebagai manusia,
sekitarnya sebagai lingkungan, dan penciptanya sebagai tuhan.

Pandangan yang mendalam, menyeluruh, dan sistematis ini menghendaki manusia


untuk selalu mempunyai daya pikir yang sadar, mendalam, teliti, dan teratur ketika
berfilsafat. Hal ini sesuai dengan yang dirumuskan ramayulis, bahwa berfilsafat adalah
berpikir rasional, spekulatif, sistematis, radikal, dan universal.

Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami, bahwa filsafat adalah suatu
kegiatan berpikir secara mendalam dan menyeluruh dengan disertai tindakan sadar, teliti,
dan teratur agar hakikat dari sebuah kebenaran dapat ditemukan.

B. Pengertian pendidikan
Pengertian Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk
mencapai taraf hidup atau untuk kemajuan lebih baik. Secara sederhana, Pengertian
pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat mengerti, paham,
dan membuat manusia lebih kritis dalam berpikir.

Sementara itu pengertian pendidikan – Secara Etimologi atau asal-usul, kata


pendidikan dalam bahasa inggris disebut dengan education, dalam bahasa latin
pendidikan disebut dengan educatum yang tersusun dari dua kata yaitu E dan Duco
dimana kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit banyak,
sedangkan Duco berarti perkembangan atau sedang berkembang. Jadi, Secara Etimologi
pengertian pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan
kekuatan individu

2
Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Berikut kami uraikan beberapa pengertian pendidikan menurut para ahli :

1. Aristoteles
Education is a function of the State, and is conducted, primarily at least, for the
ends of the State. State – highest social institution which secures the highest goal
or happiness of man. Education is preparation for some worthy activity.
Education should be guided by legislation to make it correspond with the results
of psychological analysis, and follow the gradual development of the bodily and
mental faculties.
Artinya : Pendidikan adalah salah satu fungsi dari suatu negara, dan dilakukan,
terutama setidaknya, untuk tujuan Negara itu sendiri. Negara adalah institusi
sosial tertinggi yang mengamankan tujuan tertinggi atau kebahagiaan manusia.
Pendidikan adalah persiapan/bekal untuk beberapa aktivitas/pekerjaan yang layak.
Pendidikan semestinya dipandu oleh undang-undang untuk membuatnya sesuai
(koresponden) dengan hasil analisis psikologis, dan mengikuti perkembangan
secara bertahap, baik secara fisik (lahiriah) maupun mental (batiniah/jiwa).
2. Socrates
Pendidikan adalah suatu sarana yang digunakan untuk mencari kebenaran.
Sedangkan metode-nya adalah dialektika.
3. Secara Etimologi pendidikan dalam Islam
a. Dalam Bahasa Arab Pendidikan : berasal dari kata Tarbiyah, dengan kata
kerja Rabba yang memiliki makna mendidik atau mengasuh. Jadi Pendidikan
dalam Islam adalah Bimbingan oleh pendidik terhadap perkembangan
jasmani, rohani dan akal anak didik sehingga bisa terbentuk pribadi muslim
yang baik.
b. Dalam Bahasa Yunani: Pendidikan  berasal dari kata Pedagogi, yaitu dari kata
“paid” artinya anak dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya

3
istilah pedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak (the art
and science of teaching children).

4. Menurut John Stuart Mill ( Filosof Inggris 1806-1873 )


Menjabarkan bahwa pendidikan adalah segala sesuatu yang dikerjakan oleh
seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan
tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan.
5. Mevnurut John Dewey
mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna
pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan
orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan
dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini
melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan
kelompok dimana dia hidup.
6. Menurut Plato
sesuatu yang dapat membantu perkembangan individu dari jasmani dan akal
dengan sesuatu yang dapat memungkinkan tercapainya sebuah kesempurnaan.
Menurut Plato pendidikan direncanakan dan di-program menjadi tiga tahap
dengan tingkat usia, tahap pertama adalah pendidikan yang diberikan kepada
murid hingga sampai dua puluh tahun; dan tahap kedua, dari usia dua puluh tahun
sampai tiga puluh tahun; sedangkan tahap ketiga, dari tiga puluh tahun sampai
usia empat puluh tahun.
7. Menurut Imam Al-Ghazali
Pendidikan merupakan proses me-manusia-kan manusia sejak masa kejadiannya
sampai akhir hayatnya melalui berbagai ilmu pengetahuan yang disampaikan
dalam bentuk pengajaran secara bertahap, dimana proses pengajaran itu menjadi
tanggung jawab orang tua dan masyarakat menuju pendekatan diri kepada Allah
sehingga menjadi manusia sempurna.

4
8. Menurut Imam Khomeini
Pendidikan lahir untuk memahami manusia, namun tujuan ini berdampak terbalik,
yang dengan-nya mengarahkan manusia untuk mengetahui wujud Tuhan dan
mengenal Allah swt, atau yang dikenal dengan nama ru’yah kauniyah tauhidiyah
(pandangan-pandangan tauhid). Pendidikan mesti mengantarkan manusia tidak
hanya pada sisi materi (lahiriah), tetapi juga kebahagiaan hakiki (batiniah).
9. Menurut Ibnu Sina
Pendidikan adalah proses untuk membentuk perkembangan anak dan
membiasakan kebiasaan yang baik dan sifat-sifat yang baik menjadi faktor utama
guna mencapai kebahagiaan anak, oleh karena itu orang yang ditiru hendaklah
menjadi pemimpin yang baik, contoh yang bagus dan ber-akhlak hingga tidak
meninggalkan kesan buruk dalam jiwa anak yang meniru-nya.
10. Menurut Mahmud Yunus
Pendidikan adalah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi
dan membantu anak yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan,
jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada
tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi.
11. Menurut Ibnu Khaldun
Beliau menekankan pentingnya prinsip pendekatan progresif dalam pendidikan.
Dia menyarankan para guru untuk memulai materi dari yang paling mudah
(sederhana) menuju hal yang paling sulit, bukan sebaliknya. Lebih jauh, bahwa
pendidikan secara lahiriah (ilmu empirisme) tidak boleh dipisahkan dari
pengembangan bakat mental (jiwa) yang diperlukan untuk pengetahuan.
Keduanya harus di-asimilasi-kan.

 Seperti yang dia tunjukkan: “Pada awalnya peserta didik (murid) benar-benar
tidak mampu memahami apa pun, kecuali untuk beberapa poin saja, dalam hal
apapun, mereka hanya memahami dengan cara perkiraan dan ringkasan. Ketika
mereka dijelaskan dengan contoh yang diambil dari pengalaman sensorik
(pengalaman sehari-hari).

5
 Hal itu kemudian membuat kesiapan siswa secara bertahap berkembang: materi
atau subjek pembahasan menjadi lebih mudah dicerna dengan setiap pengulangan,
dan karenanya pemikiran peserta didik kemudian berkembang dari pengetahuan
perkiraan ke asimilasi yang lebih dalam ” .

12. Menurut Matma Ghandi

“Yang saya maksudkan dengan pendidikan ialah menampilkan sifat-sifat terbaik


secara menyeluruh yang ada dalam kepribadian seseorang anak atau manusia, yaitu
tubuh, akal, dan jiwa. Kepandaian membaca dan menulis bukan merupakan tujuan
akhir, bahkan bukan juga tujuan awal dari pendidikan. Melek aksara hanyalah
merupakan salah satu sarana untuk memungkinkan pendidikan seorang pria atau
wanita. Kepandaian membaca dan menulis, bukan merupakan pendidikan. Maka
saya lebih setuju bila pendidikan seorang anak dinilai dengan mengajar suatu
cabang kerajinan tangan dan memungkinkan murid itu menghasilkan barang dari
saat awal pendidikannya,”
C. Pengertian filsafat pendidikan
Pendidik yang peduli terhadap anak didiknya pasti akan memikirkan pendidikannya,
karena seorang pendidik pasti menginginkan anak didiknya menjadi pintar, lulus, dan
sukses dalam menggapai cita-citanya. Di dalam dunia pendidikan hal yang harus dan
pasti dipikirkan dan dibahas oleh seorang pendidik adalah hakikat, latar belakang, tujuan,
metode, evalusai, dan segala susuatu yang berkaitan dengan pendidikan. Di dalam
memikirkan dan membahas segala hal yang berkaitan dengan pendidikan itulah disebut
dengan filsafat pendidikan. Sebagaimana redja mudyahardjo di dalam bukunya “filsafat
ilmu pendidikan” mengatakan bahwa filsafat pendidikan adalah pengetahuan yang
menyelidiki substansi pelaksanaan pendidikan yang berkaitan dengan tujuan, latar
belakang, cara, hasil, dan hakikat ilmu pendidikan yang berhubungan dengan analisis
kritis terhadap struktur dan kegunaannya.

Menurut john dewey yang dikutip oleh jalaluddin dan abdullah di dalam bukunya
“filsafat pendidikan” mengatakan, bahwa filsafat pendidikan merupakan suatu
6
pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir
(intelektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju ke arah tabi’at manusia, maka
filsafat bisa juga diartikan sebagai teori umum pendidikan.

Sedangkan jalaluddin dan abdulah idi di dalam bukunya “filsafat pendidikan” yang
mengutip dari asy-syaibani menjelaskan, bahwa filsafat pendidikan adalah aktivitas
pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat tersebut sebagai jalan untuk mengatur,
menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan. artinya dengan berfilsafat diharapkan
persoalan-persoalan yang terdapat di dalam pendidikan dapat terpecahkan. Hal ini sesuai
dengan pendapat muzayyin arifin, bahwa filsafat pendidikan adalah filsafat yang
memikirkan tentang masalah kependidikan.

Selain itu, anas salahudin di dalam bukunya filsafat pendidikan juga merumuskan
beberapa pengertian dari filsafat pendidikan, di antaranya yaitu;

1. Filsafat pendidikan adalah pengetahuan yang memikirkan hakikat pendidikan


secara komprehensif dan kontemplatif tentang sumber, seluk beluk pendidikan,
fungsi, dan tujuan pendidikan.
2. Filsafat pendidikan adalah pengetahuan yang mengkaji proses pendidikan dan
teori-teori pendidikan.
3. Filsafat pendidikan mengkaji hakikat guru dan anak didik dalam proses
pembelajaran di kelas dan di luar kelas.
4. Filsafat pendidikan mengkaji berbagai teori kependidikan, metode, dan
pendekatan daam pendidikan.
5. Filsafat pendidikan mengkaji strategi pembelajaran alternatif.
6. Filsafat pendidikan mengkaji hakikat tentang kurikulum pendidikan.
7. Filsafat pendidikan mengkaji hakikat evaluasi pendidikan dan evaluasi
pembelajaran.
8. Filsafat pendidikan mengkaji hakikat alat-alat dan media pembelajaran.

Selain itu akan kami uraikan beberapa pengertian filsafat pendidikan menurut
pakar filsafat , yaitu :

7
1. TW Moore 

Pengertian filsafat pendidikan menurut TW Moore adalah sebuah teori pendidikan yang
dikemas dalam sebuah sistem konsep. Dimana teori pendidikan itu sendiri dibagi menjadi
dua kelompok. Pertama tentang teori umum pendidikan, kedua teori khusus pendidikan. 

TW Moore pun juga menegaskan bahwa dari segi tujuan penyajian, maka teori
pendidikan pun juga dibagi enjadi dua kelompok. Mulai dari teori pendidikan preskriptif
dan teori pendidikan deskritif. Ada satu hal yang menarik saat mempelajari filsafat
pendidikan, tentu saja kamu akan diajak mengetahui tujuan mempelajari ilmu ini. 

Tidak lain dan tidak bukan bertujuan untuk mengemukan sistem konsep keseluruhan
ihwal pendidikan. Nah, tentu saja di sana pun akan berkenalan banyak sekali aliran.
Menariknya lagi, setiap cabang ilmu pun menyuguhkan kondisi, perspektif dan memiliki
banyak aspek yang berbeda secara tersistematis dan cermat argumentatif.

2. Brubacher

Pengertian filsafat Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari sekaligus bisa melahirkan
pengetahuan baru, sains dan melahirkan cabang ilmu baru. Dilihat dari proses kerjanya,
filsafat Pendidikan sebagai proses berfikir manusia yang bertujuan untuk memperoleh
kearifan dan kebijakan. 

Konteks filsafat Pendidikan menurut Brubacher adalah ilmu yang mencari hakikat ilmu
dengan pertanyaan yang bersumber pada dunia Pendidikan. Secara singkat, pengertian
filsafat Pendidikan sebagai penerapan Analisa filosofis di lapangan Pendidikan. 

3. Prof. Dr M. J. Langeveld 

Pengertian filsafat Pendidikan bersifat non-pragmentaris. Dimana diperlukan proses


mencari makna dan berfikir secara mendalam. pencarian makna dan berfikir memiliki
pengalaman yang diperoleh lewat instansi, ataupun lewat pengalaman oranglain maupun
berdasarkan pengalaman sendiri. 

Seperti yang disampaikan oleh Prof. Dr. M. J Langevelt filsafat Pendidikan pada
hakikatnya bersumber pada pemikirn sarwa secara daikal dan menurut sistem. Sarwa
inilah yang disebut-sebut sebagai dasar pemikiran seseorang dalam filsafat. Dilihat dari

8
sudut pandangnya, sumber pemikiran filsafat juga dapat dilihat dari alat untuk
memikirkan pokok dasarnya. 

4. Mulder 

Pengertian filsafat Pendidikan menurut Mr. D. C Mulder adalah proses berfikir tentang
diri sendiri ataupun tentang masalah yang terjadi dan yang ditemui di dalam kehidupan
sehari-hari, ataupun masalah yang dihadapi dunia. Kemudian kembangkan dan
ditemukanlah formula jawaban kesimpulan hasil. Dari hasil inilah yang dapat berubah
menjadi cabang ilmu baru atau menjadi tambahan ilmu lama menjadi ilmu baru. 

5. Louis Kattsof 

Pengertian filsafat Pendidikan menurut Louis kattsof mengartikan bahwa ilmu filsafat
memiliki jangkau yang sangat luar biasa luas. seberapa luas? meliputi segala pengetahuan
termasuk meliputi ilmu yang tidak diketahui oleh manusia. 

6. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


meliputi kegiatan bimbingan, latihan dan pengajaran. Termasuk pula menyinggung
tentang pengetahuan, keterampilan, nilai dan perasaan. Setidaknya di dalam undang-
undang ini kamu pun akan mempelajari proses pendidikan yang meliputi dan
mempelajari hubungan edukasi yang efektif antara guru dan peserta didik. 

Bagaimanapun juga filsafat pendidikan disampaikan tidak abstrak. Tetap disampaikan


sesuai dengan syarat yang harus dipenuhi. Misalnya adanya metode pendidikan yang
sesuai, adannya sarana termasuk perlengkapan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
yang mendukung pembelajaran.

7. Herbert Spencer 

Pengertian filsafat pendidikan menurut Herbert Spencer membagi menjadi tiga tingkat,
yaitu tingkat pengetahuan umum, pengetahuan yang terstruktur dan pengetahuan yang
komprehensif. Spencer adalah seorang filosof yang berpandangan pada naturalisme
positivistik (naturalisme).

9
Pada dasarnya fungsi pendidikan mengulas tentang mengajar dan studi tentang metode
dalam mengajar yang melihat psikologis peserta didik. Selain itu juga didasarkan pula
pada cabang ilmu yang memiliki korelasi dengan ilmu tersebut.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat dipahami bahwa filsafat pendidikan adalah suatu
kegiatan berpikir kritis, bebas, teliti, dan teratur tentang masalah-masalah yang terdapat
di dalam dunia pendidikan agar masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan cepat dan
tepat.

D. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan


Filsafat yang dijadikan pandangan hidup oleh suatu masyarakat atau bangsa
merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan bangsa,
termasuk aspek pendidikan. Filsafat pendidikan yang dikembangkan harus berdasarkan
filsafat yang dianut oleh suatu bangsa. Sedangkan pendidikan merupakan suatu cara atau
mekanisme dalam menanamkan dan mewariskan niali-nilai filsafat itu sendiri.pendidikan
sebagai suatu lembaga yang berfungsi menananmkan dan mewariskan sistem-sistem
norma tingkah laku yang didasarkan pada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh
lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat. Untuk menjamin upaya
pendidikan dan proses tersebut efektif, dibutuhkan landasan-landasan filosofis dan ilmiah
sebagai asas normative dan pedoman pelaksanaan pembinaan.
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting sekali, sebab ia
menjadi dasar, arah dan pedoman sutau sistem pendidikan. Filsafat pendidikan adalah
aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai meidanya untuk menyusun
proses pendidikan, menyelaraskan, mengharmoniskan dan menerangkan nilai-nilai dan
tujuan yang ingin dicapai. Jadi, terdapat kesatuan yang utuh anatara filsafat, filsafat
pendidikan dan pengalaman manusia.
Bruner dan Burns dalam bukunya Problems in Education and Philosophy mengatakan
secara tegas bahwa tujuan pendidikan adalah tujuan filsafat, yaitu untuk membimbing kea
rah kebijaksanaan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahswa pendidikan adalah realisasi
dari ide-ide filsafat, filsafat memberi asas kepastian bagi peranan pendidikan sebagai
wadah pembinaan manusia yang telah melahirkan ilmu pendidikan, lembaga pendidikan

10
dan aktivitas pendidikan. Jadi, filsafat pendidikan merupakan jiwa dan pedoman dasar
pendidikan.
Dari uraian di atas, diperoleh hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan
berikut:
1.     Filsafat, dalam arti filosofis, merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam
memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh para
ahli.
2.    Filsafat, berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran
filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata.
3.    Filsafat, dalam hal ini filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan
petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan
(pedagogik).
Dari uraian di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa antara filsafat dan filsafat
pendidikan terdapat suatu hubungan yang erat sekali dan tak terpisahkan. Filsafat
pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam system pendidikan karena
filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan,
meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.

Hasan langgulung di dalam bukunya asas-asas pendidikan islam mengutip dari john
dewey menjelaskan, bahwa filsafat merupakan teori umum, sebagai landasan dari semua
pemikiran umum mengenai pendidikan. Dalam kaitanya dengan ini hasan langgulung
berpendapat bahwa  filsafat pendidikan adalah penerapan metode dan pandangan filsafat
dalam bidang pengalaman manusia yang kemudiaan disebut dengan pendidikan.

Sedangkan john s. Brubachen, seorang guru besar filsafat asal amerika mengatakan,
bahwa hubungan antara filsafat dan pendidikan sangat erat sekali antara satu dengan yang
lainnya. Kuatnya hubunga tersebut disebabkan karena kedua disiplin tersebut
menghadapi problema-problema filsafat secara bersama. selanjutnya noor syam di
dalamnya bukunya filsafat pendidikan dan dasar filsafat pancasila mengutip dari kilpatrik
menjelaskan bahwa berfilsafat dan mendidik adalah dua fase dalam satu usaha, berfilsafat
ialah memikirkan dan mempertimbangkan nilai-nilai  dan cita-cita yang lebih baik,

11
sedangkan mendidik ialah uasaha merealisasikan nilai-nilai dan cita-cita itu di dalam
kehidupan dalam kepribadian manusia.

Selain itu jalaluddin dan said di dalam bukunya “filsafat pendidikan islam” mengutip dari
prof. Dr. Oemar muhammad at-toumy asy-syaibani secara rinci menjelaskan, bahwa
filsafat pendidikan merupakan usaha mencari konsep-konsep di antara gejala yang
bermacam-macam, yang meliputi;

1. Proses pendidikan sebagai rancangan terpadu dan menyeluruh.


2. Menjelaskan berbagai makna yang mendasar tentang semua istilah pendidikan.
3. Pokok-pokok yang menjadi dasar dari konsep pendidikan dalam kaitannya dengan
bidang kehidupan manusia.

Dari sini dapat kita pahami bahwa filsafat dan filsafat penddikan merupakan dua istilah
yang berbeda tetapi sangat berhubungan antara satu dengan yang lain, karena pendidikan
merupakan realisasi dari filsafat. Dalam kaitanya hubungan antara filsafat dan filsafat
pendidikan ini jalaluddin dan said menjelaskan, bahwa hubungan antara filsafat dan
filsafat pendidikan menjadi sangat penting sekali, sebab ia menjadi dasar, arah, dan
pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat pendidikan adalah aktivitas pemikiran teratur
yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan,
menyelaraskan dan mengharmoniskan dan menerangkan nilai-nilai dan tujuanyang ingin
dicapai. Jadi terdapat kesatuan yang utuh antara filsafat, filsafat pendididkan, dan
pengalaman manusia.

Dari beberapa uraian di atas dapat kita tarik suatu kesimpulan, bahwa hubungan antara
filsafat dan filsafat pendidikan itu sangat erat sekali dan tak bisa dipisahkan, karena
filsafat memberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, pengembangan,
dan meningkatkan kemajuan dan landasan yang kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan
yang diharapkan.

12
E. Ruang lingkup filsafat pendidikan
Jalaluddin dan sa’id di dalam bukunya mengutip dari tim dosen ikip
malang menjelaskan, bahwa secara makro (umum) apa yang menjadi obyek pemikiran
filsafat yaitu dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia,
alam semesta dan alam sekitarnya adalah juga merupakan  obyek pemikiran filsafat
pendidikan. Tetapi seara mikro (khusus) yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan
meliputi;

1. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (the nature of education).


2. Merumuskan sifat hakikat manusia sebagai subjek dan objek pendidikan (the
nature of man).
3. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama,
dan kebudayaan.
4. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan.
5. Merumuskan hubungan antara negara (ideologi), filsafat pendidikan, dan politik
pendidikan (sistem pendidikan).
6. Merumuskan sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan yang merupakan
tujuan pedidikan.

Berbeda dengan yang di atas, drs. Anas salahudin, m.pd. Di dalam bukunya “filsafat
pendidikan” merumuskan, bahwa ruang lingkup filsafat pendidikan adalah sebagai
berikut;

1. Pendidik
2. Murid atau anak didik
3. Materi pendidikan
4. Perbuatan mendidik
5. Metode pendidikan
6. Evaluasi pendidikan
7. Tujuan pendidikan
8. Alat-alat pendidikan
9. Dan lingkungan pendidikan.

13
Untuk lebih jelasnya, berikut ini diuraikan satu persatu.

1. Para pendidik adalah guru, orang tua, tokoh masyarakat, dan siapa saja yang
memfungsikan dirinya untuk mendidik. Siapa saja dapat menjadi pendidik dan
melakukan upaya untuk mendidik secara formal maupun nonformal. Para
pendidik haruslah orang yang patut diteladani. Dan pendidik itu harus membina,
mengarahkan, menuntun, dan mengembangkan minat, serta bakat anak didik, agar
tujuan pendidikan tercapai dengan baik. para pendidik adalah subjek yang
melaksanakan pendidikan. Pendidik mempunyai peran penting dalam
berlngsungnya pendidikan. Baik atau tidaknya pendidikan berpengaruh besar
terhadap hasil pendidikan. Para pendidik memikul tanggung jawab yang berat
untuk memaajukan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, negara bertanggungjawab
untuk meningkatkan kinerja para pendidik melalui berbagai peningkatan.
Misalnya, peningkatan kesejahteraan para pendidik, menaikkan tunjangan
fungsional para pendidik, membantu dana pendidikan lanjutan hingga meraih
gelar doktor, dan memberikan beasiswa untuk berbagai penelitian.
2. Anak didik secara filosofis merupakan objek para pendidikan dalam melakukan
tindakan yang bersifat medidik. Dikaji dari beberapa segi, seperti usia anak didik,
kondisi ekonomi keluarga, minat dan bakat anak didik, serta tingkat
intelegensinya, itu membuat seorang pendidik mengutamakan fleksibilitas dalam
mendidik. Anak didik merupakan subjek pendidika, yaitu orang yang
menjalankan dan mengamalkan materi pendidikan yang diberikan oleh pendidik.
Agar pendidikan dapat berhasil dengan sebaik-baiknya, maka jalan pendidikan
yang ditempuh harus sesuaai dengan perkembangan psikologis anak didik.
3. Materi pendidikan, yaitu bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman belajar yang
disusun sedemikian rupa (dengan susunan yang lazim dan logis) untuk disajikan
atau disampaikan kepada anak didik.
4. Perbuatan mendidik adalah seluruh kegiatan, tindakan, perbuatan, dan sikap yang
dilakukan oleh pendidikan sewaktu menghadapi atau mengasuh anak didiknya
disebut dengan tahzib. Mendidik artinya meningkatkan pemahaman anak didik
tentang kehidupan, medalami pemahaman terhadap ilmu pengetahuan dan

14
manfaatnya untuk diterapkan dalam kehidupan nyata dan sebagai pandangan
hidup.
5. Metode pendidikan, yaitu strategi yang relevan yang dilakukan oleh dunia
pendidikan pada saat menyampaikan materi pendidikan kepada anak didik.
Metode berfungsi mengolah, menyusun, dan menyajikan materi pendidikan, agar
materi pendidikan tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak
didik.
6. Evaluasi dan tujuan pendidikan. Evaluasi yaitusistem penilaian yang diterapkan
kepada peserta didik, untuk mengetahui keberhasilan pendidikan yang
dilaksanakannya. Evaluasi pendidikan sangat bergantung pada tujuan pendidikan.
Jika tujuannya membentuk siswa yang kreatif, cerdas, beriman, dan bertakwa,
maka sistem evaluasi ynag dioperasionalkan harus mengarah pada tujuan yang
dimaksud.
7. Alat-alat pendidikan dan lingkungan pendidikan merupakan fasilitas yang
digunakan untuk mendukung terlaksananya pendidikan. Sedangkan lingkungan
pendidikan adalah segala seusuatu yang terdapat disekitar lingkungan pendidikan
yang mendukung terealisasinya pendidikan.

15
16
III. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat adalah suatu kegiatan berpikir secara mendalam dan menyeluruh dengan
disertai tindakan sadar, teliti, dan teratur agar hakikat dari sebuah kebenaran dapat
ditemukan.

Filsafat pendidikan adalah suatu kegiatan berpikir kritis, bebas, teliti, dan teratur
tentang masalah-masalah yang terdapat di dalam dunia pendidikan agar masalah-masalah
tersebut dapat diatasi dengan cepat dan tepat.

Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan itu sangat erat sekali dan tak bisa
dipisahkan, karena filsafat memberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan,
pengembangan, dan meningkatkan kemajuan dan landasan yang kokoh bagi tegaknya
sistem pendidikan yang diharapkan.

Mahasiswa yang mempelajari dan merenungkan masalah- masalah hakiki


pendidikan akan memperluas cakrawala berpikir mereka, sehingga dapat lebih arif dalam
memahami problem pendidikan. Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi pendidik
atau tenaga kependidikan, sudah sewajarnya bila mereka dituntut untuk berpikir reflektif
dan bukan sekedar berpikir teknis di dalam memecahkan problem-problem dasar
kependidikan, yaitu dengan menggunakan kebebasan intelektual dan tanggung jawab
sosial yang melekat padanya.

Ruang lingkup filsafat pendidikan adalah: 1) Pendidik, 2) Murid atau anak didik,
3) Materi pendidikan, 4) Perbuatan mendidik, 5) Metode pendidikan, 6) Evaluasi
pendidikan, 7) Tujuan pendidikan, 8) Alat-alat pendidikan, 9) lingkungan pendidikan.

B. Saran
Dengan mempelajari dan mengkaji tenang filsafat pendidika ini, diharapkan mulai
sekarang mahasiswa lebih berpikir kritis terhadap masalah-masalah yang ada di dunia
pendidikan, karena sudah sepantasnya mahasiswa pendidikan nantinya akan menjadi
penerus pendidik dan filsof di dalam dunia pendidikan

1
DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam (Analisis Filosofis Sistem Pendidikan Islam),


(Jakarta: Kalam Mulia, 2015), cet. ke-4.

Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014) cet. ke-7, Ed.
Rev.

Mudyahardjo, Redja, Pendidikan Ilmu Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 2004).

Abdullah Idi dan Jalaluddin, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002)
cet. ke-2.

Salahudin, Anas, Filsafat Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), cet. ke-10.

Langgulung, Hasan, Asas-asas Pendidikan Islam (Jakarta: Al-Husna, 1987).

Noor Syam, M., Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pancasila, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1988).

Jalaluddin dan Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994).

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-rukiyati-mhum/bpk-mengenal-
filsafat-pendidikan.pdf, hal. 21. dikutip pada hari Jum’at, 29 September 2017, pukul
22.14 WIB.

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 14.

ii
iii

Anda mungkin juga menyukai