Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM PENDIDIKAN DI NEGARA MESIR


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebijakan dan Perbandingan
Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Sudirman Tamin, M.A

Disusun Oleh:
NURUL QODRIAH ROYANI 20200520100032

PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2022 M/1443 H
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia seiring perjalanan waktu terus mengalami perubahan

dan pembaharuan. Hal ini bertujuan untuk memajukan pendidikan ke arah yang lebih

baik. Kaitanya dengan hal ini perlu diketahui bagaimana sistem pendidikan di negara-

negara lain. Dalam makalah ini akan Mesir menjadi negara yang akan kita bahasdan

kita lihat pendidikan dan sistem pendidikannya. Mesir memang telah menjadi kiblat

keilmuan keislaman dunia, banyak pelajar dari penjuru dunia yang menimba ilmu

disana.

Dewasa ini Mesir telah mengalami transformasi cepat dalam hal perkembangan

potensi pendidikannya. Berdasarkan data Dirjen Dikti 1997, disebutkan bahwa dalam

satu juta penduduk di Mesir terdapat 400 doktor suatu angka yang signifikan bila

dibandingkan dengan potensi human resourcesdi negara-negara Islam anggota OKI

lainnya. Sekedar perbandingan, dalam skala yang sama,Indonesia hanya mencapai

angka 65 Doktor dalam satu juta penduduk. Para ulama dan cendekiawan Mesir

tergolong produktif dalam hal karya ilmiah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditentukan beberapa rumusan

masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sejaran pendidikan di Mesir?

2. Bagaimana sistem pendidikan di Mesir?

3. Bagaimana kebijakan pendidikan di Mesir?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Pendidikan di Mesir

Secara historis, modernisasi pendidikan di Mesir berawal dari pengenalan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Napoleon Bonaparte pada saat penaklukan

Mesir. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai Napoleon Bonaparte

yang berkebangsaan Perancis ini, memberikan inspirasi yang kuat bagi para pembaharu

Mesir untuk melakukan modernisasi pendidikan di Mesir yang dianggapnya stagnan.

Diantaranya tokoh-tokoh tersebut Muhammad Abduh, dan Muhammad Ali Pasha. Pada

tahun 1805 M atau 1220 H Muhammad Ali Pasya membangun kembali al-Azhar. Para

ulamanya dikirim untuk belajar ke Prancis guna mempelajari ilmu kedokteran, teknik,

militer, dan lain-lain.

Kendatipun Muhammad Ali Pasya (1765-1849) seorang illiterate atau buta

huruf, ia mengerti akan pentingnya pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi kemajuan

suatu negara. Dalam pembangunan pendidikan ini ia mendirikan Kementerian

Pendidikan dan Sekolah Militer pada tahun 1815, lalu sekolah Teknik dan kedokteran

pada tahun 1827. Para guru dan tenaga ahlinya didatangkan dari Barat dan Eropa. Di

samping itu, ia mengirim pelajar untuk studi di Barat guna mendalami berbagai macam

ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di sana, dan sekembalinya ke tanah

air mereka ditugaskan untuk mengembangkan iptek tersebut. Ia juga mendirikan

Sekolah Farmasi, Sekolah Pertambangan, Sekolah Pertanian, Sekolah Kedokteran,

Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Penerjemahan, dan ain-lain. Selain itu, untuk

memperkuat pertahanan negaranya, Muhammad Ali Pasya mengembangkan

pendidikan militer dan bentuk-bentuk latihan lainnya. Bisa dikatakan bahwa

modernisasi dilakukan oleh Muhammad Ali Pasya ini merupakan upaya pembaharuan

pendidikan di dunia Islam pertama karena bentuk sekolah yang didirikannya berbeda

dengan madrasah atau sekolah tradisional yang sebelumnya, yang hanya menekankan

pelajaran agama semata.


Bila Muhammad Ali Pasya tampil dalam pembaharuan system pendidikan

secara nasional di Mesir melalui jalur politiknya sebagai pejabat pemerintahan;

Muhammad Abduh tercatat sebagai pembaharu pendidikan Mesir, terutama untuk skop

lembaga pendidikan tradisional dan keagamaan, yakni al-Azhar. Bagi Abduh, ilmu

pengetahuan modern yang berkembang di Barat bersumber dari sunnatullah atau

hukum alam. Jadi, tidak bertentangan dengan ajaran isalm. Menurutnya, iptek telah

menjadi sebab kemajuan umat Islam di masa lampau dan merupakan faktor kemajuan

di Dunia Barat saat ini. Untuk memodernisasi kembali umat islam, iptek harus kembali

dipelajari. Umat Islam hendaknya memerhatikan pendidikan dan iptek. Sekolah-

sekolah modern perlu dibuka dan di situ diberikan pengetahuan modern di samping

materi agama. Menurut Abduh, pembaharuan pendidikan di al-Azhar akan

memengaruhi Dunia Islam, mengingat al-Azhar merupakan Universitas Islam

internasional yang bukan saja dikunjungi para pelajar muslim dari seluruh penjuru

dunia, yang sekembali mereka ke Negara asal akan membawa ide pembaharuan,

melainkan juga al-Azhar telah mendapat tempat terhormat di kalangan umat Islam.

Berpijak dari pola pikir demikian, Abduh menghendaki dimasukkannya beberapa

disiplin ilmu modern (al-ulum al-aqliyah) dalam kurikulumal-Azhar, seperti fisika,

ilmu pasti, filsafat, sosiologi, dan sejarah.

Begitu pula sebaliknya, ia menghendaki dimasukkannya pendidikan agama

yang lebih intensif, termasuk sejarah kebudayaan Islam, ke dalam kurikulum sekolah-

sekolah bentukan pemerintah. Agaknya, Abduh berupaya mengintegrasikan ilmu

modern dengan agama. Dengan masuknya ilmu modern di al-Azhar, lalu memperkuat

pendidikan agama di seolah-sekolah pemerintah, menurut Abduh, dikotomi ilmu dan

jurang pemisah antara ulam dan ilmuwan modern dapat diperkecil.

B. Sistem Pendidikan di Mesir

Dalam perkembangan sistem pendidikan di Mesir sampai dengan masa

kemerdekaan, tahun 1956: terdapat 5 sistem persekolahan, yaitu:


1. Al-Azhar dengan sekolah-sekolah/ madrasah yang bernaung di bawahnya juga

disebut “Kuttab”,

2. Sistem sekolah/ pengajaran bahasa asing,

3. Sistem sekolah berbahasa Arab

4. Sekolah-sekolah pemerintah, dan

5. Sekolah asing dengan kurikulumnya sendiri.

Tugas pertama pemerintah adalah untuk menciptakan satu sistem pendidikan

nasional, untuk menyatukan berbagai sistem pendidikan/ atau persekolahan tersebut.

Maka sejak tahun 1953 sampai tahun 1960, telah dikeluarkan berbagai perundangan

pendidikan, yang bertujuan untuk mengintegrasikan dan mengkonsulidasikan,

mengkonsolidasikan berbagai jenis dan sistem sekolah yang pada mulanya otonom

menjadi satu sistem pendidikan nasional. Menurut perundang-undangan yang ada,

maka sistem persekolahan bermula dari pra-sekolah atau taman kanak-kanak, sekolah

dasar 6 tahun, sekolah persiapan 3 tahun, sekolah menengah 3 tahun dan universitas 4

tahun. Dengan demikian, menganut struktur persekolahan 6-3-3-4.

Anak-anak masuk sekolah rendah/ dasar pada umur 6 tahun sampai dengan 12

tahun, dan pendidikan dasar 6 tahun ini merupakan kewajiban belajar dan bebas bayar.

Semua sekolah swasta yang memungut bayaran, setelah diintegrasikan ini menjadi

bebas bayar bagi tingkatan sekolah dasarnya. Untuk mengakhiri sekolah dasar ini, tidak

diadakan ujian: kecuali ujian masuk kesekolah lanjutan (bagi mereka yang akan

melanjutkan), pelajaran bahasa asing ditiadakan dan sekolah dasar ini harus di

selenggarakan secara ko-edukatif. Sekolah persiapan untuk sekolah menengah

(preparatory stage),berlangsung selama 3 tahun. Sifat pendidikannya adalah umum,

tidak ada pembagian jurusan. Sedangkan sekolah menengah (General secondary stage),

juga berlangsung selama tiga tahun, pada umumnya juga merupakan sekolah umum,

sebagai persiapan untuk masuk ke perguruan tinggi. Namun di daerah-daerah pedesaan,

diadakan sekolah-sekolah kejuruan dan teknik. Dalam tahap ini, sekolah-sekolah


diselengggarakan secara terpisah antara anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan.

Pada saat ini sistem pendidikan di Mesir dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu:

1. Pendidikan Dasar (Altaklimil Islamiy)

Pendidikan Ddasar terdiri dari Tahap primer dan tahap persiapan. Untuk

pendidikan dasar antara usia 4-14 tahun, TK selama 2 tahun diikuti oleh sekolah

dasar selama 6 tahun dan sekolah persiapan selama 3 tahun.

Pendidikan di Mesir wajid dilakukan selama 9 tahun akademik antara usia

4-14. Selain itu, semua tingkat pendidikan bebas dalam menjalankan pemerintahan

sekolah. Menurut Bank Dunia, terdapat perbedaan besar dalam pencapaian

pendidikan yang kaya dan yang miskin, yang biasa dikenal sebagai “kesenjangan

kekayaan”. Meskipunrata-rata tahun sekolah diisi oelh orang kaya dan miskin hanya

satu atau dua tahun, tetapi kesenjangan kekayaan mencapai 9/10 tahun.

Pada tahun 1999-2000 angka partisipasi total pra-siswa SD adalah 16% dan

meningkat menjadi 24% pada tahun 2009. Terlepas dari swasta atau negeri

dijalankan, semua lembaga prasekolah berada dibawah Departemen Pendidikan.

Adapun tugas Departemen Pendidikan, mendistribusikan buku pelajaran. Menurut

Departemen Pendidikan, pedoman ukran maksimum prasekolah tidak boleh

melebihi dari 45 siswa. Departemen Pendidikan juga mendapat dukungan dari

lembaga Internasional seperti Bank Dunia untuk meningkatkan sistem pendidikan

anak usia dini dengan meningkatkan akses ke sekolah- sekolah, peningkatan

kualitas pendidikan dan membangun kapasitas para guru. Lapis kedua wajid

pendidikan dasar adaalh tahap persiapan menengah pertama atau tiga tahun yang

lama. Pentingnya menyelesaikan tingkat pendidikan ini adalah untuk menjaga siswa

terhadap buta huruf sebagai awal drop out. Pada tahap ini mudah surut ke buta huruf

dan akhirnya kemiskinan.

2. Pendidikan Menengah (Altaklimil altsanamy)

Pendidikan Menengah. Sekolah menengah tahap selama 3 tahun, untuk usia

15-17 tahun. Pendidikan menengah terdiri dari 3 lintasa, yaitu: umum, kejuruan/

teknis dan duaksystem. Tahap sekunder umum mencakup 3 tahun pendidikan,


sedangkan menengah kejuruan bisa selama 305 tahun dan 3 tahun untuk sistem

ganda masukkan pendidikan kejurruan tingkat menengah, para siswa harus lulus

ujian nasional yang diberikan pada akhir tahap sekunder. Pada tahun 2004 77,3%

siswa yang menyelesaikan tahap persiapan diperkirakan akan didaftarkan dalam

tingkat sekunder pendidikan ini, siswa memiliki penilaian formatif fan sumatif

selama tahun pertama dan rata-rata akhir tahun ujian standar nasional untuk tahun

kedua dan ketiga kualifikasi para siswa untuk mengambil Sertifikat Pendidikan

Menengah Umum-Thanawiya Amma, yang merupakan salah satu persyaratan

untuk masuk ke Universitas.

3. Pasca Pendidikan Sekunder (Altaklimil jaamiiy)

Sistem Pendidikan Tinggi Mesir memiliki sistem pendidikan tinggi yang

sangat luas. Sekitar 30% dari semua orang mesir dalam kelompok usia yang relevan

pergi ke Universitas. Menurut The Economist, standar pendidikan di Universitas

Publik Mesir “bukan main”. Departemen Pendidikan Tinggi mengawasi tingkat

pendidikan tersier. Dalam sistem pendidikan saat ini, ada 17 unversitas umum, 51

publik lembaga non-universitas, 16 perguruan tunggi negeri dan 89 perguruan

tinggi swasta. Dari 51 lembaga non-universitas, 47 adalah lembaga teknis (MTIs) 2

setengah tahun dan 4 adalah lembaga teknis yang lebih tinggi (4-5 tahun). Menurut

Kohort, pendidikan tinggi diperkirakan akan meningkat mendekati 6% (60.000)

siswa per tahun khususnya tahun 2009.

Sejak perluasan bebas wajib belajar hukum pada tahun 1981 maka diadakan

peraturan baru yang isinya kurang lebih yaitu bebas baiya wajib belajar bagi sekolah

persiapan atau sekolah dasar. Sedangkan untuk perguruan tinggi atau pasca Pendidikan

Sekunder negeri, hanya membayar biaya pendaftaran saja.

Adapun jenis-jenis Sekolah di Mesir adalah sebagai berikut:

1. Sekolah Negeri

Sekolah negeri berada di bawah pemerintah. Masyaraka Mesir dapat

mengenyam pendidikan tinggi tanpa biaya dan hanya membayar uang

pendaftarannya saja. Sedangkan mahasiswa internasional harus membayar penuh


biaya pendidikan yang mencapai hingga $ 1500 per tahun. Secara umum, terdapat

dua jenis sekolah-sekolah negeri: Arab dan sekolah Eksperimental Language

Schools.

2. Sekolah Arab

Pemerintah menyediakan kurikulum nasional dalam Bahasa Arab.

3. Eksperimental Language Schools

Pendidikan yang diajarkan sebagian besar dalam bahasa asing, contohnya

kurikulum dalam bahasa Inggris, Perancis dan menambahkan kedua sebagai bahasa

asing.

Hampir semua sekolah negeri di Mesir memiliki asrama untuk para

mahasiswanya. Terutama untuk mahasiswa internasional. Sedangkan mahasiswa lokal

atau dalam negeri kebanyakan tinggal di rumah orang tuanya. Sedangkan untuk

pendaftaran ke sekolah negeri yaitu melalui sentralisasi kantor (Office of Adminission

Mesir Universitas/ Maktab Tansiyqil jaamiaty al-misriyah). Siswa dengan skor yang

lebih tinggi memiliki peluang yang lebih baik mendapatkan tempat sendiri di sekolah

pilihan mereka.

Mesir merupakan negara yang tidak mengenal adanya dikotomi ilmu, tidak ada

perbedaan atau pemisahan antara ilmu umum maupun ilmu agama, keduanya sama

pentingnya dan sama-sama berperan dalam kehidupan. Tidak hanya Indonesia yang

menerapkan sistem wajib belajar, ternyata di Mesir pun juga menerapakan sistem

tersebut. Masyarakat Mesir harus pandai dalam hal baca tulis dan terdidik, harus

memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjadi masyarakat yang

produktif, pendidikan juga harus fleksibel, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

C. Kebijakan Pendidikan di Mesir

1. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran

Di Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari

konsultan, supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang

berpengalaman. Biasanya ada sebuah panitia untuk setiap mata pelajaran atau

kelompok pelajaran, dan ketua-ketua panitia ini diundang rapat sehingga segala
keputusan daat di koordinasikan. Kurikulum yang sudah dihasilkan oleh panitia

diserahkan kepada Dewan Pendidikan Pra universtias yang secara resmi

mengesahkan untuk diimplementasikan. Berdasarkan peraturan, kurikulum dapat

diubah dan disesuaikan untuk mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal

khusus.

Pusat Penelitian pendidikan Nasional bertanggung jawab mengumpulkan

informasi mengenai materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan mengenai

implementasinya dilapangan. Hasil penelitian itu disalurkan ke dewan

kesekretariatan dan apabila diperlukan perubahan, sebuah penelitian dibentuk dan

dibagi tugas untuk mempelajarinya dan merumuskan perubahan-perubahan itu.

Sejumlah besar supervisor konsultan dari semua level bertemu secara reguler

dengan guru-guru guna memberikan bimbingan dan untuk mengumpulkan

informasi. Ada berbagai pusat latihan, sekolah percobaan, dan sekolah percontohan,

yang bertujuan untuk pembaharuan kurikulum serta perbaikan metode mengajar.

Garis besar kurikulum ditentukan sebuah tim kecil mirip dengan tim yang

diterangkan diatas dibentuk untuk menulis buku teks. Buku teks menurut kurikulum

tidak persis sama dengan kurikulum yang dilaksanakan. Perbedaannya disebabkan

oleh faktor seperti kondisi kelas, kurangnya alat peraga dan perlengkapan lainnya,

dan kualitas guru bertentangan dengan apa yang digariskan dalam kurikulum,

kebanyakan pengajaran masih berorientasi verbal.

Materi pelajaran disiapkan oleh berbagai badan atau lembaga-lembaga

termasuk panitia kurikulum dari semua jurusan para akademisi dan asosiasi guru

mata pelajaran. Pada umumnya sekolah dan masing-masing guru mempunyai

kebebasan yang aga luas dalam memilih materi pelajaran.

2. Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi

Sistem ujian di Mesir sangat memengaruhi pemikiran murid, orang tua serta

para pejabat pendidikan karena begitu pentingnya hasil ujian itu. Ujian naik kelas

ditetapkan pada Grade 2, 4, dan 5, dan ujian negara pertama dilaksanakan pada

akhir grade 8. Murid yang lulus mendapat Sertifikasi Pendidikan Dasar, dan dengan
itu dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Jumlah skor menentukan

jenis sekolah yang akan dimasuki, dan itu sangat penting karena umumnya hanya

murid-murid yang mendapat skor tinggi saja yang dapat masuk ke sekolah-sekolah

menengah akademik yang diinginkan menuju universitas. Kalau tidak, mereka

masuk kesekolah-sekolah teknik atau institut pendidikan lain. Jadi, masa depan

anak muda mesir banyakan tergantung pada nilai yang diperoleh pada ujian negara.

Hal ini menjadi sangat penting sehingga menjadi persaingan sesama murid sangat

ketat.

Sama halnya dengan siswa-siswa yang akan menamatkan pendidikan

menengah, karena jumlah skor yang diperoleh menentukan fakultas atau universitas

mana yang mereka masuki.

Sungguh jauh berbeda dengan di Indonesia. Di Mesir untuk masuk fakultas

tidak diadakan ujian lagi, melainkan cukup ujian penghabisan Tsanawiyah (SMA)

saja. Mereka masuk satu fakultas menurut jurusannya, dan menurut tertib tingkat

lulusnya dalam ujian penghabisan Tsanawiyah itu. Pelajar-pelajar yang nilanya

istimewa, baik sekali, didahulukan menerimanya dari pelajar-pelajar yang nilainya

baik atau maqbul, atau dengan perkataan lain : pelajar yang lulus dengan mendapat

rata 90% didahulukan menerimanya dari pelajar yang mendapat 80%. Pelajar yang

mendapat 80% didahulukan menerimanya dari pelajar yang mendapat 70%, dan

begitulah seterusnya. Bahkan ditentukan pula fakultasnya untuk nilai-nilai tersebut

itu.

Untuk melihat perbandingan sistem pendidikan di Mesir dan Indonesia kami

mengambil contoh sistem pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar.

Berikut ini kami sajikan tabel perbandingan pendidikan pada jenjang

Sekolah Dasar (SD) yang ada di Indonesia dan Mesir.


Aspek yang
No Indonesia Mesir
dibandingkan

1 Usia - 6-12 tahun - 6-11 tahun

2 Masa Belajar - 6 tahun (kelas 1-6) - 5 tahun (grade 1-5)

- Juli sampai dengan


3 Tahun Akademik - September sampai Agustus
Juni

- Sekolah Negeri

dibiayai oleh - Sekolah Azhar dibiayai oleh

Pembiayaan pemerintah pemerintah


4
pendidikan - Sekolah Swasta - Sekolah Swasta hanya mendapat

hanya mendapat subsidi

subsidi

- Pada Umumnya
- Pada Umumnya
- Hari Senin – Sabtu
- Hari Ahad – Kamis
- Pada umumnya
5 Waktu Belajar - Hari jumat, sabtu libur
jam belajar per
- Pada umumnya jam belajar per hari
hari sebanyak 6
sebanyak 6 jam
jam

Dari grade 1- grade 3


- Pendidikan Agama
- Bahasa arab
- Pendidikan
- Matematika
Kewarganegaraan
Kurikullum Mata
6 - Seni
- Bahasa Indonesia
Pelajaran
- Olah raga
- Matematika
- Al-Quran
- Ilmu Pengetahuan
- Agama
Alam
- Khot
- Ilmu Pengetahuan - Imla’

Sosial - Insya

- Seni Budaya dan


Mulai dari grade 4 -5 mata pelajarannya
Keterampilan
ditambah
- Pendidikan

Jasmani, - Biologi

- Olahraga dan - Sejarah

Kesehatan - Bahasa Inggris

- Muatan Lokal

- Ujian Sekolah
- Ujian per Grade
- Ujian naik kelas
- Ujian kenaikan dari grade 1 sampai
berdasarkan nilai
grade 3 ditentukan oleh sekolah
7 Evaluasi harian, sikap, ujian
- Mulai dari grade 4, soal ujian dari
semester
pusat
- Soal ujian sekolah
- Soal ujian sekolah Essay
pilihan ganda

- Jika siswa tidak

lulus ujian sekolah - Jika siswa tidak lulus pada Ujian


Konsekuensi Ujian
8 tahap 1, siswa mereka harus mengulang pelajaran
Sekolah
harus mengikuti pada grade yang mereka belum lulus.

Remedial

- Tertuang dalam - Menyiapkan dan mengembangkan

bentuk TIU yang warga Mesir dengan cara yang akan

terdapat dalam membantu mereka untuk


9 Tujuan Pendidikan
silabus dari BSNP menyesuaikan diri dengan tuntutan

dan untuk TIK masyarakat yang berubah modern

dapat untuk menghadapi tantangan


dikembangkan terbarukan, selain memungkinkan

oleh Guru. mereka untuk memahami dimensi

religius, nasional, dan budaya dari

identitas mereka.

- Memberikan masyarakat dengan

warga negara yang telah menguasai

keterampilan ilmiah dasar, dengan

penekanan khusus pada keterampilan

membaca, menulis, berhitung, dan

disiplin ilmu-ilmu masa depan (sains,

matematika, dan bahasa).

- Menyediakan warga dengan

pengetahuan dasar penting tentang

kesehatan, gizi, lingkungan, dan isu-

isu pembangunan yang terkait.

- Menyiapkan dan membantu warga

untuk mengembangkan keterampilan

dipindahtangankan, termasuk

kemampuan analisis, berpikir kritis,

keterampilan ilmiah, dan

keterampilan pemecahan masalah

yang dapat memungkinkan mereka

untuk merespon tuntutan terus-

menerus dan menyesuaikan diri

dengan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi.
- Buta aksara pada perempuan cukup
10 Program pemerintah - Bebas buta aksara
banyak

11 Ekstra kurikuler - Pramuka - Tidak ada

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian ppembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Sejarah

pendidikan di mesir ditandai dengan kedatangan Napoleon Bonaparte menguasai Mesir

sejak tahun 1798 M. Kehadiran Napoleon Bonaparte di samping membawa pasukan

yang kuat, juga membawa para ilmuwan dengan seperangkat peralatan ilmiah untuk

mengadakan penelitian. Tokoh pembaharuan pendidikan di Mesir diantaranya adalah

Muhammad Ali Pasya danMuhammad Abduh.

Adapun sistem persekolahan di Mesir ada 5, yaitu Al-Azhar dengan sekolah-

sekolah/ madrasah yang bernaung di bawahnya juga disebut “Kuttab”, Sistem sekolah/

pengajaran bahasa asing, Sistem sekolah berbahasa Arab, Sekolah-sekolah pemerintah,

dan Sekolah asing dengan kurikulumnya sendiri.

Sedangkan kurikulum di Mesir, adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum

terdiri dari konsultan, supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru

yang berpengalaman. Sistem ujian di Mesir sangat memengaruhi pemikiran murid,

orang tua serta para pejabat pendidikan karena begitu pentingnya hasil ujian itu. Ujian

naik kelas ditetapkan pada Grade 2, 4, dan5, dan ujian negara pertama dilaksanakan

pada akhir grade 8. Murid yang lulus mendapat Sertifikasi Pendidikan Dasar, dan

dengan itu dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami selesaikan. kami menyadari sebagai

manusia biasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun dari teman-teman sangat kami harapkan demi

kesempurnaan makalah salanjutnya

Anda mungkin juga menyukai